NIM : 10518028
Kelas : Tk. 3 A Keperawatan
Dosen Pembingbing : Supriyanto, SKM., M.KM
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KELUARGA
A. Definisi BBLR
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir
dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram (WHO, 1961),
sedangkan bayi dengan berat badan kurang dari 1500 gr termasuk bayi
dengan berat badan lahir sangat rendah. Pada kongres European Prenatal
Medicine II (1970) di London diusulkan definisi sebagai berikut:
1. Preterin Infant (bayi kurang bulan: masa gestasi kurang dari
269 hari (37mg).
2. Term infant (bayi cukup bulan: masa gestasi 259-293 hari (37
– 41 mg).
3. Post term infant (bayi lebih bulan, masa gestasi 254 hari atau
lebih (42 mg/lebih).
Dengan pengertian di atas, BBRL dibagi atas dua golongan:
1. Prematuritas murni kurang dari 37 hari dan BB sesuai dengan
masa kehamilan/ gestasi (neonatus kurang bulan - sesuai masa
kehamilan/ NKB-SMK).
2. Dismatur, BB kurang dari seharusnya untuk masa
gestasi/kehamilan akibat bayi mengalami retardasi intra uteri
dan merupakan bayi yang kecil untuk masa pertumbuhan
(KMK). Dismatur dapat terjadi dalam preterm, term dan post
term yang terbagi dalam :
* Neonatus kurang bulan – kecil untuk masa kehamilan
(NKB- KMK).
* Neonatus cukup bulan – kecil untuk masa kehamilan
(NCB – KMK).
* Neonatus lebih bulan – kecil untuk masa kehamilan (NLB
– KMK).
B. Etiologi
1. Faktor ibu :
- Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
- Perdarahan antepartum
- Malnutrisi
- Hidromion
- Penyakit jantung/penyakit kronis lainnya
- Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
- Jarak dua kehamilan yang terlalu dekat
- Infeksi
- Penderita DM berat
2. Faktor Janin :
- Cacat bawaan
- Kehamilan ganda/gemili
- Ketuban pecah dini/KPD
3. Keadaan sosial ekonomi yang rendah
4. Kebiasaan
5. Idiopatik
D. Penatalaksanaan BBLR
1. Pengaturan suhu
Untuk mencegah hipotermi, diperlukan lingkungan yang
cukup hangat dan istirahat konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat
dalam inkubator maka suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah
35 C dan untuk bayi dengan BB 2 – 2,5 kg adalah 34 C. Bila tidak
ada inkubator, pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus
bayi dan meletakkan botol-botol hangat yang telah dibungkus
dengan handuk atau lampu petromak di dekat tidur bayi. Bayi dalam
inkubator hanya dipakaikan popok untuk memudahkan pengawasan
mengenai keadaan umum, warna kulit, pernafasan, kejang dan
sebagainya sehingga penyakit dapat dikenali sedini mungkin.
2. Pengaturan makanan/nutrisi
Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur adalah
sedikit demi sedikit. Secara perlahan-lahan dan hati-hati. Pemberian
makanan dini berupa glukosa, ASI atau PASI atau mengurangi resiko
hipoglikemia, dehidrasi atau hiperbilirubinia. Bayi yang daya isapnya
baik dan tanpa sakit berat dapat dicoba minum melalui mulut.
Umumnya bayi dengan berat kurang dari 1500 gram memerlukan
minum pertama dengan pipa lambung karena belum adanya koordinasi
antara gerakan menghisap dengan menelan.
Dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 ml larutan
glukosa 5 % yang steril untuk bayi dengan berat kurang dari 1000
gram, 2 – 4 ml untuk bayi dengan berat antara 1000-1500 gram dan
5-10 ml untuk bayi dengan berat lebih dari 1500 Gr.
Apabila dengan pemberian makanan pertama bayi tidak
mengalami kesukaran, pemberian ASI/PASI dapat dilanjutkan dalam
waktu 12-48 jam.
3. Mencegah infeksi
Bayi prematur mudah terserang infeksi. Hal ini disebabkan
karena daya tubuh bayi terhadap infeksi kurang antibodi relatif belum
terbentuk dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum
baik. Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut:
1. Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air
mengalir selama 2 menit sebelum masuk ke ruang rawat
bayi.
2. Mencuci tangan dengan zat anti septic/ sabun sebelum dan
sesudah memegang seorang bayi.
3. Mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan semua
benda yang berhubungan dengan bayi.
4. Membatasi jumlah bayi dalam satu ruangan.
5. Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke ruang
rawat bayi.
E. Prognosis BBLR
Prognosis tergantung berat ringannya masalah prenatal, selain itu
juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dam
perawatan saat hamil, persalinan dan perawatan post – natal.
H. DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI : Jakarta.