Minggu 2
Terminologi Estetika
Estetis merupakan kata sifat yang berarti terkait dengan estetika, baik dalam
tataran emosi yang dirasakan subjek, properti yang dimiliki suatu objek,
maupun parameter yang digunakan sebagai nilai penentu. Sebagai kata
sifat, kata ini selalu terpadu dengan kata lain yang disifati, misalnya, jika
dipadukan dengan kata subjek menjadi subjek estetis atau dengan kata nilai
menjadi nilai estetis.
Selanjutnya, estesis merupakan istilah lain dari proses estetis. Istilah ini
berkorelasi dengan istilah semiosis dalam terminologi semiotika atau studi
tentang tanda. Semiosis merupakan proses penandaan atau proses
penerimaan suatu tanda oleh subjek atau interpreter. Bertolak dari kata itu,
estetis berarti proses estetis yang terjadi pada subjek, objek, dan nilai estetis.
Adapun kata estetikus adalah orang yang ahli dalam bidang estetika.11
Di sisi lain, istilah estetikus, atau lebih tepatnya aesthetician, juga
digunakan untuk menyebut seorang ahli dalam aestehtic surger. Bidang
pembedahan atau rekayasa tubuh untuk mendapatkan kecantikan atau
ketampanan disebut dengan aestehtic surger.
Kajian berarti suatu telaah ilmiah yang dilakukan secara sistematis dan
konsisten. Penggunaan kata kajian untuk menjelaskan bahwa estetika tidak
hanya terkait pada satu bidang keilmuan saja, namun estetika
dipandang sebagai kajian multidisiplin. Kajian estetika dapat bersentuhan,
atau bahkan menjadi bagian, dari: psikologi, seni, semiotika, sosisologi,
antropologi, politik, ekonomi, komunikasi, agama, matematika, sejarah,
dan lainnya.
Ketika seseorang (subjek estetis) dalam mengamati objek estetis (karya seni),
maka orang tersebut akan berada dalam pengalaman tertentu, yang
dipengaruhi oleh hal yang pernah terjadi terjadi sesuai dengan
pengalaman. Hal ini bisa saja terjadi terkait dengan emosi, kognisi, dan hal
berhubungan dengan peristiwa yang pernah dialami.
Pengalaman oleh spektator ini disebut dengan pengalaman estetis.
S edangkan pengalaman yang dialami oleh kreator (seniman) disebut
pengalaman artistik.
Objek estetis (karya seni) dapat bersifat natural maupun kultural. Objek
estetis natural adalah objek yang belum mendapat campur tangan
pengolahan akal manusia. Sebaliknya,objek kultural adalah objek yang
telah tersentuh akal manusia. Objek estetis yang bersifat kultural dapat
berupa karya seni. Segala jenis objek estetis, baik natural maupun kultural,
dapat berbentuk benda, kegiatan, maupun konsep.
Sebuah karya seni memiliki ciri-ciri atau atribut yang dapat terindra oleh
manusia. Ciri atau atribut dalam karya seni dalam objek estetis misalnya,
komposisi lukisan terdiri dari warna, garis, bentuk, dan tekstur. Komposisi
musik terdiri dari unsur pitch, timbre, dan ritme, komposisi sastra tersusun
atas unsur kata, kalimat, dan paragraf dan lainnya.