Anda di halaman 1dari 5

MATERI PENYULUHAN

KOMPLIKASI DIABETES MELITUS

Disusun Oleh:
dr. Sherly Rorong

Sidoarjo, 21 Januari 2023

KLINIK JATI KEPUH


TINJAUAN PUSTAKA

DM merupakan penyakit metabolik yang terjadi oleh interaksi berbagai faktor: genetik,
imunologik, lingkungan dan gaya hidup. Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang
timbul pada seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat
penurunan sekresi insulin progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin. Pernyataan ini
selaras dengan IDF (2017) yang menyatakan bahwa diabetes mellitus merupakan kondisi kronis
yang terjadi saat meningkatnya kadar glukosa dalam darah karena tubuh tidak mampu
memproduksi banyak hormon insulin atau kurangnya efektifitas fungsi insulin. Menurut
American Diabetes Association (ADA) diabetes sangatlah kompleks dan penyakit kronik yang
perlu perawatan medis secara berlanjut dengan strategi pengontrolan indeks glikemik
berdasarkan multifaktor resiko.
Komplikasi Diabetes Melitus terjadi secara bertahap ketika terlalu banyak gula menetap
dalam aliran darah untuk waktu yang lama, hal itu dapat mempengaruhi pembulh darah, saraf,
mata,ginjal dan sistem kardiovaskular. Komplikasi Diabetes Melitus ini dapat dibagi menjadi
dua, yaitu komplikasi akut dan kronis. Dalam bahasan kali ini akan dibahas mengenai
komplikasi Diabetes Melitus Kronik, yaitu sebagai berikut:
1. Retinopati Diabetik
Kecurigaan akan diagnosis DM terkadang berawal dan gejala berkurangnya
ketajaman penglihatan atau gangguan lain pada mata yang dapat mengarah pada
kebutaan. Retinopati diabetes dibagi dalam 2 kelompok, yaitu Retinopati non proliferatif
dan Proliferatif. Retinopati non proliferatif merupkan stadium awal dengan ditandai
adanya mikroaneurisma, sedangkan retinoproliferatif, ditandai dengan adanya
pertumbuhan pembuluh darah kapiler, jaringan ikat dan adanya hipoksia retina. Pada
stadium awal retinopati dapat diperbaiki dengan kontrol gula darah yang baik,
sedangkan pada kelainan sudah lanjut hampir tidak dapat diperbaiki hanya dengan
kontrol gula darah, malahan akan menjadi lebih buruk apabila dilakukan penurunan
kadar gula darah yang terlalu singkat.

2. Penyakit Kardiovaskuler
Berdasarkan studi epidemiologis, maka diabetes merupakan suatu faktor risiko
koroner. Ateroskierosis koroner ditemukan pada 50-70% penderita diabetes. Akibat
gangguan pada koroner timbul insufisiensi koroner atau angina pektoris (nyeri dada
paroksismal serti tertindih benda berat dirasakan didaerah rahang bawah, bahu, lengan
hingga pergelangan tangan) yang timbul saat beraktifiras atau emosi dan akan mereda
setelah beristirahat atau mendapat nitrat sublingual. Akibat yang paling serius adalah
infark miokardium, di mana nyeri menetap dan lebih hebat dan tidak mereda dengan
pembenian nitrat. Namun gejala-gejala mi dapat tidak timbul pada pendenita diabetes
sehigga perlu perhatian yang lebih teliti.

3. Nefropati Diabetikum
Diabetes mellitus tipe 2, merupaka penyebab nefropati paling banyak, sebagi
penyebab terjadinya gagal ginjal terminal. Kerusakan ginjal yang spesifik pada DM
mengaikibatkan perubahan fungsi penyaring, sehingga molekul-molekul besar seperti
protein dapat lolos ke dalam kemih (mis. Albuminuria). Akibat nefropati diabetika dapat
timbul kegagalan ginjal yang progresif. Nefropati diabetic ditandai dengan adanya
proteinuri persisten ( > 0.5 gr/24 jam), terdapat retino pati dan hipertensi. Dengan
demikian upaya preventif pada nefropati adalah kontrol metabolisme dan kontrol
tekanan darah.

4. Neuropati Diabetik
Umumnya berupa polineuropati diabetika, kompikasi yang sering terjadi pada
penderita DM, lebih 50 % diderita oleh penderita DM. MAnifestasi klinis dapat berupa
gangguan sensoris, motorik, dan otonom. Proses kejadian neuropati biasanya progresif
di mana terjadi degenerasi serabut-serabut saraf dengan gejala-gejala nyeri atau bahkan
baal. Yang terserang biasanya adalah serabut saraf tungkai atau lengan. Neuropati
disebabkan adanya kerusakan dan disfungsi pada struktur syaraf akibat adanya
peningkatan jalur polyol, penurunan pembentukan myoinositol, penurunan Na/K ATP
ase, sehingga menimbulkan kerusakan struktur syaraf, demyelinisasi segmental, atau
atrofi axonal.

Komplikasi Diabetes Melitus ini dapat dicegah dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter atau petugas


Salah satu cara mengedalikan gula darah adalah dengan cara meminum obat secara
teratur, baik waktu penggunaan obat, cara penggunaan obat dan dosis obat yang sudah
disarankan oleh dokter.
2. Menjaga kadar gula darah
Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengecek kadar gula darah secara rutin, baik Gula
Darah Puasa setiap bulan, ataupun pemeriksaan HbA1c minimal setiap enam bulan sekali.
3. Makan Sehat
Makanan yang disarankan untuk mencega komplikasi Diabetes Melitus adalah dengan
caara memperbanyak konsumsi sayus dan buah, selain itu juga membatasi konsumsi gula,
lemak dan makanan asin.
4. Beraktifitas fisik secara teratur
Menurut Suryono untuk penderita DM dianjurkan melakukan latihan jasmani secara
teratur (3-4 kali seminggu) selama + 30 menit, yang sesuai prinsip CRIPE (continuous,
rhythmical, interval , progressive, endurance training).
5. Waspada infeksi kulit dan gangguan kulit
Menjaga kesehatan kulit adalah salah satu tindakan yang harus dilakukan oleh penderita
Diabetes melitus,untuk mencegah terjadinya komplikasi pada kulit, mengingat pada kondisi
Diabetes Melitu proses pemulihan akan lebih lama dari pada orang normal.
6. Periksa mata secara rutin
Pencegahan ini dilakukan untuk mencegah proses gangguan yang terjadi pada mata
penderita Diabetes Melitus semakin parah.
7. Menjaga kesehatan kaki
Penderita diabetes melitus mempunyai kemungkinan mengalami kaki diabetes, tetapi
kondisi tersebut dapat dihindari dengan perawatan kaki yang benar yaitu dengan memeriksa
kaki setiap hari dengan kaca, apakah ada kulit retak, melepuh, bengkak, luka atau
perdarahan. Langkah selanjutnya adalah dengan membersihkan kaki setiap hari, keringkan
dengan handuk termasuk sela-sela jari dan memberikan pelembab pada daerah kaki yang
kering, kecuali sela-sela jari serta jangan lupa untuk menggunting kuku secara lurus
mengikuti bentuk normal jari kaki. Gunakan sepatu atau sandal yang baik sesuai dengan
ukuran dan nyaman dipakai dengan memeriksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil
atau benda-benda tajam. Segera menghubungi dokter bila kaki terluka. Adapun hal-hal yang
tidak boleh dilakukan antara lain jangan merendam kaki denga air hangat untuk
menghangatkan kaki, jangan menggunakan botol panas atau peralatan listrik untuk
menghangatkan kaki, jangan menggunakan batu/silet untuk mengurangi kapalan, jangan
menggunakan sepatu atau kaos kaki yang sempit, jangan menggunakan obat-obatan tanpa
anjuran dokter untuk menghilangkan mata ikan dan jangan membiarkan luka sekecil apapun
dikaki, harus segera dirawat.

Anda mungkin juga menyukai