Anda di halaman 1dari 4

Khutbah I

‫َأش َه ُد َأ ْن اَل ِإٰل هَ اِاَّل ال ٰلّ هُ الَّ ِذ ْي ََأمَرنَ ا‬


ْ .‫َأح ٌد‬ ِ ِ ِ َّ ‫احْل م ُد لِٰلّ ِه ااْل َح ِد‬
َ ‫الص َمد الَّذ ْي مَلْ يَل ْد َومَلْ يُ ْولَ ْد َومَلْ يَ ُك ْن لَ هُ ُك ُف ًوا‬ َ َْ
‫الس اَل ُم َعلَى َس يِّ ِدنَا َو َحبِْيبِنَ ا َو َش ِفْيعِنَا‬ َّ ‫ الصَّاَل ةُ َو‬.‫ب الْبِاَل ِد‬ ِّ ُ ‫َأن حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ الَّ ِذ ْي َد َعانَا حِب‬
َّ ‫ َوَأ ْش َه ُد‬.‫بِاِإْل حِّتَ ِاد‬
‫ اَِّت ُق وا ال ٰلّهَ َح َّق ُت َقاتِ ِه َواَل مَتُْوتُ َّن‬,‫ َفيَاَأيُّ َه ا الْ ُمْؤ ِمُن ْو َن‬:‫ ََّأما َب ْع ُد‬.‫َو َم ْواَل نَا حُمَ َّم ٍد الَّ ِذ ْي َْأر َس َل لِْل َع الَ ِمنْي َ اِىَل َي ْوِم الْ َم َع ِاد‬
َّ ‫الر ِجْي ِم بِ ْس ِم ال ٰلّ ِه الرَّمْح ٰ ِن‬
‫الر ِحْي ِم‬ ِ َ‫الش يط‬ ِ ِٰ ِ ِ ٰ َ َ‫ ق‬.‫اِاَّل وَأْنتم مس لِمو َن‬
َّ ‫ان‬ ْ َّ ‫ َأعُ ْوذُ بِاللّ ه م َن‬.‫ال اللّ هُ َت َع اىَل يِف الْ ُق ْراٰن الْ َعظْي ِم‬ ُْ ْ ُ ُْ َ
ۙ‫اب َع ِظْي ٌم‬ ۤ ِ ِ ِ
ٌ ‫ك هَلُ ْم َع َذ‬ َ ‫ٰتۗ َواُوٰل ِٕى‬ ُ ‫اخَتلَ ُف ْوا م ْنۢ َب ْعد َما َجاۤءَ ُه ُم الَْبِّين‬ ْ ‫َواَل تَ ُك ْونُ ْوا َكالَّذيْ َن َت َفَّر ُق ْوا َو‬
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Masa muda adalah sebuah kata yang identik dengan jiwa yang penuh
semangat, optimisme, percaya diri, penuh energi, penuh impian dan cita-cita.
Pemuda di setiap zaman dan ruang merupakan ujung tombak yang memiliki
peran dan andil besar dalam Islam.
Dalam sejarah Islam yang panjang, kita dapati begitu banyak peran dan
kontribusi pemuda Islam bagi terwujudnya kejayaan Islam dan kaum Muslimin
serta terciptanya peradaban Islam yang maju dan memuliakan martabat manusia,
menebar keadilan dan kemakmuran untuk seluruh umat manusia.
Seorang Pemuda hebat seperti Usamah bin Zaid yang di usia 18 tahun
sudah menjadi panglima perang menghadapi romawi, Umar bin Abdul Aziz usia
22 tahun menjadi gubernur Madinah, Imam Syafi’i usia 15 tahun sudah menjadi
seorang mufti, dan Muhammad Al Fatih pada usia 22 tahun sudah menjadi
sulthan bahkan setelah 2 tahun menjabat berhasil menaklukan benteng
legendaris Konstatinopel pada usia 24 tahun.
Posisi pemuda dalam Islam sangat penting. Kata ‘pemuda’ dalam Al-Qur’an
disebutkan sebagai sosok yang memiliki mental tangguh berani melawan
kebatilan, seperti Ashabul Kahfi yang dikisahkan menolak ajakan Rajan Dikyanus
untuk menyembah berhala. Kisah 7 pemuda yang bersembunyi di dalam gua
selama 309 tahun ini disebutkan dalam Al-Qur’an dengan kata ‘fityah’ (para
pemuda), sebagai berikut:

  ‫َأهم بِٱحلَ ِّ ۚق ِإن َُّهم فِتيَةٌ ءَ َامنُواْ بَِرهِّبِم َو ِزدهَٰن ُم ُهدى‬


ُ َ‫يك َنب‬ ُّ ‫ حَّن ُن َن ُق‬ 
َ َ‫ص َعل‬
Artinya, “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar.
Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan
mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS. Al-Kahfi [18]: 13) 
Berangkat dari ayat ini, Imam Ibnu Kastir dalam tafsirnya menegaskan
bahwa pemuda selalu menjadi garda depan dalam memperjuangkan kebenaran
dan melawan kebatilan. Terbukti, selain tujuh pemuda Ashabul Kahfi, para
sahabat pada masa perjuangan dakwah Rasulullah juga didominasi oleh para
pemuda. Sebaliknya, para penentang ajaran Nabi Muhammad justru didominasi
kalangan tua suku Quraisy. (Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’anil ‘Adzim, [2000], juz IX,
halaman 109).
Kita memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-94 tahun, 28 Oktober 1928 –
28 Oktober 2022. Sumpah pemuda yang dirumuskan di Jakarta menandai
kebangkitan para kawula muda menuju satu cita-cita bersama, yakni merdeka.
Tak aneh, 17 tahun selepas itu dideklarasikan, bangsa kita bisa
memproklamasikan diri sebagai entitas bangsa dan negara yang merdeka.
Sebagaimana diketahui bersama, kaula muda saat itu bersumpah tiga hal, yakni
(1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia; (2) berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia; dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Meskipun belum ada pembicaraan mengenai bentuk kenegaraan, bangsa
kita saat itu telah bersepakat memberi nama Indonesia untuk negara yang kelak
berdiri nanti. Bukan hanya itu, kesepakatan lain yang diusung bersama adalah
bahasa persatuan dan kebangsaan. Kita tentu hafal betul, bahwa negara kita
terdiri dari ratusan suku dengan ratusan bahasa daerah yang digunakan dalam
lingkup lokal wilayah tertentu. Dengan adanya kesepakatan mengenai satu
kebangsaan dan bahasa persatuan tanpa menafikan entitas suku dan bahasa
daerah masing-masing, Indonesia lekas terbangun dan merdeka.
Hadirin, Jamaah Jumat yang berbahagia
Ada satu kata kunci dalam Sumpah Pemuda yang dideklarasikan para
pendahulu kita itu sehingga manfaatnya dapat kita rasakan hingga saat ini,
berupa kemerdekaan negara, bebas dari belenggu penjajahan. Apa kata kunci
tersebut? Tiada lain adalah persatuan. Dalam hal ini, Allah swt. telah
mengingatkan kita untuk senantiasa bersatu dan jangan menjadi terpecah belah.
Peringatan itu difirmankan dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 105.

ۙ‫اب َع ِظْي ٌم‬ ۤ ِ ِ ِ


َ ‫ٰتۗ َواُوٰل ِٕى‬
ٌ ‫ك هَلُ ْم َع َذ‬ ْ ‫َواَل تَ ُك ْونُ ْوا َكالَّذيْ َن َت َفَّر ُق ْوا َو‬
ُ ‫اخَتلَ ُف ْوا م ْنۢ َب ْعد َما َجاۤءَ ُه ُم الَْبِّين‬
Artinya: “Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai-
berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Dan
mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat.” (Q.S. Ali Imran: 105)
Allah swt secara jelas melarang kita untuk menjadi pecah belah. Bila kita
lihat secara bahasa, pada kalimat tersebut, Allah swt menggunakan laa nahi,
yang berarti larangan. Dalam satu kaidah disebutkan, bahwa larangan secara
asalnya dihukumi haram. Artinya, jika kita melakukan tindakan yang membuat
perpecahan, maka kita berdosa. Dalam pemahaman terbalik (mafhum
mukhalafah)nya, kita diperintahkan untuk bersatu.
Persatuan dapat mengokohkan persaudaraan. Betapapun kuatnya, jika
persatuan tidak dipegang dengan baik oleh masing-masing individunya, tentu
akan bangunan kelompok atau golongan akan mudah runtuh diterpa beragam hal.
Oleh karena itu, mari kita bersama-sama memperkuat persatuan kita. Sebab,
Rasulullah saw juga menjunjung persatuan untuk menjaga keamanan dan
kenyamanan dalam menjalani kehidupan di Kota Madinah. Hal tersebut tertuang
dalam sebuah Piagam Madinah. Dalam piagam tersebut, berbagai suku dengan
latar belakang agama yang berbeda menandatangani kesepakatan damai,
bersatu untuk tidak saling menyakiti satu sama lain.
Hal ini sejalan dengan sebuah hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh
Imam Muslim berikut ini.

‫واد ِه ْم‬
ِّ َ‫ني يِف َت َرامُحِ ِه ْم َوت‬ِِ ِ
َ ‫ «َت َرى املُْؤ من‬:‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم‬
َ ‫ول اهلل‬
ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ان بْ ِن بَ ِش ري ق‬
َ َ‫ ق‬:‫ال‬ ِ ‫ع ِن النُّعم‬
َْ َ
‫ رواه مسلم‬.»‫الس َه ِر واحلُ َّمى‬ َّ ِ‫اعى لَهُ َساِئُر َج َس ِد ِه ب‬ ْ ‫َوَت َعاطُِف ِه ْم َك َمثَ ِل اجْلَ َس ِد ِإ َذا ا ْشتَ َكى‬
َ ‫عض ًوا تَ َد‬
Artinya: Dari An-Nu’man bin Basyir, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda,
“Kamu melihat orang-orang mukmin di dalam saling berkasih sayang, mencintai,
dan bersimpatnya seperti tubuh. Jika (sebagian) anggotanya sakit, maka
sebagian tubuh lainnya akan tertatih-tatih (ikut merasakannya) sebab tidak bisa
tidur dan demam.” (HR. Muslim).
‫‪Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk dapat menjaga persatuan dan‬‬
‫‪kesatuan di negeri kita tercinta ini. Dengan begitu, semoga kita semua dapat‬‬
‫‪menjalani kehidupan ini dengan lebih aman, nyaman, dan damai.‬‬

‫بَ َار َك اهللُ يِل ْ َولَ ُك ْم‬

‫‪Khutbah II‬‬
‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َأص َحابِه َْأه ِل الْ َوفَا‪َ .‬أ ْش َه ُد َأ ْن اَّل ِإلهَ‬ ‫صطََفى‪َ ،‬و َعلَى آله َو ْ‬ ‫ُأسلِّ ُم َعلَى َسيِّدنَا حُمَ َّمد الْ ُم ْ‬ ‫ُأصلِّ ْي َو َ‬
‫‪  ‬اَحْلَ ْم ُد هلل َو َك َفى‪َ ،‬و َ‬
‫ك لَهُ‪َ ،‬وَأ ْش َه ُد َّ‬
‫َأن َسيِّ َدنَا حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ‪.‬‬ ‫ِإاَّل اهللُ َو ْح َدهُ اَل َش ِريْ َ‬
‫ص لُّ ْو َن َعلَى النَّيِب ِّ يَاَأيُّه اَ الَّ ِذيْ َن‬ ‫ِئ‬ ‫ِ‬ ‫اس تَطَ ْعتُ ْم َو َس ا ِرعُ ْوا ِإىَل َم ْغ ِف َر ِة َر ِّ‬ ‫ِ‬
‫ب الْ َع الَمنْي َ ‪ِ .‬إ َّن اهللَ َو َمالَ َكتَ هُ يُ َ‬ ‫‪ .‬اَّت ُق وا اهللَ َم ا ْ‬
‫صلُّ ْوا َعلَْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلِْي ًما ‪.‬اللهم صل وسلم وبارك عليه آمني‬ ‫ءَ َامُن ْوا َ‬
‫َّك مَسِ يع قَ ِري ِ‬ ‫ات اَالَ ْحيَ ِاء ِمْن ُهم وااْل َ ْم و ْ ِإ‬ ‫ات والْمس لِ ِم و الْمس لِم ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِِ‬
‫ب‬ ‫ب جُم ْي ُ‬ ‫ات ن َ ْ ٌ ْ ٌ‬ ‫َْ َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغف ْر ل ْل ُم ْؤ مننْي َ َوالْ ُمْؤ منَ َ ُ ْ نْي َ َ ُ ْ َ‬
‫الرمِحِ نْي َ ‪.‬‬
‫ك يَا اَْر َح َم َّ‬ ‫ات بَِرمْح َتِ َ‬‫اضي احْل اج ِ‬ ‫ِ‬
‫َّع َوات َويَا قَ َ َ َ‬
‫الد ِ‬
‫َ‬
‫الزالَ ِز َل َواْملِ َح َن َو ُس ْوءَ اْ ِلفْتنَ ِة َواْملِ َح َن َم ا ظَ َه َر ِمْن َه ا َو َم ا بَطَ َن َع ْن َبلَ ِدنَا اِنْ ُدونِْي ِس يَّا‬ ‫الله َّم ْادفَ ْع َعنَّا اْلبَالَءَ َواْ َلوبَاءَ َو َّ‬
‫ُ‬
‫ب اْ َلعالَ ِمنْي َ ‪.‬‬‫عآمةً يَا َر َّ‬‫خآصةً َو َساِئِر اْ ُلب ْل َد ِان اْمل ْسلِ ِمنْي َ َّ‬
‫َّ‬
‫ُ‬
‫اللهم رب الن اس أذهب الب أس اش ف مرض ى املس لمني فإن ك أنت الش ايف ال ش فاء إال ش فاءك ش فاء ال يغ ادر‬
‫سقما‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َربَّنَا آتِنَا يِف ُّ‬
‫اب النَّا ِر‪.‬‬‫الد ْنيَا َح َسنَةً َويِف اآلخَر ِة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ َ‬
‫آء َوالْ ُمن َك ِر َوالَْب ْغ ِي يَعِظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم‬ ‫ان وِإيت آِئ ِذي الْ ُق ر ويْنهى ع ِن الْ َفحش ِ‬ ‫ِعباد ِ‬
‫َْ‬ ‫ْ ىَب َ َ َ َ‬ ‫اهلل ِإ َّن اهللَ يَْأ ُم ُر بِالْ َع ْد ِل َواِْإل ْح َس ِ َ َ‬ ‫ََ‬
‫اهلل َأ ْكَب ُر‪  .‬أقم الصالة‬ ‫تَ َذ َّكرو َن‪ .‬فَاذْ ُكروا اهلل الْع ِظيم ي ْذ ُكر ُكم واسألوه من فضله يعطكم ولَ ِذ ْكر ِ‬
‫َ ُ‬ ‫ُ َ َ َْ َ ْ ْ‬ ‫ُْ‬

Anda mungkin juga menyukai