Anda di halaman 1dari 3

Estetika

Minggu 2

Terminologi Estetika

Estetika berasal dari bahasa Yunani, aisthetikos secara harfiah berarti,


memaharni melalui pengamatan inderawi. Dalam bahasa Inggris ditulis
aesthethics dan ada juga disebut esthetics, berarti perasaan bisa juga
persepsi. Sedangkan dalam bahasa Indonesia adalah "estetik" atau "estetika"
yang secara beangsur-angsur menggantikan semua sebutan tentang ilmu
yang berhubungan dengan keindahan. Dalam Kamus bahasa Indonesia
estetika merupakan cabang filsafat yang menelaah dan membahas
tentang seni dan keindahan serta tanggapan manusia terhadap seni itu
sendiri.
Menurut Dick Hartoko Estetika, berasal dari bahasa Yunani yaitu aesthetis
yang berarti pencerapan, persepsi, pengalaman perasaan atau
pemandangan. Estetika adalah salah satu cabang filsafat yang membahas
keindahan. Estetika merupakan ilmu membahas bagaimana keindahan bisa
terbentuk, dan bagaimana supaya dapat merasakannya. Estetika adalah
sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris yang kadang dianggap
sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Kata ini pertama kali dipakai
oleh Baumgarten (1762) seorang filsuf Jerman untuk menunjukkan cabang
filsafat yang berhubungan dengan seni dan keindahan.
Estetika merupakan salah satu cabang ilmu filsafat sejak jaman Yunani kuno
sampai sekitar pertengahan abad ke 18. Sering disebut dalam berbagai
nama, antara lain: filsafat keindahan, filsafat citarasa, filsafat seni dan
filsafat kritik. Estetika (aesthetics)merupakan kata benda, istilah ini memiliki
beberapa turunan kata, yaitu: estetis (aesthetic), estesis (aesthesis), dan
estetikus (aesthetician).

Estetis merupakan kata sifat yang berarti terkait dengan estetika, baik dalam
tataran emosi yang dirasakan subjek, properti yang dimiliki suatu objek,
maupun parameter yang digunakan sebagai nilai penentu. Sebagai kata
sifat, kata ini selalu terpadu dengan kata lain yang disifati, misalnya, jika
dipadukan dengan kata subjek menjadi subjek estetis atau dengan kata nilai
menjadi nilai estetis.
Selanjutnya, estesis merupakan istilah lain dari proses estetis. Istilah ini
berkorelasi dengan istilah semiosis dalam terminologi semiotika atau studi
tentang tanda. Semiosis merupakan proses penandaan atau proses
penerimaan suatu tanda oleh subjek atau interpreter. Bertolak dari kata itu,
estetis berarti proses estetis yang terjadi pada subjek, objek, dan nilai estetis.
Adapun kata estetikus adalah orang yang ahli dalam bidang estetika.11
Di sisi lain, istilah estetikus, atau lebih tepatnya aesthetician, juga
digunakan untuk menyebut seorang ahli dalam aestehtic surger. Bidang
pembedahan atau rekayasa tubuh untuk mendapatkan kecantikan atau
ketampanan disebut dengan aestehtic surger.

Dapat disimpulkan bahwa estetika merupakan kajian tentang proses yang


terjadi antara subjek (pengamat), objek (karya seni), dan nilai keindahan
berdasarkan pengalaman.

Kajian berarti suatu telaah ilmiah yang dilakukan secara sistematis dan
konsisten. Penggunaan kata kajian untuk menjelaskan bahwa estetika tidak
hanya terkait pada satu bidang keilmuan saja, namun estetika
dipandang sebagai kajian multidisiplin. Kajian estetika dapat bersentuhan,
atau bahkan menjadi bagian, dari: psikologi, seni, semiotika, sosisologi,
antropologi, politik, ekonomi, komunikasi, agama, matematika, sejarah,
dan lainnya.

Proses secara khusus disebut dengan proses estetis yaitu bagaimana


keterkaitan timbal balik antara pengalaman estetis yang berupa suka
atau tidak suka terhadap suatu objek (karya seni). Proses estetis disebut
estetis, karena melalui proses tersebut dapat dijelaskan kenapa menarik maupun
tidak menarik.
Subjek atau subjek estetis, merupakan seseorang atau manusia yang
menikmati atau membuat objek estetis. Subjek estetis yang menikmati
objek estetis disebut spektator, sedangkan subjek estetis yang membuat
objek estetis disebut kreator. Objek estetis dikerjakan oleh kreator secara
intensif d alam bentuk karya seni disebut seniman.

Ketika seseorang (subjek estetis) dalam mengamati objek estetis (karya seni),
maka orang tersebut akan berada dalam pengalaman tertentu, yang
dipengaruhi oleh hal yang pernah terjadi terjadi sesuai dengan
pengalaman. Hal ini bisa saja terjadi terkait dengan emosi, kognisi, dan hal
berhubungan dengan peristiwa yang pernah dialami.
Pengalaman oleh spektator ini disebut dengan pengalaman estetis.
S edangkan pengalaman yang dialami oleh kreator (seniman) disebut
pengalaman artistik.

Objek estetis (karya seni) dapat bersifat natural maupun kultural. Objek
estetis natural adalah objek yang belum mendapat campur tangan
pengolahan akal manusia. Sebaliknya,objek kultural adalah objek yang
telah tersentuh akal manusia. Objek estetis yang bersifat kultural dapat
berupa karya seni. Segala jenis objek estetis, baik natural maupun kultural,
dapat berbentuk benda, kegiatan, maupun konsep.

Sebuah karya seni memiliki ciri-ciri atau atribut yang dapat terindra oleh
manusia. Ciri atau atribut dalam karya seni dalam objek estetis misalnya,
komposisi lukisan terdiri dari warna, garis, bentuk, dan tekstur. Komposisi
musik terdiri dari unsur pitch, timbre, dan ritme, komposisi sastra tersusun
atas unsur kata, kalimat, dan paragraf dan lainnya.

Selanjutnya, nilai atau nilai estetis merupakan landasan yang digunakan


untuk menentukan menarik atau tidak menariknya sebuah objek
estetis. N i l a i e s te ti s d i h a s i l k a n o l e h k ajian estetika terhadap karya seni
yang ditelaah dengan beberapa pendekatan ilmu misalnya, seni, semiotika,
sosisologi, antropologi, politik, ekonomi, komunikasi, agama, matematika,
sejarah, dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai