Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH KOTA DENPASAR

DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR


PUSKESMAS I DENPASAR BARAT
JL. Gunung Rinjani No. 65 Denpasar
No Telp. (0361) 482045
Email : puskesmas1denbar@gmail.com

KEPUTUSAN
PLT KEPALA PUKESMAS I DENPASAR BARAT
NOMOR : 440/015/Pusk I DB

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS I DENPASAR BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


PLT KEPALA PUKESMAS I DENPASAR BARAT,

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis harus dilaksanakan secara terencana, tepat


penanganan dan terpadu dalam pelaksanaannya;
b. bahwa petugas di tiap unit pelayanan klinis harus mampu menjaga
mutu dan keselamatan pasien Puskesmas I Denpasar Barat
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan
b perlu ditetapkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas I Denpasar
Barat tentang Kebijakan Pelayanan Klinis;

Mengingat : 1. Undang – undang Republik Indonesia No. 29 Tahun 2004 tentang


Praktek Kedokteran
2. Undang – undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun
2014 tentang Puskesmas.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
tahun 2015, tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal

1
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN PLT KEPALA PUSKESMAS I DENPASAR BARAT


TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS I
DENPASAR BARAT

Kesatu : Menetapkan setiap layanan klinis yang dikerjakan harus direncanakan


dan dilaksanakan serta dievaluasi secara berkesinambungan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini.
Kedua : Menetapkan dalam pelaksanaan layanan klinis harus mengacu pada
dokumen/acuan yang valid dan termutakhir dan dikendalikan dalam
daftar induk dokumen pedoman eksternal sebagaimana tercantum dalam
Lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan
ini.
Ketiga : Menetapkan adanya peran serta kepala puskesmas, penanggung jawab
pelayanan klinis dan petugas tenaga klinis dalam meningkatkan mutu
melalui penyusunan prioritas layanan klinis sebagai indikator/ sasaran
mutu klinis dengan kriteria pemilihan yang jelas
Keempat : Menetapkan adanya sistem perbaikan indikator/ sasaran mutu dengan
mempertimbangkan peluang keberhasilan dan ketersediaan sumber
daya. Kegiatan perbaikan indikator/ sasaran mutu klinis dilaksanakan
oleh pelaksana bersama penanggung jawab unit terkait dengan
pemantauan dari tim peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
Kelima : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/
perubahan sebagaiman mestinya.

2
Ditetapkan di : Denpasar
Pada tanggal : 14 September 2017
Plt Kepala Puskesmas I Denpasar Barat,

dr. Lina Muji Rahayu


Pembina
NIP. 19711129200212 2 004

Tembusan disampaikan kepada Yth :


1. Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar di Denpasar.
2. Arsip

3
LAMPIRAN 1
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : 440/015/Pusk I DB
TENTANG: KEBIJAKAN PELAYANAN
KLINIS PUSKESMAS I DENPASAR BARAT

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dilaksanakan dan dipahami oleh petugas sesuai ketentuan
yang berlaku
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten, dan mudah bersosialisasi dengan
pasien.
3. Pendaftaran pasien dilakukan dengan menjamin keselamatan pasien
4. Idetifikasi identitas pasien dipastikan untuk mencegah terjadinya kesalahan dengan
cara mengidentifikasi kesesuaian dari :
a. Nama pasien, tanggal lahir pasien, alamat/tempat tinggal pasien
b. Nomor rekam medis
5. Tersedia dan diberikan informasi yang dibutuhkan pasien secara jelas,mudah diakses
dan dipahami di tempat pendaftaran yaitu mengenai :
a. Tarif jenis pelayanan
b. Jenis dan jadwal pelayanan
c. Prosedur dan alur pendaftaran di Puskesmas
d. Kerjasama dengan fasilitas rujukan ke Rumah sakit lain
e. Hak dan kewajiban pasien / keluarga
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan yang
dimulai dari pendaftaran
7. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindak lanjuti
8. Kepuasan pasien /pelanggan selama pendaftaran diperhatikan dengan menyediakan
sarana penilaian dalam bentuk : kotak kepuasan , kotak saran, media sms, email dan
survei kepuasan pasien.

4
B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN KLINIS
1. Kajian awal klinis dilakukan secara paripurna oleh tenaga yang kompeten disetiap
disiplin ilmu dalam lingkup praktik profesi.
2. Kajian awal klinis yang dilakukan wajib dicatat dengan lengkap dalam rekam medis
pasien meliputi :
a. Anamnesis / alloanamnesis
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan penunjang serta kajian sosial
3. Proses kajian pemeriksaan dan diagnosis dilakukan dengan mengacu standar profesi
pelayanan dan standar asuhan keperawatan / kebidanan yang berlaku.
4. Menentukan diagnosis medis dan keperawatan dilakukan oleh tenaga kesehatan
profesional yang kompeten
5. Tersedia tim kesehatan antar profesi jika diperlukan kajian dan penanganan pasien
secara tim / terpadu
6. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang
memenuhi persyaratan secara jelas dan tertulis bila layanan klinis dilakukan oleh
petugas yang tidak sesuai kewenangannya
7. Proses kajian layanan dilakukan pada tempat yang memenuhi persyaratan dan
peralatan sesuai standar Puskesmas dengan menjamin kualitas keamanan pasien dan
petugas
8. Penyusunan Rencana layanan medis dan rencana layanan terpadu bila diperlukan
penanganan secara tim/ terpadu sesuai pedoman pelayanan klinis dari organisasi
profesi yang berlaku.
9. Penyusunan rencana layanan klinis dibuat dengan melibatkan pasien / keluarga dan
mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis, sosial, spiritual serta tata nilai
budaya pasien.
10. Rencana layanan terpadu disusun secara komprehensif oleh tim kesehatan antar profesi
dengan memperhatikan :
a. tahapan waktu yang jelas ,
b. efisiensi sumber daya manusia serta
c. resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaannya

5
11. Efek samping dan risiko pengobatan harus diinformasikan kepada pasien
12. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
13. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien
C. PELAKSANAAN LAYANAN KLINIS
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman pelayanan klinis dari organisasi profesi
2. Pelaksanaan layanan sesuai rencana layanan yang disusun dan dicatat dalam rekam
medis
3. Perubahan rencana layanan berdasarkan perkembangan pasien dan dicatat dalam
rekam medis
4. Tindakan medis/pengobatan berisiko yang akan dilakukan wajib diinformasikan
terlebih dahulu pada pasien/keluarga sebelum memberikan persetujuan berupa
informed consent yang didokumentasikan dalam rekam medis
5. Dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana terapi dan atau rencana asuhan
dengan ketentuan pedoman layanan klinis, serta ditindaklanjuti bila terjadi
ketidaksesuaian.
6. Kasus-kasus beresiko tinggi yang memungkinkan terjadi penularan pada petugas
maupun pasien yang lain, diperhatikan dan dilakukan penanganan sesuai panduan
kewaspadaan universal yang berlaku antara lain:
a. Cuci tangan higienis
b. Pemakaian Alat Pelindung Diri
c. Penggunaan alat dan bahan disposible atau steril
d. Pengelolaan limbah medis infeksius
7. Pemakaian Peralatan medis dengan memperhatikan agar alat siap pakai dan dalam
kondisi baik saat dibutuhkan,yaitu dengan melakukan pemisahan antara:
a. alat yang bersih dengan alat yang kotor,
b. alat yang memerlukan sterilisasi,
c. alat yang membutuhkan perawatan lebih lanjut(tidak siap pakai),
d. serta alat yang membutuhkan persyaratan khusus untuk peletakannya
8. Pelaksanaan pengelolaan alat medis di tiap ruang layanan oleh petugas ruang layanan
yang bertanggung jawab.
9. Penanganan, penggunaan dan pemberian obat dan/cairan intravena berdasarkan
ketentuan penggunaan dan pemberian obat dan/cairan intravena pada pedoman

6
pelayanan klinis dari organisasi profesi yang berlaku dengan memperhatikan tindakan
aseptik dan wajib dicatat dalam rekam medis
10. Kinerja pelayanan klinis dimonitoring, dievaluasi menggunakan indikator klinis yang
jelas serta dilakukan tindak lanjut untuk perbaikan layanan klinis.
11. Hak dan kebutuhan pasien selama pelayanan harus diperhatikan dan dihargai.
12. Keluhan pasien/keluarga selama pelayanan wajib diidentifikasi, didokumentasi dan
ditindak lanjuti.
13. Pasien Balita dengan Gizi kurang dikonsultasikan ke ruang konsultasi gizi untuk
mendapatkan asuhan gizi.
14. Layanan yang diberikan pada pasien wajib ditulis lengkap dalam rekam medis untuk
menjamin kesinambungan layanan pada pasien dan menghindari terjadinya
pengulangan yang tidak perlu dalam pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan atau
pemberian obat.
15. Pasien berhak untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan dan wajib
diinformasikan tentang :
a. Hak pasien untuk membuat keputusan,
b. Konsekuensi dari keputusan tersebut,
c. Tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut,
d. Tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan.
16. Tersedia Pelayanan anestesi lokal (injeksi dan topikal) dan tindakan bedah minor
sesuai kebutuhan di Puskesmas yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten melakukannya
17. Sebelum melakukan anestesi dan tindakan medis harus mendapatkan informed consent
18. Pelaksanaan anestesi lokal baik berupa jenis obat, teknik pemberiannya serta tindakan
pembedahan yang dilakukan wajib ditulis dalam rekam medis pasien
19. Dilakukan monitoring dan pencatatan status fisiologis pasien di rekam medis,yaitu :
a. Selama pemberian anestesi lokal
b. Selama dan segera setelah tindakan pembedahan
20. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai panduan
penyuluhan yang memperhatikan kondisi sasaran / penerima informasi,

7
21. Pendidikan/penyuluhan yang diberikan dicatat dalam rekam medis dan dilakukan
penilaian efektifitas penyampaiannya
D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN PASIEN
1. Pemulangan pasien yang di observasi di ruang tindakan dipandu oleh prosedur yang
baku
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses pemulangan.
3. Rencana rujukan ke sarana pelayanan lain dilakukan berdasarkan kebutuhan pasien
untuk menjamin kelangsungan layanan dengan menginformasikan pada pasien/
keluarga mengenai :
a. Alasan dirujuk
b. Sarana rujukan
c. Kapan rujukan harus dilakukan
4. Rujukan pasien disertai dengan resume klinis memuat: identitas pasien, kondisi klinis,
prosedur/tindakan yang telah dilakukan, dan kebutuhan pasien akan pelayanan lebih
lanjut.
5. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan
6. Proses rujukan secara langsung ke fasilitas kesehatan lain, akan di dampingi dan
dilakukan monitoring kondisi pasien oleh petugas kesehatan yang kompeten.
7. Kriteria merujuk pasien meliputi :
a. Kasus yang ditangani diluar standar kompetensi dokter.
b. Kasus diluar diagnosis yang harus ditangani di fasilitas kesehatan tingkat pertama
yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.
c. Kasus yang ditangani tidak ada perubahan klinis yang diinginkan sesuai standar
profesi pelayanan medis
d. Kasus yang ditangani, mengalami perburukan kondisi sehingga memerlukan
penanganan lebih lanjut.

Plt Kepala Puskesmas I Denpasar Barat,

dr. Lina Muji Rahayu


Pembina
NIP. 19711129200212 2 004

8
LAMPIRAN 2
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : 440/015/Pusk I DB
TENTANG: KEBIJAKAN LAYANAN KLINIS
PUSKESMAS I DENPASAR BARAT

DAFTAR INDUK DOKUMEN BERUPA DOKUMEN EKSTERNAL YANG


DIGUNAKAN SEBAGAI REFERENSI PEMBUATAN STANDAR PELAYANAN KLINIS
DI PUSKESMAS I DENPASAR BARAT

NO DOKUMEN EKSTERNAL SEBAGAI ACUAN

1 RUANG LOKET

Permenkes RI no 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

Perwali no 45 tahun 2013 tentang pelayanan penanganan pengaduan masyarakat di


lingkungan kota Denpasar

Permenkes RI No. 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis.

2 RUANG PEMERIKSAAN UMUM. ANAK,TINDAKAN

Permenkes RI No 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas

Nanda International,Diagnosis Keperawatan:Definisi dan klasifikasi 2012-


2014,T.Heather Herdman,PhD,RN,Jakarta ,EGC

Permenkes 269/Menkes/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis

Kepmenkes RI Nomer HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik


Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.

Permenkes RI No. 001 Th. 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan.

Permenkes RI No.30 tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di


Puskesmas

9
Permenkes No RI 290 /menkes/PER/III/ 2008 Tentang persetujuan tindakan
kedokteran

Permenkes RI No. 856/ Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar IGD RS

Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan,Depkes


RI,2003

Buku Acuan Pencegahan Kanker Payudara Dan Kanker Leher Rahim ,Kemenkes
RI,Direktorat Jenderal PP&Pl,Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular,
2015

Pedoman Tatalaksana Pneumonia Balita. Kementrian Kesehatan Republik


Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Tahun 2015

Modul Pelatihan Program Lansia, tahun 2016

Pedoman Pelaksanaan SDIDTK Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015

Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual ,Kemenkes RI,2011

Bagan MTBS, DepartemenKesehatan RI, 2010

3 RUANG KB

Pedoman Asuhan Antenatal Terpadu, 2011

Buku Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara & Kanker Leher Rahim
Tahun 2015

Buku Acuan untuk Dokter dan Bidan See and Treat Tahun 2011

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi,KKB ,Edisi 3,Tahun 2011

Pedoman Pelayanan KB Paska Persalinan di Fasilitas Kesehatan

4 RUANG KIA

10
Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu, Kemenkes,2010

Standar Pelayan Kebidanan,Depkes RI, 2003

Buku Kesehatan Ibu dan Anak,Kementrian Kesehatan RI, 1997

Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak , 2010

5 IMUNISASI

Pedoman Imunisasi Kemenkes tahun 2005

Buku Petunjuk Tekhnis Introduksi Inactivated Polio Vaccin (IPV) Kemenkes RI


tahun 2016

Petunjuk teknis Introduksi Imunisasi Pentavalen (DPT, HB, HIB) Pada Bayi
Lanjutan, Kemenkes RI 2013

1. KepMenkes nomor 1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang Pedoman


Penyelenggaraan Imunisasi

2. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas oleh Dijen PP &PL Depkes RI


Tahun 2005.

3.Permenkes RI No 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi

Pedoman Pemantauan dan Penanggulangnan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi,


Depkes RI Tahun 2007.

Pedoman pemantauan dan penanggulangan kejadian ikutan pasca imunisasi, 2005,


Depkes RI

6 RUANG KONSELING GIZI

Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita, Kemenkes RI 2014

Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Bagi Balita


Gizi Kurang dan Ibu Hamil KEK, Kemenkes RI 2012

11
Pedoman Penatalaksanaan Pemberian Tablet Tambah Darah, Kemenkes RI 2015

Pedoman Gizi Seimbang, Kemenkes RI 2015

Peraturan Pemerintah RI No. 33 tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Kemenkes RI 2014

Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1995/MENKES/RI/XII/2010 Tentang Standar


Antropometri Penilaian Status Gizi Anak

Petunjuk Teknis Tata Laksana Anak Gizi Buruk, Kemenkes RI 2011

7 RUANG KONSELING REMAJA

Pedoman Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Di Puskesmas , Depkes RI ,2005

8 RUANG VCT, IMS

Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual,Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia,Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan
Lingkungan,2012

Pedoman Pelaksanaan Konseling Dan Testing HIV Secara Sukarela, Departemen


Kesehatan Republik Indonesia,Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan
Penyehatan Lingkungan,2010

Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular seksual, Kemenkes RI,2011.

Keputusan kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar nomor.443.22/1072/Dikes


tentang Puskesmas Layanan Satelit retro Viral dan Rumah Sakit pengampu di Kota
Denpasar

Pedoman Pelaksanaan Konseling Dan Testing HIV Secara Sukarela, Departemen


Kesehatan Republik Indonesia,Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan

12
Penyehatan Lingkungan,2010

1.Buku Manual Aplikasi Sistim Informasi HIV-AIDS dan IMS ,Versi 1.6.5,
Kemenkes.RI, 2013

2.Petunjuk Operasional Sistim Informasi HIV-AIDS dan IMS Untuk Kabupaten,


Propinsi & Pusat , Versi 1.6.5, Kemenkes.RI, 2013

9 RUANG TB

Petunjuk Teknis Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi TB di Pelayanan Kesehatan


Primer/Tingkat Pertama

1. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, Kesmenkes RI 2014.

2. Materi Inti Pelatihan Kolaborasi TB-HIV, Kesmenkes RI 2013.

Petunjuk Teknis Manajemen Terpadu Pengendalian TuberculosisResisten


Obat,Kemenkes RI 2014

Manajemen Terpadu Pengendalian TB Resisten Obat, Kemenkes RI 2015

Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberculosa, Kemenkes RI


2016

Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TB di Pelayanan Kesehatan


Primer/Tingkat Pertama, Kemenkes RI 2014

Petunjuk Teknis Manajemen dan Tata Laksana TB Anak, Kemenkes RI 2016

10 RUANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT

1.Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi Kemenkes RI 2015

Standar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan ( Kemenkes RI tahun 2012)

Pedoman Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil dan Anak Usia Balita
Bagi Tenaga Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan ( Kemenkes RI tahun

13
2012)

Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas


( Kemenkes RI tahun 2012)

PENUNJANG LAYANAN KLINIS

11 FARMASI

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2015 tentang


Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan
Prekursor Farmasi

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan


Kefarmasian di Puskesmas

Permenkes No. 3 Tahun 2017 tentang Perubahan Penggolongan Psikotropika

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK


01.07/MENKES/395/2017 Daftar Obat Esensial Nasional

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK


01.07/MENKES/659/2017 tentang Formularium Nasional

Pedoman Monitoring Efek Samping Obat (MESO) Bagi Tenaga Kesehatan

12 LABORATORIUM

Permenkes RI Nomor 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium


Puskesmas

Permenkes RI Nomor 43 tahun 2013 tentang cara Penyelenggaraan Laboratorium


Klinik yang Baik

Permenkes RI No. 1792 tahun 2010 tentang Pedoman Pemeriksaan Kimia Klinik

Pedoman Praktik laboratorium Kesehatan yang Benar,Departemen kesehatan

14
RI,2008

Modul Pelatihan Pemeriksaan Dahak Mikroskopis TB

Panduan Pemeriksaan Laboratorium, Gandasoebrata, th 2004

Buku Panduan Alat ABX Micros 60

Petunjuk Teknis Penggunaan Alat ( Auto Check)

Petunjuk teknis penggunaan alat ( Accu Trend)

Brosur Panduan Penggunaan Lancet Safe T

Modul Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual, Kemenkes RI 2011

Petunjuk Teknis Penggunaan Reagen Oncoprobe,

Petunjuk Teknis Penggunaan Reagen HIV SD Bioline

Standar Prosedur Operasional Pemeriksaan Mikroskopis TB

Petunjuk Teknis Penggunaan Reagen RPR Antigen.

Brosur Petunjuk Pemeriksaan Reagen Gluco Protein One Med

Brosur Petunjuk Pemeriksaan reagen Gluco Protein One Med

Brosur Petunjuk Pemeriksaan Reagen PPT One Med

Petunjuk Teknis Penggunaan Reagen HBsAg, SD SD Bioline

Petunjuk Teknis Penggunaan Reagen Intec

Petunjuk Teknis Penggunaan Reagen Syphillis Focus

Petunjuk Teknis Penggunaan Alat Optium

Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja Laboratorium Kesehatan

Pedoman Interpretasi Data Klinik

Petujuk Teknis Penggunaan Reagen HCV Focus

Brosur Petunjuk Pemeriksaan Reagen Golongan Darah

13 SARANA PRASARANA PUSKESMAS

15
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER 04/MEN/1980
tentang Syarat syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan

Pedoman Peralatan Medik Bagi Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir, Bayi dan
Balita, Pengoperasian dan Pemeliharaan, Kemenkes RI tahun 2013.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor


KEP 186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulanag Kebakaran di Tempat Kerja

PMK 27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di


fasilitas Pelayanan Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 54 tahun 2015 tentang


Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan

Instrumen Pendampingan Mutu Pengelolaan Alat Kesehatan Puskesmas

14 KESEHATAN LINGKUNGAN

Kepmenkes RI No 1428/MENKES/SK/12/2006 TENTANG Pedoman


penyelenggaraan kesehatan lingkungan Puskesmas

Peraturan Pemerintah RI No 101 tahun 2014 tentang penegelolaan limbah bahan


berbahaya dan beracun

Peraturan Pemerintah RI No 18 tahun 1999 tentang pengelolaan limbah b3

Pedoman pengelolaan limbah medis padat fasilitas pelayanan kesehatan tahun 2013

Plt Kepala Puskesmas I Denpasar Barat,

dr. Lina Muji Rahayu


Pembina
NIP. 19711129200212 2 004

16
LAMPIRAN 3
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : 440/015/Pusk I DB
TENTANG: KEBIJAKAN PELAYANAN
KLINIS PUSKESMAS I DENPASAR BARAT

KEWENANGAN PELAKSANA LAYANAN KLINIS

Dalam memberikan pelayanan klinis, berupa:


1. Melakukan tindakan sedasi hanya berupa anastesi lokal yaitu:
a. Pemberian lidocain secara lokal, infiltrasi dan blok
b. Pemberian anestesi lokal secara topikal spray
2. Pelaksanaan tindakan anestesi lokal injeksi infiltrasi dan blok hanya boleh dilakukan oleh
dokter umum dan dokter gigi.
3. Penanggung jawab dalam rujukan pasien adalah wewenang dokter umum dan dokter gigi.
Apabila dokter umum dan dokter gigi berhalangan dalam melaksanakan tugas,
diberlakukan sistem pelimpahan wewenang yang sudah ditentukan oleh Kepala
Puskesmas I Denpasar Barat.

Plt Kepala Puskesmas I Denpasar Barat,

dr. Lina Muji Rahayu


Pembina
NIP. 19711129200212 2 004

17

Anda mungkin juga menyukai