Anda di halaman 1dari 63

1

KAJIAN PUPUK ORGANIK CAIR VINASSE TERHADAP SIFAT FISIK


DAN KIMIA TANAH PADA LAHAN TEBU DI PG PESANTREN BARU

Oleh

ANASTASIA FARA AIREZA

MINAT MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TANAH
MALANG
2018
2

KAJIAN PUPUK ORGANIK CAIR VINASSE TERHADAP SIFAT FISIK


DAN KIMIA TANAH PADA LAHAN TEBU DI PG PESANTREN BARU

Oleh

ANASTASIA FARA AIREZA


115040201111272

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana


Pertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


MINAT MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TANAH
MALANG
2018
3

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa segala pernyataan dalam skripsi yang berjudul


“Kajian Pupuk Organik Cair Vinasse Terhadap Sifat Fisik Dan Kimia
Tanah Pada Lahan Tebu Di PG Pesantren Baru” merupakan hasil penelitian
saya sendiri, dengan bimbingan komisi pembimbing. Skripsi ini tidak pernah
diajukan untuk memperoleh gelar diperguruan tinggi manapun dan sepanjang
sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, 4 Agustus 2017

Anastasia Fara Aireza


4

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Penelitian : Kajian Pupuk Organik Cair Vinasse Terhadap Sifat Fisik
Dan Kimia Tanah Pada Lahan Tebu Di PG Pesantren
Baru
Nama Mahasiswa : Anastasia Fara Aireza
NIM : 115040201111272
Jurusan : Tanah
Program Studi : Agroekoteknologi
Laboratorium : Fisika Tanah
Menyetujui : Dosen Pembimbing

Disetujui Oleh:
Pembimbing Utama

Ir. Widianto M.Sc


NIP. 19530212 197903 1 004

a. n. Dekan,
Ketua Jurusan

Prof. Dr. Ir. Zaenal Kusuma SU


NIP 19540501 198103 1 006

Tanggal Persetujuan :
5

LEMBAR PENGESAHAN

Mengesahkan

MAJELIS PENGUJI

Penguji I Penguji II

Prof. Dr. Ir. Zaenal Kusuma, SU. Ir. Widianto, M.Sc.


NIP. 19540501 198103 1 006 NIP. 19530212 197903 1 004

Penguji III Penguji IV

Aditya Nugraha Putra , SP. MP Rika Ratna Sari, SP. MP.


NIP. 2016098912271001 NIP. 2016098801302001

Tanggal Lulus:
6

Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tuaku, Papa


Pitono, Mama Menik Sudarjanti dan adik tersayang Berliana
Regita .
7

RINGKASAN

ANASTASIA FARA AIREZA. 115040201111272. Kajian Pupuk Organik


Cair Vinasse Terhadap Sifat Fisik Dan Kimia Tanah pada Lahan Tebu di
PG Pesantren Baru. Di bawah bimbingan Widianto selaku Pembimbing
Utama.

PTPN X dalam praktek budidaya tebu masih menggunakan pupuk


anorganik karena berpengaruh langsung pada produksi tebu. Namun penggunaan
pupuk anorganik dalam jangka panjang dapat mengakibatkan tanah mengeras,
kurang mampu menyimpan air, menurunkan pH tanah dan menurunkan hasil
tanaman. Salah satu usaha yang dilakukan oleh PG. Pesantren Baru adalah
mengkombinasi pupuk anorganik dengan POC vinasse pada berbagai dosis. POC
vinasse diharapkan dapat memperbaiki kualitas tanah di lahan tebu dengan dosis
yang tepat.

Tujuan penelitian dilakukan adalah mengevaluasi pengaruh pemberian


POC vinasse terhadap sifat fisik dan sifat kimia tanah meliputi porositas dan
kemantapan agregat tanah serta kandungan bahan organik dan pH tanah di lahan
perkebunan tebu PG Pesantren Baru. Hipotesis dilakukannya penelitian ini adalah
pemberian POC vinasse akan menurunkan porositas serta meningkatkan
kemantapan agregat, pH tanah dan kandungan bahan organik tanah di PG
Pesantren Baru. Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi kepada PG
Pesantren Baru terkait dengan pengaplikasian POC Vinasse dengan dosis yang
tepat untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah pada lahan perkebunan tebu
di PG. Pesantren Baru
Penelitian ini dilakukan pada awal tahun 2015, di kebun HGU G25 PG
Pesantren Baru, Kediri. Pupuk anorganik diberikan pada taraf 0%, 50%, 75% dan
100% (dari dosis anjuran) dan dosis vinasse meliputi 0 l/ha; 15.000 l/ha; 30.000
l/ha dan 45.000 lt/ha. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok
dengan 16 perlakuan.Contoh tanah diambil pada saat sebelum dan 7 bulan setelah
pemberian pupuk pada kedalaman tanah 0–20 cm dan 20–40 cm. Variabel
penelitian yang diukur adalah tekstur tanah, berat isi tanah (BI), berat jenis tanah
(BJ),porositas tanah, dan kemantapan agregat (sifat fisik tanah) serta pH dan
kandungan bahan organik tanah (sifat kimia tanah).
Pada hasil penelitian Pemberian pupuk anorganik dan POC vinasse pada
lahan tebu tidak berpengaruh pada porositas tanah namun terjadi peningkatan
porositas pada penambahan dosis POC vinasse. Secara keseluruhan POC vinasse
dosis 15.000 l/ha dan 30.000 l/ha berpengaruh pada penurunan porositas.
Pemberian pupuk anorganik POC vinasse berpengaruh nyata terhadap kematapan
agregat kedalaman 20-40 cm. POC vinasse tertinggi pada perlakuan N3V2,
N3V3 dan N4V1. Hal tersebut terjadi penigkatan dibandingkan dengan kontrol.
Pemberian pupuk anorganik dan POC vinasse berpengaruh nyata pada sifat kimia
tanah yaitu pH tanah dan bahan organik tanah. pH tanah tertinggi terdapat pada
perlakuan N1V1, N1V2, N1V3, N3V1, N3V2, N3V3, N4V2 dan N4V.
8

Kandungan bahan organik tanah tertinggi terdapat pada perlakuan N4V1, N4V2
dan N4V4.
9

SUMMARY

ANASTASIA FARA AIREZA. 115040201111272. Study of Organic Fertilizer


Vinasse Soil Physic and Soil Chemistry on Sugar Cane at PG Pesantren
Baru. Under the guidance of Widianto as Main Supervisor.

PTPN X in the practice of sugarcane cultivation still use anorganic


fertilizer because it directly affects the production of sugarcane. However, the use
of anorganic fertilizers in the long term can lead to hardened soil, less able to store
water, lower soil pH and lower yields. One of the efforts undertaken by PG.
Pesantren Baru is combining anorganic fertilizer with POC vinasse at various
doses. POC vinasse is expected to improve soil quality in sugarcane fields with
the right dosage.
The objectives of the research were to evaluate the effect of POC
vinasse on physical properties and soil chemical properties including porosity and
soil aggregate stability and organic matter content and soil pH on sugarcane
plantation land of PG. Pesantren Baru. The hypothesis of this research is that POC
vinasse will decrease porosity and increase aggregate stability, soil pH and soil
organic matter content in PG. Pesantren Baru. The benefit of this research is to
provide information to PG. Pesantren Baru related to the application of POC
Vinasse with the proper dosage to improve soil physical and chemical properties
in sugarcane plantation area in PG. Pesantren Baru
This research was conducted at the beginning of 2015, in the garden of
HGU G25 PG Pesantren Baru, Kediri. Anorganic fertilizers are administered at
0%, 50%, 75% and 100% (from recommended dosage) and vinasse dosage
includes 0 l / ha; 15,000 l / ha; 30,000 l / ha and 45,000 lt / ha. This study used a
randomized block design with 16 treatments. Example of soil was taken at the
time before and 7 months after fertilization at 0-20 cm and 20-40 cm. Research
variables measured were soil texture, soil weight (BI), heavy soil type (BJ), soil
porosity, and aggregate stability (soil physical properties) and pH and soil organic
matter content (soil chemical properties).
The results of inorganic fertilizer and POC vinasse on sugarcane field
did not affect porosity of soil but increased porosity in addition of POC vinasse
dose. Overall POC vinasse doses of 15,000 l / ha and 30,000 l / ha have an effect
on decreasing porosity. Inorganic fertilizer giving POC vinasse significantly
influence to aggregate depth of 20-40 cm. POC vinasse highest on treatment of
N3V2, N3V3 and N4V1. This occurs with improvement compared to control.
Anorganic fertilizers and POC vinasse have significant effect on soil chemical
properties, soil pH and soil organic matter. The highest soil pH is present in the
treatment of N1V1, N1V2, N1V3, N3V1, N3V2, N3V3, N4V2 and N4V. The
highest content of soil organic matter is found in the treatment of N4V1, N4V2
and N4V4.
10

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Kajian Pupuk Organik Cair Vinasse Terhadap Sifat Fisik Dan
Kimia Tanah pada Lahan Tebu di PG Pesantren Baru”.

Dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat yang setulus–tulusnya penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Zaenal Kusuma, SU selaku Ketua Jurusan Tanah Universitas
Brawijaya Malang yang telah memberikan dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini hingga selesai,
2. Ir. Widianto M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu
untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini
hingga selesai,
3. Aditya Nugraha Putra, SP. MP. selaku Majelis Penguji skripsi saya di Jurusan
Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.
4. Rika Ratna Sari, SP. MP. selaku Majelis Penguji skripsi saya di Jurusan
Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.
5. Bapak Ngadirin serta Bapak dan Ibu karyawan Jurusan Tanah terimakasih atas
bantuan dan fasilitas yang telah diberikan.
6. Sandi Gunawan S.SI, Ir. Syahrial koto, Agus Widarto selaku pelaksana
penelitian dan pembimbing lapang di PUSLIT Djengkol yang telah
memberikan ijin melakukan penelitian di PG Pesantren Baru
7. Kedua orang tua, serta keluarga besar penulis yang tak henti-hentinya
memberikan semangat, kasih sayang, dukungan dan do’a yang tidak pernah
terputus hingga penelitian dan skripsi ini dapat terselesaikan.
8. Zhesa dan keluarga besar Jombang yang telah membantu baik secara moriil
maupun materil selama penyelesaian skripsi.
9. Pasukan GBB yang terdiri atas Mbok dhe, mbak matik, tante pipi, om gun,
bebeb, ewuk, koko, kodok dan omblo yang telah membantu baik dalam
dukungan maupun candaan dikala stress dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Rizkyana (kyky) yang telah membantu baik secara moriil maupun materil
dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga amal baik yang telah mereka berikan
senantiasa mendapat berkah yang melimpah dari Allah SWT. Amin
11. Rekan-Rekan SOILER 2011 yang juga tak pernah lelah memberi saya
dukungan, agar dapat selesai skripsi ini.
11

12. Dita, Anis, Yoyo, Tammy, Nindri yang telah membantu baik secara moriil
maupun materil dalam penyelesaian skripsi ini.
13. Alfrianto, Mas Dayat dan Mbak Endang yang telah memberi pengetahuan,
memberi motivasi dan mengajak jalan di Bali dalam proses penyelesaian
skripsi
14. Utz Hoffmann yang telah mendukung dan memberi semangat serta
pengetahuan baru pada saat penyelesaian skripsi ini.
15. Rekan-rekan solo traveller dari Australia, Eropa dan Amerika yang juga
berpartisipasi dalam memberi dukungan dan merefresh pikiran

Mengakui adanya keterbasan pengetahuan, referensi dan pengalaman maka


penulis sangat mengharap saran dan masukan demi lebih baiknya skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, 18 Januari 2018

Penulis
12

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sidoarjo pada 9 September 1993 dari pasangan Pitono
dan Menik Sudarjanti Pancarini. Penulis adalah anak pertama dari dua
bersaudara.

Penulis menempuh pendidikan kanak-kanak di TK Hasyim Ashari Surabaya


pada tahun 1997 hingga 1999 dan pendidikan dasar di SDN Ngagel Rejo 2
Surabaya pada tahun 1999 hingga 2005. Kemudian melanjutkan pada jenjang
pendidikan menengah di SMPN 39 Surabaya pada tahun 2005 hingga 2008. Pada
tahun 2008 sampai dengan 2011 penulis melangsungkan pendidikan pada tingkat
SMA di SMA IPIEMS Surabaya. Selama 2007-2011 penulis mengikuti kegiatan
modeling. Tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Strata 1 Program
Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang
melalui jalur Prestasi Akad Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN
Undangan). Selama perkuliahan penulis pernah mengikuti LKM Bengkel Seni,
menjadi panitia OSPEK RANTAI sebagai sie pendamping dan POSTER sebagai
sie konsumsi.
13

DAFTAR ISI

RINGKASAN ......................................................................................................... .i

SUMMARY ............................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... .iii

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. .iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................. .vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... .viii

I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah..................................................................................... 2
1.3. Tujuan ......................................................................................................... 3
1.4. Hipotesis ...................................................................................................... 3
1.5. Manfaat........................................................................................................ 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 4


2.1. Karakteristik dan Syarat tumbuh Tanaman Tebu ........................................ 4
14

2.2. POC Vinasse ............................................................................................... 4


2.3. Sifat Fisik Tanah ........................................................................................ 5
2.3.1. Porositas Tanah (Soil porosity) ................................................................ 5
2.3.2. Kemantapan Agregat Tanah ..................................................................... 6
2.4. Sifat Kimia Tanah ....................................................................................... 6
2.4.1. Reaksi Tanah (pH) ................................................................................... 6
2.4.2. Bahan Organik Tanah............................................................................... 7

III. METODE PENELITIAN ................................................................................ ..8


3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... ..8
3.2. Alat dan Bahan .......................................................................................... ..8
3.3. Rancangan Percobaan Penelitian .............................................................. ..9
3.4 Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 10
3.5. Parameter Pengamatan .............................................................................. 11
3.6. Analisa Data Statistik ................................................................................ 12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 13


4.1. Kondisi Umum .......................................................................................... 13
4.2. Tekstur Tanah ........................................................................................... 13
4.3.Porositas Tanah .......................................................................................... 14
4.3. Kemantapan Agregat Tanah ...................................................................... 16
4.4. Reaksi Tanah (pH) .................................................................................... 17
4.5. Kandungan Bahan Organik Tanah ............................................................ 19

V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 22


5.1. Kesimpulan................................................................................................ 22
5.2. Saran .......................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23

LAMPIRAN .......................................................................................................... 27
15
16

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman
Teks

1. Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Penelitian ....................................... 8


2. Perlakuan Penelitian ...................................................................................... 9
3. Kombinasi Perlakuan penelitian ................................................................. 10
4. Parameter Pengamatan dan Metode Analisis .............................................. 12
5. Tekstur Tanah pada Kebun HGU 25 ............................................................ 13
6. Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk Anorganik dan Dosis POC Vinasse
Terhadap Porositas Tanah ............................................................................ 14
7. Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk Anorganik dan Dosis POC Vinasse
Terhadap Kemantapan Agregat Tanah Kedalaman ...................................... 16
8. Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk Anorganik dan Dosis POC Vinasse
Terhadap pH Tanah ...................................................................................... 18
9. Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk Anorganik dan Dosis POC Vinasse
Terhadap BO Tanah .......................................................................................20
17

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman
Teks

1. Denah Rancangan Percobaan ......................................................................... 27


2. Analisa Dasar POC Vinasse .......................................................................... 28
3. Data sifat fisik tanah (Berat isi, Berat Jenis, Porositas dan Kemantapan
Agregat Tanah) .............................................................................................. 28
4. Data Sifat Kimia Tanah (pH dan BO) Sebelum Perlakuan POC Vinasse dan
Setelah Perlakuan POC Vinasse .................................................................... 32
5. Analisa Sidik Ragam Berat Isi Tanah ............................................................ 34
6. Analisa Sidik Ragam Berat Jenis Tanah ........................................................ 36
7. Analisa Sidik Ragam Porositas Tanah ........................................................... 38
8. Analisa Sidik Ragam Kemantapan Agregat .................................................. 40
9. Analisa Sidik Ragam pH Tanah ..................................................................... 42
10. Analisa Sidik Ragam Kandungan Bahan Organik Tanah .............................. 43
11. Kriteria Berat Isi Porositas Tanah Dan Kemantapan Agregat ...................... 44
12. Dokumentasi ................................................................................................. 45
18

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas


perkebunan penting sebagai baku gula yang dikonsumsi langsung dan juga bahan
yang diperlukan industri pangan dan minuman. Di Indonesia, tanaman tebu
tumbuh dan berkembang dengan luas wilayah sekitar 350.000 hektar pada periode
2007-2008 (Ciptadi, 2013).
Penggunaan pupuk anorganik pada pertanaman tebu merupakan praktek
yang biasa dilakukan untuk meningkatkan produksi dengan cepat. Namun, dalam
jangka panjang praktek ini dapat menurunkan kualitas tanah, termasuk tingkat
kesuburannya. Penurunan kualitas tanah berhubungan dengan sifat fisik, kima dan
biologi tanah. Dampak negative yang disebabkan karena pupuk anorganik adalah
tanah mudah tergerus oleh air hujan yang dapat menyebabkan erosi dan longsor.
Menghambat dekomposisi bahan organik, membunuh biota dan mikroorganisme
yang ada dalam tanah, mengubah pH tanah, mengganggu keseimbangan unsur
hara dalam tanah, dan menghambat zat hara oleh akar. Penambahan bahan
organik diharapkan akan meningkatkan kandungan bahan organik tanah sehingga
dapat memperbaiki kualitas kimia, fisik dan biologi tanah (Hairiah et al., 2000).
Sebaliknya, penurunan kadar bahan organik tanah dapat menyebabkan penurunan
kemampuan menahan air dan terjadinya pemadatan tanah (Li et al., 2007).
Bahan organik dapat diberikan dalam berbagai bentuk, berupa padatan
atau cairan, misalnya bagian tanaman segar atau yang sudah dilapuk (kompos),
kotoran ternak atau yang sudah dikemas sebagai pupuk organik.Salah satu hasil
samping agroindustrigula tebu yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan organik
adalah vinasse. Vinasse merupakan bahan cair hasil samping dari proses
pembuatan ethanol dari mollases, sementara mollases merupakan hasil samping
dari proses pembuatan gula tebu. Vinasse berupa cairan berwarna gelap memiliki
kandungan bahan organik (karbon), nitrogen dan kalium yang dihasilkan ketika
terjadi proses fermentasi molases menjadi ethanol (Madejon et al., 2001). Kadar
bahan organik vinasse cukup tinggi dan tingkat kemasamannya rendah dengan pH
3-4 (Hati et al. dalam Pita et al., 2010). Jika vinasse dituangkan langsung ke aliran
air akan menimbulkan pencemaran lingkungan, air dan tanah (Chidankumar,
19

2011). Pemberian vinasse pekat langsung ke tanah dilaporkan menghasilkan


pengaruh yang kurang baik pada sifat tanah (Tejada et al., 2007), sedangkan
pemberian vinasse yang sudah diencerkan atau dikomposkan terlebih dahulu
dapat memperbaiki sifat tanah (Kaushik et al., 2005) dan meningkatkan
pertumbuhan tanaman (Chandraju et al., 2010). Pemberian vinasse dapat
meningkatkan jumlah mikroorgaisme tanah dan meningkatkan kapasitas menahan
air.
Dalam penelitian ini penggunaan kombinasi pupuk anorganik dan pupuk
organik cair (POC) vinasse diharapkan dapat memperbaiki kualitas sifat fisik dan
sifat kimia tanah pada lahan tanaman tanaman tebu di PG Pesantren Baru.

1.2 Perumusan Masalah

PTPN X dalam praktek budidaya tebu masih menggunakan pupuk


anorganik karena berpengaruh langsung pada produksi tebu. Namun penggunaan
pupuk anorganik dalam jangka panjang dapat mengakibatkan tanah mengeras,
kurang mampu menyimpan air, menurunkan pH tanah dan menurunkan hasil
tanaman. Tekstur tanah di Kediri berdominan pasir. Sehingga apabila penggunaan
pupuk anorganik terus menerus akan menurunkan kualitas tanah. Salah satu usaha
yang dilakukan oleh PTPN X PG. Pesantren Baru adalah dengan mengkombinasi
pupuk anorganik dengan POC vinasse pada berbagai dosis. Apakah POC vinasse
dapat memperbaiki kualitas tanah di lahan tebu dan Berapakah dosis yang tepat
POC vinasse yang digunakan dalam memperbaiki kualitas tanah serta bagaimana
pengaruh penggunaan POC vinasse terhadap tanah? Oleh karena itu dilakukan
penelitian penggunaan kombinasi pupuk anorganik dan POC vinasse pada
berbagai dosis untuk mengevaluasi pengaruhnya terhadap sifat fisik dan kimia
tanah di PG. Pesantren Baru.

1.3 Tujuan
20

Tujuan dari penelitian ini adalah :


Mengevaluasi pengaruh pemberian kombinasi pupuk anorganik dan POC vinasse
terhadap sifat fisik dan sifat kimia tanah meliputi porositas dan kemantapan
agregat tanah serta kandungan bahan organik dan pH tanah di lahan perkebunan
tebu PG Pesantren Baru.

1.3 Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah :
Pemberian kombinasi pupuk anorganik dan POC vinasse akan menurunkan
porositas dan meningkatkan kemantapan agregat, pH tanah dan kandungan bahan
organik tanah di PG Pesantren Baru.

1.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah :
Untuk memberikan informasi kepada PG Pesantren Baru terkait dengan
pengaplikasian kombinasi pupuk anorganik dan POC vinasse dengan dosis tepat
yang dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah di lahan perkebunan tebu di
PG Pesantren Baru
21

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik dan Syarat Tumbuh Tanaman Tebu


Tanaman tebu merupakan salah satu dari anggota famili rumput-rumputan
yang merupakan tanamana asli tropika basah. Sebagai bahan baku pembuatan
gula tebu mengandung air gula dengan kadar mencapai 20% mulai dari pangkal
batang hingga ujung batangnya (Indrawanto et al., 2010). Umur tanaman sejak
ditanam sampai panen mencapai kurang lebih 1 tahun. Tebu tergolong tanaman
perkebunan semusim yang memiliki sifat tersendiri yaitu memiliki zat gula
dibagian batangnya.
Secara umum, keberhasilan budidaya tebu sangat ditentukan oleh kondisi
agroklimat. Tanaman tebu tumbuh pada daerah tropis yang basah antara 350 LS
dan 390 LU (Ciptadi, 2013). Menurut Indrawanto et al. (2010) struktur tanah yang
baik untuk tanaman tebu adalah tanah yang gembur sehingga aerasi udara dan
perakaran berkembang dengan baik, oleh karena itu upaya pemecahan bongkahan
tanah atau agregat tanah menjadi partikel kecil akan memudahkan akar menerobos
tanah. Sedangakn tekstur tanah yang ideal bagi pertumbuhan tebu adalah tekstur
tanah ringan sampai agak berat dnegan kemampuan menhana air cukup dan
porositas 30%. Tanaman tebu menghendaki solum tanah minimal 50 cm, apabila
pada lahaan kering lapisan tanah atasnya tipis maka pengolahan tanah harus
dalam. Demikian pula apabila ditemukan lapisan kedap air, lapisan ini harus
dipecah agar sistem aerasi, air tanah dan perakaran tanaman berkembang dengan
baik, tebu dapat ditanam pada tanah dengan kisaran pH 4,5-7,5 (Ciptadi, 2013)

2.2 POC Vinasse


Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran
hewan dan atau bagian hewan dan/ atau limbah organik lainnya yang telah melalui
proses rekayasa, berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan mineral
danatau mikroba, yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan hara dan
bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk
organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami daripada
pembenah tanah buatan (Sutato, 2000). Manfaat pupuk organik adalah mampu
menyediakan unsur hara mikro dan makro, perbaikan sifat fisik tanah,
22

peningkatan kapasitas tukar kation, peningkatan pH tanah dan aktivitas


mikroorganisme tanah (Novizan, 2000).
Vinasse merupakan limbah cair hasil destilasi ethanol pada pabrik gula
yang rata-rata produksi 10-15 kali lebih banyak daripada ethanol itu sendiri
(Cortes dan Perez, 1997 dalam Bukhari, 2013). Produksi satu liter akan dihasilkan
sekitar 13 liter limbah vinasse (1:13) (Zanuar, 2010). Sifat fisik vinasse ditentukan
oleh bahan baku produksi ethanol yang digunakan. Bahan baku yang berasal dari
tetes tebu, vinasse yang dihasilkan akan berwarna oklat muda dengan kendungan
padatan 20.000-40.000 mg/L. Sedangkan untuk bahan baku berupa molasses,
vinasse yang dihasilkan berwarna hitam kemerahan dengan kandungan padatan
50.000-100.000 mg/L. Menurut Mariano et al. (2009) vinasse mempunyai pH
yang rendah dan banyak mengandung bahan organik serta mineral. POC vinasse
merupakan produk sampingan dari industri gula yang merupakan tetes tebu yang
telah diolah sehingga menjadi pupuk yang bermanfaat bagi tanah dan tanaman.
POC vinasse mengandung bahan organik yang tinggi, unsur N dan K yang tinggi
(Madejon et al., 2001).

2.3 Sifat Fisik Tanah

2.3.1 Porositas Tanah (Soil Porosity)


Porositas tanah adalah proporsi ruang tanah (ruang kosong) yang ditempati
oleh air dan udara dalam suatu volume tanah, sehingga dijadikan sebagai indikator
dari kondisi drainase dan aerasi tanah. (Hanfiah, 2007). Menurut Hardjowigeno
(2007), porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur, dan
tekstur tanah. Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori makro sehingga
sulit menahan air. Jika partikel besar (pasir) lebih banyak sehingga total pori
sedikit dan pori berukuran besar banyak (Sutanto, 2005). Porositas tanah
diperoleh dengan mengetahui nilai berat isi dan berat jenis tanah.
Penelitian Widyaningrum. (2012) menyatakan POC vinasse berpengaruh
tidak nyata pada berat volume tanah karena kombinasi dosis yang kurang tepat,
yaitu kandungan bahan organik yang sedikit pada kombinasi dosis perlakuan yang
diberikan dan dalam waktu lama menyebaban tanah menjadi padat pada inkubasi
bulan ke-3, nilai pemberian dosis perlakuan berbeda tidak nyata. Tetapi data
23

tersebut menunjukkan adanya peningkatan nilai berat volume tanah. Pada


inkubasi bulan ke-2 perlakuan eceng gondok 3000 kg/ha + POC vinasse 1000 l/ha
menunjukkan nilai tertinggi.
Penelitian Zulfan et al., (2011) menyatakan bahwa pemberian vinasse satu
kali sampai 60.000 l/ha tidak mempengaruhi berat volume, berat jenis dan
porositas tanah.

2.3.4 Kemantapan Agregat Tanah


Kemantapan agregat tanah merupakan kemampuan tanah yang dapat
mempertahankan keadaanya terhadap gaya-gaya yang dapat merusaknya. Makin
mantap suatu agregat tanah, maka makin rendah kepekaannya terhadap erosi
tanah. Tanah yang kering umumnya mempunyai kemantapan yang lebih tinggi
daripada tanah basah (Hardjowigeno, 2003). Faktor mempengaruhi kemantapan
agregat antara lain pengolahan tanah, aktivitas mikrobia tanah, dan penutupan
tajuk tanaman terhadap permukaan tanah dari hujan.
Penelitian Widyaningrum (2012) menyatakan POC vinasse berpengaruh
pada kemantapan agregat tanah dan berpengaruh sangat nyata dalam
meningkatkan kemantapan agregat. POC vinasse menunjukkan adanya pengaruh
terhadap kemantapan agregat pada inkubasi bulan ke-2 dengan nilai tertinggi
27,14 perlakuan eceng gondok 5000 kg/ha+ POC vinasse 3000 l/ha. Pada
inkubasi bulan ke-3 menunjukkan nilai 27,24. Nilai terendah pada pelakuan
kontrol. Dosis yang diberikan dapat meningkatkan lemantapan agregat meskipun
belum pada tingkat yang mantap. Sehingga POC vinasse berdampak positif untuk
meningkatkan kemantapan agregat tanah apabila diberikan terus menerus.

2.4 Sifat Kimia Tanah


2.4.1 Reaksi Tanah (pH)
pH merupakan salah satu reaksi tanah yang menunjukkan sifat kemasaman
atau alkalinitas tanah. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hydrogen
(H+ ) di dalam tanah. Apabila kadar ion H+ di dalam tanah semakin tinggi, maka
tanah tersebut akan semakin masam. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain
ditemukan pula ion OH- yang jumlahnya berbanding terbalik dengan H+. pada
tanah masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH- sedangkan pada tanah
24

alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+. bila kandungan H+ sama dengan
OH-, maka tanah tersebut bereaksi netral yaitu mempunyai pH=7. Nilai pH tanah
dipengaruhi oleh semua sifat dan ciri tanah, tetapi ada ebberapa sifat tanah yang
menonjol, yaitu kejenuhan basa, sifat koloid dan macam kation yang terjerap
(Hakim et al., 1986).

2.4.2 Bahan Organik Tanah


Bahan organik yang ada dalam tanah berkisar 1-5%, tapi keberadaanya
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap sifat fisik, kimia dan biologi
(Hardjowigeno, 1995). Musthofa (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
kandungan bahan organik dalam bentuk C-organik di tanah harus dipertahankan
tidak kurang dari 2 persen, agar kandungan bahan organik dalam tanah tidak
menurun.
Penelitian Widyaningrum. (2012) menyatakan pemberian POC vinasse
sangat berpengaruh terhadap bahan organik tanah. Perlakuan dosis dapat
memberikan dampak yang signifinkan terhadap kenaikan nilai bahan organik
tanah. Pengaruh POC vinasse menunjukkan peningkatan bahan organik tanah
pada perlakuan eceng gondok 5000 kg/ha+ POC vinasse 3000 l/ha dengan nilai
tertinggi apabila dibandingkan dengan kontrol. Terjadi peningkatan bahan organik
pada tiap dosis yang diberikan. POC vinasse yang diberikan terus menerus akan
menambah kadar bahan organik karena vinasse merupakan limbah cair bahan
organik dan dapat menambah kadar organik dalam tanah.
25

III. METODE PENELITIAN


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di kebun HGU G25 PG Pesantren Baru yang terletak


di Desa Plosokidul Kabupaten Kediri Jawa timur. Penelitian dilaksanakan pada
bulan Juni 2015 dengan menggunakan metode survei. Analisa sifat fisika tanah
(berat isi, berat jenis, porositas dan kemantapan agregat) dilakukan di
Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya pada kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm. Analisa sifat kimia tanah (pH
tanah dan kandungan bahan organik tanah) dilakukan oleh pihak PUSLIT
Djengkol di Laboratorium Kimia Tanah PUSLIT Djengkol, Kediri.

3.2 Alat dan Bahan

Penelitian dan pengambilan sampel tanah dilakukan di kebun G25, PG.


Pesantren Baru, Kediri. Sifat fisik tanah dianalisa di Laboratorium Adapun bahan
dan alat yang digunakan dalam penelitian baik di lapang maupun laboratorium
sebagai berikut:

Tabel 1. Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Penelitian

Jenis kegiatan Tempat Alat dan bahan


Pengambilan sampel tanah Plot yang Alat :
 Tanah utuh (BI, BJ, menggunakan pupuk Cetok, penggaris, alat tulis, ring
Kemantapan agregat) anorganik dan vinasse sampel berdiameter 5 cm,
kamera, plastik, kertas label
Bahan :
sampel tanah kombinasi pupuk
anorganik 4 dosis (0%, 50%,
75%, 100%) dan POC vinasse 4
dosis (0 L/ha, 15.000 L/ha,
30.000 L/ha, 45.000 L/ha)
Analisa laboratorium Laboratorium fisika, Alat :
 BI, BJ, porositas Jurusan Tanah Labu ukur, oven, mortar, kertas
 Kemantapan agregat Fakultas Pertanian label, timbangan analitik, air
Universitas Brawijaya mineral, botol, kamera, cawan
Bahan :
sampel tanah kombinasi pupuk
anorganik 4 dosis (0%, 50%,
75%, 100%) dan POC vinasse 4
dosis (0 L/ha, 15.000 L/ha,
30.000 L/ha, 45.000 L/ha)
26

Alat yang digunakan dalam penelitian pada saat pengambilan sampel


tanah utuh adalah cetok (untuk mengambil dan menggali tanah), penggaris (untuk
mengukur tinggi ring dan kedalaman tanah), alat tulis (untuk mencatat sampel
tanah), ring sampel berdiameter 5 cm (untuk mengambil sampel tanah utuh),
kamera (untuk dokumentasi), plastik (sebagai tempat sampel tanah), kertas label.
Alat yang digunakan dalam penelitian pada saat analisa di laboratorium adalah
Labu ukur, oven (untuk mengeringkan sampel tanah), mortar (untuk
menghaluskan sampel tanah), kertas label, timbangan analitik (untuk menimbang
sampel tanah), air mineral, kamera (untuk dokumentasi), cawan (sebagai tempat
sampel tanah). Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sampel tanah
kombinasi anorganik 4 dosis (0%, 50%, 75%, 100%) dan POC vinasse 4 dosis (0
L/ha, 15.000 L/ha, 30.000 L/ha, 45.000 L/ha)

3.3 Rancangan Percobaan Penelitian

Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (split plot)


yang terdapat petak utama dan anak petak. Petak utama yang merupakan dosis
pupuk anorganik (dosis 0%, 50%, 75% dan 100%) yang ditentukan dari
rekomendasi PG. Pesantren Baru dan anak petak yang merupakan dosis POC
vinasse (0 L/ha, 15.000 L/ha, 30.000 L/ha dan 45.000 L/ha) yang ditentukan
berdasarkan dosis yang sering digunakan. Percobaan ini terdapat 16 kombinasi
perlakuan dengan 3 ulangan, sehingga terdapat 48 unit percobaan, yakni:

Tabel 2. Perlakuan Penelitian

Petak Utama Anak Petak


Dosis pupuk anorganik Dosis POC Vinasse
N1 0% V1 0 L/ha
N2 50% V2 15.000 L/ha
N3 75% V3 30.000 L/ha
N4 100% V4 45000 L/ha
27

Tabel 3. Kombinasi Perlakuan penelitian

Perlakuan Kode
Anorganik 0% + Vinasse 0 L/ha N1V1
Anorganik 0% + Vinasse 15000 L/ha N1V2
Anorganik 0% + Vinasse 30000 L/ha N1V3
Anorganik 0% + Vinasse 45000 L/ha N1V4
Anorganik 50% + Vinasse 0 L/ha N2V1
Anorganik 50% + Vinasse 15000 L/ha N2V2
Anorganik 50% + Vinasse 30000 L/ha N2V3
Anorganik 50% + Vinasse 45000 L/ha N2V4
Anorganik 75% + Vinasse 0 L/ha N3V1
Anorganik 75% + Vinasse 15000 L/ha N3V2
Anorganik 75% + Vinasse 30000 L/ha N3V3
Anorganik 75% + Vinasse 45000 L/ha N3V4
Anorganik 100% + Vinasse 0 L/ha N4V1
Anorganik 100% + Vinasse 15000 L/ha N4V2
Anorganik 100% + Vinasse 30000 L/ha N4V3
Anorganik 100% + Vinasse 45000 L/ha N4V4

3.4 Pelaksanaan Penelitian

Pemberian pupuk vinasse dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk


anorganik. Pemberian pupuk vinasse diberikan 2 kali saat tebu berumur 51 HST
tanggal 26 Juni 2014 dan 66 HST tanggal 11 Juli 2014. Pemanenan tebu
dilakukan ketika tanaman berumur 12 bulan. Panen dilakukan saat tanaman sudah
mencapai tingkat masak sehingga rendemen tebu akan tinggi
Titik pengambilan sampel tanah sifat kimia yaitu pH dan kandungan c-
organik tanah dilakukan secara acak kemudian dikomposit. Pengambilan sampel
sifat kimia tanah dilakukan sebanyak 4 kali. Pengambilan sampel tanah yang
pertama saat sebelum diberi perlakuan guna analisis dasar pada tanggal 20 Mei
2014. Pengambilan sampel tanah yang kedua pada saat setelah diberi perlakuan,
pengamatan pH tanggal 12 Agustus 2014 dan pengamatan BO tanggal 7 Oktober
2014. Ketiga pengamatan kandungan c-organik tanah dan pH dilakukan tanggal 2
Desember 2014. Keempat pengamatan kandungan c-organik tanah dan pH
dilakukan tanggal 16 Februari 2014. Sampel tanah dianalisis di laboratorium
kimia Puslit Djengkol, Kediri oleh Puslit Djengkol.
Titik pengambilan sampel tanah sifat fisika tanah yaitu berat isi, berat
jenis, porositas dan kemantapan agregat tanah dilakukan di setiap plot sebelum
28

panen pada tanggal 2 Juli 2015. Pengambilan sampel tanah sifat fisika tanah
dilakukan pada kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm. Sampel fisika tanah yang telah
diambil kemudian dikering anginkan serta dihaluskan dan kemudian dianalisis di
laboratorium fisika tanah.

3.5 Parameter Pengamatan

Analisis laboratorium dilakukan di laboratorium Fisika Tanah Jurusan tanah


Universitas Brawijaya yang meliputi BI, BJ, Porositas, kemantapan agregat.
a. Berat Isi
Analisis berat isi diambil sampel tanah pada masing-masing perlakuan.
Metode yang digunakan adalah metode silinder. Sampel tanah dikeringkan dan
dioven pada suhu 1050C sampai beratnya konstan. Berat isi tanah dihitung
menggunakan rumus:

Berat Isi Tanah (g cm-3)

b. Berat Jenis
Analisis berat jenis dilakukan dengan metode labu ukur (piknometer) pada
masing-masing sampel tanah.

c. Porositas Tanah
Analisis porositas dihitung berdasarkan hasil penetapan berat isi tanah (bulk
density) dan berat jenis tanah (particle density). Pengukuran total ruang pori tanah
dihitung dengan rumus:

Dimana: P = total ruang pori tanah (%)


BI = berat isi tanah (g cm-3)
BJ = berat jenis tanah (g cm-3)
29

d. Kemantapan Agregat
Analisis kemantapan agregat dilakukan dengan metode ayakan basah.
Pengukuran kemantapan agregat dihitung dengan rumus:

Index DMR = 0,876 x ∑DMR

Tabel 4. Parameter Pengamatan dan Metode Analisis

Macam Analisa Metode


Berat Isi (g cm-3) Ring Gravimetrik
Berat Jenis (g cm-3) Piknometer
Porositas (1-BI/BJ) x 100%
Kemantapan agregat Ayakan basah

3.6 Analisa Statistik Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisa dengan menggunakan


analisa ragam (ANOVA) pada taraf 5% untuk mengetahui pengaruh perlakuan
dosis pupuk anorganik dan dosis POC vinasse terhadap sifat fisik tanah dan
apabila terdapat pengaruh nyata maka akan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata
Terkecil (BNT) pada taraf 5% untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan
dengan menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel 2010.
30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum

Penelitian dilakukan di areal kebun Hak Guna Usaha (HGU) milik PG


Pesantren Baru yang terletak di Desa Plosokidul Kabupaten Kediri Jawa timur.
Wilayah HGU dibagi menjadi 3 wilayah dengan pembagian wilayah I meliputi
kebun rayon A, rayon B dan rayon C. Wilayah II meliputi kebun rayon D dan
rayon E, dan wilayah III meliputi rayon F dan rayon G. Kebun HGU berada pada
ketinggian 200-250 mdpl, tepatnya berada pada lereng Gunung Kelud. Letak
geografis HGU pada bagian utara dibatasi oleh 7o 51’ 59.3” lintang selatan, pada
bagian selatan dibatasi 7o 54’ 12.2” lintang selatan, pada bagian barat dibatasi
112o 09’ 20.2” bujur timur, dan pada bagian timur dibatasi oleh 112o 11’ 55.2”
bujur timur.
4.2 Tekstur Tanah
Tekstur tanah pada lahan percobaan yang dilakukan di kebun G25
kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm memiliki persentase pasir lebih banyak
dibandingkan persentase debu dan liat. Jika dilihat dari besarnya presentase pasir
yang ada pada kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm, maka tekstur tanahnya adalah
lempung berpasir. Hasil uji Laboratorium Fisika Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya mengenai data tekstur tanah kebun G25 disajikan pada
Tabel 5.
Tabel 5. Tekstur Tanah pada Kebun G25

Kedalaman % Pasir % Debu % Liat Tekstur Tanah


0-20 cm 61 36 3 Lempung Berpasir
20-40 cm 65 32 4 Lempung Berpasir

Tabel 5 menunjukkan kebun G25 memiliki rata-rata persentase 63% pasir,


34% debu dan 3.5% liat pada kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm. Maka tanah pada
kebun G25 menunjukkan tekstur tanah lempung berpasir. Tanah dengan tekstur
tanah lempung berpasir mempunyai pori-pori makro yang banyak sehingga
kemampuan menahan air sangat rendah dan juga porositas tanahnya tinggi.
31

4.3 Porositas Tanah


Pori tanah merupakan ruang antara butiran padat tanah yang pada
umumnya pori kasar ditempati oleh udara dan air di dalam tanah. Porositas tanah
dipengaruhi oleh kandungan bahan organik dan stuktur tanah. Tanah dengan
kandungan bahan organik tinggi akan menyebabkan nilai porositas tinggi. Tanah
dengan struktur tanah granular atau remah, maka nilai porositas akan tinggi. Nilai
porositas tanah akan diperoleh jika diketahui nilai berat isi tanah dan berat jenis
tanah. Semakin besar berat isi tanah mendekati berat jenis tanah. maka porositas
tanah semakin kecil (Santi dan Goenadi, 2010). Pengaruh pemberian pupuk
anorganik dan POC vinasse terhadap porositas tanah pada kedalaman 0-20 cm dan
20-40 cm disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk Anorganik dan Dosis POC Vinasse Terhadap
Porositas Tanah

Berat Isi Tanah Berat Jenis Tanah Porositas Tanah


Perlakuan (g cm-3) (g cm-3) (%)
0-20 cm 20-40 cm 0-20 cm 20-40 cm 0-20 cm 20-40 cm
N1V1 1,37 1,35 2,38 2,41 42,38 43,90
N1V2 1,34 1,40 2,44 2,39 44,90 41,51
N1V3 1,33 1,45 2,44 2,44 45,53 40,52
N1V4 1,30 1,40 2,52 2,35 48,17 40,18
N2V1 1,43 1,46 2,51 2,40 40,58 39,04
N2V2 1,43 1,41 2,29 2,42 37,18 41,54
N2V3 1,41 1,46 2,42 2,45 41,09 40,37
N2V4 1,36 1,40 2,33 2,32 42,20 39,32
N3V1 1,46 1,41 2,45 2,27 39,59 37,81
N3V2 1,44 1,40 2,44 2,25 41,16 37,31
N3V3 1,42 1,41 2,38 2,42 40,30 41,86
N3V4 1,36 1,37 2,32 2,30 41,25 40,38
N4V1 1,40 1,42 2,20 2,32 36,66 38,82
N4V2 1,39 1,42 2,29 2,31 39,12 38,68
N4V3 1,39 1,38 2,46 2,37 43,23 41,73
N4V4 1,38 1,39 2,36 2,34 41,41 40,53
rerata 1,39 1,41 2,39 2,36 41,55 40,22

Tabel 6 menunjukkan pemberian pupuk anorganik dan POC vinasse tidak


berpengaruh nyata terhadap porositas tanah pada kedalaman 0-20 cm dan 20-40
cm. pemberian pupuk anorganik dan POC vinasse menunjukkan hasil yang tidak
32

berbeda pada parameter porositas tanah. Jika dilihat dari reratanya porositas tanah
pada lokasi penelitian berkisar antara 40% - 42% termasuk dalam kelas sedang,
dikarenakan kandungan pasir yang tinggi pada lahan penelitian. Dari Tabel 6
diatas dapat dilihat kedalaman 0-20 cm pada perlakuan N1V4 menunjukkan
porositas tertinggi dengan nilai 48,07%. yang berarti terjadi peningkatan porositas
dibandingkan dengan kontrol. Nilai terendah terdapat pada perlakuan N4V4
dengan nilai 36,66% yang berarti terjadi penurunan porositas dibandingkan
kontrol. Hal ini dikarenkan POC vinasse belum stabil dalam memperbaiki
porositas tanah. Hal ini juga dikarenakan waktu pengaplikasian POC vinasse yang
masih baru. Tekstur tanah lempung berpasir banyak mengandung fraksi pasir dan
unsur yang dikandung dalam POC vinasse yang menyebabkan aktivitas
mikroorganisme meningkat serta penggunaan dosis belum maksimal atau masih
berupa percobaan. Pada penelitian ini diharapkan dapat menurunkan menurunkan
pori makro tanah. meskipun pada hasil tidak berpengaruh pada porositas. Tekstur
tanah pasir banyak mempunyai pori makro sehingga sulit menahan air.
Zulfan (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa vinasse mampu
meningkatkan jumlah pori meso (menengah) dan menurunnya pori makro.
sehingga daya menahan air meningkat. dan berdampak pada meningkatnya
ketersediaan air untuk pertumbuhan tanaman. Dengan peningkatan kapasitas
menahan air. paling tidak untuk sementara pemberian 60.000 l/ha vinasse mampu
memperbaiki salah satu kelemahan sifat fisik tanah pasir yaitu kemampuan
menahan air yang rendah. Nilai porositas tanah mengalami peningkatan dengan
bertambahnya dosis POC vinasse. Hal ini ditunjukkan pada perlakuan N1V2,
N1V3, N1V4, N2V4 dan N4V3. Kandungan bahan organik yang tinggi
menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki kerapatan tanah rendah sehinnga
tingkat porositas tinggi (Hardjowigeno, 2003). Kandungan bahan organik tinggi
dapat menyebabkan porositas tinggi (pori-pori di dalam tanah banyak) (Assa’ad
et al., 2003). Bahan organik tanah membantu proses granulasi tanah dapat
mengakibatkan penurunan berat isi tanah dan mengurangi tingkat pemadatan
tanah. Semakin banyak granulasi tanah yang terbentuk. maka ruang pori yang
tersedia juga akan semakin banyak (Hanafiah, 2007).
33

4.3 Kemantapan Agregat Tanah

Kemantapan agregat merupakan kemampuan tanah terhadap pengaruh


pukulan air. Pemberian POC vinasse bertujuan untuk memperbaiki tanah tekstur
lempung berpasir atau dengan kandungan dominan pasir yang mempunyai
struktur lepas agar terbentuk agregat-agregat tanah. Pengaruh pemberian pupuk
anorganik dan POC vinasse terhadap kemantapan agregat tanah pada kedalaman
0-20 cm dan 20-40 cm disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk Anorganik dan Dosis POC Vinasse Terhadap
Kemantapan Agregat Tanah
Kemantapan Agregat
Perlakuan (mm) Rerata
0-20 cm 20-40 cm
N1V1 2,15 a 2,46 2,30
N1V2 2,02 a 2,09 2,05
N1V3 2,11 a 2,48 2,30
N1V4 2,23 a 2,39 2,31
N2V1 2,07 a 1,96 2,02
N2V2 2,08 a 2,09 2,08
N2V3 2,07 a 2,15 2,11
N2V4 2,03 a 2,29 2,16
N3V1 1,67 a 2,53 2,10
N3V2 2,56 c 2,04 2,30
N3V3 2,44 b 2,34 2,39
N3V4 2,17 b 2,25 2,21
N4V1 2,12 a 2,17 2,15
N4V2 2,09 a 2,05 2,07
N4V3 2,33 a 2,00 2,16
N4V4 2,18 a 2,20 2,19
rerata 2,15 2,22 2,18

Keterangan: Bilangan yang didampingi oleh huruf kecil yang sama pada baris yang sama, dan
huruf besar yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berpengaruh nyata berdasarkan
uji BNT p = 5%
Tabel 7 menunjukkan pemberian pupuk anorganik dan POC vinasse
berpengaruh nyata terhadap kemantapan agregat tanah pada kedalaman 0-20 cm
dan tidak berpengaruh nyata pada kedalaman 20-40 cm. Sehingga pada
kedalaman 20-40 cm tidak terdapat notasi karena tidak diuji lanjut menggunakan
BNT 5%. Bedasarkan BNT 5% dalam tabel 7 kedalaman 0-20 cm menunjukkan
perlakuan N3V2 merupakan nilai kemtapan kemantapan agregat terbaik dengan
34

nilai 2.56 mm. Pemberian pupuk anorganik dan POC vinasse berpengaruh pada
perlakuan N3V3 dan N3V4 dengan nilai 2,44 mm dan 2,17 mm karena terjadi
peningkatan kemantapan agregat tanah. Widyaningrum (2012) menyatakan dalam
penelitiannya menunjukkan vinasse berpengaruh pada kemantapan agregat tanah
dan berpengaruh sangat nyata dalam meningkatkan kemantapan agregat. Secara
umum rerata nilai kemantapan agregat tanah semakin meningkat pada pemberian
berbagai dosis POC vinasse. Bahan organic yang diberikan mampu mengubah
tanah yang semula tidak berstruktur (pejal) dapat membentuk struktur baik atau
remah. Dosis yang diberikan mampu meningkatkan kemantapan agregat
meskipun belum pada tingkat mantap. Hal ini disebabkan karena dengan
rendahnya bahan organik menyebabkan kapasitas menahan air dan unsur hara
rendah, agregasi lemah, kemantapan agregatpun rendah. Yatno (2011)
menyatakan pemberian bahan organik dapat memperbaiki sifat fisik tanah seperti
peningkatan stabilitas agregat tanah. porositas. kadar air tanah dan penurunan
berat isi tanah. Kandungan bahan organik dapat memperbaiki struktur tanah yang
berbutir tunggal menjadi berbentuk tunggal. Dalam pembentukan agregat tanah.
bahan organik tanah berfungsi sebagai perekat (cementing agent) sehingga
agregat tanah tidak mudah hancur oleh pukulan butiran air (Subagyono et al.,
2004). Chaney dan Swift (1984) dalam Krull et al. (2006) menyatakan bahwa
kemantapan agregat semakin tinggi apabila bahan organik dalam tanah juga
tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan Meizal (2008) menunjukkan dosis kompos
ampas tebu berpengaruh nyata terhadap berat jenis. kemantapan agregat. ruang
pori tapi tidak berpengaruh nyata terhadap berat isi tanah.

4,4 Reaksi Tanah (pH)

Nilai pH tanah merupakan bagian dari sifat kimia tanah yang dapat
digunakan sebagai indicator kesuburan kimiawi tanah, karena dapat mencerminkan
ketersediaan hara dalam tanah tersebut (Hanafiah, 2007). Pengamatan pH tanah
dilakukan pada saat sebelum pemberian POC vinasse dan sesudah POC vinasse,
Pengaruh pemberian dosis pupuk anorganik dan dosis POC vinasse terhadap pH
tanah sebelum dan seudah POC vinasse disajikan pada Tabel 8.
35

Tabel 8. Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk Anorganik dan Dosis POC Vinasse Terhadap
pH Tanah

pH
Sebelum POC Sesudah POC vinasse
Perlakuan vinasse Rerata
20/5/2014 3 BST 6 BST 9 BST

N1V1 5,49 5,45 5,64 5,98 5,69 b


N1V2 5,63 5,30 5,59 6,07 5,65 b
N1V3 5,60 5,38 5,56 5,98 5,64 b
N1V4 5,71 5,35 5,66 5,50 5,50 a
N2V1 5,58 5,60 5,78 6,08 5,82 ab
N2V2 5,58 5,61 5,87 5,97 5,82 ab
N2V3 5,64 6,00 5,76 6,06 5,94 b
N2V4 5,68 5,58 5,72 5,85 5,72 a
N3V1 5,64 5,53 5,80 6,03 5,79 b
N3V2 5,62 5,58 5,86 6,08 5,84 b
N3V3 5,72 5,48 5,86 6,02 5,79 b
N3V4 5,74 5,44 5,44 5,89 5,59 a
N4V1 5,45 5,53 5,48 6,03 5,68 a
N4V2 5,55 5,71 5,79 6,09 5,86 b
N4V3 5,66 5,79 5,85 6,00 5,88 b
N4V4 5,75 5,42 5,68 5,78 5,63 a
Rerata 5,63 5,55 5,71 5,96 5,71

Keterangan : Bilangan yang didampingi oleh huruf kecil yang sama pada baris yang sama, dan
huruf besar yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berpengaruh nyata berdasarkan
uji BNT p = 5% tn = tidak berpengaruh nyata

Tabel 8 menunjukkan hasil analisis ragam pH tanah pemberian anorganik


dan POC vinasse menunjukkan adanya pengaruh nyata terhadap pH tanah sesudah
pemberian POC vinasse pada tanah. pemberian anorganik dan POC vinasse
menunjukkan adanya peningkatan nilai pH tanah pada perlakuan N1V1, N1V2,
N1V3, N3V1, N3V2, N3V3, N4V2 dan N4V3. Hal ini mungkin dikarenakan
dekomposisi bahan organik dan vegetasi yang tumbuh disekitar tanaman tebu.
Basma (2014) hasil penelitiannya menunjukkan pemberian vinasse pada tanaman
tomat dengan dosis 800 L/ha berpengaruh nyata terhadap parameter pH. Reaksi
tanah mempengaruhi kegiatan mikroorganisme dalam tanah. Pada pH sekitar
netral. bakteri aktif melapuk bahan organik. sedang pada tanah masam pelapukan
lebih banyak dilakukan oleh cendawan. Pada pH yang terlalu rendah aktivitas
memfiksasi nitrogen oleh bakteri Rhizobium tertekan. Umumnya unsur hara
36

mudah diserap oleh akar tanaman pada keadaan pH netral karena pada pH tersebut
kebanyakan unsur hara dapat larut dalam air. Penambahan bahan organik yang
belum masak atau bahan organik yang masih mengalami dekomposisi. akan
menyebabkan penurunan pH tanah. Apabila bahan organik telah matang atau
dekomposisi dengan baik maka aka terjaid peningkatan pH tanah. Trahdara
(2014) menyatakan bahwa dalam penelitiannya dengan parameter pH yang
semakin meningkat dapat diduga dengan semakin banyaknya bahan organik di
dalam tanah. Karena bahan organik mempunyai muata OH- sehingga dapat
meningkatkan pH. Fidhasari (2015) menyatakan bahwa pemberian pupuk organik
cair dengan dosis 100% memiliki nilai pH tanah yang lebih tinggi dari perlakuan
lainnya dan terjadi peningkatan nilai pH yang semula masam menjadi agak
masam. Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur
hara diserap tanaman. menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun.
dan mempengaruhi perkembangan mikro organisme. Tanah yang terlalu masam
dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan kapur ke dalam tanah. sedang
tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan pH-nya dengan penambahan
belerang. (Hardjowigeno, 2003).

4.5 Kandungan Bahan Organik Tanah

Pengamatan dilakukan pada saat sebelum pemberian POC vinasse dan


sesudah pemberian POC vinasse sebanyak 3 kali. Pengaruh pemberian kombinasi
dosis pupuk anorganik dan dosis POC vinasse terhadap bahan organik tanah
sebelum dan sesudah pemberian POC vinasse disajikan pada Tabel 9.
37

Tabel 9. Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk Anorganik dan Dosis POC Vinasse Terhadap
Kandungan Bahan Organik Tanah

Kandungan Bahan Organik Tanah (%)


Perlakuan Sebelum POC Sesudah POC vinasse Rerata
vinasse
3 BST 6 BST 9 BST
N1V1 1,60 1,74 1,94 1,92 1,87 a
N1V2 1,30 2,06 1,75 1,88 1,90 a
N1V3 1,39 2,03 1,64 1,76 1,81 a
N1V4 1,53 2,23 1,76 1,86 1,95 a
N2V1 1,71 1,59 1,63 1,50 1,57 a
N2V2 1,90 1,71 1,56 1,94 1,74 a
N2V3 1,43 1,78 1,69 1,58 1,68 a
N2V4 1,17 1,50 1,50 1,56 1,52 a
N3V1 1,85 1,77 1,90 1,92 1,86 a
N3V2 1,24 1,90 1,50 1,77 1,72 a
N3V3 1,30 1,94 1,85 1,74 1,84 a
N3V4 1,42 1,71 1,56 2,02 1,76 a
N4V1 2,06 2,26 2,26 2,18 2,23 c
N4V2 2,05 1,97 1,71 2,09 1,92 bc
N4V3 1,09 1,51 1,56 1,66 1,58 a
N4V4 1,95 2,11 1,66 1,72 1,83 b
Rerata 1,56 1,86 1,72 1,82 1,74

Keterangan: Bilangan yang didampingi oleh huruf kecil yang sama pada baris yang sama. dan
huruf besar yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berpengaruh nyata berdasarkan
uji BNT p = 5%. hst = hari setelah tanam
Tabel 9 hasil analisis ragam pada pengamatan kadar bahan organik tanah
menunjukkan adanya pengaruh nyata dari pemberian POC vinasse setelah
perlakuan terhadap kadar bahan organik tanah. C-organik tanah menentukan besar
kecilnya kandungan bahan organik tanah.. Semakin tinggi C-organik tanah. maka
bahan organik tanah akan semakin tinggi. Tabel 9 menunjukkan peningkatan
perlakuan N4V1 dan N4V2 serta penurunan perlakuan N4V4 dibandingkan
kontrol. Tabel 9 menunjukkan hasil kandungan bahan organik tertinggi pada
perlakuan N4V1 dengan nilai 2,23%. Faktor yang mempengaruhi bahan organik
tanah adalah iklim, tipe penggunaan lahan, kegiatan manusia. Besarnya bahan
organik tanah mungkin disebabkan karena penggunaan alat berat traktor pada saat
pengolahan tanah dan aktivitas mikroorganisme yang tidak ada. Tampubolon et
al. (2012) yang menyatakan pupuk organik mempunyai peran dalam
meningkatkan kandungan hara tanah. terutama kandungan C-organik tanah.
38

Terjadinya peningkatan kandungan C-organik tanah ini. dikarenakan adanya


tambahan bahan organik. Bakri (2001) menyatakan penambahan bahan organik ke
dalam tanah akan menjadikan ikatan antar partikel bertambah kuat dengan
meningkatnya kadar bahan organik tanah. Kandungan C-organik tanah berperan
sebagai zat perekat antar partikel tanah. Tingginya kadar C-organik tanah
dipengaruhi oleh kandungan liat. debu dan pH tanah serta ketinggian tempat.
dimana semakin tinggi kandungan liat maka kadar C-organik tanah yang akan
meningkat (Prijono dan Wahyudi. 2009).
39

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Pemberian pupuk anorganik dan POC vinasse pada lahan tebu tidak
berpengaruh pada porositas tanah namun terjadi peningkatan porositas
pada penambahan dosis POC vinasse. Secara keseluruhan POC vinasse
dosis 15.000 l/ha dan 30.000 l/ha berpengaruh pada penurunan porositas.
Pemberian pupuk anorganik POC vinasse berpengaruh nyata terhadap
kematapan agregat kedalaman 20-40 cm. POC vinasse tertinggi pada
perlakuan N3V2, N3V3 dan N4V1. Hal tersebut terjadi penigkatan
dibandingkan dengan kontrol.
2. Pemberian pupuk anorganik dan POC vinasse berpengaruh nyata pada
sifat kimia tanah yaitu pH tanah dan bahan organik tanah. pH tanah
tertinggi terdapat pada perlakuan N1V1, N1V2, N1V3, N3V1, N3V2,
N3V3, N4V2 dan N4V. Kandungan bahan organik tanah tertinggi terdapat
pada perlakuan N4V1, N4V2 dan N4V4.

5.2. Saran
Saran dari penelitian ini adalah memberikan POC vinasse pada budidaya tebu.
Dalam jangka waktu yang lama dapat memungkinkan adanya pengaruh terhadap
sifat fisik tanah serta sifat kimia tanah. Memberikan kombinasi pupuk organik dan
POC vinasse.
40

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, S. dan N. Indah. 2006. Kajian Pengaruh Pemberian Macam Pupuk


Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jahe Di Inceptisol
Karanganyar. Jurnal Ilmu Tanah Dan Lingkungan. 6(2): 124-131.
Assa’ad, Juanda. Warsana. 2003. Kajian Laju Infiltrasi Dan Beberapa Sifat Fisik
Tanah Pada Tiga Jenis Tanaman Pagar Dalam System Budidaya Lorong.
Jurnal Ilmu Tanah Dan Lingkungan Vol. 4 (1): 25-31
Apriliani, Endah. 2013. Pengaruh Pengelolaan Tanah Dan Pemberian Kompos
Terhadap Beberapa Sifat Fisik Tanah. Pertumbuhan Dan Produksi
Tanaman Jagung (Zae Mays L.) Pada Tanah Sawah. [Skripsi]. Jurusan
Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang
Arrodli, M. Z. 2012. Pengaruh Pemberian Vinasse Pada Tanah Pasir Terhadap
Pertumbuhan Awal Empat Klon Tebu (Saccharum Officinarum L. ).
Fakultas Pertanian. Universitas Gajah Mada. Skripsi
Arsyad, S. 2006. Konservasi Tanah Dan Air. IPB Press. Bogor
Balai Penelitian Tanah. 2009. Petunjuk Teknis Analisa Kimia Tanah. Tanaman.
Dan Pupuk. Balai Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Basma, Friztya. Y. 2014. Pengaruh Vinasse Dan Tiga Jenis Pupuk Organik
Terhadap Serapan N. P. K Serta Hasil Tomat Di Inceptisol. Sleman.
Fakultas Pertanian. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta
Bukhari, A. S. 2013. Skrining Bakteri Pelarut Fosfat Adaptif Vinasse Dari Lahan
Tebu Pabrik Gula Jatiroto Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Jember. Jember
Ciptadi, G. 2013. Tanaman Tebu. LPP Press. Yogyakarta. P.1-3
Eva, Carolina Nita. 2015. Pengaruh Pengolahan Tanah Dan Pemberian Bahan
Organik (Blotong Dan Abu Ketel) Terhadap Porositas Tanah Dan
Pertumbuhan Tanaman Tebu (Sacharrum Officinarum L.) Pada Ultisols.
[Skripsi]. Universitas Brawijaya
Firdhasari, A. 2015. Pengaruh Dosis Dan Interval Pupuk Oragnik Cair Terhadap
Serapan N Dan Produksi Tanaman Kailan (Brassica Oleraceae L.) Pada
Alfisol Di Jatikerto. [Skripsi]. Universitas Brawijaya. Malang.
Hakim, N.. Nyapka. M. Y.. Lubis. A.M.. Nugroho. S.G.. Saul. M.R.. Dina. M.A..
Hong. Gong.G.B.. Bailey. H.H. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Universitas Lampung. Lampung
Hanafiah, Kemas Ali. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Akademi Presindo. Jakarta.
41

Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah Dan Pedogenesis. Penerbit Akademia


Presindi. Jakarta
Hasibuan, B.E.. 2006. Pupuk Dan Pemupukan. Universitas Sumatera Utara.
Fakultas Pertanian. Medan.
Indrawanto, Chandra. Purwono. Siswanto. Syakir M.. Dan Rumini W. 2010.
Budidaya Dan Pasca Panen Tebu. ESKA Media. Jakarta
Isa’I, Puteri. 2015. Pengaruh Kompos Blotong Dan Vinasse Terhadap
Pertumbuhan Dan Serapan Sawi (Brassica juncea L.) Organik Pada
Sampel Tanah Entisol Ngrangkakh Pawon. [Skripsi]. Universitas
Brawijaya
Islami, T. Dan Utomo. W.H. 1995. Hubungan Tanah. Air Dan Tanaman. IKIP
Semarang Press. Semarang
Madejón, E. R. López. J. M. Murillo. And F. Cabrera. 2001. Agricultural Use Of
Three (Sugar-Beet) Vinasse Composts: Effect On Crops And Chemical
Properties Of A Cambisol Soil In The Guadalquivir River Valley (SW
Spain). Agriculture. Ecosystems. And Environment 84: 55–65.
Mustofa, A. 2007. Perubahan Sifat Fisik. Kimia. Dan Biologi Tanah Pada Hutan
Alam Yang Diubah Menjadi Lahan Pertanian Di Kawasan Taman
Nasional Gunung Leuser. [Skripsi]. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Novizan, 2002. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Pita, V.. Vasconcelos E.. Fangueiro D.. Cabral F.. Ribeiro HM. 2010. Carbon And
Nitrogen Mineralization Of Organik Wastes From Sugarcane Distilleries
Vinasse And Yeast Waste. Treatment And Use Of Non Conventional
Organik Residues In Agriculture. UIQA. Instituto Superior De
Agronomia. Technical University Of Lisbon. Tapada Da Ajuda 1349-017.
Lisbon. Portugal.
Prijono, Sugeng. 2008. Analisis Fisika Tanah. Universitas Brawijaya. Malang
Qun, Yu. SU Tian Ming. Zhong Yu. 2009. Effect Of Vinasse on Sugarcane Field.
Guangxi Agricultural Sciences Vol. 40 No. 6 2009
Seroja, Veronica Rensia. 2014. Pengaruh Sifat Fisik Tanah (Bobot Isi. Porositas
Total. Ketahanan Penetrasi Dan Distribusi Ruang Pori) Terhadap Tingkat
Produksi Tanaman Apel (Malus Sylvestris Mill) di Desa Tulungrejo.
Bumiaji. Batu. [Skripsi]. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Univ
Brawijaya
Sudaryono. 2011. Pengaruh Pemberian Bahan Pengkondisi Tanah Terhadap
Sifat Fisik Dan Kimia Tanah Pada Lahan Marginal Berpasir. Jurnal
Teknologi Lingkungan 2 (1) : 106-112
42

Suryana. 2014. Pengaruh Pengolahan Tanah Dan Penambahan Abu Ketel


Terhadap Sifat Fisik Tanah. Pertumbuhan. Dan Produksi Tanaman Tebu
(Saccharum Officinarum). [Skripsi]. Universitas Brawijaya. Malang
Sutanto, R.2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Konsep Dan Kenyataan. Kanisius.
Yogyakarta.
Sutedjo, Mulyani. 2002. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.
Tambunan, Winston Andar.2008. Kajian Sifat Fisik Dan Kimia Tanah
Hubungannya Dengan Produksi Kelapa Sawit Di Kebun Kelapa Sawit
PTPN XI. [Tesis]. Program Pascasarjana.Universitas Sumatera Utara.
Medan
Tampubolon, E. A. 2012. Pemanfaatan Limbah Ternak Sebagai Pupuk Cair
Organik Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Dan Produksi Selada
(Lactuca Sativa Var. Crispa). [Skripsi]. Intitut Pertanian Bogor. Bogor
Tejada, M.. J. L. Moreno. M. T. Hernandez. G. Garcia. (2007). Application Of
Two Beet Vinasse In Soil Restoration Effects On Soil Properties In An
Arid Environment In Southern Spain. Agriculture. Ecosystem And
Environment. 119: 289-298
Umami, M. 2014. Pengaruh Residu Pemberian Vinasse Dan Pupuk Kalium
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kangkung Darat (Ipomea reptans
poir.). Fakultas Pertanian Gajahmada. Yogyakarta
Utomo, W. H. Dan Siswanto. B. 2013. Upaya Peningkatan Produktivitas Dan
Rendemen Tebu Di PG Bone. Camming. Dan Takalar Berbasis
Pemanfaatnan Limbah Dan Pemurnian Varietas. Universitas Brawijaya.
Malang
Widara, Dian A. 2015. Pengaruh Takaran Vinasse Dan Posisi Mata Tunas
Tunggal Terhadap Pertumbuhan Bibit Tebu (Saccharum officinarum L.)
Vegetalika Vol.4 No.1. Hlm 29-35
Widyantoro, M.. R. 2014. Pengaruh Pengolahan Tanah Dan Pemberian Bahan
Organik (Blotong Dan Abu Ketel) Terhadap Kemantapan Agregat Dan
Pertumbuhan Vegetative Awal Tanaman Tebu (Sacharrum officinarum
L.). [Skripsi]. Universitas Brawijaya
Widyaningrum, Anita. 2012. Pemanfaatan Pemberian Eceng Gondok (Eichornia
Crassipes. M) Dan Vinasse Terhadap Kemantapan Agregat Pada Tanah
Entisol Di Colomandu Kabupaten Karanganyar. [Skripsi]. Universitas
Sebelas Maret
Yatno, E. 2011. Peranan Dalam Memperbaiki Kualitas Fisik Tanah Dan
Produksi Tanaman. Jurnal Sumberdaya Lahan Vol. 5 No. 1. Juli 2011
Zulkarnain, M.. Prasetya. Budi; Soemarno. 2013. Pengaruh Kompos. Pupuk
Kandang. Dan Custom-Bio Terhadap Sifat Tanah. Pertumbuhan Dan
43

Hasil Tebu Pada Entisol Di Kebun Ngrangkah Pawon. Kediri). Indonesian


Green Techology Journal. Vol. 2 (1) : 45
44

LAMPIRAN
45
29

Lampiran 2. Analisa Dasar POC Vinasse

Tanggal 11/06/2014
N Total
Kadar C-
N C/N
air org NH4 NO3 Total P2O5 K2O Ca Mg Na Fe Mn Zn KTK
NO KODE PH Org
m.e/100
% % % % ppm
gr
PCP
1 7,77 0,61 0,17 ,007 0,07 0,31 2 0,01 0,17 0,01 0,02 66 0 4
O4

Lampiran 3. Data sifat fisik tanah (Berat isi. Berat Jenis. Porositas dan
Kemantapan Agregat Tanah)
a. Nilai Berat Isi. Berat Jenis. Porositas. dan Kemantapan Agregat pada kedalaman 0-20 cm

Berat Berat Porositas Kemantapan


Perlakuan Kode Ulangan Isi(g Jenis(g total (% Agregat
cm¯³) cm¯³) vol) (mm)
Anorganik 0% 1 1.36 2.45 44.34 2.28
+ Vinase 0 N1V1 2 1.41 2.25 37.38 2.10
L/ha. 3 1.34 2.45 45.43 2.05
Anorganik 0% 1 1.40 2.47 43.49 2.06
+ Vinase N1V2 2 1.26 2.49 49.51 1.95
15.000 L/ha 3 1.38 2.36 41.69 2.06
Anorganik 0% 1 1.35 2.45 44.74 2.22
+ Vinase N1V3 2 1.28 2.42 46.93 2.00
30.000 L/ha. 3 1.35 2.46 44.91 2.11
Anorganik 0% 1 1.36 2.48 45.24 2.11
+ Vinase N1V4 2 1.20 2.51 52.36 2.42
45.000 L/ha. 3 1.36 2.55 46.91 2.17
1 1.39 2.56 45.64 2.02
Anorganik 50%
N2V1 2 1.48 2.51 41.15 1.89
+ Vinase 0 L/ha
3 1.41 2.47 42.98 2.31
Anorganik 50% 1 1.42 2.33 38.75 2.29
+ Vinase N2V2 2 1.48 2.40 38.38 1.77
15.000 L/ha 3 1.38 2.14 35.38 2.17
Anorganik 50% 1 1.37 2.57 46.63 2.31
+ Vinase N2V3 2 1.32 2.44 45.70 1.92
30.000 L/ha 3 1.52 2.26 32.53 1.98
Anorganik 50% 1 1.33 2.44 45.29 2.29
+ Vinase
N2V4 2 1.36 2.24 39.35 1.87
45.000 L/ha
3 1.40 2.29 39.12 1.94
47

Berat Berat Porositas Kemantapan


Perlakuan Kode Ulangan Isi(g Jenis(g total (% Agregat
cm¯³) cm¯³) vol) (mm)
Anorganik 75% 1 1.34 2.47 45.81 1.49
+ Vinase 0 N3V1 2 1.44 2.66 45.77 2.02
L/ha. 3 1.61 2.21 27.18 1.50
Anorganik 75% 1 1.52 2.44 37.89 2.50
+ Vinase N3V2 2 1.36 2.46 44.78 2.73
15.000 L/ha 3 1.43 2.42 40.82 2.45
Anorganik 75% 1 1.34 2.51 46.37 2.83
+ Vinase N3V3 2 1.32 2.30 42.90 2.11
30.000 L/ha. 3 1.59 2.33 31.62 2.40
Anorganik 75% 1 1.42 2.48 42.74 2.09
+ Vinase N3V4 2 1.35 2.21 39.05 2.52
45.000 L/ha. 3 1.31 2.26 41.94 1.91
Anorganik 1 1.35 2.20 38.72 1.96
100% + Vinase N4V1 2 1.32 2.21 40.13 2.24
0 L/ha 3 1.52 2.21 31.13 2.18
Anorganik 1 1.32 2.35 43.77 1.78
100% + Vinase N4V2 2 1.44 2.38 39.46 2.11
15.000 L/ha 3 1.42 2.15 34.14 2.37
Anorganik 1 1.40 2.67 47.68 2.12
100% + Vinase N4V3 2 1.39 2.44 43.00 2.48
30.000 L/ha 3 1.38 2.27 39.00 2.38
Anorganik 1 1.25 2.35 46.84 2.03
100% + Vinase N4V4 2 1.45 2.40 39.45 2.31
45.000 L/ha 3 1.45 2.34 37.95 2.20
48

b. Nilai Berat Isi. Berat Jenis. Porositas. dan Kemantapan Agregat pada kedalaman 20-40 cm

Porositas Kemantapan
Berat Isi Berat Jenis
Perlakuan Kode Ulangan total Agregat
(g cm¯³) (g cm¯³)
(% vol) (mm)
1 1.36 2.45 44.34 2.28
Anorganik 0% +
N1V1 2 1.41 2.25 37.38 2.10
Vinase 0 L/ha.
3 1.34 2.45 45.43 2.05
Anorganik 0% + 1 1.40 2.47 43.49 2.06
Vinase 15.000 N1V2 2 1.26 2.49 49.51 1.95
L/ha 3 1.38 2.36 41.69 2.06
Anorganik 0% + 1 1.35 2.45 44.74 2.22
Vinase 30.000 N1V3 2 1.28 2.42 46.93 2.00
L/ha. 3 1.35 2.46 44.91 2.11
Anorganik 0% + 1 1.36 2.48 45.24 2.11
Vinase 45.000 N1V4 2 1.20 2.51 52.36 2.42
L/ha. 3 1.36 2.55 46.91 2.17
1 1.39 2.56 45.64 2.02
Anorganik 50%
N2V1 2 1.48 2.51 41.15 1.89
+ Vinase 0 L/ha
3 1.41 2.47 42.98 2.31
Anorganik 50% 1 1.42 2.33 38.75 2.29
+ Vinase 15.000 N2V2 2 1.48 2.40 38.38 1.77
L/ha 3 1.38 2.14 35.38 2.17
Anorganik 50% 1 1.37 2.57 46.63 2.31
+ Vinase 30.000 N2V3 2 1.32 2.44 45.70 1.92
L/ha 3 1.52 2.26 32.53 1.98
Anorganik 50% 1 1.33 2.44 45.29 2.29
+ Vinase 45.000
N2V4 2 1.36 2.24 39.35 1.87
L/ha
3 1.40 2.29 39.12 1.94
Anorganik 75% 1 1.34 2.47 45.81 1.49
+ Vinase 0 L/ha. N3V1 2 1.44 2.66 45.77 2.02
3 1.61 2.21 27.18 1.50
Anorganik 75% 1 1.52 2.44 37.89 2.50
+ Vinase 15.000 N3V2 2 1.36 2.46 44.78 2.73
L/ha 3 1.43 2.42 40.82 2.45
Anorganik 75% 1 1.34 2.51 46.37 2.83
+ Vinase 30.000 N3V3 2 1.32 2.30 42.90 2.11
L/ha. 3 1.59 2.33 31.62 2.40
Anorganik 75% 1 1.42 2.48 42.74 2.09
+ Vinase 45.000 N3V4 2 1.35 2.21 39.05 2.52
L/ha. 3 1.31 2.26 41.94 1.91
1 1.35 2.20 38.72 1.96
Anorganik 100%
N4V1 2 1.32 2.21 40.13 2.24
+ Vinase 0 L/ha
3 1.52 2.21 31.13 2.18
49

Berat Berat Porositas Kemantapan


Perlakuan Kode Ulangan Isi(g Jenis(g total (% Agregat
cm¯³) cm¯³) vol) (mm)
Anorganik 1 1.32 2.35 43.77 1.78
100% + Vinase N4V2 2 1.44 2.38 39.46 2.11
15.000 L/ha 3 1.42 2.15 34.14 2.37
Anorganik 1 1.40 2.67 47.68 2.12
100% + Vinase N4V3 2 1.39 2.44 43.00 2.48
30.000 L/ha 3 1.38 2.27 39.00 2.38
Anorganik 1 1.25 2.35 46.84 2.03
100% + Vinase N4V4 2 1.45 2.40 39.45 2.31
45.000 L/ha 3 1.45 2.34 37.95 2.20
Anorganik 1 1.32 2.35 43.77 1.78
100% + Vinase N4V2 2 1.44 2.38 39.46 2.11
15.000 L/ha 3 1.42 2.15 34.14 2.37
Anorganik 1 1.40 2.67 47.68 2.12
100% + Vinase N4V3 2 1.39 2.44 43.00 2.48
30.000 L/ha 3 1.38 2.27 39.00 2.38
Anorganik 1 1.25 2.35 46.84 2.03
100% + Vinase N4V4 2 1.45 2.40 39.45 2.31
45.000 L/ha 3 1.45 2.34 37.95 2.20
Anorganik 1 1.32 2.35 43.77 1.78
100% + Vinase N4V2 2 1.44 2.38 39.46 2.11
15.000 L/ha 3 1.42 2.15 34.14 2.37
Anorganik 1 1.40 2.67 47.68 2.12
100% + Vinase N4V3 2 1.39 2.44 43.00 2.48
30.000 L/ha 3 1.38 2.27 39.00 2.38
50

Lampiran 4. Data Sifat Kimia Tanah (pH dan BO) Sebelum Perlakuan POC
Vinasse dan Setelah Perlakuan POC Vinasse

Nilai pH dan BOSebelum Perlakuan POC Vinasse dan Setelah Perlakuan POC Vinasse

pH BO
Perlakuan Kode Sebelum Ulangan Sebelum Ulangan
POC vinasse 1 2 3 POC vinasse 1 2 3
Anorganik 0%
+ Vinase 0 N1V1 5.49 5.45 5.64 5.98 1.60 1.74 1.94 1.92
L/ha.
Anorganik 0%
+ Vinase N1V2 5.63 5.30 5.59 6.07 1.30 2.06 1.75 1.88
15.000 L/ha.
Anorganik 0%
+ Vinase N1V3 5.60 5.38 5.56 5.98 1.39 2.03 1.64 1.76
30.000 L/ha.
Anorganik 0%
+ Vinase N1V4 5.71 5.35 5.66 5.50 1.53 2.23 1.76 1.86
45.000 L/ha.
Anorganik
50% + Vinase N2V1 5.58 5.60 5.78 6.08 1.71 1.59 1.63 1.50
0 L/ha.
Anorganik
50% + Vinase N2V2 5.58 5.61 5.87 5.97 1.90 1.71 1.56 1.94
15.000 L/ha.
Anorganik
50% + Vinase N2V3 5.64 6.00 5.76 6.06 1.43 1.78 1.69 1.58
30.000 L/ha.
Anorganik
50% + Vinase N2V4 5.68 5.58 5.72 5.85 1.17 1.50 1.50 1.56
45.000 L/ha.
Anorganik
75% + Vinase N3V1 5.64 5.53 5.80 6.03 1.85 1.77 1.90 1.92
0 L/ha.
Anorganik
75% + Vinase N3V2 5.62 5.58 5.86 6.08 1.24 1.90 1.50 1.77
15.000 L/ha.
Anorganik
75% + Vinase N3V3 5.72 5.48 5.86 6.02 1.30 1.94 1.85 1.74
30.000 L/ha.
Anorganik
75% + Vinase N3V4 5.74 5.44 5.44 5.89 1.42 1.71 1.56 2.02
45.000 L/ha.
Anorganik
100% + N4V1 5.45 5.53 5.48 6.03 2.06 2.26 2.26 2.18
Vinase 0 L/ha.
Anorganik
100% +
N4V2 5.55 5.71 5.79 6.09 2.05 1.97 1.71 2.09
Vinase 15.000
L/ha.
51

pH BO
Perlakuan Kode Sebelum Ulangan Sebelum Ulangan
POC vinasse 1 2 3 POC vinasse 1 2 3
Anorganik
100% +
N4V3 5.66 5.79 5.85 6.00 1.09 1.51 1.56 1.66
Vinase 30.000
L/ha.
Anorganik
100% +
N4V4 5.75 5.42 5.68 5.78 1.95 2.11 1.66 1.72
Vinase 45.000
L/ha.
52

Lampiran 5. Analisa Sidik Ragam Berat Isi Tanah

a. Tabel Anova Berat Isi Tanah Kedalaman 0-20 cm


F Tabel F Tabel
SK DB JK KT F.HIT *
5% 1%
Ulangan 2 0.04 0.019 2.926 tn 5.14 10.92
Dosis Pupuk
3 0.05 0.016 2.413 tn 4.76 9.78
Anorganik (N)
Galat (a) 6 0.04 0.006
Dosis Pupuk
3 0.02 0.008 1.320 tn 3.01 4.72
Vinasse (V)
NxV 9 0.01 0.001 0.138 tn 2.30 3.26
Galat (b) 24 0.15 0.006
Total 47 0.30 0.006
KK (%) Galat a 4.914904799
KK (%) Galat b 5.974852408
Keterangan : tn = tidak nyata. * = nyata

Tabel Interaksi Pengaruh Dosis Pupuk Anorganik dan POC VinasseTerhadap Berat
IsiKedalaman 0-20 cm

Dosis POC Vinasse


Dosis Pupuk Anorganik 0 15.000 30.000 L/ha 45.000 Rerata
L/ha(V1) L/ha(V2) (V3) L/ha(V4)

0% (N1) 1.37 1.34 1.33 1.30 1.34


50% (N2) 1.43 1.43 1.41 1.36 1.31
75% (N3) 1.46 1.44 1.42 1.36 1.41
100% (N4) 1.40 1.39 1.39 1.38 1.42
Rerata 1.41 1.40 1.39 1.35 1.39

b. Tabel Anova Berat Isi Tanah Kedalaman 20-40 cm

F Tabel F Tabel
SK DB JK KT F.HIT *
5% 1%
Ulangan 2 0.07 0.034 10.183 * 5.14 10.92
Dosis Pupuk
3 0.01 0.004 1.098 tn 4.76 9.78
Anorganik (a)
Galat (a) 6 0.02 0.003
Dosis Pupuk
3 0.00 0.001 0.436 tn 3.01 4.72
Vinasse (v)
axv 9 0.03 0.003 1.159 tn 2.30 3.26
Galat (b) 24 0.06 0.003
Total 47 0.20 0.004
KK (%) Galat a 4.095653967
KK (%) Galat b 3.692835735
53

Keterangan : tn = tidak nyata. * = nyata

Tabel InteraksiPengaruh Dosis Pupuk Anorganik dan POC VinasseTerhadap Berat


Isi Kedalaman 20-40 cm

Dosis POC Vinasse


Dosis Pupuk Anorganik 0 L/ha 15.000 L/ha 30.000 L/ha 45.000 L/ha Rerata
(V1) (V2) (V3) (V4)
0% (N1) 1.35 1.40 1.45 1.40 1.40
50% (N2) 1.46 1.41 1.46 1.40 1.43
75% (N3) 1.41 1.40 1.41 1.37 1.40
100% (N4) 1.42 1.42 1.38 1.39 1.40
Rerata 1.41 1.41 1.42 1.39 1.41
54

Lampiran 6. Analisa Sidik Ragam Berat Jenis Tanah

a. Tabel Anova Berat Jenis Tanah Kedalaman 0-20 cm

F Tabel F Tabel
SK DB JK KT F.HIT *
5% 1%
Ulangan 2 0.13 0.067 8.064 * 5.14 10.92
Dosis Pupuk
3 0.08 0.027 3.234 tn 4.76 9.78
Anorganik (N)
Galat (a) 6 0.05 0.008
Dosis Pupuk
3 0.02 0.008 0.728 tn 3.01 4.72
Vinasse (V)
NxV 9 0.23 0.026 2.464 * 2.30 3.26
Galat (b) 24 0.25 0.011
Total 47 0.77 0.016
KK (%) Galat a 3.802783
KK (%) Galat b 4.29932
Keterangan : tn = tidak nyata. * = nyata

Tabel Interaksi Pengaruh Dosis Pupuk Anorganik dan POC VinasseTerhadap


Berat Jenis Kedalaman 0-20 cm

Dosis POC Vinasse


Dosis Pupuk Anorganik 0 L/ha 15.000 L/ha 30.000 L/ha 45.000 L/ha Rerata
(V1) (V2) (V3) (V4)
0% (N1) 2.38 2.44 2.44 2.52 2.45
50% (N2) 2.51 2.29 2.42 2.33 2.39
75% (N3) 2.45 2.44 2.38 2.32 2.40
100% (N4) 2.20 2.29 2.46 2.36 2.33
Rerata 2.39 2.37 2.43 2.38 2.39

b. Tabel Anova Berat Jenis Tanah Kedalaman 20-40 cm

F Tabel F Tabel
SK DB JK KT F.HIT *
5% 1%
Ulangan 2 0.12 0.059 2.309 tn 5.14 10.92
Dosis Pupuk
3 0.07 0.023 0.902 tn 4.76 9.78
Anorganik (N)
Galat (a) 6 0.15 0.026
Dosis Pupuk
3 0.06 0.020 4.487 * 3.01 4.72
Vinasse (V)
NxV 9 0.04 0.005 1.036 tn 2.30 3.26
Galat (b) 24 0.11 0.004
Total 47 0.55 0.012
KK (%) Galat a 6.769365
KK (%) Galat b 2.822912
Keterangan : tn = tidak nyata. * = nyata
55

Tabel Interaksi Pengaruh Dosis Pupuk Anorganik dan POC VinasseTerhadap


Berat Jenis Kedalaman 20-40 cm
Dosis POC Vinasse
Dosis Pupuk Anorganik 0 L/ha 15.000 L/ha 30.000 L/ha 45.000 L/ha Rerata
(V1) (V2) (V3) (V4)
0% (N1) 2.41 2.39 2.44 2.35 2.39
50% (N2) 2.40 2.42 2.45 2.32 2.40
75% (N3) 2.27 2.25 2.42 2.30 2.31
100% (N4) 2.32 2.31 2.37 2.34 2.34
Rerata 2.35 2.34 2.42 2.33 2.36
56

Lampiran 7. Analisa Sidik Ragam Porositas Tanah

a. Tabel Anova Porositas Tanah Kedalaman 0-20 cm


F Tabel F Tabel
SK DB JK KT F.HIT *
5% 1%
Ulangan 2 345.88 172.938 8.121 * 5.14 10.92
Dosis Pupuk
3 220.12 73.372 3.445 tn 4.76 9.78
Anorganik (N)
Galat (a) 6 127.78 21.296
Dosis Pupuk
3 94.30 31.433 1.760 tn 3.01 4.72
Vinasse (V)
NxV 9 76.98 8.553 0.479 tn 2.30 3.26
Galat (b) 24 428.52 17.855
Total 47 1293.57 27.523
KK (%) Galat a 10.96356
KK (%) Galat b 8.868777
Keterangan : tn = tidak nyata. * = nyata

Tabel Interaksi Pengaruh Dosis Pupuk Anorganik dan POC Vinasse Terhadap
Porositas Tanah Kedalaman 0-20 cm

Dosis POC Vinasse


Dosis Pupuk Anorganik 0 L/ha 15.000 L/ha 30.000 L/ha 45.000 L/ha Rerata
(V1) (V2) (V3) (V4)
0% (N1) 42.38 44.90 45.53 48.17 45.20
50% (N2) 40.58 37.18 41.09 42.20 40.26
75% (N3) 39.59 41.16 40.30 41.25 40.57
100% (N4) 36.66 39.12 43.23 41.41 40.11
Rerata 39.80 40.59 42.54 43.26 41.55

b. Tabel Anova Porositas Tanah Kedalaman 20-40 cm


F Tabel F Tabel
SK DB JK KT F.HIT *
5% 1%
Ulangan 2 374.31 187.157 6.137 * 5.14 10.92
Dosis Pupuk
3 31.12 10.372 0.340 tn 4.76 9.78
Anorganik (N)
Galat (a) 6 182.97 30.495
Dosis Pupuk
3 13.74 4.580 0.681 tn 3.01 4.72
Vinasse (V)
NxV 9 84.22 9.358 1.391 tn 2.30 3.26
Galat (b) 24 161.44 6.726
Total 47 847.80 18.038
KK (%) Galat a 13.64748
KK (%) Galat b 6.573657
Keterangan : tn = tidak nyata. * = nyata
57

Tabel Interaksi Pengaruh Dosis Pupuk Anorganik dan POC


VinasseTerhadapPorositas Tanah Kedalaman 20-40 cm

Dosis POC Vinasse


Dosis Pupuk Anorganik 0 L/ha 15.000 L/ha 30.000 L/ha 45.000 L/ha Rerata
(V1) (V2) (V3) (V4)
0% (N1) 43.90 41.51 40.52 40.18 41.53
50% (N2) 39.04 41.54 40.37 39.32 40.07
75% (N3) 37.81 37.31 41.86 40.38 39.34
100% (N4) 38.82 38.68 41.73 40.53 39.94
Rerata 39.89 39.76 41.12 40.10 40.22
58

Lampiran 8. Analisa Sidik Ragam Kemantapan Agregat

a. Tabel Anova Kemantapan Agregat Berdasarkan Kedalaman 0-20 cm


F Tabel F Tabel
SK DB JK KT F.HIT *
5% 1%
Ulangan 2 0.00 0.001 0.012 tn 5.14 10.92

Dosis Pupuk 0.15 0.051 0.441 tn 4.76 9.78


3
Anorganik (N)
Galat (a) 6 0.70 0.117

Dosis Pupuk 0.36 0.122 3.385 * 3.01 4.72


3
Vinasse (V)
NxV 9 1.23 0.137 3.800 ** 2.30 3.26

Galat (b) 24 0.86 0.036

Total 47 3.31 0.070

KK (%) Galat a 15.92994


KK (%) Galat b 8.83428
Keterangan : tn = tidak nyata. * = nyata

Tabel Interaksi Pengaruh Dosis Pupuk Anorganik dan POC


VinasseTerhadapKemantapan Agregat Tanah Kedalaman 0-20 cm

Dosis POC Vinasse


Dosis Pupuk Anorganik 0 L/ha 15.000 L/ha 30.000 L/ha 45.000 L/ha Rerata
(V1) (V2) (V3) (V4)
0% (N1) 2.15 2.02 2.11 2.23 2.13
50% (N2) 2.07 2.08 2.07 2.03 2.06
75% (N3) 1.67 2.56 2.44 2.17 2.21
100% (N4) 2.12 2.09 2.33 2.18 2.18
Rerata 2.00 2.19 2.24 2.15 2.15
59

b. Tabel Anova Kemantapan Agregat Kedalaman 20-40 cm


F Tabel F Tabel
SK DB JK KT F.HIT *
5% 1%
Ulangan 2 0.18 0.090 0.420 tn 5.14 10.92

Dosis Pupuk 0.53 0.178 0.826 tn 4.76 9.78


3
Anorganik (N)
Galat (a) 6 1.29 0.216

Dosis Pupuk 0.38 0.126 2.161 tn 3.01 4.72


3
Vinasse (V)
NxV 9 0.56 0.062 1.063 tn 2.30 3.26

Galat (b) 24 1.40 0.058

Total 47 4.35 0.092

KK (%) Galat a 20.9261


KK (%) Galat b 10.88446
Keterangan : tn = tidak nyata. * = nyata

Tabel Interaksi Kemantapan Agregat Kedalaman 20-40 cm

Dosis POC Vinasse


Dosis Pupuk Anorganik 0 L/ha 15.000 L/ha 30.000 L/ha 45.000 L/ha Rerata
(V1) (V2) (V3) (V4)
0% (N1) 2.46 2.09 2.48 2.39 2.35
50% (N2) 1.96 2.09 2.15 2.29 2.12
75% (N3) 2.53 2.04 2.34 2.25 2.29
100% (N4) 2.17 2.05 2.00 2.20 2.11
Rerata 2.28 2.07 2.24 2.28 2.22
60

Lampiran 9. Analisa Sidik Ragam pH Tanah

Tabel Anova pH tanah


F Tabel F Tabel
SK DB JK KT F.HIT *
5% 1%
Ulangan 2 1.42 0.710 54.186 ** 5.14 10.92

Dosis Pupuk 0.26 0.086 6.574 * 4.76 9.78


3
Anorganik (N)
Galat (a) 6 0.08 0.013

Dosis Pupuk 0.30 0.100 6.569 ** 3.01 4.72


3
Vinasse (V)
NxV 9 0.09 0.010 0.664 tn 2.30 3.26

Galat (b) 24 0.37 0.015

Total 47 2.51 0.053

KK (%) Galat a 1.994031805


KK (%) Galat b 2.150014676
Keterangan : tn = tidak nyata. * = nyata

Tabel Interaksi PH Tanah

Dosis POC Vinasse


Dosis Pupuk Anorganik 0 L/ha 15.000 L/ha 30.000 L/ha 45.000 L/ha Rerata
(V1) (V2) (V3) (V4)
0% (N1) 5.69 5.65 5.64 5.50 5.62
50% (N2) 5.82 5.82 5.94 5.72 5.82
75% (N3) 5.79 5.84 5.79 5.59 5.75
100% (N4) 5.68 5.86 5.88 5.63 5.76
Rerata 5.74 5.79 5.81 5.61 5.74
61

Lampiran 10. Analisa Sidik Ragam Kandungan Bahan Organik Tanah

Tabel Anova BO Tanah


F Tabel F Tabel
SK DB JK KT F.HIT *
5% 1%
Ulangan 2 0.18 0.090 8.590 * 5.14 10.92

Dosis Pupuk 0.53 0.177 16.903 ** 4.76 9.78


3
Anorganik (N)
Galat (a) 6 0.06 0.010

Dosis Pupuk 0.17 0.055 2.304 tn 3.01 4.72


3
Vinasse (V)
NxV 9 0.66 0.073 3.043 * 2.30 3.26

Galat (b) 24 0.57 0.024

Total 47

KK (%) Galat a 10.96356


KK (%) Galat b 8.868777
Keterangan : tn = tidak nyata. * = nyata

Tabel Interaksi BO Tanah

Dosis POC Vinasse


Dosis Pupuk Anorganik 0 L/ha 15.000 L/ha 30.000 L/ha 45.000 L/ha Rerata
(V1) (V2) (V3) (V4)
0% (N1) 1.87 1.90 1.81 1.95 1.88
50% (N2) 1.57 1.74 1.68 1.52 1.63
75% (N3) 1.86 1.72 1.84 1.76 1.80
100% (N4) 2.23 1.92 1.58 1.83 1.89
Rerata 1.88 1.82 1.73 1.77 1.80
62

Lampiran 11. Kriteria Berat Isi Porositas Tanah dan Kemantapan Agregat

Berat isi (g cm-³) Kelas


<0.9 Rendah
0.9-1.2 Sedang
1.2-1.4 Tinggi
>1.4 Sangat tinggi
Sumber: Lab. Fisika tanah. Jurusan Tanah. FP. UB

Porositas total (% vol) Kelas


<31 Rendah
31-63 Sedang
>63 Tinggi
Sumber: Lab. Fisika tanah. Jurusan Tanah. FP. UB
63

Lampiran 12. Dokumentasi

Lokasi G25 dan pemberian POC Vinasse

Pengambilan Sampel Tanah

Kegiatan Analisa Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai