Anda di halaman 1dari 10

Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 4 Nomor 3 Tahun 2022 Halm 4584 -

4593
EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN
Penelitian & Pembelajaran dalam
Pendidikan
https://edukatif.org/index.php/edukatif/index

Manajemen Pendidikan Islam dalam Tantangan Masyarakat 5.0

Abdullah Haq Reshufle1 , Moh. Rofiki2


Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo, Indonesia1,2
Surel : haqabdullah952@gmail.com1, mohrofiki1984@gmail.com2

Abstrak
Dewasa ini, pendidikan Islam dihadapkan pada tantangan dalam menyongsong era society 5.0. Tantangan
yang lebih memfokuskan pada peningkatan sumber daya manusia karena era society 5.0 menempatkan
manusia sebagai komponen utama. Oleh karena itu, sangat penting dalam pengelolaan pendidikan Islam agar
senantiasa eksis dan dapat menghadapi tantangan era society 5.0. Penelitian ini merupakan studi literatur yang
menginterpretasikan data secara deskripsi analisis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengkaji
problematika dan tantangan serta strategi yang digunakan manajemen pendidikan islam dalam menghadapi era
society 5.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa problematika dan tantangan manajemen pendidikan islam
terkait dengan sumber daya manusia adalah masih kurangnya sumber daya yang memadai dan terdapatnya
kompetensi utama yang harus dimiliki oleh individu yaitu: kreativitas, berpikir kritis, komunikasi dan
kolaborasi. Strategi manajemen pendidikan islam dalam menghadapi era society 5.00 yaitu dengan
menyiapkan sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan digital dan pemikir yang inovatif dan kreatif;
mengubah pradigma lembaga pendidikan; serta menyiapkan pemimpin lembaga pendidikan yang mempunyai
jiwa kepemimpinan dan mampu berkolaborasi sehingga tuntutan akan kebutuhan kecakapan hidup di abad 21
tercapai.
Kata Kunci: manajemen, pendidikan islam, era masyarakat 5.0, globalisasi.

Abstrak
Saat ini, pendidikan Islam dihadapkan pada tantangan dalam menyongsong masyarakat 5.0. Tantangan
tersebut adalah untuk lebih fokus pada peningkatan sumber daya manusia karena masyarakat 5.0
menempatkan manusia sebagai komponen utama. Oleh karena itu, sangat penting dalam pengelolaan
pendidikan Islam untuk selalu eksis dan menghadapi tantangan masyarakat tersebut.
5.0. Penelitian ini merupakan studi literatur yang menginterpretasikan data secara deskriptif analisis.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengkaji permasalahan dan tantangan serta strategi yang
digunakan oleh manajemen pendidikan Islam dalam menghadapi masyarakat 5.0. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa permasalahan dan tantangan manajemen pendidikan Islam yang berkaitan dengan
sumber daya manusia adalah kurangnya sumber daya yang memadai dan kompetensi utama yang harus
dimiliki oleh individu, yaitu: kreativitas, berpikir kritis, komunikasi, dan kolaborasi. Strategi manajemen
pendidikan Islam dalam menghadapi masyarakat 5.0 adalah menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan digital dan pemikir yang inovatif dan kreatif; mengubah paradigma lembaga pendidikan; dan
menyiapkan pemimpin lembaga pendidikan yang memiliki kualitas kepemimpinan dan dapat berkolaborasi
sehingga tuntutan kebutuhan life skill di abad ke-21 tercapai.
Kata kunci: manajemen, pendidikan Islam, masyarakat 5.0, globalisasi.
Hak Cipta (c) 2022 Abdullah Haq Reshufle, Moh. Rofiki

Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 3 Tahun 2022


p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
2 Manajemen Pendidikan Islam dalam Tantangan Masyarakat 5.0 - Abdullah Haq Reshufle, Moh. Rofiki
DOI : https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i3.2820

Penulis Korespondensi
Email : mohrofiki1984@gmail.com ISSN 2656-8063 (Media
Cetak) DOI: https:
//doi.org/10.31004/edukatif.v4i3.2820ISSN 2656-8071 (Media Online)

PENDAHULUAN
Revolusi Industri adalah perubahan teknologi yang signifikan yang mempengaruhi bidang-bidang
lainnya. Pengenalan mesin uap pada tahun 1750 mengawali era revolusi industri yang sering dikenal dengan
sebutan Revolusi Industri 1.0 (Anwar, 2019). Revolusi industri 2.0 dimulai ketika terjadi perubahan dari
mesin uap ke mesin yang menggunakan tenaga listrik. Sementara itu, revolusi industri 3.0 dimulai ketika
proses produksi menggunakan mesin yang dapat kita pindahkan dan dapat dikontrol (Rahayu, 2021).
Kemudian muncul revolusi industri keempat, ketika sistem diarahkan ke bentuk digital dengan bantuan
jaringan (Marsudi & Widjaja, 2019).
Umat Islam saat ini hidup di era modern yang penuh dengan rintangan. Di zaman sekarang ini, umat
Islam harus bersaing dalam hal keunggulan pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman untuk meraih peluang
yang ada (Manik, 2016). Dengan perkembangan zaman saat ini, masyarakat terus melakukan berbagai inovasi
dan kreativitas (Damanhuri, Mujahidin, & Hafidhuddin, 2013). Diyakini bahwa negara kita, Indonesia, saat ini
sedang berada di era revolusi industri 4.0, dimana banyak terobosan-terobosan yang dilakukan dan kecepatan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin meningkat. Tentu saja, dunia harus siap menghadapi berbagai
masalah (Irawan, 2019, Rofiki, 2019). Lebih jauh lagi, peradaban telah memasuki era baru yang dikenal
dengan masyarakat 5.0, di mana manusia menjadi motor penggerak ilmu pengetahuan, teknologi, dan
penemuan-penemuan yang berkembang di era 4.0. Alhasil, di era society 5.0, bangsa Indonesia harus siap
mental untuk menghadapi segala tantangan (Wahyudi, 2021).
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi secara signifikan berdampak pada berbagai aspek kehidupan
(Sanusi, 2019). Dan dengan segala rintangan dalam kehidupan masyarakat yang begitu rumit, begitu pula
dengan pendidikan, dalam menghadapi tantangan yang begitu kompleks, untuk mengatasi rintangan tersebut.
Pendidikan, khususnya pendidikan Islam, memegang peranan penting dalam mengatasi kendala tersebut.
Tentu saja lembaga pendidikan Islam dihadapkan pada berbagai persoalan yang harus diatasi agar tujuan
pendidikan Islam dapat terealisasi secara maksimal. Permasalahan yang dihadapi lembaga pendidikan Islam
dapat dilihat pada visi dan misi lembaga pendidikan Islam, pembelajaran, kompetensi lulusan, tenaga pendidik
dan kependidikan, sarana dan prasarana, serta kurikulum (Julaeha, 2019).
Abad ke-21 ditandai dengan disrupsi perkembangan teknologi yang semakin pesat, sehingga kita
menyadari pentingnya mempersiapkan generasi manusia yang siap menghadapi masyarakat 5.0, yang
merupakan solusi dan respon terhadap dampak munculnya revolusi 4.0, yang telah menghasilkan berbagai
inovasi dalam industri dan masyarakat secara keseluruhan, serta disrupsi yang ditandai dengan dunia yang
penuh gejolak, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas (Kholili, 2021).
Big data yang diperoleh oleh Internet of Things, yang kemudian dapat digunakan untuk membantu
masyarakat meningkatkan taraf hidup menjadi lebih baik (Rahayu, 2021), dengan dukungan keutuhan
lingkungan alam dan virtual, tentu saja akan memberikan dampak yang signifikan terhadap seluruh aspek
kehidupan (Masyithoh, Bintari, & Pratiwi, 2021). Masyarakat 5.0 mengantisipasi gangguan yang ditimbulkan
oleh revolusi industri keempat, yang dapat menimbulkan ketidakpastian yang kompleks dan ambigu. Hal ini
dikhawatirkan juga akan mengikis nilai-nilai karakter manusia yang selama ini terjaga.
Dalam masyarakat 5.0, pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Pendidikan bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, berkarakter, dan manusiawi
(Novrizaldi, 2021). Selain pendidikan, beberapa elemen dan pemangku kepentingan lain akan berperan dalam
mengantarkan era Society 5.0 yang akan datang, di antaranya pemerintah, organisasi kemasyarakatan, dan
seluruh masyarakat. Alhasil, umat Islam, khususnya para ilmuwan, pendidik, cendekiawan, dan pemikir
Muslim, tidak dapat memiliki alasan untuk mengabaikan semua disiplin ilmu, terutama sains dan teknologi,
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 3 Tahun 2022
p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
3 Manajemen Pendidikan Islam dalam Tantangan Masyarakat 5.0 - Abdullah Haq Reshufle, Moh. Rofiki
DOI : https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i3.2820
karena dampak negatif globalisasi dan bencana lingkungan di milenium ini membutuhkan agama yang
senantiasa mendidik dan mengajarkan ke arah perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan. Demikian juga kita
ketahui bersama bahwa tantangan internal pendidikan Islam, baik secara kelembagaan maupun keilmuan,
masih terkendala masalah klasik yang belum terselesaikan, mulai dari manajemen, tenaga pendidik, dan
sumber pendanaan hingga sarana prasarana dan kurikulum (ZA, 2009). Hal ini tentu saja menjadi tantangan
tersendiri di era saat ini, terutama dalam pendidikan, termasuk pendidikan Islam. Seorang guru harus
mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Kompleksitas tantangan tersebut
membutuhkan kemampuan yang memadai di kalangan guru dan seluruh anggota masyarakat di sekitarnya
karena pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia (Hidayati,
2016). Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup, salah satu fungsi dari perkembangan dan
pertumbuhan sosial adalah mempersiapkan dan membentuk kehidupan masyarakat sekitar. Fungsi pendidikan
ini dapat dilakukan melalui pendidikan informal dan nonformal (Umro, 2020).
Keberhasilan manajemen pendidikan Islam akan ditentukan oleh administrasi dan komponen-komponen
yang mendukung pelaksanaan kegiatan, seperti kurikulum, peserta didik, pembiayaan, tenaga pelaksana,
sarana dan prasarana. Semua unsur tersebut diperlukan agar manajemen pendidikan Islam dapat mencapai
tujuannya, yang berarti tidak ada yang lebih penting dari yang lain karena setiap komponen saling bekerja
sama dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian tujuan manajemen pendidikan Islam.
Oleh karena itu, manajemen pendidikan Islam harus menjadi solusi bagi sebuah proses pendidikan yang akan
menghasilkan lulusan atau alumni yang berkarakter, berilmu, dan berakhlakul karimah serta memiliki daya
saing global yang siap menjadi warga dunia dan mampu berkiprah di tengah-tengah masyarakat dengan bekal
ilmu dan kemampuan yang dimiliki tanpa harus meninggalkan jati dirinya.
Manajemen pendidikan Islam dalam menghadapi society 5.0 telah banyak dibahas oleh beberapa
peneliti dari berbagai sudut pandang, di antara karya tulis yang membahas tentang manajemen pendidikan
Islam di era society 5.0 yaitu dalam penelitiannya: (Rahman & Husin, 2022), yang mengkaji tentang
bagaimana strategi manajemen pendidikan Islam khususnya pondok pesantren dalam menghadapi tantangan
di era society 5.0, dalam artikel ini membahas secara khusus bagaimana manajemen pendidikan Islam yang
dilakukan di Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amunti dalam menghadapi tantangan di era society
5.0, dan menjadikan hal tersebut sebagai peluang untuk mengembangkan pendidikan Islam di Pondok
Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amunti.0, dalam artikel ini membahas secara khusus bagaimana manajemen
pendidikan Islam yang dilakukan di Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amunti dalam menghadapi
tantangan masyarakat 5.0 dan menjadikan hal tersebut sebagai peluang sebagai bentuk kemajuan pesantren,
peran santri dalam berinovasi dan berkreasi untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru. Begitu juga dengan
penelitian (Putra, 2019) yang mengatakan bahwa tantangan pendidikan Islam begitu lengkap dalam
menghadapi society 5.0 yang semakin digaungkan oleh pemerintah Jepang, tentunya hal ini akan memberikan
dampak dan pengaruh di Indonesia. Dalam hal ini, pendidikan Islam harus menghadapi tantangan yang terjadi
dan memiliki kemampuan utama dari setiap komponen masyarakat dan pendidikan Islam. Oleh karena itu,
pendidikan Islam yang berkualitas dan kemampuan dalam penguasaan teknologi sangat dibutuhkan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penelitian ini mencoba untuk membahas
permasalahan Manajemen Pendidikan Islam serta tantangan dan strateginya dalam menghadapi masyarakat
5.0. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan menjadi dasar bagi penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan manajemen pendidikan Islam dan masyarakat 5.0.

METODE
Penelitian ini menggunakan metode studi literatur, dimana referensi atau penelusuran literatur berupa
teori-teori yang relevan dan hasil-hasil penelitian yang mendukung permasalahan yang sedang dikaji,
termasuk literatur tentang manajemen pendidikan Islam, globalisasi, dan masyarakat 5.0. Studi literatur
menginterpretasikan data secara deskriptif analisis. Referensi atau literatur banyak diperoleh dari hasil
penelitian yang dipublikasikan di jurnal nasional maupun internasional, artikel, buku, dan website dan relevan
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 3 Tahun 2022
p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
4 Manajemen Pendidikan Islam dalam Tantangan Masyarakat 5.0 - Abdullah Haq Reshufle, Moh. Rofiki
DOI : https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i3.2820
dengan pembahasan. Setelah data terkumpul dan terorganisir, studi literatur akan membahas dan menganalisa
informasi tersebut. Metode analisis deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan
manajemen pendidikan Islam dalam masyarakat 5.0. Langkah-langkah prosedurnya dimulai dari pengumpulan
data, analisis data, dan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tinjauan Manajemen Pendidikan Islam
Dalam dunia pendidikan, manajemen adalah proses yang sangat penting. Manajemen berasal dari
bahasa Latin manus yang berarti tangan, dan agere yang berarti melakukan; Kata-kata ini digabungkan
membentuk kata kerja manage yang berarti menangani, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris
menjadi management yang berasal dari kata to manage yang merupakan sinonim dari kata to hand yang berarti
mengurus, mengendalikan, dan membimbing yang berarti memimpin (Singgih, 2020, M.Rofiki &
Munawaroh, 2021). Manajemen adalah seni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
manusia dan sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Mu`tafi, 2020, M Rofiki & Hasanah,
2021) (Mu`tafi, 2020).
Manajemen pendidikan Islam didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pemotivasian, pengawasan, dan pengembangan segala upaya untuk mengatur dan
memberdayakan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan
Islam yang dilandasi oleh nilai-nilai Islam. Dengan kata lain, manajemen pendidikan Islam adalah
penggunaan berbagai fungsi manajemen untuk mengelola lembaga pendidikan Islam (Hermanto Nst, 2018).
Menurut Ramayulis, manajemen pendidikan Islam memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki
oleh umat Islam, seperti contohnya lembaga pendidikan Islam atau yang lainnya. Hal ini dicapai melalui kerja
sama yang efektif, efisien, dan produktif antar manusia untuk mencapai tujuan, kesejahteraan, dan
kebahagiaan di dunia dan akhirat (Rouf, 2015). Manajemen pendidikan cakupannya lebih luas, meliputi
seluruh kegiatan pendidikan di seluruh dunia, sedangkan manajemen pendidikan Islam lebih berfokus pada
metode yang digunakan dalam pengembangan pendidikan Islam (Singgih, 2020).
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan Islam adalah suatu
proses pendayagunaan seluruh aspek sumber daya dengan bantuan orang lain yang memiliki tujuan yang sama
dan dapat diajak bekerjasama untuk mencapainya secara efektif, efisien, dan produktif dan bahwa pendidikan
Islam merupakan proses transinternalisasi nilai-nilai Nilai-nilai Islam kepada peserta didik dengan tujuan
untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dunia akhirat.

Ulasan Masyarakat 5.0


Society 5.0 adalah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Society 5.0
adalah konsep Jepang untuk masyarakat berbasis teknologi yang berpusat pada manusia. Gagasan ini muncul
sebagai dampak dari Revolusi Industri Keempat yang dinilai berpotensi mengurangi peran manusia.
Kecerdasan buatan akan mengubah data besar yang dikumpulkan melalui internet di semua bidang kehidupan
(Internet of Things) menjadi kebijaksanaan baru yang didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan
manusia dan membuka peluang baru bagi umat manusia melalui masyarakat
5.0. Manusia akan dapat menjalani kehidupan yang lebih bermakna karena adanya transformasi (Putra, 2019).
Tidak hanya itu, konsep ini juga didukung oleh pertimbangan aspek humaniora, sehingga menghasilkan
gagasan keseimbangan dalam implementasi teknologi. Berbagai layanan masa depan di berbagai sektor juga
diperlukan untuk menciptakan masyarakat yang didefinisikan sebagai masyarakat yang cerdas. Hal ini dapat
dicapai dengan memiliki kemampuan teknologi yang kuat dan sumber daya manusia yang berbakat di
bidangnya masing-masing untuk menjalankan profesinya secara digital sekaligus memberikan kontribusi pada
layanan yang lebih baik dan mudah diakses bagi masyarakat sekitar (Hastanti & Khusna, 2020). Industri 4.0
telah menjadi tujuan dalam perkembangan teknologi di berbagai sektor dan wilayah, serta aspek manusia yang
sering kali tidak terkendali (Yunas, 2020).
Society 5.0 merupakan pelopor dari ide harapan baru yang dapat menyelesaikan masalah yang muncul
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 3 Tahun 2022
p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
5 Manajemen Pendidikan Islam dalam Tantangan Masyarakat 5.0 - Abdullah Haq Reshufle, Moh. Rofiki
DOI : https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i3.2820
namun membutuhkan banyak pengembangan terutama dari segi teknologi untuk mengantarkan masyarakat
5.0 tersebut. Selain itu untuk melakukan revolusi besar-besaran, diperlukan juga modal yang cukup. Dalam
hal ini, kualitas sumber daya manusia menjadi hal yang penting dalam membentuk sebuah sistem yang
terintegrasi dan memenuhi persyaratan. Jika semua sumber daya telah tersedia, mengubah dunia menjadi
masyarakat 5.0 bukan lagi sebuah mimpi. Hal ini sangat mungkin terjadi, mengingat pesatnya perkembangan
teknologi di seluruh belahan dunia dan penemuan-penemuan teknologi baru yang dapat membantu masyarakat
bekerja dan hidup dengan lebih nyaman.
Dalam masyarakat 5.0, prinsip keseimbangan dalam pengembangan bisnis dan ekonomi dengan
lingkungan sosial adalah suatu keharusan. Dengan hadirnya teknologi dalam masyarakat 5.0, beberapa isu
yang muncul dalam Revolusi Industri 4.0 yaitu menurunnya interaksi sosial masyarakat, dampak
industrialisasi, dan kesempatan kerja (Nastiti & Abdu, 2020). Tentu saja, masyarakat 5.0 adalah untuk
menciptakan masyarakat yang dapat menikmati hidup secara maksimal dengan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat secara keseluruhan. Selain itu, tujuan yang ingin dicapai oleh masyarakat
5.0 adalah untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan penyelesaian masalah yang ada di
masyarakat (Putra, 2019). Tentunya hal ini akan mengurangi kesenjangan antar masyarakat karena konsep ini
akan mampu menyelesaikan permasalahan manusia (Umro, 2020).

Masalah dan Tantangan Manajemen Pendidikan Islam di Masyarakat 5.0


Globalisasi sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat kita dan dikenal dalam kehidupan sehari-hari.
Globalisasi juga sering diterjemahkan sebagai gambaran peradaban yang maju dan menjadi impian dalam
kehidupan manusia. Globalisasi merupakan fenomena yang terjadi kapan saja dan dimana saja serta menyebar
dengan cepat ke seluruh dunia dalam ide, informasi, produksi, pembangunan, pengetahuan, pembelajaran,
kriminalitas, dan lain sebagainya (Mighfar, 2018). Kemudahan dalam bertransformasi dan berkomunikasi
menjadi ciri khas dalam bidang teknologi yang dapat kita jangkau kapanpun dan dimanapun. Dengan kata
lain, dapat digambarkan bahwa dunia saat ini adalah dunia yang bebas dari batas-batas spasial dan temporal
yang tidak menjadi penghalang dalam berbagai situasi (Tidjani, 2017).
Globalisasi pada umumnya dilandasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di
bidang informasi dan inovasi teknologi baru yang dapat mempermudah kehidupan sehari-hari, memudahkan
kerjasama regional dan internasional, serta telah menyatu dalam kehidupan masyarakat dari berbagai bangsa
dan negara di seluruh penjuru dunia tanpa mengenal batas. Namun demikian, hanya sedikit orang yang
menyadari dan memahami secara kritis bahaya globalisasi yang secara sistematis mengancam kehidupan
masyarakat sehari-hari, karena globalisasi hanya dipahami dari sisi kemajuan teknologi daripada aspek-aspek
lain yang memiliki implikasi sosial yang luar biasa dalam kehidupan. Kecanggihan teknologi dan informasi
harus dihayati dan diaplikasikan secara bijak oleh para pengguna teknologi, bukan sesuatu yang boleh atau
tidak boleh dilakukan. Karena kita hidup di masa dimana teknologi menyebar begitu cepat dan informasi
mudah diterima. Kecanggihan teknologi ini tidak lain adalah buatan. Penyebaran teknologi yang dapat
mengubah kebiasaan dan gaya hidup manusia telah menghasilkan budaya teknologi masa kini. Upaya
pendidikan Islam harus lebih fokus pada pembelajaran, pendalaman, dan pengamalan ilmu agama melalui
proses belajar mengajar untuk menjawab tantangan zaman modern (Mukti, 2018).
Kini, peradaban baru telah muncul, yaitu era Society 5.0, di mana manusia diharapkan mampu
menggerakkan dan mengonsumsi inovasi dan kreativitas yang tumbuh di era Industri 4.0. Hal ini kemudian
menjadi tantangan bagi seluruh pendidikan Indonesia, khususnya pendidikan Islam, untuk dapat bersaing
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (Husin, Ambiyar, & Syah, 2022). Misalkan pengelolaan pendidikan
Islam masih mempertahankan sistem pembelajaran tradisional tanpa memasukkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang telah berkembang dari masa ke masa. Dalam hal ini, pendidikan Islam tidak akan mampu
bersaing dalam menghadapi setiap tantangan arus informasi dan teknologi informasi. Sebaliknya, jika
manajemen pendidikan Islam mampu mengkolaborasikan keduanya, maka akan menghasilkan generasi yang
unggul, cerdas, dan siap menghadapi segala tantangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditawarkan
dunia.
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 3 Tahun 2022
p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
6 Manajemen Pendidikan Islam dalam Tantangan Masyarakat 5.0 - Abdullah Haq Reshufle, Moh. Rofiki
DOI : https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i3.2820
Tantangan manajemen pendidikan Islam di era masyarakat 5.0 adalah sumber daya manusia. Hal ini
dikarenakan masyarakat 5.0 menempatkan manusia sebagai komponen utamanya. Menurut Wardhana,
masyarakat 5.0 menuntut setiap individu untuk memiliki tiga kemampuan utama, yaitu kreativitas, berpikir
kritis, komunikasi, dan kolaborasi. Selain itu, sumber daya manusia harus memiliki kemampuan dasar dalam
teknologi digital dan pola pikir kreatif karena persyaratan kompetensi berfokus pada pemecahan masalah,
kolaborasi, berpikir kritis, dan kemampuan kreatif (Novrizaldi, 2021).

Ada beberapa masalah yang dihadapi oleh manajemen pendidikan Islam dalam mempersiapkan diri
menghadapi masyarakat 5.0 (Putra, 2019), antara lain kurangnya sumber daya yang memadai dalam dunia
pendidikan, seperti guru, dosen, dan tenaga kependidikan lainnya. Akibatnya, seorang guru harus mampu
menghadapi segala tantangan masa depan yang akan mengurangi nilai pendidikan Islam di mata masyarakat
karena pendidikan Islam dianggap kurang mampu memenuhi ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkembang di Indonesia (Afida, Diana, & Agus Puspita, 2021).
Selain itu, minimnya sarana dan prasarana, baik dari segi gedung, media pembelajaran, maupun
teknologi, menjadi masalah tersendiri bagi pendidikan Islam di masyarakat 5.0 (Zaeni, Fauyan, & Fadhilah,
2018). Berbicara mengenai sarana pendidikan, tidak jarang ditemukan lembaga pendidikan Islam di daerah
pedesaan yang memiliki bangunan yang sudah tidak layak untuk proses pembelajaran. Selain itu, media
pembelajaran yang digunakan untuk menunjang proses belajar mengajar pun masih kurang memadai.

Strategi Manajemen Pendidikan Islam dalam Tantangan Masyarakat 5.0


Berbagai masalah dan kendala akan muncul akibat masuknya masyarakat 5.0, sehingga membutuhkan
persiapan mental dari lembaga pendidikan, khususnya yang bergerak di bidang pendidikan Islam. Era ini
mengantarkan pada era baru dengan sistem yang semakin inventif dan disruptif. Hal ini menyisakan dua
pilihan: berubah atau kalah; Situasi ini tidak dapat dihindari, dan berbagai solusi telah diterapkan untuk
mengimbangi peradaban masyarakat 5.0 saat ini (Rahman & Husin, 2022).
Banyak masalah, tantangan, dan perubahan yang akan terjadi, sehingga yang harus dilakukan oleh
satuan pendidikan sebagai gerbang utama adalah mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dalam
masyarakat 5.0 ini. Pemerintah Jepang memperkenalkan masyarakat 5.0 sendiri pada tahun 2019 sebagai
antisipasi gejolak disruptif akibat revolusi industri 4.0 yang menimbulkan ketidakpastian yang kompleks, yang
dikhawatirkan serbuan tersebut dapat mengikis nilai-nilai karakter manusia yang selama ini dipertahankan
(Prayoga & Lajira, 2022). Dalam menghadapi masyarakat 5.0, dunia pendidikan memegang peranan penting
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Selain manajemen pendidikan Islam, ada beberapa
elemen dan petinggi yang menjalankan fungsi penting. Misalnya, organisasi kemasyarakatan, pemerintah, dan
seluruh masyarakat juga turut serta dalam menyongsong masyarakat 5.0 yang akan datang. Dalam
menghadapi tantangan tersebut, manajemen pendidikan Islam harus berbenah dan menggunakan strategi yang
tepat agar siap menghadapi serbuan masyarakat 5.0 ini.
Ada dua hal utama yang harus dilakukan untuk menghadapi society 5.0 yaitu beradaptasi dan
berkompeten, ketika kita beradaptasi dengan society 5.0, kita perlu juga mengetahui perkembangan generasi
selanjutnya. Generasi yang diberi istilah baby boomers ini adalah dimana jumlah pencapaian kelahiran terjadi
hingga terjadi transformasi peradaban manusia dari beberapa generasi yang dimulai dari generasi x hingga
generasi α (Wicaksono, Kasmantoni, & Walid, 2021). Dalam dunia pendidikan, langkah yang diperlukan
untuk menjawab semua tantangan di masyarakat 5.0 adalah perlunya kecakapan hidup di abad ke-21 yang
dikenal dengan 4C (Creativity, Critical Thinking, Communication, dan Collaboration), yang dalam hal ini
berarti guru diharapkan untuk kreatif. Mengajar, mendidik, menginspirasi, dan menjadi teladan yang baik bagi
para siswanya (Ibda, 2020).
Beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen pendidikan Islam dalam menghadapi tantangan
masyarakat 5.0, terutama dari sisi sumber daya manusia yang berprofesi sebagai guru, yaitu harus memiliki
keterampilan digital dan menjadi pemikir yang inovatif. Guru harus lebih imajinatif dan dinamis di dalam
kelas di era society 5.0, kemudian menggunakan teknologi untuk kegiatan belajar mengajar (Rahayu, 2021).

Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 3 Tahun 2022


p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
7 Manajemen Pendidikan Islam dalam Tantangan Masyarakat 5.0 - Abdullah Haq Reshufle, Moh. Rofiki
DOI : https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i3.2820
Alhasil, seorang guru harus mampu menghadapi rintangan yang akan muncul. Lebih lanjut, guru harus
memiliki talenta utama yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut (Siswati, 2018). Selain itu, guru
memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan nilai-nilai yang harus dimiliki oleh masyarakat
Indonesia (Novrizaldi, 2021).
Guru di era masyarakat 5.0 haruslah guru yang mengutamakan siswa. Ini berarti membuat perubahan
untuk siswa, bertindak tanpa diminta, terus berinovasi, dan berpihak pada siswa. Banyak orang
mempertanyakan peran guru mengingat perubahan ini seolah-olah telah digantikan oleh teknologi (Nastiti &
Abdu, 2020). Teknologi big data yang dikumpulkan oleh Internet of Things (IoT) ditransformasikan oleh
Artificial Intelligence menjadi sesuatu yang dapat membantu manusia untuk membuat hidup mereka lebih
baik di masyarakat 5.0. Kesehatan, pemerintahan, transportasi, pertanian, industri, dan pendidikan semuanya
akan terpengaruh oleh masyarakat 5.0. (Utami, Rohman, & Suriyah, 2021). Guru sebagai individu yang
berhadapan langsung dengan siswa harus mampu mengembangkan kemampuan dalam pembelajaran yang
meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Pengetahuan dan keterampilan berkaitan erat dengan
kompetensi siswa, sedangkan sikap dan nilai berkaitan dengan pembentukan karakter siswa. Siswa harus
menguasai keempat kompetensi tersebut melalui interaksi yang diperoleh dalam kehidupannya di sekolah
(dengan guru dan teman), di rumah (dengan orang tua dan keluarga), dan di lingkungan sekitar (Novrizaldi,
2021, Diana, Rahmah, & Rofiki, 2022).
Lembaga pendidikan Islam juga harus mengubah paradigma pendidikannya untuk menjawab tantangan
masyarakat 5.0. Untuk mengukur integritas kurikulum pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan Islam,
yaitu secara spesifik guru sebagai fasilitator, guru menjadi inspirasi, dan teladan bagi tumbuhnya kreativitas
bagi peserta didik serta pengajar yang dapat memotivasi untuk terus belajar bagi setiap peserta didiknya
(Nurdiana & Harsoyo, 2021). Begitu juga dengan sistem pendidikan nasional yang berbasis teknologi dan
infrastruktur yang memadai sangat dibutuhkan untuk menciptakan sekolah yang baik (Herawati, Tobari, &
Missriani, 2020).
Selain itu, diperlukan juga pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan dan dapat mengelola
pendidikan Islam dengan baik, serta menjalin kerja sama dengan pemerintah dan lingkungan sekitar untuk
mewujudkan kegiatan sekolah dan kegiatan pembelajaran (H, Ekawarna, & Haryanto, 2022). Sementara itu,
untuk meningkatkan sumber daya manusia, baik kepala sekolah, guru, maupun pihak terkait perlu melakukan
pembinaan dan pembelajaran lebih lanjut baik di tingkat lokal maupun internasional sehingga dari
pembelajaran dan pembinaan tersebut, mereka mampu menjawab tantangan dunia industri yang sedang
menghadapi masyarakat 5.0.
Dalam masyarakat 5.0 saat ini tentunya dengan perkembangan jaman yang semakin maju dan semakin
memberikan harapan baru bagi masyarakat, dimana masyarakat dihadapkan pada teknologi yang dapat
mengakses ruang virtual seperti ruang fisik dan teknologi dalam masyarakat yang berbasis big data serta
robot-robot yang digunakan untuk mendukung dan membantu pekerjaan manusia, efek dari teknologi adalah
dapat menimbulkan kesenjangan sosial, bahasa, usia dan semua kebutuhan khusus yang didesain untuk
memenuhi kebutuhan individu, dalam dunia pendidikan, proses pembelajaran siswa dihadapkan langsung
dengan robot yang didesain untuk menggantikan guru atau bahkan dapat dikontrol dari jarak jauh. Jauh dari
institusi, proses belajar mengajar dapat terjadi kapan saja dan dari lokasi mana saja.
Pada abad ke-20, pendidikan berfokus pada informasi yang bersumber dari buku. Hal tersebut berfokus
pada wilayah lokal dan nasional saja, sedangkan di era sekarang ini, pendidikan lebih berfokus pada segala
usia dimana setiap anak menjadi bagian dari masyarakat dari pembelajaran yang bersumber dari berbagai
macam sumber, tidak hanya dari buku namun juga dari internet, tentunya tidak lepas dari platform teknologi
dan informasi, contohnya saja di negara kita sendiri, Indonesia yang dalam hal ini adalah kebebasan belajar
dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Dalam rangka menghadapi era revolusi industri 4.0, pendidikan di
Indonesia membutuhkan setidaknya enam keterampilan dasar literasi, yaitu kemampuan membaca,
menganalisis, dan menggunakan informasi atau big data, kemudian melek teknologi.0, membutuhkan
setidaknya enam keterampilan dasar literasi, yaitu kemampuan membaca, menganalisis, dan menggunakan
informasi atau big data di dunia digital, kemudian melek teknologi, memahami cara kerja mesin dan aplikasi,
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 3 Tahun 2022
p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
8 Manajemen Pendidikan Islam dalam Tantangan Masyarakat 5.0 - Abdullah Haq Reshufle, Moh. Rofiki
DOI : https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i3.2820
yaitu coding, kecerdasan buatan, machine learning, prinsip-prinsip rekayasa, bitech, dan terakhir literasi
manusia, yaitu human literacy, yaitu humaniora, komunikasi, dan desain (Sueca, 2021).

KESIMPULAN
Pendidikan Islam sangat erat kaitannya dengan dakwah Islam. Selain itu, pendidikan Islam juga
berfungsi untuk menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat umum. Lembaga pendidikan Islam akan
semakin menonjol dan diperhatikan di kancah global karena kemampuannya dalam membekali peserta didik
dengan kecakapan intelektual dan juga mampu mencetak manusia yang berkarakter, berlandaskan keimanan
dan akhlak mulia, serta berpikir kritis. Di era Society 5.0, pendidikan Islam harus mengalami reformulasi agar
tetap menjadi solusi bagi permasalahan masyarakat, tentunya dengan mengembangkan sumber daya manusia
yang berkualitas, mengembangkan pendidikan yang maju dengan penguasaan IPTEK, dan meningkatkan
IPTEK. Di era Society 5.0, pendidikan Islam harus mampu memenuhi infrastruktur yang ada di negara ini,
mengembangkan sumber daya manusia yang ada, menyelaraskan pendidikan dengan industri, dan
menggunakan teknologi sebagai alat pembelajaran. Menyadari bahwa pendidikan Islam menghadapi berbagai
permasalahan, maka diharapkan dengan menerapkan manajemen pendidikan yang baik, pendidikan Islam
akan berbenah diri, khususnya di era Society 5.0, sehingga pendidikan Islam dapat mempersiapkan sumber
daya manusia yang unggul dan handal serta menjadikan memberikan banyak kontribusi positif untuk
membangun masyarakat. masa depan bangsa dan negara secara keseluruhan dalam berbagai aspek kehidupan.

REFERENSI
Afida, I., Diana, E., & Agus Puspita, D. M. . (2021). Merdeka Belajar Dan Pendidikan Kritis Paulo Friere
Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Falasifa : Jurnal Studi Keislaman, 12(2), 45-61.
Https://Doi.Org/10.36835/Falasifa.V12i02.553
Anwar, S. (2019). Revolusi Industri 4.0. Strategi Dakwah Isalam Dalam Merespon Tantangan Teknologi
Digitalisasi. At- Tuhfah: Jurnal Studi Keislaman, 8(2), 16-28.
Damanhuri, A., Mujahidin, E., & Hafidhuddin, D. (2013). Inovasi Pengelolaan Pesantren Dalam Menghadapi
Persaingan Di Era Globalisasi. Ta'dibuna: Jurnal Pendidikan Islam, 2(1), 17.
Https://Doi.Org/10.32832/Tadibuna.V2i1.547
Diana, E., Rahmah, N., & Rofiki, M. (2022). Manajemen Pembelajaran Blended Learning: Upaya
Mengembangkan Soft Skills Mahasiswa Di Era New Normal. Jurnal Basicedu, 6(3), 4272-4281.
H, C. S., Ekawarna, E., & Haryanto, E. (2022). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tim Kerja, Dan
Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Guru. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(1), 879-886.
Https://Doi.Org/10.31004/Edukatif.V4i1.1987
Hastanti, A. D., & Khusna, F. A. (2020). Rumus Perbesaran Usaha: Internalisasi Nilai Pembelajaran Dalam
Perspektif Islam Di Era Revolusi Industri 4.0. Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam Dan
Sains, 2, 155-159.
Herawati, N., Tobari, & Missriani. (2020). Analisis Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Sekolah
Dasar Negeri 20 Tanjung Raja Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Pendidikan Tambusai, 4(2), 1684-1690.
Hermanto Nst, M. (2018). Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan Islam. Al-Muaddib : Jurnal Ilmu-
ilmu Sosial & Keislaman, 3(1), 228-249. Https://Doi.Org/10.31604/Muaddib.V1i1.471
Hidayati, N. (2016). Konsep Integrasi Tripusat Pendidikan Terhadap Kemajuan Masyarakat. Edukasi, 11(1),
203-224. Retrieved From Http://Journal.Stainkudus.Ac.Id/Index.Php/Edukasia/Article/View/811
Husin, M., Ambiyar, A., & Syah, N. (2022). Tantangan Informasi Dan Layanan Dalam Revolusi Industri 5.0
Terhadap Kepuasan Mahasiswa: Analisis Empiris Pada Jurusan Teknik Elektronika. Edukatif : Jurnal
Ilmu Pendidikan, 4(1), 887-897. Https://Doi.Org/10.31004/Edukatif.V4i1.1956
Ibda, H. (2020). Pembelajaran Bahasa Indonesia Berwawasan Literasi Baru Di Perguruan Tinggi Dalam
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 3 Tahun 2022
p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
9 Manajemen Pendidikan Islam dalam Tantangan Masyarakat 5.0 - Abdullah Haq Reshufle, Moh. Rofiki
DOI : https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i3.2820
Menjawab Tantangan Era Revolusi Industri 4.0. Jalabahasa, 15(1), 48-64.
Https://Doi.Org/10.36567/Jalabahasa.V15i1.227
Irawan, I. K. A. (2019). Persona Pemimpin Muda Di Era Revolusi Industri 4.0 I. Journal Of Chemical
Information And Modeling, 53(9), 1689-1699.
Julaeha, S. (2019). Problematika Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Karakter. Jurnal Penelitian
Pendidikan Islam, 7(2), 157. Https://Doi.Org/10.36667/Jppi.V7i2.367
Kholili, Y. (2021). Tantangan Pesantren Di Era Revolusi Masyarakat 5.0. Amca Jurnal Agama Dan
Masyarakat, 1(1), 8-12. Https://Doi.Org/10.51773/Ajrs.V1i1.33
Manik, M. A. (2016). Tantangan Manajemen Pendidikan Islam Dalam Menghadapi Era Globalisasi. Jurnal
Ihya' Al 'Arabiyah, 2(1), 47-62.
Marsudi, A. S., & Widjaja, Y. (2019). Industri 4.0 Dan Dampaknya Terhadap Financial Technology Serta
Kesiapan Tenaga Kerja Di Indonesia. Ikraith Ekonomika, 2(2), 1-10.
Masyithoh, D., Bintari, D. P., & Pratiwi, D. M. (2021). Pentingnya Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Pada
Remaja Di Era Society 5.0. Jurnal Sumbangsih, 2(1), 156-163. Https://Doi.Org/10.23960/Jsh.V2i1.48
Mighfar, S. (2018). Menggagas Pendidikan Humanis Religius: Belajar Dari Model Pendidikan Pesantren.
Jurnal Pendidikan Islam Indonesia, 2(2), 159-180. Https://Doi.Org/10.35316/Jpii.V2i2.69
Mu`Tafi, A. (2020). Pilar-Pilar Manajemen Sumber Daya Manusia (Msdm) Dalam Menghadapi Era Global.
Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam, 20(2), 106-125. Https://Doi.Org/10.32699/Mq.V20i2.1710
Mukti, F. D. (2018). Integrasi Literasi Sains Dan Nilai-Nilai Akhlak Di Era Globalisasi. Abdau: Jurnal
Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, 1(1), 318-338. Https://Doi.Org/10.36768/Abdau.V1i2.18
Nastiti, F., & Abdu, A. (2020). Kajian: Kesiapan Pendidikan Indonesia Menghadapi Era Masyarakat 5.0.
Edcomtech Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 5(1), 61-66.
Https://Doi.Org/10.17977/Um039v5i12020p061
Novrizaldi, N. (2021). Pendidikan Berperan Penting Dalam Menyongsong Smart Society 5.0. Retrieved From
Https://Www.Kemenkopmk.Go.Id/Pendidikan-Berperan-Penting-Dalam-Menyongsong-Smart-Society- 50
Nurdiana, W., & Harsoyo, R. (2021). Mengukur Integritas Kurikulum Pendidikan Indonesia Dalam
Menghadapi Era Society 5.0. 3(2), 58-68.
Prayoga, R. A., & Lajira, T. (2022). Stategi Pengembangan Kualitas Sdm "Generasi Millenial & Generasi Z"
Dalam Menghadapi Persaingan.1(1), 37-40.
Putra, P. H. (2019). Tantangan Pendidikan Islam Dalam Menghadapi Society 5.0. Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu
Keislaman, 19(2), 99-110. Https://Doi.Org/10.32939/Islamika.V19i02.458
Rahayu, K. N. S. (2021). Sinergi Pendidikan Menyongsong Masa Depan Indonesia Di Era Society 5.0.
Edukasi: Jurnal Pendidikan Dasar, 2(1), 87-100. Retrieved From
Https://Stahnmpukuturan.Ac.Id/Jurnal/Index.Php/Edukasi/Article/View/1395
Rahman, S. A., & Husin, H. (2022). Strategi Pondok Pesantren Dalam Menghadapi Era Society 5.0. Jurnal
Basicedu, 6(2), 1829-1836.
Rofiki, M. (2019). Urgensi Supervisi Akademik Dalam Pengembangan Profesionalisme Guru Di Era Industri
4.0 Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia, 2(3), 502-514.
Rofiki, M., & Hasanah, J. (2021). Mengupas Manajemen Pembelajaran I'dadiyah Pondok Pesantren Nurul
Jadid Dalam Bina Baca Al-Quran Dan Furudul 'Ainiyah. Jurnal Al-Murabbi, 2(2), 11-23. Retrieved
From Https://Jurnal.Yudharta.Ac.Id/V2/Index.Php/Pai/Article/View/2527
Rofiki, M., & Munawaroh, W. (2021). Pengantar Manajemen Pendidikan Islam: Teori Dan Praktik Di
Sekolah (K. Rasmana, Ed.). Malang: Cv Ampuh Multi Rejeki.
Rouf, A. (2015). Transformasi Dan Inovasi Manajemen Pendidikan Islam. Jurnal Kependidikan, Iii(2), 138-
162.
Sanusi, U. (2019). Peran Pancasila Dalam Perkembangan Dan Kemajuan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi.
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 3 Tahun 2022
p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
10 Manajemen Pendidikan Islam dalam Tantangan Masyarakat 5.0 - Abdullah Haq Reshufle, Moh. Rofiki
DOI : https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i3.2820
Jurnal Tedc, 13(3), 311-318. Retrieved Dari
Http://Ejournal.Poltektedc.Ac.Id/Index.Php/Tedc/Article/View/316
Singgih, P. A. (2020). Manajemen Pendidikan Islam Ditinjau Dari Tripusat Pendidikan. Alasma: Jurnal
Media Informasi Dan Komunikasi Ilmiah, 2(1), 43-58.
Siswati, V. (2018). Pesantren Terpadu Sebagai Solusi Problematika Pendidikan Agama Islam Di Era
Globalisasi. Jurnal Pendidikan Islam Indonesia, 2(2), 123-138. Https://Doi.Org/10.35316/Jpii.V2i2.67
Sueca, I. N. (2021). Wacana Ilmu Pengetahuan Dan Agama: Resolusi Problem Pendidikan Agama Hindu
Menyongsong Masyarakat 5.0. Pusat Pendidikan Hindu Era Majapahit.
Tidjani, A. (2017). Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Menghadapi Tantangan Globalisasi. Jurnal
Reflektika, 13(1), 96-126.
Umro, J. (2020). Tantangan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menghadapi Era Society 5.0. Jurnal Al-
Makrifat, 5(1), 79-95.
Utami, A. D., Rohman, N., & Suriyah, P. (2021). Pelatihan Internet Marketing Guna Meningkatkan Daya.
Proseding Seminar Penelitian Dan Pengabdian 2021, (2013), 1483-1489.
Wahyudi, W. (2021). Peran Pendidik Dalam Pembinaan Karakter Peserta Didik Menghadapi Era Masyarakat
5.0 Jurnal Lentera: Kajian Keagamaan, Keilmuan Dan Teknologi, 20(1), 115-129.
Wicaksono, D. S., Kasmantoni, & Walid, A. (2021). Peranan Pondok Pesantren Dalam Menghadapi Generasi
Alfa Dan Tantangan Dunia Pendidikan Era Society 5.0. Jurnal Pendidikan Tematik, 2(2), 181-189.
Yunas, N. S. (2020). Implementasi E-Government Dalam Meminimalisasi Praktik Rent Seeking Behaviour
Pada Birokrasi Pemerintah Kota Surabaya. Matra Pembaruan, 4(1), 13-23.
Https://Doi.Org/10.21787/Mp.4.1.2020.13-23
Za, T. (2009). Ilmu Pendidikan Islam (Antara Tradisional Dan Modern). Kuala Lumpur: Al-Jendrami Press.
Zaeni, A., Fauyan, M., & Fadhilah, N. (2018). Kualifikasi, Persepsi, Dan Kompetensi Guru Pai Smp/Mts Se-
Kota Pekalongan Dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Tik Di Era Generasi Z. Jurnal
Litbang Kota Pekalongan, 14, 95-111. Https://Doi.Org/10.54911/Litbang.V14i0.70

Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 3 Tahun 2022


p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071

Anda mungkin juga menyukai