MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Konsultasi dalam Bimbingan & Konseling
Oleh
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dangan apa
yang kami harapkan.
Adapun maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi apa yang
menjadi tugas kami sebagai mahasiswa Bimbingan & Konseling dalam mata kuliah
Konsultasi dalam Bimbingan & Konseling yang membahas tentang “isu Etis dalam
Konsultasi dan Konsultasi dengan Administrator, guru, dan Orang tua”.
Atas terselesainya makalah ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak
Kusnarto Kurniawan, S. Pd., M. Pd. dan Bapak Bobby Ardhian Nusantara, M. Pd. selaku
dosen mata kuliah Konsultasi dalam Bimbingan & Konseling yang telah membimbing kami.
Dan semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami pribadi khususnya
dan pembaca umumnya. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
dan pengetahuan kita tentang Isu Etis dalam Konsultasi dan Konsultasi dengan
Administrator, Guru, dan Orang tua.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Akhir kata kami mohon maaf apabila ada
kesalahan penulisan atau kata yang kurang berkenan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konseling merupakan layanan professional yang memanfaatkan hubungan antarindividu.
Dalam layanan bimbingan konseling terdapat layanan konsultasi yang mana menjadi
salah satu layanan yang menunjang komunikasi antara berbagai pihak. Namun, dalam
layanan konsultasi tidak serta merta selalu berjalan dengan lancar. Isu-isu yang muncul
dalam layanan konsultasi perlu kita ketahui. Isu etis yang muncul serta layanan konsultasi
dengan administrator, guru, maupun orang tua harus kita pahami agar kita dapat mengerti
bagaimana konsep dari layanan konsultasi agar berjalan secara maksimal. \
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah memaparkan tentang konsep dasar dari Isu Etis
dalam Konsultasi dan Konsultasi dengan Administrator, Guru, dan Orang Tua.
1
BAB II PEMBAHASAN
2
Konsulti memiliki hubungan yang setara dan memiliki kesempatan untuk
berpartisipasi dalam konsultasi dan juga untuk mendefinisikan masalah dan memilih
strategi intervensi. Tidak dapat dipungkiri konsultan juga bisa memberikan alasan dari
sudut pandang mengenai seorang siswa, tetapi pihak yang konsulti adalah orang yang
harus berinteraksi dengan pihak ketiga.
d. Nilai/Value
Konselor sekolah profesional menghormati nilai dan keyakinan siswa dan
tidak memaksakan nilai pribadi konselor. Nilai-nilai konsultan secara langsung
dipengaruhi oleh identitas budaya/etnis/rasnya serta oleh aspek keragaman lainnya.
Standar Etika berkaitan dengan keragaman dan juga berbicara tentang nilai-nilai
melalui penekanannya pada pemahaman bagaimana identitas budaya/etnis/ras
seseorang memengaruhi nilai-nilai dan keyakinannya tentang proses konseling (dan
konsultasi).
Dari etika dan nilai-nilai ke hakikat sangatlah dekat maknanya. Hakikat merupakan
gabungan nilai-nilai, biaanya menghasilkan pernyataan-pernyataan berupa postulat-
postulat, asumsi-asumsi dan prinsip, Ellis dalam Paterson (1986) mengemukakan
beberapa prinsip yang harus diterapkan onselor dalam konseling adalah:
1. Kepercayaan bahwa kehidupan manusia, kebahagiaan dan kesejahteraan adalah
untuk dinilai
2. Menonjolkan/menegaskan bahwa manusia adalah tuan bagi takdirnya sendiri,
dengan pemahaman yang tepat dalam mengembangkan minat-minat dengan
caranya sendiri
3. Penentuan ahwa harga diri setiap orang itu bernilai seharusnya dihargai sepanjang
waktu dan berbagai kondisi
4. Anggapan atau asumsi bahwa setiap individu memiliki hak dan kebebasannya
Kode etik profesi adalah serangkaian peraturan professional yang harus dipergunakan
para anggota suatu profesi dalam pelaksanaan praktek profesionalnya. Kode etik suatu
organisasi profesi secara spesifik harus menjelakan kepada para anggotanya mengenai
prinsip-prinsip yang membatasi tingkah laku anggotanya dan menjadi dasar bagi
pengaduan-pengaduan etis yang dihadapi para anggotanya.
5
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
Konseling merupakan layanan professional yang memanfaatkan hubungan
antarindividu. Hubungan yang bersifat membantu itu harus lurus dengan memegang
etika antarmanusia. Karena itu, hubungan tersebut harus dilindungi dari perilaku yang
salah dari pihak konselor, klien, maupun masyarajakat. Ketika memberikan
konsultasi, konselor dan konsulti berusaha mengembangkan pemahaman yang jelas
tentang definisi masalah, tujuan dan perubahan dan konsekuensi yang diprediksi dari
intervens yang dipilih. Konsulti memiliki hubungan yang setara dan memiliki
kesempatan untuk berpartisipasi dalam konsultasi dan juga untuk mendefinisikan
masalah dan memilih strategi intervensi. Tidak dapat dipungkiri konsultan juga bisa
memberikan alasan dari sudut pandang mengenai seorang siswa, tetapi pihak yang
konsulti adalah orang yang harus berinteraksi dengan pihak ketiga.
Selain itu, agar mampu menjalin hubungan dan menyediakan layanan konseling
yang maksimal yang sesuai dengan kebutuhan pribadi siswa, konselor perlu memahami
proses dan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan manusia (Gibson, 2011 : 531).
Konselor sekolah memiliki kesempatan untuk membina hubungan dengan orang tua,
dalam kedudukannya sebagai konsultan. Hasil yang diharapkan dari pembicaraan orang
tua dan konselor sekolah adalah pengetahuan pemahaman tentang keadaan siswa.
3.2 Saran
Sebagai calon konselor yang nantinya akan menjadi tenaga professional perlu bagi
kita untuk memahami tentang isu etis dalam konsultasi agar layanan konsultasi yang
dilaksanakan dapat berjalan secara maksimal.
6
DAFTAR PUSTAKA
AS, Uman Suherman. (2007). Kompetensi dan Aspek Etik Profesional Konselor Masa
Depan, EDUCATIONIST, 1(1) 39-47
Anjar, Tri. 2011. Peranan Konsultasi Konselor Sekolah. Jurnal GUIDENA, 1(1), 51-62.
https://konseling.bpkpenaburjakarta.or.id/2019/07/16/orangtua-ingin-konsultasi-dengan-guru-
bk-kenapa-tidak/ diakses pada 2 oktober 2021