Anda di halaman 1dari 62

TEKS CERPEN

PENGERTIAN CERPEN
Cerpen adalah cerita fiktif atau tidak benar benar terjadi akan tetapi bisa saja terjadi kapanpun dan di manapun, isi
ceritanya relatif pendek.

Cerpen adalah sebuah karya sastra pendek yang bersifat fiktif dan mengisahkan tentang suatu permasalahan yang dialami oleh
tokoh secara ringkas mulai dari pengenalan sampai akhir dari permasalahan yang dialami oleh tokoh.

Pada umumnya cerpen hanya mengisahkan satu permasalahan yang dialami oleh satu tokoh. Selain itu, cerpen hanya terdiri
tidak lebih dari 10.000 kata. Hal inilah yang membuat cerpen dapat selesai dibaca dalam sekali duduk.

Cerpen adalah sebuah cerita singkat yang memiliki bagian terpenting yakni perkenalan, pertikaian dan
penyelesaian.
Ciri-ciri cerpen
• Berpusat pada 1 pokok cerita.

• Panjang tulisannya tidak lebih dari 10.000 kata.

• Dapat selesai dibaca hanya dalam waktu sekali duduk.

• Biasanya kisah dari sebuah cerpen bersifat fiktif atau tidak nyata.

• Karena panjangnya tidak mencapai 10.000 kata, terdapat satu alur (alur tunggal) saja dalam sebuah cerpen.

• Kisah yang diceritakan biasanya tentang kehidupan sehari-hari.

• Kata-kata yang digunakan cenderung mudah untuk dimengerti.

• Penggambaran tokoh pada cerpen dilakukan dengan sangat sederhana.

• Mengangkat sebagian kecil cerita dalam hidup.

• Terdapat pesan dan kesan yang mendalam yang ditinggalkan oleh penulis kepada pembaca.
Pola / Tahapan Alur
KAIDAH KEBAHASAAN
TEKS CERPEN
Macam-macam unsur intrinsik

► Tema
► Amanat
► Latar/Setting
► Sudut Pandang
► Tokoh dan Penokohan
► Alur
► Gaya bahasa
Tema
Adalah permasalahan utama yang menjiwai seluruh cerita/karangan. Tema
dapat ditemukan dengan mengidentifikasi konflik yang terdapat dalam cerita
tersebut. Tema biasanya dirumuskan dalam kalimat/pernyataan yang singkat &
padat.
Misalnya :
Tema : percintaan, kehidupan sosial, lingkungan hidup, agama, dsb.
Amanat

Adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.


Amanat dalam cerita bisa berupa nasihat, anjuran, atau larangan untuk
melakukan/tidak melakukan sesuatu. Yang jelas, amanat dalam sebuah cerita pasti
bersifat positif.
Misalnya :
Hendaknya kita selalu berbakti kepada orang tua.
Janganlah kita senang berbohong.
Latar/Setting

Adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya


lakuan/peristiwa dalam cerita.
Latar terbagi menjadi tiga yaitu :
► Latar waktu
► Latar tempat
► Latar suasana
Sudut Pandang

Adalah posisi pengarang dalam ceritanya. Bisa jadi ia menjadi tokoh dalam ceritanya
tersebut (pengarang berada di dalam cerita).
Namun, bisa juga dia hanya menjadi pencerita saja (pengarang berada di luar cerita).
Sudut pandang dibagi menjadi dua yaitu :
► Sudut pandang orang pertama
► Sudut pandang orang ketiga
► Sudut pandang campuran
Sudut pandang orang pertama

Pada sudut pandang orang pertama, posisi pengarang berada di dalam cerita. Ia
terlibat dalam cerita dan menjadi salah satu tokoh dalam cerita (bisa tokoh utama atau
tokoh pembantu).
Salah satu ciri sudut pandang orang pertama adalah penggunaan kata ganti ‘aku’
dalam cerita. Oleh karena itu, sudut pandang orang pertama sering disebut juga sudut
pandang akuan.
Lanjutan S.P. orang pertama

Sudut pandang orang pertama terbagi lagi menjadi


dua yaitu :
► S.P. orang pertama pelaku utama (Tokoh ‘aku’
menjadi tokoh utama dalam cerita.
► S.P. orang pertama pelaku sampingan (Tokoh
‘aku’ hanya berperan sebagai tokoh
pendamping/pembantu saja.
Sudut pandang orang ketiga

Pada sudut pandang orang ketiga, pengarang berada di


luar cerita. Artinya dia tidak terlibat dalam cerita.
Pengarang berposisi tak ubahnya seperti dalang atau
pencerita saja.
Ciri utama sudut pandang orang ketiga adalah
penggunaan kata ganti ‘dia’ atau ‘nama-nama tokoh’.
Oleh sebab itu, sudut pandang ini disebut pula sudut
pandang diaan.
lanjutan

S.P. orang ketiga terbagi menjadi dua yaitu :


► S.P. orang ketiga serba tahu (pengarang
mengetahui segala tingkah laku, perilaku,
keadaan lahir dan batin tokoh cerita).
► S.P. orang ketiga terarah (pengarang hanya
sebatas mengetahui kondisi lahiriah dari para
tokohnya).
Tokoh

Adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau


berkelakuan (memiliki sifat/watak) di dalam berbagai
peristiwa dalam cerita.
Berdasarkan peranannya dalam cerita, tokoh dibedakan
menjadi tiga yaitu tokoh utama, tokoh pembantu, dan figuran.
Sedangkan berdasarkan wataknya, tokoh dibagi menjadi tiga
yaitu tokoh protagonis (tokoh baik), tokoh antagonis (tokoh
jahat), dan tokoh tritagonis (tokoh penengah)
Penokohan

Adalah cara pengarang dalam


menyajikan/menggambarkan watak tokoh dan
penciptaan citra tokoh.
Penokohan secara umum dibedakan menjadi dua
yaitu :
► Penokohan secara langsung (analitik)
► Penokohan secara tidak langsung (dramatik)
Penokohan langsung

Artinya pengarang secara langsung


menjelaskan watak/citra dari tokoh tersebut
dengan kata-kata.
Misalnya bahwa tokoh A adalah orang yang
cerewet dan suka mengadu domba.
Atau bahwa fisik tokoh B adalah cantik,
rambutnya hitam tergerai, dsb.
Penokohan tidak langsung

Artinya penggambaran `watak/citra tokoh dilakukan secara


tersamar.
Pada penokohan jenis ini, pembaca bisa menyimpulkan
watak seorang tokoh dari :
► pikiran tokoh
► dialog/ucapan tokoh
► tingkah laku/tindakan tokoh
► lingkungan sekitar tokoh
► reaksi/tanggapan dari tokoh lain
► keadaan fisik tokoh
Alur/Plot

Adalah rangkaian/jalinan antar peristiwa/ lakuan


dalam cerita.
Sebuah cerita sebenarnya terdiri dari berbagai
peristiwa yang memiliki hubungan sebab -akibat.
Misalnya karena ada peristiwa 1 (pacarnya lari)
maka akibatnya terjadilah peristiwa 2 (tokoh A
frustasi). Jalinan itu yang dinamakan alur/plot.
Jenis-jenis alur

► Alur maju (alur lurus)


Rangkaian peristiwanya bergerak maju dari awal ke akhir (kronologis)
► Alur mundur (alur flashback)
Rangkaian peristiwanya bergerak mundur dari akhir ke awal (set back)
► Alur campuran (maju-mundur)
Rangkaian peristiwa bergerak secara acak.
Pola / Tahapan Alur
Gaya Bahasa Pengarang

Adalah cara pengarang mengungkapkan ceritanya melalui bahasa yang digunakan.


Setiap pengarang memiliki gaya masing-masing. Ahmad Tohari, misalnya, dia
banyak menggunakan kalimat-kalimat yang indah dan kuat untuk mendeskripsikan
latar dalam ceritanya.
Kuntowijoyo banyak menggunakan idiom-idiom Jawa dalam ceritanya.
Unsur Ekstrinsik

► Nilai-nilai dalam cerita


► Latar belakang kehidupan pengarang
► Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan
CONTOH TEKS CERPEN
Sungai Karya Nugroho Notosusanto

Setiap kali menyeberangi sungai, Sersan Kasim merasakan sesuatu keharuan yang mendenyutkan jantungnya.
Seolah-olah ia berpisah dengan sesuatu, sesuatu dalam hidupnya. Makin besar sungai itu, makin besar pula keharuan yang
menggetarkan sanubarinya.

Kini, kembali ia akan menyeberangi sebuah sungai. Sekali ini bukan sungai kecil, melainkan salah satu sungai yang
terbesar di Jawa Tengah, Sungai Serayu.

Sersan Kasim adalah Kepala Regu 3, Peleton 2 dari kompi TNI terakhir yang akan kembali ke daerah operasinya di Jawa
Barat. Tentara Belanda telah menduduki Yogya, persetujuan gencetan senjata telah dilanggar, dan Republik tidak merasa
terikat lagi oleh perjanjian yang sudah ada.

Jam satu malam cuaca gelap gulita dan murung, hujan turun selembut embun namun cukup membasahkan. Hati-hati
Kasim memimpin anak buahnya menuruni tebing yang curam dan licin. Ia sendiri berjalan dengan sangat hati-hati,
menggendong bayi pada panggulnya sebelah kiri. Dari bahu kanan bergantung sebuah sten. Hanya samar-samar matanya
yang terlatih melihat orang yang berjalan di depannya. Untuk memudahkan penglihatan, tiap-tiap prajurit yng kurang baik
penglihatannya, memasang sepotong cendawan yang berpijar pada punggung kawan yang berjalan di depannya.
CONTOH TEKS CERPEN

Sepuluh bulan yang lalu, pada bulan Februari 1948, Sersan Kasim juga menyeberangi Sungai Serayu dengan kompinya.
Tatkala itu mereka berjalan ke arah timur. Persetujuan Renville telah ditandatangani dan pasukan-pasukan TNI harus
hijrah ke kantong-kantong dalam wilayah de facto Belanda. Banyak diantara bintara dan prajurit yng membawa serta anak
istrinya.

Ketika itu Sersan Kasim telah setengah tahun menikah. Istrinya yang belia sudah lima bulan mengandung. Namun, ia
memaksa mengikuti suaminya ke wilayah kekuasaan Republik. Pernah terpikir oleh Kasim untuk menitipkan istrinya
kepada mertuanya di Pager Ageung. Tapi tidak sempat, lagipula Aminah tidak mau ditinggalkan. Ia bersitegang hendak
ikut. Dan siapa yang dapat bertahan terhadap sifat keras kepala wanita yang sedang mengandung?

Dua bulan setelah mereka tiba di Yogya, Acep dilahirkan. Matanya hitam tajam, meskipun badannya sangat kecil, dan
rambutnya lebat seperti hutan di Priangan. Tapi untuk melahirkan anaknya, Aminah telah menggunakan sisa-sisa tenaga
rapuhnya yang terakhir. Ia meninggal sehari kemudian karena kepayahan. Acep dapat dipertahankan hidupnya berkat
rawatan khusus para dokter dan juru rawat di rumah sakit tentara.
CONTOH TEKS CERPEN

Kini Sersan Kasim berjalan kembali ke Jawa Barat. Kali ini jarak antara Yogya dan Priangan Timur harus mereka tempuh
dengan berjalan. Tidak ada truk Belanda yang mengangkut, tidak ada kereta api Republik yang menjemput. Mereka
berjalan kaki, menempuh jarak lebih dari 300 kilometer, turun lembah, naik gunung, menyeberangi sungai kecil dan
besar.

Akhirnya mereka kembali di tepian Sungai Serayu, akan tetapi jauh kesebelah hulu, di kaki pegunungan daerah
Banjarnegara. Kini tiada jembatan, tiada titian. Mereka harus terjun ke dalam air.

Perlahan-lahan Sersan Kasim menuruni tebing yang curam. Ia menggigil dilanda angin pegunungan dari sebelah lembah.
Dengan cermat ia perbaiki letak selimut berlapis dua yang menutupi Acep dalam gendongan. Acep, biji matanya, harapan
idamannya. Kemudian, dengan satu gerakan ia usap air hujan pada wajahnya sendiri. Ia menggigil lagi. Iring-iringan
sekonyong-konyong berhenti. Prajurit di depannya juga menggigil. Mereka menggigil berdekat-dekatan.
CONTOH TEKS CERPEN

Kemudian ada pesan dari depan.


“Kepala Regu, kumpul!” dibisikkan dari mulut ke mulut. Kasim berjalan ke muka. Komandan Peleton sudah menanti di
depan Regu I. Mereka menerima instruksi mengenai penyeberangan.

Menurut intelligence, musuh menjaga tepian sana dengan kekuatan satu kompi. Sungai diawasi mulai bagian yang airnya
setinggi perut. Karena itu pasukan akan menyeberangi lebih ke hilir. Ada kemungkinan air mencapai dada. Perintis telah
menyiapkan tali untuk berpegangan.

”Ada pertanyaan?” tanya Komandan Peleton.


Tidak ada yang menyahut. Samar-samar Sersan Kasim melihat pandangan Komandan tertuju kepadanya.
”Bagaimana bayimu?” tanya Komandan.
“Tidur Pak,” jawab Kasim singkat.
”Kalau pikiranmu berubah, masih ada waktu untuk menitipkannya pada barisan keluarga.”
CONTOH TEKS CERPEN
Kasim tak segera menjawab. Sebentar pikirannya melayang kepada para wanita dan kanak-kanak yang dititipkan kepada
Pak Lurah dan penduduk Karangboga. Kalau situasi aman, mereka akan diseberangkan sedikit demi sedikit oleh rakyat.
Mereka akan dijemput oleh satu regu di seberang sungai setelah
diberitahu oleh kurir.

”Sersan Kasim tinggal. Lainnya bubar!” kata Komandan menembus kesepian. Kepala regu lainnya kembali kepada anak
buahnya.

Lagi Kasim merasa pandangan mata Komandan tertuju kepadanya dan kepada anaknya. Kasim tahu apa arti pandangan
itu. Ya, ia tahu sebenarnya Komandan ingin bertanya, apakah ia menyadari bahwa tangisan seorang bayi dapat membawa
kebinasaan bagi lebih dari seluruh kompi. Bahwa bayinya, si Acep, dapat mmbahayakan jiwa lebih dari seratus orang
prajurit. Itulah yang tersirat dalam pandangan Komandan.

Pandangan Komandan itu seolah-olah berkata, ”Ingatlah Kompi 3 batalyon B yang kehilangan 16 prajurit dan 10
keluarga, karena serangan mendadak oleh musuh. Hanya karena seorang bayi yang menangis. Tangis yang dengan cepat
menular pada beberapa anak kecil lainnya”.
CONTOH TEKS CERPEN
Samar-samar Sersan Kasim mendengar derau sungai di bawah. Dia bayangkan kesunyian malam yang aman
dirobek-robek oleh letusan senjata. Dia bayangkan kompinya terjebak di tengah-tengah sungai, tak berdaya.
Tatkala itu Acep bergerak-gerak dalam gendongan bapaknya. Kasim merasa anaknya menyusup-nyusupkan kepala ke
dadanya, ke ketiaknya, seakan-akan mencari perlindungan yang lebih aman. Rasa sayang membual keluar dan
menyesakkan kerongkongan Kasim. Anakku yang tak sempat mengenal ibunya, pikirnya. Anakku yang disusui oleh
botol. Dan kini dia harus dititipkan pada orang lain! Untuk berapa lama? Dan amankah dia dalam asuhan orang lain?
Akan selamatkah dibawa orang asing dalam penyeberangan nanti? Anak lelaki titipan satu-satunya, pusat rasa yang
sehalus-halusnya, peninggalan istri yang setia dan keras hati. Cucu yang akan dibawanya sebagai oleh-oleh untuk orang
tuanya di Garut, untuk mertuanya di Pager Ageung, sebagai tanda mata anak dan menantu dari istrinya tercinta yang telah
meninggal.

Sersan Kasim membelai anaknya yang dalam gendongan, ”Saya minta izin untuk membawanya,” katanya.
”Kau yakin dia tidak menangis?”
”Insya Allah, tidak.”
”Baik kalau begitu. Hati-hati saja.”
”Siap Pak. Terima kasih.”
CONTOH TEKS CERPEN
Ketika giliran peletonnya untuk menyeberang, Kasim menggigil lebih keras lagi. Bukan hanya karena hujan tambah keras
turun. Bukan hanya karena angin pegunungan yang menembus sela-sela rusuknya. Ia juga menggigil karena Acep mulai
resah dalam gendongannya. Air hujan sudah merembes masuk mengenai kulitnya dan ia menggeliat-geliat kebasahan dan
kedinginan.

Sersan Kasim mulai memegang tali yang terentang dari tepi ke tepi. Air membasahi kakinya, membasahi celananya,
membasahi sebagian bajunya, menjilat-jilat gendongan anaknya. Ia mulai repot meninggikan anak dan senjatanya
bersama-sama. Pada suatu saat ia terperosok ke dalam lubang pada alas sungai dan ia terhuyung-huyung dilanda arus
yang deras dan dingin. Air mencapai dada, merendam anaknya. Dan tiba-tiba Acep menangis....

Acep menangis.
Melolong-lolong.
Merobek-robek kesunyian malam dari tebing ke tebing. Suaranya tajam menyayat hati. Menyayat hati bapaknya, hingga
sesak bagaikan tak dapat bernapas.
CONTOH TEKS CERPEN
Di hulu sungai, sebuah peluru kembang api ditembakkan ke udara. Malam jadi terang-benderang. Seluruh kompi
menahan napas. Masing-masing terpaku pada tempatnya. Peleton 1 di seberang sana. Peleton 3 di seberang sini,
sedangkan Peleton 2 di tengah-tengah sungai. Di tengah-tengah Peleton 2 itulah Acep menangis pada dada bapaknya.

Tak ada orang yng mengetahui dengan pasti, apa yang terjadi dalam beberapa menit, yang terasa seperti berjam-jam. Juga
Sersan Kasim tidak sadar. Ia hanya tahu anaknya menangis, setiap saat musuh dapat menumpas mereka dengan senapan
mesin dan mortir di bawah peluru cahaya kembang api yang telah mereka tembakkan. Seluruh kompi memandang kepada
dia, bergantung kepada dia. Nasib seluruh kompi tertimpa pada bahunya.

Sejurus kemudian suara Acep meredup. Sesaat lenyap sama sekali.


Sunyi turun kembali ke bumi, berat menekan di dada sekian puluh lelaki yang jantungnya berdegup seperti bedug ditabuh
bertalu-talu. Kembang api di langit mulai mati, dan kelam mulai menyelimuti kembali suasana di lembah sungai itu. Kini
yang terdengar hanya derau air yang tak putus-putusnya ditingkahi oleh kwek-kwek katak di tepian. Beberapa menit
kemudian kompi menghela napas lega dan selamat tiba di seberang
CONTOH TEKS CERPEN

Keesokan harinya, pada waktu fajar merekah, kompi menunda perjalanannya sementara waktu, meskipun masih terlalu
dekat kepada kedudukan musuh. Mereka berhenti pada sebuah desa. Dengan bersama Pak Lurah dan banyak diantara
penduduk, mereka berkumpul di pinggir desa. Di sana, dalam upacara yang singkat, Acep diturunkan ke liang kubur.
Kemudian semua mata tertuju kepada sosok tubuh Sersan Kasim yang berjongkok di hadapan pusara kecil yng baru
ditimbun. Kepalanya terkulai, menunduk.

Akhirnya, ia berdiri dan memandang ragu-ragu sekeliling. Kesedihan yang dalam, jelas terukir pada wajahnya. Baju
seragamnya tampak kuyup, hingga lehernya. Komandan kompi tampil ke muka. Ia menghampiri Kasim. Ia menggenggam
tangan kanan sersannya dalam kedua belah tangan. Matanya merah, tidak hanya kurang tidur. Dalam angan-angannya
terbayang Nabi Ibrahim, yang siap mengorbankan putranya. Tapi ia tak berkata apa-apa.
CONTOH TEKS CERPEN

Setengah jam kemudian, kompi melanjutkan perjalanannya pada punggung bukit yang sejajar dengan tebing sungai.
Matahari telah naik, menghalau kabut kemana-mana, memanasi bumi yang lembap oleh hujan semalam. Ditengah-tngah
barisannya Sersan Kasim berjalan dengan sten tergantung sunyi pada bahunya. Jauh di bawah, di lembah yang dalam,
Sungai Serayu sayup-sayup menderau. Keharuan yang luar bisa kini meluap-luap dalam dada Sersan Kasim, membanjir,
menghanyutkan. Dan ia berjalan terus.
Dan di bawah, sungai mengalir terus.

(Sumber: Kumpulan Cerpen Rasa Sayange, 1998)


Nama :
Kelas :
No Absen :
ANALISIS STRUKTUR TEKS CERPEN
(tuliskan kutipan kalimat dalam cerpennya)
Abstrak:

Orientasi :

Komplikasi :
ANALISIS STRUKTUR TEKS CERPEN

Komplikasi :

Resolusi :
ANALISIS KEBAHASAAN TEKS CERPEN
1. Menggunakan kalimat bermakna lampau

2. Menggunakan konjungsi kronologis


ANALISIS KEBAHASAAN TEKS CERPEN

3. Kata kerja yang menggambarkan peristiwa

4. Kalimat tidak langsung


ANALISIS KEBAHASAAN TEKS CERPEN
5. Menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan tokoh

6. Menggunakan dialog
ANALISIS KEBAHASAAN TEKS CERPEN

7. Kata sifat

8. Kata keterangan waktu, tempat, dan suasana


ANALISIS UNSUR INTRINSIK TEKS CERPEN

1. Tema

2. Alur
ANALISIS UNSUR INTRINSIK TEKS CERPEN
3. Latar/setting:

1) Setting Tempat

2) Setting Waktu
ANALISIS UNSUR INTRINSIK TEKS CERPEN

4. Penokohan

5. Sudut pandang

6. Amanat
NILAI-NILAI YANG TERDAPAT DALAM CERPEN
(tuliskan bukti kalimatnya)
1.

2.

3.

Anda mungkin juga menyukai