Anda di halaman 1dari 19

Diabetes Mellitus

Anamnesis
 Apakah pasien merasakan volume urin yang
meningkat
 Tanyakan apakah pasien sering merasa haus.
 Tanyakan apakah pasien sering merasa lapar.
 Adakah penurunan berat badan.
 Apakah pasien mengalami kesemutan, hilang
rasa pada bagian distal tubuh seperti kaki.
 Tanyakan apabila pasien mendapat luka,
apakah luka tersebut sukar sembuh,
terutama pada bagian kaki..
 Tanyakan pada pasien apakah ia mengalami
gangguan penglihatan.
Pemeriksaan penunjang
Bukan DM Belum pasti DM
DM
Kadar glukosa
darah sewaktu
Plasma vena <110 110-199 >200
Darah kapiler <90 90-199 >200
Kadar glukosa
darah puasa
Plasma vena <110 110-125 >126
Darah kapiler <90 90-109 >110
Diagnosis
 Working Diagnosis
Diabetes mellitus tipe 2 merupakan
jenis yang lebih sering terjadi, tetapi
jauh lebih sedikit yang telah dipahami
karena bersifat multifaktorial. Defek
metabolik karena gangguan sekresi
insulin atau karena resistensi insulin
di jaringan perifer
Manifestasi Klinis
 Resistensi insulin,
 Gangguan sekresi insulin,
 Dan peningkatan produksi glukosa.
 Dm tipe 2 lebih sering tampak seiring
dengan penambahan umur.
Etiologi

 Pola familial
 Kelainan sekresi insulin
Penatalaksanaan
 Non medika mentosa
1. Terapi gizi
-karbohidrat : tidak lebih dari 55 - 56%
dari total kebutuhan energi sehari,
atau tidak boleh lebih dari 70% jika
dikombinasi dengan pemberian asam
lemak tidak jenuh rantai tunggal
(MUFA )
-protein : Jumlah kebutuhan protein
yang direkomendasikan sekitar 10 –
15% dari total kalori per hari
Lanjutan
-lemak : Jumlah maksimal 10% dari
total kebutuhan kalori per hari.

2. Latihan jasmani
3. Penyuluhan diabetes
Medika mentosa
 Golongan Insulin Sensitizing
-Biguanid
-Glitazone
 Golongan Sekretagagoe Insulin
-Sulfonyl urea
-Glinid
 Penghambat Alfa Glukosidase

 Penghambat Dipeptidyl Peptidase IV


(Penghambat DPP-IV).
Komplikasi
Komplikasi akut
 Ketoasidosis Diabetik

KAD disebabkan oleh defisiensi insulin


absolut atau relatif. KAD dan hipoglikemia
merupakan komplikasi akut diabetes melitus
(DM) yang serius dan membutuhkan
pengelolaan gawat darurat. Akibat diuresis
osmotik, KAD biasanya mengalami dehidrasi
berat dan bahkan dapat sampai
menyebabkan syok.
Lanjutan

 Koma Hiperosmolar Hiperglikemik Non


Ketotik
ditandai oleh hiperglikemia, hiperosmolar
tanpa disertai adanya ketosis. HHNK
biasanya terjadi pada orang tua dengan DM
yang mempunyai penyakit penyerta yang
mengakibatkan menurunnya asupan
makanan.
Lanjutan

 Hipoglikemik Iatrogenik
Risiko hipoglikemia timbul akibat
ketidaksempurnaan terapi saat ini, di
mana kadar insulin di antara dua
makan dan pada malam hari meningkat
secara tidak proporsional dan
kemampuan fisiologis tubuh gagal
melindungi batas penurunan glukosa
darah yang aman
Komplikasi kronik

 Nefropati Diabetik
Kelainan yang terjadi pada ginjal penyandang
DM dimulai dengan adanya
mikroalbuminuria, dan kemudian
berkembang menjadi proteinuria secara
klinis, berlanjut dengan penurunan fungsi
laju filtrasi glomerular dan berakhir dengan
keadaan gagal ginjal yang memerlukan
pengelolaan dan pengobatan substitusi
Lanjutan

 Neuropati Diabetik
Neuropati diabetik (ND) merupakan salah
satu komplikasi kronis paling sering
ditemukan pada diabetes melitus (DM).
risiko yang dihadapi pasien DM dengan ND
antara lain ialah infeksi berulang, ulkus
yang tidak sembuh-sembuh dan amputasi
jari/kaki.
Lanjutan
 Penyakit Jantung Koroner
Penyulit makrovaskular ini bermanifestasi
sebagai aterosklerosis dini yang dapat
mengenai organ-organ vital (jantung dan
otak). Penyebab aterosklerosis pada pasien
DM tipe 2 bersifat multifaktorial, melibatkan
interaksi kompleks dari berbagai keadaan
seperti hiperglikemia, hiperlipidemia, stress
oksidatif, penuaan dini, hiperinsulinemia
dan/atau hiperproinsulinemia serta
perubahan-perubahan dalam proses
koagulasi dan fibrinolisis
Lanjutan
 Retinopati Diabetik
- retinopati diabetik nonproliferatif

penebalan membrane basalis , perdarahan


ringan, eksudat keras yang tampak sebagai
bercak berwarna kuning dan eksudat lunak
yang tampak sebagai cotton wool spot.
-retinopati diabetik proliferatif
ditandai dengan pembentukan pembuluh
darah baru. Pembuluh darah baru tersebut
berbahaya karena bertumbuh secara
abnormal keluar dari retina dan meluas
sampai ke vitreus, menyebabkan perdarahan
disana dan dapat menimbulkan kebutaan
Pencegahan
 Pencegahan primer, Pencegahan primer
adalah cara yang paling sulit karena yang
menjadi sasaran adalah orang-or.ang yang
belum sakit artinya mereka masih sehat.
 Pencegahan sekunder, Mencegah timbulnya
komplikasi.
 Pencegahan tersier, Upaya mencegah
komplikasi dan kecacatan yang
diakibatkannya termasuk ke dalam
pencegahan tersier
Lanjutan
Upaya pencegahan tersier :
 Pencegahan komplikasi diabetes, yang
pada konsensus dimasukkan sebagai
pencegahan sekunder
 Mencegah berlanjutnya (progresi)
komplikasi untuk tidak menjurus
kepada penyakit organ
 Mencegah terjadinya kecacatan
disebabkan oleh karena kegagalan
organ atau jaringan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai