Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS TINGKAT KESUBURAN TANAH BERDASARKAN SIFAT

BIOLOGI, KIMIA, DAN FISIK TANAH PADA PRAKTIK PENGELOLAAN


AGROFORESTRI DI UB FOREST

Oleh :
ALYCIA PUTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2023
ANALISIS TINGKAT KESUBURAN TANAH BERDASARKAN SIFAT
BIOLOGI, KIMIA, DAN FISIK TANAH PADA PRAKTIK PENGELOLAAN
AGROFORESTRI DI UB FOREST

Oleh :
ALYCIA PUTRI
215040207111008

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


MINAT MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
DEPARTEMEN TANAH
MALANG
2023
PERNYATAAN
Saya Alycia Putri menyatakan bahwa segala pernyataan yang tercantum di dalam
skripsi ini adalah hasil penelitian saya sendiri, dengan bimbingan dari Prof. Ir.
Kurniatun Hairiah, Ph. D. Skripsi ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh gelar
di perguruan tinggi manapun, dan sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat
karya ataupun pendapat yang diterbitkan oleh pihak lain, kecuali rujukan yang
dengan jelas tertera pada rujukan daftar pustaka.

Malang, Oktober 2023

Alycia Putri
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Penelitian : Analisis Tingkat Kesuburan Tanah Berdasarkan Sifat Biologi,
Kimia, dan Fisik Tanah pada Praktik Pengelolaan Agroforestri di
UB Forest
Nama Mahasiswa: Alycia Putri
NIM : 215040207111008
Departemen : Tanah
Program Studi : Agroekoteknologi

Disetujui,
Pembimbing Utama,

Prof. Ir. Kurniatun Hairiah, Ph. D


NIP. 195604101983032001

Diketahui,
Ketua Departemen,

Syahrul Kurniawan, S.P., M.P., Ph. D


NIP. 197910182005011002
Tanggal Persetujuan :
LEMBAR PERSETUJUAN ASISTEN
Judul Penelitian : Analisis Tingkat Kesuburan Tanah Berdasarkan Sifat Biologi,
Kimia, dan Fisik Tanah pada Praktik Pengelolaan Agroforestri di
UB Forest
Nama Mahasiswa: Alycia Putri
NIM : 215040207111008
Departemen : Tanah
Program Studi : Agroekoteknologi

Disetujui,
Asisten Kelas,

Silvia Qotrun Nada S.P

Tanggal Persetujuan :
RINGKASAN
Alycia Putri. 215040207111008. Analisis Tingkat Kesuburan Tanah
Berdasarkan Sifat Biologi, Kimia, dan Fisik Tanah pada Praktik Pengelolaan
Agroforestri di UB Forest. Di bawah bimbingan Kurniatun Hairiah.
Agroforestri merupakan sistem pengelolaan suatu lahan dengan tujuan
mengatasi permasalahan yang timbul akibat adanya alih guna lahan. Agroforestri
masuk ke dalam sistem pertanian berkelanjutan karena memiliki kombinasi antara
tanaman dengan input yang lain. Adanya alih guna lahan dapat menyebabkan
terjadinya penurunan kesuburan tanah, erosi, punahnya flora dan fauna, kekeringan,
banjir, dan perubahan lingkungan secara global, hingga terjadi degradasi lahan.
Degradasi lahan dapat menurunkan kualitas tanah baik secara biologi, kimia, dan
fisik sehingga kesuburan tanah dapat ditingkatkan dengan adanya pengelolaan
agroforestri. Tanaman yang ditanam dalam agroforestri berperan penting dalam
kesuburan tanah karena dapat mempertahankan bahan organik di dalam tanah,
mengurangi kehilangan unsur hara, menambah hara, dan memperbaiki sifat biologi,
kimia, dan fisik tanah.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2023 dan dilaksanakan di
UB Forest yang ada di Desa Sumbersari, Malang dengan cara menggunakan
rancangan non eksperimental dan metode purposive sampling atau acak untuk
mengambil sampel tanah yang ada di UB Forest. Sampel tanah yang telah diambil
kemudian dianalisis di Laboratorium Kimia dan Fisika Tanah di Universitas
Brawijaya Malang untuk mengetahui nilai pH tanah, permeabilitas, tekstur, dan
kandungan bahan organik serta mengamati keragaman biota tanah.

i
SUMMARY
Alycia Putri. 215040207111008. Analysis of Soil Fertility Levels Based on
Biological, Chemical, and Physical Soil Properties in Agroforestry
Management Practices in UB Forest. Supervised by Kurniatun Hairiah.
Agroforestry is a land management system with the aim of overcoming
problems that arise due to land use change. Agroforestry is included in a sustainable
agricultural system because it has a combination of plants with other inputs. The
existence of land use change can cause a decrease in soil fertility, erosion, extinction
of flora and fauna, drought, floods and global environmental changes, resulting in
land degradation. Land degradation can reduce soil quality both biologically,
chemically and physically so that soil fertility can be increased with agroforestry
management. Plants grown in agroforestry play an important role in soil fertility
because they can retain organic matter in the soil, reduce nutrient loss, add nutrients,
and improve the biological, chemical and physical properties of the soil.
This research was carried out in October 2023 and carried out at UB
Forest in Sumbersari Village, Malang by using a non-experimental design and
purposive or random sampling method to take soil samples in UB Forest. The soil
samples that have been taken are then analyzed at the Soil Chemistry and Physics
Laboratory at Brawijaya University Malang to determine the soil pH value,
permeability, texture and organic matter content as well as observing the diversity
of soil biota.

ii
DAFTAR ISI
RINGKASAN .................................................................................................. ..i
SUMMARY ..................................................................................................... .ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ .iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ..v
I PENDAHULUAN ......................................................................................... ..1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... ..1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... ..2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... ..2
1.4 Hipotesis Penelitian........................................................................ ..3
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................... ..3
1.6 Alur Pikir Penelitian....................................................................... ..3
II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... ..5
2.1 Agroforestri .................................................................................. ..5
2.2 Kesuburan Tanah ......................................................................... ..6
2.3 Sifat Biologi Tanah ...................................................................... ..7
2.4 Sifat Kimia Tanah ........................................................................ ..7
2.5 Sifat Fisika Tanah ........................................................................ ..8
III METODE PENELITIAN.............................................................................10
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ..................................................10
3.2 Alat dan Bahan.............................................................................10
3.3 Rancangan Penelitian ..................................................................11
3.4 Pelaksanaan Penelitian.................................................................11
3.5 Parameter Pengamatan.................................................................15
3.6 Analisis Data ...............................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................17

iii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Parameter Pengamatan..............................................15

iv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Alur Pikir........................................................................4
2. Peta Lokasi UB Forest..................................................10

v
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Agroforestri merupakan sistem pengelolaan suatu lahan yang dibuat dengan
tujuan agar dapat mengatasi masalah yang timbul akibat perbuatan manusia yakni
alih guna lahan agar dapat mengatasi suatu permasalahan yaitu masalah pangan.
Agroforestri dibuat dengan tujuan memanfaatkan sumber daya secara optimal dan
dapat berkelanjutan. Penerapan sistem agroforestri memiliki beberapa aspek
penting. Aspek penting yang sering dikaji dalam agroforestri tersebut di antaranya
adalah aspek silvikultur, agronomis, sosial ekonomi, dan aspek ekologi (Ardini et
al., 2020). Sistem agroforestri merupakan praktik usaha tani yang dilakukan dengan
mengolah lahan dengan dan dilakukan pencampuran antara tanaman hutan dan
tanaman pertanian yang dikombinasikan dengan hewan ternak dan dilakukan pada
waktu dan di tempat yang sama. Cara ini dinamakan sebagai sistem agroforestri.
Sistem agroforestri memiliki prospek yang baik dalammemperoleh pendapatan bagi
masyarakat dengan cara menggunakan tanaman yang sesuai untuk agroforestri.
Sistem agroforestri juga dapat dijadikan sebagai upaya perbaikan dan rehabilitasi
suatu lahan (Hardiyanti et al., 2021).
Sistem agroforestri masuk ke dalam sistem pertanian berkelanjutan. Hal ini
dikarenakan adanya kombinasi dari tanaman yang ditanam yang memiliki berbagai
jenis dan beberapa strata tajuk yang dimiliki lebih ramah lingkungan. Namun,
masih banyak praktik agroforestri yang masih memiliki produktivitas rendah.
Agroforestri memiliki kelebihan yakni lebih baik dibandingkan dengan pertanian
tradisional. Sistem agroforestri dibuat karena adanya alih fungsi lahan hutan yang
menjadi lahan pertanian menimbulkan banyak permasalahan seperti penurunan
kesuburan tanah, erosi, kepunahan flora dan fauna, banjir, kekeringan dan bahkan
perubahan lingkungan global. Adanya alih fungsi lahan dapat menyebabkan
degradasi lahan. Degradasi lahan sendiri merupakan penurunan kualitas lahan yang
berkaitan dengan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Ciri-ciri dari degradasi lahan
sendiri yaitu kapasitas menahan air dan hara sangat rendah sehingga menyebabkan
terjadinya kerusakan dan kehilangan pada fungsi hidrologi dan ekonomi (Wattie
dan Sukendah, 2023).
Jenis tanaman yang ditanam dalam sistem agroforestri berperan penting
2

dalam kesuburan tanah. Pemilihan jenis tanaman dalam sistem agroforestri


memegang peranan pembangunan agroforestri. Agroforestri sendiri dapat
memperbaiki kesuburan tanah, menekan erosi, menekan tumbuhnya gulma, dan
mencegah terjadinya penyebaran hama dan penyakit. Penerapan sistem agroforestri
dalam kesuburan tanah berperan sangat penting. Peran tersebut di antaranya adalah
mempertahankan bahan organik yang ada di dalam tanah, mengurangi kehilangan
unsur hara, menambah hara, memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
Agroforestri dapat dikaitkan dengan sifat kimia tanah terhadap kesuburan tanah.
Sistem agroforestri dapat meningkatkan sifat kimia tanah (Gunawan et al., 2019).
Sistem agroforestri untuk mengetahui sifat fisik tanah perlu dilakukan karena sangat
berguna untuk menentukan kemampuan fisik tanah. Sifat fisik tanah memiliki
beragam manfaat misalnya kemampuan untuk mengalirkan serta menyimpan air,
penetrasi akar, dan aerasi. Penurunan kapasitas tanah akibat alih fungsi lahan dapat
mengurangi kemampuan fungsi lingkungan. Penurunan ini dapat diperbaiki dengan
berbagai cara, salah satunya adalah dengan menerapkan sistem agroforestri. Sifat
biologi pada sistem agroforestri dapat menghasilkan serasah sehingga dapat
menambah bahan organik tanah, meningkatkan kegiatan biologi tanah dan
perakaran, dan mempertahankan serta meningkatkan ketersediaan air yang ada di
dalam lapisan perakaran (Naharuddin et al., 2020).
I.2 Rumusan Masalah
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui rumusan masalah dari dampak
perlakuan sistem agroforestri terhadap kesuburan tanah, yaitu :
1. Apakah agroforestri dapat meningkatkan kesuburan tanah dari aspek
biologi, kimia dan fisik tanah?
2. Apakah kesuburan tanah dalam agroforestri lebih baik daripada
manajemen yang lain?
I.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini terkait dampak dari perlakuan agroforestri
terhadap kesuburan tanah yaitu :
1. Untuk menganalisis kesuburan tanah dilihat dari aspek biologi, kimia,
dan fisik tanah
2. Untuk mengevaluasi kelebihan agroforestri terhadap kesuburan tanah
3

dibandingkan dengan praktik pengelolaan pertanian yang lain


I.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian terkait dampak pengelolaan agroforestri terhadap
kesuburan tanah yaitu :
1. Sistem agroforestri dapat meningkatkan kesuburan tanah baik dari aspek
biologi, kimia, maupun fisika
2. Sistem agroforestri memiliki keunggulan dan kelebihan terhadap
kesuburan tanah dibandingkan dengan praktik pengelolaan pertanian
yang lain
I.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian terkait dampak dari pengelolaan agroforestri
terhadap kesuburan tanah yaitu untuk memberikan informasi terkait kesuburan
tanah pada pengelolaan agroforestri yang dilihat dari aspek biologi, kimia, dan fisik
tanah.
I.6 Alur Pikir Penelitian
Praktik pengelolaan agroforestri dianggap dapat meningkatkan kesuburan
tanah karena keanekaragaman dalam praktik agroforestri meningkat sehingga
kesuburan tanah tetap terjaga bahkan dapat lebih baik daripada praktik yang lain.
Adapun parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi parameter sifat
biologi tanah (keragaman biota tanah), sifat kimia tanah (pH dan bahan organik
tanah), dan sifat fisik tanah (tekstur dan permeabilitas). Berikut merupakan alur
pikir penelitian yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu :
4

Agroforestri

Kesuburan Tanah

Sifat Fisik Sifat Kimia Sifat Biologi

Tekstur Permeabilitas pH Bahan Organik Biota Tanah

Gambar 1. Alur Pikir


II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Agroforestri
Agroforestri merupakan sistem pengelolaan suatu lahan yang dibuat dengan
tujuan agar dapat mengatasi masalah yang timbul akibat perbuatan manusia yakni
alih guna lahan agar dapat mengatasi suatu permasalahan yaitu masalah pangan.
Sistem agroforestri memiliki prospek yang baik dalam memperoleh pendapatan
bagi masyarakat dengan cara menggunakan tanaman yang sesuai untuk
agroforestri. Sistem agroforestri juga dapat dijadikan sebagai upaya perbaikan dan
rehabilitasi suatu lahan. Agroforestri memiliki kelebihan yakni lebih baik
dibandingkan dengan pertanian tradisional. Sistem agroforestri dibuat karena
adanya alih fungsi lahan hutan yang menjadi lahan pertanian menimbulkan banyak
permasalahan (Ardini et al., 2020).
Sistem agroforestri dibuat karena adanya alih fungsi lahan hutan yang
menjadi lahan pertanian menimbulkan banyak permasalahan seperti penurunan
kesuburan tanah, erosi, kepunahan flora dan fauna, banjir, kekeringan dan bahkan
perubahan lingkungan global. Adanya alih fungsi lahan dapat menyebabkan
degradasi lahan. Degradasi lahan sendiri merupakan penurunan kualitas lahan yang
berkaitan dengan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Ciri-ciri dari degradasi lahan
sendiri yaitu kapasitas menahan air dan hara sangat rendah sehingga menyebabkan
terjadinya kerusakan dan kehilangan pada fungsi hidrologi dan ekonomi (Wattie
dan Sukendah, 2023). Sistem agroforestri memiliki prospek yang baik dalam
memperoleh pendapatan bagi masyarakat dengan cara menggunakan tanaman yang
sesuai untuk agroforestri (Hakim, 2021). Sistem agroforestri juga dapat dijadikan
sebagai upaya perbaikan dan rehabilitasi suatu lahan (Hardiyanti et al., 2021).
Agroforestri sendiri menurut Triwanto (2019), dapat dibedakan menjadi
agrisilvikultur, silvopastura, dan agrosilvopastura.
1. Agrisilvikultur : merupakan sistem dari agroforestri berdasarkan
klasifikasi yang dibedakan oleh kombinasi komponen yang digunakan.
Komponen yang digunakan ini adalah komponen tanaman kehutanan
yang ditanam bersamaan dengan tanaman pertanian.
2. Silvopastura : merupakan sistem dari agroforestri berdasarkan
klasifikasi yang dibedakan oleh kombinasi komponen yang digunakan.
6

Komponen yang digunakan ini adalah komponen tanaman kehutanan


yang dikombinasikan bersamaan dengan peternakan.
3. Agrosilvopastura : merupakan sistem dari agroforestri berdasarkan
klasifikasi yang dibedakan oleh kombinasi komponen yang digunakan.
Komponen yang digunakan ini adalah komponen tanaman kehutanan
yang ditanam bersamaan dengan tanaman pertanian dan
dikombinasikan dengan peternakan pada lahan dan waktu yang sama.
Jenis tanaman yang ditanam dalam sistem agroforestri berperan penting
dalam kesuburan tanah. Pemilihan jenis tanaman dalam sistem agroforestri
memegang peranan pembangunan agroforestri (Mokoginta, 2018). Agroforestri
sendiri dapat memperbaiki kesuburan tanah, menekan erosi, menekan tumbuhnya
gulma, dan mencegah terjadinya penyebaran hama dan penyakit (Gunawan et al.,
2019). Penerapan sistem agroforestri dalam kesuburan tanah berperan sangat
penting. Peran tersebut di antaranya adalah mempertahankan bahan organik yang
ada di dalam tanah, mengurangi kehilangan unsur hara, menambah hara,
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah (Naharuddin et al., 2020).
2.2 Kesuburan Tanah
Tanah merupakan media tanam agar tanaman dapat tumbuh dan
berkembang. Asal tanah sendiri dari sisa-sisa pelapukan dari bahan organik serta
organisme yang telah bercampur menjadi satu dalam waktu yang lama. Tanah
sendiri memiliki kemampuan untuk dijadikan sebagai tempat hidup dari tanaman
agar dapat memperoleh hasil sehingga dapat tanaman yang ditanam dapat dipanen.
Kemampuan tanah ini tentu tidak terlepas dari kesuburan tanah (Arifin et al., 2018).
Kesuburan tanah merupakan tanah yang memiliki potensi pada tanah untuk
dapat dijadikan sebagai penyedia unsur hara. Unsur hara yang seimbang diharapkan
dapat menjadi penyeimbang bagi pertumbuhan serta produksi dari suatu tanaman.
Pengelolaan tanah yang benar dan tepat tentu dapat menjaga bahkan meningkatkan
kesuburan tanah (Ramadhana et al., 2019).
Agroforestri sendiri dapat dikaitkan dengan sifat kimia, biologi, dan fisik
tanah terhadap kesuburan tanah (Masebo dan Menamo, 2016). Sistem agroforestri
dapat meningkatkan sifat kimia tanah seperti tekstur tanah yang seimbang antara
tekstur pasir, debu, dan liat dengan struktur yang gembur dan remah. Sistem
7

agroforestri untuk mengetahui sifat fisik tanah perlu dilakukan karena sangat
berguna untuk menentukan kemampuan fisik tanah. Sifat fisik tanah memiliki
beragam manfaat misalnya kemampuan untuk mengalirkan serta menyimpan air,
penetrasi akar, dan aerasi (Fahad et al., 2022). Penurunan kapasitas tanah akibat
alih fungsi lahan dapat mengurangi kemampuan fungsi lingkungan. Penurunan ini
dapat diperbaiki dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menerapkan
sistem agroforestri (Gomiero, 2016). Sifat biologi pada sistem agroforestri dapat
menghasilkan serasah sehingga dapat menambah bahan organik tanah,
meningkatkan kegiatan biologi tanah dan perakaran, dan mempertahankan serta
meningkatkan ketersediaan air yang ada di dalam lapisan perakaran (Rangel-
Mendoza dan Silva-Parra, 2020).
2.3 Sifat Biologi Tanah
Sifat biologi merupakan salah satu sifat yang dapat menentukan kesuburan
tanah. Salah satu sifat biologi tanah untuk menentukan kesuburan tanah dapat
berasal dari keragaman biota tanah. Semakin banyak dan beragam keberadaan biota
tanah di suatu lahan pertanian maka kesuburan tanah pada lahan tersebut juga
semakin tinggi. Keberadaan biota tanah tentu menjadi salah satu faktor penting
untuk mengukur kesuburan tanah (Nurrohman et al., 2015).
Biota tanah atau fauna tanah memiliki peran penting untuk merombak bahan
organik, menyerap hara, dan memperbaiki struktur tanah sehingga dapat
meningkatkan kesuburan dan kesehatan pada tanah. Peningkatan kesuburan tanah
akibat beragamnya biota tanah dapat berperan penting untuk dijadikan sumber hara
bagi tanaman yang ditanam, dan membentuk struktur yang stabil sehingga
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Keberadaan biota
tanah juga dapat menjaga keseimbangan dari suatu ekosistem (Lias et al., 2023).
2.4 Sifat Kimia Tanah
Kesuburan tanah dapat dilihat dari sifat kimia tanah. Tanah sendiri dapat
dijadikan sebagai perantara dari faktor pertumbuhan tanaman. Faktor tersebut di
antaranya adalah suhu, udara, air, unsur hara, dan sinar matahari. Sinar matahari
sendiri bukan merupakan salah satu faktor perantara yang berasal dari tanah
(Syofiani et al., 2020).
Salah satu kesuburan tanah dapat dilihat dari pH pada tanah. Konsentrasi
8

ion hidrogen di dalam tanah merupakan pengertian dari nilai pH. pH sendiri
merupakan reaksi pada tanah yang ditunjukkan dengan sifat asam dan basa pada
tanah. pH yang bernilai kurang dari tujuh adalah pH masam, netral bernilai 7 dan
basa bernilai lebih dari 7. Tanah di Indonesia sendiri berada pada nilai netral pada
nilai pH 6-6,5. Hal ini dikarenakan pH tanah di Indonesia yang masam memiliki
nilai pH rata-rata 4,0-5,5 (Kotu et al., 2015).
Bahan organik merupakan salah satu aspek kimia untuk mengetahui
kesuburan tanah. Bahan padatan sebagai penyusun tanah berasal dari bahan
mineral. 5% bobot total tanah disusun oleh keberadaan bahan organik (Sootahar et
al., 2019). Bahan organik sendiri berperan penting dalam kesuburan tanah karena
memiliki fungsi sebagai media tumbuh bagi tanaman. Bahan organik juga dapat
dijadikan sumber energi, dan hormon perangsang pertumbuhan bagi tanaman dan
perkembangan dari mikrobia tanah (Hoffland et al., 2020).
2.5 Sifat Fisik Tanah
Kesuburan tanah dapat dilihat dari sifat fisik tanah. Tanah sebagai media
tumbuh bagi tanaman tentu menjadi salah satu hal penting agar tanaman dapat
tumbuh dengan baik. Sifat fisik tanah dapat diketahui dari ruang pori yang ada di
partikel tanah. Ruang pori tersebut dapat diketahui dari tekstur dan struktur. Selain
itu, juga dapat diketahui dari konsistensi tanah yang digunakan untuk menentukan
stabilitas ukuran ruang. Sifat fisik lain adalah kerapatan porositas untuk aerasi dan
drainase serta adanya suhu tanah dan warna tanah (Holilullah et al., 2015).
Tekstur merupakan perbandingan dari fraksi pasir dengan diameter 2,00
sampai 0,20 mm dan 2000 sampai 200 µm, debu dengan diameter 0,20 hingga 0,002
mm dan 200 hingga 2 µm, dan liat dengan diameter kurang dari 2 µm (Latuamury,
2023). Sifat dari tekstur tanah sendiri tidak dapat diubah dan bersifat permanen.
Tekstur tanah sendiri dapat dibedakan menjadi pasir, pasir berlempung, lempung
berpasir, lempung, lempung berdebu, debu, lempung berliat, lempung liat berpasir,
lempung liat berdebu, liat berpasir, liat berdebu, dan liat. Tekstur sendiri selain
dapat ditentukan menggunakan metode feeling juga dapat ditentukan menggunakan
segitiga tekstur (Utomo et al., 2016).
Permeabilitas merupakan cepat atau lambatnya air untuk menembus ke
dalam tanah (Misiewicz et al., 2022). Tanah sendiri memiliki rongga sehingga
9

rongga pada tanah dapat menyebabkan air yang mengalir masuk dari titik yang
lebih tinggi ke titik yang lebih rendah. Permeabilitas tanah sendiri dapat
dipengaruhi oleh sifat fisik tanah yang lain yaitu struktur, porositas, dan tekstur.
Permeabilitas dapat berbeda pada tanah yang berbeda karena perbedaan horizon
(Holthusen et al., 2018).
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian untuk menguji sifat biologi, kimia, dan fisik tanah terhadap
kesuburan tanah dengan menggunakan sistem tanam agroforestri dilaksanakan
selama bulan Oktober 2023 yang dimulai dari pengambilan sampel di UB Forest di
Desa Sumbersari, Malang yang dilanjutkan dengan pengujian sampel di
Laboratorium Kimia dan Fisika Tanah di Universitas Brawijaya Malang.

Gambar 2. Peta Lokasi UB Forest (Budiman et al., 2023)


3.2 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan untuk pengambilan sampel tanah adalah kompas,
tali rafia, meteran, palu, ring sampel, ring master, cangkul, kantong plastik, karet
gelang, spidol, kertas label, alat tulis, alat dokumentasi, dan frame ukuran 50 x 50
cm. Peralatan yang digunakan dalam analisa di laboratorium meliputi tabung
erlenmeyer, pipet, beaker glass, gelas ukur, magnetic stirer, labu ukur, oven,
timbangan analitik, dan tabung centifuge.
Bahan yang digunakan untuk pengambilan sampel tanah dan analisa di
11

laboratorium adalah aquades, larutan H3PO4 85%, K2CR2O7, H2SO4 pekat, larutan
fero 0,5 N dan FeSO4 7H2O 1 N, Peroksida, Natrium Pirofosfat, HCl, sampel tanah,
dan biota tanah seperti cacing.
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
purposive sampling atau acak dan rancangan non eksperimental. Rancangan ini
berfokus pada teknik pengambilan sampel, analisis data, dan pendekatan model
yang akan diuji. Variabel pokok yang diamati adalah kesuburan tanah dengan
parameter yang akan diamati berupa keragaman biota tanah (sifat biologi tanah),
pH tanah, bahan organik tanah (sifat kimia tanah), tekstur tanah, dan permeabilitas
tanah (sifat fisik tanah). Luas plot penelitian yang digunakan adalah 50 x 50 cm
dengan menggunakan frame pengamatan yang dilakukan sebanyak tiga kali
ulangan di titik pengamatan yang berbeda yang terletak di UB Forest. Metode
pengamatan dari kelima parameter pengamatan yang digunakan sendiri meliputi
metode destruktif, pipet, glass elektrode, Kjehdahl, Bray 1, dan constant head test
serta falling head test.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui kesuburan
tanah dengan cara :
3.4.1 Persiapan Pengamatan
Persiapan pengamatan dilakukan dengan menentukan tempat yang akan
diambil sampel tanahnya. Tempat yang diambil untuk pengambilan sampel tanah
adalah tempat yang bebas dari seresah dan lain sebagainya. Apabila terdapat seresah
maka tempat tersebut harus dibersihkan. Kemudian dibuat petak dengan
menggunakan frame berukuran 50 x 50 cm. Pembuatan dan penentuan lahan yang
akan diamati dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan di tempat yang berbeda.
3.4.2 Pengambilan Sampel Tanah
Pengambilan contoh atau sampel tanah dilakukan untuk mendapatkan data
bahan organik, tekstur, dan permeabilitas tanah. Adapun pengambilan contoh tanah
yang dilakukan di lapangan meliputi pengambilan sampel tanah utuh dan
pengambilan sampel tanah komposit.
12

1. Pengambilan Tanah Utuh


Pengambilan tanah utuh dilakukan untuk analisis permeabilitas tanah.
Metode yang digunakan dalam pengambilan tanah utuh dapat dengan
menggunakan alat yang dinamakan ring sampel. Adapun rangkaian kegiatan
yang dilakukan untuk mendapatkan tanah utuh menggunakan ring sampel
setelah menyiapkan seluruh alat dan bahan yang dibutuhkan yakni sebagai
berikut: (1) Bagian tanah yang ingin diambil, dibersihkan hingga
permukaan tanahnya terlihat; (2) Ring sampel diletakkan di atas permukaan
tanah setelah itu ditekan hingga 3/4 bagian masuk ke dalam tanah; (3) Ring
master diletakkan di atas ring sampel, lalu kembali di tekan hingga seluruh
bagian ring sampel masuk ke dalam tanah dan setengah bagian ring master
masuk ke dalam tanah; (4) Ring sampel dan ring master dikeluarkan
menggunakan cetok secara hati-hati agar tanah pada ring sampel tidak
terhempas atau terganggu; (5) Ring sampel dan ring master dipisahkan
secara hati-hati, setelah itu bagian luar ring sampel dibersihkan; (6) Ring
sampel yang telah terisi sampel tanah selanjutnya dimasukkan ke dalam
plastik, diikat rapat menggunakan karet, dan diberi label penanda.
2. Pengambilan Tanah Komposit
Pengambilan sampel tanah komposit dilakukan untuk mendapatkan data
bahan organik dan tekstur tanah. Pengambilan tanah komposit dilakukan
dengan pencampuran dengan penentuan beberapa titik pengamatan.
Pengambilan tanah komposit ini dilakukan menggunakan sekop pada
beberapa titik pengamatan untuk satu SPL, dalam pengambilannya dapat
dilakukan secara acak, diagonal, zig-zag, dan lain sebagainya. Tanah yang
telah diambil menggunakan sekop dikumpulkan ke dalam plastik, dalam
satu plastik akan digunakan untuk mewakili satu SPL.
3.4.3 Analisis Laboratorium
1. Analisis Permeabilitas Tanah
Uji permeabilitas tanah dapat dilakukan dengan menggunakan alat
bernama permeameter. Langkah-langkah untuk melakukan uji permeabilitas
tanah diawali dengan sampel tanah dalam ring diratakan, tutup dengan kain
kasa pada satu sisinya serta ikat dengan karet. Lalu melakukan pengukuran
13

diameter dan tinggi tanah. Tempatkan sampel tanah di baki dan isi air
dengan menyisakan 1 cm. Diamkan selama 1 hari. Setelah satu hari, sampel
tanah dipindahkan dan dihubungkan dengan alat penetapan Konduktif
Hidrolik Jenuh (KHJ) serta dialirkan dengan air kran. Tampung air yang
keluar dari media tanah. Tunggu sampai konstan lalu ukur volume air yang
tertampung. Ukur tinggi dan terakhir ukur tinggi dengan menggunakan
rumus.
(𝑆𝑄) 𝑥 ((∆l)) 1
KHJ = x𝑡
(∆ × (∆H))

Keterangan:
Ø : Volume rerata (cm3 )
l : Tinggi tanah
H : Tinggi Air
 : Luas permukaan silinder
t : Waktu (menit dikonversikan ke jam)
 : Diameter ring (cm)
KHJ : Konduktivitas Hidrolik Jenuh (cm/jam)
2. Analisis Tekstur Tanah
Langkah pertama adalah timbang tanah seberat 20 gram. Masukkan
tanah ke dalam erlenmeyer 250 ml, lalu tambahkan aquades sebanyak 50
ml. Lalu tambahkan peroksida 30% sebanyak 10 ml. Diamkan selama 1 jam
untuk membuat larutan bereaksi. Lalu tambahkan natrium pirofosfat 5%
sebanyak 20 ml, kocok dan diamkan satu hari. Lalu tuang larutan ke gelas
piala lalu tambahkan aquades setinggi 5 cm. Gelas diletakkan ke alat mixer
lalu disper selama 5 menit. Lalu ambil beaker glass, corong dan ayakan 0,05
ml dan pindahkan larutan ke beaker glass, diayak serta partikel yang tersisa
dihaluskan menggunakan tangan. Tambahkan aquades hingga 1 liter.
Partikel yang tersisa merupakan partikel pasir. Oven partikel pasir di 105 oC
selama satu hari. Berat partikel ditimbang. Pengambilan sampel tanah
dilakukan di larutan yang ada di beaker glass. Maksimal partikel debu
adalah 40 detik setelah dikocok pada pipet dan diambil 16 ml dan kedalaman
larutan 10 cm. Hasilnya akan di oven pada 105 oC selama satu hari. Berat
partikel ini mengandung debu dan liat. Diamkan larutan beaker glass selama
14

6 jam 52 menit untuk diambil sampel kedua dan tidak perlu dikocok lalu di
oven pada 105oC selama 24 jam.
3. Analisis Bahan Organik
Analisis bahan organik dilakukan dengan dua cara yaitu analisis C-
organik dan N-total.
Analisis C-organik yaitu dengan cara menimbang 0,5 gram tanah yang
sudah lolos ayakan dan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 500ml
kemudian diberi K2Cr2O7 1N menggunakan pipet 10 ml dan
ditambahkan 20 ml H2SO4 ke erlenmeyer dan dikocok lalu tunggu
selama 30 menit. Blanko juga dilakukan dengan cara yang sama.
Larutan tersebut lalu diencerkan menggunakan air 200ml dan 10ml
H3PO4 85% ,tambahkan indikator Difenilamina 30 tetes. Lalu larutan
dititrasi dengan FeSO4. 7H2O 1N melalui buret. Titrasi selesai apabila
sampel berubah warna. Berikut merupakan perhitungan C-organik :
𝑚𝑙 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜−𝑚𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
C organik (%) = x 3 x Fka
𝑚𝑙 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Bahan organik (%) = % C organik x 1.73


Cara kerja pengamatan N-total yaitu menimbang 0,5 gram tanah yang
sudah lolos ayakan 0,5 mm dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl
yang sudah ditambahkan 1 gram campuran selen dan 5ml H 2SO4.
Kemudian didestruksi pada temperatur 300 OC dan didinginkan lalu
diencerkan dengan air 50ml dan ditambahkan 20ml NaOH 40% dan
didestilasi, hasilnya kemudian ditampung dengan asam borat 20ml dan
destilasi berhenti saat sampel berubah warna dan volume tampungan
sudah 50ml. Titrasi menggunakan H2SO4 berakhir apabila sampel tanah
berubah ke warna boraks semula atau warna merah anggur. Berikut
merupakan rumus N-total :
𝑚𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙−𝑚𝑙 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜
N total (%) = x 0,014 x N H2SO4 x 100 x ka
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

4. Analisis pH Tanah
Metode analisis pH yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode titrasi. Cara kerja menggunakan metode ini yaitu
menimbang sampel tanah sebanyak dua kali dan dimasukkan ke dalam
15

botol. Langkah selanjutnya yaitu ditambahkan 50 ml air ke sampel yang


pertama dan 50 ml KCl pada sampel yang kedua. Kemudian kocok
menggunakan mesin pengocok selama 30 menit lalu suspensi tanah
menggunakan pH meter yang telah diberi larutan buffer kemudian ambil
nilai pH yang muncul.
5. Analisis Keragaman Biota Tanah
Analisis keragaman biota tanah dilakukan di lapangan dengan cara
frame pengamatan dicangkul atau di sekop untuk mengetahui berapa banyak
biota tanah yang hidup di lahan pengamatan. Biota tanah yang ditemukan
kemudian di hitung jumlahnya.
3.5 Parameter Pengamatan
Parameter pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mengamati kesuburan tanah di UB Forest dengan cara membuat frame ukuran 50 x
50 cm kemudian mengambil sampel tanah utuh dan komposit serta biota tanah
untuk dianalisis dan diamati kesuburan tanahnya. Parameter yang diamati dalam
penelitian ini meliputi sifat biologi tanah, sifat kimia tanah, dan sifat fisik tanah.
Hal yang diamati berupa keragaman biota tanah, pH tanah, bahan organik tanah,
tekstur tanah, dan permeabilitas tanah. Seluruh sampel yang diambil kemudian
diteliti di Laboratorium Fisika dan Kimia Tanah di Universitas Brawijaya Malang
untuk kemudian ditentukan apakah aspek yang diamati tersebut dikatakan subur
atau tidak. Adapun metode pengamatan dari parameter pengamatan yang dilakukan
terbagi menjadi lima (5) pengamatan di antaranya adalah
Tabel 1. Parameter Pengamatan
Variabel Pengamatan Metode Pengamatan
Tekstur Pipet
Permeabilitas Constant head test dan Falling head
test
Ph Glass elektrode
Bahan organik Kjehdahl, Bray
Keragaman biota tanah Pengamatan
16

3.6 Analisis Data


Analisis data yang digunakan adalah dengan mengisi hasil tabulasi data ke
dalam aplikasi excel setelah dilakukan analisis laboratorium dan perhitungan telah
selesai dilakukan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut dianalisis
menggunakan uji ANOVA. Uji ANOVA sendiri dilakukan untuk mengetahui
hubungan antar setiap variabel dari seluruh pengamatan yang diamati. Data yang
terkumpul digunakan untuk menjawab apakah agroforestri dapat meningkatkan
kesuburan tanah. Tabulasi data yang dilakukan dalam analisis statistik ini dilakukan
untuk mengetahui apakah tujuan dan hipotesis sudah terjawab atau belum.
DAFTAR PUSTAKA
Ardini, M., Marsela, A., Mustika, R., Subakti, R., Khairani, S., dan Suwardi, A. B.
2020. Potensi Pengembangan Agroforestri Berbasis Tumbuhan Buah Lokal.
Jurnal Ilmiah Pertanian, 17,(1) : 27-34.
Arifin, M., Putri, N. D., Sandrawati, A., dan Harryanto, R. 2018. Pengaruh Posisi
Lereng terhadap Sifat Fisika dan Kimia Tanah pada Inceptisols di Jatinangor.
Soilrens, 16(2) : 37-44.
Budiman, M. A. K., Nuraini, Y., Nurrofik, A., dan Hadiwijoyo, E. 2023. Distribusi
Ruang Vertikal Burung di Hutan UB Forest Malang Jawa Timur. Journal of
Tropical Silviculture, 14(02), 140-149.
Fahad, S., Chavan, S. B., Chichaghare, A. R., Uthappa, A. R., Kumar, M., Kakade,
V., Pradhan, A., Jinger, D., Rawale, G., Yadav, D. K., Kumar, V., Farooq, T.
H., Ali, B., Sawant, A. V., Saud, S., Chen, S., dan Poczai, P. 2022.
Agroforestry Systems for Soil Health Improvement and Maintenance.
Sustainability, 14(22) : 14877.
Gomiero, T. 2016. Soil Degradation, Land Scarcity and Food Security : Reviewing
a Complex Challenge. Sustainability, 8(3) : 281.
Gunawan, G., Wijayanto, N., dan Budi R, S. W. 2019. Karakteristik Sifat Kimia
Tanah dan Status Kesuburan Tanah pada Agroforestri Tanaman Sayuran
Berbasis Eucalyptus Sp. 2019. Jurnal Silvikultur Tropika, 10(2) : 63-69.
Hakim, L. 2021. Agroforestri Kopi : Mendorong Taman Hayati dan Wisata Kopi.
Malang : Media Nusa Creative.
Hardiyanti, R., Fauzi, H., dan Indrayatie, E. R. 2021. Pertumbuhan Tanaman
Agroforestri dan Kondisi Tapak di Areal Revegetasi di Kawasan Hutan
Lindung Liang Anggang Banjarbaru. Jurnal Sylvia Scienteae, 4(6) : 1027-
1040.
Hoffland, E., Kuyper, T. W., Comans, R. N. J., dan Creamer, R. E. 2020. Eco-
functionally of Organic Matter in Soils. Plant Soil, 455 : 1-22.
Holilullah, H., Afandi, A., dan Novpriansyah, H. 2015. Karakteristik Sifat Fisik
Tanah pada Lahan Produksi Rendah dan Tinggi di PT Great Giant Pineapple.
Jurnal Agrotek Tropika, 3(2) : 278-282.
Holthusen, D., Brandt, A. A., Reichert, J. M., dan Horn, R. 2018. Soil Porosity,
Permeability and Static and Dynamic Strength Parameters Under Native
Forest/Grassland Compared to No-Tillage Cropping. Soil and Tillage
Research, 177 : 113-124.
Kotu, S., Rondonuwu, J. J., Pakasi, S., Titah, T. 2015. Status Unsur Hara dan pH
Tanah di Desa Sea, Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa. In Cocos,
6(12) :1-10.
Latuamury, B. 2023. Buku Ajar Konservasi Tanah dan Air. Sleman : Deepublish
Digital.
Lias, S. A., Rhamadani, N., dan Jayadi, M. 2023. Keanekaragaman Biota Tanah
pada Kebun Kakao di Desa Parenring Kecamatan Lilirilau Kabupaten
Soppeng. Jurnal Ecosolum, 12(1) : 44-55.
Masebo, N., dan Menamo, M. 2016. A Review Paper on : The Role of Agroforestry
for Rehabilitation of Degraded Soil. Journal of Biology, Agriculture and
18

Healthcare, 6(5) : 128-135.


Misiewicz, J., Datta, S. S., Lejcus, K., dan Marczak, D. 2022. The Characteristics
of Time-Dependent Changes of Coefficient of Permeability for
Superabsorbent Polymer-Soil Mixtures. Materials, 15(13) : 4465.
Mokoginta, M. M. 2018. Pengelolaan Agroforestry. Sleman : Deepublish Publisher
Naharuddin, N., Sari, I., Harijanto, H., Wahid, A. 2020. Sifat Fisik Tanah pada
Lahan Agroforestri dan Hutan Lahan Kering Sekunder di Sub Das Wuno, Das
Palu. Jurnal Pertanian Terpadu, 8(2) : 189-200.
Nurrohman, E., Rahardjanto, A., dan Wahyuni, S. 2015. Keanekaragaman
Makrofauna Tanah di Kawasan Perkebunan Coklat (Theobroma cacao L.)
sebagai Bioindikator Kesuburan Tanah dan Sumber Belajar Biologi. Jurnal
Pendidikan Biologi Indonesia, 1(2) : 197-208.
Ramadhana, D. D., Donantho, D., dan Rachel, R. 2019. Penilaian Status Kesuburan
Tanah pada Lahan Pascatambang di Areal PT. Trubaindo Coal Mining
Kabupaten Kutai Barat. Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab, 2(1) : 24-
28.
Rangel-Mendoza, J. A., dan Silva-Parra, A. 2020. Agroforestry Systems of
Theobroma cacao L. Affects Soil and Leaf Litter Quality. Colombia Forestal,
23(2) : 75-88.
Sootahar, M. K., Zeng, X., Su, S., Wang, Y., Bai, L., Zhang, Y., Li, T., dan Zhang,
X. 2019. The Effect of Fulvic Acids Derived From Different Materials on
Changing Properties of Albic Black Soil in the Northeast Plain of China.
Molecules, 24, 1535.
Syofiani, R., Putri, S. D., dan Karjunita, N. 2020. Karakteristik Sifat Tanah sebagai
Faktor Penentu Potensi Pertanian di Nagari Silokek Kawasan Geopark
Nasional. Jurnal Agrium, 17(1) : 1-6.
Triwanto, J. 2019. Agroforestry. Malang : UMM Press.
Utomo, M., Sabrina, T., Sudarsono, S., Lumbanraja, J., Rusman, B., dan Wawan,
W. 2016. Ilmu Tanah Dasar-dasar dan Pengelolaan. Jakarta : PT Aditya
Andrebina Agung.
Wattie, G. G. R. W., dan Sukendah, S. 2023. Peran Penting Agroforestri sebagai
Sistem Pertanian Berkelanjutan. Jurnal Ilmu Pertanian dan Perkebunan, 5(1)
: 30-38.

Anda mungkin juga menyukai