Materi 6
Materi 6
*
#;
rllrl
'o -.-
.re
-rr-r:r
ffi
TIM
REDAKSI
Pengarah
Tifatul Sembiring (Menreri Kominfo)
Basuki Yusuf lskandar(Sekretaris Jenderal)
Ahmad Mabruri Mei Akbari (Staf Khusus N4enteri Kominfo)
Penanggung jawab
Freddy H Tulung,
(Dirlen Informasi dan Komunikasi Publik)
Pemimpin Umum
Suprawoto
(StafAhli Menteri Bidang 5osial Ekonomi dan Budaya)
Pemimpin Redaksi
Sadjan (Direktur Pengelolaan Media Publik)
Redaktur Pelaksana
Mardianto Soemaryo
Penyunting/ Editor
Hypolitus Layanan
Dikdik Sadaka
M. Taufik Hidayat
M. Azhar lskandar Zainal
Design Grafis
Danang Firmansyah
Sekretaris Redaks
M. Taofik Rauf
5ekretariat
Elpira lnda Sari N.K
Djatmadi
Sarnubi
lnu Sudiati
Lamini
Nlxon Elyezer 5
IV
Salam Redaksi
wawancara Khusus - Kepara staf Angkatan
Laut Laksamana TNr Dr. Marsetio,
M.M.
TNI Bertekat Menjadi Benteng
Terakhir pancasira sebagai Dasar
Negara
oleh SurantoAw
pancasira
III :,i':l?,:f:",,*.cana daram Era Reformasi
25
oleh Darmanto
ABSTRAK
embangunan pada hakikatnya merupakan suatu
realisasi program untuk mencapai tujuan bangsa.
Agar pembangunan dapatfokus pada pencapaian Oleh Suranto Aw"
tujuan, maka perlu dipandu dengan visi dan pandangan
hidup yang kuat sehingga tidak terombang-ambing
dalam pusaran pengaruh kepentingan internasional. Visi
" Dr. Suranto Aw, M.Si, Dosen
mata kuliah Pancasila pada
dan pandangan hidup itu harus bersumber dari nilai-nilai Fa ku ltas Ekonomi U n iversitas
Pancasila. Nilai-nilai Pancasila merupakan kulminasi ciri Negeri Yogyakarta, aktif menulis
khas, identitas, jati diri, dan karakter bangsa yang dapat artikel di berbagai media massa.
17
IURNAL DIALOG
KEBUAKAN PUBLIK
bahwa undang-undang ini mengamanatkan
Pendahuluan l;' ;;";grriu^ utti P"nting Pendidikan
sebasai agen peningkatan kualrtas
Dewasa ini bangsa Indonesia sedang *uli uut gti, dalam aspek penguasaan
menghadapi tantangan .b".tut,---Jlli Deneetah;n (intelektual) mauP-un
asPeK
1B
PENGUATAN PANCASILA SEBAGAI FONDASI
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
rorsr ro I tur.rr zot:
masyarakat hanya terfokus memperoleh basis kepercayaan utama atau metafisika
terpaan pengajaran iptek melupakan dari sistem berpikir: basis dari ontologr,
pendidikan karakter akan menghasilkan epistemologi, dan metogologi". Lebih lanjut
profil masyarakat yang kuat di iptek namun Agus Salim (2006: 96-92) menguraikan
lemah di karakter. Unggul di cipta dan karya bahwa dalam pandangan filsafat paradigma
tetapi keropos di rasa dan karsa. Akibatnya memuat pandangan-pandangan awal
cipta dan karya tidak dipandu oleh rasa yang membedakan, memperjerlas, dan
dan karsa. Iptek tidak dipandu karakter mempertajam orientasi berpikir seseorang.
mulia. Akliyah tidak dipandu nakliyah dan Dengan demikian digunakannyanilai sebagai
amaliah. Hal ini berbahaya, ketika iptek paradigma akan membawa konsekuensi
itu diimplementasikan dalam dunia kerja, bagi perilaku, cara berpikir, interpretasi, dan
maka iptek itu akan tidak dikendalikan atau kebijakan dalam penyelesaian masalah.
dikawal oleh nilai-nilai karakter, moral, Thomas S. Khun (1920) sebagaimana
budaya, dan kearifan sehingga serakah, dikutip oleh Kaelan (2003:226) menjelaskan
merusak, merugikan bangsa. Dengan pengertian paradigma sebagai asumsi dasar
demikian kelemahan kualitas sumberdiya dan asumsi teoritis yang merupakan suafu
manusia justru disebabkan oleh rendahnya sumber nilai, sehingga merupakan suafu
penguasaan aspek karakter, budaya, etika, sumber hukum, metode, serta penerapan
dan moral. dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat
Berdasarkan uraian di atas, premis tulisan menenfukan sifat cirri, serta karakter ilmu
ini menekankan pada pandangan bahwa pengetahuan itu sendiri. pendapat senada
karakter bangsa akan fumbuh, berkembang, dikemukakan oleh Kaelan (2003: 226-227)
dan melembaga apabila digarap oleh para bahwa istilah paradigma berkembang
pemangku kepentingan secara sistematis menjadi terminologi yang mengandung
dan berkekelanjutan. Oleh karena itu, konotasi pengertian sumber nilai, kerangka
dimensi-dimensi pendidikan karakter harus pikir, orientasi dasar, sumber azas serta
didesain, dikembangkan, dilembagakan, arah dan fujuan dari suatu perkembangan,
dan diintegrasikan ke dalam berbagai pesan perubahan serta proses dalam suafu bidang
pendidikan baik dalam kurikulum sekolah tertenfu.
maupun rubrik acara di media massa. Berdasarkan pengertian di atas, dapat
P,enerapan pendidikan karakter dirancang ditarik simpulan bahwa paradigma adaiah
disesuaikan dengan karakteristiknilai-nilii sumber nilai, sumber acuan, dan kerangka
kearifan lokal yang dijunjung tinggi oleh berpikir. Peran paradigma dalam proses
Bangsa Indonesi4 yaitu harus menempatkan berpikir dan bertindak adalah merupakan
Pancasila sebagai paradigmanya. Mengacu suatu dialog intensif guna menghasilkan
pada premis ini, maka dipandang strategis suatu bahan pertimbangan dalam
untuk melakukan kajian Pancasila sebagai pengambilan keputusan.
paradigma pembangunan karakter bangsa.
Konsep Pembangunan
Pengertian Paradigma Ka ra kter
Paradigma ialah sumber acuan yang
menjadi bahan pertimbangan bagi proses
Menurut Deal Savage & Annstrong
(1996:704), "caracter is defined as the
berpikir dan bertindak. Dengan demikian
constellation of aalues, beliefs and institutions
ketika suatu nilai ditempatkan sebagai
unique to giaen group of people,,. Hal ini
suatu paradigm4 maka nilai-itu akan
berarti, bahuta karakter adalah rangkaian nilai,
mengejawantah dalam cara berpikir dan
kepercayaan, dan adat yang unik yang dimiliki
cara bertindak seseorang. Agus Salim
(2006: 96) mengatakan "paradigma adalah oleh sekelompok masyarakat. Menurut pusat
Bahasa Depdiknas karakter adalah ,,bawaan,
19
JURNAL DIALOG
KEBIJAKAN PUBLIK
20
PENGUATAN PANCASILA SEBAGAI FONDASI
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
eotst ro I turur zor s
21
JURNAL DIATOG
KEBIJAKAN PUBLIK
khas, identitas, juti diri, dan karakter dilarang di Lrdonesia; (d) Menjamin
bangsa yang dapat membedakan dengan kehidupan beragama dan toleransi; dan (e)
bangsa lauL sehingga menjadi tulas Keharmonisan dan kerukunan antar_umai
seluruh anak bangsa untuk mengkaji Jan beragama.
mengimplementasikan dalam kehidupan 2. Sila
sehari-hari. Oleh karena itu pancasila perlu
Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab
dimantapkan kedudukan dan fungiinya Nilai kemanusiaan yang adil dan
yang utama, yaitu sebagai Dasar Negara beradab bersumber pada dasar filofofis
Republik Indonesia dan sebagai pandangan dan sosiologis, bahwa hakikat manusia
Hfdup Bangsa Indonesia. Giliran berikutiya adalah susunan kodrat jasmani dan rohani,
nilai-nilai Pancasila harus dipahami dan kodrat sebagai mkhluk individu dan sosial,
diimplementasikan dalam kehidupan kedudukan kodrat sebagai makhluk pribadi
sehari-hari, sehingga dapat menjadi acuan makhluk Tuhan yang Maha Esa. Kirakter
proses pembangunan karakter bangsa, yaifu bangsa berkemanusiaan yang adil dan
karakter mulia berbasis nilai-nilai iancasila, beradab, dapat ditunjukkan dengan hal_hal
baik dalam makna nilai dasar maupun nilai sebagai berikut (a) Menjunjung tinggi harkat
instrumental. Sebagai nilai dasai kelima dan martabat manusia sebagai makhluk
sila Pancasila terkandung dalam cita_cita, yang beradab, berbudaya, bermoral, dan
tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar. beragama; (b) Menempatkan manusia sesuai
Sebagai nilai instrumental, berarti pancasila
dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan
merupakan arahan, kebijakan, dan strategi yang, harus saling menghargai, tolong_
yang menginspirasi aspirasi masyaraka! meno.lol& dan bekerjasama; (c) Menj""j"r,g
dan perafu ran perundangan. tinggi kemerdekaan sebagai hak segafi
Dengan demikian kelima sila pancasila bangsa; (d) Menghargai perbed"* "dun
menjadi paradigma atau cara pandang yang menjaga keharmonisan dalam kehidupan
menjadi pedoman bersikap dan berpeiiiatu, bersama; dan (e) Mewujudkan keadilan
acuan berinteraksi dengan orang lain, acuan ian
peradaban yang kuat.
menilai suatu tindakan baik atau buruk, 3. Sila Persafuan Indonesia
sebagai filter terhadap nilai-nilai negatif, dan
Dalam sila persafuan Indonesia
sebagai dasar bagi penertiban kehidupan terkandung makna bahwa negara
sosial. merupakan persekutuan hidup bersima
1. Sila Ketuhanan yang Maha Esa di antara elemen-elemen yang membenfuk
- _
JVlenempatkan sila Ketuhanan ya.g negara yang berupa sukq raq kelompok,
Maha Esa sebagai paradigma pembangunai golongan, maupun agama. Konsekuensinya
karakter bangsa, rne.rgurrdrr,g riakna Negara menjamin persafuan, meskipun
bahwa karkater mulia yant hendak elemen-elemen tersebut berbeda_beda,
diwujudkan harus sesuai dengin makna tetapi tetap satu sebagai Bangsa Indonesia.
inti sila Ketuhanan y*g Maha Esa Pembangunan karakter bangsa berpersafu an
bahwa Negara trdonesia iauUn sebagai Ind-onesia, mengarah kepada:
pengejawantahan tujuan kodrati mu.rriiu 1a) Negara
melindungi segenap warganya dan selu-ruh
sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa. tumpah darahnya; (b) Nasionalisme yang
Oleh karena ihr, pembangunan karakter tangguh, ditandai komitmen cinta bangsi
bangsa yang berketuhanan yang Maha dan tanah air; (c) Menggalang p".rut-,i*
Esa perlu mengarah kepada hal_hal dan kesatuan bangsa; (d) Menghilangkan
mencakup: (a) Pengakuan adanya kausa penonjolan kekuatan atau kekuasaan;
prima (sebab pertama) yaitu Tuhan yang dan (e) Menumbuhkan rasa senasib dan
Maha Esa; (b) Menjamin penduduk untuf sePenganggungan.
memeluk agama masing-masing dan 4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat
beribadah menurut agamanya; (c) Atheisme Kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
22
PENGUATAN PANCASILA SEBAGAI FONDASI
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
EDISI to I JUNI
201 3
23