Anda di halaman 1dari 3

Nama : joseph hans wijaya

Kelas : 10 MIPA 2

Nomor : 20

Latihan 6 (Halaman 22)

Alur Pokok Isi Cerita

 Dari cara Masyhudulhakk memecahkan masalah dengan kemampuan dan


Abstrak
kecakapannya, membuat Masyhudulhakk semakin terkenal kearifan dan
kebijaksanaannya di dalam masyarakat.

Ada sepasang suami istri sedang berjalan-jalan di tepi pantai pada sore hari.
Orientasi

Sepasang suami istri ini hendak meminta tolong pada Bedawi untuk
Komplikasi menyebrangkan mereka, namun Bedawi itu hanya ingin menyeberangkan istri
itu dan tidak ingin menyebrangkan suami itu. Suami itu pun curiga dengan
gerak gerik mereka.
Setelah itu, sang suami meminta Masydulhakk untuk menyelesaikan
Evaluasi masalahnya.

Maka Masydulhakk bertanya kepada mereka secara bergiliran. Ia bertanya


Resolusi kepada mereka tentang nama dan rumah mertua dari masing pasangan itu.

Kita tidak boleh tergoda dengan rayuan-rayuan yang belum pasti kebenarannya,
Koda serta kita tidak boleh berbohong kepada siapapun karena akan merugikan diri
sendiri.

 Pengembangan Kerangka Cerpen

 Dari cara Masyhudulhakk memecahkan masalah


Abstrak
dengan kemampuan dan kecakapannya, membuat
Masyhudulhakk semakin terkenal kearifan dan
kebijaksanaannya di dalam masyarakat.

Suatu hari terdapat sepasang suami istri yang


Orientasi hendak menyebrang sungai. Namun, mereka
tidak menemukan perahu untuk menyebrang
sungai tersebut. Karena laki-laki tua tersebut
tidak mengetahui kedalaman sungai tersebut,
lagipula dia bungkuk maka ia tidak berani
untuk turun ke sungai. Dilihatnya seorang laki-
laki Bedawi yang ada di seberang sungai, maka
laki-laki tua itu
meminta tolong kepada Bedawi untuk
menyeberangkan ke sungai.
  Bedawi tersebut senang karena ia melihat istri
Komplikasi laki-laki tua itu cantik parasnya, sedangkan
suaminya sudah tua dan punggungnya
bungkuk. Dengan kelicikannya, Bedawi itu
memanfaatkan laki-laki tua dengan berbohong
bahwa sungainya dalam dengan ia
memendekkan tubuhnya sampai lehernya
tertutup air. Dia juga menginginkan istri orang
tua itu dengan beralasan bahwa dia tidak
mungkin membawa dua orang sekaligus maka
laki-laki tua itu menyuruh istrinya untuk
menyeberang terlebih dahulu.
Bedawi itu merasa sangat beruntung karena
dengan dengan kelicikannya, ia membawa
perempuan itu dan bekal barang-barang
sepasang suami istri tersebut. Di tengah-tengah
sungai Bedawi itu mencoba merayu perempuan
tersebut dengan mengejeknya bahwa seorang
wanita cantik tetapi mempunyai suami yang
bungkuk. Dan ia mengatakan untuk
memperistri wanita itu. Perempuan itu pun
luluh dengan rayuan Bedawi tersebut, dan
perempan itu pun menyetujui untuk menikah
dengan Bedawi itu.
  Setelah sampai di tepi sungai, Bedawi dan
perempuan itu mandi lalu menikmati
perbekalan yang telah dibawanya. Setelah itu
mereka berjalan-jalan. Dari kejauhan, orang
tua bungkuk itu merasa heran dengan tingkah
laku Bedawi dan istrinya tersebut. Lalu ia
memutuskan untuk menyusul mereka, ia nekat
untuk menyeberangi sungai walaupun
taruhannya nyawa. Setelah turun ke sungai,
orang tua bungkuk tersebut heran karena
ternyata sungai tersebut tidaklah dalam airnya.
 Sesampainya di tepi sungai, orang tua tersebut
Evaluasi pergi ke dusun Masyhudulhakk untuk
mengadukan masalahnya tersebut. Setelah itu,
Masyhudulhakk memanggil Bedawi dan
perempuan tersebut dan menanyakan
‘’siapakah perempuan itu?”
  Bedawi pun menjawab bahwa perempuan itu
adalah istrinya yang telah dinikahinya. Akan
tetapi, orang tua tersebut menyangkal
perkataan Bedawi bahwa perempuan itu adalah
istrinya. Maka terjadilah pertengkaran antara
Bedawi dengan orang tua itu. Dan banyak
orang yang berkerumun melihat kegaduhan
tersebut.
  Lalu Masyhudulhakk menanyakan kepada
perempuan itu, siapakah sebenarnya suaminya
tersebut. Lalu wanita itu menjawab bahwa
suaminya itu adalah Si Panjang,
Masyhudulhakk pun kembali bertanya kepada
mereka tetapi secara bergantian, untuk yang
pertama adalah perempuan itu, dia mengaku
bahwa suaminya adalah si panjang. Namun,
saat ia di tanyai oleh Masyhudulhakk sipakah
mertua laki-laki dan wanitanya serta
dimanakah mertuanya tinggal, ia tidak bisa
menjawabnya.
  Lalu, giliran Si Panjang yang ditanyai oleh
Masyhudulhakk, apakah benar bahwa
perempuan itu adalah istrinya, Si Panjang pun
dengan yakin menjawab bahwa perempuan itu
adalah istrinya, namun setelah ditanyai oleh
Masyhudulhakk siapa nama mertua laki-laki
dan perempuan serta dimana mertuanya
tinngal, ia tidak dapat menjawabnya.
Lalu, Masyhudulhakk melanjutkan
Resolusi pertanyaannya kepada orang tua bungkuk
tersebut, apakah benar perempuan tersebut
adalah istrinya, ia menjawab dengan yakin
bahwa perempuan itu adalah istrinya. Lalu,
Masyhudulhakk menanyakan siapa mertua
laki-laki dan perempuannya serta dimanakah
mertuanya tinggal, orang tua bungkuk itu pun
menjawab dengan jelas pertanyaan dari
Masyhudulhakk tersebut.
   Dari, pengakuan tersebut sudah diketahui
siapa yang salah dan siapa yang benar. Orang
tua bungkuk itu sudah terbukti bahwa dialah
yang benar dan Bedawi itulah yang salah.
Akhirnya, Bedawi dan perempuan itu pun
mengakui kesalahannya dan mendapatkan
hukuman dari Masyhudulhakk sebanyak 100
kali. Masyhudulhakk juga menyuruh Bedawi
itu untuk bertaubat dan tidak melakukan
perbuatan itu lagi
Dari cerita diatas, kita dapat menyimpulkan
Koda bahwa janganlah kita berbohong karena
berbohong itu tidaklah baik, berdosa dan akan
merugikan diri sendiri pada akhirnya. Serta
kita juga harus membantu orang dengan ikhlas
tanpa memikirkan imbalan yang akan
diperoleh, dan bersyukurlah dengan jodoh yang
sudah diberikan Tuhan, janganlah
mengkhianatinya, dan juga jadilah orang yang
bijaksana dalam mengatasi suatu masalah.

Anda mungkin juga menyukai