Anda di halaman 1dari 90

REDESAIN JAKARTA TOURISM SCHOOL DENGAN

PENDEKATAN PRINSIP ARSITEKTUR MODERN


LE-CORBUSIER

Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur


Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Arsitektur
Program Studi Teknik Arsitektur

Disusun oleh

Nama : Delvi Irene Sitohang

NIM : 5112415022

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR, S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
i
ii
iii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan hormat saya persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang
telah menuntun dengan kasih, seperti yang tertulis pada Yesaya 41:10 “janganlah
takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu;
Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang
engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.” Dan karena
kasih dan karuniaNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Landasan
Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Proyek Akhir Arsitektur (LP3A-
PAA) Redesain Jakarta Tourism School dengan Pendekatan Prinsip Arsitektur
Modern Le-Corbusier ini dengan baik dan lancar tanpa terjadi suatu halangan yang
mungkin dapat mengganggu proses penyusunannya. Landasan Program
Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) Redesain Jakarta Tourism
School - SMK Jakarta Wisata ini disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan
akademik di Universitas Negeri Semarang serta landasan dasar untuk
merencanakan desain SMK Jakarta Wisata nantinya. Judul Proyek Akhir Arsitektur
(PAA) yang penulis pilih adalah “Redesain Jakarta Tourism School dengan
Pendekatan Prinsip Arsitektur Modern Le-Corbusier”. Tidak lupa penulis untuk
mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak terkait yang telah membantu,
membimbing, serta mengarahkan, sehingga penulisan Landasan Program
Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) Redesain Jakarta Tourism
School Dengan Pendekatan Prinsip Arsitektur Modern Le-Corbusier dapat
terselesaikan dengan baik. Ucapan terimakasih saya tujukan kepada:

1. Bapak Teguh Prihanto, S.T., M.T., selaku Koordinator Program Studi


Teknik Arsitektur S1 Universitas Negeri Semarang;
2. Ibu Lulut Indrianingrum ST, MT, selaku dosen wali dan dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, masukan, dan
persetujuan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan
Perancangan Arsitektur (LP3A) ini dengan penuh keikhlasan dan
kesabaran untuk membantu memperlancar Proyek Akhir Arsitektur;
3. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Arsitektur Universitas Negeri Semarang
yang memberikan bantuan arahan dalam penyusunan Landasan
Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) ini.

iv
4. Mama, Bapak dan Kak Tiur yang selalu memberikan semangat, doa,
dan kekuatan untuk penulis sehingga bisa melewati setiap proses
penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan
Arsitektur (LP3A);
5. Fuad Andhika Arya Sena yang sudah membantu dan menemani proses
penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan
Arsitektur (LP3A);
6. Para sahabat Shela, Jurnia, Zumrotun yang telah memberikan
dukungan dan bantuannya;
7. Teman-teman Program Studi Arsitektur S1 Universitas Negeri
Semarang, terutama teman-teman angkatan 2015 yang telah berjuang
bersama dan saling mendukung ataupun membantu.

Ucapan terimakasih ini penulis haturkan kepada seluruh pihak terkait yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan dan
motivasi. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan, maka segala saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya
penulisan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A)
SMK Jakarta Wisata ini. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan pada umumnya.

Semarang, 08 Mei 2019


Penulis

v
PERSEMBAHAN

Tugas Akhir Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A)


Redesain Jakarta Tourism School dengan Pendekatan Prinsip Arsitektur Modern
Le-Corbusier ini penulis persembanhkan kepada:

1. Ketua Jurusan Teknik Sipil, Aris Widodo S.Pd., M.T., yang


memberikan ijin bagi penulis melaksanakan Proyek Akhir Arsitektur
(PAA);
2. Koordinator Program Studi Teknik Arsitektur S1, Teguh Prihanto, S.T.,
M.T. yang memberikan arahan dalam Proyek Akhir Arsitektur (PAA)
ini, sehingga memperlancar proses penulisan Landasan Program
Perencanaan danPerancangan Arsitektur (LP3A);
3. Dosen Pembimbing Proyek Akhir Arsitektur (PAA), Ibu Lulut
Indrianingrum ST, MT., yang telah memberikan bimbingan, arahan,
masukan, dan persetujuan dalam penyusunan penulisan Landasan
Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) ini dengan
penuh keikhlasan dan kesabaran dalam membantu memperlancar
Proyek Akhir Arsitektur (PAA);
4. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Arsitektur Universitas Negeri Semarang
yang memberikan bantuan arahan dalam penyusunan Landasan
Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A).
5. Mama, Bapak, Kak Tiur dan Keluarga besar yang selalu memberikan
semangat, doa, dan kekuatan untuk penulis sehingga bisa melewati
setiap proses penyusunan Landasan Program Perencanaan dan
Perancangan Arsitektur (LP3A);
6. Fuad Andhika Arya Sena yang sudah membantu dan menemani
proses penyusunan Landasan Program Perencanaan dan
Perancangan Arsitektur (LP3A);
7. Para sahabat yang telah memberikan dukungan dan bantuannya;
8. Teman-teman Program Studi Arsitektur S1 Universitas Negeri
Semarang, terutama teman-teman angkatan 2015 yang telah berjuang
bersama dan saling mendukung ataupun membantu.

vi
ABSTRAK
“Redesain Jakarta Tourism School dengan Pendekatan Prinsip Arsitektur
Modern Le-Corbusier”
Oleh :
Delvi Irene Sitohang

Program Studi Teknik Arsitektur, Jurusan Teknik Sipil


Universitas Negeri Semarang
2019

SMK Jakarta Wisata adalah Sekolah Jurusan Pariwisata pertama di Jakarta Selatan
yang dibangun pada tahun 1987 yang terletak di Jalan Iskandar Muda, Praja Dalam E
No.3, Kebayoran Lama Selatan, Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan. SMK Jakarta
Wisata sampai saat ini belum memiliki Gedung praktek perhotelan yang memadai untuk
pelaksanaan kegiatannya, masih menggunakan gedung lama yang sudah tidak bisa
menampung kegiatan praktek siswa-siswi karena belum memiliki sarana dan prasarana.
Maka dari itu perlu adanya “Education Hotel” untuk memfasilitasi siswa/i setiap praktek
belajar dan mengajar.

Selanjutnya pada perencanaan dan perancangan “Jakarta Tourism School dengan


Pendekatan Prinsip Arsitektur Modern Le-Corbusier”, penulis melakukan proses
pengumpulan data baik langsung maupun tidak langsung. Setelah data yang dibutuhkan
tekumpul, langkah selanjutnya yaitu proses analisa sehingga memperoleh hasil yang
terbaik. Selama proses analisa, pendekatan desain arsitektur Arsitektur Modern Le-
Corbusier digunakan. Analisa yang dilakukan terbagi ke dalam 5 (lima) aspek perencanaan
dan perancangan arsitektur yaitu aspek fungsional, aspek kontekstual, aspek kinerja,
aspek struktural, dan aspek arsitektural.

Bedasarkan pengumpulan data, analisa, dan pendekatan yang dilakukan,


didapatkan rekomendasi desain sebuah “Jakarta Tourism School dengan Pendekatan
Prinsip Arsitektur Modern Le-Corbusier” yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dalam
melakukan proses desain selanjutnya, aspek-aspek perencanaan dan perancangan
arsitektur yang telah dianalisa dijadikan sebagai pedoman.

Kata Kunci : SMK Jakarta Wisata, Sekolah Jurusan Pariwisata, Tahapan Desain, Aspek
Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................iv
PERSEMBAHAN .................................................................................................................vi
ABSTRAK........................................................................................................................... vii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 5
1.3 Tujuan dan Sasaran ............................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan ............................................................................................................. 5
1.3.2 Sasaran .......................................................................................................... 5
1.4 Permasalahan ........................................................................................................ 5
1.5 Manfaat................................................................................................................... 6
1.5.1 Subyektif ......................................................................................................... 6
1.5.2 Obyektif ........................................................................................................... 6
1.6 Lingkup Pembahasan............................................................................................. 6
1.6.1 Ruang Lingkup Substansial ............................................................................ 6
1.6.2 Ruang Lingkup Spasial ................................................................................... 7
1.7 Metode Pembahasan ............................................................................................. 7
1.7.1 Data Primer..................................................................................................... 7
1.7.1.1 Studi Pustaka/Literatur .............................................................................. 7
1.7.1.2 Studi Banding ............................................................................................ 8
1.7.1.3 Wawancara ............................................................................................... 8
1.7.2 Data Sekunder ................................................................................................ 8
1.8 Keaslian Penulisan ................................................................................................. 8
1.9 Sistematika Pembahasan....................................................................................... 8
1.10 Alur Pikir ............................................................................................................... 10
BAB II TINJAUAN JAKARTA TOURISM SCHOOL .......................................................... 10
2.1 Tinjauan SMK Pariwisata ..................................................................................... 10
2.1.1 Definisi SMK Pariwisata ............................................................................... 10
2.1.2 Sejarah Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia ..................................... 13

viii
2.1.3 Bidang Keahlian, Program Studi Keahlian dan Kompetensi Keahlian SMK ....
15
2.1.4 Kurikulum SMK Pariwisata ........................................................................... 16
2.2 Tinjauan Education Hotel ..................................................................................... 17
2.2.1 Pengertian Education Hotel .......................................................................... 17
2.2.2 Fungsi Education Hotel ................................................................................ 18
2.2.3 Standart Education Hotel .............................................................................. 19
2.2.4 Pembelajaran Education Hotel sebagai sumber belajar .............................. 21
2.3 Tinjauan Pendekatan Desain Arsitektur Modern ................................................. 25
2.3.1 Pengertian Arsitektur Modern ....................................................................... 25
2.3.2 Prinsip-Prinsip Arsitektur Modern ................................................................. 26
2.3.3 Kategori dan Unsur Arsitektur Modern ......................................................... 27
2.3.4 Biografi Le Corbusier .................................................................................... 35
2.3.5 Tinjauan Le Corbusier .................................................................................. 36
2.3.6 Karya Le Corbusier ....................................................................................... 37
2.3.7 Analisis Karya Le Corbusier ......................................................................... 42
2.4 Studi Banding ....................................................................................................... 47
2.4.1 SMK Negeri 6 Semarang .............................................................................. 47
2.4.2 SMK Negeri 4 Yogyakarta ............................................................................ 57
2.5 Kesimpulan Studi Eksisting dan Studi Banding ................................................... 67
BAB III TINJAUAN SMK JAKARTA WISATA ................................................................... 68
3.1 Tinjauan Umum Kota Jakarta Selatan ................................................................. 68
3.1.1 Tinjauan Fisik ................................................................................................ 68
3.1.2 Luas dan Batas Wilayah Administratif .......................................................... 69
3.1.3 Kondisi Geografis ......................................................................................... 69
3.1.4 Kondisi Topografi .......................................................................................... 70
3.1.5 Peta Zonasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama .....
71
3.2 Tinjauan Umum SMK Jakarta Wisata .................................................................. 73
3.2.1 Sejarah SMK Jakarta Wisata........................................................................ 73
3.2.2 Lokasi SMK Jakarta Wisata.......................................................................... 74
3.2.3 Struktur Organisasi SMK Jakarta Wisata ..................................................... 78
3.2.4 Kondisi Eksisting SMK Jakarta Wisata ......................................................... 80
3.2.5 Batas – batas Tapak ..................................................................................... 93
3.2.6 Studi Besaran Tapak .................................................................................... 93
3.2.7 Sistem Pendidikan ........................................................................................ 93
3.2.8 Sarana dan Prasarana SMK Jakarta Wisata ................................................ 99

ix
3.3 Analisis Redesain SMK Jakarta Wisata ............................................................... 99
3.3.1 Aspek Kebutuhan Ruang .............................................................................. 99
3.3.2 Aspek Aktivitas ........................................................................................... 100
3.3.3 Aspek Sirkulasi ........................................................................................... 103
3.3.4 Aspek Fasilitas/Edukasi .............................................................................. 103
3.3.5 Strategi Redesain SMK Jakarta Wisata ..................................................... 104
3.4 Analisa Bangunan Baru SMK Jakarta Wisata .................................................... 105
3.4.1 Eksisting ..................................................................................................... 105
3.4.2 Permasalahan............................................................................................. 105
3.4.3 Solusi .......................................................................................................... 105
BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ............. 107
4.1 Konsep Dasar Pendekatan Redesain ................................................................ 107
4.2 Pendekatan Aspek Fungsional .......................................................................... 107
4.2.1 Sekolah ....................................................................................................... 107
4.2.1.1 Pendekatan Pelaku ............................................................................... 108
4.2.1.2 Pendekatan Aktivitas............................................................................. 109
4.2.1.3 Pendekatan Kurikulum .......................................................................... 111
4.2.1.4 Analisa Kebutuhan dan Pengelompokan Ruang .................................. 114
4.2.1.5 Kapasitas Murid SMK Jakarta WIsata .................................................. 117
4.2.1.6 Pendekatan Jumlah Pengguna ............................................................. 120
4.2.1.7 Aktivitas Pengguna ............................................................................... 125
4.2.1.8 Kebutuhan Ruang Pengguna ................................................................ 127
4.2.2 Hotel/Edotel (Education Hotel) ................................................................... 129
4.2.2.1 Pendekatan Pelaku ............................................................................... 129
4.2.2.2 Lingkup Kegiatan .................................................................................. 131
4.2.3.2 Analisa Kebutuhan dan Pengelompokan Ruang .................................. 133
4.2.3.3 Kapasitas Pegawai Hotel SMK Jakarta Wisata .................................... 136
4.2.3.4 Aktivitas Pengguna ............................................................................... 137
4.2.3.5 Kebutuhan Ruang Pengguna ................................................................ 140
4.2.3.6 Besaran Ruang ..................................................................................... 141
4.2.3.7 Besaran Ruang Hotel SMK Jakarta Wisata .......................................... 145
4.3 Pendekatan Aspek Kontekstual ......................................................................... 154
4.3.1 Analisa Kondisi Eksisting Site .................................................................... 154
4.3.2 Analisa Potensi Eksisting Site .................................................................... 161
4.3.3 Analisa Permasalahan Eksisting Site ......................................................... 161
4.4 Pendekatan Aspek Kinerja ................................................................................. 161
4.4.1 Sistem Pencahayaan .................................................................................. 161

x
4.4.2 Jaringan Listrik............................................................................................ 163
4.4.3 Pengkondisian Udara ................................................................................. 163
4.4.4 Jaringan Air Bersih ..................................................................................... 164
4.4.5 Jaringan Air Kotor ....................................................................................... 164
4.4.6 Sistem Pembuangan Sampah .................................................................... 165
4.4.7 Sistem Keamanan ...................................................................................... 165
4.4.8 Sistem Transportasi Vertikal ....................................................................... 166
4.4.9 Sistem Komunikasi ..................................................................................... 167
4.4.10 Sistem Penangkal Petir .............................................................................. 168
4.4.11 Sistem Pencegah Bahaya Kebakaran ........................................................ 168
4.5 Pendekatan Aspek Struktur ............................................................................... 169
4.5.1 Struktur Bawah ........................................................................................... 169
4.5.2 Struktur Tengah .......................................................................................... 170
4.5.3 Struktur Atas ............................................................................................... 171
4.6 Pendekatan Aspek Arsitektural .......................................................................... 171
4.6.1 Gubahan Massa ......................................................................................... 172
4.6.2 Prinsip Desain............................................................................................. 172
BAB V KESIMPULAN ..................................................................................................... 175
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 175
5.2 Saran .................................................................................................................. 177
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 178

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Program Studi dan Paket Keahlian ................................................................... 16
Tabel 2.2 Kurikulum Wajib SMK Pariwisata ...................................................................... 17
Tabel 2.3 Kurikulum SMK Pariwisata ................................................................................ 22
Tabel 2.4 Kebutuhan Sarana Ruang Kelas ...................................................................... 36
Tabel 2.5 Kebutuhan Sarana Ruang Perpustakaan ......................................................... 37
Tabel 2.6 Kebutuhan Sarana Ruang Lab. Komputer ........................................................ 40
Tabel 2.7 Kebutuhan Sarana Ruang Pimpinan ................................................................ 42
Tabel 2.8 Kebutuhan Sarana Ruang Guru ....................................................................... 43
Tabel 2.9 Kebutuhan Sarana Ruang Tata Usaha ............................................................. 44
Tabel 2.10 Kebutuhan Sarana Ruang Ibadah .................................................................. 45
Tabel 2.11 Kebutuhan Sarana Ruang Konseling ............................................................. 46
Tabel 2.12 Kebutuhan Sarana Ruang UKS ...................................................................... 47
Tabel 2.13 Kebutuhan Sarana Ruang Organisasi Kemahasiswaan................................. 48
Tabel 2.14 Kebutuhan Sarana Lavatory ........................................................................... 49
Tabel 2.15 Kebutuhan Sarana Gudang ............................................................................ 49
Tabel 2.16 Kebutuhan Sarana Tempat bermain/berolahraga .......................................... 51
Tabel 2.17 Kebutuhan Sarana Praktik Program Keahlian Usaha Perjalanan Wisata ...... 52
Tabel 2.18 Kebutuhan Sarana Praktik Praktik Tiketing .................................................... 53
Tabel 2.19 Kebutuhan Sarana Praktik Praktik Touring ..................................................... 54
Tabel 2.20 Kebutuhan Sarana Praktik Praktik Guiding..................................................... 55
Tabel 2.21 Kebutuhan Sarana Ruang Penyimpanan dan Instruktur UPW ....................... 55
Tabel 2.22 Kebutuhan Ruang Praktik Program Keahlian Akomodasi Perhotelan............ 57
Tabel 2.23 Kebutuhan Ruang Praktik Praktik House Keeping ......................................... 57
Tabel 2.24 Kebutuhan Ruang Praktik Front Office ........................................................... 58
Tabel 2.25 Kebutuhan Ruang Praktik Pengolahan Data dan Informasi ........................... 59
Tabel 2.26 Kebutuhan Ruang Praktik Model Hotel ........................................................... 60
Tabel 2.27 Kebutuhan Ruang Penyimpanan dan Instruktur APH .................................... 61
Tabel 2.28 Kebutuhan Ruang Praktik Program Keahlian Restoran ................................. 62
Tabel 2.29 Kebutuhan Ruang Praktik Dapur Latih ........................................................... 63
Tabel 2.30 Kebutuhan Ruang Praktik Dapur Produksi ..................................................... 64
Tabel 2.31 Kebutuhan Ruang Praktik Dapur Persiapan ................................................... 65
Tabel 2.32 Kebutuhan Ruang Praktik Mini Bar ................................................................. 66
Tabel 2.33 Kebutuhan Ruang Praktik Tata Hidang .......................................................... 66
Tabel 2.34 Kebutuhan Ruang Praktik Penyimpanan dan Instruktur Tata Boga ............... 67
Tabel 2.35 Kebutuhan Ruang Praktik Program Keahlian Patiseri .................................... 69
Tabel 2.36 Kebutuhan Ruang Praktik Dapur Kue Basah ................................................. 69

xii
Tabel 2.37 Kebutuhan Ruang Praktik Dapur Kue Kering ................................................. 70
Tabel 2.38 Kebutuhan Ruang Pengemasan dan Pengujian Mutu ................................... 71
Tabel 2.39 Kebutuhan Ruang Penyimpanan dan Instruktur Patiseri ................................ 72
Tabel 2.40 Persyaratan Ruang ......................................................................................... 73
Tabel 2.41 Struktur Organisasi SMK Negeri 6 Semarang .............................................. 110
Tabel 2.42 Kompetensi Keahlian Akomodasi Perhotelan ............................................... 112
Tabel 2.43 Jumlah Siswa SMK Negeri 6 Semarang 2018/2019..................................... 117
Tabel 2.44 Struktur Organisasi SMK Negeri 4 Yogyakarta ............................................ 120
Tabel 2.45 Jumlah Siswa SMK Negeri 4 Yogyakarta 2018/2019 ................................... 126
Tabel 2.46 Besaran Ruang SMK Negeri 4 Yogyakarta .................................................. 126
Tabel 2.47 Kesimpulan Studi Eksisting dan Studi Banding ............................................ 128
Tabel 3.1 Keterangan Lokasi SMK Jakarta Wisata ........................................................ 137
Tabel 3.2 Struktur Organisasi SMK Jakarta Wisata ....................................................... 139
Tabel 3.3 Kurikulum Akomodasi Perhotelan SMK Jakarta Wisata ................................. 148
Tabel 3.4 Kurikulum Usaha Perjalanan Wisata SMK Jakarta Wisata............................. 150
Tabel 4.1 Kelompok Ruang Utama SMK Pariwisata ...................................................... 167
Tabel 4.2 Kelompok Ruang Penunjang SMK Pariwisata................................................ 168
Tabel 4.3 Kelompok Ruang Pengelola SMK Pariwisata ................................................. 169
Tabel 4.4 Kelompok Ruang Service SMK Pariwisata ..................................................... 169
Tabel 4.5 Jumlah Siswa di SMK Jakarta WIsata ............................................................ 170
Tabel 4.6 Jumlah Siswa diproyeksikan 5 tahun ke depan .............................................. 173
Tabel 4.7 Rekapitulasi Jumlah Pengelola di SMK Jakarta Wisata ................................. 176
Tabel 4.8 Rekapitulasi Jumlah Pengguna di SMK Jakarta Wisata ................................. 177
Tabel 4.9 Kegiatan Pelajar/Murid .................................................................................... 178
Tabel 4.10 Kegiatan Pengajar/Guru ............................................................................... 178
Tabel 4.11 Kegiatan Kepala Sekolah .............................................................................. 178
Tabel 4.12 Kegiatan Tata Usaha .................................................................................... 179
Tabel 4.13 Kegiatan Pengunjung Sekolah...................................................................... 179
Tabel 4.14 Kegiatan Security .......................................................................................... 179
Tabel 4.15 Kebutuhan Ruang Pengguna ........................................................................ 180
Tabel 4.16 Keterangan Sumber ...................................................................................... 182
Tabel 4.17 Ruang Praktek Laundry ................................................................................ 183
Tabel 4.18 Ruang Praktek Administrasi (front office) ..................................................... 183
Tabel 4.19 Ruang Praktek Ticketing ............................................................................... 183
Tabel 4.20 Ruang Praktek Perjalanan Wisata ................................................................ 184
Tabel 4.21 Ruang Praktek Tata Boga ............................................................................. 184
Tabel 4.22 Ruang Praktek Patiseri ................................................................................. 184

xiii
Tabel 4.24 Ruang Praktek Dapur Kue Kering ................................................................. 185
Tabel 4.25 Ruang Praktek Dapur Kue Basah ................................................................. 185
Tabel 4.26 Area Parkir Sekolah ...................................................................................... 185
Tabel 4.24 Area Kebutuhan Ruang Sekolah .................................................................. 186
Tabel 4.25 Total Besaran Ruang Sekolah ...................................................................... 187
Tabel 4.26 Pendekatan Aktivitas Hotel ........................................................................... 191
Tabel 4.27 Kelompok Ruang Utama Hotel SMK Jakarta Wisata.................................... 193
Tabel 4.28 Kelompok Ruang Pengelola Hotel SMK Jakarta Wisata .............................. 194
Tabel 4.29 Kelompok Ruang Service SMK Jakarta Wisata............................................ 194
Tabel 4.30 Kapasitas Pegawai Hotel SMK Jakarta Wisata ............................................ 195
Tabel 4.31 Kegiatan Pengelola Hotel ............................................................................. 196
Tabel 4.32 Kegiatan Utama Hotel ................................................................................... 197
Tabel 4.33 Kegiatan Penunjang Hotel ............................................................................ 197
Tabel 4.34 Kegiatan Service Hotel ................................................................................. 198
Tabel 4.35 Kegiatan Pengunjung Hotel .......................................................................... 198
Tabel 4.36 Kegiatan Security Hotel ................................................................................ 199
Tabel 4.37 Kebutuhan Ruang Pengguna Hotel .............................................................. 199
Tabel 4.38 Keterangan Sumber ...................................................................................... 201
Tabel 4.39 Kamar Tidur Tipe Standart Room ................................................................. 202
Tabel 4.40 Kamar Tidur Tipe Deluxe Room ................................................................... 202
Tabel 4.41 Kamar Tidur Tipe Executive Room ............................................................... 203
Tabel 4.42 Kamar Tidur Tipe Suite Room ...................................................................... 203
Tabel 4.43 Lobby ............................................................................................................ 204
Tabel 4.44 Food and Beverage ...................................................................................... 204
Tabel 4.45 Konvensi dan Konsensi ................................................................................ 205
Tabel 4.46 Rekreasi ........................................................................................................ 205
Tabel 4.47 Laundry dan House Keeper .......................................................................... 206
Tabel 4.48 Ruang Administrasi (front office)................................................................... 206
Tabel 4.49 Food and service........................................................................................... 207
Tabel 4.50 Penerimaan dan Gudang .............................................................................. 207
Tabel 4.51 Karyawan ...................................................................................................... 208
Tabel 4.52 Area Parkir Hotel ........................................................................................... 208
Tabel 4.53 Mekanikal dan Elektrikal ............................................................................... 209
Tabel 4.54 Total Besaran Ruang Hotel ........................................................................... 209

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Maison “Citrohan'' ......................................................................................... 87


Gambar 2.2 Saint-Pierre, Firminy ..................................................................................... 89
Gambar 2.3 Notre Dame du Raincy .................................................................................. 92
Gambar 2.4 Farnsworth House ......................................................................................... 93
Gambar 2.5 Unité D'habitation .......................................................................................... 97
Gambar 2.6 Unité D'habitation 1 ....................................................................................... 98
Gambar 2.7 Villa Savoye .................................................................................................. 99
Gambar 2.8 Villa Savoye 1 ............................................................................................... 99
Gambar 2.9 Palace Of Assembly .................................................................................... 100
Gambar 2.10 Palace Of Assembly 1 ............................................................................... 101
Gambar 2.11 The Chapel Of Notre Dame Du Haut ........................................................ 102
Gambar 2.12 The Chapel Of Notre Dame Du Haut 1 ..................................................... 102
Gambar 2.13 Karya Le Corbusier ................................................................................... 103
Gambar 2.14 Karya Le Corbusier 1 ................................................................................ 104
Gambar 2.15 Karya Le Corbusier 2 ................................................................................ 105
Gambar 2.16 Karya Le Corbusier 3 ................................................................................ 106
Gambar 2.17 Karya Le Corbusier 4 ................................................................................ 107
Gambar 2.18 SMK N 6 Semarang .................................................................................. 108
Gambar 2.19 Kegiatan belajar mengajar Front Office .................................................... 112
Gambar 2.20 Kegiatan belajar mengajar House Keeping .............................................. 113
Gambar 2.21 Kegiatan belajar mengajar Laundry .......................................................... 113
Gambar 2.22 Kegiatan belajar mengajar Food & Beverage ........................................... 113
Gambar 2.23 Fasilitas Kamar Edotel SMK N 6 Semarang ............................................. 114
Gambar 2.24 Fasilitas Receptionist Edotel SMK N 6 Semarang.................................... 114
Gambar 2.25 Fasilitas Ruang Tunggu Edotel SMK N 6 Semarang ............................... 114
Gambar 2.26 Kegiatan belajar mengajar Pastry dan Bakery ......................................... 116
Gambar 2.27 Kegiatan belajar mengajar Boga............................................................... 116
Gambar 2.28 Fasilitas Resto SMK N 6 Semarang ......................................................... 117
Gambar 2.29 SMK N 4 Yogyakarta ................................................................................ 118
Gambar 2.30 Tampak depan Edotel SMK N 4 Yogyakarta ............................................ 122
Gambar 2.31 Fasilitas Edotel SMK N 4 Yogyakarta ....................................................... 122
Gambar 2.32 Fasilitas Resto SMK N 4 Yogyakarta ........................................................ 125
Gambar 2.33 Fasilitas Dapur SMK N 4 Yogyakarta ....................................................... 125
Gambar 2.34 Fasilitas Dapur Boga SMK N 4 Yogyakarta .............................................. 125
Gambar 3.1 Peta Administratif Kota Jakarta Selatan ..................................................... 129

xv
Gambar 3.2 Peta Zonasi RTRW Kecamatan Kebayoran Lama ..................................... 132
Gambar 3.3 Lokasi SMK Jakarta Wisata ........................................................................ 135
Gambar 3.4 Batas-batas SMK Jakarta Wisata ............................................................... 138
Gambar 3.5 Siteplan SMK Jakarta Wisata ..................................................................... 141
Gambar 3.6 Tampak Depan SMK Jakarta Wisata .......................................................... 141
Gambar 3.7 Tampak Belakang SMK Jakarta Wisata ..................................................... 142
Gambar 3.8 Tampak Samping Kiri SMK Jakarta Wisata ................................................ 142
Gambar 3.9 Tampak Samping Kanan SMK Jakarta Wisata ........................................... 142
Gambar 3.10 Potongan B-B SMK Jakarta Wisata .......................................................... 143
Gambar 3.11 Potongan B-B SMK Jakarta Wisata .......................................................... 143
Gambar 3.12 Potongan A-A SMK Jakarta Wisata .......................................................... 143
Gambar 3.13 Potongan A-A SMK Jakarta Wisata .......................................................... 144
Gambar 3.14 Denah Lantai 1 SMK Jakarta Wisata ........................................................ 144
Gambar 3.15 Denah Lantai 2 SMK Jakarta Wisata ........................................................ 145
Gambar 3.16 Denah Lantai 3 SMK Jakarta Wisata ........................................................ 145
Gambar 3.17 Praktek Front Office SMK Jakarta Wisata ................................................ 147
Gambar 3.18 Praktek House Keeping SMK Jakarta Wisata .......................................... 147
Gambar 3.19 Lab. Komputer SMK Jakarta Wisata ......................................................... 148
Gambar 3.20 Laundry SMK Jakarta Wisata ................................................................... 148
Gambar 3.21 Praktek SMK Jakarta Wisata .................................................................... 149
Gambar 3.22 Ruang Kelas Teori SMK Jakarta Wisata .................................................. 150
Gambar 3.23 Lab. Praktek Boga .................................................................................... 151
Gambar 3.24 Aspek Sirkulasi.......................................................................................... 156
Gambar 3.25 Eksisting Penambahan Site ...................................................................... 157
Gambar 3.26 Eksisting Baru ........................................................................................... 158
Gambar 4.1 Zona Topografi ............................................................................................ 210
Gambar 4.2 Zona Arah Matahari .................................................................................... 211
Gambar 4.3 Zona Analisa Arah Matahari ....................................................................... 211
Gambar 4.4 Zona Analisa Arah Angin ............................................................................ 212
Gambar 4.5 Zona Analisa Kebisingan ............................................................................ 213
Gambar 4.6 Zona Analisa Ruang untuk Kebisingan ....................................................... 213
Gambar 4.7 Peredam Kebisingan ................................................................................... 214
Gambar 4.7 Zona Vegetasi ............................................................................................. 214
Gambar 4.8 Zona Analisa Drainase pembuangan Kota ................................................. 215
Gambar 4.9 Zona Aksesibilitas ....................................................................................... 216
Gambar 4.10 Zona Analisa Ruang untuk Kebisingan ..................................................... 216
Gambar 4.11 Zona Analisa Arah Matahari ..................................................................... 217

xvi
Gambar 4.12 Pencahayaan Alami .................................................................................. 218
Gambar 4.13 Pencahayaan Buatan ................................................................................ 218
Gambar 4.14 Penghawaan Buatan ................................................................................. 220
Gambar 4.15 Jaringan air bersih .................................................................................... 221
Gambar 4.16 Jaringan air kotor ...................................................................................... 221
Gambar 4.17 Sistem Keamanan ..................................................................................... 222
Gambar 4.18 Tangga ...................................................................................................... 223
Gambar 4.19 Lift ............................................................................................................. 223
Gambar 4.20 Sistem penangkal petir ............................................................................. 225
Gambar 4.21 Pondasi Bore Pile ..................................................................................... 227
Gambar 4.22 Struktur Rangka ........................................................................................ 228
Gambar 4.23 Struktur Atap ............................................................................................. 229
Gambar 4.24 Massa bangunan tansformasi dari bentuk-bentuk persegi
yang sederhana ........................................................................................ 229
Gambar 4.25 Rumah berada di atas kolom .................................................................... 229
Gambar 4.26 Taman diatas atap .................................................................................... 230
Gambar 4.27 Bangunan yang plastis .............................................................................. 230
Gambar 4.28 Bebas dari rangka struktur ........................................................................ 230
Gambar 4.29 Jendela yang besar ................................................................................... 231
Gambar 4.30 Struktur beton bertulang ........................................................................... 231
Gambar 4.31 Material fabrikasi ....................................................................................... 231
Gambar 4.32 Menggunakan material polos .................................................................... 232
Gambar 4.33 Penggunaan brise-soleil ........................................................................... 232
Gambar 4.34 Tidak menggunakan ornament tambahan ................................................ 233
Gambar 4.35 Menggunakan ramp .................................................................................. 233
Gambar 4.36 Flekibel dan berpola grid ........................................................................... 234
Gambar 4.37 Skylight ...................................................................................................... 234
Gambar 4.37 Logam ....................................................................................................... 234
Gambar 4.38 Serat Komposit.......................................................................................... 235
Gambar 4.39 Batu Bata .................................................................................................. 235
Gambar 4.40 Kaca .......................................................................................................... 235
Gambar 4.41 Beton ......................................................................................................... 236

xvii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada bidang Pariwisata


merupakan bidang kedua dengan peminat terbanyak. Menurut data Badan
Pusat Statistik (BPS) Jakarta, kurang lebih 25.000 siswa lulus setiap tahun
dari berbagai jurusan yang digawangi oleh bidang ini.
https://jakarta.bps.go.id/

SMK Jakarta Wisata adalah Usaha Lembaga Pendidikan yang


dimiliki dan dikelolah oleh Yayasan BINOTA Jakarta Wisata. Yayasan
BINOTA Jakarta Wisata adalah Usaha Lembaga Pendidikan yang dikelola
oleh Keluarga Napitupulu.

SMK Jakarta Wisata adalah Sekolah Jurusan Pariwisata pertama di


Jakarta Selatan yang dibangun pada tahun 1987, lokasi terletak di Jalan
Iskandar Muda, Praja Dalam E No.3, Kebayoran Lama Selatan, Kebayoran
Lama, Kota Jakarta SelatanPada tahun 1990-2000 SMK Jakarta Wisata
salah satu sekolah kejuruan swasta bergengsi yang memiliki fasilitas
lengkap dan seleksi ketat untuk bisa menjadi siswa/i di sekolah tersebut.
SMK Jakarta Wisata sekolah swasta kejuruan pertama yang sudah memiliki
predikat “DISAMAKAN” atau Akreditasi A yang telah di berikan oleh
Lembaga Pendidikan Indonesia.

Eksisting SMK Jakarta Wisata memiliki luasan sebesar 1.360 m2 yang


memiliki bangunan tunggal 3 lantai dan hanya memiliki 1 (satu) lapangan
olahraga yang memiliki fungsi ganda sebagai fasilitas olahraga dan fasilitas
parkir. Lokasi bangunan SMK Jakarta Wisata terletak di dalam komplek
perumahan Praja Dalam yang memiliki akses masuk dan keluar yang sama
dengan perumahan sehingga membuat jalan menjadi macet, dan bangunan
SMK Jakarta Wisata tidak memiliki muka/tampak yang bisa dilihat dari jalan
umum sehingga membuat SMK Jakarta Wisata sulit untuk dicari. Eksisiting
SMK Jakarta Wisata sudah tidak memungkinkan untuk menerima siswa/I
baru mengingat bangunan sudah berdiri lebih dari 20 tahun sehingga

1
2

kekuatan bangunan sudah tidak kokoh lagi dan banyaknya


kebutuhan ruang belajar/mengajar, praktek maupun parkir yang tidak
memadai.SMK Jakarta Wisata sampai saat ini belum memiliki Gedung
praktek yang memadai untuk pelaksanaan kegiatannya, masih
menggunakan gedung lama yang sudah tidak bisa menampung kegiatan
praktek siswa-siswi karena belum memiliki sarana dan prasarana.

Menurut Ibu Shintawati Napitupulu selaku Kepala Sekolah Jakarta


Wisata, untuk ke depannya sudah ada rencana memperluas gedung sekolah
dan dibangunnya fasilitas untuk praktek berupa “Education Hotel / Edotel”,
dikarenakan kondisi saat ini SMK Jakarta Wisata masih kekurangan ruang
kelas baik teori maupun praktek. Rencana pengembangan bidang keahlian
Tata Boga pun harus ditunda dikarenakan masalah keterbatasan ruang
kelas. Pada tahun 2017, jumlah siswa dan peminat sekolah kejuruan bidang
pariwisata semakin meningkat. Peningkatan jumlah siswa dan peminat ini
disebabkan oleh prospek lulusan yang baik dari SMK Jakarta Wisata, yaitu
lulusan yang dijamin 100% dapat diterima bekerja. Namun sayangnya, SMK
Jakarta Wisata hanya dapat menampung 2 jurusan belajar yang masing-
masing kelasnya terdiri dari 30-32 siswa dengan bidang keahlian Akomodasi
Perhotelan dan Usaha Perjalanan Wisata.

Education Hotel / Edotel awalnya diusulkan oleh sekolah untuk


memenuhi fasilitas Program Keahlian Akomodasi Perhotelan yang
mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Karena
di SMK Jakarta Wisata terdapat 2 jurusan dan 1 jurusan yang akan dibuka
serta Edotel yang dirancang sekaligus dengan fasilitas unit-unitnya, maka
akhirnya sekolah merancang Edotel untuk seluruh program keahlian. Pada
prakteknya ke tiga program keahlian tersebut yang akan intensif
melaksanakan pembelajaran di edotel baik itu berbentuk piket harian
maupun kegiatan belajar mengajar.

Terdapat proses-proses perencanaan baik dari sekolah maupun


masing-masing program keahlian mengenai kegiatan pembelajaran
tersebut. Perencanaan pembelajaran di Edotel dilakukan dari tingkat sekolah
melalui rapat koordinasi. Kepala Sekolah dalam rapat koordinasi dengan
3

Wakil Kepala Sekolah dan masing-masing Ketua Program Keahlian


Akomodasi Perhotelan (AP), Jasa Boga (JB) dan Usaha Perjalanan Wisata
(UPW) merancang siswa-siswa Program Keahlian Akomodasi Perhotelan,
Jasa Boga dan Usaha Perjalanan Wisata untuk dilibatkan piket harian di unit-
unit Edotel. Beliau menugaskan guru-guru sebagai koordinator unit di Edotel.

Selain kegiatan pembelajaran berbentuk piket harian di Edotel,


Edotel juga dirancang sebagai sumber belajar dalam kegiatan belajar
mengajar siswa Program Keahlian Akomodasi Perhotelan karena memang
labnya berada di Edotel serta Program Keahlian UPW di bagian travel.

Bentuk perencanaan untuk kegiatan belajar mengajar yang dilakukan


langsung di Edotel yaitu dalam bentuk RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran). Jika guru ingin mengajar siswa di Edotel maka harus atas
persetujuan Ketua Pengelola Edotel dalam penggunaan kamar atau lokasi
lainnya. Sedangkan dari struktural Edotel hanya merancang kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan Edotel kepada karyawan dan
pemeliharaan saja.

Pelaksanaan pembelajaran di Edotel terdiri dari dua bentuk


pembelajaran yaitu piket harian dan kegiatan belajar mengajar. Piket harian
adalah bentuk pelatihan kepada siswa untuk melayani tamu di Edotel secara
langsung sesuai dengan unit dan kompetensinya. Pelaksanaannya dibagi
menjadi beberapa unit sesuai dengan pelayanan yang tersedia di Edotel.

Unit yang tersedia di Edotel adalah penginapan tamu. Pelayanan


penginapan tamu dibagi menjadi divisi House Keeping dan Front Office,
serta ada unit pelayanan Laundry. Unit pelayanan tamu dan laundry
ditugaskan kepada siswa Akomodasi Perhotelan. Pada divisi Front Office
Edotel secara umum bertugas melayani penerimaan tamu, divisi House
Keeping secara umum bertugas menyiapkan dan membersihkan kamar
tamu sedangkan pada unit Laundry secara umum bertugas membantu
karyawan dalam mencuci pakaian tamu serta perlengkapan hotel.
Pelayanan breakfast Edotel ditugaskan pada siswa Program Keahlian Jasa
Boga dalam menyiapkan sarapan tamu.
4

Adapun pelayanan tours and travel ditugaskan pada siswa Program


Keahlian Usaha Perjalanan WIsata dalam melayani pemesanan tiket. Selain
piket harian guru menggunakan Edotel untuk kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan oleh Program Keahlian Akomodasi Perhotelan pada mata
pelajaran House Keeping, Front Office dan Laundry, serta Program Keahlian
UPW pada mata pelajaran Reservasi.

Oleh karena itu, perencanaan dan perancangan gedung SMK


Jakarta Wisata dan Education Hotel / Edotel ini haruslah menjadi prioritas
utama. Bangunan sekolah yang baik mengakomodasi sistem pendidikan
yang baik pula, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang baik dan
berprestasi. Diharapkan dengan adanya sarana berupa gedung sekolah
yang baru berdasarkan sistem manajemen pendidikan yang baik
dikombinasikan dengan standar sarana dan prasarana, dapat menjadi
wadah bagi siswa-siswi SMK Jakarta Wisata untuk mendapatkan pendidikan
yang berkualitas.

Rancangan SMK Jakarta Wisata ini memiliki dasar konsep yaitu


dengan Pendekatan Arsitektur Modern dengan Prinsip Desain Le Corbusier
adalah sebuah forum yang mengadakan kegiatan sekolah formal
berdasarkan praktik kejuruan pariwisata untuk menghadapi dunia
profesional, sesuai dengan prinsip-prinsip desain Le Corbusier. Le
Corbusier, penggagas gaya arsitektur modern, memiliki pandangan
fungsional dan sederhana dalam penerapan desain arsitektur. Gaya
arsitektur Le Corbusier akan mendukung fungsi bangunan SMK Jakarta
Wisata sebagai sekolah dan menerapkan kesederhanaan. Desain ini
bertujuan untuk dapat mendukung kegiatan belajar mengajar SMK Jakarta
Wisata yang berbasis pada praktik. Metode penelitian yang digunakan
meliputi pengumpulan data lapangan, studi literatur dan studi empiris. Hasil
dari penelitian ini mendesain sebuah bangunan yang mengakomodasi
kegiatan pengajaran dan pembelajaran SMK Jakarta Wisata dengan
pendekatan arsitektur modern dengan prinsip desain Le Corbusier dalam hal
bentuk fungsional sesuai dengan fungsinya sebagai sekolah, menerapkan
kesederhanaan, dan menerapkan prinsip-prinsip desain Le Corbusier
5

lainnya dan menciptakan bangunan yang sesuai dengan aturan arsitektur


preseden Le Corbusier.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam laporan perencanaan dan perancangan
“Redesain Jakarta Tourism School” dibagi menjadi berikut:
1. Bagaimana mewadahi kegiatan penyelenggaraan kurikulum
pendidikan pada SMK Jakarta Wisata?
2. Bagaimana mewadahi kegiatan praktik dan komersil pada Edotel
SMK Jakarta Wisata?
3. Bagaimana mengaplikasikan Arsitektur Modern dengan prinsip
desain Le Corbusier dalam perancangan desain SMK Jakarta
Wisata?
4. Bagaimana mengaplikasikan konsep desain kedalam perancangan
desain SMK Jakarta Wisata?
1.3 Tujuan dan Sasaran
1.3.1 Tujuan
Tujuan dari penyusunan Landasan Program Perancangan dan
Perencanaan Arsitektur ini adalah untuk mendapatkan sebuah
desain Gedung Bangunan SMK Jakarta Wisata yang mampu
mendukung seluruh kegiatan yang ada di dalamnya selama proses
pembelajaran, praktik , dan juga kegiatan kegiatan penunjang lainnya
dengan mengaplikasikan konsep desain kedalam perancangan
1.3.2 Sasaran
Dapat mewadahi kegiatan penyelenggaraan pendidikan dan praktik
pada SMK Jakarta Wisata. Selanjutnya dapat mengaplikasikan
Pendekatan Arsitektur Modern dengan Prinsip Desain Le Corbusier
dalam perencanaan dan perancangan “Redesain Jakarta Tourism
School - (SMK Jakarta Wisata)”
1.4 Permasalahan
Berikut adalah beberapa permasalahan redesain:
1. Bagaimana mendesain ulang dan menambahkan ruang-ruang
dengan memiliki perbedaan fungsi yang banyak menjadi kesatuan
dalam satu bangunan SMK Jakarta Wisata
6

2. Bagaimana menghasilkan desain ruang untuk memfasilitasi seluruh


kegiatan belajar dan mengajar di SMK Jakarta Wisata.
3. Bagaimana menghasilkan desain ruang untuk memfasilitasi ruang
praktek berupa Hotel (Edutel yaitu Education Hotel) dan Restauran
yang langsung bertemu dengan consumer praktek langsung setiap
hari untuk meningkatkan kompetensi keahlian siswa/siswi dalam
dunia kerja perhotelan.
1.5 Manfaat
1.5.1 Subyektif
Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang dan
sebagai acuan untuk menyusun landasan program perencanaan dan
perancangan arsitektur dalam pembuatan Tugas Akhir.
1.5.2 Obyektif
Sebagai panduan dan acuan selanjutnya dalam perancangan
Gedung SMK Jakarta Wisata, selain itu diharapkan dapat bermanfaat
sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan, baik bagi mahasiswa
yang akan menempuh Tugas Akhir maupun bagi mahasiswa
arsitektur lainnya dan masyarakat umum yang membutuhkan.
1.6 Lingkup Pembahasan
1.6.1 Ruang Lingkup Substansial
Secara substansial pembahasan hanya mencakup perencanaan dan
perancangan “Redesain Jakarta Tourism School – (SMK Jakarta
Wisata) dengan Pendekatan Prinsip Arsitektur Modern Le-
Corbusier”, selebihnya tidak akan dibahas dalam penulisan ini.
Pembahasan tersebut meliputi pembahasan materi berdasarkan
aktivitas dibidang arsitektur dan pembahasan lainnya yang
berhubungan dengan perencanaan dan perancangan, kemudian
dianalisa dengan menggunakan pendekatan aspek–aspek yang ada
dalam arsitektur yaitu aspek kontekstual, aspek fungsional, aspek
arsitektural, aspek teknis, dan aspek kinerja.
7

1.6.2 Ruang Lingkup Spasial

Secara spasial hanya membahas perencanaan dan perancangan


Redesain Jakarta Tourism School – (SMK Jakarta Wisata) di Jakarta
Selatan. Dimana sekolah ini berada di pusat kota Jakarta yang
memiliki potensi sector industry yang cukup tinggi, pemilihan lokasi
ini akan disesuai dengan penggunaan tata guna lahannya dan syarat
penggunaan lahan.
1.7 Metode Pembahasan
Metode yang akan digunakan dalam penyusunan Laporan Program
Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) yaitu menggunakan
metode deskriptif. Metode deskriptif ini merupakan metode yang
menjelaskan dan menguraikan mengenai, rancangan konsep dasar,
persyaratan dan ketentuan desain dari perencanaan dan perancangan
Jakarta Tourism School (SMK Jakarta Wisata). Dari berbagai macam
penjelasan dan uraian rancangan desain, kemudian mencari data-data
lapangan yang mendukung mengenai berbagai hal yang dibutuhkan dalam
perencanaan dan peracangan Jakarta Tourism School (SMK Jakarta
Wisata).

Data-data yang telah dikumpulkan akan dianalisa dan disimpulkan,


menjadi konsep dasar untuk perancangan dan perencanaan Jakarta
Tourism School (SMK Jakarta Wisata) dijadikan sebagai landasan dalam
desain arsitektur bangunannya. Pengumpulan data akan dibagi menjadi dua
kategori, yaitu:

1.7.1 Data Primer


1.7.1.1 Studi Pustaka/Literatur

Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara


mengumpulkan informasi untuk mendapatkan landasan
teori, standar perancangan dan perencanaan melalui buku,
katalog, browsing internet dan bahan–bahan tertulis lain
yang bisa dipertanggungjawabkan.
8

1.7.1.2 Studi Banding

Pengumpulan data ini dilakukan untuk memberikan


referensi dalam perencanaan dan perancangan serta
sebagai acuan kelengkapan fasilitas sarana dan prasarana
yang ada pada bangunan.

1.7.1.3 Wawancara

Pengumpulan data ini dilakukan dengan melakukan survey


dan wawancara dengan pelaku yang berkaitan dengan
perencanaan dan perancangan Jakarta Tourism School
(SMK Jakarta Wisata).

1.7.2 Data Sekunder


Pengumpulan data sekunder ini melalui studi literatur
1.8 Keaslian Penulisan

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam penyusunan Landasan


Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan dengan judul yang sama untuk memperoleh
gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, Sebelumnya sudah ada
pengajuan skripsi mengenai “Gedung SMK Pariwisata di Kabupaten
Pemalang” yang ditulis oleh Purdyah Ayu K, pada tahun 2016 dan “SMK
Pariwisata Di Pekanbaru” yang ditulis oleh Arifia Azas, pada tahun 2018.
1.9 Sistematika Pembahasan

Kerangka bahasan Laporan Program Perencanaan dan


Perancangan Arsitektur (LP3A) dengan judul REDESAIN JAKARTA
TOURISM SCHOOL DENGAN PENDEKATAN PRINSIP ARSITEKTUR
MODERN LE-CORBUSIER adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang, tujuan dan sasaran, permasalahan, manfaat,


lingkup pembahasan, metode penulisan dan sistematika pembahasan yang
mengungkapkan permasalahan secara garis besar serta alur pikir dalam
menyusun laporan.
9

BAB II TINJAUAN JAKARTA TOURISM SCHOOL

Membahas tentang tinjauan umum mengenai SMK Pariwisata, bidang


keahlian, program studi keahlian, kompetensi keahlian SMK dan tinjauan
umum mengenai Edotel serta studi banding SMK N 4 Yogyakarta dan SMK
N 6 Semarang.

BAB III TINJAUAN SMK JAKARTA WISATA

Menjelaskan tinjauan umum Jakarta Selatan, tinjauan pendidikan di Jakarta


Selatan, tinjauan SMK Jakarta Wisata, data eksisting SMK Jakarta Wisata.

BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


ARSITEKTUR

Bab ini menjelaskan tentang pendekatan konsep perencanaan dan


perancangan awal, kebutuhan ruang, aktivitas, fungsi ruang, hubungan
ruang, sirkulasi ruang dan bangunan, pendekatan kontekstual site,
pengolahan lahan, dan pendekatan konsep struktural bangunan dan juga
arsitektural dari Jakarta Tourism School (SMK Jakarta Wisata). Program
tersebut terdiri dari Aspek Fungsional, Aspek Konstektual, Aspek Kinerja,
Aspek Struktural, dan Aspek Arsitektural.

BAB V KESIMPULAN

Pada bab ini membahas tentang kesimpulan dari data yang telah
dikumpulkan dan hasil analisa menggunakan berbagai aspek dan
pendekatan yang telah dilakukan untuk dijadikan sebagai konsep atau
program dasar perencanaan dan perancangan “Redesain Jakarta Tourism
School Dengan Pendekatan Prinsip Arsitektur Modern Le-Corbusier”.
10

1.10 Alur Pikir


1.10

AKTUALITA
• SMK Jakarta Wisata adalah Sekolah Jurusan Pariwisata pertama di Jakarta Selatan yang dibangun pada tahun 1987 yang
memiliki 3 jurusan yaitu perhotelan, usaha perjalanan wisata dan tata boga.
• SMK Jakarta Wisata di rancang untuk menyiapkan peserta didik atau lulusan yang siap memasuki dunia kerja.
• Dibutuhkannya peningkatan jasa pelayanan akan pariwisata. Sekolah Menengah Kejuruan Pariwisata adalah salah satu
pendidikan tepat yang dapat menghasilkan generasi profesional sehingga meningkatkan kualitas pariwisata.

URGENSI
• Dibutuhkan redesign dan penambahan ruangan pada SMK Jakarta WIsata untuk memfasilitasi kegiatan belajar dan
mengajar.
• Menggunakan konsep tata ruang yang sesuai dengan standart sehingga guru maupun siswa dapat melaksanakan kegiatan
praktik yang lebih baik.

ORIGINALITAS
• Merencanakan dan merancang Gedung Jakarta Tourism School – (SMK Jakarta Wisata) yang sesuai dengan standar sehingga
dapat mewadahi segala kegiatan yang terkait dengan kegiatan belajar dan mengajar dengan pendekatan Prinsip Desain Le
Corbusier

F
TUJUAN:
Menyusun program perancangan Gedung Bangunan SMK Jakarta Wisata yang mampu mendukung seluruh kegiatan
yang ada di dalamnya selama proses pembelajaran, praktik dan juga kegiatan kegiatan penunjang lainnya dengan E
mengaplikasikan konsep desain kedalam perancangan.
SASARAN :
Dapat mewadahi kegiatan penyelenggaraan pendidikan pada SMK Jakarta Wisata. Selanjutnya dapat mengaplikasikan E
Pendekatan Prinsip Desain Le Corbusier dalam perencanaan dan perancangan “Redesign Jakarta Tourism School - (SMK
Jakarta Wisata)”
RUANG LINGKUP : D
Merencanakan dan merancang Jakarta Tourism School - (SMK Jakarta Wisata)”

B
STUDI PUSTAKA STUDI LAPANGAN STUDI BANDING
 Pengertian dan Karakteristik  Tinjauan Jenis kegiatan SMK N 6 Semarang A
SMK Pariwisata
 Tinjauan Pelaku kegiatan SMK N 4 Yogyakarta
 Program Keahlian dan C
Kurikulum
 Tinjauan Kebutuhan ruang
 Standar perancangan gedung  Tinjauan Standar ruang
K

ANALISA
Penyediaan fasilitas dan sarana prasarana.

KESIMPULAN, BATASAN, DAN ANGGAPAN


Kesimpulan merupakan hasil yang diperoleh dari analisa, batasan merupakan hal-hal yang menjadi ruang lingkup perancangan
dan anggapan merupakan hal-hal yang mempengaruhi proses perancangan yang dimisalkan pada suatu keadaan ideal.

PENDEKATAN DAN LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


Pelaku dan kegiatan, aktivitas kegiatan, kebutuhan ruang dan standar besaran ruang, pemilihan tapak, sirkulasi, hubungan
kelompok kegiatan, sistem struktur dan utilitas.

KONSEP DASAR DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


Persyaratan, konsep dasar, program ruang dan lokasi site dari perencanaan dan perancangan “Redesign Jakarta Tourism
School dengan Pendekatan Arsitektur Modern menggunakan Prinsip Desain Le-Corbusier”
BAB II

TINJAUAN JAKARTA TOURISM SCHOOL


2.1 Tinjauan SMK Pariwisata
2.1.1 Definisi SMK Pariwisata
a. Pengertian SMK
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI):

Pengertian sekolah adalah:


1. Bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta
tempat menerima dan memberi pelajaran;
2. Waktu atau pertemuan ketika murid diberi pelajaran;
3. Usaha menuntut kepandaian (ilmu pengetahuan);
4. Belajar di sekolah, pergi ke sekolah, bersekolah.

Pengertian menengah adalah:


Sekolah lanjutan, menengah atau sekolah umum selepas
sekolah menengah pertama sebelum perguruan tinggi,
menengah kejuruan sekolah menengah setingkatsekolah
menengah umum.

Pengertian kejuruan adalah:


Sekolah tempat belajar bidang tertentu, seperti ekonomi,
pertanian dan teknik.

2. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17


Tahun 2010 tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan
Pendidikan, Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya
disingkat SMK, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan
formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada
jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs,
atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar
yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.

10
11

b. Pengertian Pariwisata
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI):

Pengertian Pariwisata:
1. Sesuatu yang berhubungan dengan perjalanan untuk
rekreasi, pelancongan, turisme.
2. Suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan,
dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini.

2. Menurut Undang Undang No. 10 tahun 2009 tentang


Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah
berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha,
Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

c. Pengertian SMK Pariwisata


Satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan
pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah
sebagai lanjutan dari SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat
atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara
SMP/MTs yang mempelajari hal-hal berhubungan dengan
bidang pelayanan/jasa pariwisata atau perjalanan untuk
rekreasi, pelancongan, dan turisme.

Menurut Warsitaningsih (2005), SMK Pariwisata


merupakan institusi pendidikan kejuruan yang mengemban visi
dan misi dalam mencetak tenaga profesional tingkat menengah
untuk memasuki lapangan kerja maupun berwirausaha dalam
bidang pariwisata di tingkat lokal, regional, nasional bahkan
internasional.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata


mengutamakan peserta didik sebagai pelaku kegiatan utama
12

pada bangunan. Sehingga perancangan bangunan SMK


Pariwisata setidaknya dapat mencakupi seluruh kegiatan para
peserta didik dengan mengutamakan ruang-ruang kelas baik
teori maupun praktek sebagai tempat utama terjadinya kegiatan
proses pendidikan.

Dengan sistem belajar yang berbasis praktek, ruang-


ruang pembelajaran khusus bagi 2 prodi yang tersedia, yaitu:
Perhotelan dan Jasa Pariwisata, Kuliner, membutuhkan
perhatian lebih. Dengan mengutamakan ruang pembelajaran
khusus pada SMK Pariwisata kegiatan para pelaku di dalamnya
dapat berjalan dengan lancar.

Berdasarkan Peraturan menteri pendidikan nasional


nomor 40 tahun 2008 kelompok dan jenis ruangan SMK
Pariwisata terdiri dari tiga kelompok ruang, yaitu:

a. Kelompok ruang rembelajaran umum, yang terdiri dari:


a. Ruang kelas
b. Ruang perpustakaan
c. Ruang laboratorium computer

b. Kelompok ruang penunjang, yang terdiri dari:


a. Ruang Kepala Sekolah
b. Ruang Guru
c. Ruang Tata Usaha
d. Tempat Beribadah
e. Ruang UKS
f. Ruang Organisasi Kesiswaan
g. WC
h. Gudang
i. Ruang Sirkulasi
j. Tempat Bermain/Berolahraga
13

c. Kelompok ruang pembelajaran khusus, yang terdiri dari:


a. Ruang praktik kompetensi keahlian usaha perjalanan
wisata
b. Ruang praktik kompetensi keahlian perhotelan
c. Ruang praktik kompetensi keahlian tata boga

2.1.2 Sejarah Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia

Sejarah pendidikan teknik dan kejuruan di Indonesia diawali


dengan didirikannya Ambacht School van Soerabaja tahun 1853 oleh
pihak swasta. Sekolah ini terutama ditujukan untuk laki-laki keturunan
Eropa khususnya Belanda, dari golongan miskin yang tinggal di
Hindia Belanda ketika itu.

Pada akhir abad ke-19 pemerintah Hindia Belanda


mendirikan suatu lembaga pendidikan di Jakarta dengan nama
Ambacht Leergang. Kemudian pada tahun 1901 dilanjutkan dengan
pembukakan lembaga pendidikan bernama Koningin Welhelmina
School (KWS) yang para siswanya terdiri atas tamatan Europeese
School yang diperuntukan khusus untuk orang-orang Eropa.

Pendidikan teknik dan kejuruan tingkat pertama di Indonesia


menjelang akhir masa penjajahan Belanda hingga masa pendudukan
Jepang (1942-1945) terdiri atas: Ambacht Leergang, yang
mempersiapkan pekerja-pekerja tukang, Ambacht School, yang
memberikan latihan yang lebih tinggi, dan Technische School, yang
memberikan latihan yang lebih tinggi dan bersifat teoritis.

Ketiga jenis lembaga pendidikan teknik dan kejuruan ini tetap


bertahan sesudah Indonesia merdeka dengan mengalami
perubahan-perubahan nama dan beberapa perubahan kurikulum.
Perkembangan jumlah sekolah berjalan pesat sesuai dengan
meningkatnya minat para pemuda untuk menuntut pengetahuan
teknik dan kejuruan.
14

a. Pasca Kemerdekaan

Pada masa kemerdekaan, Ambacht Leergang dikenal dengan


Sekolah Pertukangan (SPT), Ambacht School menjadi Sekolah
Pertukangan Lanjutan (SPL), dan Technische School sebagai
Sekolah Teknik (ST), sedangkan THS menjadi Institut Teknologi
Bandung (ITB).

Lama pendidikan SPT adalah 2 tahun setelah SD 6 tahun.


SPL adalah 1 tahun setelah SPT, SPT adalah 4 tahun yang kemudian
menjadi 3 tahun setelah SD. Lembaga pendidikan teknik dan
kejuruan berkembang menjadi lembaga pendidikan kejuruan yag
mempunyai peran sentral dalam penyediaan tenaga tukang yang
terampil dan teknisi tingkat pertama.

Jurusan-jurusan yang dibuka pada lembaga pendidikan teknik


tersebut didasarkan atas penggolongan jabatan (job description) dan
analisis pekerjaan (job analysis) beserta persyaratan sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh Organisasi Buruh Internasional (ILO).

Dengan melihat sejarah tersebut, berarti sekolah teknik dan


kejuruan baru dibuka 317 tahun setelah pertama yang didirikan oleh
Portugis dan 246 tahun setelah sekolah pertama didirikan oleh
VOC/Belanda. Menjelang berakhirnya kekuasaan Belanda, pada
tahun 1940 terdapat sekitar 88 sekolah kejuruan di Indoneasia
dengan 13.230 siswa, umumnya dalam bidang pertukangan, teknik,
dan pertanian.

b. Siap Kerja

Sejak kemerdekaan hingga sekarang, pendidikan teknik dan


kejuruan berkembang pesat. Pemerintah sendiri saat ini sedang
menggalakkan peran SMK yang lebih diminati masyarakat karena
berorientasi pada pekerjaan.
15

Kebijakan pemerintah antara lain dengan menargetkan


penambahan jumlah SMK sehingga perbandingan SMA dengan SMK
nantinya menjadi 40:60. Kebijakan ini dilandasi dengan semakin
meningkatnya angka pengangguran serta semakin terbukanya
sektor-sektor formal dan informal yang membutuhkan tenaga kerja
menengah yang berkualitas.

Karena berhadapan langsung dengan dunia kerja, sepanjang


sejarahnya sekolah ini sangat dinamis, terbukti dari kurikulum yang
sering diperbaharui dan banyaknya inovasi yang diluncurkan untuk
membuat sekolah ini lebih relevan dengan kebutuhan dunia kerja.

2.1.3 Bidang Keahlian, Program Studi Keahlian dan Kompetensi


Keahlian SMK

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang


Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan Pasal 80
menyatakan bahwa:

1. Penjurusan pada SMK, MAK, atau bentuk lain yang sederajat


berbentuk bidang keahlian;
2. Setiap bidang keahlian dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih
program studi keahlian;
3. Setiap program studi keahlian dapat terdiri atas 1 (satu) atau
lebih kompetensi keahlian.

Bidang keahlian pada SMK meliputi:

a. Teknologi dan Rekayasa


b. Teknologi Informasi dan Komunikasi
c. Kesehatan
d. Agribisnis dan Agroteknologi
e. Perikanan dan Kelautan
f. Bisnis dan Manajemen
g. Pariwisata
h. Seni Rupa dan Kriya
i. Seni Pertunjukan
16

Bidang Keahlian dan program keahlian sudah harus


ditentukan saat peserta didik mendaftar pada SMK/MAK. Pilihan
pendalaman peminatan keahlian dalam bentuk pilihan Paket
Keahlian dilakukan pada semester 3, berdasarkan nilai rapor
dan/atau rekomendasi guru BK di SMK/MAK dan/atau hasil tes
penempatan (placement test) oleh psikolog. Pada SMK/MAK, Mata
Pelajaran Kelompok Peminatan terdiri atas:

a. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian


b. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Program Keahlian
c. Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian

Mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran dasar program


keahlian dan paket keahlian ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi serta
kebutuhan dunia usaha dan industri.

Berikut ini adalah program studi keahlian dan paket keahlian


pada bidang keahlian SMK Pariwisata:

Tabel 2.1 Program Studi dan Paket Keahlian


Program Studi Keahlian Paket Keahlian
Kepariwisataan 1. Usaha Perjalanan Wisata
2. Akomodasi Perhotelan
Tata Boga Tata Boga
Sumber: PP No. 17 tahun 2018

2.1.4 Kurikulum SMK Pariwisata


Menurut Permendikbud No. 70 tahun 2013 tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK, berikut ini adalah tabel
kurikulum SMA/MAK Bidang Keahlian Pariwisata:
17

Tabel 2.2 Kurikulum Wajib SMK Pariwisata


Kelas dan Semester
Mata Pelajaran X XI XII
1 2 1 2 1 2
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
1 Seni Budaya 2 2 2 2 2 2
2 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2
3 Pendidikan Jasmani 3 3 3 3 3 3
Kelompok C (Peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 IPA Terapan 2 2 2 2 - -
2 Pengantar Pariwisata 2 2 2 2 - -
C2. Dasar Program Keahlian 20 20 - - - -
C3. Paket Keahlian - - 20 20 24 24
TOTAL 48 48 48 48 48 48
Sumber: Permendikbud No. 70

2.2 Tinjauan Education Hotel


2.2.1 Pengertian Education Hotel
Edotel merupakan singkatan dari education Hotel atau yang
biasa disingkat dengan Hotel Training Centre (HTC). Education
berasal dari bahas inggris yang berarti pendidikan atau
pembelajaran, Sedangkan pengertian hotel menurut Hotel
Proprietors Act 1956, dlam Sulastiyo A (2008:5), hotel adalah suatu
perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan
pelayanan makanan,minuman, dan fasilitas kamar untuk tidur
kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan
18

mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan


pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus.
Pengertian Hotel dikutip dari Surat Keputusan Menparpostel
yaitu: SK: KM34/HK103/MPPT-87, yaitu: Hotel adalah suatu jenis
akomodasi yang mempergunakan sebagaian/seluruh bangunan
untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan minum
serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelolah secara komersial serta
memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan dalam surat
keputusan. (http://rastodio.com/Fungsi & Peranan Front Office Pada
Sebuah Hotel.html)
Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa, Edotel
merupakan hotel yang dirancang dan dibangun untuk fasilitas
pembelajaran dengan menyediakan jasa penginapan, makanan dan
minuman serta bagi masyarakat umum yang dikelola secara
komersial oleh pihak sekolah dengan melibatkan peserta didik
dalam sistem pelayanan dan pengelolaannya

2.2.2 Fungsi Education Hotel


Edotel (Education Hotel) menurut Direktorat Pembinaan
SMK yang tertuang dalam garis-garis besar program SMK tahun
2007 memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Pemenuhan fasilitas pembelajaran bidang perhotelan pada
SMK.
2. Menyediakan sarana praktik perhotelan bagi SMK, yang
dikelola sesuai sistem dan standar prosedur yang berlaku di
Hotel.
3. Mendorong terwujudnya bussines plan perhotelan yang
menguntungkan secara bisnis.
4. Menyediakan fasilitas diklat bagi siswa SMK lain yang akan
melaksanakan prakerin perhotelan di luar negeri (SMK Outlet).

Edotel sebagai sarana maupun sumber belajar digunakan


untuk memecahkan masalah atau melakukan percobaan. Masalah
yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut:
19

1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah subtaksonomi yang
mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal
dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi
yaitu evaluasi (Yamin, M. 2005:7). Tujuan dari ranah kognitif
adalah berorientasi pada kemampuan berfikir, mencakup
kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat
sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang
menuntut siswa untuk menhubungkan dan menggabungkan
gagasan, metode atau prosedur yang sebelumnya dipelajari
untuk memecahkan masalah tersebut.
2. Ranah Afektif
Ranah Afektif berhubungan dengan perasaan, emosi,
sistem nilai, dan sikap hati (attitude) yang menunjukan
penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu (Yamin, M.
2005:32). Ranah Afektif mengenai pengembangan sikap
kejujuran, rasa ingin tahu, tanggung jawab peserta didik
sebagai pribadi yang mandiri, serta kerjasama sebagai makhluk
sosial.
3. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik adalah kawasan yang berorientasi
pada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota
tubuh, atau tindakan (action) yang memerlukan koordinasi
antara syaraf dan otot (Yamin, M. 2005:37). Ranah
psikomotorik berhubungan dengan koordinasi otot-otot oleh
pikiran sehingga diperoleh tingkat keterampilan fisik tertentu
dengan memanfaaatkan peralatan serta bahan pembelajaran.

2.2.3 Standart Education Hotel


Edotel merupakan program dari Depdiknas yang
diperuntukan untuk SMK rumpun Pariwisata. Edotel bertujuan
sebagai pemenuhan fasilitas bidang perhotelan, serta sebagai
pendorong terwujudnya bussines plan perhotelan yang dapat
memberikan keuntungan bagi sekolah. Menurut Garis-Garis Besar
20

Pedoman SMK 2007, persyaratan bagi sekolah yang menerima


program imbal swadaya hotel training, yakni harus membangun
Edotel di area sekolah yang memiliki lahan yang strategis, hal ini
dengan pertimbangan agar keberadaan Edotel bisa digunakan
sebagai saranan pembelajaran bagi siswa serta dapat diketahui dan
dikenal oleh masyarakat. Jumah kamar Edotel antara 14-20 kamar
yang tergolong ke dalam hotel kecil, dengan menyediakan
fasilitas kamar, standart room, deluxe, dan suite room. Edotel
juga dilengkapi dengan fasilitas yang menunjang pembelajaran
siswa dan kenyamanan tamu hotel.

Secara mendasar Edotel merupakan hotel untuk


pembelajaran yang harus dirancang dan dibangun dengan
memenuhi kriteria baku yang mempertimbangkan unsur kesehatan,
keamanan, keselamatan kerja dan peraturan-peraturan yang
bertujuan agar Edotel mampu mendukung proses belajar mengajar
serta kegiatan praktik siswa, sehingga dapat memberi manfaat
secara optimal dengan mengurangi resiko secara minimal, Adapun
yang harus diperhatikan berkaitan dengan standar Edotel
disesuaikan dengan standar Edotel pada umumnya.

Standar Edotel harus mempertimbangan desain ruangan


adalah tata secara langsung. Letak ruangan Edotel yang harus
terdapat pemisahan antara ruang alur pelayanan dan alur
barang, serta alur tamu. Pemisahan ini diperlukan untuk mencegah
terjadinya tumpang tindih pada saat proses praktik siswa melayani
tamu. Selain itu juga harus diperhatikan tentang ukuran ruangan,
yakni luas ruangan harus disesuaikan dengan fungsi masing-masing
ruangan tersebut (Sulastiyono,A 2008:22-23). Edotel juga dilengkapi
dengan sarana dan prasarana yang disesuaikan dengan yang ada
di hotel pada umumnya.

Edotel dapat dipahami sebagai hotel yang dirancang dan


dibangun untuk fasilitas pembelajaran dengan menyediakan jasa
penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya
21

bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersial oleh pihak


sekolah dengan melibatkan peserta didik dalam sistem pelayanan
dan pengelolaannya. Pembangunan Edotel berfungsi sebagai
pemenuhan fasilitas pembelajaran dan sarana praktik bidang
perhotelan pada SMK, mendorong terwujudnya bussines plan
perhotelan bagi sekolah. Edotel sebagai sarana pembelajaran
dilengkapi dengan kelengkapan sarana dan prasarana dan
kelengkapan administrasi. Kelengkapan sarana dan prasarana
meliputi: kamar hotel, ruangan penunjang, alat peraga
pendidikan, media elektronik, sarana pengaman dan
keselamatan, alat kebersihan ruangan, serta rak administrasi.

2.2.4 Pembelajaran Education Hotel sebagai sumber belajar


Menurut Nasution yang dikutip oleh Sugihartono (2007:80)
mendefinisikan pembelajaran sebagai salah satu aktivitas
mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses
belajar. Sumber belajar merupakan suatu unsur yang memiliki
peranan penting dalam menentukan proses belajar agar
pembelajaran menjadi efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan.
Sebuah kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien
dalam usaha pencapaian tujuan instruksional jika melibatkan
komponen proses belajar secara terencana, sebab sumber belajar
sebagai komponen penting dan sangat besar manfaatnya.

Menurut Edgar Dale yang dikutip oleh Ahmad Rohani


(2004:162) yang menyatakan bahwa penglaman itu adalah sumber
belajar. Sumber belajar dalam pengertian tersebut menjadi sangat
luas maknanya, seluas hidup itu sendiri, karena segala sesuatu yang
dialami dianggap sebagai sumber belajar sepanjang hal itu
membawa pengalaman yang menyebabkan belajar. Belajar pada
hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku kearah yang lebih
sempurna sesuai dengan tujuan tertentu yang telah dirumuskan
sebelumnya. Edgar Dale berpendapat bahwa pengalaman yang
22

dapat memberikan sumber belajar dapat diklasifikasikan menurut


jenjang tertentu, berbentuk kerucut pengalaman (cone of
experience).

Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat


membantu siswa untuk belajar dan meningkatkan kompetensinya.
Dalam proses belajar, komponen sumber belajar dapat
dimanfaatkan secara tunggal atau kombinasi untuk menyerap hasil
belajar terbaik. Sumber belajar bisa direncanakan atau bisa juga
dimanfaatkan. Penerapan Edotel sebagai sumber belajar siswa
diharapkan dapat dioptimalkan dengan baik, maka diperlukan sistem
pengelolaan sebagai berikut:

1. Perencanaan Kegiatan Edotel


Perencanaan kegiatan Edotel merupakan langkah awal
yang menentukan keberhasilan penggunaan Edotel sebagai
sumber belajar. Jika perencanaan dilakukan dengan baik maka
langkah yang ditempuh dapat disusun secara sistematis untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Perencanaa hotel meliputi
perencanaan pengadaan alat dan bahan serta sarana dan
prasarana perhotelan, perencanaan kegiatan yang akan
dilaksanakan, serta perencanaan pengembangan Edotel.
Perencanaan kegiatan Edotel meliputi, penyusunan jadwal
kegiatan, pengarsipan, keuangan, inventarisasi alat, perawatan
dan perbaikan peralatan, serta pelayanan kegiatan praktik.
2. Organisasi Edotel

Pengorganisasian sebagai salah satu fungsi dari


manajemen, yang harus disusun secara pasti oleh manajer,
sehingga dalam praktik kegiatan bersama nanti dapat diperoleh
dan ditemui keteraturan penugasan berdasarkan tanggung
jawab setiap personil. Untuk melaksanakan suatu program
serta demi kelancaran Edotel sebagai sumber belajar dan
lahan bisnis bagi sekolah, maka diperlukan penyusunan
stuktur organisasi Edotel yang melibatkan sumber daya
23

manusia yang telah ada di sekolah maupun dengan


perekrutan pegawai baru sesuai dengan bidang yang
dibutuhkan Edotel. Adapun struktur organisasi Edotel sebagai
berikut:

Diagram 2.1 Struktur Organisasi Edotel


Sumber: Sulastiyono,A. 2008:63

Dalam suatu struktur organisasi masing-masing bagian


mempunyai pekerjaan dan tanggung jawab, dimana antara satu
dengan yang lain saling terikat dan saling melengkapi sehingga
terwujud suatu sistem yang tertata dengan baik.

Berikut adalah pengertian Front Office dan House Keeping:

1. Front Office

Front Office, adalah salah satu departement di sebuah


hotel yang berada di begian depan merupakan pintu gerbang
dari hotel itu sendiri sehingga mudah diketahui dan di hubungi
tamu yang secara oprasional berhubungan langsung dengan
tamu. (http://rastodio.com/Fungsi&Peranan Front Office Pada
Sebuah Hotel.html). Menurut (Sulastiyono,A. 2008:63) fungsi
utama dari Front Office adalah menjual/menyewakan kamar
kepada tamu. Oleh karena itu, maka lokasi atau letak Front
Office seharusnya berada di tempat yang mudah dilihat
24

atau diketahui oleh tamu. Untuk membantu pelaksanaan


fungsi dari Front Office, maka untuk mempermudah Front Office
di bagi menjadi beberapa sub bagian, adapun sub bagian dari
front office ter bagi menjadi berikut:

a. Pelayanan pemesanan kamar (reservation service).


b. Pelayanan penanganan barang-barang tamu (porter atau
bell captain, desk service).
c. Pelayanan informasi (information service).
d. Pelayanan check in dan check out tamu (reception atau
front desk).
e. Kasir kantor depan hotel (front office).

Diagram 2.2 Struktur Organisasi Front Office


Sumber: Sulastiyono,A. 2008:63

2. House Keeping
Housekeeping (tata graha) adalah bagian dari
departemen yang mengatur atau menata peralatan, menjaga
kebersihan, melaporkan kerusakan dan memberi dekorasi
dengan tujuan agar rumah (hotel) tersebut tampak rapi, bersih,
menarik dan menyenangkan bagi penghuninya
(http//tatagraha.com - Pengertian Housekeeping.html). Menurut
(Sulastiyono,A. 2008:121) Housekeeping adalah salah satu
bagian yang mempunyai peranan dan fungsi yang cukup vital
dalam memberikan pelayanan kepada para tamu, terutama
yang menyangkut pelayanan kenyamanan dan kebersihan
25

ruang hotel. Tanggung jawab bagian Housekeeping dapat


dikatakan mulai dari pengurusan tentang bahan-bahan
yang terbuat dari kain seperti taplak meja (table cloth),
sprei, sarung bantal, korden, menjaga kerapihan dan
kebersihan ruangan beserta perlengkapannya, sampai
pada program pengadaan/ penggantian peralatan dan
perlengkapan, serta pemeliharaan seluruh ruangan hotel.
Bagian ruangan hotel terdiri dari kamar tamu, ruang rapat,
lobby, coridor, restoran yang mana semuanya ini disebut
dengan front of the house. Selain front of the house bagian
housekeeping bertanggung jawab juga atas back of the house
seperti bagian dapur, ruang makan karyawan, ruang ganti
karyawan, ruang kantor.

Diagram 2.3 Struktur Organisasi House Keeping


Sumber: Sulastiyono,A. 2008:63

2.3 Tinjauan Pendekatan Desain Arsitektur Modern


2.3.1 Pengertian Arsitektur Modern
Arsitektur Modern dapat diartikan sebagai pernyataan jiwa
dari suatu massa, yang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan
sosial dan ekonomi yang ditimbulkan pada zamannya, yaitu dengan
mencari keharmonisan dari elemen modern serta mengembalikan
arsitektur pada bidang yang sebenarnya (ekonomis, sosiologis, dan
kemasyarakatan). (Congreas Interationaux d’ Architecture
Moderne/CIAM, 1928).
26

Dengan kata lain maka dapat disebutkan Arsitektur Modern


adalah arsitektur yang dilandasi oleh komposisi massa dinamis, non
aksial dan yang paling penting didasarkan atas pembentukan ruang-
ruang, baik didalam maupun diantara bangunan (Ir. Sidharta,
Arsitektur Indonesia).
Arsitektur Modern adalah hasil dari pemikiran baru mengenai
pandangan hidup yang lebih manusiawi, seperti moralis, nasionalis,
materialis, standarisasi serta jujur, yang diterapkan dalam bentuk fisik
bangunan.
Arsitektur modern dapat diartikan sebagai berikut:

1. Hasil pemikiran baru mengenai pandangan hidup yang lebih


‘manusiawi’ yang diterapkan pada bangunan
2. Upayaya dan karya dalam bidang arsitektur yang dapat
dihasilkan dari alam pemikiran modern yang dicirikan sikap
mental yang selalu menyisipkan hal-hal baru, hebat dan
kontemporer sebagai pengganti dari tradisi dan segala bentuk
pranatanya

2.3.2 Prinsip-Prinsip Arsitektur Modern


Selama karirnya, Le Corbusier mengembangkan seperangkat
prinsip-prinsip arsitektur yang didikte secara teknis, yang ia sebut
"The Five Points of a New Architecture" dan paling jelas dalam Villa
Savoye yang ia desain. Lima poin tersebut adalah:

1. Pilotis: Penggantian dinding pendukung dengan grid kolom


beton bertulang yang menyandang beban struktural yang
merupakan dasar dari estetika baru.
2. The free designing of the ground plan (Perancangan bebas
pada ground plan); Tidak adanya dinding pendukung yang
berarti rumah bersifat tidak terkendali dalam penggunaan
internalnya.
27

3. The free design of the façade (Desain bebas pada fasad);


Memisahkan bagian luar bangunan dari struktur fungsi-set-nya
fasad bebas dari kendala struktural.
4. The horizontal window (Jendela horizontal); Memotong di
seluruh panjang fasad bangunan, sehingga pencahayaan
dalam ruangan sama.
5. Roof gardens (Taman Atap); Taman di atap datar dapat
melayani tujuan domestik sementara memberikan perlindungan
penting untuk atap beton.

2.3.3 Kategori dan Unsur Arsitektur Modern


1. Fungsi (Function)
Sekitar abad 20-an, arsitektur modern menyatakan
bahwa bentuk ditentukan oleh fungsi yang dipenuhi dan bentuk
total bangunan berdasarkan keseluruhan fungsi yang
ditampung. Namun para ahli menyatakan bahwa fungsi saja
tidak cukup. Disamping itu, pembenaran dari arsitektur baru
adalah dengan fungsi baru yang muncul dan fungsi lama yang
berubah.
Ketika material bangunan lama dan gaya lama ornamen
digunakan, fungsi baru memaksa arsitek pada era mesin uap
untuk membangun dalam ukuran dan bentuk yang dahulu tidak
bisa diakui.
Pada abad ke-20, kesadaran mulai timbul, fungsi tua juga
dalam transformasi. Arsitek terlibat langsung dalam proses
aktivitas sehari-hari. Hal ini menjadi pertimbangan bagi arsitek
untuk memikirkan ulang dari dasar seni mereka.
Slogan Le Corbusier “the house-a machine to live in” atau
“rumah sebagai mesin untuk tempat tinggal”. Slogan ini sangat
radikal dan kerap disalahartikan. Terdapat dua hal yang
dimaksud Le Corbusier, pertama sebuah rumah yang
menyerupai mesin yang murah, standard, dilengkapi dengan
baik, dan perawatan mudah. Tapi Ia juga mengartikan sebuah
28

rumah yang menyerupai mesin yang radikal cocok untuk


kebutuhan, dan dirancang dengan kejujuran.
Le Corbusier menggunakan ukuran dengan sistem modul
berdasarkan dari figur manusia ideal, yang merubah pandangan
arsitek modern tentang fungsi dan bagaimana mendesignnya.
Contoh:

Gambar 2.4 Maison “Citrohan''


Sumber: http://archidkot.blogspot.com/2016/05/arsitektur-modern.html

Di sini, Le Corbusier mengusulkan struktur tiga-lantai,


dengan ruang tamu double-height, kamar tidur di lantai dua,
dan dapur di lantai tiga. Atap sebagai teras berjemur. Pada
eksterior Le Corbusier memasang tangga untuk menyediakan
akses lantai dua dari permukaan tanah.

2. Bentuk (Form)
Bentuk dalam arsitektur modern merupakan periode yang
membingungkan bagi para praktisi, karena tidak ditentukan dan
dibentuk dari fungsi maupun material yang dipakai. Tidak
satupun dari fungsi maupun konstruksi tanpa pengaruhnya dan
orang yang ternyata dengan semangat untuk solusi fungsional
29

baru dan metode struktural baru kemungkinan akan berpaling


juga untuk ekspresi formal yang baru.
Idealnya, bentuk, fungsi, dan konstruksi harus muncul
menjadi satu kesatuan dan muncul menjadi bentuk yang khusus
dan mendapatkan solusi yang tepat agar menghasilkan bentuk
yang spesifik; kritik plagiatisme pada arsitektur modern
bukannya tidak menghargai individualitas, tapi setiap bangunan
merupakan problem yang unik dalam tapaknya, lingkungan, dan
menghasilkan solusi yang unik. Solusi-solusi yang unik
umumnya layak karena teknik-teknik konstruksi modern
menjadikan semua bentuk mungkin untuk dibangun.
Bentuk yang diinginkan adalah bentuk-bentuk
sederhana, karena semua gaya lama sangat kompleks dan
dipenuhi oleh ornamen. Pada 1910 Adolf Loos menyatakan
bahwa dekorasi salah. Dengan esainya yang berjudul Ornament
and Crime (1908) ia menyatakan bahwa ornamen tidak cocok
untuk manusia pada abad ke-20, ornamen adalah tanda
kebengisan atau kemunduran kriminal.
Arsitektur modern pada dasarnya masih melakukan
pengulangan bentuk-bentuk rasional pada awal abad 20 di mana
fungsi masih menjadi inspirasi utama, dan pada masa kini bebas
dalam mengembangkannya.
Kemudian pemanfaatan material dan teknik konstruksi
yang baru. Jika material baru tidak dapat ditentukan dengan
tegas dalam menetapkan bentuk-bentuk arsitektur modern,
muncul pemikiran baru tentang struktur yang tergantung pada
tempat. Dan ini saatnya untuk mempelajari hubungan antara ide
dan material dalam konstruksi modern.
Contoh:
30

Gambar 2.5 Saint-Pierre, Firminy


Sumber: http://archidkot.blogspot.com/2016/05/arsitektur-modern.html

Bangunan berbentuk piramid dengan dasar persegi dari


panjang sisi 25 meter yang diputar dalam kerucut terpotong yang
naik 33 meter. Pada ground floor, gereja mempunyai ruang
pameran dan ruang konferensi. Bentuk dan material yang
digunakan (beton) memberi kemampuan akustik untuk
bangunan

3. Konstruksi (Construction)
Di Paris pada abad ke-20, arsitektur modern dianggap
dipengaruhi dari beton bertulang. Bangunan yang dapat disebut
arsitektur modern yaitu tidak ada beton yang terlihat,
permukaannya dilapisi dan dicat seluruhnya untuk
menyembunyikan bahwa bangunan dibuat dengan berbagai
macam material seperti batako, kotak belangga dan batu bata.
Anggaran bangunan modern untuk umum terlalu ketat dengan
bahan yang belum teruji dan konstruksi eksperimental.
Bangunan lokal umumnya tidak menggunakan konstruksi ini.
Modernitas suatu bangunan terletak pada perencanaan fungsi,
bentuk-bentuk eksteriornya dan tersebar secara merata pada
permukaannya untuk menyembunyikan material yang tidak
modern pada struktur yang telah dibangun.
31

Di Belanda, W.M. Dudok mengkombinasikan bentuk


modernitas dengan permukaan batu bata dan mendapat
sambutan hangat di Inggris, tetapi secara universal dijelek-
jelekkan karena batu bata dianggap suatu pengkhianatan pada
tujuan gerakan arsitektur modern. Dan hal ini bertentangan
dengan ajaran dinding bersih (Clean Wall Orthodoxy) dari Adolf
Loos.
Bangunan rumah diproduksi secara massal dibuat di
pabrik dari bahan modern ringan. Beberapa kemampuan struktur
menular pada bangunan lain yang dibangun, atau dibangun dari
bahan yang sama.
Pergerakan modern memiliki dampak yang signifikan
pada 1950, di mana pada saat ini menimbulkan suatu
perlawanan terhadap kemurnian persegi sehingga muncul
generasi baru yang mendukung prinsip konstruksi baru yang
terjadi secara kebetulan yang menyebabkan pergerakan modern
menjadi gempar karena itu. Tetapi muncul sesuatu yang baru
lagi dalam situasi ini, aplikasi dari teknik yang baru dari pemikiran
struktur kurva yang akhirnya membuat terobosan yang massal.
Freysinner, Mailart, Nervi membuat suatu penyerangan
tentative dan kecil untuk menghadapi masalah kubah, mereka
dan orang-orang kontemporer telah memulai untuk
mengakumulasi bagian dari pengalaman, aplikasi metode radikal
dari tegangan penguatan cangkang beton, penerapan teknik
geometris radikal dalam membangun struktur, yang pada
akhirnya menghasilkan kebebasan. Mengikuti revolusi yang
muncul dan lebih mendalam daripada yang penemuan
sebelumnya yaitu beton bertulang atau struktur frame.
Kebebasan awalnya dibawa ke arsitektur melalui beton
bertulang dan frame logam dengan kemampuan yang terbatas
daripada dengan mengurangi massa struktur pada ground level.
Kolom dapat lebih tipis dan terpisah lebih jauh, tembok tebal
sebagai penyangga tidak lagi dibutuhkan.
32

Dengan kata lain ketika jenis bentuk baru dan jenis


rencana yang diinginkan, konstruksi berada disana untuk
mencapai hal itu, Besi dan kerangka beton dengan penyangga
kecil yang dimilikinya dan bentang lebar maka kemampuannya
untuk berdiri sedikit pada dasar, jalan straddle, cantilever dan
menggunakan bahan batu solid sampai kaca untuk kulit
bangunan.
Revolusi struktur yang kedua hampir sama, namun
terdapat sedikit kelebihan, kubah tiba-tiba menjadi lebih mudah.
Pada waktu yang sama, kemampuan bahan sederhana
lainnya untuk menghasilkan struktur canggih sedang ditunjukkan
di Milan, di mana di Triennale kesepuluh, diperlihatkan dua
kubah Buckminster Fuller terbuat dari lembaran karton dipotong
dan dicetak. Shuttering Candela menandai zaman, beton harus
dituangkan dalam cetakan kayu, yang termurah adalah
membuatnya dari papan lurus, dan beton berbentuk persegi.
Bahkan jika dilakukan dengan baik dapat membentuk kubah
multi lengkung tapi shuttering kurva mahal. Candela menunjukan
bahwa dengan memilih bentuk geometris yang tepat bisa
mendapatkan bentuk tiga dimensi kompleks melengkung dari
papan shuttering sederhana.
Perkembangan kemampuan struktur disebabkan karena
pemikiran, bukan material baru. Beton bertulang berjuang
kembali dengan sistem baru, serta bentuk ringan, kayu di papan
laminas, membangun balok dan panel dari logam dan plastik.
Metode baru analisis struktur plastik memberi kehidupan baru
untuk frame baja.
Ionel Schein menyarankan bahwa bentuk plastik sedang
diciptakan dengan material lain, tapi bahan-bahan baru tidak lagi
berfungsi untuk menjelaskan apa yang baru tentang arsitektur
modern.
33

Contoh:

Gambar 2.6 Notre Dame du Raincy


Sumber: http://archidkot.blogspot.com/2016/05/arsitektur-modern.html

Menggunakan bahan beton bertulang. Bahan baru


digunakan pada istilah sendiri, dengan unsur-unsur standar,
kolom ramping naik ke ketinggian 35 kaki yang tidak lebih tebal
dari 14 inci, dan membran tipis ditembus oleh jendela besar (juga
di beton) mencakup ruang gereja itu sendiri.

4. Ruang (Space)
Satu hal yang tak dapat disangkal tentang arsitektur
modern adalah kesadaran dalam memanipulasi ruang.
Dalam sejarah, ruang hanya di dalam struktur (diluar
hanya alam, ketidakaturan dan tidak dapat diukur).
Renaissansce telah mengulanggi proses dan dapat dilihat dari
tampak luar bangunan (seperti yang dilakukan bangsa Yunani)
yang terpisah dari seni. Ciri bangunan bangunan dari mereka:
kecil, kotak, mempunyai pusat dan tertutup.
Ruang pada zaman barok mengakui ketidakterbatasan,
dilambangkan dengan tanda salib yang memfokuskan
pemandangan, cahaya yang jatuh di altar pada akhir nave gelap.
Dasar ruang dari konsep arsitektur modern muncul yang
pertama dirumuskan oleh pelukis abstrak Belanda dan Rusia,
34

lalu dibangun oleh Frenchmen seperti Le Corbusier. Konsep ini


berisi: Pertama, yang tak terbatas, dan meluas bebas segala
arah (dalam prakteknya, ditangani seakan ekstensi ke atas dan
ke bawah yang yang sangat menarik). Kedua, ruang terukur,
ditentukan, struktur tak terlihat dan geometri. Biasanya
berbentuk persegi panjang, beberapa bagian diisi dan
dikosongkan. Ketiga, ruang arsitektur modern dipahami memiliki
hubungan yang sangat istimewa untuk pengamat: baik manusia
atau benda, yang bergerak. Dalam satu cara, ruang interior
bangunan yang memiliki rangkaian partisi ruang yang tak
terbatas oleh pengamat bergerak melalui rute yang ditentukan.
Dan ruang yang mengalir dari dalam maupun keluar bangunan.
Ruang dalam arsitektur modern tidak mengalir dari pusat-pusat
ruang, tapi mengalir dari sudut, ke balkon, sepanjang koridor, ke
tangga, dll.
Arsitektur modern memiliki bentuk dan struktur yang
tetap. Bagian fisik dari arsitektur modern sebagai pemecahan
yang radikal dari sebuah masalah yang fungsional yang tidak
dapat hilang sebagai bagian dari estetika yang merupakan
manipulasi dari ruang yang tidak terbatas dan terukur dan
mengalir.
Contoh:

Gambar 2.7 Farnsworth House


Sumber: http://archidkot.blogspot.com/2016/05/arsitektur-modern.html

Terdapat dua bagian, lantai slab dan slab atap, dan tidak
memiliki ekstensi ke atas atau ke bawah, kecuali jika dapat
35

dirasakan bahwa turun empat langkah kecil dari slab lantai ke


teras itu mengalir. Dua lempeng ini membatasi juga satu-satunya
permukaan buram pada bagian luar rumah yang lainnya
transparan. Hasilnya, ruang interior dalam berhubungan hampir
total dengan ruang tak terbatas di luar, antara lempengan atas
dan bawah tidak ada koneksi terlihat, kecuali enam uprights
dengan jarak teratur dari struktur yang mengandung implikasi
meluas melampaui atap slab.

2.3.4 Biografi Le Corbusier

Le Corbusier atau yang bernama asli Charles-Edouard


Jeanneret merupakan seorang arsitek asal Swiss yang menekuni
aliran desain International Style bersama dengan Ludwig Mies van
der Rohe, Walter Gropius dan Theo van Doesburgs. Selain itu, ia juga
dikenal sebagai seorang perencana tata kota, seniman, penulis dan
perancang perabot Ia juga terkenal atas kontribusinya dalam
penyebarluasan international style.
Le Corbusier merupakan seorang yang ahli dalam teori-teori
desain modern Ia juga berkontribusi dalam menghasilkan kehidupan
yang lebih baik di lingkungan yang padat penduduknya karya
bangunan-bangunannya tersebar di daerah Eropa, India, Rusia dan
Amerika.
Le Corbusier memiliki ketertarikan yang besar dalam visual
art sehingga ia menempuh pendidikan di La-Chaux-de-Fonds art
School, Dosen arsiteknya saat itu adalah Rene Chapallaz yang
sekaligus mempengaruhi karya desain bangunannya saat awal-awal
ia berkarir sebagai arsitek. Di awal-awal kariernya, ia banyak
mendesain villa, salah satunya villa Jeanneret yang ia dedikasikan
untuk orang tuanya vila-villa yang ia buat selalu memikat dan popular
di sepanjang negara pegunungan Alpen.
Tahun 1907, ia ke paris dan bekerja dengan Auguste Perret
yang merupakan seorang ahli beton dari Perancis tahun 1910-1911
ia bekerja dengan Peter Behrens di daerah kota Malang yang
36

selanjutnya ia bertemu dengan Ludwig Mies van der Rohe dan Walter
Gropius. Setelah itu, ia menjadi salah satu arsitek paling berpengaruh
dalam bidang arsitektur Jerman.
Pada tahun 1911 Le Corbusier melakukan perjalanan ke
Semanjung Balkan untuk mengunjungi Yunani dan Turki. Di sela-sela
perjalanannya, ia menggambar sketsa bangunan termasuk Kuil
Parthenon yang ia masukkan dalam Vers une architecture tahun
1923 Vers une architecture merupakan kumpulan esai Le Corbusier
yang terbit dalam jurnal Perancis L’Esprit Nouveau.
Saat terjadi perang dunia I, ia mengajar di almamaternya, La-
Chaux-de-Founds art School. Ia mengajar di sana sampai
berakhirnya perang tersebut karyanya saat itu berjudul Domino
House yang ia ciptakan di tahun 1914 sampai 1915. Desain itu
menjadi patokannya dalam membuat sebagian karyanya dalam
sepuluh tahun setelahnya.
Tahun 1918 ia bertemu dengan Amedee Ozenfant seorang
pelukis Cubist. Pada akhirnya, mereka menganggap bahwa aliran
Cubism ini merupakan aliran yang irasional tetapi romantic kemudian
mereka membuat teori Purism yang merupakan salah satu teori yang
menggunakan pendekatan estetika dalam bidang arsitektur teori ini
menampilkan kemurnian dari bangunan yang sepi dari ornamen yang
sejalan dengan adagium arsitektur modern yang menilai bahwa
ornament is a Crime. Corbusier sendiri pernah berpendapat bahwa
lukisan dan ornamentasi yang ada di bangunan seharusnya tidak ada
dan seharusnya warna bangunan itu putih.

2.3.5 Tinjauan Le Corbusier

Le Corbusier memiliki kepribadian bersifat dualisme, rasional


dan irrasional-subjektif, dan objektif. Berbagai ulasan dan kritik
dilontarkan hingga karya-karyanya dapat disebut berada pada dua
kutub ekstrim. Le Corbusier tetap dengan pendiriannya yang
menganggap dirinya sebagai rasionalis dan ilmuan (scientist).
37

Penilaian fungsional dari awal sampai akhir dan rasional dibagian


akhir (Sembiring, 2004).

Terdapat prinsip-prinsip desain Le Corbusier yang sering


muncul pada bangunan-bangunan publik tersebut. Maka dapat
disimpulkan bahwa prinsip desain Le Corbusier pada karya
rancangan bangunan publik adalah sebagai berikut:

1. Massa bangunan tansformasi dari bentuk-bentuk persegi yang


sederhana;
2. Menerapkan prinsip kelima butir arsitektur baru;
3. Struktur beton bertulang;
4. Material fabrikasi;
5. Menggunakan warna alami dari bahan material atau putih
polos;
6. Penggunaan brise-soleil sebagai penahan cahaya matahari
langsung kedalam bangunan;
7. Fungsional, tidak menggunakan ornamen tambahan;
8. Menggunakan ramp sebagai salah satu akses alternatif selain
tangga;
9. Peruangan yang fleksibel dan berpola grid;
10. Penggunaan skylight.

2.3.6 Karya Le Corbusier

1. UNITÉ D'HABITATION _Marseille, Perancis (1952)

Sebuah prinsip desain perumahan modernis


dikembangkan oleh Le Corbusier, dengan kolaborasi pelukis-
arsitek Nadir Afonso. Salah satu karya yang paling terkenal Le
Corbusiers, itu terbukti sangat berpengaruh dan sering dikutip
sebagai inspirasi awal dari gaya arsitektur Brutalis. Istilah
brutalisme ini dimulai dari bahasa Prancis Béton brut, atau "
38

beton mentah". Bangunan brutalist pada umumnya dibentuk


dengan membentur blockish, geometris, dan bentuk berulang.

Gambar 2.8 Unité D'habitation


Sumber: Precendents In Architecture

Gambar 2.9 Unité D'habitation 1


Sumber: Precendents In Architecture
39

2. VILLA SAVOYE_Paris, Perancis (1931)

Sebuah manifesto dari Le Corbusier ”lima poin” arsitektur


baru , villa merupakan perwakilan dari basis arsitektur modern,
dan merupakan salah satu contoh yang paling mudah dikenali
dan terkenal dari gaya internasional . Dukungan ground - level
pilotis, mengangkat bangunan dari bumi dan memungkinkan
kesinambungan diperpanjang taman di bawahnya

Gambar 2.10 Villa Savoye


Sumber: Precendents In Architecture

Gambar 2.11 Villa Savoye 1


Sumber: Precendents In Architecture
40

3. PALACE OF ASSEMBLY_ Chandigarh, India (1963)

Salah satu bangunan yang paling menonjol Le Corbusier


di India, Istana Majelis di Chandigarh mengedepankan filosofi
arsitektur dan gaya internasional Le Corbusier, Program ini
memiliki ruang masif yang melingkar, sebuah forum untuk
perundingan. Penggunaan pilotis untuk mengangkat struktur dari
tanah, kolom beton bertulang digunakan berpola grid seluruh
pada gedung dan sedikit diubah untuk meningkatkan bentuk
beton besar menukik tinggi di atas entrance.

Gambar 2.12 Palace Of Assembly


Sumber: Precendents In Architecture

Gambar 2.13 Palace Of Assembly 1


Sumber: Precendents In Architecture
41

4. THE CHAPEL OF NOTRE DAME DU HAUT_ Ronchamp


_Perancis (1954)

Sebuah manifesto dari Le Corbusier ”lima poin” arsitektur


baru, villa merupakan perwakilan dari basis arsitektur modern,
dan merupakan salah satu contoh yang paling mudah dikenali
dan terkenal dari gaya internasional. Dukungan ground-level
pilotis, mengangkat bangunan dari bumi dan memungkinkan
kesinambungan diperpanjang taman di bawahnya.

Gambar 2.14 The Chapel Of Notre Dame Du Haut


Sumber: Precendents In Architecture

Gambar 2.15 The Chapel Of Notre Dame Du Haut 1


Sumber: Precendents In Architecture
42

2.3.7 Analisis Karya Le Corbusier

Gambar 2.16 Karya Le Corbusier


Sumber: Precendents In Architecture
43

Gambar 2.17 Karya Le Corbusier 1


Sumber: Precendents In Architecture
44

Gambar 2.18 Karya Le Corbusier 2


Sumber: Precendents In Architecture
45

Gambar 2.19 Karya Le Corbusier 3


Sumber: Precendents In Architecture
46

Gambar 2.20 Karya Le Corbusier 4


Sumber: Precendents In Architecture
47

2.4 Studi Banding


2.4.1 SMK Negeri 6 Semarang

Gambar 2.21 SMK N 6 Semarang


Sumber: Dokumen Pribadi

a. Sejarah SMK Negeri 6 Semarang


Cikal bakal nama SMK N 6 berawal dari tanggal 1 Januari
1969, yang saat itu bernama Sekolah Kesejahteraan Keluarga
Atas (SKKA) Persiapan Negeri Semarang berdasarkan SK. Kep.
Perwakilan Jateng bernomor 390/DS.1.Pers/1968 tertanggal 23
Oktober 1968. Sekolah ini menempati lokasi di Jl. Sidodadi Barat
No. 8 Semarang menumpang dengan SKKP Negeri Semarang
sampai dengan tahun 1971, kemudian sekolah ini pindah ke Jl.
Imam Bonjol 191 A Semarang. Empat tahun kemudian, tepatnya
1 Januari 1973 SKKA persiapan Negeri statusnya berubah
menjadi SKKA Negeri Semarang. Tahun 1977 terjadi perubahan
kurikulum, dari kurikulum tahun 1969 kemudian berubah ke
kurikulum tahun 1977. Sehubungan dengan itu maka nama
SKKA Negeri berubah menjadi SMKK (Sekolah Menengah
Kesejahteraan Keluarga) Negeri Semarang terhitung mulai 1
Januari 1977. Adanya perubahan kurikulum membawa dampak
harus terpenuhinya sarana dan prasarana. Oleh karena itu
lokasipun berpindah dari Jl. Imam Bonjol 191 A ke Jl. Sidodadi
Barat No. 8 Semarang, bertukar tempat dengan SMP Negeri 7.
48

Sejak tahun 1985 telah dibuka 2 (dua) jurusan yaitu Boga


dan Busana, kemudian pada tahun 1987 / 1988 ditambah 1
(satu) jurusan lagi yaitu tata rias kecantikan. Penjurusan sudah
dimulai sejak kelas 1 semester 1. Pada perkembangan
selanjutnya, tepatnya 20 tahun kemudian ketika turun SK
Mendikbud RI No. 036/0/1997 tertanggal 7 Maret 1997, resmilah
SMKK Negeri Semarang berganti menjadi SMK Negeri 6 sampai
saat ini.

b. Profil SMK Negeri 6 Semarang


Nama Sekolah : SMK Negeri 6 Semarang
Status : Negeri
Alamat : Jl. Sidodadi Barat No.8, Karangturi,
Semarang Timur, Kota Semarang,
Jawa Tengah 50124. Telp (024)
8312438
Kepala Sekolah : Dra. Ummi Rosyidiana, M.Par
Akreditasi :A
Penyelenggara Sekolah : Dinas Pendidikan Kota Semarang
Luas Tanah : 7,322 m2
Total Jumlah Siswa : 1.245 orang
Total Jumlah Pengajar : 71 orang

c. Fasilitas SMK Negeri 6 Semarang


Ruang Kelas : 29 Ruang
Laboratorium : 3 Ruang
Perpustakaan : 1 Ruang
Sanitasi Siswa : 4 Ruang
49

d. Struktur Organisasi SMK Negeri 6 Semarang

Diagram 2.22 Struktur Organisasi SMK Negeri 6 Semarang


Sumber: Dokumen Pribadi

e. Salah Satu Program Keahlian SMK Negeri 6 Semarang


1. Akomodasi Perhotelan

Perkembangan hotel di Kota Semarang khususnya dan


di Jawa Tengah pada umumnya sangatlah pesat, hal ini ditandai
dengan semakin banyaknya hotel baru yang berdiri. Bahkan
sampai Bulan Maret 2018, di Kota Semarang saja, tercatat ada
118 hotel baik yang berstatus bintang maupun non bintang.
Dilihat dari hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa kebutuhan
untuk tenaga kerja profesional di bidang hotel juga semakin
banyak. Dengan mengetahui hal tersebut, Kompetensi Keahlian
Perhotelan di SMK Negeri 6 Semarang berusaha menjawab
kebutuhan dari tenaga kerja perhotelan dengan mencetak
lulusan yang profesional dan siap kerja yang dibutuhkan oleh
hotel.
Kompetensi Keahlian Perhotelan merupakan program
studi yang saat ini sedang menjadi primadona sejalan dengan
50

pertumbuhan dunia hotel itu sendiri. Kompetensi keahlian ini


semakin diminati oleh calon siswa lulusan SLTP yang berminat
melanjutkan pendidikannya di SMK Negeri 6 Semarang.
Keunggulan yang dimiliki oleh kompetensi keahlian ini
adalah kerjasama SMK Negeri 6 Semarang dengan banyak
hotel yang ada di dalam maupun luar negeri, sehingga
memungkinkan peserta didik untuk mengikuti praktek kerja
industri di hotel terkemuka. Selain itu, peserta didik di
kompetensi keahlian ini pun diberi kesempatan untuk mengikuti
program casual atau bekerja paruh waktu di hotel untuk
menambah ketrampilan yang dimilikinya

Visi dan Misi Keahlian Akomodasi Perhotelan:

VISI:

Terwujudnya Program Keahlian Perhotelan SMK Negeri


6 Semarang sebagai pencipta Sumber Daya Manusia yang
Bertaqwa Profesional dan Berkarakter menuju era globalisasi.

MISI:

1. Menyiapkan tenaga kerja yang bertaqwa kepada


Tuhan Yang Maha Esa
2. Menyiapkan tenaga trampil dalam bidang Front Office
3. Menyiapkan tenaga trampil dalam bidang
Housekeeing
4. Menyiapkan tenaga trampil dalam bidang FB Service
5. Menyiapkan siswa dapat berkomunikasi
menggunakan Bahasa inggris dengan baik
51

Kompetensi Keahlian Akomodasi Perhotelan:

Tabel 2.3 Kompetensi Keahlian Akomodasi Perhotelan


No Mata Pelajaran X XI XII
1 Kepariwisataan ✓
2 Komunikasi Industri Pariwisata ✓
3 Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja ✓
4 Administrasi Umum ✓
5 Bahasa Asing Pilihan (Bahasa Jepang) ✓
6 Industri Perhotelan ✓
7 Front Office ✓ ✓
8 House Keeping ✓ ✓
9 Laundry ✓ ✓
10 Food and Beverage ✓ ✓
Sumber: Dokumen Pribadi

Fasilitas Akomodasi Perhotelan:

1. Lab untuk Praktek Front Office


2. Lab untuk Praktek HouseKeeping
3. Lab untuk Praktek FB service
4. Lab untuk Praktek Laundry

Kegiatan belajar mengajar Akomodasi Perhotelan:


Front Office:

Gambar 2.23 Kegiatan belajar mengajar Front Office


Sumber: www.smkn6smg.sch.id/
52

House Keeping:

Gambar 2.24 Kegiatan belajar mengajar House Keeping


Sumber: www.smkn6smg.sch.id/
Laundry:

Gambar 2.25 Kegiatan belajar mengajar Laundry


Sumber: www.smkn6smg.sch.id/
Food & Beverage:

Gambar 2.26 Kegiatan belajar mengajar Food & Beverage


Sumber: www.smkn6smg.sch.id/
53

Edotel Puspa Kencana :

Gambar 2.27 Fasilitas Kamar Edotel SMK N 6 Semarang


Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 2.28 Fasilitas Receptionist Edotel SMK N 6 Semarang


Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 2.29 Fasilitas Ruang Tunggu Edotel SMK N 6 Semarang


Sumber: Dokumen Pribadi
54

2. Tata Boga

Tata Boga adalah Kompetensi Keahlian di bawah


Program Keahlian Kuliner. Kompetensi Keahlian Tata Boga
memperikan pengetahuan dan ketrampilan kepada para
peserta didik di bidang Pengolahan dan penyajian makanan,
Produk Pastry dan bakery, cake dan kue Indonesia, Produk
kreatif dan Kewirausahaan dan Tata hidang

Visi dan Misi Keahlian Tata Boga:

VISI:

Mewujudkan Tamatan Program Keahlian Tata Boga


sebagai pencipta sumber daya manusia yang mampu
menghadapi era global

MISI:

1. Membentuk tamatan yang berkepribadian unggul


kreatif dan inofatif
2. Mendidik dan menyiapkan wirausahawan yang
disiplin, tangguh dan mandiri

Fasilitas Tata Boga:

1. Lab Praktek Boga


2. Lab Praktek Tata hidang
3. Lab Praktek Pastry dan Bakery
4. Ruang Produksi
5. Restaurant
6. Kantin Boga
7. Ruang Instruktur
55

Proses belajar mengajar Tata Boga:


Lab Praktek Pastry dan Bakery:

Gambar 2.30 Kegiatan belajar mengajar Pastry dan Bakery


Sumber: www.smkn6smg.sch.id/

Lab Praktek Boga:

Gambar 2.31 Kegiatan belajar mengajar Boga


Sumber: www.smkn6smg.sch.id/

Resto Kayu Arum:

Gambar 2.32 Fasilitas Resto SMK N 6 Semarang


Sumber: Dokumen Pribadi
56

f. Jumlah Siswa SMK Negeri 6 Semarang 2018/2019

Tabel 2.4 Jumlah Siswa SMK Negeri 6 Semarang 2018/2019


Kelas Banyak Kelas Jumlah
X 13 457
XI 13 431
XII 11 357
TOTAL 37 1245
Sumber: www.smkn6smg.sch.id/

g. Fasilitas SMK Negeri 6 Semarang yang di komersilkan

1. Kamar:
• Standard : 4 Kamar
• Deluxe : 10 Kamar
• Suite : 1 Kamar
2. Meeting Room
3. Restoran
4. Salon
5. Butik
57

2.4.2 SMK Negeri 4 Yogyakarta

Gambar 2.33 SMK N 4 Yogyakarta


Sumber: Dokumen Pribadi

a. Sejarah SMK Negeri 4 Yogyakarta


SMK Negeri 4 Yogyakarta berdiri pada tanggal 2 Februari
1976 dengan nama Sekolah Menengah Teknologi
Kerumahtanggaan (SMTK) Negeri Yogyakarta. Awal berdirinya
sekolah ini merupakan sekolah kejuruan tingkat atas dengan
lama pendidikan empat tahun, menempati gedung Sekolah
Kesejahteraan Keluarga Atas (SKKA) Jl. Kenari No. 2
Yogyakarta (sekarang SMK Negeri 6 Yogyakarta) pada sore
hari.
Pada saat itu yang memimpin adalah Ibu Rumiyati
Soegiharto (periode 1 Januari 1976 sampai dengan 8 Januari
1988).
Tanggal 1 Januari 1982 SMTK menempati gedung baru
di Jl. Sidikan 60 Umbulharjo Yogyakarta sampai sekarang.
Berikutnya secara berturut-turut kepala sekolah dijabat oleh Ibu
Siti Rochani Kusnadi (9 Januari 1988 sampai dengan 30
September 1994), kemudian mulai tanggal 1 Oktober 1994
sampai dengan 31 Agustus 1998 yang menjabat Kepala Sekolah
adalah Ibu Sartini Sri Widojo. Pejabat Kepala Sekolah periode
58

berikutnya adalah Drs. Arief AM Noor (1 September 1994 sampai


dengan 31 Januari
1999), 1 Februari 1999 sampai dengan 13 April 2002
dipimpin oleh Bapak Drs Sugeng Sumiyoto. Dan mulai 14 April
2002 sampai 31 Desember 2007 sekolah dipimpin oleh Bapak
Drs. Marwata HN. Sebagai penerus kepemimpinan adalah Ibu
Dra Sri Indiah Purwaningsih, Plt Drs Soegeng Sumiyoto. Dan
pada tanggal 2 April 2009 SMK Negeri 4 Yogyakarta dipimpin
oleh Drs Sentot Hargiardi. Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kurikulum yang berlaku di SMTK
juga mengalami
perubahan. Perubahan tersebut terjadi juga dalam
lamanya siswa menempuh pendidikan di SMTK, sejak tahun
1986 pendidikan SMTK bukan lagi ditempuh siswa selama
empat tahun tetapi dapat
diselesaikan dalam tiga tahun pelajaran. Pada prinsipnya
kurikulum yang berlaku untuk SMTK sama dengan kurikulum
SMKK namun SMTK tidak mengalami pergantian nama.
Perubahan nama SMTK baru terjadi pada tahun 1997
berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI No 036/O/1997
tentang perubahan
nomenklatur SMKTA menjadi SMK serta organisasi dan
tata kerja SMK, dimana semua sekolah kejuruan berubah nama
menjadi SMK, dan SMTK berubah menjadi SMK Negeri 4
Yogyakarta yang merupakan SMK kelompok Pariwisata.

b. Profil SMK Negeri 4 Yogyakarta


Nama Sekolah : SMK Negeri 4 Yogyakarta
Status : Negeri
Alamat : Jalan Sidikan 60 Umbulharjo
Yogyakarta 55162 Telp. / Fax
(0274) 372238, 419973
Kepala Sekolah : Setyo Budi Sungkowo, S.Pd
Akreditasi :A
59

Penyelenggara Sekolah : Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta


Akta Pendirian Sekolah : Nomor 0311/O/1975
Total Jumlah Siswa : 1.301 orang
Total Jumlah Pengajar : 142 orang
Luas tanah : 18.728 M2
Luas Bangunan : 7.951 M2
Luas Halaman Upacara : 800 M2/1.832 M2
Status Tanah : Milik Negara
Sifat Bangunan : Permanen

c. Fasilitas SMK Negeri 4 Yogyakarta


Ruang Kelas : 37 Ruang
Laboratorium : 4 Ruang
Perpustakaan : 1 Ruang
Sanitasi Siswa : 6 Ruang

d. Struktur Organisasi SMK Negeri 4 Yogyakarta

Diagram 2.34 Struktur Organisasi SMK Negeri 4 Yogyakarta


Sumber: https://smkn4jogja.sch.id/
60

e. Salah Satu Program Keahlian SMK Negeri 4 Yogyakarta


1. Akomodasi Perhotelan

Mata pelajaran pada program keahlian akomodasi


perhotelan yaitu Pendidikan Agama dan Budi Pekerti,
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa
Indonesia, Matematika, Sejarah Indonesia, Bahasa Inggris,
Seni Budaya, Prakarya dan

Kewirausahaan, Pendidikan Jasmani, Olah Raga &


Kesehatan IPA Terapan, Pengantar Pariwisata, Industri
Perhotelan, Sanitasi Hygyene dan Keselamatan Kerja, Simulasi
Digital, Public Relation (PR), Kantor Depan, Tata Graha, Binatu.

Visi dan Misi Keahlian Akomodasi Perhotelan:


VISI:

Menyiapkan tamatan yang berkualitas dan bertaqwa,


cerdas, terampil, mandiri, dan bertanggungjawab terhadap
Pembangunan Bangsa

MISI:

1. Membekali pengetahuan ketrampilan dan sikap


sebagai bekal dasar untuk pengembangan diri
tamatan secara berkelanjutan.
2. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang
berkualitas profesional untuk mengisi tuntutan
Pembangunan dan Dunia Kerja
61

Edotel Umbulharjo

Gambar 2.35 Tampak Depan Edotel SMK N 4 Yogyakarta


Sumber: https://smkn4jogja.sch.id/

Gambar 2.36 Fasilitas Edotel SMK N 4 Yogyakarta


Sumber: https://smkn4jogja.sch.id/

2. Usaha Perjalanan Wisata

Mata pelajaran pada program keahlian usaha perjalanan


wisata yaitu Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, Sejarah Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya,
Prakarya dan Kewirausahaan, Pendidikan Jasmani, Olah Raga
& Kesehatan IPA
62

Terapan, Pengantar Pariwisata, Industri Perhotelan,


Sanitasi Hygyene dan Keselamatan Kerja, Simulasi Digital,
Public Relation (PR), Pemesanan Tempat, Menghitung Tarif
dan Dokumen Pasasi, Perencanaan dan Pengelolaan
Perjalanan Wisata, Pemanduan Perjalanan Wisata,
Pengelolaan MICE.

Visi dan Misi Keahlian Usaha Perjalanan Wisata:

VISI:

Menyiapkan tamatan yang berkualitas dan bertaqwa,


cerdas, terampil, mandiri, dan bertanggungjawab terhadap
Pembangunan Bangsa

MISI:

1. Membekali pengetahuan ketrampilan dan sikap


sebagai bekal dasar untuk pengembangan diri
tamatan secara berkelanjutan.
2. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang
berkualitas profesional untuk mengisi tuntutan
Pembangunan dan Dunia Kerja

3. Tata Boga dan Patiseri

Mata pelajaran pada program keahlian tata boga dan


patiseri yaitu Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, Sejarah Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya,
Prakarya dan Kewirausahaan, Pendidikan Jasmani, Olah Raga
& Kesehatan IPA Terapan, Pengantar Pariwisata, Simulasi
Digital, Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja, Pengetahuan
Bahan Makanan, Boga Dasar, Ilmu Gizi, Tata Hidang,
Pengolahan dan Penyajian Makanan Kontinental, Pengolahan
63

dan Penyajian Makanan Indonesia, Hidangan Kesempatan


Khusus dan Fusion Food, Pengelolaan Usaha Boga, Tata
Hidang, Produk pastry dan bakery, Produk Cake, Kue
Indonesia, Roti dan kue diet khusus dan Teknik “Fusion”,
Pengelolaan Usaha Pastry dan Bakery.

Visi dan Misi Keahlian Usaha Perjalanan Wisata:

VISI:

Menyiapkan tamatan yang berkualitas dan bertaqwa,


cerdas, terampil, mandiri, dan bertanggungjawab terhadap
Pembangunan Bangsa

MISI:

1. Membekali pengetahuan ketrampilan dan sikap


sebagai bekal dasar untuk pengembangan diri
tamatan secara berkelanjutan.
2. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang
berkualitas profesional untuk mengisi tuntutan
Pembangunan dan Dunia Kerja

Fasilitas Resto SMK N 4 Yogyakarta

Gambar 2.37 Fasilitas Resto SMK N 4 Yogyakarta


Sumber: https://smkn4jogja.sch.id/
64

Gambar 2.38 Fasilitas Dapur SMK N 4 Yogyakarta


Sumber: https://smkn4jogja.sch.id/

Gambar 2.39 Fasilitas Dapur Boga SMK N 4 Yogyakarta


Sumber: https://smkn4jogja.sch.id/

f. Jumlah Siswa SMK Negeri 4 Yogyakarta 2018/2019

Tabel 2.5 Jumlah Siswa SMK Negeri 4 Yogyakarta 2018/2019


Kelas Program Keahlian Banyak Murid Jumlah
Kelas
L P
Usaha Jasa Pariwisata 2 5 61 66
Akomodasi Perhotelan 2 17 53 70
X
Tata Boga 4 28 111 139
Patiseri 1 4 30 34
TOTAL 9 54 255 309
Usaha Jasa Pariwisata 2 4 62 66
XI
Akomodasi Perhotelan 1 3 29 32
65

Tata Boga 3 12 84 96
Patiseri 1 4 26 30
Hotel Restoran 2 7 60 67
TOTAL 30 261 291
Usaha Jasa Pariwisata 2 3 67 70
Akomodasi Perhotelan 1 3 28 31
XII
Tata Boga 4 8 121 129
Hotel Restoran 2 4 59 63
TOTAL 18 275 293
Sumber: https://smkn4jogja.sch.id/

g. Besaran Ruang SMK Negeri 4 Yogyakarta

Tabel 2.6 Besaran Ruang SMK Negeri 4 Yogyakarta


No Jenis Ruang Jumlah Luas Total
1 Ruang Teori 37 2886 m2
2 Ruang Menggambar 1 126 m2
3 Ruang Laboratorium Bahasa 2 254 m2
4 Ruang Praktek
PB3 4 504 m2
Program Keahlian Tata
a Desain 1 126 m2
Busana
Industri 1 126 m2
Dapur 6 360 m2
Program Keahlian Tata
b Tata Hidang 2 84 m2
Boga
Restoran 1 100 m2
Salon tata rambut
4 324 m2
Program Keahlian Tata dan perawatan kulit
c
Kecantikan SPA 1 81 m2
Styling 1 81 m2
Reservasi 1 40 m2
Program Keahlian Simulasi guiding 1 60 m2
d
Kepariwisataan Hotel 1 30 m2
Laundry 1 110 m2
5 Ruang Kepala Sekolah 1 64 m2
6 Ruang Kantor 1 138 m2
7 Ruang BP 1 28 m2
8 Perpustakaan 1 192 m2
9 Ruang Guru 1 238 m2
10 Ruang UKS 1 28 m2
66

11 Ruang Ibadah 1 80 m2
12 Ruang OSIS 1 28 m2
13 Ruang Koperasi 1 20 m2
14 Ruang Kantin 1 207 m2
15 WC 13 130 m2
16 Gudang 26 409 m2
17 Aula 1 716 m2
18 Ruang Komputer 1 50 m2
19 Hotel Room 2 85.5 m2
20 Hotel Mini 2 80 m2
21 Restoran 1 100 m2
22 Sanggar 1 54 m2
23 Lobby 1 60 m2
TOTAL 123 7873.5 m2
Sumber: https://smkn4jogja.sch.id/
67

2.5 Kesimpulan Studi Eksisting dan Studi Banding

Tabel 2.7 Kesimpulan Studi Eksisting dan Studi Banding


SMKN 6
No Kriteria SMKN 4 Yogyakarta SMK Jakarta Wisata
Semarang
Jl. Sidodadi Barat No.8, Jalan Sidikan 60
Jl. Praja Dalam E No.3,
1 Lokasi Karangturi, Kota Umbulharjo
Kota Jakarta Selatan
Semarang Yogyakarta
2 Status Negeri Negeri Swasta
3 Luas Lahan 7,322 m2 18.728 m2 1.360 m2
4 Ketinggian Bangunan 2 Lantai 2 Lantai 3 Lantai
5 Massa Bangunan Bermassa banyak Bermassa banyak Bermassa banyak
6 Jumlah Rombel 37 Kelas 37 Kelas 9 Kelas
7 Jumlah Pengajar 71 Guru 142 Guru 17 Guru
Program keahlian : Program keahlian : Program keahlian :
1. Akomodasi 1. Akomodasi 1. Akomodasi
Perhotelan Perhotelan Perhotelan
2. Usaha Perjalanan 2. Tata Busana 2. Usaha Perjalanan
Wisata 3. Tata Kecantikan Wisata
8 Program Keahlian
3. Tata Busana Kulit dan Rambut 3. Tata Boga
4. Tata Kecantikan 4. Tata Boga
Kulit dan Rambut 5. Desain Fesyen
5. Tata Boga dan 6. Spa dan Beauty
Patiseri. Therapy
9 Akreditasi A A A
10 Kurikulum KTSP KTSP KTSP
Terdapat ruang teori,
Terdapat ruang teori,
ruang praktek untuk Terdapat ruang teori, 2
ruang praktek untuk
masing-masing ruang praktek untuk
masing-masing
program akomodasi perhotelan
program
11 Fasilitas keahlian, ruang dan usaha perjalanan
keahlian, ruang
pengelola dan unit wisata,
pengelola
usaha serta training ruang pengelola serta
serta training hotel dan
hotel dan dapur untuk praktek
restoran.
restoran.
Terdapat ruang praktek
Kondisi Ruang
Ruang praktek dan yang sekaligus Ruang praktek dan
12 Praktek dan Ruang
teori terpisah merangkap teori terpisah
Teori
sebagai ruang teori.
Sumber: Analisa Penulis, 2019
BAB V

KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
SMK Jakarta Wisata merupakan sekolah berjurusan pariwisata yang
berlokasi di Jakarta Selatan. SMK Jakarta Wisata sekolahan yang memiliki
ruang praktek berupa Hotel dan Restoran, dimana bagi seluruh siswa/siswi
bisa melakukan praktek yang langsung bertemu dengan costumers. Hotel
yang terdapat pada SMK Jakarta Wisata setara dengan hotel berbintang 4
pada umumnya. Lokasi yang strategis menjadikan nilai tambah bagi
Skolahan dan Hotel SMK Jakata Wisata.

SMK Jakarta Wisata terletak dalam Kawasan Perkantoran,


Perdagangan dan Pendidikan yang merupakan Kawasan dengan
peruntukan sebagai tempat kegiatan perkantoran perdagangan dan
pendidikan dengan peruntukan sebagai tempat kantor, kegiatan usaha
perdagangan, usaha hiburan, usaha pelayanan, usaha boga, usaha
penginapan, dan pendidikan. Dimana jalan primer dilalui jaringan-jaringan
primer, seperti: jaringan air bersih dan jaringan telepon, serta memiliki utilitas
eksisting lainnya yang memadai. Luas site sebesar ± 6.005 m2.

Peraturan bangunan setempat yang berkaitan adalah sebagai berikut,


1. KDB maksimal 80 %, tipe bangunan tunggal.
2. KLB maksimum untuk bangunan 6 lantai adalah 5,5
3. KDH minimal 10%
4. GSB minimal 10,75 meter.
5. Ketinggian Maksimum 30 meter (6 Lantai)

Setelah mengetahui kondisi eksisting site, kemudian dilakukan


analisa mengenai aspek perecanaan dan perancangan arsitektur.
Pendekatan Aspek Fungsional, Pendekatan Aspek Kontekstual, Pendekatan
Aspek Kinerja, Pendekatan Aspek Struktural dan Pendekatan Aspek
Arsitektural yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dan kesimpulan dari
hasil analisa tersebut adalah sebagai berikut :

175
176

1. Aspek Fungsional
Bedasarkan aspek fungsional pengguna dibagi menjadi 2 yaitu
pengguna sekolah dan hotel. Penggunan sekolah adalah pengelola dan
pengunjung. Dari pengguna tersebut didapatkan kebutuhan ruang yang
dikelompokan ke dalam 4 kelompok yaitu area kegiatan utama, area
kegiatan pengelola, area kegiatan servis, area kegiatan penunjang. Dari
keseluruhan ruangan tersebut diketahui besaran ruangnya yaitu sebesar
19.768 m2. Selain itu, kelompok ruang tersebut melalui proses analisa
mengenai hubungan ruang, persyaratan ruang, dan organisasi ruang
untuk mendapatkan zonningnya.

2. Aspek Kontekstual
Bedasarkan kondisi eksisting site yang telah diketahui, topografi
site yang datar sehingga tidak perlu pengolahan lahan. Arah matahari
dan angin pada site terpilih menyebabkan bangunan dengan
menggunakan bentuk massa horizontal dan vertikal agar
memaksimalkan pencahayaan dan penghawaan atau dengan
mengoptimalkan sun shading. Pada aspek lingkungan didapatkan
peletakan bangunan sesuai kebutuhan pengguna dan ruang tersebut,
serta pohon, pagar, jarak dinding, dan dinding masif yang dapat dijadikan
barier. Vegetasi pada site terpilih juga dapat dipertahankan untuk barier
dan peneduh. Selain itu, jalur sirkulasi keluar masuk juga dapat
direncanakan pintu masuk dan keluar melalui jalan utama.

3. Aspek Kinerja
Berdasarkan aspek kinerja, didapatkan sistem utilitas yang
bekerja pada bangunan SMK Jakarta Wisata beserta asumsi
kebutuhannya (kebutuhan air bersih, listrik, penghawaan, dan
pencahayaan buatan).

4. Aspek Struktural
Dari segi teknis, perencanaan SMK Jakarta Wisata
menggunakan struktur bawah pondasi bir pile, struktur atap
177

menggunakan dak, dan struktur badan digunakan sistem sloof-kolom-


balok dan struktur core yang dilengkapi dinding berbagai material

5. Aspek Arsitektural
Pada aspek arsitektural didapatkan prinsip desan dan material
yang akan digunakan, pemilihan bentuk desain dan penggunaan
material.

5.2 Saran
Bedasarkan kesimpulan di atas, dapat penulis sarankan dalam
merencanakan dan merancang sebuah sekolah dan hotel SMK Jakarta
Wisata di Jakarta dengan pendekatan Arsitektur Modern dengan Prinsip Le-
Corbusier nantinya berpedoman terhadap kelima aspek perencanaan dan
perancangan arsitektur. Aspek tersebut, yaitu Pendekatan Aspek
Fungsional, Pendekatan Aspek Kontekstual, Pendekatan Aspek Kinerja,
Pendekatan Aspek Struktural dan Pendekatan Aspek Arsitektural. Selama
berpedoman terhadap aspek tersebut proses desain berjalan sesuai
harapan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam aspek tersebut,
diantaranya yaitu:
1. Klasifikasi bangunan yang akan dibangun.
2. Standarisasi dan persyaratan ruang yang digunakan.
3. Perlu dilakukan studi banding yang lebih detail.
4. Pendekatan dan asumsi yang dilakukan harus jelas.
178

DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ching, D. K. 1984. Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan. Jakarta: Erlangga
Ching, Francis D.K. (2000), Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Tatanan. Jakarta :
Erlangga.
Dimensi manusia dan ruang interior, Julius Panero, 2003
Neufert, Ernst. 1996. Data Arsitek Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Internet
http://pkpt.litbang.pu.go.id/policy/hardfiles/perumahan/uu_nomor_28_tahun_2002
_tentang_bangunan_gedung/permen_pu_nomor_6_tahun_2007_tentang_pedom
an_umum_rencana_tata_bangunan_dan_lingkungan.pdf
https://eprints.uny.ac.id/18575/5/BAB%20II%20SKRIPSI.pdf
https://id.scribd.com/doc/251156535/Naskah-Akademis-RDTR-Dan-PZ-Provinsi-
DKI-Jakarta
https://id.scribd.com/document/293055689/Adi-Parwita-Le-Corbusier-Preseden-
dalam-Arsitektur
https://jdih.jakarta.go.id/old/uploads/default/produkhukum/PERGUB_NO_32_TAH
UN_2012.pdf
https://www.academia.edu/11720168/Permendiknas_No._40_Tahun_2008_tenta
ng_Standar_Sarana_SMK
https://www.slideshare.net/perencanakota/pedoman-penyusunan-rencana-detail-
tata-ruang-dan-peraturan-zonasi-kabupatenkota
http://www.smkn4jogja.sch.id/
http://www.smkn6smrg.sch.id
Jurnal
Ari, Fauzan. 2013. Pemanfaatan Education Hotel (Edotel). Skripsi tidak
diterbitkan. Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Aza, Arifia. 2018. SMK Pariwisata Di Pekanbaru Corbusier. Skripsi tidak
diterbitkan. Universitas Riau, Riau.
Frampton, K. (1984). Modern Architecture. Architectural Design Profile.
Putri, Purdyah Ayu K. 2014. SMK Pariwisata di Kabupaten Pemalang. Skripsi tidak
diterbitkan. Universitas Diponegoro, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai