KEPUTUSAN
PLT KEPALA PUKESMAS I DENPASAR BARAT
NOMOR : 440/015/Pusk I DB
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS I DENPASAR BARAT
1
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
MEMUTUSKAN
2
Ditetapkan di : Denpasar
Pada tanggal : 14 September 2017
Plt Kepala Puskesmas I Denpasar Barat,
3
LAMPIRAN 1
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : 440/015/Pusk I DB
TENTANG: KEBIJAKAN PELAYANAN
KLINIS PUSKESMAS I DENPASAR BARAT
A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dilaksanakan dan dipahami oleh petugas sesuai ketentuan
yang berlaku
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten, dan mudah bersosialisasi dengan
pasien.
3. Pendaftaran pasien dilakukan dengan menjamin keselamatan pasien
4. Idetifikasi identitas pasien dipastikan untuk mencegah terjadinya kesalahan dengan
cara mengidentifikasi kesesuaian dari :
a. Nama pasien, tanggal lahir pasien, alamat/tempat tinggal pasien
b. Nomor rekam medis
5. Tersedia dan diberikan informasi yang dibutuhkan pasien secara jelas,mudah diakses
dan dipahami di tempat pendaftaran yaitu mengenai :
a. Tarif jenis pelayanan
b. Jenis dan jadwal pelayanan
c. Prosedur dan alur pendaftaran di Puskesmas
d. Kerjasama dengan fasilitas rujukan ke Rumah sakit lain
e. Hak dan kewajiban pasien / keluarga
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan yang
dimulai dari pendaftaran
7. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindak lanjuti
8. Kepuasan pasien /pelanggan selama pendaftaran diperhatikan dengan menyediakan
sarana penilaian dalam bentuk : kotak kepuasan , kotak saran, media sms, email dan
survei kepuasan pasien.
4
B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN KLINIS
1. Kajian awal klinis dilakukan secara paripurna oleh tenaga yang kompeten disetiap
disiplin ilmu dalam lingkup praktik profesi.
2. Kajian awal klinis yang dilakukan wajib dicatat dengan lengkap dalam rekam medis
pasien meliputi :
a. Anamnesis / alloanamnesis
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan penunjang serta kajian sosial
3. Proses kajian pemeriksaan dan diagnosis dilakukan dengan mengacu standar profesi
pelayanan dan standar asuhan keperawatan / kebidanan yang berlaku.
4. Menentukan diagnosis medis dan keperawatan dilakukan oleh tenaga kesehatan
profesional yang kompeten
5. Tersedia tim kesehatan antar profesi jika diperlukan kajian dan penanganan pasien
secara tim / terpadu
6. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang
memenuhi persyaratan secara jelas dan tertulis bila layanan klinis dilakukan oleh
petugas yang tidak sesuai kewenangannya
7. Proses kajian layanan dilakukan pada tempat yang memenuhi persyaratan dan
peralatan sesuai standar Puskesmas dengan menjamin kualitas keamanan pasien dan
petugas
8. Penyusunan Rencana layanan medis dan rencana layanan terpadu bila diperlukan
penanganan secara tim/ terpadu sesuai pedoman pelayanan klinis dari organisasi
profesi yang berlaku.
9. Penyusunan rencana layanan klinis dibuat dengan melibatkan pasien / keluarga dan
mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis, sosial, spiritual serta tata nilai
budaya pasien.
10. Rencana layanan terpadu disusun secara komprehensif oleh tim kesehatan antar profesi
dengan memperhatikan :
a. tahapan waktu yang jelas ,
b. efisiensi sumber daya manusia serta
c. resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaannya
5
11. Efek samping dan risiko pengobatan harus diinformasikan kepada pasien
12. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
13. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien
C. PELAKSANAAN LAYANAN KLINIS
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman pelayanan klinis dari organisasi profesi
2. Pelaksanaan layanan sesuai rencana layanan yang disusun dan dicatat dalam rekam
medis
3. Perubahan rencana layanan berdasarkan perkembangan pasien dan dicatat dalam
rekam medis
4. Tindakan medis/pengobatan berisiko yang akan dilakukan wajib diinformasikan
terlebih dahulu pada pasien/keluarga sebelum memberikan persetujuan berupa
informed consent yang didokumentasikan dalam rekam medis
5. Dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana terapi dan atau rencana asuhan
dengan ketentuan pedoman layanan klinis, serta ditindaklanjuti bila terjadi
ketidaksesuaian.
6. Kasus-kasus beresiko tinggi yang memungkinkan terjadi penularan pada petugas
maupun pasien yang lain, diperhatikan dan dilakukan penanganan sesuai panduan
kewaspadaan universal yang berlaku antara lain:
a. Cuci tangan higienis
b. Pemakaian Alat Pelindung Diri
c. Penggunaan alat dan bahan disposible atau steril
d. Pengelolaan limbah medis infeksius
7. Pemakaian Peralatan medis dengan memperhatikan agar alat siap pakai dan dalam
kondisi baik saat dibutuhkan,yaitu dengan melakukan pemisahan antara:
a. alat yang bersih dengan alat yang kotor,
b. alat yang memerlukan sterilisasi,
c. alat yang membutuhkan perawatan lebih lanjut(tidak siap pakai),
d. serta alat yang membutuhkan persyaratan khusus untuk peletakannya
8. Pelaksanaan pengelolaan alat medis di tiap ruang layanan oleh petugas ruang layanan
yang bertanggung jawab.
9. Penanganan, penggunaan dan pemberian obat dan/cairan intravena berdasarkan
ketentuan penggunaan dan pemberian obat dan/cairan intravena pada pedoman
6
pelayanan klinis dari organisasi profesi yang berlaku dengan memperhatikan tindakan
aseptik dan wajib dicatat dalam rekam medis
10. Kinerja pelayanan klinis dimonitoring, dievaluasi menggunakan indikator klinis yang
jelas serta dilakukan tindak lanjut untuk perbaikan layanan klinis.
11. Hak dan kebutuhan pasien selama pelayanan harus diperhatikan dan dihargai.
12. Keluhan pasien/keluarga selama pelayanan wajib diidentifikasi, didokumentasi dan
ditindak lanjuti.
13. Pasien Balita dengan Gizi kurang dikonsultasikan ke ruang konsultasi gizi untuk
mendapatkan asuhan gizi.
14. Layanan yang diberikan pada pasien wajib ditulis lengkap dalam rekam medis untuk
menjamin kesinambungan layanan pada pasien dan menghindari terjadinya
pengulangan yang tidak perlu dalam pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan atau
pemberian obat.
15. Pasien berhak untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan dan wajib
diinformasikan tentang :
a. Hak pasien untuk membuat keputusan,
b. Konsekuensi dari keputusan tersebut,
c. Tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut,
d. Tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan.
16. Tersedia Pelayanan anestesi lokal (injeksi dan topikal) dan tindakan bedah minor
sesuai kebutuhan di Puskesmas yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten melakukannya
17. Sebelum melakukan anestesi dan tindakan medis harus mendapatkan informed consent
18. Pelaksanaan anestesi lokal baik berupa jenis obat, teknik pemberiannya serta tindakan
pembedahan yang dilakukan wajib ditulis dalam rekam medis pasien
19. Dilakukan monitoring dan pencatatan status fisiologis pasien di rekam medis,yaitu :
a. Selama pemberian anestesi lokal
b. Selama dan segera setelah tindakan pembedahan
20. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai panduan
penyuluhan yang memperhatikan kondisi sasaran / penerima informasi,
7
21. Pendidikan/penyuluhan yang diberikan dicatat dalam rekam medis dan dilakukan
penilaian efektifitas penyampaiannya
D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN PASIEN
1. Pemulangan pasien yang di observasi di ruang tindakan dipandu oleh prosedur yang
baku
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses pemulangan.
3. Rencana rujukan ke sarana pelayanan lain dilakukan berdasarkan kebutuhan pasien
untuk menjamin kelangsungan layanan dengan menginformasikan pada pasien/
keluarga mengenai :
a. Alasan dirujuk
b. Sarana rujukan
c. Kapan rujukan harus dilakukan
4. Rujukan pasien disertai dengan resume klinis memuat: identitas pasien, kondisi klinis,
prosedur/tindakan yang telah dilakukan, dan kebutuhan pasien akan pelayanan lebih
lanjut.
5. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan
6. Proses rujukan secara langsung ke fasilitas kesehatan lain, akan di dampingi dan
dilakukan monitoring kondisi pasien oleh petugas kesehatan yang kompeten.
7. Kriteria merujuk pasien meliputi :
a. Kasus yang ditangani diluar standar kompetensi dokter.
b. Kasus diluar diagnosis yang harus ditangani di fasilitas kesehatan tingkat pertama
yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.
c. Kasus yang ditangani tidak ada perubahan klinis yang diinginkan sesuai standar
profesi pelayanan medis
d. Kasus yang ditangani, mengalami perburukan kondisi sehingga memerlukan
penanganan lebih lanjut.
8
LAMPIRAN 2
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : 440/015/Pusk I DB
TENTANG: KEBIJAKAN LAYANAN KLINIS
PUSKESMAS I DENPASAR BARAT
1 RUANG LOKET
Permenkes RI No. 001 Th. 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan.
9
Permenkes No RI 290 /menkes/PER/III/ 2008 Tentang persetujuan tindakan
kedokteran
Buku Acuan Pencegahan Kanker Payudara Dan Kanker Leher Rahim ,Kemenkes
RI,Direktorat Jenderal PP&Pl,Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular,
2015
3 RUANG KB
Buku Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara & Kanker Leher Rahim
Tahun 2015
Buku Acuan untuk Dokter dan Bidan See and Treat Tahun 2011
4 RUANG KIA
10
Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu, Kemenkes,2010
5 IMUNISASI
Petunjuk teknis Introduksi Imunisasi Pentavalen (DPT, HB, HIB) Pada Bayi
Lanjutan, Kemenkes RI 2013
11
Pedoman Penatalaksanaan Pemberian Tablet Tambah Darah, Kemenkes RI 2015
12
Penyehatan Lingkungan,2010
1.Buku Manual Aplikasi Sistim Informasi HIV-AIDS dan IMS ,Versi 1.6.5,
Kemenkes.RI, 2013
9 RUANG TB
Standar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan ( Kemenkes RI tahun 2012)
Pedoman Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil dan Anak Usia Balita
Bagi Tenaga Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan ( Kemenkes RI tahun
13
2012)
11 FARMASI
12 LABORATORIUM
Permenkes RI No. 1792 tahun 2010 tentang Pedoman Pemeriksaan Kimia Klinik
14
RI,2008
15
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER 04/MEN/1980
tentang Syarat syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
Pedoman Peralatan Medik Bagi Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir, Bayi dan
Balita, Pengoperasian dan Pemeliharaan, Kemenkes RI tahun 2013.
14 KESEHATAN LINGKUNGAN
Pedoman pengelolaan limbah medis padat fasilitas pelayanan kesehatan tahun 2013
16
LAMPIRAN 3
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : 440/015/Pusk I DB
TENTANG: KEBIJAKAN PELAYANAN
KLINIS PUSKESMAS I DENPASAR BARAT
17