Dosen Pengampu :
Oleh:
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Etika adalah suatu sistem prinsip moral, etika suatu budaya. Aturan tentang
tindakan yang dianut berkenaan dengan perilaku suatu kelas manusia, kelompok,
atau budaya tertentu.
3. Setiap orang memiliki hak untuk memilih dan bertanggung jawab terhadap
keputusan yang diambilnya.
Kode Etik adalah seperangkat standar, peraturan, pedoman, dan nilai yang
mengatur mengarahkan perbuatan atau tindakan dalam suatu perusahaan,
profesi, atau organisasi bagi para pekerja atau anggotanya, dan interaksi antara
para pekerja atau anggota dengan masyarakat.
1
Kode Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia merupakan landasan moral dan
pedoman tingkah laku profesional yang dijunjung tinggi, diamalkan dan
diamankan oleh setiap anggota profesi Bimbingan dan Konseling Indonesia. Kode
Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia wsajib dipatuhi dan diamalkan oleh
pengurus dan anggota organisasi tingkat
2
BAB II
HUBUNGAN KONSELING
3
1) Melakukan hubungan kerjasama (kolaborsi) dengan orang tua siswa dalam
memfasilitasi perkembangan siswa secara optimal.
tujuan.
2) Menerima masukan pendapat atau kritikan dari kepala sekolah, dan guru
4
3) Berusaha secara terus menerus untuk mengembangkan kompetensi
konselor untuk maksud mencari keuntungan pribadi atau maksud lain yang
merugikan konseli, atau menerima komisi atau balas jasa dalam bentuk yang
tidak wajar.
BAB III
BERSIFAT PRIBADI
5
c. Menghargai kerahasiaan informasi mengenai konseli.
Dalam hal ini konselor hanya berbagi informasi seizin konseli atau berdasarkan
Hal ini bias dilakukan pada tahap pengenalan dalam proses konseling.
dan kerahasian informasi mengenai data-data konseli yang diurus oleh pegawai
lembaga, termasuk pegawai, mahasiwa, asisten dan tenaga sukarela.
pihak ketiga mengenai konseli jika konseli membuat perjanjian dengan pihak
yang memiliki otoritas. Memindahkan informasi rahasia, konselor
memperhatikan dan memastikan keamanan pemindahan data-data rahasia
dengan komputer melalui surat elektronik, mesin fax, telepon, dan perlengkapan
teknologi komputer lainnya.
6
merekam proses konseling dalam bentuk elektronik maupun bentuk lain.
c. Izin untuk observasi, konselor meminta izin dari konseli dalam rangka
1. Asesmen
Tujuan utama dari asesmen karir, psikologi dan pendidikan adalah untuk
menyediakan pengukuran yang valid dan reliable, dalam rangka memperoleh
data yang akurat mengenai konseli dan lingkungannya. Assesmen yang dilakukan
tidak hanya terbatas pada: pengukuran bakat, kepribadian, minat, dan
intelegensi.
2. Kesejahteraan konseli
7
Konselor tidak diperkenankan untuk menyalahgunakan hasil asesmen dan
interpretasinya, dan konselor harus mencegah terjadinya penyalahgunaan.
Konselor harus menghormati hak konseli untuk mengetahui hasil dan
interpretasi yang dibuat, dan melihat keputusan dan rekomendasi yang dibuat
konseli.
asesmen meliputi:
dengan:
A. Pendahuluan
Konselor wajib mengkaji secara sadar tingkah laku dan perbuatannya bahwa ia
mentaati kode etik. Konselor wajib senantiasa mengingat bahwa setiap
pelanggaran terhadap kode etik akan merugikan diri sendiri, konseli, lembaga
dan pihak lain yg terkait.
8
C. Sangsi Pelanggaran
Konselor wajib mematuhi kode etik profesi Bimbingan dan Konseling. Apabila
terjadi pelanggaran terhadap kode etik Profesi Bimbingan dan Konseling maka
kepadanya diberikan sangsi sebagai berikut.
4. Pencabutan lisensi
5. Apabila berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan oleh dewan kode etik
9
yang bermuara pada penganugerahan ijazah akademik Sarjana Pendidikan (S.Pd)
bidang bimbingan dan konseling. Sedangkan kompetensi profesional merupakan
penguasaan kiat penyelenggaraan bimbingan dan konseling yang memandirikan,
yang ditumbuhkan serta diasah melalui latihan menerapkan kompetensi
akademik yang telah diperoleh dalam konteks otentik pendidikan profesi
konselor yang berorientasi pada pengalaman dan kemampuan praktik lapangan,
dan tamatannya memperoleh sertifikat profesi bimbingan dan konseling dengan
gelar profesi konselor, disingkat kons.
10