Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ILMIAH

PEMODELAN GEOLOGI BATUBARA


DAERAH MARANGKAYU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
MENGGUNAKAN COAL RESOURCES AND RESERVES
EVALUATION SYSTEM

COAL GEOLOGY MODELLING


AT MARANGKAYU AREA, KUTAI KARTANEGARA REGENCY
BY USING COAL RESOURCES AND RESERVES
EVALUATION SYSTEM

Oleh:
Jimmy Dharmawan
Pusat Sumber Daya Geologi
Jl. Soekarno Hatta No. 444 Bandung

SARI
Pemodelan geologi batubara daerah Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan
pengembangan dari pekerjaan penelitian batubara bersistem yang dilakukan oleh Pusat
Sumber Daya Geologi setiap tahunnya, seluruh data hasil penelitian diproses menjadi basis
data batubara dan dievaluasi, sehingga menghasilkan suatu interpretasi bawah permukaan
tentang lapisan batubara, baik itu korelasi bentuk dan strukturnya. Pekerjaan pemodelan ini
menggunakan perangkat lunak yang dihasilkan dari kerja sama antara NEDO (Jepang) dan
Pusat Sumber Daya Geologi dan dinamai Coal Resources and Reserves Evaluation System
(CRRES). Data hasil pemodelan merupakan data yang berbasis Sistem Informasi Geografis
(SIG) dan hasilnya dapat diakses oleh berbagai pihak berdasarkan keperluan menurut
tingkatan data melalui media internet. Pekerjaan pemodelan adalah pekerjaan dalam ruangan,
hampir semua kegiatan pemodelan dilakukan di kantor. Hasil pemodelan dapat berubah
sewaktu-waktu apabila ada penambahan data berupa lokasi titik bor baru, singkapan baru dan
tatanan topografi baru.

Kata kunci: Marangkayu, CRRES, SIG, pemodelan geologi

ABSTRACT
Geological modeling on Marangkayu coal area in Kutai Kartanegara Regency was the follow-up
process of systematical coal prospect mapping done by Center for Geological Resources
annually, where all of the research results had been processed into one integrated coal
database and evaluated, in order to produce various underground coal seam interpretation
such as its correlation, form and structure. The modeling process was conducted with software
application developed by joint study between NEDO (Japan) and Center for Geological
Resources that called as CRRES. The result are data that based on Geographic Information
System (GIS) format and can be access through the internet. The data access as based on its
aim and level. The work was deskwork which most of time done in the office. The modeling result
can change depend on more additional data such as new drillhole, outcrops and topographic
shape.

Keywords : Marangkayu, CRRES, GIS, geological modeling

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 2 - 2012 57


MAKALAH ILMIAH

PENDAHULUAN geofisika (Wikipedia, 2012). Pemodelan


Secara administratif daerah kajian geologi ini mempergunakan antara lain data
termasuk wilayah Kecamatan Marangkayu, setara numerik, konfigurasi, korelasi, bentuk
Kabupaten Kutai Kertanegara, Provinsi dan struktur lapisan batubara.
Kalimantan Timur (Gambar 1). Luas daerah CRRES merupakan sistem terpadu
kajian batubara daerah Marangkayu adalah yang mencakup proses alur kerja mulai dari
6.515 hektar. pengumpulan data geologi hingga proses
Maksud dilakukannya pemodelan pendukung keputusan. CRRES juga
geologi daerah Marangkayu ini adalah untuk mencakup fungsi kompleks seperti mengedit
memanfaatkan perangkat lunak Coal data spasial, query spasial, analisis spasial,
Resources and Reserves Evaluation System memasukkan/menghapus/menyisipkan/me
(CRRES) hasil pengembangan pihak New mutakhirkan data spasial, manajemen basis
E n e r g y a n d I n d u s t r i a l Te c h n o l o g y data dan fungsi sistem administrasi. CRRES
Development Organization (NEDO) Jepang juga memiliki server aplikasi web sebagai
dan Pusat Sumber Daya Geologi (PSDG) sub sistem yang berfungsi menyajikan data
Badan Geologi. Tujuannya adalah hasil pemodelan geologi dan evaluasi
menghitung sumber daya dan cadangan kepada publik.
batubara daerah Marangkayu yang hasilnya Coal Mine Analyst (CMA) merupakan
disajikan dalam bentuk tiga dimensi berbasis aplikasi yang diciptakan bersamaan dengan
Sistem Informasi Geografis (SIG). pembuatan CRRES, CMA dipakai untuk
Pemodelan geologi merupakan mengolah data yang ada dalam basis data
representasi bawah permukaan yang menjadi model tiga dimensi yang sifat
ditampilkan secara terkomputerisasi endapannya berlapis seperti lapisan
berdasarkan pengamatan geologi dan batubara. CMA merupakan aplikasi yang
digunakan pada proses evaluasi.

Gambar 1. Lokasi daerah pemodelan geologi batubara

58 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 2 - 2012


MAKALAH ILMIAH

CMA merupakan aplikasi tambahan batubara (SeamName), nama contoh


(plugin) pada program ArcGIS dan dibuat batubara (Sample ID) dan komentar
berdasarkan pada prinsip umum stratigrafi (Comment). Data from-to adalah data yang
tentang urutan lapisan. Sesuai dengan menjelaskan hasil rekaman ketebalan pada
prinsip stratigrafi tersebut, CMA membuat batuan hasil pemboran dalam meter untuk
setiap tipe batuan dimana from adalah
model lapisan batubara daerah kajian bagian atas lapisan (top) dan to adalah
dengan mengikuti pola struktur yang bagian bawah lapisan (bottom).
mempengaruhi bentuk sehingga tidak saling
berpotongan. Outcrop Location
Data yang dipakai terdiri dari 11 data Tabel ini menjelaskan singkapan
lubang bor, 110 data singkapan batubara batubara berupa nama singkapan (Ourcrop
dan data hasil laboratorium untuk 13 conto No), koordinat lokasi singkapan (X dan Y),
batubara. elevasi (Z), nilai arah jurus (Strike),
kemiringan lapisan (Dip) serta tipe
METODOLOGI pengukuran singkapan (Type). Tipe
Metode yang digunakan dalam pengukuran singkapan adalah pengukuran
pekerjaan ini adalah : singkapan berdasarkan ketebalan lapisan
batubara. Apabila top dan bottom dari suatu
singkapan batubara terlihat jelas dan
I. Inventarisasi Data ketebalannya dapat diukur, maka termasuk
Pekerjaan inventarisasi data adalah tipe M1. Apabila ketebalan hanya dapat
mengumpulkan data yang akan dipakai diukur dari top atau bottom saja maka
dalam proses pemodelan yaitu data hasil termasuk tipe M2 ; sedangkan tipe U dimana
eksplorasi daerah Marangkayu (Anonim, ketebalan singkapan batubara tidak dapat
2002). Selain data hasil eksplorasi, data dihitung.
pendukung lain yang dikumpulkan adalah
data administratif, jalan, pemukiman, sungai
dan tata guna lahan. Outcrop Lithology
Tabel ini sama seperti halnya tabel Litho
II. Pembuatan Database (Form Database ) akan tetapi terfokus hanya kepada
Data yang diperoleh dari hasil singkapan batubara, terdiri dari nomor urut
penyelidikan batubara daerah Marangkayu identifikasi singkapan (SEQ NO), nama
kemudian dikelompokkan menjadi beberapa singkapan (Outcrop No), from-to, ketebalan
tabel pengisian. Uraian tiap tabel tersebut lapisan batubara (Thickness), kemiringan
adalah sebagai berikut: lapisan (Dip), tipe batuan (RockType), nama
lapisan batubara (SeamName), tipe
pengukuran singkapan (MeasureType)
Coal Seam Definition dimana pada prinsipnya sama dengan kolom
Tabel ini menjelaskan jumlah lapisan penjelasan pada tabel Outcrop Location.
batubara (notasi ID) disertai nama tiap Nilai From dan To harus memiliki nilai, hal ini
lapisannya (SeamName). untuk memudahkan sistem menggunakan
data untuk proses perhitungan karena
Collar sistem tidak mentolerir data tanpa nilai (null) ;
Tabel ini menjelaskan jumlah titik bor nama contoh batubara (Sample ID) dan
(BoreHoleName), nama titik bor, koordinat komentar (Comment).
titik bor dalam meter ( X untuk garis bujur dan
Y untuk garis lintang), elevasi titik bor sengan
satuan meter di atas permukaan laut (Z), Quality Original
total kedalaman dalam meter (TotalDepth), Tabel ini berisi seluruh data kualitas
tahun pengeboran (Year Drilled) dan institusi batubara sebelum dilakukan proses
yang melakukan pengeboran (Company). kalkulasi. Data tersebut berupa nama daerah
pemodelan (AreaName), nama titik bor
(BoreHoleName), nama lapisan batubara
Litho (Coal Seam), from-to pengambilan conto
Tabel ini berisi data nomor urut batubara, nama conto (Sample No), analisis
identifikasi lubang bor (SEQ NO), nama titik proksimat yang terdiri dari dasar analisis
bor (BoreHoleName), from-to lapisan (Basis (P)), kelembaban (M (%)), kadar abu
batuan, ketebalan tiap lapisan batuan (A (%)), zat terbang (Vol (%)), Fixed Carbon
(Thickness), kemiringan lapisan batuan (FC (%)), total sulfur (Total S (%)), nilai kalori
(Dip), tipe batuan (RockType), nama lapisan (CV (kcal/kg)), analisis ultimat dan petrografi.

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 2 - 2012 59


MAKALAH ILMIAH

Tabel 1. Data korelasi lubang bor

(mdpl)* meter dari permukaan laut

Quality Calculation Korelasi Lubang Bor


Tabel ini menjelaskan data kualitas Terdapat 11 lokasi pengeboran di
batubara yang telah di kalkulasi (data daerah ini. Dari hasil deskripsi satuan batuan
komposit) dari tabel Quality Original. Dalam tiap lubang bor didapati bahwa ada 8 lubang
proses pemodelan, kolom ini yang akan bor yang menembus tujuh lapisan batubara.
digunakan untuk membuat peta isopach Korelasi lubang bor ini bertujuan
kualitas dari beberapa data pada tabel menghubungkan tiap lapisan batubara yang
Quality Original. Untuk daerah Marangkayu memiliki ciri, baik itu ciri batuan dan geologi
tabel Quality Calculation sama dengan tabel yang sama dan dasar pengkorelasian lubang
Quality Original karena tidak adanya data ply bor adalah elevasi dari lokasi tiap lubang bor
sample. (Gambar 2). Data korelasi lubang bor dapat
dilihat pada Tabel 1.
III. Verifikasi data
Verifikasi data dilakukan untuk Struktur Kontur Lapisan Batubara
memastikan apakah data yang sudah Daerah Marangkayu memiliki tujuh (7)
dimasukkan ke basis data merupakan data lapisan batubara dengan ketebalan yang
sahih. Apabila tidak, maka bisa saja data berbeda-beda. Ke-tujuh lapisan tersebut
tersebut tidak digunakan dalam proses diberi nama B2, B3, B6, B9, B10, P3 dan P4.
pemodelan. Data yang di verifikasi Struktur geologi yang berkembang pada
mencakup seluruh data hasil eksplorasi dan daerah ini tidak mempengaruhi bentuk dan
data pendukung lain. pelamparan lapisan batubara, sehingga tipe
pemodelan struktur yang dipilih adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN simple (Gambar 3). Struktur kontur batubara
Pada dasarnya pemodelan geologi dibuat dengan jarak 50 m.
dengan CRRES menitik beratkan pekerjaan
pada perhitungan sumber daya dan Peta Geologi
cadangan batubara disertai dengan Peta geologi hasil pemodelan ini adalah
pembuatan data pendukung umum lainnya perpaduan dari data sungai, lokasi
seperti korelasi lubang bor, peta struktur singkapan, lokasi titik bor, garis kontur
kontur lapisan batubara, peta geologi, peta ketinggian, garis singkapan lapisan
isopach (ash, sulfur, thickness, moisture, batubara, data infrastruktur seperti jalan dan
calorie) hingga bentuk tiga dimensi (3D) desa (Gambar 4). Peta geologi yang
bawah permukaan dari daerah Marangkayu. dihasilkan CRRES berbeda dengan peta
Proses pemodelan Sumber Daya dan geologi pada umumnya dikarenakan tidak
Cadangan berdasarkan kepada Standar tersedianya sumber data seperti batas
Nasional Indonesia (SNI) Nomor 13-6011- formasi batuan dan deskripsinya.
1999 tentang Klasifikasi Sumber Daya
Cadangan Batubara.
Peta Isopach
Peta isopach adalah peta yang

60 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 2 - 2012


MAKALAH ILMIAH
MAKALAH ILMIAH

Gambar 2. Korelasi lubang bor daerah Marangkayu

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 2 - 2012 61


MAKALAH ILMIAH

Gambar 3. Peta struktur kontour lapisan batubara B3 dan P4

Gambar 4. Peta geologi daerah Marangkayu yang di hasikan oleh CRRES

62 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 2 - 2012


MAKALAH ILMIAH
MAKALAH ILMIAH

Gambar 5. Peta isopach lapisan batubara B3

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 2 - 2012 63


MAKALAH ILMIAH

Peta 3D BirdView 13-6011-1999 tentang Klasifikasi Sumber


Peta ini menggambarkan kondisi bawah Daya Cadangan Batubara untuk tiap daerah
permukaan daerah Marangkayu. Data yang baik itu pada tingkatan Measured, Indicated,
digabungkan adalah data permukaan Inferred dan Assumption, dimana tingkat
seperti topografi, sungai, singkapan serta Assumption dapat disamakan dengan
data raster dari tiap lapisan batubara. Data Hipotetik. Dalam peta ini juga disertakan
3D BirdView ini bersifat dinamis, dapat daerah yang terbatas (Restricted Area) yang
dimanipulasi menjadi data bergerak (video) merupakan daerah tidak boleh ditambang
sehingga gambaran bawah permukaan karena memperhitungkan obyek seperti
menjadi lebih nyata (Gambar 6). sungai utama, jalan dan pemukiman.
Restricted Area tidak berdasarkan SNI
Peta Sumber Daya Batubara melainkan kesepakatan internal PSDG yang
Peta sumber daya batubara yang memutuskan bahwa jarak buffer adalah 500
dihasilkan dari pemodelan ini dibuat meter dari garis sisi terluar aliran sungai
bedasarkan ketentuan yang diatur dalam utama, jalan dan pemukiman (Gambar 7).
Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor

Gambar 6. Peta 3D BirdView Daerah Marangkayu

Gambar 7. Peta sumber daya batubara lapisan B3 dan P4

64 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 2 - 2012


MAKALAH ILMIAH
MAKALAH ILMIAH

Tabel 2. Jumlah perhitungan sumber daya dan cadangan daerah Marangkayu

Perhitungan Sumber Daya dan Cadangan KESIMPULAN DAN SARAN


Batubara Hasil pemodelan geologi batubara
Perhitungan sumber daya dan daerah kajian Marangkayu memberikan
cadangan batubara daerah Marangkayu hasil yang lebih dapat dipahami melalui
juga memperhitungkan daerah terbatas penyertaan peta-peta dan hasil visualisasi
(Restricted Area). Perhitungan dengan dalam 3D. Pemodelan geologi
CRRES menyertakan beberapa parameter menggunakan CRRES dapat membantu
perhitungan seperti Mask Polygon (data
poligon yang menjadi acuan perhitungan, dalam penentuan daerah prospek yang lebih
umumnya merupakan poligon seam rinci dengan melakukan beberapa proses
batubara), Specific Gravity (perbandingan overlay atau tumpang tindih data yang
besaran nilai massa terhadap volume), tersedia.
Safety (tingkat perbandingan recovery open CRRES akan sangat membantu
pit terhadap underground), Interval untuk perhitungan sumberdaya dan
(representasi jarak perhitungan kedalaman), cadangan batubara hasil penelitian PSDG,
Level From (titik ketinggian dimulainya oleh karena itu sangat disarankan untuk
perhitungan) dan Level To (titik kedalaman melakukan penambahan pemodelan geologi
diakhirinya perhitungan). Jumlah
perhitungan sumberdaya dan cadangan daerah penelitian batubara yang lain.
daerah ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Perhitungan sampai dengan UCAPAN TERIMA KASIH
kedalaman -550 meter dari permukaan Penulis mengucapkan terima kasih
(elevasi) menghasilkan total sumber daya kepada Kepala Sub Bidang Pengembangan
204.961.000 ton, dengan sumber daya yang Informasi dan Kepala Sub Bidang
bisa ditambang (Mineable) adalah
176.260.000 ton dan sumber daya tidak bisa Keprospekan yang sudah memberikan
ditambang (Restricted) sebesar 28.701.000 kesempatan untuk bisa menulis dalam
ton. Pemodelan geologi ini juga buletin ini. Terima kasih juga kepada Irfan
menghasilkan peta-peta dan tampilan tiga Ostman ST atas masukannya tentang dasar-
dimensi yang lebih dapat memvisualisasikan dasar GIS.
lapisan batubara daerah Marangkayu
secara lebih rinci.

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 2 - 2012 65


MAKALAH ILMIAH

DAFTAR PUSTAKA
Anonim,Peta Isopach, http://duniamigas.wordpress.com/2008/09/21/subsurface-mapping/ diakses
tanggal 24 Oktober 2012

Anonim,SNI 13-6011-1999 tentang Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Batubara, Badan
Standarisasi Nasional

Anonim,Tim Inventarisasi Batubara Bersistem, Sub-Dit Batubara, 2002. Inventarisasi Endapan


Batubara Bersistem Di Daerah Marangkayu dan Sekitarnya, Kabupaten Kutai
Kertanegara, Propinsi Kalimantan Timur, Bandung

Wikipedia, ArcGIS, http://en.wikipedia.org/wiki/ArcGIS diakses tanggal 24 Oktober 2012

Wikipedia,Geologic Modelling, http://en.wikipedia.org/wiki/Geologic_modelling diakses tanggal 1


November 2012

Diterima tanggal 12 Juni 2012


Revisi tanggal 31 Juli 2012

66 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 2 - 2012

Anda mungkin juga menyukai