Oleh :
ALYCIA PUTRI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2023
ANALISIS TINGKAT KESUBURAN TANAH BERDASARKAN SIFAT
BIOLOGI, KIMIA, DAN FISIK TANAH PADA PRAKTIK PENGELOLAAN
AGROFORESTRI DI UB FOREST
Oleh :
ALYCIA PUTRI
215040207111008
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
DEPARTEMEN TANAH
MALANG
2023
PERNYATAAN
Saya Alycia Putri menyatakan bahwa segala pernyataan yang tercantum di dalam
skripsi ini adalah hasil penelitian saya sendiri, dengan bimbingan dari Prof. Ir.
Kurniatun Hairiah, Ph. D. Skripsi ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh gelar
di perguruan tinggi manapun, dan sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat
karya ataupun pendapat yang diterbitkan oleh pihak lain, kecuali rujukan yang
dengan jelas tertera pada rujukan daftar pustaka.
Alycia Putri
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Penelitian : Analisis Tingkat Kesuburan Tanah Berdasarkan Sifat Biologi,
Kimia, dan Fisik Tanah pada Praktik Pengelolaan Agroforestri di
UB Forest
Nama Mahasiswa: Alycia Putri
NIM : 215040207111008
Departemen : Tanah
Program Studi : Agroekoteknologi
Disetujui,
Pembimbing Utama,
Diketahui,
Ketua Departemen,
Disetujui,
Asisten Kelas,
Tanggal Persetujuan :
RINGKASAN
Alycia Putri. 215040207111008. Analisis Tingkat Kesuburan Tanah
Berdasarkan Sifat Biologi, Kimia, dan Fisik Tanah pada Praktik Pengelolaan
Agroforestri di UB Forest. Di bawah bimbingan Kurniatun Hairiah.
Agroforestri merupakan sistem pengelolaan suatu lahan dengan tujuan
mengatasi permasalahan yang timbul akibat adanya alih guna lahan. Agroforestri
masuk ke dalam sistem pertanian berkelanjutan karena memiliki kombinasi antara
tanaman dengan input yang lain. Adanya alih guna lahan dapat menyebabkan
terjadinya penurunan kesuburan tanah, erosi, punahnya flora dan fauna, kekeringan,
banjir, dan perubahan lingkungan secara global, hingga terjadi degradasi lahan.
Degradasi lahan dapat menurunkan kualitas tanah baik secara biologi, kimia, dan
fisik sehingga kesuburan tanah dapat ditingkatkan dengan adanya pengelolaan
agroforestri. Tanaman yang ditanam dalam agroforestri berperan penting dalam
kesuburan tanah karena dapat mempertahankan bahan organik di dalam tanah,
mengurangi kehilangan unsur hara, menambah hara, dan memperbaiki sifat biologi,
kimia, dan fisik tanah.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2023 dan dilaksanakan di
UB Forest yang ada di Desa Sumbersari, Malang dengan cara menggunakan
rancangan non eksperimental dan metode purposive sampling atau acak untuk
mengambil sampel tanah yang ada di UB Forest. Sampel tanah yang telah diambil
kemudian dianalisis di Laboratorium Kimia dan Fisika Tanah di Universitas
Brawijaya Malang untuk mengetahui nilai pH tanah, permeabilitas, tekstur, dan
kandungan bahan organik serta mengamati keragaman biota tanah.
i
SUMMARY
Alycia Putri. 215040207111008. Analysis of Soil Fertility Levels Based on
Biological, Chemical, and Physical Soil Properties in Agroforestry
Management Practices in UB Forest. Supervised by Kurniatun Hairiah.
Agroforestry is a land management system with the aim of overcoming
problems that arise due to land use change. Agroforestry is included in a sustainable
agricultural system because it has a combination of plants with other inputs. The
existence of land use change can cause a decrease in soil fertility, erosion, extinction
of flora and fauna, drought, floods and global environmental changes, resulting in
land degradation. Land degradation can reduce soil quality both biologically,
chemically and physically so that soil fertility can be increased with agroforestry
management. Plants grown in agroforestry play an important role in soil fertility
because they can retain organic matter in the soil, reduce nutrient loss, add nutrients,
and improve the biological, chemical and physical properties of the soil.
This research was carried out in October 2023 and carried out at UB
Forest in Sumbersari Village, Malang by using a non-experimental design and
purposive or random sampling method to take soil samples in UB Forest. The soil
samples that have been taken are then analyzed at the Soil Chemistry and Physics
Laboratory at Brawijaya University Malang to determine the soil pH value,
permeability, texture and organic matter content as well as observing the diversity
of soil biota.
ii
DAFTAR ISI
RINGKASAN .................................................................................................. ..i
SUMMARY ..................................................................................................... .ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ .iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ..v
I PENDAHULUAN ......................................................................................... ..1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... ..1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... ..2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... ..2
1.4 Hipotesis Penelitian........................................................................ ..3
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................... ..3
1.6 Alur Pikir Penelitian....................................................................... ..3
II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... ..5
2.1 Agroforestri .................................................................................. ..5
2.2 Kesuburan Tanah ......................................................................... ..6
2.3 Sifat Biologi Tanah ...................................................................... ..7
2.4 Sifat Kimia Tanah ........................................................................ ..7
2.5 Sifat Fisika Tanah ........................................................................ ..8
III METODE PENELITIAN.............................................................................10
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ..................................................10
3.2 Alat dan Bahan.............................................................................10
3.3 Rancangan Penelitian ..................................................................11
3.4 Pelaksanaan Penelitian.................................................................11
3.5 Parameter Pengamatan.................................................................15
3.6 Analisis Data ...............................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................17
iii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Parameter Pengamatan..............................................15
iv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Alur Pikir........................................................................4
2. Peta Lokasi UB Forest..................................................10
v
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Agroforestri merupakan sistem pengelolaan suatu lahan yang dibuat dengan
tujuan agar dapat mengatasi masalah yang timbul akibat perbuatan manusia yakni
alih guna lahan agar dapat mengatasi suatu permasalahan yaitu masalah pangan.
Agroforestri dibuat dengan tujuan memanfaatkan sumber daya secara optimal dan
dapat berkelanjutan. Penerapan sistem agroforestri memiliki beberapa aspek
penting. Aspek penting yang sering dikaji dalam agroforestri tersebut di antaranya
adalah aspek silvikultur, agronomis, sosial ekonomi, dan aspek ekologi (Ardini et
al., 2020). Sistem agroforestri merupakan praktik usaha tani yang dilakukan dengan
mengolah lahan dengan dan dilakukan pencampuran antara tanaman hutan dan
tanaman pertanian yang dikombinasikan dengan hewan ternak dan dilakukan pada
waktu dan di tempat yang sama. Cara ini dinamakan sebagai sistem agroforestri.
Sistem agroforestri memiliki prospek yang baik dalammemperoleh pendapatan bagi
masyarakat dengan cara menggunakan tanaman yang sesuai untuk agroforestri.
Sistem agroforestri juga dapat dijadikan sebagai upaya perbaikan dan rehabilitasi
suatu lahan (Hardiyanti et al., 2021).
Sistem agroforestri masuk ke dalam sistem pertanian berkelanjutan. Hal ini
dikarenakan adanya kombinasi dari tanaman yang ditanam yang memiliki berbagai
jenis dan beberapa strata tajuk yang dimiliki lebih ramah lingkungan. Namun,
masih banyak praktik agroforestri yang masih memiliki produktivitas rendah.
Agroforestri memiliki kelebihan yakni lebih baik dibandingkan dengan pertanian
tradisional. Sistem agroforestri dibuat karena adanya alih fungsi lahan hutan yang
menjadi lahan pertanian menimbulkan banyak permasalahan seperti penurunan
kesuburan tanah, erosi, kepunahan flora dan fauna, banjir, kekeringan dan bahkan
perubahan lingkungan global. Adanya alih fungsi lahan dapat menyebabkan
degradasi lahan. Degradasi lahan sendiri merupakan penurunan kualitas lahan yang
berkaitan dengan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Ciri-ciri dari degradasi lahan
sendiri yaitu kapasitas menahan air dan hara sangat rendah sehingga menyebabkan
terjadinya kerusakan dan kehilangan pada fungsi hidrologi dan ekonomi (Wattie
dan Sukendah, 2023).
Jenis tanaman yang ditanam dalam sistem agroforestri berperan penting
2
Agroforestri
Kesuburan Tanah
agroforestri untuk mengetahui sifat fisik tanah perlu dilakukan karena sangat
berguna untuk menentukan kemampuan fisik tanah. Sifat fisik tanah memiliki
beragam manfaat misalnya kemampuan untuk mengalirkan serta menyimpan air,
penetrasi akar, dan aerasi (Fahad et al., 2022). Penurunan kapasitas tanah akibat
alih fungsi lahan dapat mengurangi kemampuan fungsi lingkungan. Penurunan ini
dapat diperbaiki dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menerapkan
sistem agroforestri (Gomiero, 2016). Sifat biologi pada sistem agroforestri dapat
menghasilkan serasah sehingga dapat menambah bahan organik tanah,
meningkatkan kegiatan biologi tanah dan perakaran, dan mempertahankan serta
meningkatkan ketersediaan air yang ada di dalam lapisan perakaran (Rangel-
Mendoza dan Silva-Parra, 2020).
2.3 Sifat Biologi Tanah
Sifat biologi merupakan salah satu sifat yang dapat menentukan kesuburan
tanah. Salah satu sifat biologi tanah untuk menentukan kesuburan tanah dapat
berasal dari keragaman biota tanah. Semakin banyak dan beragam keberadaan biota
tanah di suatu lahan pertanian maka kesuburan tanah pada lahan tersebut juga
semakin tinggi. Keberadaan biota tanah tentu menjadi salah satu faktor penting
untuk mengukur kesuburan tanah (Nurrohman et al., 2015).
Biota tanah atau fauna tanah memiliki peran penting untuk merombak bahan
organik, menyerap hara, dan memperbaiki struktur tanah sehingga dapat
meningkatkan kesuburan dan kesehatan pada tanah. Peningkatan kesuburan tanah
akibat beragamnya biota tanah dapat berperan penting untuk dijadikan sumber hara
bagi tanaman yang ditanam, dan membentuk struktur yang stabil sehingga
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Keberadaan biota
tanah juga dapat menjaga keseimbangan dari suatu ekosistem (Lias et al., 2023).
2.4 Sifat Kimia Tanah
Kesuburan tanah dapat dilihat dari sifat kimia tanah. Tanah sendiri dapat
dijadikan sebagai perantara dari faktor pertumbuhan tanaman. Faktor tersebut di
antaranya adalah suhu, udara, air, unsur hara, dan sinar matahari. Sinar matahari
sendiri bukan merupakan salah satu faktor perantara yang berasal dari tanah
(Syofiani et al., 2020).
Salah satu kesuburan tanah dapat dilihat dari pH pada tanah. Konsentrasi
8
ion hidrogen di dalam tanah merupakan pengertian dari nilai pH. pH sendiri
merupakan reaksi pada tanah yang ditunjukkan dengan sifat asam dan basa pada
tanah. pH yang bernilai kurang dari tujuh adalah pH masam, netral bernilai 7 dan
basa bernilai lebih dari 7. Tanah di Indonesia sendiri berada pada nilai netral pada
nilai pH 6-6,5. Hal ini dikarenakan pH tanah di Indonesia yang masam memiliki
nilai pH rata-rata 4,0-5,5 (Kotu et al., 2015).
Bahan organik merupakan salah satu aspek kimia untuk mengetahui
kesuburan tanah. Bahan padatan sebagai penyusun tanah berasal dari bahan
mineral. 5% bobot total tanah disusun oleh keberadaan bahan organik (Sootahar et
al., 2019). Bahan organik sendiri berperan penting dalam kesuburan tanah karena
memiliki fungsi sebagai media tumbuh bagi tanaman. Bahan organik juga dapat
dijadikan sumber energi, dan hormon perangsang pertumbuhan bagi tanaman dan
perkembangan dari mikrobia tanah (Hoffland et al., 2020).
2.5 Sifat Fisik Tanah
Kesuburan tanah dapat dilihat dari sifat fisik tanah. Tanah sebagai media
tumbuh bagi tanaman tentu menjadi salah satu hal penting agar tanaman dapat
tumbuh dengan baik. Sifat fisik tanah dapat diketahui dari ruang pori yang ada di
partikel tanah. Ruang pori tersebut dapat diketahui dari tekstur dan struktur. Selain
itu, juga dapat diketahui dari konsistensi tanah yang digunakan untuk menentukan
stabilitas ukuran ruang. Sifat fisik lain adalah kerapatan porositas untuk aerasi dan
drainase serta adanya suhu tanah dan warna tanah (Holilullah et al., 2015).
Tekstur merupakan perbandingan dari fraksi pasir dengan diameter 2,00
sampai 0,20 mm dan 2000 sampai 200 µm, debu dengan diameter 0,20 hingga 0,002
mm dan 200 hingga 2 µm, dan liat dengan diameter kurang dari 2 µm (Latuamury,
2023). Sifat dari tekstur tanah sendiri tidak dapat diubah dan bersifat permanen.
Tekstur tanah sendiri dapat dibedakan menjadi pasir, pasir berlempung, lempung
berpasir, lempung, lempung berdebu, debu, lempung berliat, lempung liat berpasir,
lempung liat berdebu, liat berpasir, liat berdebu, dan liat. Tekstur sendiri selain
dapat ditentukan menggunakan metode feeling juga dapat ditentukan menggunakan
segitiga tekstur (Utomo et al., 2016).
Permeabilitas merupakan cepat atau lambatnya air untuk menembus ke
dalam tanah (Misiewicz et al., 2022). Tanah sendiri memiliki rongga sehingga
9
rongga pada tanah dapat menyebabkan air yang mengalir masuk dari titik yang
lebih tinggi ke titik yang lebih rendah. Permeabilitas tanah sendiri dapat
dipengaruhi oleh sifat fisik tanah yang lain yaitu struktur, porositas, dan tekstur.
Permeabilitas dapat berbeda pada tanah yang berbeda karena perbedaan horizon
(Holthusen et al., 2018).
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian untuk menguji sifat biologi, kimia, dan fisik tanah terhadap
kesuburan tanah dengan menggunakan sistem tanam agroforestri dilaksanakan
selama bulan Oktober 2023 yang dimulai dari pengambilan sampel di UB Forest di
Desa Sumbersari, Malang yang dilanjutkan dengan pengujian sampel di
Laboratorium Kimia dan Fisika Tanah di Universitas Brawijaya Malang.
laboratorium adalah aquades, larutan H3PO4 85%, K2CR2O7, H2SO4 pekat, larutan
fero 0,5 N dan FeSO4 7H2O 1 N, Peroksida, Natrium Pirofosfat, HCl, sampel tanah,
dan biota tanah seperti cacing.
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
purposive sampling atau acak dan rancangan non eksperimental. Rancangan ini
berfokus pada teknik pengambilan sampel, analisis data, dan pendekatan model
yang akan diuji. Variabel pokok yang diamati adalah kesuburan tanah dengan
parameter yang akan diamati berupa keragaman biota tanah (sifat biologi tanah),
pH tanah, bahan organik tanah (sifat kimia tanah), tekstur tanah, dan permeabilitas
tanah (sifat fisik tanah). Luas plot penelitian yang digunakan adalah 50 x 50 cm
dengan menggunakan frame pengamatan yang dilakukan sebanyak tiga kali
ulangan di titik pengamatan yang berbeda yang terletak di UB Forest. Metode
pengamatan dari kelima parameter pengamatan yang digunakan sendiri meliputi
metode destruktif, pipet, glass elektrode, Kjehdahl, Bray 1, dan constant head test
serta falling head test.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui kesuburan
tanah dengan cara :
3.4.1 Persiapan Pengamatan
Persiapan pengamatan dilakukan dengan menentukan tempat yang akan
diambil sampel tanahnya. Tempat yang diambil untuk pengambilan sampel tanah
adalah tempat yang bebas dari seresah dan lain sebagainya. Apabila terdapat seresah
maka tempat tersebut harus dibersihkan. Kemudian dibuat petak dengan
menggunakan frame berukuran 50 x 50 cm. Pembuatan dan penentuan lahan yang
akan diamati dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan di tempat yang berbeda.
3.4.2 Pengambilan Sampel Tanah
Pengambilan contoh atau sampel tanah dilakukan untuk mendapatkan data
bahan organik, tekstur, dan permeabilitas tanah. Adapun pengambilan contoh tanah
yang dilakukan di lapangan meliputi pengambilan sampel tanah utuh dan
pengambilan sampel tanah komposit.
12
diameter dan tinggi tanah. Tempatkan sampel tanah di baki dan isi air
dengan menyisakan 1 cm. Diamkan selama 1 hari. Setelah satu hari, sampel
tanah dipindahkan dan dihubungkan dengan alat penetapan Konduktif
Hidrolik Jenuh (KHJ) serta dialirkan dengan air kran. Tampung air yang
keluar dari media tanah. Tunggu sampai konstan lalu ukur volume air yang
tertampung. Ukur tinggi dan terakhir ukur tinggi dengan menggunakan
rumus.
(𝑆𝑄) 𝑥 ((∆l)) 1
KHJ = x𝑡
(∆ × (∆H))
Keterangan:
Ø : Volume rerata (cm3 )
l : Tinggi tanah
H : Tinggi Air
: Luas permukaan silinder
t : Waktu (menit dikonversikan ke jam)
: Diameter ring (cm)
KHJ : Konduktivitas Hidrolik Jenuh (cm/jam)
2. Analisis Tekstur Tanah
Langkah pertama adalah timbang tanah seberat 20 gram. Masukkan
tanah ke dalam erlenmeyer 250 ml, lalu tambahkan aquades sebanyak 50
ml. Lalu tambahkan peroksida 30% sebanyak 10 ml. Diamkan selama 1 jam
untuk membuat larutan bereaksi. Lalu tambahkan natrium pirofosfat 5%
sebanyak 20 ml, kocok dan diamkan satu hari. Lalu tuang larutan ke gelas
piala lalu tambahkan aquades setinggi 5 cm. Gelas diletakkan ke alat mixer
lalu disper selama 5 menit. Lalu ambil beaker glass, corong dan ayakan 0,05
ml dan pindahkan larutan ke beaker glass, diayak serta partikel yang tersisa
dihaluskan menggunakan tangan. Tambahkan aquades hingga 1 liter.
Partikel yang tersisa merupakan partikel pasir. Oven partikel pasir di 105 oC
selama satu hari. Berat partikel ditimbang. Pengambilan sampel tanah
dilakukan di larutan yang ada di beaker glass. Maksimal partikel debu
adalah 40 detik setelah dikocok pada pipet dan diambil 16 ml dan kedalaman
larutan 10 cm. Hasilnya akan di oven pada 105 oC selama satu hari. Berat
partikel ini mengandung debu dan liat. Diamkan larutan beaker glass selama
14
6 jam 52 menit untuk diambil sampel kedua dan tidak perlu dikocok lalu di
oven pada 105oC selama 24 jam.
3. Analisis Bahan Organik
Analisis bahan organik dilakukan dengan dua cara yaitu analisis C-
organik dan N-total.
Analisis C-organik yaitu dengan cara menimbang 0,5 gram tanah yang
sudah lolos ayakan dan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 500ml
kemudian diberi K2Cr2O7 1N menggunakan pipet 10 ml dan
ditambahkan 20 ml H2SO4 ke erlenmeyer dan dikocok lalu tunggu
selama 30 menit. Blanko juga dilakukan dengan cara yang sama.
Larutan tersebut lalu diencerkan menggunakan air 200ml dan 10ml
H3PO4 85% ,tambahkan indikator Difenilamina 30 tetes. Lalu larutan
dititrasi dengan FeSO4. 7H2O 1N melalui buret. Titrasi selesai apabila
sampel berubah warna. Berikut merupakan perhitungan C-organik :
𝑚𝑙 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜−𝑚𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
C organik (%) = x 3 x Fka
𝑚𝑙 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
4. Analisis pH Tanah
Metode analisis pH yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode titrasi. Cara kerja menggunakan metode ini yaitu
menimbang sampel tanah sebanyak dua kali dan dimasukkan ke dalam
15