Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATA KULIAH PENCEMARAN DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

OBJEK POLUTAN ISPROPIL ALCOHOL

DOSEN :

DR. MOHAMAD YANI

MARIA EDNA HERAWATI

P0502202049

PROGRAM STUDI
PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
I. PENDAHULUAN
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk
hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No.
4 Tahun 1982).
Pencemaran beradasarkan tempatnya dapat dibagi menjadi 3 yaitu pencemaran udara,
air, dan tanah. Pencemaran berdasarkan macam bahan pencemar dapat dibedakan menjadi
pencemaran kimiawi, biologi, fisik, dan suara. Berdasarkan tingkat pencemarannya dapat
dibedakan menjadi pencemaran ringan, sedang dan berat.
Pencemaran lingkungan dapat diketahui dari pengukuran dengan menggunakan
parameter pencemaran. Parameter pencemaran digunakan sebagai indikator terjadinya
pencemaran dan tingkat pencemaran yang terjadi. Parameter pencemaran meliputi
parameter fisik, kimia, dan biologi.
Pencemaran muncul akibat dari kegiatan manusia atau berasal dari alam (gunung
Meletus dan gas beracun). Pencemaran yang terjadi akibat aktivitas manusia tidak dapat
dihindari, namun dapat dicegah dan dikendalikan. Kegiatan yang bisa dilakukan adalah
mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaram meningkatkan kesadaran, serta
melakukan prosedur keselamatan terhadap bahan pencemar.
Bahan atau zat yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat suatu zat
disebut polutan apabila keberadaanya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk
hidup. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: jumlahnya melebihi jumlah normal.
Misalnya karbon diosida dalam jumlah cukup bermanfaat untuk proses fotosintesis, namun
apabila ada dalam jumlah banyak, dapat menyebabkan keracunan bahkan kematian bagi
manusia. Selain itu, polutan juga memiliki sifat merusak untuk sementara dan merusak
dalam waktu lama.
Isopropyl alcohol untuk pertama kali diperkenalkan oleh “Barthelot” pada tahun 1855,
dimana reaksi pembentukannya didasarkan pada reaksi propylene dengan asam sulfat
selanjutnya senyawa tersebut di hidrolisa dengan menggunakan air dan selanjutnya senyawa
akan terbentuk alkohol (Barthelot, 1855). Isopropyl alcohol kemudian menjado pelarut
umum yang digunakan dalam sektor industri. Isopropyl alcohol digunakan dalam bidang
pertanian, obat – obatan, dan antiseptik. Contoh penggunaan isopropyl alcohol dalam
kehidupan sehari – hari antara lain dalam obat – obatan, produk rumah tangga, hand
sanitizer, dan produk perawatan pribadi.

II. KARAKTERISTIK LIMBAH PENCEMAR


Sinonim 2-propanol, isopropanol, IPA
Rumus kimia (CH3)2CHOH
Berat molekul 60.10 g/mol
Sifat fisik dan kimia
Bentuk cair
Warna tidak berwarna
Bau seperti alkohol
Ambang bau 1,0 - 196,1 ppm
Ph pada 20 °C netral
Titik lebur -89,5 °C
Titik didih/rentang didih 82,4 °C pada 1.013 hPa
Laju penguapan Tidak tersedia informasi
Flamabilitas (padatan, gas) Tidak tersedia informasi
Terendah batas ledakan 2 %(V)
Tertinggi batas ledakan 13,4 %(V)
Tekanan uap 43 hPa
Kerapatan (densitas) uap 2,07
relative
Densitas 0,786 g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif Tidak tersedia informasi
Kelarutan dalam air pada 20 °C larut
Koefisien partisi (n-oktanol/air) Pedoman Tes OECD 107 Diperkirakan tidak
ada potensi bioakumulasi
Suhu dapat membakar diri Tidak tersedia informasi
sendiri
(auto-ignition temperature)
Suhu penguraian Dapat didistilasi dalam kondisi tidak terurai
(undecomposed) pada tekanan normal
Sifat peledak Tidak diklasifikasikan sebagai mudah
meledak
Sifat oksidator tidak ada

Bahan berbahaya menurut peraturan (EC) No 1272/2008


Bahan Klasifikasi Konsentrasi
2-propanol Cairan mudah terbakar, ≤ 100%
Kategori 2, H225 Iritasi
mata, Kategori 2, H319
Toksisitas pada organ
sasaran spesifik - paparan
tunggal, Kategori 3, H336

Komponen berbahaya (1999/45/EC)


Bahan Klasifikasi Konsentrasi
2-propanol F, amat mudah menyala, ≤ 100%
R11
Xi, Iritan; R36 R67

Pelabelan menurut peraturan (EC) No 1272/2008

Kata Sinyal Bahaya


Pernyataan bahaya (s)
H225 Cairan dan uap amat mudah menyala.
H319 Menyebabkan iritasi mata yang serius.
H336 Dapat menyebabkan mengantuk dan pusing.
Pernyataan kehati-hatian (s)
Pencegahan
P210 Jauhkan dari panas/percikan/api terbuka /permukaan yang panas. - Dilarang merokok.
P240 Tanam /Bond wadah dan peralatan penerima.
Respons
P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama dengan air untuk
beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya.Lanjutkan membilas. Penyimpanan
P403 + P233 Simpan di tempat berventilasi baik. Jaga wadah tertutup kedap/rapat.

NAB Bahan kimia isopropyl alcohol (Menurut Permenkes No. 70 Tahun 2016 tentang
Sistem Kesehatan Lingkungan Kerja
Parameter Nomor Notasi NAB TWA NAB STEL NAB Ceiling
CAS (C)
ppm Mg/m3 ppm Mg/m3 ppm Mg/m3
Isopropyl alcohol 67-63-0 A4; BEI 400 500
Eye & URT Ir, CNS
Impair

NAB bahan kimia dalam ppm atau mg/m3 adalah konsentrasi rata-rata pajanan bahan kimia
tertentu yang dapat diterima oleh hampir semua pekerja tanpa mengakibatkan gangguan
kesehatan atau penyakit dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam
perhari dan 40 jam perminggu.
NAB terdiri dari TWA, STEL dan Ceiling dengan pengertian sebagai berikut:
1) TWA (Time Weighted Average) adalahkonsentrasi ratarata tertimbang waktu di tempat
kerja yang dapat diterima oleh hampir semua pekerja tanpa mengakibatkan gangguan
kesehatan atau penyakit, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam
perhari dan 40 jam perminggu.
2) STEL (Short Term Exposure Limit) adalah konsentrasi rata-rata tertinggi dalam waktu
15 menit yang diperkenankan dan tidak boleh terjadi lebih dari 4 kali, dengan periode
antar pajanan minimal 60 menit selama pekerja melakukan pekerjaannya dalam 8 jam
kerja perhari.
3) Ceiling adalah konsentrasi bahan kimia di tempat kerja yang tidak boleh dilampaui
selama jam kerja.
III. DAMPAK TERHADAP KESEHATAN : KEAMANAN DAN RACUN
A. RACUN
Informasi tentang efek toksikologis
Toksisitas oral akut
LDLO manusia: 3.570 mg/kg (RTECS)
LD50 Tikus: 5.045 mg/kg (RTECS)
Tanda-tanda: Beresiko pada pernapasan selama muntah., Pengisapan dapat menyebabkan
edema paru dan pneumonitis.

Toksisitas inhalasi akut


LC50 Tikus: 37,5 mg/l; 4 h ; uap
Pedoman Tes OECD 403
Tanda-tanda: Kerusakan yang mungkin :, iritasi mukosa

Toksisitas kulit akut


LD50 Kelinci: 12.800 mg/kg (RTECS)

Iritasi kulit
Kelinci
Hasil: Tidak menyebabkan iritasi kulit
Pedoman Tes OECD 404
Efek mengeringkan kulit menyebabkan kulit menjadi kasar dan merekah.

Iritasi mata
Kelinci
Hasil: Iritasi mata
Pedoman Tes OECD 405
Menyebabkan iritasi mata yang serius.

Sensitisasi
Tes Buehler Kelinci percobaan
Hasil: Negatif
Metoda: Pedoman Tes OECD 406

Mutagenisitas pada sel nutfah


Genotoksisitas dalam tubuh mahluk hidup
Uji mikronukleus in-vivo
Mencit pria dan wanita Injeksi intraperitoneal Sumsum tulang
Hasil: Negatif
Metoda: Pedoman Tes OECD 474

Genotoksisitas dalam tabung percobaan


Tes Ames Salmonella typhimurium
Hasil: Negatif
Metoda: Pedoman Tes OECD 471
Uji mutasi gen sel mamalia in vitro
Hasil: Negatif
Metoda: Pedoman Tes OECD 476

Karsinogenisitas
Metoda: Pedoman Tes OECD 451
Tidak menunjukkan efek karsinogenik pada percobaan hewan.

Toksisitas terhadap Reproduksi


Tidak ada kerusakan penampilan alat reproduksi pada hewan percobaan. (IUCLID)
Teratogenisitas
Tidak menunjukkan efek teratogenik pada percobaan hewan. (IUCLID)

Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan tunggal


Organ-organ sasaran: Sistem saraf pusat
Dapat menyebabkan mengantuk dan pusing.

Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan berulang


Informasi ini tidak tersedia.
Toksisitas dosis berulang
Tikus pria dan wanita Penghirupan uap 90 d Tiap hari NOAEL: 12,5 mg/l Panduan OECD
413
Organ-organ sasaran: Sistem saraf pusat Toksisitas subkronis

Informasi tentang efek toksikologis


Keracunan untuk ikan
Tes flow-through LC50 Pimephales promelas: 9.640 mg/l; 96 h US-EPA

Derajat racun bagi daphnia dan binatang tak bertulang belakang lainnya yang hidup
dalam air
EC5 E.sulcatum: 4.930 mg/l; 72 h (Konsentrasi toksik maksimum yang diijinkan) (Lit.)
EC50 Daphnia magna (Kutu air): 13.299 mg/l; 48 h (IUCLID)

Keracunan untuk ganggang


IC50 Desmodesmus subspicatus (Ganggang hijau): > 1.000 mg/l; 72 h (IUCLID)

Keracunan untuk bakteria


EC5 Pseudomonas putida: 1.050 mg/l; 16 h (Lit.)

Persistensi dan penguraian oleh lingkungan


Daya hancur secara biologis
95 %; 21 d; Aerobik Pedoman Tes OECD 301E
Mudah terurai secara hayati. Permintaan oksigen teoretis (ThOD) 2.400 mg/g (Lit.) Ratio
BOD/ThBOD BOD5 49 % (IUCLID) Ratio COD/ThBOD 96 % (Lit.) 12.3

Potensi bioakumulasi
Koefisien partisi (n-oktanol/air) log Pow: 0,05 Pedoman Tes OECD 107
Diperkirakan tidak ada potensi bioakumulasi
B. PENGENDALIAN PEMAPARAN DAN PERLINDUNGAN DIRI
Parameter Pengendalian
2-Propanol (67-63-0) ID OEL
Nilai Ambang Batas (NAB) 400 ppm; 983 mg/m³
Nilai Ambang Batas `paparan singkat yang diperkenankan (psd) 500 ppm; 1.230 mg/m³ 8.2

Pengendalian Pemaparan
Pengendalian teknik/tindakan rekayasa yang sesuai untuk mengurangi paparan
Langkah-langkah teknis dan operasi kerja yang sesuai harus diberikan prioritas dalam
penggunaan alat pelindung diri.

Tindakan perlindungan individual


Pakaian pelindung harus dipilih secara spesifik untuk tempat bekerja, tergantung konsentrasi
dan jumlah bahan berbahaya yang ditangani. Daya tahan pakaian pelindung kimia harus
dipastikan dari masing-masing suplier

Perlindungan mata/wajah
kacamata keselamatan dengan sisi-perisai sesuai dengan peralatan EN166 Gunakan untuk
perlindungan mata yang telah diuji dan disetujui di bawah standar pemerintah yang sesuai
seperti NIOSH (US) atau EN 166 (EU).

Perlindungan kulit / Tangan


Menangani dengan sarung tangan. Sarung tangan harus diperiksa sebelum digunakan.
Gunakan teknik penghapusan sarung tangan yang tepat (tanpa permukaan luar menyentuh
sarung tangan) untuk menghindari kontak kulit dengan produk ini. Buang sarung tangan
terkontaminasi setelah digunakan sesuai dengan hukum yang berlaku dan praktek
laboratorium yang baik. Cuci dan keringkan tangan. Sarung tangan pelindung yang dipilih
harus memenuhi spesifikasi dari EU Directive 89/686 / EEC dan EN standar 374 berasal
dari itu.

Perlindungan tubuh
jas lengkap melindungi terhadap bahan kimia, Flame retardant pakaian pelindung antistatis.,
Jenis peralatan pelindung harus dipilih sesuai dengan konsentrasi dan jumlah bahan
berbahaya di tempat kerja tertentu.

Perlindungan pernapasan
Diperlukan ketika uap/aerosol dihasilkan. Jenis filter yang direkomendasikan: Filter A
(menurut DIN 3181) untuk uap senyawa organik. Pengusaha harus memastikan bahwa
perawatan, pembersihan, dan pengujian perangkat perlindungan pernafasan telah dilakukan
sesuai dengan petunjuk dari pabriknya. Tindakan ini harus didokumentasikan dengan benar.

Kontrol eksposur lingkungan


Jangan biarkan produk masuk ke saluran pembuangan. Risiko ledakan.

C. Metode penanganan limbah


Limbah harus dibuang sesuai dengan Petunjuk mengenai limbah 2008/98/EC s erta
peraturan nasional dan lokal lainnya. Tinggalkan bahan kimia dalam wadah aslinya. Jangan
dicampurkan dengan limbah lain. Tangani wadah koto r seperti produknya sendiri.

IV. STUDI KASUS


Studi kasus diambil dari penelitian tentang analisis resiko paparan isopropanol pada
pekerja offset printing. Hasil penelitian : Konsentrasi isopropanol di udara sebesar 237,5317
ppm, konsentrasi isopropanol masih pada batas aman dibawah nilai NAB yang ditetapkan.
Hasil analisis kristal oksalat pada urin dengan metode pengamatan secara mikroskopis,
menunjukan sedimentasi kristal oksalat pada responden terpapar sebesar 43,33% pada nilai
5- 10. Korelasi paparan isopropanol di udara dengan sedimentasi kristal oksalat di urin
menunjukan korelasi yang sangat kuat berkisar 0,5 hal tersebut menunjukan bahwa semakin
tinggi paparan isopropanol maka sedimentasi krital oksalat semakin tinggi. Hasil analisis
dosis-respon yaitu nilai Chronic Daily Intake (CDI) dari pekerja cukup bervariasi,
sedangkan untuk Hazard Index (HI) semua nilai HI responden lebih kecil dari 1. Hasil
analisis statistik menggunakan regresi logistik multinomial menunjukkan bahwa hasil
pengukuran udara, penggunaan APD (masker) dan usia pekerja mempunyai nilai yang
signifikan terhadap nilai kristal oksalat dalam urin pekerja.
Bagi mereka yang bekerja dalam industri yang menggunakan atau menghasilkan
bahan-bahan kimia, mereka tidak lepas dari bahaya bahan-bahan kimia terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja. Segala usaha harus dilakukan untuk mengurangi atau
menghilangkan sama sekali bahaya tersebut terhadap tenaga kerja, karena hanya pada
kondisi ruang kerja yang sehat dan aman bebas dari bahaya kecelakaan seseorang pekerja
dapat bekerja dengan tenang, aman, efektif dan efisien.
Isopropanol merupakan salah satu pelarut yang banyak digunakan di industri dan
rumah tangga (Brugnone, 1983). Isopropanol dikategorikan sebagai Volatile Organic
Compounds (VOC) yang dapat merusak lapisan atmosfir. Secara spesifik isopropanol
digunakan untuk pembersih tinta dan mempercepat pengering minyak dan tinta tanpa
meninggalkan residu pada rol mesin cetak offset (Deshpande, 2011). Studi farmakokinetik
terhadap pria yang dalam pekerjaannya terpapar isopropanol menunjukan serapan yang
paling mudah terjadi adalah melalui rute inhalasi (Brugnone et al., 1983). Isopropanol juga
bersifat toksik pada ginjal dan dapat menyebabkan efek gagal ginjal kronis pada tikus
dengan perlakuan melalui rute inhalasi pada dosis 5000 ppm (Burleigh-Flayer et al.,1997).
Studi paparan isopropanol pada tikus menunjukkan adanya efek pada perkembangan dan
reproduksi (Bevan et al.,1995;Tyl et al., 2004).
Isopropanol dengan cepat diserap dari saluran pencernaan, dengan persentase sebesar
lebih dari 80% dalam waktu 30 menit dan penyerapan sebesar 100% hanya dalam waktu 3
jam. Sebaliknya, kemampuan penyerapan/paparan isopropanol melalui kulit dapat
dikategorikan cukup rendah (Martinez et al, 1986; McGrath & Einterz, 1989). Di dalam
tubuh, Isopropanol dimetabolisme menjadi aseton. Utamanya aseton akan tereliminasi
melalui paruparu, meskipun akan dikeluarkan juga melalui urin. Konsentrasi aseton pada
urin akan lebih tinggi keesokan harinya (pada pagi hari) dibandingkan setelah selesai
bekerja. Stadium terakhir keracunan didominasi oleh gagal ginjal dengan oliguria,
proteinuria dan sejumlah besar kristal oksalat dalam sedimen kemih.(WHO, 1986).
Perencanaan dilakukan bertujuan untuk menghindari pengadaan bahan yang tidak
sesuai dengan kegiatan yang akan dikerjakan. Selain itu agar tidak terjadi penumpukan
bahan kimia yang berlebihan disatu sisi dan adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi disisi
lain yang dapat mengganggu kegiatan yang akan dilaksanakan. Adanya penumpukan bahan
khususnya B3 akan mengganggu dan mambahayakan lingkungan, serta dapat menimbulkan
kecelakaan khususnya bahan-bahan yang sudah kadaluarsa/habis masa penggunaannya.
V. KESIMPULAN
Isopropyl alcohol merupakan polutan yang sangat mudah terbakar dan dapat dengan
mudah terbakar. Uap dapat membentuk campuran yang dapat meledak dengan udara,
bergerak ke sumber penyulutan dan kilatan balik, dan penggunaan semprotan air untuk
memadamkan api mungkin tidak efisien. Isopropil alkohol harus dijauhkan dari panas,
percikan api, nyala api, dan sumber penyulut lainnya, serta pengoksidasi kuat, asetaldehida,
klorin, etilen oksida, asam, dan isosianat. Lemari pengaman yang mudah terbakar adalah
pilihan penyimpanan terbaik.
Tubuh manusia masih bisa memberi toleransi pada substansi isopropil alcohol, namun
hanya dalam jumlah sedikit. Ginjal terus menerus bekerja untuk membuang 20-50%
kandungan isopropil alkohol dari tubuh. Sisanya akan dipecah oleh enzim menjadi aseton,
proses yang disebut dehidrogenase alkohol.Meski demikian, ketika susbtansi isopropil
alkohol yang tertelan lebih banyak dari yang bisa ditoleransi tubuh (200 ml untuk orang
dewasa), maka bisa terjadi keracunan.
Ketika seseorang menelan isopropil alkohol entah itu sengaja maupun tidak, reaksi
tubuh bisa langsung terlihat saat itu juga atau beberapa jam kemudian. Beberapa reaksi yang
mungkin muncul di antaranya: Nyeri perut, Disorientasi, Sakit kepala, Kesulitan bernapas,
Tekanan darah turun drastic, Detak jantung sangat cepat (tachycardia), Tidak bisa berbicara
dengan jelas, Mual dan muntah, Sensasi terbakar di tenggorokan, Refleks tidak berfungsi
dengan baik, Koma.

VI. DAFTAR PUSTAKA


Lembar Data Keselamatan Bahan – Isopropyl Alcohol. 2017. Pt. Smart Lab Indonesia
Ekawandani, Nunik. 2016. Analisis Risiko Paparan Isopropanol Pada Pekerja Offset
Printing. TEDC Vol. 10 No.3
Brugnone,F,at.all. (1983) : Isopropanol Exposure : Environmental And Biological
Monitoring In A Printing Works. British Journal of Industrial Medicine, 40(2). 160-
168.
Burleigh-Flayer H1 , Garman R, Neptun D, Bevan C, Gardiner T, Kapp R, Tyler T, Wright
G. (1997) : Isopropanol Vapor Inhalation Oncogenicity Study In Fischer 344 Rats And
CD-1 Mice. Fundam Appl Toxicol, 35(2). 95-111.

Anda mungkin juga menyukai