Anda di halaman 1dari 9

Volume 4 No.

3 Februari 2022
p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

Manajemen Pembelajaran Berbasis Trikon (Kontinyu,


Konvergen, dan Konsentris) di SD Negeri Jurangombo 4 Kota
Magelang
Afianie Halim Sawarso
SD Negeri Kemirirejo 3 Kota Magelang
afianie.h.s@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) manajemen


pembelajaran berbasis Trikon (Kontinyu, Konvergen, dan Konsentris) di SD Negeri
Jurangombo 4 Kota Magelang sehingga dapat berprestasi, (2) Kreativitas dan Inovasi
dalam manajemen pembelajaran berbasis Trikon (Kontinyu, Kovergen, dan
Konsentris) di SD Negeri Jurangombo 4 Kota Magelang, (3) faktor pendukung dan
penghambat yang dihadapi dalam manajemen pembelajaran berbasis Trikon
(Kontinyu, Konvergen, dan Konsentris) di SD Negeri Jurangombo 4 Kota Magelang
beserta dengan solusinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
jenis deskriptif. Sumber data penelitian adalah kepala sekolah dan 6 guru kelas.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi
dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman
yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data
menggunakan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
Manajemen pembelajaran berbasis Trikon (Kontinyu, Konvergen, dan Konsentris)
di SD Negeri Jurangombo 4 Kota Magelang berjalan dengan baik, (2) Guru di SD
Negeri Jurangombo 4 Kota Magelang melakukan inovasi pembelajaran dengan
dukungan kepala sekolah, (3) faktor pendukung dan penghambat dalam manajemen
pembelajaran berasal dari guru, dinas pendidikan, dan sekolah dan upaya yang
dilakukan guru dalam mengatasi hambatan adalah dengan mencari solusi secara
pribadi maupun diskusi dengan rekan guru.
Kata kunci: Manajemen Pembelajaran, Trikon (Kontinyu, Konvergen, dan
Konsentris)

Abstract: This study aims to describe (1) the learning management based on trikon
(continue, convergent, and concentrate) at SD Negeri Jurangombo 4 Magelang City,
(2) Creativity and Innovation in learning management based on trikon (continue,
convergent, and concentrate), (3) the supporting and inhibiting factors faced when
participating in managing learning based on trikon (continue, convergent, dan
concentrate) at SD Negeri Jurangombo 4. This study uses a qualitative approach
with a descriptive type. Sources of research data are the school principal dan
teachers of SD Negeri Jurangombo 4. Data collection techniques using in -depth
interview techniques and documentation. The data analysis technique uses the Miles
and Huberman model, namely data reduction, data display, and drawing
conclusions. Test the validity of the data using technical triangulation. The results
of the study indicate that (1) the learning management based on trikon (continue,
convergent, dan concentrate) at SD Negeri Jurangombo 4 running smoothly, (2)
Teachers of SD Negeri Jurangombo 4 make learning innovation with the support of
the school principal, and (3) the supporting and inhibiting factors faced when

Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp


386
Volume 4 No. 3 Februari 2022
p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

participating in managing learning based in trikon (continue, convergent, dan


concentrate) is from the teachers, educational institution, and the school itself, and
the solution for the problems is to have discussion with colleagues.
Keywords: Learning Management, Trikon (Continue, Convergent, dan
Concentrate)

Pendahuluan
Pesatnya perkembangan teknologi saat ini memberikan dampak yang sangat besar
bagi dunia pendidikan di Indonesia. Pada awalnya, teknologi dibuat untuk memudahka n
pekerjaan dan urusan. Salah satu contoh teknologi yang saat ini adalah gadget. Istilah
gadget yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti perangkat elektronik kecil yang
memiliki fungsi khusus. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia gadget disebut “sebagai
peranti elektronik atau mekanik dengan fungsi praktis”.
Gadget yang semula digunakan untuk kepentingan bisnis, atau pengerjaan tugas
kuliah dan kantor oleh orang dewasa hingga lanjut usia (22 tahun ke atas), kini
dipergunakan pula oleh anak usia sekolah, antara anak-anak (7-11 tahun) hingga remaja
(12-21 tahun), tapi pada, dan lebih ironisnya lagi gadget digunakan untuk anak usia (3-6
tahun), yang seharusnya belum layak untuk menggunakan gadget (Juliadi, 2018).
Penggunaan gadget yang kurang sesuai dengan usia anak tersebut menyebabkan
anak-anak meniru budaya barat yang menjadikan anak-anak mengalami krisis moral
seperti pergaulan bebas yang dianggap keren oleh kalangan para remaja. Selain itu,
banyak anak muda yang mengalami demoralisasi atau degradasi moral yang mulai
merambah di dunia Pendidikan seperti ketidakjujuran, ketidakmampuan mengendalika n
diri, kurangnya tanggung jawab social, serta hilangnya sikap ramah-tamah dan sopan
santun (Sutiyono, 2010).
Penggunaan gadget dialami juga oleh peserta didik di SD Negeri Jurangombo 4
Kota Magelang. Menurut pantauan bapak ibu guru, siswa kelas 1 hingga kelas 6, sejumlah
138 siswa dari keseluruhan siswa 168 siswa menghabiskan waktu luangnya untuk
bermain hand phone. Mereka menghabiskan waktu dengan bermain game online dan
mengakses berbagai media sosial. Melalui penggunaan gadget tersebut, banyak infor mas i
yang mereka dapatkan dari berbagai sumber di internet. Sumber yang mereka dapatkan
belum tentu sesuai dengan usia mereka.
Pengaruh lain penggunaan gadget adalah peserta didik dapat menikmati tayangan
konten yang menggunakan Bahasa Inggris. Hal ini membuat peserta didik lebih menyuka i
pelajaran Bahasa Inggris dibandingkan pelajaran bahasa daerah. Dengan menggunaka n
Bahasa Inggris, peserta didik merasa mereka lebih keren dibandingkan jika menggunaka n
Bahasa daerah. Dalam penilaian harian Bahasa Inggris, sebanyak 85% peserta didik yang
lolos KKM, sedangkan dalam penilaian harian Bahasa Jawa hanya 67% peserta didik
yang lolos KKM. Lebih banyaknya siswa yang lolos KKM pada pelajaran Bahasa Inggris
dibandingkan Bahasa Jawa menunjukkan bahwa peserta didik lebih menyukai pelajaran
Bahasa Inggris.
Untuk menganggulangi hal tersebut, rekan guru dan kepala sekolah di SD Negeri
Jurangombo 4 Kota Magelang menggunakan pembelajaran berbasis trikon dari ajaran Ki
Hajar Dewantara. Ajaran tersebut disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara untuk
menghadapi perkembangan kemajuan kebudayaan yang semakin membaur dengan
kebudayaan lain baik dari dalam maupun luar negeri (Dewantara, 2013). Konsep trikon

Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp


387
Volume 4 No. 3 Februari 2022
p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

tersebut mengandung makna kontinyu dengan alam kita sendiri, konvergen dengan alam-
alam luar, dan akhirnya Bersatu dengan alam universal, dalam persatuan yang konsentris
(Bersatu namun tetap mempunyai “kepribadian sendiri”).
Pembelajaran di sekolah dasar menggunakan pembelajaran tematik, yaitu
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementas i
kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak kepada peserta didik untuk
memunculkan dinamika dalam Pendidikan (Trianti, 2011).
Di SD Negeri Jurangombo 4, pembelajaran terpadu tersebut dikaitkan dengan
konsep trikon (kontinyu, konvergen, dan konsentris) untuk mendapatkan pengalama n
belajar yang bermakna. (Dewantara, 2013) konsep kontinyu memiliki arti bahwa sesuatu
tidak terputus-putus, bersambung dari waktu ke waktu. Keadaan tersebut menjadi
petunjuk dalam melakukan pembaruan. Kontinyuitas juga memiliki arti yang
memudahkan, mencepatkan, dan menyempurnakan laku kecerdasan. Berdasarkan
pendapat tersebut, pembelajaran yang kontinyu merupakan pembelajara yang selalu
dilakukan secara terus menerus dari waktu ke waktu sembari dilakukan pembaruan.
Konvergensi memiliki arti bahwa kebudayaan suatu bangsa tidak dapat murni
berdiri sendiri, namun harus bersambungan dengan kebudayaan bangsa lain (Dewantara,
2013). Dalam konsep ini, suatu bangsa tidak menjiplak budaya bangsa lain namun
membawa substansinya sendiri dan dapat dikembangkan bersama kebudayaan lain.
Dalam pembelajaran, pendidik dapat memadukan materi atau sumber belajar yang berasal
dari bangsa sendiri dengan negara lain. Pembelajaran yang demikian dapat membuka
wawasan siswa untuk lebih terbuka dengan kondisi negara lain.
Konsentrisitas memiliki makna bahwa dalam kehidupan manusia terdapat bagian
yang kompleks dan berlapis, namun semua bagian tersebut perlu persatuan yang kuat dan
sempurna untuk kehidupan yang seimbang (Dewantara, 2013). Dalam pembelajaran di
sekolah dapat ditarik kesimpulan bahwa konsentrisitas pembelajaran dilakukan di suatu
tempat yang bernama sekolah. Warga sekolah bekerja secara bersama-sama untuk
melakukan pembelajaran yang baik di sekolah.
Untuk mencapai pembelajaran yang lancar dan baik di sekolah perlu dilakuka n
kegiatan manajemen pembelajaran. Manajemen merupakan proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang
telah ditetapkan (Handoko, 2012).
Menurut Terry dalam Sukarna (2011), terdapat 4 fungsi dasar manajemen yang
meliputi planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating
(pelaksanaan), dan controlling (pengawasan). Dalam manajemen pembelajaran, keempat
fungsi manajemen tersebut dilaksanakan sesuai dengan tahapannya untuk mencapai
tujuan pembelajaran di sekolah.
Menurut Fayol dalam Usman (2014), dalam manajemen terdapat 7 unsur yang perlu
dipenuhi untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Ketujuh unsur tersebut adalah man
(sumber daya manusia), money (uang/dana untuk melakukan kegiatan), material (bahan
yang digunakan untuk kegiatan), methods (metode yang digunakan untuk kegiatan),
machine (mesin yang diperlukan untuk melakukan kegiatan), market (pasar), dan minute
(waktu yang diperlukan untuk kegiatan).

Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp


388
Volume 4 No. 3 Februari 2022
p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

Tahap pertama dalam manajemen adalah perencanaan. Perencanaan merupakan


tahap menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Dalam manajemen pembelajaran, diperlukan perencanaan sumber daya
manusia (penididik), anggaran dana, materi pembelajaran, penggunaan media
pembelajaran, penggunaan metode pengajaran, kenaikan kelas siswa serta penilaia n
dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu.
Tahap kedua dalam manajemen ialah pengorganisasian. Menurut Terry dalam
Sukarna (2011), pengorganisasian merupakan pembentukan hubungan perilaku yang
efektif di antara orang-orang sehingga mereka dapat bekerja lebih baik dan efisien. Dalam
manajemen pembelajara, diperlukan pengorganisasian sumber daya manusia, anggaran
dana, materi pembelajaran, media dan sarana prasarana, metode pengajaran, kenaikan
kelas siswa, serta penilaian dalam alokasi waktu tertentu.
Tahap ketiga dalam manajemen adalah pelaksanaan. Menurut (Kurniadin &
Machali, 2016), pelaksanaan merupakan salah satu fungsi manajemen untuk
merealisasikan hasil perencanaan dan pengorganisasian. Kegiatan ini untuk
menggerakkan tenaga kerja serta mengoptimalkan sarana dan prasaran yang ada untuk
melaksanakan pekerjaan secara bersama-sama. Dalam pelaksanaan manajemen
pembelajaran, pendidik melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan dana
keuangan, materi pembelajaran, media dan sarana prasarana, metode pembelajaran,
penilaian siswa dalam alokasi waktu yang telah direncanakan sebelumnya.
Tahap terakhir dalam manajemen adalah pengawasan terhadap ketiga fungs i
manajemen yang telah dilaksanakan sebelumnya. Pengawasan dilakukan untuk
mengawasi kegiatan langkah-langkah manajemen dan melakukan perbaikan sehingga
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai dengan baik. Pengawasan
manajemen pembelajaran dilakukan terhadap kegiatan pendidik dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran, pendidik tentu menemukan berbagai hambatan.
Hambatan tersebut perlu dicari jalan keluarnya dengan melakukan berbagai inovasi.
Inovasi dapat dilakukan dalam bentuk metode, materi, maupun alat peraga yang
digunakan.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menemukan manajemen pembelajaran berbasis
trikon (kontinyu, konvergen, dan konsentris), (2) menemukan kreativitas dan inovasi
dalam manajemen pembelajaran berbasis trikon (kontinyu, konvergen, dan konsentris),
dan (3) menemukan faktor pendukung dan penghambat beserta solusinya dalam
manajemen pembelajaran berbasis trikon (kontinyu, konvergen, dan konsentris) di SD
Negeri Jurangombo 4 Kota Magelang.

Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan mengangka t
permasalahan berupa penggambaran atau deskripsi tentang manajemen pembelajaran
berbasis trikon (kontonyu, konsentris, dan konvergen) di SD Negeri Jurangombo 4 Kota
Magelang secara apa adanya.

Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp


389
Volume 4 No. 3 Februari 2022
p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di sekolah dasar negeri Jurangombo 4 Kota Magelang
yang berlokasi di jalan Kalijogo XI No. 7, kelurahan Jurangombo Selatan, Kecamatan
Magelang Selatan, Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan sekolah sebagai
tempat penelitian karena sekolah tersebut memiliki prestasi yang baik dalam akademik.
Penelitian dilakukan pada bulan September 2021 hingga bulan November 2021.
Target/Subjek Penelitian
Target/subjek penelitian ini adalah tenaga pendidik dan kependidikan di SD Negeri
Jurangombo 4 Kota Magelang yang terdiri dari 1 orang kepala sekolah dan 6 orang guru
kelas dari kelas 1 hingga kelas 6.
Prosedur
Dalam penelitian kualitatif deskriptif ini menggunakan Teknik purposive sampling,
yaitu dengan mengambil sumber data dengan pertimbangan tertentu. Sumber data dalam
penelitian ini adalah orang yang dianggap paling tahu manajemen pembelajaran berbasis
trikon (kontinyu, konvergen, dan konsentris) di SD Negeri Jurangombo 4 Kota Magelang.
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber utama data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru kelas di SD
Negeri Jurangombo 4 kota Magelang, kegiatan manajemen yang dilakukan di sekolah,
serta dokumen pendukung kegiatan manajemen pembelajaran. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan 3 teknik yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Teknik Analisis Data
Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model interaktif
Miles dan Huberman. Teknik analisis ini terdiri dari empat komponen, yaitu
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik wawancara untuk mencari
informasi secara langsung dari pelaku kegiatan manajemen pembelajaran berbasis trikon
(kontinyu, konvergen, dan konsentris) di SD Negeri Jurangombo 4. Selain wawancara,
data juga diambil dengan kegiatan observasi kegiatan manajemen pembelajaran, serta
melakukan dokumentasi kegiatan manajemen pembelajaran.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan


Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi terhadap manajeme n
pembelajaran yang dilakasanakan di SD Negeri jurangombo 4 Kota Magelang, kegiatan
tersebut melalui 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan. Di dalam fungsi manajemen terdapat 7 unsur manajemen yang harus
terpenuhi. Unsur-unsur manajemen tersebut antara lain man (manusia), money (uang),
material (barang atau materi), machine (mesin), method (metode), market (pasar), dan
minute (waktu). Ketujuh unsur tersebut harus terpenuhi untuk manajemen pembelajaran
terlaksana dengan baik.
Hasil penelitian tentang manajemen pembelajaran berbasis trikon (kontinyu,
konvergen, dan konsentris) di SD Negeri Jurangombo 4 Kota Magelang dapat dilihat dari
3 hal yaitu manajemen pembelajaran berbasis trikon (kontinyu, konvergen, dan

Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp


390
Volume 4 No. 3 Februari 2022
p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

konsentris) di SD Negeri Jurangombo 4 Kota Magelang. Inovasi dan kreativitas dalam


manajemen pembelajaran berbasis trikon (kontinyu, konvergen, dan konsentris) di SD
Negeri Jurangombo 4 Kota Magelang, dan faktor pendukung serta faktor penghambat
dalam manajemen pembelajaran berbasis trikon (kontinyu, konvergen, dan konsentris) di
SD Negeri Jurangombo 4 Kota Magelang beserta solusinya.
Manajemen pembelajaran di SD Negeri jurangombo 4 Kota Magelang dimulai dari
tahap perencanaan pembelajaran yang terdiri dari perencanaan sumber daya manusia
(man), perencanaan keuangan (money), perencanaan materi pembelajaran (materia l),
perencanaan peralatan dan sarana prasarana (machine), perencanaan metode
pembelajaran (method), perencanaan kenaikan kelas siswa (market) dan perencanaan
waktu (minute).
Dalam kegiatan perencanaan pembelajaran, ada beberapa aktivitas yang dikerjakan
oleh guru bersangkutan. Aktivitas tersebut antara lain perencanaan materi pembelajaran,
perencanaan metode pembelajaran, perencanaan alat peraga atau media yang akan
digunakan dalam kegiatan pembelajaran, perencanaan kriteria ketuntasan minimum
(KKM), serta perencanaan penggunaan alokasi waktu. Kegiatan perencanaan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media atau alat peraga, dan
alokasi waktu tertuang dalam dokumen RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
Dalam penataan materi pembelajaran, guru menggunakan sumber belajar yang
menggunakan materi belajar berskala lokal, nasional, dan internasional. Hal ini sesuai
dengan hasil wawancara dengan guru kelas 3 yang menyatakan bahwa untuk materi iklim
dan cuaca, beliau menggunakan sumber dari internet tentang iklim di berbagai negara di
dunia.
Kegiatan pelaksanaan pembelajaran sebagian besar dilakukan oleh guru. Aktivita s
yang dilakukan antara lain melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana
baik dalam silabus maupun RPP. Di dalam kedua dokumen tesebut terdapat juga kegiatan
penggunaan materi pembelajaran, penggunaan metode pembelajaran, penggunaan alat
peraga dan/atau media pembelajaran, serta penggunaan alokasi waktu untuk
pembelajaran.
Dalam penggunaan metode pembelajaran, terutama di akhir pembelajaran guru
mengajak siswa untuk menyimpulkan materi yang berasal dari berbagai sumber dan telah
dipelajari di kelas. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan ST yang menyatakan
bahwa pada akhir pembelajaran, pendidik mengajak siswa untuk menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah dipelajari di dalam kelas.
Kegiatan pengawasan pembelajaran dilakukan utamanya oleh kepala sekolah
sebagai pihak penanggun jawab sekolah. Pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah
antara lain pengawasan terhadap kinerja guru, penggunaan anggaran BOS untuk kegiatan
pembelajaran, penggunaan materi pembelajaran, penggunaan metode pembelajaran,
penggunaan sarana dan prasarana serta alat peraga, kebermanfaatan pembelajaran di
tingkat selanjutnya, dan penggunaan alokasi waktu. Dari hasil penelitian, pengawasan
yang dilakukan oleh kepala sekolah menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran di SD
Negeri Jurangombo 4 sudah berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Sebagian besar pelaksanaan inovasi pembelajaran dilakukan oleh guru. Guru
melaksanakan inovasi pembelajaran dengan mempertimbangkan kerjasama dengan
siswa, kerjasama dengan bendahara dalam hal keuangan, penggunaan media komunikas i,

Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp


391
Volume 4 No. 3 Februari 2022
p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

penggunaan alat peraga ataupun media pembelajaran, substansi kegiatan inovasi


pembelajaran, serta penggunaan waktu untuk melakukan inovasi pembelajaran.
Sedangkan kepala sekolah bekerja sama dengan guru saat pelaksanaan inovas i
dalam hal pemberdayaan sumber daya manusia. Kepala sekolah memberikan tugas untuk
melakukan diklat, webinar, ataupun bimtek kepada guru yang sesuai. Selain itu,
penggunaan sumber dana untuk inovasi pembelajaran juga membutuhkan persetujuan
kepala sekolah.
Tabel 1. Manajemen Pembelajaran di SDN Jurangombo 4
Fungsi manajemen Hasil Analisa Keterangan
Perencanaan unsur 78 % Baik
manajemen
Pengorganisasian 80% Baik
unsur manajemen
Pelaksanaan unsur 81% Baik
manajemen
Pengawasan unsur 78% Baik
manajemen

faktor pendukung dalam manajemen pembelajaran berbasis trikon (kontinyu,


konvergen, konsentris) di SD Negeri Jurangombo 4 adalah sumber daya manusia secara
kuantitas dan kualitas sesuai dengan kebutuhan pendidik di sekolah dasar tersebut. Faktor
pendukung kedua yaitu sumber belajar yang memadai yang berupa buku bahan ajar dan
buku bacaan untuk siswa baik di kelas maupun di perpustakaan. Faktor pendukung yang
ketiga yaitu lingkungan sekolah yang nyaman untuk belajar siswa dan bekerja untuk guru.
faktor penghambat dalam manajemen pembelajaran berbasis trikon (kontinyu,
konvergen, konsentris) di SD Negeri Jurangombo 4 adalah kurang memadainya sarana
dan prasarana sekolah karena halaman sekolah harus berbagi dengan sekolah lain. Solusi
yang digunakan oleh guru adalah memaksimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang
ada di sekolah. Faktor penghambat kedua adalah terbatasnya alat peraga untuk membantu
pembelajaran di kelas. Solusi atas masalah tersebut, guru mencari informasi berupa
gambar atau video pembelajaran dari internet.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian ini
bahwa manajemen pembelajaran yang dilakukan di SD Negeri Jurangombo 4 Kota
Magelang terdiri dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan terhadap unsur manajemen pembelajaran yang mencakup perencanaan
sumber daya manusia, perencanaan keuangan, perencanaan materi pembelajaran dari
sumber lokal, nasional, maupun internasional, perencanaan peralatan dan sarana
prasarana, perencanaan metode pembelajaran, perencanaan kenaikan kelas siswa, serta
perencanaan waktu pembelajaran yang berlangsung dengan baik.
Kegiatan inovasi pembelajaran dilakukan oleh guru di SD Negeri Jurangombo 4
dengan dukungan dari kepala sekolah. Kegiatan tersebut dapat terlaksanan dengan baik
yang melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan
dalam masing-masing unsur manajemen yang terdiri dari sumber daya manusia,

Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp


392
Volume 4 No. 3 Februari 2022
p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

keuangan, materi pembelajaran, peralatan dan sarana prasarana, metode pembelajaran,


kenaikan kelas siswa, dan alokasi waktu.
Faktor pendukung dalam manajemen pembelajaran di SD Negeri Jurangombo 4
antara lain kuantitas dan kualitas sumber daya guru yang sesuai dengan kebutuhan,
sumber dana berasal dari dana BOS (pemerintah) memudahkan sekolah untuk tidak perlu
mencari dana untuk keperluan sekolah, lingkungan sekolah yang mendukung dan nyaman
untuk kegiatan pembelajaran dan inovasi pembelajaran, media yang sudah tersedia di
kelas memudahkan guru melaksanakan pembelajaran dan inovasi pembelajaran, metode,
materi, dan alokasi waktu pembelajaran yang digunakan sudah sesuai dengan rencana.
Sedangkan faktor penghambat dalam manajemen pembelajaran adalah sarana dan
prasarana yang harus berbagi dengan sekolah lain, beberapa kegiatan sekolah tidak dapat
dimasukkan ke dalam anggaran dana BOS dan kurang lengkapnya alat peraga untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Solusinya adalah guru selalu berkoordinasi dengan
sekolah tetangga dan memaksimalkan yang menjadi milik sekolah. Selain itu, beberapa
guru menggunakan uang pribadinya untuk melakukan kegiatan yang tidak dapat
dianggarkan oleh BOS. Serta guru berinovasi untuk melakukan pembelajaran dengan
keterbatasan alat peraga yaitu dengan menggunakan gambar dan video pembelajaran
yang dicari dari internet.

Daftar Pustaka
Amanaturrakhmah, I., Kardoyo, Rifai, A., (2017). Manajemen Pembelajaran Tematik di
Kelas Tinggi SD Percontohan Kabupaten Indramayu. Journal of Primary
Education, 6 (2), 159-165.
Dewantara. (2013). Ki Hajar Dewantara Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap
Merdeka II Kebudayaan. Jogjakarta: Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa
Gemnafle M., & Batlolona J. (2021). Manajemen Pembelajaran. Jurnal Pendidikan
Profesi Guru Indonesia (JPPGI), 1(1), 28-42.
Handoko, T. H. (2012). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
BPFE.
Juliadi. (2018). Penyebab Penggunaan Gadget Pada Remaja. Skripsi. Tidak Diterbitkan.
FKIP Program Studi Bimbingan Konseling Universitas Riau Kepulauan Batam.
Maria, E. (2017). Pengembangan Model Manajemen Pembelajaran Berbasis TIK di
Sekolah Dasar. Kelola Jurnal Manajemen Pendidikan, 4, 59-71.
Nafiah. (2017). Manajemen Pembelajaran Tematik Integratif Sesuai Kurikulum 2013
pada Kelas 4 SD Khadijah Surabaya. Education and Human Develompent Journal,
2 (1), 60-73
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sutiyono. (2010). Pendidikan Seni sebagai Basis Pendidikan Karakter Multikutura lis.
Cakrawala Pendidikan. Mei 2010, th XXIX.

Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp


393
Volume 4 No. 3 Februari 2022
p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

Trianti. (2011). Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya


dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, E. 2014. Asas-Asas Manajemen. Depok: Katalog Dalam Terbitan

Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp


394

Anda mungkin juga menyukai