Anda di halaman 1dari 2

SIARAN PERS

Biro Hubungan Masyarakat


Gd. I Lt. 2, Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id

Perkuat Hubungan Dagang:


Indonesia-Turki Sepakat Selesaikan Perundingan IT-CEPA Tahun Ini

Ankara, 12 Juli 2019 – Dalam kunjungan kerja ke Turki, Menteri Perdagangan RI Enggartiasto
Lukita melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Turki Ruhsar Pekcan di
Ankara pada hari Jumat (12/7). Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan singkat
kedua Kepala Negara di sela-sela KTT G-20 di Osaka, Jepang pada bulan Juni lalu. Pertemuan di
Ankara ini dilakukan sehari setelah Mendag melakukan dialog bisnis di Istanbul dengan pelaku
usaha Turki dan mitranya dari Indonesia.

Diawali dengan sambutan hangat selamat datang dari Menteri Perdagangan Turki, kedua menteri
segera membahas isu-isu substantial terkait status perdagangan bilateral saat ini, kelanjutan
perundingan Trade in Goods Agreement dalam kerangka Indonesia-Turkey Comprehensive
Economic Partnership Agreement (IT-CEPA), masalah pengamanan perdagangan, dan kolaborasi
usaha.

“Kita sampaikan bahwa dalam dialog bisnis di Istanbul kemarin, pelaku usaha kedua negara
menekankan pentingnya penyelesaian segera perundingan IT-CEPA di tengah ketidakpastian
perdagangan global saat ini. Menteri Perdagangan Turki sepakat agar momentum ini
dimanfaatkan untuk lebih mendekatkan hubungan ekonomi kedua negara,” jelas Enggar.

Dalam pertemuan yang berlangsung akrab dan dihadiri jajaran pejabat tinggi Turki ini, kedua
menteri sepakat untuk menugaskan kedua tim perunding mulai meningkatkan kontak guna
mempersiapkan perundingan putaran keempat yang direncanakan pada bulan Oktober 2019.
Persiapan ini termasuk pelaksanaan teleconference antara Jakarta dan Ankara mulai bulan Agustus
untuk memastikan bahwa kedua tim siap mencatatkan kemajuan sebelum akhir tahun 2019.
“Pada prinsipnya tim runding Indonesia siap untuk melakukan pertemuan bulan Agustus atau
September, namun pihak Turki mengusulkan perundingan putaran keempat dilakukan pada bulan
Oktober,” ujar Mendag Enggar.

Dalam pertemuan ini Mendag Enggar juga menyampaikan permintaan agar Turki lebih selektif
dalam menerapkan langkah pengamanan perdagangan (anti-dumping, anti-circumvention,
maupun safeguard). Mendag antara lain mengusulkan agar korespondensi dalam proses
investigasi dilakukan dalam Bahasa Inggris, dan tindakan anti-dumping dan pengamanan
perdagangan lainnya yang saat ini dikenakan pada Indonesia dapat diterminasi bila sudah
memasuki usia 10 tahun. “Menteri Perdagangan Turki menyatakan bahwa kebijakan pengamanan
perdagangannya telah sesuai dengan ketentuan di WTO, namun setelah kita jelaskan sejumlah
kesulitan yang dihadapi Indonesia dalam proses investigasi, Menteri Perdagangan Turki sepakat
untuk menugaskan timnya guna membahas hal ini dalam konteks perundingan CEPA,” tambah
Enggar.

Kedua menteri juga sepakat untuk mendorong dialog bisnis antara kedua negara secara lebih
intensif dengan target yang jelas. Baik Indonesia maupun Turki memandang mitranya sebagai
potential hub untuk memasuki pasar di kawasan masing-masing. Indonesia, misalnya, dapat
memanfaatkan Turki sebagai pintu untuk memasuki pasar Timur Tengah, Eropa Selatan dan Afrika
Utara. Sebaliknya, Turki dapat menjadikan Indonesia sebagai basis untuk memasuki pasar ASEAN
sebesar 600 juta jiwa maupun Kawasan Regional Comprehensive Economic Partnership atau RCEP
sebesar 3,5 miliar jiwa. Untuk itu, kedua menteri berharap CEPA yang sedang dirundingkan saat ini
dapat menjadi insentif untuk mendorong tidak saja perdagangan kedua negara, tetapi juga
investasi dua arah yang saling menguntungkan.

Duta Besar LBBP RI di Ankara, Lalu Muhamad Iqbal, juga hadir dalam pertemuan antara kedua
Menteri Perdagangan ini, dan akan memfasilitasi komunikasi dengan pihak Turki baik dalam
mendorong penyelesaian perundingan CEPA, maupun melaporkan hambatan-hambatan
perdagangan yang dihadapi Indonesia di pasar Turki kepada Kementerian Perdagangan di Jakarta.

Dubes Iqbal menjelaskan bahwa produk Indonesia sangat kompetitif di Turki. "Kondisi ekonomi
dunia saat ini menyebabkan perekonomian Turki lebih terdampak dibandingkan Indonesia.
Sebaliknya kinerja ekonomi Indonesia yang relatif baik telah menarik perhatian pelaku bisnis Turki
untuk bermitra dengan Indonesia baik di bidang perdagangan maupun investasi. Apabila
terwujud, CEPA antara kedua negara dapat mendongkrak nilai perdagangan kedua negara dan
mendorong investasi dua arah," ujar Iqbal.

Pada hari yang sama, Mendag Enggar juga menerima Ketua Turki-Indonesia Business Council Ilhan
Erdal. Erdal menyampaikan dukungannya agar perundingan IT-CEPA dapat segera diselesaikan.
Erdal meyakini IT-CEPA akan memberikan dampak peningkatan perdagangan yang signifikan.

Perdagangan Indonesia-Turki

Berdasarkan data yang diolah Kemendag, total perdagangan Indonesia-Turki pada 2018 tercatat
sebesar USD 1,79. Nilai tersebut naik dibandingkan tahun 2017 yang senilai USD 1,70 miliar.
Adapun pada 2018 Indonesia meraih surplus USD 634,9 juta dengan nilai ekspor sebesar USD 1,81
miliar dan impor USD 611,5 juta.

Sementara itu, untuk periode Januari―April 2019 total perdagangan kedua negara mencapai USD
503,7 juta dengan ekspor Indonesia sebesar USD 381 juta dan impor sebesar USD 122,7 juta.

--selesai--

Informasi lebih lanjut hubungi:


Fajarini Puntodewi Ni Made Ayu Marthini
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Direktur Perundingan Bilateral
Kementerian Perdagangan Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711 Kementerian Perdagangan
Email: pusathumas@kemendag.go.id Telp/Fax: 021-3442576/021-3858206
Email: ditbilateral@kemendag.go.id

Anda mungkin juga menyukai