Anda di halaman 1dari 6

RINGKASAN MATERI KLS XII SEM-6

6-RADIASI BENDA HITAM

A. KONSEP BENDA HITAM


- Benda hitam didefinisikan sebagai benda yang dapat menyerap
setiap energi yang mengenainya tanpa sedikitpun
memantulkan (e = 1). Benda hitam ideal digambarkan oleh
suatu rongga hitam dengan lubang kecil, cahaya yang masuk
akan dipantulkan berkali-kali di dalam rongga tanpa sempat
keluar. Setiap kali dipantulkan, sinar akan diserap dinding-
dinding berwarna hitam.
- Radiasi benda hitam adalah radiasi/pancaran energi yang
dihasilkan oleh benda hitam.
- Emisivitas (daya pancar) merupakan karakteristik suatu materi, Gambar 1. Pemantulan yang
yang menunjukkan perbandingan daya yang dipancarkan per terjadi pada benda hitam
satuan luas oleh suatu permukaan terhadap daya yang
dipancarkan benda hitam pada temperatur yang sama.
- Absorptansi (daya serap) merupakan perbandingan fluks
pancaran atau fluks cahaya yang diserap oleh suatu benda
terhadap fluks yang tiba pada benda itu

B. INTENSITAS DAN ENERGI RADIASI


1. HUKUM STEFAN-BOLTZMANN
Radiasi energi dari suatu benda bergantung pada jenis, ukuran, dan suhu benda. Joseph Stefan
dan Ludwig Boltzmann menemukan bahwa laju energi radiasi benda sebanding dengan luas
permukaan benda dan pangkat empat dari suhu mutlaknya.

𝑷
𝑰= = 𝒆 𝝈 𝑻𝟒
𝑨

Dimana:
I = Intensitas energi (watt/m2)
P = daya radiasi (watt)
A = luas permukaan bola (m2)
e = emisivitas benda
 = tetapan stefan-boltzmann
(5,67 x 10-8 W/m2K4 )
T = suhu (K)

2. HUKUM PERGESERAN WIEN


Wilhelm Wien menemukan hubungan empiris antara panjang gelombang radiasi yang
dipancarkan benda hitam dengan suhu benda. Wien mengamati bahwa puncak intensitas radiasi
pada grafik intensitas terhadap panjang gelombnag bergeser ke arah panjang gelombang yang
lebih pendek ketika suhu mutlak benda makin tinggi.
m T = C
hc/
Dimana:
m = panjang gelombang maksimum (m)
T = suhu (K)
C = tetapan pergeseran Wien
(2,898 x 10-3 m K)

3. HIPOTESIS KUANTUM PLANCK


Penjelasan ilmiah mengenai radiasi benda hitam dan
pergeseran Wiean belum terpecahkan hingga tahun 1890-an.
Teori Maxwell tentang terjadinya gelombang elektromagnetik
belum mampu memprediksi dengan tepat spektrum yang
diradiasikan benda hitam. Begitu pula dua teori klasik yang
mencoba untuk menjelaskan radiasi tersebut, yaitu teori Wien
dan teori Rayleigh-Jeans. Teori Wien hanya cocok untuk radiasi
panjang gelombang pendek atau frekuensi tingg sedangkan
teori Rayleigh-Jeans hanya cocok untuk radiasi panjang
gelombang besat atau frekuensi rendah.

Namun misteri tersebut akhirnya berhasil dipecahkan oleh Max Planck dengan mengajukan teori
baru dengan anggapan yang sangat mengejutkan yakni:
1) Radiasi yang dipancarkan benda hitam tidaklah kontinyu, melainkan dalam paket-paket
energi yang disebutnya kuantum (sekarang disebut foton). Besarnya paket energi tiap foton
ini bersesuaian dengan panjang gelombang cahaya yang terpancar, yaitu :
Dan untuk sejumlah foton,
E = hf = hc/ maka energi totalnya adalah: E = nhf = nhc/
Dimana:
E = energi yang diradiasikan benda (joule) ; h = tetapan Planck (6,63 x 10-34 Js)
n = jumlah paket energi (1, 2, 3 …) ; f = frekuensi radiasi (Hz)
2) Molekul-molekul memancarkan energi dalam satuan diskret dari energi cahaya.

Berdasarkan teori kuantum ini, Planck mampu menyatukan hukum radiasi Wien dan Rayleigh-
Jeans yang cocok untuk semua spektrum panjang gelombang yang terpancar dari benda. Teori
kuantum Planck menjadi tonggak lahirnya fisika modern, yang membuka pemahaman baru
manusia akan sifat-sifat partikel dari cahaya yakni energi cahaya sebagai penjumlahan dari
satuan-satuan energi. Sebelumnya fisika klasik memandang cahaya semata-mata sebagai gejala
gelombang.
LATIHAN PENERAPAN KONSEP
Hukum Stafan-Boltzman
1. Kawat spiral lampu pijar memiliki luas permukaan 40 mm 2 dan bersuhu 727oC. Sebanyak 50%
energi listrik pada lampu diubah menjadi panas yang diradiasikan dan emisivitas kawat pijar
bersifat seperti benda hitam.
a. Tentukan daya yang diradiasikan kawat pijar
b. Berapakah daya listrik pada lampu
c. Jika tegangan pada lampu 220 V, berapakah besar arus yang mengalir pada lampu?
2. Sebuah benda luas permukaannya 40 cm2 berada pada suhu 27 oC. Hitung intensitas radiasi dan
daya radiasi kalor yang dipancarkannya bila benda itu :
a. benda hitam sempurna
b. benda putih sempurna

3. Sebuah benda meradiasikan kalor dengan laju 0,16 joule per detik saat suhu permukaannya 27oC.
Berapa daya radiasinya bila suhu dinaikkan menjadi 327 oC?

Hukum Pergeseran Wien


4. Sebuah benda hitam memiliki suhu 2000 K. Tentukan panjang gelombang radiasinya pada saat
intensitas maksimum?

5. Berdasarkan pengamatan, puncak intensitas radiasi matahari terjadi saat panjang gelombang
cahaya yang dapat ditangkap mata manusia berkisar pada kira-kira 500 nm (biru kehijauan).
Berdasarkan data ini, hitung suhu di permukaan matahari!

6. Benda berada pada suhu 27oC dan memancarkan cahaya dengan panjang gelombang 1000 Å (1
Å = 10-10 m) saat puncak radiasi. Bila suhu benda berubah menjadi 227 oC berapa panjang
gelombang cahaya yang terpancar pada saat radiasinya maksimum?

Hipotesis Max Planck


7. Berapakah panjang gelombang maksimum sebuah radiasi foton dengan energi 3,05 × 10-19 J?
(Diketahui konstanta Planck, h = 6,626× 10-34 Js dan cepat rambat cahaya, c = 3 × 108 m/s).

8. Dengan menganggap h = 6,6 x 10-34 Js, tentukan energi tiap foton dan energi dari 1000 foton yang
berasal dari cahaya dengan panjang gelombang 660 nm!

9. Lampu pijar berdaya 100 watt dinyalakan selama 5 menit. Sebanyak 66% dari energi listrik
berubah menjadi energi panas, dan sisanya diubah menjadi cahaya dengan panjang gelombang
990 nm. Berapa banyaknya foton yang terpancar dari lampu selama penyalaan?

C. EFEK FOTOLISTRIK DAN TEORI FOTON EINSTEIN


Efek fotolistrik adalah gejala terlepasnya elektron dari
permukaan logam ketika disinari cahaya atau gelombang
elektromagnetik. Elektron yang lepas dari logam tersebut
dinamakan fotoelektron.

Cahaya matahari ditembakkan pada logam (katoda/kutub


negatif) . Jika besar energi cahaya matahari melebihi energi
ambang logam (fungsi kerja) maka elektron akan terangkat
keluar dari logam dan bergerak menuju anoda (kutub positif). Gambar 2. Bagan eksperimen efek
fotolistrik
Fakta yang ditemukan dari percobaan efek fotolistrik, yaitu:
1. Penambahan intensitas cahaya (banyaknya cahaya) dengan frekuensi tertentu yang ditembakkan
pada logam mengakibatkan perubahan jumlah elektron yang keluar tapi tidak menambah besar
energi kinetik.
2. Pemberian energi cahaya yang diubah-ubah frekuensinya yang ditembakkan pada logam hanya
menghasilkan efek fotolistrik saat frekuensi cahaya melebihi frekuensi ambang (fo).
3. Energi kinetik elektron berbanding lurus dengan frekuensi gelombang cahaya.

Grafik yang dihasilkan dari peristiwa efek fotolistrik, yaitu:


a) Grafik hubungan potensial listrik (V) dan arus foto listrik (I)

Ketika tegangan listrik dipasang pada nilai tertentu, arus


fotolistrik mengalir secara konstan. Kemudian ketika
tegangan listrik dibalikan arahnya dan pelan-pelan
ditingkatkan secara terbalik, maka arus fotolistrik pun
pelan-pelan mengecil dan akhirnya hilang pada saat
tegangan mencapai nilai tertentu. Potensial ini
dinamakan potensial henti (Vo), maka:
Dimana:
Ekmak = eVo Ek = energi kinetik elektron foto (J)
e = muatan elektron (-1,6 x 10-19C)
Vo = Potensial henti (V)

a) Grafik hubungan Energi kinetik elektron (Ek) dan frekuensi cahaya (f)

Elektron akan keluar dari permukaan logam jika


frekuensi energi cahaya minimal sama dengan frekuensi
energi ambang (fo). Energi yang frekuensinya sama
dengan frekuensi ambang disebut fungsi kerja (Wo) atau
energi ambang. Jika frekuensi energi cahaya terus
ditingkatkan maka elektron tersebut akan bergerak
menghasilkan energi kinetik elektron (Ek).
- Wo Dimana:
Wo = hfo Ek = energi kinetik elektron foto (J)
e = muatan elektron (-1,6 x 10-19C)
Vo = Potensial henti (V)

Dengan demikian maka,

Ecy = Wo + Ek hf = hfo + eVo

Dimana:
Ecy = energi cahaya matahari (joule) ; fo = frekuensi ambang (Hz)
Wo = energi ambang/fungsi kerja (joule) ; Vo = potensial henti (volt)
Ek = enrgi kinetik (joule) ; h = tetapan Planck (6,626× 10-34 Js)
f = frekuensi cahaya matahari (Hz) ; e = muatan elektron (1,6 x 10-19 C)
D. EFEK COMPTON
Menurut teori kuantum, foton berlaku sebagai partikel,
namun tidak memiliki massa diam. Jika pendapat ini
benar, maka merujuk peristiwa efek fotolistrik, Arthur
Holy Compton pada tahun 1923 mengamati gejala-
gejala tumbukan antara foton yang berasal dari sinar X
dengan elektron. Teramati baik foton maupun elektron
terhambur, hal ini dapat diterangkan dengan
menganggap bahwa foton berlaku seperti partikel.

Perubahan panjang gelombang foton yang terhambur memenuhi,


Dimana:
 = ’ -  = (h/moc)(1 – cos )  = perubahan panjang gelombang foton (m)
’ = panjang gelombang foton terhambur (m)
h/moc disebut panjang gelombang Compton  = panjang gelombang foto awal (m)
h = tetapan Planck (6,625 x 10-34 Js)
mo = massa diam elektron (9,1 x 10-31 kg)
c = kecepatan cahaya (3 x 108 m/s)
 = sudut hamburan foto terhadap arah semula

E. PENGERTIAN DUALISME GELOMBANG PARTIKEL


Dualisme gelombang-partikel adalah istilah untuk memberikan sifat cahaya yang mempunyai sifat
dual atau kembar yaitu:
1. Sebagai gelombang karena mempunyai panjang gelombang, frekuensi, serta energi atau
intensitas gelombang. Cahaya juga dapat mengalami peristiwa pemantulan/refleksi,
pembiasan/refraksi, perpaduan/interferensi, pelenturan/difraksi, dan karena termasuk
gelombang transversal cahaya juga mengalami pengutuban/polarisasi.
2. Sebagai partikel karena mempunyai momentum dan mampu bertumbukan dengan partikel
lainnya seperti elektron. Pemahaman manusia akan sifat partikel dari cahaya ini diawali dengan
rilis teori kuantum oleh Max Planck.

Sifat dual ini tidak bisa hadir bersamaan, ketika cahaya memperlihatkan sifat-sifat gelombangnya
maka sifat-sifat partikelnya tidak dapat diamati. Sebaliknya saat cahaya menampakkan sifat
partikelnya, maka sifatnya sebagai gelombang tidak terlihat.

F. HIPOTESIS DE BROGLIE
Pada tahun 1924, Louis de Broglie mengembangkan sebuah gagasan yang berangkat dari sifat
dualisme gelombang-partikel cahaya. Karena cahaya yang sebelumnya dianggap sebagai gejala
gelombang ternyata dapat bersifat sebagai partikel, maka boleh jadi partikel-partikel, seperti
elektron, dapat berperilaku sebagai gelombang.
Berdasarkan hipotesanya, de Broglie menghitung panjang gelombang yang dimiliki sebuah partikel
ketika bergerak dengan kecepatan v sebesar :
Dimana:
 = h/mv = h/P  = panjang gelombang de Brogle (m) ; h = tetapan Planck (6,625 x 10-34 Js)
m = massa partikel (kg) ; P = momentum partikel (kg m/s)
v = kecepatan partikel (m/s)
LATIHAN PENERAPAN KONSEP
Efek Fotolistrik
1. Seberkas sinar dengan frekuensi 1015 Hz dijatuhkan pada logam. Fungsi kerja logam 2,9 x 10 -19 J.
Tentukan: a) frekuensi ambang foto, b) energi kinetik maksimum fotoekektron, c) beda potensial
henti elektron.

2. Sebuah logam mempunyai frekuensi ambang 4 x 1014 Hz. Jika logam tersebut dijatuhi foton
ternyata elektron foto yang dari permukaan logam memiliki energi kinetik maksimum sebesar
19,86 × 10-20 Joule. Hitunglah frekuensi foton tersebut! (h = 6,62 × 10-34 Js).

3. Berikut adalah grafik hubungan antara energi kinetik elektron-


foto dengan frekuensi foton dari efek fotolistrik suatu logam.
Dari grafik, tentukan:
a. energi ambang logam
b. frekuensi ambang (fo) dan panjang gelombang ambang (o)
c. nilai x

Efek Compton
4. Pada percobaan efek Compton seberkas sinar X dengan frekuensi 3 x 1019 Hz ditembakkan pada
elektron diam. Pada saat menumbuk elektron terhambur dengan sudut 60 o. Bila diketahui mo =
9,1 x 10-31 kg, h = 6,62 x 10-34 Js, dan c = 3 x 108 m/s, hitunglah frekuensi sinar X yang terhambur!

5. Berkas sinar-X dengan panjang gelombang 0,010 Å disinarkan pada sebuah elektron bebas yang
diam. Ternyata sinar-X tersebut dihamburkan dengan sudut 60o. Tentukan:
a. Tentukan panjang gelombang sinar-X yang dihamburkan.
b. Berapakah energi yang diterima elektron?

6. Compton menggunakan foton dengan panjang gelombang 0,0711 nm. a). Berapakah energi foton
ini? b). Berapakah panjang gelombang foton yang dihamburkan pada θ = 180 o? c). Berapakah
energi foton yang dihamburkan pada sudut ini?

7. Seberkas foton yang panjang gelombangnya  ditembakkan pada elektron sehingga panjang
gelombang foton menjadi (91001/91000) kali panjang gelombang semula, dan arahnya
menyimpang 60o terhadap semula. Dengan menganggap h = 6,6 x 10-34 Js, c = 3 x 108 m/s, dan
massa elektron 9,1 x 10-31 kg, tentukan  !

Hipotesis de Broglie
8. Berapa panjang gelombang dari elektron yang bergerak dengan kelajuan 2 x 10 8 m/s?

9. Panjang gelombang dari sebuah partikel yang bergerak dengan kecepatan v adalah 0,07 Å. Hitung
panjang gelombang dari partikel itu bila digerakkan dengan kecepatan 2v ?

10. Massa partikel A dua kali massa partikel B. Keduanya bergerak sedemikian sehingga kelajuan A
3 kali kelajuan B. Bila panjang gelombang de Broglie dari partikel B adalah 20 Å, berapa panjang
gelombang partikel A?

Anda mungkin juga menyukai