Anda di halaman 1dari 44

KEBIJAKAN & STRATEGI

DALAM PENANGGULANGAN
TERORISME
LOMBOK, 15 NOVEMBER
2022
TERORISME
Ideologi terorisme merupakan paham yang bermuatan
permusuhan yang secara eksplisit mengizinkan penggunaan Memiliki hubungan
kekerasan atau terorisme. dengan kejahatan transnasional
-Gary Ackerman dan Michael Burnham - Towards a terorganisir dan kejahatan lainnya
definition of Terrorism Ideology
Terorisme umumnya dipahami sebagai tindakan kekerasan Mengancam martabat dan
yang menargetkan warga sipil dalam mengejar tujuan politik keamanan manusia
atau ideologis. Dampak destruktif terorisme terhadap hak
asasi manusia dan keamanan telah diakui di tingkat tertinggi Mengancam integritas territorial dan
PBB, yang di antaranya:
kedaulatan negara
UU NO. 5 TAHUN 2018:
Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan kekerasan Memiliki efek buruk mendeligitimasi
atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror
atau rasa takut terhadap orang secara meluas, menimbulkan
pemerintah
korban yang bersifat massal dengan cara merampas
kemerdekaan atau hilangnya nyawa dan harta benda orang
lain, atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran Merugikan ekonomi dan sosial suatu negara
terhadap objek vital yang strategis, lingkungan hidup atau
fasilitas publik atau fasilitas internasional dengan motif
ideologi, politik dan gangguan keamanan. Sumber : https://www.ohchr.org/

TRANSNATIONAL CRIME ORGANIZED CRIME EXTRA ORDINARY CRIME 2


PERKEMBANGAN TERORISME
IslamicState Of Syria and Iraq (ISIS)

Al-Qaeda
Serangan teroris yang berafiliasi dengan kelompok ISIS menewaskan 45 • Kelompok Al Qaeda di India (AQIS) “Al-
warga sipil dan membakar rumah-rumah dan pasar di sebuah kota di Qaeda
Sekitar Sahara (ISGS) di kota Talataye, yang terletak sekitar 150 kilometer • India Subcontinent” mengumumkan
dari kota Gao, Negara Mali. (10 September 2022) rencana bom bunuh diri sebagai
pembalasan atas penghinaan Nabi yang
• Sebuah bom mobil meledak di depan Masjid Wazir Akbar dilakukan para tokoh Hindu radikal dari
Khan dan menewaskan 7 orang pada Jumat (23/9) waktu Partai Bharatiya Janata (BJP).
setempat hanya beberapa menit setelah salat Jumat • Mereka mengancam akan menyerang
berakhir. kelompok Hindu radikal di Delhi, Bombay,
• Taliban masih membatasi ruang gerak perempuan, hal ini Uttar Pradesh, dan Gujarat.
ditunjukan dengan pasukan Taliban menembak mati 2
orang Wanita saat melakukan penggeledahan rumah di
Taliban
wilayah Helmand dan pemecatan 3 profesor perempuan
yang tidak mengenakan hijab lengkap. (18 Sept 2022)
• Serangan bom bunuh diri terjadi di sebuah pusat
pendidikan di kawasan Dasht-e-Barchi di Kabul Barat, ibu
kota Afghanistan dan menewaskan 19 orang.
(30 September 2022) 4
KAWASAN REGIONAL
GTI 2022: REGIONAL DYNAMICS
INDONESIA 10 Countries Improved
• Largest deterioration: Myanmar and Indonesia
GTI 2022 GPI 2022
In Myanmar, political instability since the military coup in
2021

24 47
In Indonesia, attacks from Armed Criminal Group (KSTP) in
Papua

GPI 2022: REGIONAL DYNAMICS


• The peacefulness in the region slightly improved.
MEDIUM HIGH STATE
IMPACTED OF PEACE

Conflict remains as the


main driver of terrorism

Sources: Global Terrorism Index (2022)


and Global Peace Index (2022)
45
POTENSI ANCAMAN TERORISME DI INDONESIA
GLOBAL TERRORISM INDEX (GTI) 2022
URUTAN
KE-24
DARI 162
NEGARA
ALAMI
KENAIKAN
JIKA
DIBANDINGKAN
TAHUN 2020
PADA URUTAN
KE-37
PERKEMBANGAN TEROR DALAM NEGERI
AL JAMA’AH ISLAMIYAH (JI)

Struktur JI masih aktif dan menjalankan JAMA'AH ANSHARUD DAULAH (JAD)


kegiatan operasional dan berfokus pada JAD masih tetep aktif melakukan
JAMAAH ANSHARUL KHILAFAH
kegiatan rekrutmen dan dakwah. propaganda dan rekrutmen dengan
Pelaksanaan dakwah tersebut diduga memanfaatkan media sosial. Mereka JAK berusaha mewujudkan Islamic State
didanai oleh usaha-usaha yang dikelola menyebarkan rilis dari media ISIS berupa di Indonesia. Kelompok JAK melakukan
oleh anggota-anggotanya klaim kemenangan ISIS. Penggalangan dana pekerjaan seperti JI, yang mendahulukan
oleh lembaga amal yang diduga berafiliasi penguatan jamaan dan logistic sebelum
dengan JAD amaliyah.

MUJAHIDIN INDONESIA TIMUR (MIT) NEGARA ISLAM INDONESIA (NII)

Kelompok MIT kembali melemah setelah (DPO)


yang tersisa atas nama Askar alias Jaid alias Pak Pergerakan NII kembali ditemukan seperti di
SEPARATIS TERORIS PAPUA
Guru tewas dalam operasi penindakan yang di Kelompok Separatis Teroris Papua telah
Tanah Datar, Sumatera Barat, Metro
lakukan oleh aparat keamanan di Sulawesi mengakibatkan 396 korban meninggal dunia
Lampung, Garut, Jawa Barat dan Sukoharjo, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir,
Tengah
Jawa Tengah. dimana 70% diantaranya adalah masyarakat
NII yang mempunyai kaderisasi terus berganti sipil. Kelompok ini juga melakukan
Pimpinan pembakaran terhadap Gedung sekolah,
rumah kepala suku, pembakaran dan
penembakan pesawat
7
PERKEMBANGAN JARINGAN TEROR NASIONAL

Kelompok teror di Indonesia saat Aktivitas jaringan teror di Indonesia masih cukup tinggi, dibuktikan
ini didominasi oleh aktivitas dengan angka operasi penegakan hukum yang cukup tinggi dengan
kelompok Jamaah Islamiyah dan rincian sebagai berikut:
MID NII
kelompok Anshor Daulah yang 16 7
FPI Orang
merupakan salah satu pendukung Orang
19
kelompok teror global ISIS. Orang
Selain kedua kelompok struktural
di atas, terpantau beberapa
akun-akun di media sosial yang
melakukan provokasi dan AD/JAD
JI
propaganda secara masif yang 135
Orang 193
dapat memotivasi calon pelaku Orang
teror untuk melakukan aksi teror.

8
RADIKAL-INTOLERAN KHILAFATUL MUSLIMIN (KM)
Khilafatul Muslimin (KM) tidak mengakui Sistem Pemerintahan
Indonesia karena tidak berada di bawah Hukum Islam. Organisasi ini
berdiri pada 18 Juli 1997 dan dipimpin oleh Abdul Qadir Hasan Baraja.
KM memiliki struktur organisasi pemerintahan sendiri yang berasaskan
Khilafah. Setiap bagian KM memiliki tugas dan kewajiban di daerah
seperti Lampung, Bima, Surabaya, Solo dan beberapa daerah lain di
Indonesia. Setiap daerah memiliki ratusan anggota atau simpatisan.
Pendirian lembaga Pendidikan KM (Taman Kanak-Kanak, SD, SMP, SMA,
dan Perguruan Tinggi) melanggar UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas, KUHP Ps. 107 dan UU No. 16 Tahun. 2017 tentang Ormas.

Perkembangan Terkini
•Juni 2022, Apgakum telah menangkap 23 anggota KM yang berkonvoi dan membagikan pamflet berisi ujaran kebencian tentang
Pemerintah Indonesia di seluruh wilayah Indonesia.
•7 Juni 2022, Pimpinan KM Abdul Qadir Hasan Baraja ditangkap di kantor pusat KM di Lampung atas dugaan penyebar luasan
informasi menyesatkan (pengenaan Ps. 14 dan 15 UU No. 1 Th. 1946 tentang KUHP (menyiarkan berita bohong dan menerbitkan
keonaran di kalangan rakyat dan menyiarkan kabar tidak pasti atau kabar yang berkelebihan atau yang tidak lengkap).
•Terdapat 7 anggota Khilafatul Muslimin dari ditangkap karena baiat dengan ISIS dan bergabung dengan JAD.
•Pemerintah Indonesia berupaya menetapkan kelompok KM sebagai organisasi terlarang di Indonesia melalui putusan pengadilan.
•Pasca dilakukan penegakan hukum, para siswa dan pelajar KM dilakukan konseling/pembinaan dan penanganan bersama dengan K/L
terkait dan Pemda.

9
KARAKTERISTIK IDEOLOGI TERORISME

10
11
LEVEL INDIKATOR KE TERORISME

• Level 1: Rajin mencari informasi tentang ideologi dan ajaran


• Level 2: Menarik diri dari masyarakat dan hubungan
sebelumnya
• Level 3: Berkonflik dengan keluarga dan orang terpercaya
• Level 4: Merubah diri secara drastis (pakaian, pekerjaan, dan
aktifitas sehari-hari)
• Level 5: Bergaul intensif dengan komunitas pertemanan radikal
• Level 6: Membuat pernyataan publik yang mendukung pandangan dan
sikap radikal
• Level 7: Bergabung dalam organisasi radikal
• Level 8 : Terlibat dalam persiapan dan perencanaan aksi

12
PERGESERAN POLA DAN MODUS
OPERANDI KELOMPOK TERORIS
SEBELUM SAAT INI
PROPAGANDA Secara konvensional melalui buku, majalah, Memanfaatkan cyberspace
poster, dan pamphlet (Website, Media Sosial & Social
Messenger)
PEREKRUTAN Merekrut anggota yang berlatar belakang Berpendidikan tinggi dan kelas ekonomi
pendidikan rendah dan ekonomi menengah atas. Melibatkan anak dan istri sebagai
kebawah pelaku bom bunuh diri

PELATIHAN Pelatihan dengan tatap muka Memanfaatkan e-book dan e-learning


PENYEDIAAN LOGISTIK Penyediaan secara konvensional Memanfaatkan transaksi online
PERENCANAAN Komando secara hirarkis Inisiatif sel atau kelompok teror
PENYERANGAN Mengincar kepentingan barat Mengincar target lokal

PENDANAAN Bergantung pada pendanaan organisasi teroris Pendanaan mandiri, cybercrime,


yang besar penyalahgunaan badan amal. Beberapa
kasus terdapat aliran pendanaan dari ISIS.

PERSEMBUNYIAN Dilindungi oleh jaringan teroris lokal Dilindungi dan difasilitasi oleh jaringan
teroris antar negara.
13
TAHAPAN RADIKALISASI

14
KEBIJAKAN DALAM PENANGGULANGAN TERORISME
Terorisme adalah musuh Agama & Negara.
Saya mengajak semua anggota masyarakat
untuk bersama-sama memerangi terorisme,
memerangi radikalisme karena terorisme
adalah Tindakan yang lahir dari cara yang
keliru, dari paham yang salah, yang
bertentangan dengan nilai-nilai agama, nilai-
nilai luhur kita sebagai bangsa yang
menjunjung tinggi nilai-nilai keTuhanan dan
menjunjung nilai-nilai kebhinekaan
Ir. H. Joko Widodo
Presiden Republik Indonesia

16
PEMERINTAH RI MENETAPKAN
KELOMPOK SEPARATIS PAPUA SEBAGAI ORGANISASI TERORIS

• Pemerintah RI melalui Menkopolhukam telah menetapkan Kelompok


Separatis Papua sebagai Kelompok Teroris pada tanggal 29 April 2021.

• Memenuhi Unsur UU No. 5 Tahun 2018:


•Menggunakan kekerasan/ancaman kekerasan
•Menimbulkan teror dan rasa takut yang meluas
•Menimbulkan Korban bersifat masal;
•Kerusakan dan kehancuran objek vital

• Memenuhi Unsur UU No. 9 Tahun 2013 tentang Pendanaan Terorisme


• Ditindaklanjuti dengan penetapan DTTOT: Lekagak Telengen,
Egianus Kogoya, Militer Murib, Germanius Elobo, dan Sabinus Waker.

17
VISI DAN MISI ARAH KEBIJAKAN

Visi BNPT: “Negara dan masyarakat aman dari ancaman


VISI PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
maupun tindak pidana terorisme”
Misi BNPT:
Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada
“Negara dan Masyarakat Aman dari Ancaman maupun seluruh warga dari ancaman maupun tindak pidana terorisme,
melalui:
Tindak Pidana Terorisme dalam rangka Terwujudnya 1. Implementasi kebijakan penanggulangan terorisme terintegrasi
Indonesia Maju yang Berdaulat dan Berkepribadian, secara harmonis berbasis penelitian;
Berlandaskan Gotong Royong.” 2. Melakukan tindakan pre-emptif dan preventif dalam mencegah
terjadinya tindak pidana terorisme;
3. Optimalisasi penegakan hukum dan penanganan krisis secara
BNPT melaksanakan visi Presiden dan Wakil Presiden cepat dan tepat dalam meminimalisasi dampak dari tindak
pidana terorisme;
ke-7, yaitu “Perlindungan bagi segenap bangsa dan 4. Melakukan pemulihan korban tindak kejahatan secara optimal;
memberikan rasa aman pada seluruh warga” 5. Deradikalisasi terhadap tersangka, terdakwa, terpidana, dan
narapidana terorisme dan orang atau kelompok yang sudah
terpapar paham radikal terorisme;
6. Kerja sama internasional dalam penanggulangan terorisme;
7. Meningkatkan pelaksanaan reformasi birokrasi yang profesional.

18
ARAH KEBIJAKAN

Penguatan Ketahanan Nasional (Wawasan Kebangsaan/ 4 Konsensus Nasional )


1 Ketahanan nasional pada aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
dan Hankam dalam rangka penanggulangan terorisme.
4 Konsensus Nasional: UUD 1945, Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika

Revitalisasi Nilai-Nilai Pancasila


2 Menghidupkan dan menghayati kembali nilai-nilai Luhur Pancasila
sebagai landasan hidup berbangsa dan bernegara

Moderasi dalam beragama


3 Mengarusutamakan cara pandang, sikap, dan praktik beragama
secara moderat dan sikap toleransi

19
PENGUATAN 4 PILAR
KEBANGSAAN KONSENSUS
NASIONAL
BANGSA INDONESIA

1
2
3
4
20
PENGUATAN KEPRIBADIAN BANGSA
INDONESIA BERDASARKAN IDEOLOGI
PANCASILA
INTERNALISASI NILAI-NILAI
NILAI KEADILAN SOSIAL
PANCASILA MELALUI FORUM 05 Menghormati hak orang lain, menjaga
DIALOGIS: keseimbangan hak dan kewajiban.

NILAI KERAKYATAN
04 Tidak memaksakan kehendak, mengutamakan
kepentingan umum, mengutamakan musyawarah.

NILAI PERSATUAN
03 Cinta tanah air,memajukan persatuan dan kesatuan, rela berkorban.

NILAI KEMANUSIAAN
02 Tenggang rasa,menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, menghormati
dan bekerja sama,mengakui persamaan derajat,hak,dan kewajiban.

NILAI KETUHANAN
01 Tidak memaksakan agama, menghormati pemeluk agama
lain, dan bekerja sama antarumat beragama.

21
PENGUATAN MODERASI BERAGAMA
PERLUNYA MUATAN PESAN KEAGAMAAN DALAM MODERASI BERAGAMA. DALAM MEMPERKUAT
MUATAN MODERASI BERAGAMA, TERDAPAT BEBERAPA PESAN DASAR YANG DAPAT
DIGAUNGKAN, DIANTARANYA ADALAH:

1
Memajukan kehidupan umat manusia: diwujudkan
dalam sikap hidup amanah, adil, serta menebar

5
kebajikan dan kasih sayang terhadap sesama manusia Mewujudkan perdamaian: menebar kebajikan dan
kedamaian, mengatasi konflik dengan prinsip adil dan
berimbang serta berpedoman pada konstitusi

2
Menjunjung tinggi keadaban mulia: menjadikan nilai-
nilai moral universal dan pokok ajaran agama sebagai

6
pandangan hidup dengan berpijak pada jati diri Indonesia Menghargai kemajemukan: menerima keberagaman
sebagai anugerah dan bersikap terbuka terhadap
perbedaan

3
Menghormati harkat martabat kemanusiaan:
mengutamakan sikap memanusiakan manusia atas dasar

7
kesetaraan hak dan kewajiban sebagai WNI Menaati komitmen berbangsa: menjadikan konstitusi
sebagai panduan kehidupan umat beragama dalam
berbangsa dan bernegara serta menaati hukum dan

4
Memperkuat nilai moderat: mempromosikan dan kesepakatan bersama
mengejawantahkan pengamalan cara pandang, sikap,
dan praktek keagamaan moderat
22
STRATEGI DALAM PENANGGULANGAN TERORISME
LANDASAN YURIDIS
PERPPU No.1/2002 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme

UU No.15/2003 Tentang Penetapan Perppu No. 1 Tahun 2002 tentang


Pemberantasan Terorisme Menjadi Undang-undang

UU No. 9/2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak


Pidana Pendanaan Terorisme

UU No.5/2018 Tentang Perubahan atas UU No. 15 Tahun 2003 tentang


Penetapan Perppu No. 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan
Terorisme Menjadi Undang-undang

PP 77 Tahun 2019 Tentang Pencegahan Tindak Pidana Terorisme dan Perlindungan terhadap
Penyidik, Penuntut Umum, Hakim, dan Petugas Pemasyarakatan

PERPRES no. 7 tahun 2021 Tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan
Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme
24
TUGAS POKOK BNPT

MENURUT UU NO. 5 TAHUN 2018 (PASAL 43G)


Merumuskan, mengoordinasikan, dan
melaksanakan kebijakan, strategi, dan Merumuskan, mengoordinasikan,
dan melaksanakan kebijakan,
01 program nasional penanggulangan
strategi, dan program nasional
terorisme di bidang kesiapsiagaan nasional, 04
P ESIDEN kontra radikalisasi, dan deradikalisasi.
penanggulangan terorisme di
bidang kerja sama internasional.

Mengoordinasikan antar penegak


02 hukum dalam penanggulangan BNPT menjadi pusat analisis dan
terorisme. pengendalian krisis yang berfungsi
sebagai fasilitas bagi Presiden
05 untuk menetapkan kebijakan dan
langkah penanganan krisis,
Mengoordinasikan program termasuk pengerahan sumber
03 pemulihan korban daya dalam menangani terorisme.

25
GRAND STRATEGY:
01
PENTAHELIX (MULTI PIHAK) PEMERINTAH

Model Pentahelix dalam penanggulangan terorisme


merupakan model pencapaian tujuan kelembagaan
yang dilaksanakan dengan kerjasama dan kolaborasi
secara multipihak yang melibatkan unsur
pemerintah, akademisi, pelaku usaha, media, dan 02 03
komunitas/masyarakat termasuk pelaku seni dan MASYARAKAT AKADEMISI
budaya.
MULTI
Menggunakan seluruh potensi nasional dalam PIHAK
membentuk kekuatan nasional melawan ideologi
radikalisme dan terorisme guna menjaga generasi
saat ini dan generasi yang akan datang sebagai
bentuk kesadaran bahwa tantangan dalam
menghadapi terorisme berada pada semua lini
sehingga penetrasi dan diseminasi kebijakan harus
dilakukan kepada semua pihak.
04 05
MEDIA DUNIA
USAHA

26
STRATEGI NASIONAL
PENANGGULANGAN TERORISME
Pencegahan (Kesiapsiagaan Nasional, Kontra Radikalisasi,
SoftApproach dan Deradikalisasi)

UUNo.5 /2018 Pelindungan (terhadap korban dan penegak hukum)

HardApproach Penegakan Hukum

KESIAPSIAGAAN NASIONAL KONTRA RADIKALISASI


Pemberdayaan masyarakat •Kontra-narasi Kontra
Peningkatan kapasitas penegak hukum dan propaganda Kontra-ideologi
Pencegahan aparat keamanan
Peraturan Pelindungan sarana dan prasarana
DERADIKALISASI
Pengembangan kajian terorisme
Pemerintah Pemetaan arena rentan terorisme
Dalam lapas
No.77/2019 Luar lapas

Pencegahan Tindak Pidana


Terorisme dan Pelindungan Pelindungan Penyidik Penuntut Umum
terhadap Penyidik, terhadap Hakim
Penuntut Umum, Hakim, Petugas Pemasyarakatan
dan Petugas penegak
Pemasyarakatan hukum
2727
STRATEGI NASIONAL
PENANGGULANGAN TERORISME

1 PRE-EMPTIF
• Sinergisitas - Kolaborasi K/L dan
2 PREVENTIF
• Membangun Kesiapsiagaan Nasional
Masyarakat • Kontra Radikalisasi (Kontra Propaganda,
• Deteksi dini potensi ancaman Kontra Narasi, Kontra Ideologi)
• Meningkatkan peran tokoh agama, • Moderasi dalam beragama
tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan • Deradikalisasi
tokoh perempuan • Penguatan Wawasan Kebangsaan

3 PENEGAKKAN HUKUM
• Penindakan yang dilakukan secara tegas,
4 KERJA SAMA
• Kerja sama bersifat nasional dan
objektif, terukur dengan menghormati internasional dalam hal pertukaran
hak asasi manusia informasi dan peningkatan kapasitas
• Mengutamakan penindakan dalam
rangka pencegahan aksi terorisme
• Mengoptimalkan peran criminal justice
system dalam mewujudkan proses
hukum yang berkeadilan 28
AKTIVITAS YANG MASUK DALAM TINDAK PIDANA TERORISME
SESUAI UU NO. 5 TAHUN 2018

PASAL 6
Setiap Orang yang dengan sengaja menggunakan Kekerasan atau Ancaman Kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau
rasa takut terhadap orang secara meluas, menimbulkan korban massal dengan cara merampas kemerdekaan atau hilangnya
nyawa dan harta benda orang lain, atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap Objek Vital yang Strategis,
lingkungan hidup atau Fasilitas Publik atau fasilitas internasional
PASAL 10 Ayat (1)
Setiap Orang yang secara melawan hukum memasukkan ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, membuat,
menerima, memperoleh, menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam
miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, atau mengeluarkan dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
senjata kimia, senjata biologi, radiologi, mikroorganisme, nuklir, radioaktif atau komponennya, dengan maksud untuk
melakukan Tindak Pidana Terorisme

PASAL 10 A Ayat (2)


Setiap Orang yang dengan sengaja memperdagangkan bahan potensial sebagai Bahan Peledak atau memperdagangkan senjata
kimia, senjata biologi, radioiogi, mikroorganisme, bahan nuklir, radioaktif atau komponennya untuk melakukan Tindak Pidana
Terorisme

29
AKTIVITAS YANG MASUK DALAM TINDAK PIDANA
TERORISME SESUAI UU NO. 5 TAHUN 2018

PASAL 12A
PASAL 13A
Ayat (1) Setiap Orang yang memiliki hubungan dengan
Setiap Orang yang dengan maksud melakukan Tindak Pidana Terorisme di organisasi Terorisme dan dengan sengaja menyebarkan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau di negara lain, ucapan, sikap, tulisan, atau tampilan dengan tujuan
merencanakan, menggerakkan, atau mengorganisasikan Tindak Pidana untuk menghasut orang atau kelompok orang untuk
Terorisme dengan orang yang berada di dalam negeri dan/ atau di luar melakukan Kekerasan atau Ancaman Kekerasan yang
negeri atau negara asing dapat mengakibatkan Tindak Pidana Terorisme
Ayat (2) PASAL 14
Setiap Orang yang dengan sengaja menjadi anggota atau merekrut orang
Setiap Orang yang dengan sengaja menggerakkan orang
untuk menjadi anggota Korporasi yang ditetapkan dan/atau diputuskan
lain untuk melakukan Tindak Pidana Terorisme
pengadilan sebagai organisasi Terorisme
PASAL 15
PASAL 12B Ayat (1) Setiap Orang yang melakukan permufakatan jahat,
Setiap Orang yang dengan sengaja menyelenggarakan, memberikan, atau persiapan, percobaan, atau pembantuan untuk
mengikuti pelatihan militer, pelatihan paramiliter, atau pelatihan lain, baik di melakukan
dalam negeri maupun di luar negeri, dengan maksud merencanakan,
mempersiapkan, atau melakukan Tindak Pidana Terorisme, dan/atau ikut
berperang di luar negeri untuk Tindak Pidana Terorisme

30
PERAN BNPT MENURUT UU NO. 5 Pasal 43B
§ Pemberdayaan masyarakat
TAHUN 2018 § Peningkatan kemampuan aparatur
§ Perlindungan, peningkatan sarana
dan prasarana
KESIAPSIAGAAN § Pengembangan kajian terorisme
NASIONAL § Pemetaan wilayah rawan paham
radikal terorisme

Pasal 43C § Moderasi beragama


PENCEGAHAN § Peningkatan Literasi
KONTRA § Kontra Narasi;
TINDAK PIDANA kebangsaan
RADIKALISASI § Kontra Propaganda;
TERORISME
§ Kontra Ideologi. § Patroli Cyber
§ Pemasangan Pamflet

Pasal 43D
§ Identifikasi dan Penilaian; § Proses sidik
DERADIKALISASI
§ Rehabilitasi; § Dalam Lapas
§ Reedukasi; § Di Luar Lapas
§ Reintegrasi Sosial.
31
KESIAPSIAGAAN NASIONAL
Kesiapsiagaan nasional: kondisi siap siaga untuk
mewujudkan kewaspadaan nasional masyarakat akan
bahaya terorisme.
Pelaksanaan kesiapsiagaan nasional dilakukan oleh
kementerian/lembaga yang terkait di bawah koordinasi GELARSENJATA
BNPT.
Kesiapsiagaan nasional dilakukan melalui:
1. Pemberdayaan masyarakat;
2. Peningkatan kemampuan aparatur;
3. Pelindungan dan peningkatan sarana prasarana; SIMULASI PENANGGULANGANTEROR

4. Pengembangan kajian terorisme;


5. Pemetaan wilayah rawan paham radikal terorisme.

DEKLARASI KESIAPSIAGAANNASIONAL
32
KONTRA RADIKALISASI
KONTRARADIKALISASI
SITUS-SITUS INTERNET:
KONTRA 1. INFORMATIF -> www.damailahindonesiaku.com
RADIKALISASI 2. EDUKATIF-> www.jalandamai.org
BNPT
3. DUTADAMAI -> www.dutadamai.id
4. WEB INDEPENDEN -> www.islamkafah.id

PUBLIKASI CETAK: MEDIAMASSA:


- BUKU - RILIS MEDIA
- BULETIN - SINDIKASI MEDIA
- MAJALAH - MEDIASOSIAL
DILAKSANAKANMELALUI:
1. KONTRANARASI; - POSTER
2. KONTRA
PROPAGANDA;
3. KONTRA
IDEOLOGI.
PRODUKSI KONTENKREATIF: DIALOGDAMAI:
TELEVISI DAN - WORKSHOP
- VIDEO RADIO:
- FOTO - SARASEHAN
-TALK SHOW - PUBLICLECTURE
- MEME -IKLAN LAYANAN
- KOMIK MASYARAKAT

33
DERADIKALISASI
Merupakan suatu proses yang terencana, terpadu, sistematis dan berkesinambungan yang dilaksanakan untuk
menghilangkan atau mengurangi dan membalikkan pemahaman radikal terorisme yang telah terjadi. Peran BNPT
diatur melalui UU No. 5 Tahun 2018 Pasal 43D tentang Deradikalisasi.

DERADIKALISASI DI DALAM LAPAS DERADIKALISASIDI LUAR LAPAS

Target:
Target: § Mantannarapidanaterorisme:
§ Tersangka; 961 orang
§ Terdakwa; § Orang ataukelompokorang yang
§ Terpidana; terpapar paham
§ Narapidana. terorisme: 243
orang/kelompok
Tahapan:
§ Identifikasi danPenilaian:66 Tahapan:
§ Rehabilitasi:44 §Identifikasi;
§ Reedukasi:18 §Monitoring;
§ Reintegrasi Sosial:9 §Pembinaan Keagamaan
§Wawasan Kebangsaan;
§Pembinaan BERDASARKAN DATADESEMBER 2021 34
PENANGGULANGAN TERORISME
MENURUT PP 77 TH 2019
1. Menyusun dan menetapkan kebijakan,
strategi, dan program nasional di
bidang pencegahan Terorisme, meliputi
kesiapsiagaan nasional, kontra
radikalisasi, dan deradikalisasi.
2. Menyelenggarakan koordinasi
kebijakan, strategi, dan program
nasional di bidang perlindungan
Apgakum.
3. Menyelenggarakan Pelatihan Terpadu,
Pelatihan Gabungan dan Pelatihan
Bersama.
35
PERATURAN PRESIDEN NO.7 TAHUN 2021 TENTANG RAN PE 2020-2024

Bersifat Sebagai pelengkap peraturan perundang-undangan tentang


Komplementer penanggulangan terorisme yang telah ada (complementary policy)

Melibatkan peran aktif seluruh pemangku kepentingan (Whole of


Pendekatan Lunak Government and Whole of Society Approach)

Strategi RAN Pilar 1 Pilar 2


PE 130 AKSI Pencegahan (Kesiapsiagaan Penegakan Hukum, Pilar 3
Nasional, Kontra-radikalisasi Pelindungan Saksi dan Kemitraan dan Kerja Sama
(dalam 3 dan Korban serta Penguatan Internasional
Deradikalisasi Kerangka Legislasi Nasional
pilar)

Sekretariat Mengoordinasikan,
Bersama RAN-PE memantau dan • PokjaK/LRAN PE:48 K/L
(6 K/L: BNPT, mengevaluasi pelaksanaan
Kemenkopolhukam, Kemenko RAN PE oleh: • PokjaTematis:MasyarakatSipil
PMK, KemenPPN/Bappenas,
Kemendagri, dan Kemlu) 36
UPAYA BNPT DALAM PENANGGULANGAN TERORISME
SINERGISITAS
SINERGISITAS ANTAR KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM
PENANGGULANGAN TERORISME

Sinergisitas Kementerian/Lembaga adalah pelibatan


secara aktif Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah dalam upaya penanggulangan terorisme
melalui pendekatan lunak atau soft power
approach dari hulu ke hilir sesuai dengan tugas dan
fungsi masing-masing Kementerian/Lembaga yang
dikoordinasikan oleh BNPT selaku leading sector
penanggulangan terorisme di Indonesia.

Pada tahun 2022, total 46 kementerian/lembaga


terlibat dalam kegiatan sinergisitas dan telah
melaksanakan 731 kegiatan fisik dan non-fisik di 6
provinsi sasaran (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah dan
Papua).

38
FKPT
Mitra Strategis BNPT di 34 Provinsi di
bidang :
• Media Massa, Hukum dan Humas
• Agama, Sosial-Eko dan Budaya
• Pemuda dan Pendidikan
• Perempuan dan Anak
• Pengkajian dan Penelitian

Gugus Tugas Pemuka Agama (LPOI-LPOK)

Gugus Tugas Pemuka Agama BNPT akan


menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam rangka
pencegahan terorisme yang dapat melunturkan nilai
toleransi di tengah keberagaman masyarakat Indonesia
dengan melakukan diskusi lintas agama, sosialisasi,
serta peningkatan wawasan kebangsaan.

39
PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN
Pelatihan Kewirausahaan
untuk Mantan Napiter
• Merupakan salah satu program
deradikalisasi bina masyarakat

Memberikan Kompensasi Kepada Korban Terorisme


BNPT bekerjasama dengan LPSK (Lembaga
Bantuan Saksi dan Korban untuk
memberikan kompensasi kepada korban
terorisme masalalu

40
WARUNG NKRI

WARUNG NKRI: Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan NKRI


Tahapan Pembentukan: Mendirikan Warung NKRI di semua ruang publik milik
Pemerintah atau usaha-usaha masyarakat, termasuk kawasan perbatasan

Prinsip Pendirian:
1.Membangun prinsip saling empati kepada para sesama dengan melibatkan
berbagai Sumber Daya Manusia;
2.Membangun gerakan kombinasi berbasis kultural dan struktural dengan
mendayagunakan komunikasi secara intensif;
3.Mengedepankan digitalisasi dalam mendorong efisiensi;
4.Mengoptimalisasikan sumber daya lokal yang ditumbuhkan oleh usaha-usaha
masyarakat
5.Pengelolaan sinergisitas lintas sektoral.

41
KAWASAN TERPADU
NUSANTARA
• Pengembangan Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) merupakan salah satu
bentuk upaya penanggulangan terorisme melalui pendekatan lunak (Soft
Approach) yang mengedepankan kesejahteraan yang terdiri dari Kawasan
Ekonomi Inti, Kawasan Penyangga, dan Kawasan Plasma Kemitraan.
• Terdapat 5 bidang besar yang terbagi dalam tim, yaitu tim program edukasi,
tim program ekonomi, tim program tourism, tim Kawasan, dan tim
secretariat yang akan melahirkan 3 pilar utama fondasi pembangunan, yaitu
Edukasi, Ekonomi, dan Tourism.

MENURUNKAN (-) PERUBAHAN


Aksi Teror MINDSET

Soft
Approach KTN
Penanggulangan PEMERATAAN
PEMBANGUNAN
Terorisme TRANSFORMASI SOSIAL

Tingkat Kesejahteraan KEMANDIRIAN

Rendah MENINGKATKAN (+)


42
Asal Kata Terorisme dan (Ketiadaan) Definisi Universal
Etimologi akar kata terorisme, ‘teror,’ diambil dari bahasa Latin terrer yang berarti menggetarkan atau menyebabkan kengerian akibat ketakutan yang besar.
Secara umum terorisme dapat dimaknai sebagai sebuah aktivitas, metode, atau taktik yang, sebagai dampak psikologis, bertujuan untuk menimbulkan ‘teror’
(Schmid, 2011).
Terlepas dari penggunaan kata terorisme secara luas, nyatanya sulit sekali mengambil konsensus bersama mengenai definisi terorisme. Bahkan, mengutip
pendapat seorang pakar teroris Alex Schmid, terorisme mungkin adalah istilah yang paling dipolitisasi di era ini. Hal ini karena penggunaan kata terorisme
sarat akan kepentingan berbagai pihak yang terlibat di dalamnya. Akibatnya, terorisme menjadi sebuah konsep yang terus diperdebatkan tanpa adanya satu
definisi universal yang diterima. Oleh karena itu, penyusunan definisi terorisme dikembalikan kepada institusi atau negara masing-masing, yang menyebabkan
beragamnya definisi terorisme (Schmid, 2011).
Walaupun begitu, dari berbagai definisi terorisme tersebut secara umum ada kesepakatan yang diambil oleh para pakar mengenai tiga elemen dasar definisi
terorisme. Tiga elemen ini menjadi karakteristik sebuah kelompok yang melakukan tindakan terorisme atau dianggap sebagai organisasi teroris (Jahroni dan
Makruf, 2016):
1.Tujuan politik
Alasan pelaksanaan tindakan terorisme guna mencapai tujuan politik menjadi hal utama yang membedakan terorisme dari bentuk kekerasan lainnya.
2.Kekerasan
Aksi terorisme adalah aktivitas yang melibatkan kekerasan atau ancaman kekerasan, dan dalam tahap tertentu menggunakan senjata mematikan kepada
target sasaran untuk menyampaikan pesan tertentu. Tujuan utama dari penggunaan kekerasan atau ancaman kekerasan ini adalah untuk menciptakan
ketakutan secara masif.
3.Target Sasaran
Terdapat beberapa kategori kelompok sasaran terorisme:
•Mereka yang dianggap musuh, seringkali adalah pemerintah sah.
•Mereka yang dianggap mendukung musuh, seperti masyarakat atau mereka yang dianggap bagian dari pemerintah.
•Individual yang menjadi target langsung, termasuk keluarga dan kawan individu tersebut.
•Wilayah publik yang cukup netral.
•Wilayah yang diklaim sebagai wilayah yang bisa dikuasai atau dimiliki.
•Kepentingan atau properti asing yang dianggap musuh.
•Kelompok lain yang berseberangan.
•Media.

Anda mungkin juga menyukai