Anda di halaman 1dari 10

t

*
#;
rllrl
'o -.-
.re
-rr-r:r

ffi
TIM
REDAKSI
Pengarah
Tifatul Sembiring (Menreri Kominfo)
Basuki Yusuf lskandar(Sekretaris Jenderal)
Ahmad Mabruri Mei Akbari (Staf Khusus N4enteri Kominfo)

Penanggung jawab
Freddy H Tulung,
(Dirlen Informasi dan Komunikasi Publik)

Pemimpin Umum
Suprawoto
(StafAhli Menteri Bidang 5osial Ekonomi dan Budaya)

Pemimpin Redaksi
Sadjan (Direktur Pengelolaan Media Publik)

Anggota Dewan Redaksi


lsmail Cawidu (5ekretaris Direktorat Jenderal lnformasi dan Komunikasi Publik)
Dedet Suryanandika (Direktur Pengolahan dan Penyediaan lnformasi)
Tulus Subardjono (Direktur Komunikasi Publik)
Selamatta Sembiring (Direktur Layanan lnformasi lnternasional)
Hendra Purnama (Direktur Kemitraan Komunikasi)

Redaktur Pelaksana
Mardianto Soemaryo

Penyunting/ Editor
Hypolitus Layanan
Dikdik Sadaka
M. Taufik Hidayat
M. Azhar lskandar Zainal

Tim Tenaga Ahl


Sugeng Bayu Wahyono
Lambang Trijono
Murti Kusuma Wirasti

Design Grafis
Danang Firmansyah

Sekretaris Redaks
M. Taofik Rauf

5ekretariat
Elpira lnda Sari N.K
Djatmadi
Sarnubi
lnu Sudiati
Lamini
Nlxon Elyezer 5

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI


DIRTffiOMT INTORMSI DAN KOMUNIffiI PUBLIK
Dircktorat Peogelolaan
'ENDEMLMedia Publik
n^I-n1er+b .1e*

IV
Salam Redaksi
wawancara Khusus - Kepara staf Angkatan
Laut Laksamana TNr Dr. Marsetio,
M.M.
TNI Bertekat Menjadi Benteng
Terakhir pancasira sebagai Dasar
Negara

Nasionalisme Masa Kini

I Dalam Perspektif pancasila

oleh Yudi Latif

Pancasita Sebagai paradigma


II rembangu nan Karakter Bangsa
17

oleh SurantoAw

pancasira
III :,i':l?,:f:",,*.cana daram Era Reformasi
25

Dukungan Kebr;akan untuk


Meningkatkan peran Terevisi swasta
U dalam penguatan ldeoiogi pancasila
33

oleh Darmanto

Laporan Studi Lapangan


a
JT]RNAL DIATOG
KEBIJAKAN PUBLIK
EDrs! ro I tuNr zor:

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA


PEMBANGUNAN KARAKTEH BAN[|SA

ABSTRAK
embangunan pada hakikatnya merupakan suatu
realisasi program untuk mencapai tujuan bangsa.
Agar pembangunan dapatfokus pada pencapaian Oleh Suranto Aw"
tujuan, maka perlu dipandu dengan visi dan pandangan
hidup yang kuat sehingga tidak terombang-ambing
dalam pusaran pengaruh kepentingan internasional. Visi
" Dr. Suranto Aw, M.Si, Dosen
mata kuliah Pancasila pada
dan pandangan hidup itu harus bersumber dari nilai-nilai Fa ku ltas Ekonomi U n iversitas

Pancasila. Nilai-nilai Pancasila merupakan kulminasi ciri Negeri Yogyakarta, aktif menulis

khas, identitas, jati diri, dan karakter bangsa yang dapat artikel di berbagai media massa.

membedakan dengan bangsa lain. Oleh karena itu


suranto@uny.ac.id
Pancasila perlu dimantapkan kedudukan dan fungsinya
yang utama, yaitu sebagai Dasar Negara Republik
Indonesia dan sebagai Pandangan Hidup Bangsa
lndonesia. Giliran berikutnya nilai-nilai pancasila harus
dipahami dan diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga dapat menjadi acuan proses Kata kunci :Pancasila, paradigm,

pembangunan karakter bangsa, yaitu karakter mulia karakter bangsa.

berbasis nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian pancasila


menjadi paradigma atau cara pandang yang menjadi
pedoman bersikap dan berperilaku, acuan berinteraksi
dengan orang lain, acuan menilai suatu tindakan baik
atau buruk, sebagaifilter terhadap nilai-nilai negatif, dan
sebagai dasar bagi penertiban kehidupan sosial.

17
IURNAL DIALOG
KEBUAKAN PUBLIK
bahwa undang-undang ini mengamanatkan
Pendahuluan l;' ;;";grriu^ utti P"nting Pendidikan
sebasai agen peningkatan kualrtas
Dewasa ini bangsa Indonesia sedang *uli uut gti, dalam aspek penguasaan
menghadapi tantangan .b".tut,---Jlli Deneetah;n (intelektual) mauP-un
asPeK

menipakan konvergensi dari berbagar i-rilaietika dan budaya (karakter)'


D.lla1n nal
il;J globalisasi' Situasi global- dunia ini "pendidikan nasional" dapat dlPanamr
,r** didukung oleh Perkembangan I"Uri"i p""didikan dalam arti luas' yaitu
i"ni"fo* komunikasi berbasis komputer g"i.u? ;.;;:t pendidikan yang terfadi di sekolah
r"'J*"-?"ttr telah menciptakan*"qf mauoun di masYarakat'
"*il""irart*
umurn bahwa masyarakat sangat nasional bertujuan untuk
dari media' agar
mendapatkan terPaan informasi Uerkembangnya potensi masyarakat
frJ"r*'"ti tersebut tidak semuanya relevan -ke|;e; *ui*ia yangberiman danbertakwa
upaya pembangunan karakter -""pai
dengan Tuhan vut'g l'luhu Esa berakhlak
;#;". ciii.a" uerikutnya pola perilaku *iti", r"ttut, berilmu, cakap' kreatif' mandiri'
maJyarakat mengalami banyak
perubahan'
dan meniadi warga negara YTS a3mo.x=
dan budaya yang tungst
t litai-nitui religius, sosial' serta berianggung iawab' Berdasarkan
L".t"*U". da'ri budaya lokal dan bahwa
.adat
*qq il;,"; ftdtikan nasional' jelas
istiadat yang sebelumnya diiunlung o".,aiaikn di setiap leniang' dan di setiap
mulal
oleh maiyarakat, ada kecenderungan ialur, termasuk pendidikan non tormal
aii"p"t#. Kondisi faktual menuniukkan teriadi di masyarakat semestinll
masYarakat ;#
'airJt"ttggutut* secara sistematis Suna
kurangnYa Pemahaman
;;ui,J di kalangan generasi muda ;;""d; tujuan tersebut' Dapat dimaknai
dan adalah
tentang etika, solidaritas' nasionalisme' Uutr*u' amanah undang-undang
;;;#t;" Seling dilupakannva.nitainit{ agu, penyelenggaraan pendidikan,T^"111
Lejuiuran, seringnya teriadi pelaleg.arm #*U"t uti bangsa ini dengan dua nat:
aisiptin, kurang menghargai. P"l:diT' oensetahuan dan nilai-nilai' Dengan
dua
."nduhr,yu semangat pengembangT it]: i"Ji-t"t"r tersebut, diharapkan- dapat
kata dan
dan menurunnya integritas antara iiiut"t"" p"ningkatan kecerdasan sekaligus
tindakan. oembentukan karakter sehingga mamPu
Berbagai masalah sebagai damPak ["itui"g, beretika, bermoral' soPal slntun
slobalisas;i hanya dapat diatasi 9"tq* aun cuk"up berinteraksi di dalam
kehidupan
Iolusi yang berbasis peningkatan I""Iit di
- --f"rrtr",an
sehari-hari masYarakat'
*u.,.rriu, ialah manusia yang berkualttas dan kemajuan bangsa tidak
dalam penguasaan ilmu Pengetahuan oan ditentukan semata-mata oleh
pengetahuan
"sekaligus memiliki karakter
it""i.,:gi ;;k;;r*Puan teknis (hard skitD *ii'!'tIT,
Unding-undang No' Tahun
2O
*"fiu- 6"fu- iusa ditentukfrn oleh kemampuan
mengelola
.drt
Nasional' 'din
-f'"t"ft"r,tur,g Sistern"Pendidikan
iOOS oranglain koft skill)' Hal inimengtsyaratKan
i diLgaskan bahwa: "Pendidikan irn*, i"* pendidikan karakter sangat
b"erfungsi mengembangkan o"rrti^s ,rit"t ditingkatkan' Karakter
"rti"""f
t"*u-p"* dan membentuk watak serta L"*pZU" nitai-nilai perilaku- manusia
dalam Tuhan Yang
oeradaban bangsa yang bermartabat vane berhubungan dengan
'.unetu mencerdaskan kehidupan bangsa' 'luufru gtu, diri sendiri' sesama manusra/
;fi;i; untuk berkembangnYa Potensi i*krn** dan kebangsaan yang terwuiud
o"r".iu didik agar meniadi manusia yang ;"-il iiti,utt, sikap' perasaan' Perkafaln'
Yang
;;;;"" dan beitakwa kePada Tuhan dan perbuatan berdasarkan norma-norma
berilmu' tata krama'
Vfut u gtu, berakhlak mulia' sehat' Pancasila, agama' hukum'
warga
.utup, kreatif, mandiri' dan mmiadi budaYa, dan adat istiadat'
serta bertanggung apabila
,,"guiu yang demokratis Permasalahannya adalah bahwa
sangat ielas
iaiab".' Dengan demikian

1B
PENGUATAN PANCASILA SEBAGAI FONDASI
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
rorsr ro I tur.rr zot:
masyarakat hanya terfokus memperoleh basis kepercayaan utama atau metafisika
terpaan pengajaran iptek melupakan dari sistem berpikir: basis dari ontologr,
pendidikan karakter akan menghasilkan epistemologi, dan metogologi". Lebih lanjut
profil masyarakat yang kuat di iptek namun Agus Salim (2006: 96-92) menguraikan
lemah di karakter. Unggul di cipta dan karya bahwa dalam pandangan filsafat paradigma
tetapi keropos di rasa dan karsa. Akibatnya memuat pandangan-pandangan awal
cipta dan karya tidak dipandu oleh rasa yang membedakan, memperjerlas, dan
dan karsa. Iptek tidak dipandu karakter mempertajam orientasi berpikir seseorang.
mulia. Akliyah tidak dipandu nakliyah dan Dengan demikian digunakannyanilai sebagai
amaliah. Hal ini berbahaya, ketika iptek paradigma akan membawa konsekuensi
itu diimplementasikan dalam dunia kerja, bagi perilaku, cara berpikir, interpretasi, dan
maka iptek itu akan tidak dikendalikan atau kebijakan dalam penyelesaian masalah.
dikawal oleh nilai-nilai karakter, moral, Thomas S. Khun (1920) sebagaimana
budaya, dan kearifan sehingga serakah, dikutip oleh Kaelan (2003:226) menjelaskan
merusak, merugikan bangsa. Dengan pengertian paradigma sebagai asumsi dasar
demikian kelemahan kualitas sumberdiya dan asumsi teoritis yang merupakan suafu
manusia justru disebabkan oleh rendahnya sumber nilai, sehingga merupakan suafu
penguasaan aspek karakter, budaya, etika, sumber hukum, metode, serta penerapan
dan moral. dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat
Berdasarkan uraian di atas, premis tulisan menenfukan sifat cirri, serta karakter ilmu
ini menekankan pada pandangan bahwa pengetahuan itu sendiri. pendapat senada
karakter bangsa akan fumbuh, berkembang, dikemukakan oleh Kaelan (2003: 226-227)
dan melembaga apabila digarap oleh para bahwa istilah paradigma berkembang
pemangku kepentingan secara sistematis menjadi terminologi yang mengandung
dan berkekelanjutan. Oleh karena itu, konotasi pengertian sumber nilai, kerangka
dimensi-dimensi pendidikan karakter harus pikir, orientasi dasar, sumber azas serta
didesain, dikembangkan, dilembagakan, arah dan fujuan dari suatu perkembangan,
dan diintegrasikan ke dalam berbagai pesan perubahan serta proses dalam suafu bidang
pendidikan baik dalam kurikulum sekolah tertenfu.
maupun rubrik acara di media massa. Berdasarkan pengertian di atas, dapat
P,enerapan pendidikan karakter dirancang ditarik simpulan bahwa paradigma adaiah
disesuaikan dengan karakteristiknilai-nilii sumber nilai, sumber acuan, dan kerangka
kearifan lokal yang dijunjung tinggi oleh berpikir. Peran paradigma dalam proses
Bangsa Indonesi4 yaitu harus menempatkan berpikir dan bertindak adalah merupakan
Pancasila sebagai paradigmanya. Mengacu suatu dialog intensif guna menghasilkan
pada premis ini, maka dipandang strategis suatu bahan pertimbangan dalam
untuk melakukan kajian Pancasila sebagai pengambilan keputusan.
paradigma pembangunan karakter bangsa.

Konsep Pembangunan
Pengertian Paradigma Ka ra kter
Paradigma ialah sumber acuan yang
menjadi bahan pertimbangan bagi proses
Menurut Deal Savage & Annstrong
(1996:704), "caracter is defined as the
berpikir dan bertindak. Dengan demikian
constellation of aalues, beliefs and institutions
ketika suatu nilai ditempatkan sebagai
unique to giaen group of people,,. Hal ini
suatu paradigm4 maka nilai-itu akan
berarti, bahuta karakter adalah rangkaian nilai,
mengejawantah dalam cara berpikir dan
kepercayaan, dan adat yang unik yang dimiliki
cara bertindak seseorang. Agus Salim
(2006: 96) mengatakan "paradigma adalah oleh sekelompok masyarakat. Menurut pusat
Bahasa Depdiknas karakter adalah ,,bawaan,

19
JURNAL DIALOG
KEBIJAKAN PUBLIK

hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku,


apabila proses pembangunan nasional juga
p ersonalitas,
sifut, tabiat, t emper amen, watak,,. berproses secara memadai.
sedangkan berkarakter adalah berkepribadian,
Pembangunan yang berpusat pada
berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak,, . manusia secara konseptual adahh
- ScheirU E.H. (1985: 12), menjelaskan pembangunan dari, olefu dan unfuk manusia.
karakter sebagai suafu pola urr*.i duru, Tuiul pembangunan bukan saja untuk
hidup yang diyakini bersama: yang
.
diciptakan, diketemukan, dibangun " d#
terbebasnya manusia dari kebodohan dan
kemiskinan, tetapi untuk pengembangan
dikembangkan oleh sekelompok mlsyarakat
kualitas manusia secara utuir alr, rc-itit.
dan dapat digunakan mengatasi persoalan Iptek dan moral. Intelektual dan cultural.
hidup mereka, oleh karenanya diajarkan dan
Oleh karena itu pembangunan tidak hanya
diturunkan dari generasi ke generasi sebagai
berorientasi pada perubahan kuantit#f
pegangan perilaku, berpikir, dan
rasa yaitu- produk-produk material yang berguna
kebersamaan di antara mereka. Sementara untuk pemenuhan kebutuhan fonsimsi
itu dalam UU Sisdiknas, Bab I Umum, manusia, melainkan yang lebih penting
dinyatakan bahwa gerakan reformasi adalah
di Indonesia secara umum menunfut ke arah p"*Urf,#
kualitatif-muaranya
(being) sehingga setiip indhtidu
diterapkannya nilai-nilai karakter mulia dnpat be_rkcmbang sesuai ilengan potensi dirinya
yang relevan dengan prinsip demokrasi, secara komplit lahiriah-batiniah, pengetahuin_
desentralisasi, keadilan, dan menjunjung
keter amp il an- mor al,
tinggi nilai-nilai budaya dan nri irurl fis ik-kar akt er m er1 al.

manusia dalam kehidupan berbangsa dan . . Pembangunankarakter


tujuan pendidikan
merupakan salah satu
nasional. Amanat konstitusi
bernegara. Menurut Suyanto (Suf,arjana sebagaimana tercantum dalam pasal 31 ayat (3)
201,1: 29) terdapat Sembilan pilar karakter UUD 1945, menugasknn kepada pemirintai
yang berasal dari nilai-nilai luhur universal u n t uk m e n gu s ahak an d an m e ny el en g g ar ak an s at u
yaitu: (1) karakter cinta Tuhan dan segenap sis.tem pendidikan nasional yang iieningkatkan
ciptaannya; (2) kemandirian dan ta.,jguni keimanan dan ketaqwaan serta akhlai mulia
ilwaA; (3) kejujuran; (4) hormat a*,iit"rr] d_a I am r angka m en c e r d
askan kehid. u p an b a n gs a.
(5) dermawan, tolong menolong, kerjasama; Sedangkan pada pasal 32 menegaskan siatu
(6) percaya diri dan pekerja keras; (Zj kom.itm e.n.b ahwa N e gara me maj ukin
kebuilayaan
kepemimpinan dan keadilan; (8) b;ik nasional lndonesia di tengah peradaban iunia
dan rendah hati; (9) toleransi, kedamaiary dengayt_menj amin kebebas an masyarakat
dalam
kesafuan. memelihara dan mengembangkan nilai_nilai
Era reformasi memberi makna bagi
budayanya.
proses pembanguan di segala bidang Ji Makna pembangunan karakter adalah
Indonesi4 ialah agar pembangunan baigsa sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi
ditata kembali dan dilaksaiakan secXra pekerti, pendidikan moral, pendidikan
komprehensif sesuai dengan dinamika watak, yang fujuannyu
-e.g"*bangkan
perubahan sosial budaya di masyarakat Kemampuan peserta. didik unfuk menilai
dengan berlandaskan pada ideologi dan baik-buruk, memelihara apa yang baik
dasar negara Orieniasi pembarigunan itu, dan mewujudkan kebaikan itu dalam
karakter harus senantiasa terkait d-engan kehidupan sehari-hari (Kemendiknas,
visi pembangunan suatu bangsa (kebijaian 2010). Karaklel yang baik sesuai dengan
pemerintah). Hal ini disebabkarL secara tujuan pendidikan nasional, harus dimiiiki
terdapat pola hubungan timbal masyarakat agar mampu menghadapi
.te91itis
balik antara variabel pembanlunan dan tantangan hidup pada saat sekarang au" ii
karakter bangsa. pembangunan yang sukses masa yang akan datang.
memerlukan dukungan karakter- mulia, Proses
_
pembangunan yang dapat
sebaliknya pendidikan karakter akan sukses meningkatkan kualitas karakter airancing
melalui program yang sistematis. prograri

20
PENGUATAN PANCASILA SEBAGAI FONDASI
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
eotst ro I turur zor s

tersebut dibangun secara partisipatif dan kesatuan, untuk selalu bersikap


oleh seluruh warga masyarakat sebagai dan prasangka positif, disiplin diri,
pemangku kepentingan, yaitu pihak tanggung jawab dan kebersamaan.
pemerintah, para pemuka pendapat, media b. Pengembangan pada tataran teknis,
massa, lembaga pendidikan, dan keluarga yaitu:
untuk berkomitmen menerapkan dan 1) Struktur organisasi sekolah,
mengembangkan nilai-nilai kehidupan 2) Diskripsi tugas sekolall
yang demokratis, yang membentuk 3) Tata tertib guru,
budaya kerjasama; menumbuhkan budaya 4) Tata tertb siswa,
profesionalisme; menciptakan iklim 5) Standar sistem pembelajaran yang
yang kondusif, menumbuhkembangkan harus diikuti guru dan siswa,
keragaman budaya. 6) Hubungan formal dan informal antar
Pembangunan karakter kurang lebih kepala sekolah, guru dan tenaga
sama dengan pengembangan budaya kependidikan atau sesama guru
organisasi lainya. Harapan pengembangan
dan tenaga kependidikan termasuk
hubungan dengan siswa,
budaya organisasi adalah menciptakan
budaya unggul. Mencipkan budaya unggul
7) Berbagai sangsi bagi siswa yang tidak
jujur dan tidak disiplin,
menurut pendapat Cocld & Piramid (2007:
8) Berbagai program kerja dalam rangka
58, 59), paling tidak ada tiga hal yang harus
membina keimanan dan ketakwaan
dilakukan, yaitu: siswa terhadap Tuhan Yang Maha
a. Mempunyai visi untuk unggul, untuk Esa
mewujudkan budaya unggul, visi akbar 9) Berbagai program kerja sekolah
yang menggetarkan harus digerakkan; dalam rangka membiasakn siswa
b. Memiliki kepimpinan yang kompeten, melakukan pemecahan masalah,
profesional, dan inspiratif, harus 10)Berbagai program ekstrakurikuler
memberi contoh kepada karyawan; dan yang dapat menumbuh kembangkan
c. Memperbaiki lingkungan organisasi, kejujuran, kedisiplinan, rasa tanggung
paradigma para pemimpin harus jawab, semangat hidup, persatuan
berubah sesuai dengan kondisi yang dan kesafuan,
berubah. 11)Berbagai strategi belajar dan
Pembangunan karakter di masyarakat pembelajaran yang mendorong siswa
tidak mudah, karena perlu menyesuikan agar semangat belajar, dan
dengan nilai-nilai budaya masyarakat 12)Berbagai aturan perawatan dan
tersebut. Untuk itu Fith (1958: 155), kebersihan fisik sekolah.
mengatakan "Is any eoen, social or Cultur c. Pengembangan pada tataran sosial,
change cannot be regar ded as a mechanical process, pengembangan pada tataran sosial ini
not successfull adjustmen as a simple matter of merupakan proses implementasi dan
introducing deaelopment enlightenment, and institusionalisasi, seluruh kebijakan
process, to baclsaard races" dan aturan teknis yang dikembangkan
Untuk strategi pengembangan karakter berdasaikan spirit dan nilai-nilai
di sekolah menurut pendapat Zamroni sehingga menjadi kebiasaan (utork habits)
(2002: 31.,39) dapat dilakukan melalui tiga di sekolah dan di luar sekolah.
tataran yaitu :

a. Pengembangan pada tataran spirit Pancasila sebagai


dan nilai-nilai yang meliputi spirit dan
nilai-nilai keimanan dan ketakwaan,
Paradigma Pembangunan
keterbukaan, kejujuran, semangat Ka ra kte r
hidup belajar, menyadari diri sendiri
dan keberadaan orang lain, persatuan Pancasila sebagai hasil karya bangsa
Indonesia, merupakan kulminasi ciri

21
JURNAL DIATOG
KEBIJAKAN PUBLIK

khas, identitas, juti diri, dan karakter dilarang di Lrdonesia; (d) Menjamin
bangsa yang dapat membedakan dengan kehidupan beragama dan toleransi; dan (e)
bangsa lauL sehingga menjadi tulas Keharmonisan dan kerukunan antar_umai
seluruh anak bangsa untuk mengkaji Jan beragama.
mengimplementasikan dalam kehidupan 2. Sila
sehari-hari. Oleh karena itu pancasila perlu
Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab
dimantapkan kedudukan dan fungiinya Nilai kemanusiaan yang adil dan
yang utama, yaitu sebagai Dasar Negara beradab bersumber pada dasar filofofis
Republik Indonesia dan sebagai pandangan dan sosiologis, bahwa hakikat manusia
Hfdup Bangsa Indonesia. Giliran berikutiya adalah susunan kodrat jasmani dan rohani,
nilai-nilai Pancasila harus dipahami dan kodrat sebagai mkhluk individu dan sosial,
diimplementasikan dalam kehidupan kedudukan kodrat sebagai makhluk pribadi
sehari-hari, sehingga dapat menjadi acuan makhluk Tuhan yang Maha Esa. Kirakter
proses pembangunan karakter bangsa, yaifu bangsa berkemanusiaan yang adil dan
karakter mulia berbasis nilai-nilai iancasila, beradab, dapat ditunjukkan dengan hal_hal
baik dalam makna nilai dasar maupun nilai sebagai berikut (a) Menjunjung tinggi harkat
instrumental. Sebagai nilai dasai kelima dan martabat manusia sebagai makhluk
sila Pancasila terkandung dalam cita_cita, yang beradab, berbudaya, bermoral, dan
tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar. beragama; (b) Menempatkan manusia sesuai
Sebagai nilai instrumental, berarti pancasila
dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan
merupakan arahan, kebijakan, dan strategi yang, harus saling menghargai, tolong_
yang menginspirasi aspirasi masyaraka! meno.lol& dan bekerjasama; (c) Menj""j"r,g
dan perafu ran perundangan. tinggi kemerdekaan sebagai hak segafi
Dengan demikian kelima sila pancasila bangsa; (d) Menghargai perbed"* "dun
menjadi paradigma atau cara pandang yang menjaga keharmonisan dalam kehidupan
menjadi pedoman bersikap dan berpeiiiatu, bersama; dan (e) Mewujudkan keadilan
acuan berinteraksi dengan orang lain, acuan ian
peradaban yang kuat.
menilai suatu tindakan baik atau buruk, 3. Sila Persafuan Indonesia
sebagai filter terhadap nilai-nilai negatif, dan
Dalam sila persafuan Indonesia
sebagai dasar bagi penertiban kehidupan terkandung makna bahwa negara
sosial. merupakan persekutuan hidup bersima
1. Sila Ketuhanan yang Maha Esa di antara elemen-elemen yang membenfuk
- _
JVlenempatkan sila Ketuhanan ya.g negara yang berupa sukq raq kelompok,
Maha Esa sebagai paradigma pembangunai golongan, maupun agama. Konsekuensinya
karakter bangsa, rne.rgurrdrr,g riakna Negara menjamin persafuan, meskipun
bahwa karkater mulia yant hendak elemen-elemen tersebut berbeda_beda,
diwujudkan harus sesuai dengin makna tetapi tetap satu sebagai Bangsa Indonesia.
inti sila Ketuhanan y*g Maha Esa Pembangunan karakter bangsa berpersafu an
bahwa Negara trdonesia iauUn sebagai Ind-onesia, mengarah kepada:
pengejawantahan tujuan kodrati mu.rriiu 1a) Negara
melindungi segenap warganya dan selu-ruh
sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa. tumpah darahnya; (b) Nasionalisme yang
Oleh karena ihr, pembangunan karakter tangguh, ditandai komitmen cinta bangsi
bangsa yang berketuhanan yang Maha dan tanah air; (c) Menggalang p".rut-,i*
Esa perlu mengarah kepada hal_hal dan kesatuan bangsa; (d) Menghilangkan
mencakup: (a) Pengakuan adanya kausa penonjolan kekuatan atau kekuasaan;
prima (sebab pertama) yaitu Tuhan yang dan (e) Menumbuhkan rasa senasib dan
Maha Esa; (b) Menjamin penduduk untuf sePenganggungan.
memeluk agama masing-masing dan 4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat
beribadah menurut agamanya; (c) Atheisme Kebijaksanaan dalam permusyawaratan/

22
PENGUATAN PANCASILA SEBAGAI FONDASI
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
EDISI to I JUNI
201 3

Perwakilan rendahnya semangat pengembangan dfuL dan


menurunny a inte gritas ant ar a kat a d an tindakan'
Nilai filosofis yang terkandung dalam
menurunnya nasionalisme dan patriotisme'
sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
Fakta di masyarakat menuniukkan seringnya.
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
terjadi tawurin pelaiar, pelanggaran hak azasi
perwakilan, bahwa rakYat adalah
minusia, pelanggaran hukum dan sebagainya'
merupakan sekelompok manusia sebagai
semuanya menegaskan bahwa pembangunan
maktrluk Tuhan Yang Maha Esa Yang
kar aktei b an gs a bir dasarkan nil ai- nil ai P an c as il a
bersatu yang bertujuan mewujudkan harkat
mendesak dan penting untuk dilaksanakan'
dan martabat manusia dalam suatu wilayah
Penerapan Pancasila sebagai parudigm.
negara. Pembangunan karakter bangsa
pemb angunan kat akter memiliki betb agai fungsi
*"Ilgu* pada sili ini adalah mewujudkan '
penting, meltputi: sebagai pedoman b ersikap dan
bang-sa Indonesia yang berkarakter-dengan
berperilaku, acuan berinteraksi dengan orung
diciiikan: (a) Menghargai adanya kebebasan
lain, acuan menilai suatu tindakan baik atau
dan tanggungiawab; (b) Mmjuniung tinggi
buruk, sebagai filter terhadap nilai-nilai negatif'
-rrtyu**utt sebagai moral kemanusiaan sebagai daiar'bagi pemahaman dan penertiban
yang beradab; (c) Menjunjung tinggi nilai
kehi dup an b erb an gs a dan b erne garu'
demokrasl konstitusi, kedaulatan negara'
keterbukaan dan keadilan; dan (d) Mengakui
adanya Persamaan hak yang melekat pada
semua individu.
5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Daftar Pustaka
Indonesia
Pada sila kelima ini terkandung nilai Agus Salim. 2006. Teori dan paradigm penelitian
keadilan Yang harus terwujud dalam so cial. Yo gy akart a: Tiar a Wacana.
kehidupan soiial (kehidupan bersama)' Darmiyati Zuchdi Gd.). 201'1' Pendidikan karakter
Hakikai keadilan sosial adalah keadilan dalam perspektif teori dan praktik' Yogyakafia: UNY
dalam hubungan manusia dengan dirinya Press.
sendiri, dengan manusia lain, masyarakat' Kaelan. 2003. Pendidikan Pancasila' Yogyakarta:
bangsa dan negara, serta dengan Tuhannya' Parudigma
fembangunan karakter yang bgrtu!'1an Saoage,T.V., B Armstrong, D' G' 0995 )' Effectiae
untuk m-embentuk bangsa yang berkeadilan teaching in elementary sosial studies' Amerika: Merrill
(a)
sosial, mencakup hal-hal sebagai berikut' an lmprint of Prentie hall
Kemakmuran merata bagi seluruh rakyat;
Schein, Edgar, H .099n. Organizational culture
(b) Seluruh kekayaan alam dipergunakan and leadership. Seand edition. San Fransisco, LA:
bagi kesejahteraan rakyat; (c) Keadilan yang lossey Bass AWilleY Co.
diiasarkan atas keseimbnangan hak dan Shapien,l.,A King.M.
,1985)'
School culture' Good
kewajiban; dan (d) Menciptakan ketertiban seeds grow in story cultures. l'1,4.1L5,1'20
hidup bersama. Suhariana. Q0L1'). Pendidikan lhrakter dalam
perspektif teori dan praktik. Yogyakarta: UNY Press'
PenutuP Sbediiarto. 099il. Pendidikan sebagai Sarana
Reformasi Mental dalam l)paya Pembangunan Bangsa'

Kondisi faktual di masyarakat yang Jakafia: Balai Pustakn


Zamroni, Q005). Mengembangkan kultur sekolah
menyebabkan pembangunan karakter bermutu' Makalah disamp aikan
p endidikan y ang
berbasis nilai-niiai Pancasila mendesak menuiu
Kultur Sekolah
alat urgen dilaksanaknn adalah : kurangnya pada Seminar Nasional Mengembangkan
tanggal 23 Nopember 2005'
pemahaian dan pelaksanaan makna inti diYogyakafia pada
'sila-sila llndang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Pancasila, sering dilupakannya nilai-
em P endidikan N asion al.
nilai keiuiuran, seringnya tetjadi pelanggaran S is t

disiplin', kurang menghargai perbedaan'

23

Anda mungkin juga menyukai