Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR KERJA LOKAKARYA TB 05 OKTOBER 2022

Kasus : Tn. Miko Tampubulon, usia 40 tahun datang ke RSIA dengan keluhan batuk
berdahak yang sudah berlangsung selama 2 bulan. Tn. Miko tidak mengingat adanya demam
pada dua bulan terakhir, tapi mengaku sering berkeringat malam. Pengambilan dahak
sewaktu dan dahak pagi dilakukan.

1. Data diri apa saja yang perlu ditanyakan kepada Tn. Miko, supaya data kasus Tn.
Mico bisa dicatat dan dilaporkan ?
- Riwayat penyakit sebelumnya/riwayat penyakit dahulu misal : penyakit diabetes
melitus, HIV/AIDS, gagal ginjal, kelainan hati seperti hepatitis, riwayat
pengobatan TB sebelumnya.
- Riwayat sosial dan ekonomi : pekerjaan, tempat tinggal, keluarga.
- Riwayat alergi misal alergi obat.
2. Bagaimana anda memastikan data Tn. Mico terlaporkan ke SITB dan sample dahak
diperiksa dengan TCM. Jelaskan dengan mengacu pada prinsip jejaring internal dan
eksternal dalam P2TBC !
a. Jejaring Internal di RS
- Pasien datang ke unit pelayanan Poli umum/IGD/Poli spesialis atau langsung
datang ke Poli DOTS.
- Jika ditemukan terduga TB maka harus mengisi form tb.06
- Terduga TB dikirim ke laboratorium/radiologi untuk dilakukan pemeriksaan
diagnosis TB dengan mengisi form tb.05 untuk pemeriksaan dahak
- Hasil pemeriksaan dahak dicatat di tb.04 lalu diserahkan ke dokter
penanggungjawab
- Untuk pasien rawat jalan, setelah diagnosis TB ditegakkan, pasien dikirim
ke Unit DOTS untuk diregistrasi (bila pasien meneruskan pengobatan di
RS tersebut), kesepakatan penunjukan PMO, diberi penyuluhan dan tata
cara pengambilan obat dan mengisi kartu TB.01. Pencatatan dan pelaporan
penatalaksanaan pasien TB dilakukan oleh unit DOTS. Pencatatan awal
tersangka TB (TB.06) juga dilakukan di unit pelayanan langsung (poliklinik).
Pasien TB yang ditemukan di poli selain unit DOTS dapat diobati di poli
tersebut dengan catatan pasien tersebut harus dicatat dan dilaporkan ke
unit DOTS.
- Untuk pasien rawat inap, petugas rawat inap menghubungi unit DOTS untuk
memindahkan pasien ke ruangan khusus (isolasi) dan registrasi pasien.
Pengobatan TB selanjutnya dapat dilakukan melalui unit DOTS setelah
selesai rawat inap, apabila pasien memutuskan melanjutkan pengobatannya
di rumah sakit tersebut. Bagi pasien TB pasca rawat inap yang memutuskan
untuk melanjutkan pengobatan TB di fasyankes lain, diberikan surat rujukan
pindah pengobatan melalui unit DOTS.
b. Jejaring eksternal
Jejaring eksternal adalah hubungan kerja timbal balik untuk mendapatkan
kemudahan akses layanan sesuai standar yaitu kerjasama antar fasyankes sehingga
penemuan kasus meningkat dan memastikan semua pasien TB di wilayahnya
mendapat pengobatan sesuai standar.
Koordinasi dilakukan untuk memastikan berfungsinya jejaring layanan TB
yang saling terintegrasi antar semua layanan, memastikan semua kasus TB tercatat
dan terlaporkan serta menjalankan fungsi advokasi ke pemerintah daerah terkait
Program TB. Pada tingkat layanan primer, puskesmas merupakan penanggung
jawab di wilayah kerjanya, di mana wewenangnya untuk mengkoordinasikan dan
melaksanakan pembinaan FKTP. Jejaring layanan di tingkat layanan dasar yaitu
Puskesmas dengan DPM, Klinik Pratama, dan masyarakat (organisasi
kemasyarakatan). Pada tingkat layanan rujukan, rumah sakit baik pemerintah
maupun swasta dan Klinik Utama, mempunyai peran sebagai layanan rujukan
pasien TB dengan penyulit dari layanan primer (FKTP). Di tingkat layanan
rujukan ini, peran dari Koalisi Organisasi Profesi Indonesia untuk TB yang
beranggotakan berbagai organisasi profesi sangat diperlukan sesuai dengan peran
dan fungsinya.
- Jika Pasien pindah pengobatan antar fasyankes, fasyankes tersebut
menginformasikan kepada fasyankes yang dituju dan Dinas Kesehatan dengan
menyertakan OAT sisa, fotokopi TB 01 dan TB 09.
- Fasyankes yang menerima pasien pindah mengkonfirmasi ke fasyankes
pengirim
atau mengirimkan TB.09 bagian bawah;
- Bila pengobatan pasien pindah sudah selesai, fasyankes yang menerima pasien
pindah menginformasikan dan mengirimkan TB.10 ke fasyankes pengirim;
- Jika pasien pindah pengobatan keluar kabupaten/kota asal dapat digunakan
komunikasi lintas batas wilayah (antar Dinas K esehatan Kab/Kota atau antar
Dinas Kesehatan Provinsi);
- Rujuk balik dari layanan sekunder ke layanan primer. Unit TB DOTS RS
dapat berkomunikasi secara aktif dengan poli DOTS Puskesmas.
3. Ketika hasil pemeriksaan menyatakan bahwa Tn. Mico terkonfirmasi TB dari
pemeriksaan bakteriologis, apa yang harus anda lakukan supaya investigasi kontak
dilakukan kepada keluarga dan kerabat dari Tn.Mico ?
- RS lapor ke petugas DOTS di puskesmas  puskesmas melakukan investigasi
secara langsung ke rumah Tn.Mico  kerabat dekat/tinggal satu rumah diberikan
TPT (terapi pencegahan TB).
Kasus indeks TB dewasa

Identifikasi kontak

Kunjungan rumah/ kontak ke faskes

Kontak dewasa Kontak anak (usia < 15 tahun)

Skrining gejala TB dan faktor resiko Skrining gejala TB

Hasil skrining (-) Hasil skrining (+) Ada gejala Tidak ada gejala

Edukasi (PHBS, Rujuk/dampingi PP INH Tidak perlu PP INH


waspada ke puskesmas
timbulnya gejala untuk
TB) pemeriksaan Timbul gejala atau
tanda TB
Evaluasi ulang
setiap 6 bulan,
hingga 2 tahun Tidak
setelah paparan

Observasi Lengkapi pemberian


INH selama 6 bulan

Anda mungkin juga menyukai