1
DAFTAR ISI
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAAN....................................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................................3
B. TUJUAN.......................................................................................................................................3
C. BATASAN OPERASIONAL.............................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................................5
RUANG LINGKUP....................................................................................................................................5
BAB III........................................................................................................................................................7
TATA LAKSANA......................................................................................................................................7
A. TETAPKAN KONTEKS..............................................................................................................7
B. IDENTIFIKASI RESIKO.............................................................................................................7
C. ANALISA RESIKO....................................................................................................................12
D. EVALUASI RESIKO......................................................................................................................12
D. KELOLA RESIKO.....................................................................................................................13
BAB IV......................................................................................................................................................14
PELAPORAN............................................................................................................................................16
A. MEKANISME PELAPORAN...................................................................................................16
B. BENTUK PELAPORAN...............................................................................................................16
BAB IV......................................................................................................................................................17
PENUTUP.................................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................18
2
BAB I
PENDAHULUAAN
A. LATAR BELAKANG
Keselamatan pasien (safety) telah menjadi isu global termasuk keselamatan pasien di
Puskesmas. Ada lima isu penting yang terkait dengan Keselamatan pasien di Puskesmas yaitu
keselamatan pasien itu sendiri, Keselamatan petugas kesehatannya, Keselamatan bangunan dan
peralatan Puskesmas yang bisa berdampak kepada keselamatan pasien dan petugas, Keselamatan
lingkungan yang berdampak kepada pencemaran lingkungan, serta Keselamatan keberlangsungan
kemajuan Puskesmas itu sendiri. Kelima aspek inilah yang nantinya menjadi penentu dalam
peningkatan mutu Puskesmas khususnya dalam penanganan manajemen resiko di Puskesmas.
Puskesmas Larangan merupakan Puskesmas pedesaan dimana pelayanan menjangkau
masyarakat luas yang kompleks dari segi pendidikan, pengetahuan, sosial , budaya serta ekonomi.
Berkembangnya ilmu teknologi dan tuntutan masyarakat akan pelayanan yang bermutu menyebabkan
kemajuan yang pesat di bidang kesehatan sehingga terdapat banyak jenis obat, alat-alat kesehatan yang
canggih, prosedur pemeriksaan yang lebih lengkap, serta penambahan jenis tenaga profesi kesehatan.
Keberagaman dan kerutinan pelayanan apabila tidak dikelola dengan baik bisa menyebabkan hal- hal
yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu Puskemas Larangan menetapkan Pedoman Manejemen Resiko yang nantinya
akan digunakan sebagai acuan dalam penanganan resiko-resiko pelayanan klinis di Puskesmas
Larangan.
B. TUJUAN
1. Memberikan panduan sistem manajemen resiko yang berlaku di Puskesmas Larangan.
2. Memastikan sistem manajemen resiko berjalan dengan baik agar proses indentifikasi, analisa
dan pengelolaan resiko dapat memberi manfaat bagi peningkatan mutu dan keselamatan pasein
di Puskesmas Larangan.
3. Membangun sistem monitoring dan komunikasi yang efektif diantara petugas sehingga
pencapaian tujuan dan penerapannya berjalan berkesinambungan.
C. BATASAN OPERASIONAL
1. Risiko : peluang / probabilitas timbulnya suatu insiden (menurut WHO), yang akan berdampak
merugikan bagi pencapaian sasaran-sasaran keselamatan pasien dan menurunkan mutu
pelayanan.
2. Manajemen Risiko Puskesmas adalah upaya mengidentifikasi dan mengelompokkan risiko
(grading) dan mengendalikan / mengelola risiko tersebut baik secara proaktif risiko yang
mungkin terjadi maupun reaktif terhadap insiden yang sudah terjadi agar memberikan dampak
negative seminimal mungkin bagi keselamatan pasien dan mutu di Puskesmas.
3. Insiden Keselamatan Pasien (IKP) setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cidera pada pasien. IKP terdiri dari Kejadian
3
Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC), dan
Kejadian Potensial Cedera (KPC).
4. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah insiden yang mengakibatkan cidera pada pasien.
5. Kejadian Nyaris Cidera (KNC) adalah insiden yang berpotensi menimbulkan cidera pada
pasien tapi yang belum sampai terpapar ke pasien sehingga tidak ada cidera pada pasien.
6. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang berpotensi mengakibatkan cidera pada
pasien dan sudah terpapar ke pasien, tetapi ternyata tidak menimbulkan cidera pada pasien.
7. Kondisi Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan
cidera, tetapi belum terjadi.
8. Kejadian Sentinel adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan dan telah mengakibatkan
kematian atau cidera fisik / psikologis serius, atau kecacatan pada pasien. Termasuk di dalam
kejadian sentinel antara lain: kematian yang tidak dapat diantisipasi dan tidak berhubungan
dengan penyebab alami dari penyakit pasien atau kondisi medis dasar pasien; bunuhdiri,
kehilangan permanen dari sebagian besar fungsi tubuh yang tidak berhubungan
denganpenyakit dasar pasien; pembedahan yang salah lokasi / salah prosedur / salah pasien;
penculikanbayi atau bayi yang dibawa pulang oleh orang tua yang salah.
9. Pelaporan insiden keselamatan pasien adalah suatu sistim untuk mendokumentasikan
laporaninsiden keselamatan pasien, menganalisa dan mengantisipasi / mengelola /
mengendalikan insidensecara berkesinambungan.
10. Risiko Sisa adalah sisa risiko tingkat terendah yang dapat dicapai setelah upaya
pengendalian /tindakan dilakukan.
11. Penilaian Risiko adalah upaya identifikasi dari risiko yang terjadi atau berpotensi terjadi
dalampelayanan di rumah sakit enganmempertimbangkan klasifikasi dan derajat (grading)
kerugianyang mungkin terjadi sebagai akibat dari terpapar risiko tersebut.
12. Penilai Risiko adalah anggota dari staf (manager atau yang lain) yang telah
menghadiripelatihan penilaian risiko. Hal ini adalah tanggung jawab manajemen untuk
memastikan bahwatiap unit kerja memiliki paling sedikit satu penilai risiko yang terlatih.
4
BAB II
RUANG LINGKUP
Penerapan manajemen resiko klinis dilakukan di setiap unit atau Pelayanan pelayanan serta
jejaring pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas Larangan seperti Puskesmas Pembantu
(PUSTU), Poskesdes dan Posyandu.
Tempat pelaksanaan program dan sasaran program a adalah pelaksanaan kegiatan luar gedung
Puskesmas.
6
BAB III
TATA LAKSANA
Manajemen resiko adalah proses berkesinambungan dan berkelanjutan. Resiko mungki n terpapar
kepada pasein, staf, pengunjung dan organisasi yang terus-menerus berubah dan harus diidentifikasi.
A. TETAPKAN KONTEKS
Tujuan, sasaran, strategi,ruang lingkup,kegiatan pada tahap ini harus disusun dalam bentuk pedoman
manjemen resiko Puskesmas.
B. IDENTIFIKASI RESIKO
Resiko pontensial dapat diidentifikasi dari berbagai sumber, misalnya:
Informasi dari internal yang didapat dari laporan masing-masing unit/Pelayanan
Informasi external yang didapat dari pedoman pemerintah, organisai atau lembaga penelitian
Pemeriksaan atau audit eksternal
7
Berikut daftar resiko berdasarkan ruang lingkupnya:
1. Area lingkungan
NO RESIKO
1 SARANA - Kerusakan bangunan atau sarana dan prasaran
- Fasilitas sanitasi seperti wastafel buntu, air tidak lancar,
sampah medis tidak tersedia, toilet rusak
2 Keamanan - Tersengat listrik
lingkungan - Terpapar dengan bahan berbahaya
8
4 Pojok Gizi - Pasein gizi tidak dikonsultasikan ke dokter
- Kesalahan dalam pengkajian status gizi
- Kesalahan diagnose
8 Pelayanan Gigi - Kesalahan tindakan yang menimbulkan perlukaan
- Menggunakan alat yang tidak steril
- Tidak menggunakan Alat Perlindungan Diri
- Insiden tertusuk jarum
- Limbah medis berceceran
- Tergigit pasein
- Kesalahan menulis resep dan dosis obat
- Kesalahan diagnose
- Kesalahan mengidentifikasi pasein
9 Rawat Inap - Kesalahan dalam mengidentifikasi pasien
9
- Kesalahan tindakan yang menimbulkan perlukaan
3) Diare
- Salah diagnosa
- Salah memberikan terapi
- Salah menentukan derajat dehidrasi
4) Kusta dan TBC
- Terpapar dengan pasein yang dikunjungi
- Salah diagnosa
- Salah memberikan terapi
- Tidak menggunakan APD
5) Surveilans terpadu /Rabies
- Terpapar dengan pasein yang dikunjungi
- Salah diagnosa
- Salah memberikan terapi
- Tidak menggunakan APD
6) DBD
- Mesin fogging mati saat penyemporatan di dalam
ruagan
- Petugas terpapar racun
- Ada penghuni di rumah saat penyemprotan
- Petugas terperangkap karena perubahan angin
- Kebakaran karena mesin fogging terkena kain
horden, berdekatan dengan gas elpiji,,atau balon
yang ada gas hidrogennya
- Salah memberikan penjelasan penggunaan ABATE
- Keracunan saat mengemas ABATE
7) ISPA
- Tertular karena tidak menggunakan masker saat
pemeriksaan
- Salah diagnosa dan terapi
7 Pelayanan Kesehatan - Mendapat perilaku kekerasaan dari pasein
jiwa dan haji - Tertusuk jarum
- Salah minum obat
- Petugas merasa terancam secara psikologis
8 Pelayanan kesehatan - Salah diagnosa
indera - Kecelakaan lalu-lintas saat berkunjung
9 Pelayanan kesehatan - Pasein lansia terjatuh
lansia - Salah diagnosa atau terapi
- Tertusuk jarum saat pemeriksaan
- Ceceran limbah medis
11
C. ANALISA RESIKO
Analisa dilakukan dengan menentukan score risiko atau insiden tersebut untuk menentukan prioritas
penanganan dan level manajemen yang harus bertanggung jawab untuk mengelola / mengendalikan
risiko / insiden tersebut termasuk dalam kategori biru / hijau / kuning / merah.
Risiko atau insiden yang sudah teridentifikasi harus ditentukan peringkatnya (grading)
dengan memperhatikan:
1. Tingkat peluang / frekwensi kejadian (likelihood)
2. Tingkat dampak yang dapat / sudah ditimbulkan (consequence)
Hal ini akan menentukan evaluasi dan tata laksana selanjutnya. Untuk risiko / insiden dengan
kategori biru dan hijau maka evaluasi cukup dengan investigasi sederhana sedangkan untuk kategori
kuning dan merah perlu dilakukan evaluasi lebih mendalam dengan metode RCA (root causeanalysis
– reaktif / responsive) atau HFMEA (healthcare failure mode effect analysis – proaktif)
D. EVALUASI RESIKO
1. Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih lanjut sesuai skor dan grading yang
didapat dalam analisis.
2. Pemeringkatan memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai, dan meliputi proses berikut:
a. Menilai secara obyektif beratnya / dampak / akibat dan menentukan suatu skor
b. Menilai secara obyektif kemungkinan / peluang / frekuensi suatu peristiwa terjadi dan
menentukan suatu skor
c. Mengalikan dua parameter untuk memberi skor risiko
12
3. Penilaian risiko .
Tak Minor Moderat Mayor Katatrostopik
Probabilitas significant 2 3 4 5
1
Sangat sering Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
terjadi (Tiap
minggu/bulan) 5
Sering terjadi Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
(beberapa
kali/tahun)
4
Mungkin terjadi (1- Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
<2 tahun/kali)
3
Jarang terjadi (>2- Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
<5 thn/kali)
2
Sangat jarang Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
terjadi (> 5
thn/kali)
1
E. KELOLA RESIKO
Setelah analisis dan evaluasi selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah pengelolaan risiko
insiden dengan target menghilangkan atau menekan risiko hingga ke level terendah (risiko sisa) dan
meminimalisir dampak atau kerugian yang timbul dari insiden yang sudah terjadi.
LEVEL / BANDS TINDAKAN
EKSTREM Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling lama 45 hari, membutuhkan tindakan
(SANGAT TINGGI) segara, perhatikan sampai ke Direktur RS
HIGH Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari, kaji dengan detail & perlu
(TINGGI) tindakan segera, serta membutuhkan tindakan top manajemen
a. Investigasi Sederhana
Dalam pengelolaan risiko , maka tindak lanjut evaluasi dan penyelesaiannya dilakukan
dengan investigasi sederhana, melalui tahapan:
1. Identifikasi insiden dan di-grading
2. Mengumpulkan data dan informasi: - observasi
- Telaah dokumen
-Wawancara
3. Kronologi kejadian
4. Analisa dan evaluasi sederhana:
a. penyebab langsung: - individu
13
- peralatan
- lingkungan tempat kerja
- prosedur kerja
b. penyebab tidak langsung: - individu
- tempat kerja
5. Rekomendasi: jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang
14
BAB IV
Waktu
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
1 Menetapkan tim manajemen 06
risiko dan keselamatan
pasien
2 Perencanaan pelaksanaan B. 13-
identifikasi manajemen risiko 30
dan keselamatan pasien
3 Melakukan skoring potensi 1-
dan dampak risiko 23
4 Melakukana analisis dan 25-
rencana tindak lanjut hasil 30
identifikasi
5 Melakukan analisa terhadap v v v v v v V
laporan kejadian KTD, KTC,
KPC, KNC
6 Melakukan Rencana tindak v v v v v v v
lanjut,monitoring dan
evaluasi terhadap laporan
kejadian
KTD,KTC,KPC,KNC
7 Melaporkan hasil identifikasi, v v v v v v v
analisa, rencana tindak
lanjut, monitoring dan
evaluasi laporan kejadian
KTD,KTC,KPC,KNC kepada
ketua tim mutu untuk
selanjutnya dilaporkan ke
kepala puskesmas melalui
RTM
15
2. PELAPORAN
A. MEKANISME PELAPORAN
Pengelolaan
Resiko
Insiden
Kepala Puskesmas
Hasil dari pelaporan disampaikan dan di diskusikan dalam Rapat Tinjauan Manejemen.
B. BENTUK PELAPORAN
Terlampir
16
BAB IV
PENUTUP
Demikian panduan ini disusun sebagai pedoman dalam menjalankan layanan pasein yang
aman, khususnya dalam rangka mencegah resiko-resiko yang ada dan mungkin terjadi dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu di Puskesmas Larangan.
Panduan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu panduan akan ditinjau kembali 2 sampai
3 tahun sesuai dengan tuntutan layanan dan standar akreditasi Puskesmas.
17
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 2006, Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit ( Patient Safety)
Menteri Kesehatan RI, 2011, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1691/Menkes/PER/
VII/ 2011 tentang Keselamatn Pasien Rumah Sakit
18