JAWAB:
A. Pajak Hotel
PP Nomor 55 Tahun 2016 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Pemungutan
Pajak Daerah, mengatur sebagai berikut:
Dasar pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya
dibayar kepada hotel. Jumlah pembayaran kepada hotel termasuk:
Jumlah pembayaran setelah potongan harga, dan
Jumlah pembayaran atas pembelian voucher menginap.
Jumlah yang seharusnya dibayar merupakan voucher atau bentuk lain yang
diberikan secara cuma-cuma. Disesuaikan dengan UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah dan PP No. 55 Tahun 2016 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan Daerah. Dasar pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah
pembayaran/nilai voucher pada saat terjadinya transaksi, bukan berdasarkan daftar harga
(publish rate).
Tata Cara pemungutan pajak hotel yaitu mulai dari pendaftaran dan pendataan,
penetapan besarnya pajak yang terutang, perhitungan pajak terutang, pembayaran pajak
terutang sampai pada kegiatan penagihan pajak.
Pajak Hotel ditetapkan sebesar 10% dari jumlah pembayaran atau yang
seharusnya dibayar kepada hotel. Hotel lainnya (Home Stay, Rumah Penginapan, Rumah
Kost yang jumlah kamar sama atau lebih dari 10 kamar) ditetapkan 5% dari jumlah
Pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada hotel.
B. Pajak Restoran
Dasar pengenaan Pajak Restoran adalah jumlah pembayaran yang diterima atau
yang seharusnya diterima Restoran. Jumlah pembayaran yang diterima restoran termasuk:
Jumlah pembayaran setelah potongan harga; dan jumlah pembelian dengan menggunakan
voucher makanan atau minuman. Disesuaikan dengan UU No. 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan PP No. 55 Tahun 2016 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan Daerah.
Pemungutan pajak restoran diawali dengan pendaftaran wajib pajak restoran,
selanjutnya wajib pajak yang sudah terdaftar diwajibkan melakukan pelaporan setiap
bulannya atas pelayanan yang diberikan. Setelah wajib pajak tersebut melapor, langkah
selanjutnya yaitu melakukan pembayaran secara mandiri.
Tarif Pajak Restoran ditetapkan sebesar 10% untuk restoran dengan kategori A,
yaitu restoran yang memiliki nilai penjualan Rp. 10.000.000,00 atau lebih per bulan.
Tarif Pajak restoran ditetapkan sebesar 5% untuk restoran dengan kategori B, yaitu
restoran yang memiliki nilai penjualan Rp. 5.000.000,00 (sampai di bawah Rp.
10.000.000,00 per bulan) Tarif Pajak Restoran ditetapkan sebesar 3% untuk restoran
dengan kategori C, yaitu restoran yang memiliki nilai penjualan Rp.1.000.000,00 (sampai
di bawah Rp. 5.000.000,00 per bulan).
C. Pajak Hiburan
Dasar pengenaan Pajak Hiburan adalah jumlah uang yang diterima atau yang
seharusnya diterima oleh penyelenggara Hiburan. Jumlah uang yang seharusnya diterima
termasuk potongan harga dan tiket cumacuma yang diberikan kepada penerima jasa
Hiburan. Disesuaikan dengan UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah. Jumlah uang yang seharusnya diterima termasuk pembayaran dalam bentuk lain,
misalnya produk tertentu yang dipersyaratkan sebagai tanda masuk bagi penonton.
Wajib pajak hiburan melakukan kewajiban pembayaran pajak daerah dengan
menghitung pajak sendiri, wajib melaporkan dan menyampaikan data transaksi usahanya
kepada Perangkat Daerah.
Tarif pajak hiburan Kota Surakarta adalah sebagai berikut:
a. tontonan film 10%
b. pagelaran, kesenian, musik, tari dan/atau busana modern 25%
c. pagelaran, kesenian, musik, tari dan/atau busana tradisional 5%
d. kontes kecantikan 25%
e. binaraga dan sejenisnya 15%
f. pameran 20%
g. diskotik, klab malam, dan sejenisnya 40%
h. karaoke 30%
i. sirkus, akrobat dan sulap 20%
j. permainan bilyard dan bowling 20%
k. golf 30%
l. pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan ketangkasan 35%
m. panti pijat 30%
n. refleksi dan pusat kebugaran (fitness center) 20%
o. mandi uap/spa 40%
p. pertandingan olahraga 10%
D. Pajak Reklame
Dasar pengenaan Pajak Reklame adalah Nilai Sewa Reklame. Dalam hal Reklame
diselenggarakan oleh pihak ketiga, Nilai Sewa Reklame ditetapkan berdasarkan nilai
kontrak Reklame. Dalam hal Reklame diselenggarakan sendiri atau Nilai Sewa Reklame
tidak diketahui dan/atau dianggap tidak wajar, Nilai Sewa Reklame dihitung dengan
memperhatikan faktor jenis, bahan yang digunakan, lokasi penempatan, waktu, jangka
waktu penyelenggaraan, jumlah, dan ukuran media Reklame. Hasil perhitungan Nilai
Sewa Reklame ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. Disesuaikan dengan UU No.
28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Cara perhitungan Nilai Sewa
Reklame diatur dalam Perda. Secara umum, Nilai Sewa Reklame adalah penjumlahan
Nilai Strategis dengan Nilai Jual Objek Pajak Reklame. Tata Cara dan Hasil Perhitungan
Nilai
Sewa Reklame diatur lebih lanjut dalam Peraturan Kepala Daerah.
Pemungutan pajak reklame dilakukan di kas daerah atau tempat lain yang
ditunjuk oleh wali kota sesuai waktu yang sudah ditentukan dalam SPTPD, SKPD,
SKPDKB, SKPDKBT, dan STPD. Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau
lunas. Wali Kota dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk mengangsur
pajak terutang dalam kurunn waktu tertentu, setelah memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan. Angsuran pembayaran pajak harus dilakukan secara teratur dan berturut-turut
dengan dikenakan bunga sebesar 2% sebeulan dari jumlah pajak yang belum dibayar atau
kurang bayar. Tarif Pajak Reklame ditetapkan sebesar 25 % (dua puluh lima persen).
Dasar pengenaan Pajak Penerangan Jalan adalah Nilai Jual Tenaga Listrik. Nilai Jual
Tenaga Listrik ditetapkan:
Untuk tenaga listrik yang berasal dari sumber lain dengan pembayaran, nilai jual
tenaga listrik:
Jumlah tagihan biaya beban/tetap ditambah dengan biaya pemakaian
kWh/variabel yang ditagihkan dalam rekening listrik, untuk tenaga listrik
yang dibayar setelah penggunaan;
Jumlah pembelian tenaga listrik.
Untuk tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, nilai jual tenaga listrik dihitung
berdasarkan kapasitas tersedia, tingkat penggunaan listrik, jangka waktu
pemakaian listrik, dan harga satuan listrik yang berlaku di wilayah Daerah yang
bersangkutan.
Wajib Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan
tenaga listrik. Proses pemungutan pajak penerangan jalan dilakukan saat orang
pribadi atau Badan yang menggunakan tenaga listrik membayar tagihan.
Tarif pajak penerangan jalan adalah sebagai berikut:
Penggunaan tenaga lain dari sumber lain selain industri, tarif Pajak Penerangan
Jalan ditetapkan sebesar 9% (sembilan persen)
Penggunaan tenaga listrik dari sumber lain oleh industri tarif Pajak Penerangan
Jalan ditetapkan sebesar 3% (tiga persen)
Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, tarif Pajak Penerangan Jalan
ditetapkan sebesar 1.5% (satu koma lima persen)
3. Inovasi daerah masing masing, pungutan apa yang berhubungan dengan pajak
Inovasi yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta yang berkaitan dengan pajak
adalah layanan pembayaran pajak. Inovasi layanan pajak Pemerintah Kota Surakarta
berupa Sistem Surakarta Pajak Online (Si SUPO). Dengan Si SUPO, pembayaran pajak
bisa dilakukan kapanpun dan di manapun. Bahkan hari libur dan di luar jam kerja pun
wajib pajak bisa membayar melalui Si SUPO.