Anda di halaman 1dari 5

(Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh)

‫ َوبَ ْع ُد‬. َ‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِع ْين‬


َ ‫ َسيِّ ِدنَا َونَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬، َ‫ف اَأْل ْنبِيَا ِء َو ْال ُمرْ َسلِ ْين‬
ِ ‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم َعلَى َأ ْش َر‬
َّ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ َوال‬

(Alhamdulillahi robbil-‘aalamiin, wash-sholaatu was-salaamu ‘ala asyrofil-ambiya-i wal-mursalin,

sayyidina wa nabiyyina Muhammadin, wa ‘alaa aalihi wa shohbihi ajma’in. Wa ba’du)

Jama’ah rahimakumullah, pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kita kehadirat Allah subhanahu

wata'ala yang telah memberikan banyak nikmat kepada kita semua berupa keimanan, kesehatan, dan waktu

luang.

Yang kedua, semoga shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Nabi

Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam beserta keluarganya, para sahabatnya, dan juga para pengikutnya

yang mengikuti beliau dengan baik hingga hari kiamat.

Adapun yang selanjutnya, saya wasiatkan kepada diri saya sendiri dan kepada seluruh jama’ah yang hadir di

majelis ini untuk senantiasa bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa.

Allah subhanahu wata'ala berfirman :
َّ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ َح‬
َ‫ َواَل تَ ُموْ تُ َّن اِاَّل َواَ ْنتُ ْم ُّم ْسلِ ُموْ ن‬ ‫ق تُ ٰقىتِ ٖه‬
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya

dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.

[QS. Ali Imran ayat 102]

Dewan Juri yang saya hormati dan dimuliakan Allah SWT, pada kesempatan ini saya akan menyampaikan
pidato yang bertema kejujuran.

Jama’ah rahimakumullah, salah satu sifat mulia yang mulai luntur akhir-akhir ini adalah sifat kejujuran.

Bagaimana tidak? Betapa banyak banyak para orang tua yang tidak sadar telah mengajarkan kebohongan

kepada anaknya sejak usia dini.

Ketika anak menangis banyak orang tua mengiming-iminginya dengan sesuatu yang padahal ia tidak ada

niatan untuk memberikan sesuatu itu pada si anak.

Akhirnya ketika anak sudah di bangku sekolah, sang anak pun mulai mempraktekkan kebohongan yang

diajarkan oleh orang tuanya sejak dini.

Tidak jarang ketika ujian sekolah banyak di antara para siswa yang tidak jujur dalam mengerjakannya. Ada

yang membuat contekan, saling memberikan dan meminta jawaban, dan lain sebagainya.

Bahkan ketika guru menanyakan tugas kepada mereka, kerap kali mereka menjawabnya dengan bohong.

Bila ada satu siswa saja yang jujur maka teman sekelas akan banyak yang menjauhinya.

Subhanallah! Sungguh miris!
Tetapi, apakah praktek kebohongan hanya selesai sampai di sekolah saja? Ternyata tidak!

Ketika di dunia kerja pun praktek kebohongan juga banyak terjadi. Apalagi di dunia bisnis yang banyak

berhubungan dengan uang.

Jika kecintaannya terhadap uang sudah membabi buta maka ia tidak akan segan banyak melakukan praktek

kebohongan demi mendapatkan uang.

Jama’ah rahimakumullah, apabila kita menemukan uang 100 juta di tengah jalan, apa yang akan kita

lakukan? Melaporkannya ataukah menyimpannya di rumah?

Saya kira jika uangnya sebesar itu maka tentu kita akan cenderung ketakutan dan segera melaporkannya.

Coba jika yang kita temukan hanya uang 5.000 rupiah? Atau mungkin 2.000 rupiah? Apakah kita akan

berusaha mengembalikan kepada pemiliknya?

Kebanyakan dari kita ketika tidak ada kesempatan untuk berbohong, atau ada kesempatan tetapi

kemungkinan besar kebohongan kita mudah diketahui oleh orang lain maka kita cenderung berkata jujur.

Akan tetapi, ketika ada kesempatan dan besar kemungkinan kebohongan kita tidak diketahui maka tentu

akan ada kecenderungan atau keinginan untuk berbohong.

Inilah godaannya, apakah kita mau berbohong ataukah mempertahankan kejujuran?

Jama’ah rahimakumullah, sebagai seorang muslim, tentu kita sudah diajarkan di dalam agama Islam bahwa

kejujuran merupakan akhlak yang sangat mulia.

Allah subhanahu wata'ala berfirman :
ّ ٰ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ َو ُكوْ نُوْ ا َم َع ال‬
َ‫ص ِدقِ ْين‬
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tetaplah bersama orang-orang yang

benar!

[QS. At-Taubah ayat 119]

Di ayat yang lain juga disebutkan bahwa Allah subhanahu wata'ala  berfirman :

‫ًا‬wۙ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ َوقُوْ لُوْ ا قَوْ اًل َس ِد ْيد‬

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang

benar.

[QS. Al-Ahzab ayat 70]

Nabi kita Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam juga dikenal sebagai orang yang jujur dan

dipercaya. Maka tak heran di usianya yang muda ia sudah dipercaya oleh para pedagang kelas internasional

untuk menjadi mitra bisnisnya.

Agama Islam adalah agama yang menjunjung tinggi kejujuran. Tidak hanya jujur kepada sesama manusia,

akan tetapi juga jujur kepada Allah juga jujur kepada diri sendiri.
Jujur kepada Allah adalah jujur dalam beriman kepada-Nya. Keimanan yang jujur adalah keimanan yang

tidak hanya di lisan saja, tetapi juga di hati dan perbuatan.

Tidak seperti orang munafik yang imannya hanya di lisan tetapi lain di hati.

َ‫ْس فِ ْي قُلُوْ بِ ِه ْم ۗ َوهّٰللا ُ اَ ْعلَ ُم بِ َما يَ ْكتُ ُموْ ۚن‬


َ ‫يَقُوْ لُوْ نَ بِا َ ْف َوا ِه ِه ْم َّما لَي‬
Mereka mengatakan dengan mulutnya sesuatu yang tidak ada dalam hatinya. Allah lebih mengetahui segala

sesuatu yang mereka sembunyikan.

[QS. Ali Imran ayat 167]

Jama’ah rahimakumullah, kejujuran yang sejati adalah kejujuran yang dilakukan dengan ikhlas karena

Allah.

Mengapa demikian?

Ketika kejujuran kita tidak karena Allah maka kejujuran yang kita lakukan hanya akan membuahkan hasil

yang sia-sia. Selain itu, kejujuran yang dilakukan tidak karena Allah akan berujung pada kekecewaan.

Lain halnya jika kejujuran kita dilandasi dengan ikhlas karena Allah.

Kejujuran yang ikhlas karena Allah akan membuat kita berkata jujur kapanpun dan di manapun meskipun

orang lain tidak mengetahuinya.

Kejujuran yang ikhlas karena Allah akan membuat kita enggan untuk berbohong meskipun ada banyak

kesempatan, karena kita tahu ada Allah yang mengetahui kebohongan kita.

Kejujuran yang ikhlas karena Allah akan membuat kita senantiasa berkata jujur meskipun banyak yang tidak

menyukai kejujuran kita.


Kejujuran yang ikhlas karena Allah akan membimbing kita menuju kebaikan, dan kebaikan akan

membimbing kita menuju surga.

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :

‫صدِّيقًا‬ ُ ‫ وَِإ َّن ال َّر ُج َل لَيَصْ ُد‬،‫ َوِإ َّن ْالبِ َّر يَ ْه ِدي ِإلَى ْال َجنَّ ِة‬،‫‌البِ ِّر‬
ِ َ‫ق َحتَّى يَ ُكون‬ ْ ‫ق‌يَ ْه ِدي‌ِإلَى‬
َ ‫ص ْد‬
ِّ ‫ِإ َّن‌ال‬
Sesungguhnya kejujuran itu membimbing pada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu membimbing

kepada surga. Sesungguhnya seorang laki-laki niscaya senantiasa berkata jujur hingga ia dicatat sebagai

seorang yang jujur.

[HR. Bukhari]

Jama’ah rahimakumullah, seandainya gara-gara kita berkata jujur membuat kita kehilangan harta, jabatan,

bahkan teman dan sahabat, maka sesungguhnya hal itu tidak akan merugikan kita.

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :

‫ َو ِعفَّةٌ فِي طُ ْع َم ٍة‬،‫ َو ُحسْنُ خَ لِيقَ ٍة‬،‫ث‬ ِ ‫ َو‬،‫ ِح ْفظُ َأ َمانَ ٍة‬:‫ك ِمنَ ال ُّد ْنيَا‬
ُ ‫ص ْد‬
ٍ ‫ق َح ِدي‬ َ ‫‌َأرْ بَ ٌع‌ِإ َذا‌ ُك َّن‌فِيكَ ‌فَاَل ‌ َعلَ ْي‬
َ َ‫ك َما فَات‬
Empat hal yang apabila ada padamu maka engkau tidak akan merasa keberatan jika kehilangan nikmat

dunia : yaitu menjaga amanah, berkata jujur, akhlak yang baik, dan kesucian diri.

[HR. Ahmad]

Justru apabila kita berbohong, meskipun dari kebohongan itu membuat kita mendapatkan banyak

kenikmatan dunia, akan tetapi kebohongan adalah jalan menuju neraka.

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :

‫َب ِع ْن َد هللاِ َك َّذابًا‬ ِ َّ‫ َوِإ َّن ْالفُجُو َر يَ ْه ِدي ِإلَى الن‬،‫ُور‬
َ ‫ َوِإ َّن ال َّر ُج َل لَيَ ْك ِذبُ َحتَّى يُ ْكت‬،‫ار‬ ِ ‫ب يَ ْه ِدي ِإلَى ْالفُج‬
َ ‫وَِإ َّن ْال َك ِذ‬
Sesungguhnya dusta itu membimbing pada kejahatan, dan kejahatan itu membimbing menuju neraka.

Sesungguhnya ada seorang lelaki yang senantiasa berdusta sampai-sampai ia ditulis di sisi Allah sebagai

seorang pendusta.

[HR. Bukhari]

Jama’ah rahimakumullah, ketahuilah bahwa apapun yang kita ucapkan maka sesungguhnya malaikat

pengawas akan mencatatnya.

Allah subhanahu wata'ala berfirman :

‫د‬wٌ ‫َما يَ ْلفِظُ ِم ْن قَوْ ٍل اِاَّل لَ َد ْي ِه َرقِيْبٌ َعتِ ْي‬

Tidak ada suatu kata pun yang terucap, melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap

(mencatat).

[QS. Qaf ayat 18]

Tidakkah kita malu apabila catatan-catatan itu dilaporkan oleh para malaikat kepada Allah subhanahu
wata'ala?

Tidakkah kita malu ketika hari dimana kita diserahkan catatan amal ternyata banyak sekali kita dapati

catatan-catatan kebohongan yang dulu pernah kita lakukan selama di dunia?

Tidakkah malu ketika nanti kita ditanya oleh Allah subhanahu wata'ala mengapa kita melakukan

ketidakjujuran?

Oleh karena itu jama’ah rahimakumullah, mari kita jadikan kejujuran di setiap kehidupan kita.

Tidak hanya jujur kepada manusia, tetapi juga jujur kepada Allah subhanahu wata'ala.

Tidak hanya jujur dalam berucap, tetapi juga jujur dalam bertindak.

Tidak hanya jujur ketika menguntungkan, tetapi juga jujur meskipun merugikan.

Tidak hanya jujur ketika tidak ada kesempatan berbohong, tetapi juga jujur meskipun ada kesempatan

berbohong.

Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan. Semoga kita diberikan kekuatan oleh Allah untuk senantiasa

mempraktekkan kejujuran dalam kehidupan kita.


Dan semoga Allah subhanahu wata'ala mencatat kita sebagai orang-orang yang jujur.

Kurang dan lebihnya saya mohon maaf.

ُ‫َوال َّساَل ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬


(Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh)

Anda mungkin juga menyukai