Anda di halaman 1dari 53

Presented by :

1. Dina Taufia
2. Rani Purwani
1. PENGANTAR

saat mulai
Defenisi KB Algoritma KB
2. DEFENISI Pasca salin
menggunakan
Pascasalin
kontrasepsi

3. ARTI PENTING
KB PASCASALIN

4. METODE KB
Non hormonal Hormonal
PASCASALIN
Sebagian wanita setelah melahirkan tidak menginginkan adanya
kehamilan atau menunda kehamilan sampai 2 tahun setelah
persalinan. Akan tetapi masih sangat sedikit wanita yang
meninggalkan rumah sakit dengan mendapat konseling mengenai
metoda kontrasepsi ( Widyastuti, 2011)

KB pasca persalinan dan pasca keguguran ( KB PP & PK) ,


merupakan salah satu program utama yang harus tersedia di
seluruh propinsi. Tujuan dari program ini sendiri adalah untuk
meningkatkan tingkat kesehatan ibu dan anak disamping untuk
meningkatkan angka penggunaan kontrasepsi (JNPK, 2008)
Dasar penyelenggaraan pelayanan KB adalah UU RI Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan, pasal 78 tentang Keluarga Berencana

KB Pasca Persalinan sebenarnya bukan hal yang baru, karena sejak 2007,
melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), di
dalamnya terdapat amanat persalinan yang memuat tentang perencanaan
penggunaan KB setelah bersalin

Pelayanan KB Pasca Persalinan merupakan salah satu program strategis untuk


menurunkan kehamilan yang tidak diinginkan.
Upaya intensif pengembangan KB pasca persalinan di Indonesia sudah
dilakukan pada tahun 2011, dimulai dengan penyusunan pedoman
pelayanan KB pasca persalinan (di dalamnya terdapat Standar
Operasional Prosedur Pemasangan AKDR Pascaplasenta),

Penyusunan kurikulum pelatihan KB pasca persalinan, ToT (training of


trainers) bagi para pelatih untuk 33 provinsi dan pelatihan KB pasca
persalinan bagi tenaga kesehatan pemberi pelayanan KB baik di
fasilitas pelayanan kesehatan dasar maupun rujukan (bidan, dokter,
dokter spesialis kebidanan dan kandungan).
Pada tahun 2012, telah dilatih tenaga kesehatan dari 675 Puskesmas dan RS
kabupaten/kota, yang terdiri dari 516 Puskesmas dan 159 Rumah Sakit di
seluruh Indonesia (sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 2A dalam upaya
percepatan penurunan Angka Kematian Ibu). Target pada tahun 2013 fasilitas
pelayanan kesehatan yang mendapat pelatihan KB Pasca Persalinan adalah 681
dan target pada tahun 2014 adalah 1.514 fasilitas pelayanan kesehatan

Di samping hal-hal tersebut di atas, KB pasca persalinan diintegrasikan pula


dalam P4K, Kelas Ibu Hamil dan pelayanan antenatal terpadu. Dalam pelayanan
antenatal terpadu, tenaga kesehatan pemberi layanan antenatal berkewajiban
memberikan konseling KB pasca persalinan kepada ibu hamil agar setelah
bersalin ibu dapat segera mendapatkan pelayanan KB.
Dalam P4K, ibu hamil dan keluarga diberi penjelaskan tentang kesehatan
maternal termasuk KB pasca persalinan dan diminta untuk
menandatangani Amanat Persalinan yang salah satunya adalah
kesepakatan tentang metoda KB yang akan dipakainya kelak setelah
bersalin.

Di samping itu, untuk menghilangkan hambatan pembiayaan dalam


mengakses pelayanan KB pasca persalinan, Pemerintah mengeluarkan
kebijakan dengan mengintegrasikan pelayanan KB pasca persalinan dalam
paket Jaminan Persalinan atau yang lebih dikenal dengan singkatannya
Jampersal. Jampersal itu sendiri merupakan jaminan kesehatan.
 meskipun pelayanan KB masuk dalam paket
pelayanan Jampersal dimana pasien tidak
dibebankan biaya pelayanan (juga ada
ketentuan bahwa seluruh peserta Jampersal
wajib untuk mengikuti KB pasca persalinan),
ternyata masih sedikit yang memanfaatkan
pelayanan tersebut
 KB pascapersalinan adalah pengunaan alat/obat
kontrasepsi segera setelah melahirkan sampai
dengan 42 hari /6 minggu setelah melahirkan.

Klien Pasca persalinan dianjurkan :


 Memberi ASI eksklusif kepada bayi sejak lahir
sampai berusia 6 bulan
 Tidak menghentikan ASI untuk memulai suatu
metode kontrasepsi
 Metode kontrasepsi pada klien menyusui dipilih
agar tidak mempengaruhi ASI atau kesehatan
bayi
Mengingat lebih dari 95% klien pascapersalinan belum ingin hamil lagi dalam 2 tahun

Ovulasi dapat terjadi 21 hari pascapersalinan

Seyogyanya kontrasepsi segera dipakai pascapersalianan

Kontrasepsi terpilih pascapersalinan adalah AKDR atau tubektomi/vasektomi

Bila tidak tersedia pelayanan AKDR , Tubektomi/vasektomi, maka klien dapat


memakai alat kontrasepsi “progestin only” (implant, DMPA, atau minipil”,paling tidak
pakai kondom
1. Ovulasi pertama pasca persalinan terjadi < 6 minggu pada wanita yang tidak
menyusui ( rata-rata 45 hari ), dan bisa berlangsung lebih lama pada wanita
yang menyusui.

2. Masa anovulasi pasca persalinan mempunyai hubungan yang erat dengan


lama menyusui. Kajian yang dilakukan pada 29 wanita menyusui dan 10 wanita
yang tidak menyusui menunjukkan semua wanita yang menyusui tetap menjadi
anovulasi sampai 3 bulan pasca persalinan dan 96 % diantaranya berlanjut
sampai 6 bulan pasca persalinan. Pada penelitian yang dilakukan di Skotlandia,
tidak menemukan adanya ovulasi pada wanita yang menyusui secara ekslusif
3. Pelaksanaan kontrasepsi pasca persalinan
mempunyai pengaruh besar dalam mengatur
waktu kehamilan dan memberikan jarak yang
optimal untuk persalinan selanjutnya Dalam
rangka menurunkan resiko terhadap ibu dan
luaran bayi, WHO pada tahun 2006
merekomendasikan jarak kehamilan yang
optilmal untuk kehamilan selanjutnya adalah 24
bulan.
4. Komplikasi yang serius dan lebih dari setengah kematian ibu terjadi
pada masa pasca persalinan, terutama di Negara-negara berkembang
Penggunaan kontrasepsi pasca persalinan bisa menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu dan anak. (Li et al. 1996; Rivera 1997).

5. Penelitian yang dilakukan oleh Ross dan Frankenberg (1993)


mendapatkan wanita pada periode pasca persalinan memiliki kebutuhan
yang tidak terpenuhi untuk kontrasepsi. Penelitian ini juga
memperlihatkan sebagian besar wanita pasca persalinan menyatakan
keinginan untuk mencegah kehamilan selama 2 tahun pertama setelah
melahirkan tetapi tidak mendapat pelayanan kontrasepsi.
Semua metoda kontrasepsi bisa diberikan pada
ibu pada masa pascapersalinan. Waktu untuk
memulai suatu kontrasepsi tergantung dari
status menyusui ibu. Ex :
 Spermisida
 Kondom
 Koitus interuptus

Diafragma tidak bisa digunakan hingga setelah 6 minggu


pasca persalinan karena tidak akan menempel dengan
sempurna
 1. Bayi mengidap galaktosemia
 2. Ibu mengidap HIV
 3. Tuberkulosis dan herpes
 4. Ibu sedang kemoterapi
MAL KONDOM AKDR TUBEKTOMI

VASEKTOMI PIL INJEKSI IMPLAN


NON HORMONAL HORMONAL
1. Metode Amenore Laktasi 1. Progestin: pil, injeksi dan
(MAL) implan
2. Kondom 2. Kombinasi: pil dan injeksi
3. Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR)
4. Kontrasepsi Mantap
(Tubektomi dan Vasektomi)

Sumber:
Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi
yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI)
secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa
tambahan makanan ataupun minuman apa pun
lainnya.
Syarat untuk dapat menggunakan: Menyusui secara
penuh (full breast feeding), lebih efektif bila
pemberian lebih dari 8 kali sehari/ jarak <4
jam
Cara kerja: Penundaan/ penekanan ovulasi
Efek samping: Tidak ada
KEUNTUNGAN
METODE AMENORE LAKTASI (MAL)
KEUNTUNGAN KEUNTUNGAN NONKONTRASEPSI
KONTRASEPSI
 Efektivitas tinggi  Untuk Bayi:
(keberhasilan 98%  Mendapatkan kekebalan pasif (mendapatkan
pada enam bulan antibodi perlindungan lewat ASI)
pascapersalinan).  Sumber asupan gizi yang terbaik dan
 Segera efektif. sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang
 Tidak mengganggu optimal
senggama.  Terhindar dari keterpaparan terhadap
 Tidak ada efek kontaminasi dari air, susu lain atau formula,
samping secara atau alat minum yang dipakai
sistemik.
 Tidak perlu  Untuk Ibu:
pengawasan medis.  Mengurangi pendarahan pascapersalinan
 Tidak perlu obat atau
 Mengurangi risiko anemia
alat.
 Tidak biaya.  Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan
bayi
KETERBATASAN
METODE AMENORE LAKTASI (MAL)
 Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui
dalam 30 menit pasca persalinan.
 Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial.
 Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan
6 bulan.
 Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan
HIV/AIDS
KONDOM
Kondom merupakan selubung/sarung karet sebagai salah satu
metode kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan dan
atau penularan penyakit kelamin pada saat bersenggama
Cara kerja:
 Menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur
dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang
dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah
ke dalam saluran reproduksi perempuan.
 Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV
dan HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan yang lain
(khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil).
MANFAAT KONTRASEPSI MANFAAT NONKONTRASEPSI
 Murah dan dapat dibeli secara  Efektif mencegah kehamilan
umum  Membantu mencegah terjadinya kanker
bila digunakan dengan benar
 Tidak perlu resep dokter atau serviks (mengurangi iritasi bahan
 Tidak
karsinogenik eksogen pada serviks)ASI
mengganggu produksi
pemeriksaan kesehatan khusus
 Tidak mengganggu
Mencegah kesehatan
penularan IMS, HIV
 Metode kontrasepsi sementara klien
Memberi dorongan kepada suami untuk
bila metode kontrasepsi

 Tidak mempunyai pengaruh
ikit ber-KB
lainnya harus ditunda
 sistemik
Mencegah ejakulasi dini
 Saling berinteraksi sesama
 pasangan
 Mencegah imuno infertilitas
AKDR
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ( AKDR ) atau yang lebih dikenal
dengan IUD ( Intra Uterine Devices ) adalah bahan inert sintetik (
dengan atau tanpa unsur tambahan untuk sinergi efektifitas)
dengan berbagai bentuk yang dipasangkan de dalam rahim
untuk menghasilkan efek kontraseptif.

Cara kerja:
Mencegah terjadinya fertilisasi, tembaga pada AKDR
menyebabkan reaksi inflamasi steril, toksik buat
sperma sehingga tidak mampu untuk fertilisasi
KEUNTUNGAN
 Efektivitas tinggi, 99,2-99,4% ( 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1
tahun pertama)
 Dapat efektif segera setelah pemasangan
 Metode jangka panjang
 Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
 Tidak mempengaruhi hubungan sosial
 Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
 Tidak ada efek samping hormonal
 Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
 Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak
terjadi infeksi)
 Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
 Tidak ada interaksi dengan obat-obat
 Membantu mencegah kehamilan ektopik
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)

KETERBATASAN
Tidak mencegah Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS
atau perempuan yang sering berganti pasangan
Diperlukan prosedur medis termasuk pemeriksaan
pelvis
Klien tidak dapat melepas AKDR sendiri
Klien harus memeriksa posisi benang AKDR dari
waktu ke waktu. Untuk melakukan ini perempuan
harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian
perempuan tidak mau melakukan ini.
)
 WHO telah merekomendasikan IUD sebagai
metode yang aman dan efektif. Masa post
plasenta merupakan masa dimana wanita
memiliki motivasi tinggi dan merupakan
metode efektif dimana anak dapat dirawat
dengan pikiran tenang tanpa adanya
kecemasan un.tuk hamil
AKDR pasca plasenta aman dan efektif, tetapi tingkat ekspulsinya lebih tinggi dibandingkan
ekspulsi ≥ 4 minggu pasca persalinan. Ekspulsi dapat diturunkan dengan cara melakukan insersi
AKDR dalam 10 menit setelah ekspulsi plasenta, memastikan insersi mencapai fundus uterus, dan
dikerjakan oleh tenaga medis dan paramedis yang terlatih dan berpengalaman.

Jika 48 jam pasca persalinan telah lewat, insersi AKDR ditunda sampai 4 minggu atau lebih pasca
persalinan

AKDR 4 minggu pasca persalinan aman dengan menggunakan AKDR copper T, sedangkan jenis non
copper memerlukan penundaan sampai 6 minggu pasca persalinan.
 1. Pemasangan post plasenta
 2. Pemasangan segera pasca persalinan
 3. Pemasangan IUD transcesarian
 4. Pemasangan IUD interval
Pemasangan IUD yang dilakukan dalam 10 menit setelah lahirnya plasenta
pada persalinan pervaginam. Pemasangan bisa dilakukan dengan
menggunakan ringed forceps atau secara manual. Pada saat ini serviks
masih berdilatasi sehingga memungkinkan untuk penggunaan tangan atau
forsep.

Penggunaan inserter IUD interval tidak bisa digunakan pada pemasangan


post plasenta , karena ukuran inserter yang pendek sehingga tidak bisa
mencapai fundus, selain itu , karena uterus yang masih lunak sehingga
memungkinkan terjadinya perforasi lebih besar dibandingkan dengan
menggunakan ringed forceps atau secara manual.
 Pemasangan IUD pada masa ini dilakukan
setelah periode post plasenta sampai 48 jam
pasca persalinan. Teknik pemasangan IUD
pada saat ini masih bisa dengan
menggunakan ringed forsep, karena serviks
masih berdilatasi, tetapi tidak bisa dilakukan
secara manual. Penggunaan inserter IUD
interval sebaiknya tidak digunakan, karena
kemungkinan terjadinya perforasi yang lebih
tinggi.
 Pemasangan pada transcesarian dilakukan
sebelum penjahitan insisi uterus. Bisa
dilakukan dengan meletakkan IUD pada
fundus uteri secara manual atau dengan
menggunakan alat. Pemasangan IUD setelah
48 jam sampai 4 minggu pasca persalinan
tidak dianjurkan karena angka kejadian
ekspulsi yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan pemasangan segera pasca persalinan
dan pemasangan IUD interval.
 Merupakan pemasangan IUD yang dilakukan
lebih dari 4 minggu pasca persalinan.
Pemasangan IUD dilakukan dengan
menggunakan inserter IUD.
 TUBEKTOMI
Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW) adalah metode
kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang
wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi
tuba falupii (mengikat dan memotong atau memasang
cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum

 WAKTU PENGGUNAAN
1. Idealnya dilakukan dalam 48 jam pasca persalinan
2. Dapat dilakukan segera setelah persalinan atau setelah
operasi sesar
3. Jika tidak dapat dikerjakan dalam 1 minggu setelah
persalinan, ditunda 4-6 minggu.
MANFAAT KETERBATASAN

 Kontrasepsi  Harus dipertimbangkan


 Efektivitasnya tinggi 99,5% (0,5
kehamilan per 100 perempuan selama sifat permanen kontrasepsi
tahun pertama penggunaan) ini (tidak dapat dipulihkan
 Tidak mempengaruhi proses menyusui
 Tidak bergantung pada faktor sanggama
kembali, kecuali dengan
 Baik bagi klien apabila kehamilan akan operasi rekanalisasi)
menjadi risiko kesehatan yang serius.
 Tidak ada efek samping dalam jangka
 Dilakukan oleh dokter yang
panjang terlatih
 Tidak ada perubahan dalam fungsi
seksual
 Non Kontrasepsi
 Berkurangnya risiko kanker ovarium
 VASEKTOMI
Vasektomi (Metode Operasi Pria/MOP) adalah prosedur klinik
untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan cara
mengoklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma
terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak
terjadi

 JENIS
1) Insisi
2) Vasektomi Tanpa Pisau (VTP)

 WAKTU
Bisa dilakukan kapan saja
KEUNTUNGAN KETERBATASAN

 Efektivitas tinggi 99,6-99,8%  Tidak efektif segera, WHO


 Sangat aman, tidak ditemukan menyarankan kontrasepsi
efek samping jangka panjang tambahan selama 3 bulan
 Morbiditas dan mortalitas setelah prosedur (kurang lebih 20
jarang
kali ejakulasi)
 Hanya sekali aplikasi dan
efektif dalam jangka panjang  Teknik tanpa pisau merupakan
 Tinggi tingkat rasio efisiensi pilihan mengurangi perdarahan
biaya dan lamanya dan nyeri dibandingkan teknik
penggunaan kontrasepsi insisi
KEUNTUNGAN KETERBATASAN

 Efektif jika diminum setiap hari  Harus digunakan setiap hari dan
di waktu yang sama (0,05-5 pada waktu yang sama
kehamilan / 100 perempuan  Bila lupa satu pil saja, kegagalan
dalam 1 tahun pertama) menjadi lebih besar
 Tidak diperlukan pemeriksaan
 Risiko kehamilan ektopik, tetapi
panggul risiko ini lebih rendah jika
 Tidak mempengaruhi ASI dibandingkan dengan perempuan
 Tidak mengganggu hubungan yang tidak menggunakan minipil
seksual  Efektifitas menjadi rendah bila
 Kembalinya fertilitas segera jika digunakan bersamaan dengan obat
pemakaian dihentikan tuberkulosis atau obat epilepsi
 Mudah digunakan dan nyaman  Tidak mencegah IMS
 Efek samping kecil
HORMON PROGESTIN HORMON KOMBINASI
Hormon Progestin adalah Hormon Kombinasi adalah
metode kontrasepsi dengan metode kontrasepsi dengan
menggunakan progestin, yaitu menggunakan kombinasi
bahan dari progesteron hormon mengandung hormon
esterogen dan progesteron
 PIL
 INJEKSI/SUNTIKAN  PIL
 IMPLAN  INJEKSI/SUNTIKAN
menganjurkan wanita pasca persalinan
untuk tidak menggunakan kontrasepsi
hormonal kombinasi pada 21 hari pertama
pasca persalinan karena tingginya angka
kejadian trombo emboli vena.

Pada hari ke 21 sampai 42 pasca persalinan


, kontrasepsi hormonal kombinasi bisa
diberikan pada wanita yang tidak memiliki
resiko tromboemboli vena.

Dan setelah 42 hari pasca persalinan


kontrasepsi hormonal kombinasi bisa
digunakan
KEUNTUNGAN KETERBATASAN
 Sangat efektif (0,3 kehamilan per 100 perempuan  Klien sangat tergantung
dalam 1 tahun pertama
pada tempat sarana
 Pencegahan kehamilan jangka panjang
 Tidak berpengaruh pada hubungan suami isteri
pelayanan kesehatan
 Tidak mengandung estrogen sehingga tidak (harus kembali sesuai
berdampak serius terhadap penyakit jantung dan jadwal suntikan)
gangguan pembekuan darah  Tidak dapat dihentikan
 Tidak mempengaruhi ASI
sewaktu-waktu
 Sedikit efek samping
 Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sebelum suntikan
sampai perimenopause berikut
 Membantu mencegah kanker endometrium dan  Tidak mencegah IMS
kehamilan ektopik
 Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara  Terlambatnya
 Mencegah beberapa penyebab penyakit radang kembalinya kesuburan
panggul setelah penghentian
 Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sicle cell) pemakaian
 Depo Depo-provera ialah 6-alfa-
metroksiprogesteron yang digunakan untuk
tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai
efek progesterone yang kuat dan sangat
efektif. Obat ini termasuk obat depot.
Noristerat termasuk dalam golongan
kontrasepsi ini. Mekanisme kerja kontrasepsi
ini sama seperti kontrasepsi hormonal
lainnya. Depo-provera sangat cocok untuk
program postpartum oleh karena tidak
mengganggu laktasi.
 - Resiko terhadap kesehatan kecil
 - Tidak berpengaruh pada hubungan suami
istri
 - Tidak di perlukan pemeriksaan dalam
 - Jangka panjang
 - Efek samping sangat kecil
 - Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
 Gangguan haidTidak dapat dihentikan
sewaktu-waktu
 Permasalahan berat badan
 Terlambatnya kembali kesuburan setelah
penghentian pemakaian
 Pada penggunaan jangka panjang dapat
menurunkan densitas tulang
 Pada penggunaan jangka panjang dapat
menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi, sakit
kepala, nervositas, dan jerawat.
Implan adalah alat kontrasepsi bawah kulit yang mengandung progestin yang
dibungkus dalam kapsul silastik silikon polidimetri

KEUNTUNGAN KONTRASEPSI KEUNTUNGAN NONKONTRASEPSI

 Sangat efektif (kegagalan 0,2 -1,0  Menguranginyeri haid.


kehamilan per 100 perempuan)  Mengurangi jumlah darah haid.
 Daya guna tinggi.  Mengurangi/memperbaiki anemia.
 Perlindungan jangka panjang  Melindungi terjadinya kanker
(sampai 5 tahun). endometrium.
 Pengembalian tingkat kesuburan  Menurunkan angka kejadian
yang cepat setelah pencabutan. kelainan jinak payudara.
 Tidak memerlukan pemeriksaan  Melindungi diri dari beberapa
dalam. penyebab penyakit radang panggul.
 Bebas dari pengaruh estrogen.  Menurunkan angka kejadian
 Tidak mengganggu kegiatan endometriosis.
sanggama.
 Tidak mengganggu ASI.
Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk
insersi dan pencabutan.
Tidak mencegah infeksi menular seksual
Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian
kontrasepsi, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk
pencabutan
Efektivitas menurun bila menggunakan obat
tuberkulosis atau obat epilepsi
KEUNTUNGAN KETERBATASAN
 Efektivitas yang tinggi (1 kehamilan per 100 • Membosankan
perempuan dalam tahun pertama penggunaan)
karena harus
 Risiko terhadap kesehatan sangat kecil
 Tidak mengganggu hubungan seksual menggunakan
 Mudah dihentikan setiap saat nya setiap hari
 Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil • Tidak
dihentikan boleh
 Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat diberikan
 Dpat digunakan sejak usia remaja hingga
menopause kepada
 Membantu mencegah kehamilan ektopik, kanker perempua
ovarium, kanker endometrium, kista ovarium, n
penyakit radang panggul, kelainan jinak pada menyusui
payudara, dismenore atau akne
• Tidak
mencegah IMS
KEUNTUNGAN KEUNTUNGAN NONKONTRASEPSI
KONTRASEPSI
 Sangat efektif (0,1 -0,4  Mengurangi jumlah perdarahan.
kehamilan per 100  Mengurangi nyeri saat haid.
perempuan selama  Mencegah anemia.
tahun pertama
penggunaan)  Khasiat pencegahan terhadap kanker
ovarium dan kanker endometrium.
 Risiko terhadap
kesehatan kecil.  Mengurangi penyakit payudara jinak
 Tidak berpengaruh pada dan kista ovarium.
hubungan suami istri.  Mencegah kehamilan ektopik.
 Tidak diperlukan  Melindungi klien dari jenis-jenis
pemeriksaan dalam. tertentu penyakit radang panggul.
 Efek samping sangat  Pada keadaan tertentu dapat
kecil. diberikan pada perempuan usia
perimenopause.
KERUGIAN SUNTIKAN KOMBINASI

 Pola haid tidak teratur, perdarahan bercak atau perdarahan sela


sampai 10 hari.
 Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini
akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
 Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus
kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan.
 Efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-
obat epilepsi (Fenitoin dan Barbiturat) atau obat tuberculosis
(Rifampisin).
 Penambahan barat badan.
 Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
 Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah
penghentian pemakaian.

Anda mungkin juga menyukai