Anda di halaman 1dari 3

KOMPONEN LINGKUNGAN HIDUP

Dalam setiap dokumen lingkungan hidup ada bagian yang memuat rona lingkungan
atas suatu rencana usaha/kegiatan. Rona lingkungan menggambarkan kondisi setiap
komponen lingkungan yang ada di lokasi usaha/kegiatan tsb dan sekitarnya, yang
diperkirakan akan terkena dampak atas pembangunan dan beroperasinya
usaha/kegiatan tsb, atau memberi dampak terhadap usaha/kegiatan tsb. Rona
lingkungan terdiri atas beberapa komponen lingkungan hidup, yaitu:

1. Komponen Fisik-Kimia:
Komponen ini terdiri atas beberapa sub komponen dan/atau parameter lingkungan
hidup:
Iklim/cuaca, geologi, hidrologi, potensi bencana alam, sifat fisik dan kimia tanah,
kualitas udara, kualitas air, dan lain-lain.

2. Komponen Biologi atau Biodversitas


Komponen ini terdiri atas beberapa sub komponen dan/atau parameter lingkungan
hidup:
 Flora (vegetasi atau tumbuhan) darat dan perairan: Flora darat terdiri atas
tumbuhan darat liar, budidaya dan langka/dilindungi. Flora perairan terdiri atas
tumbuhan perairan liar, budidaya dan langka/dilindungi.
 Fauna (satwa atau hewan) darat dan perairan: Fauna darat terdiri atas hewan
darat liar, budidaya dan langka/dilindungi. Fauna perairan terdiri atas hewan
perairan liar, budidaya dan langka/dilindungi.
 Hewan dan tumbuhan berukuran mikro, seperti phitoplankton dan zooplankton
serta bakteri.

3. Komponen Sosial Budaya dan Sosial Ekonomi (Sosek)


Komponen ini terdiri atas beberapa sub komponen dan/atau parameter lingkungan
hidup:
 Sosial budaya: penduduk (jumlah wanita/pria, sex ratio, kepadatan, usia sekolah,
usia kerja, agama/kepercayaan, adat istiadat, kearifan lokal, fasilitas pendidikan,
fasilitas budaya, fasilitas agama, dan lain-lain.
 Sosial ekonomi: mata pencaharian, tingkat pendapatan, fasilitas ekonomi: ios,
warung, toko, pasar, koperasi, perbankan, dan lain-lain.

4. Komponen Kesehatan Masyarakat (Kesmas).


Komponen ini terdiri atas sub komponen dan/atau parameter lingkungan hidup:
 Penyakit dan jenis-jenis penyakit yang di derita warga, jumlah penderita setiap
setiap jenis penyakit, dan lain-lain.
 Tenaga medis: dokter, bidan, mantri, paramedis, perawat, dukun terlatih,
apoteker, sarjana kesehatan masyarakat, dan lain-lain.
 Fasilitas medis: apotik, toko obat, puskesmas dan puskesmas pembantu, rumah
sakit, dan lain-lain.
Jika komponen-komponen lingkungan hidup tsb diukur sebelum suatu rencana usaha
dimulai pembanngunannya maka disebut Rona Lingkungan Awal. Jika diukur setelah
usaha/kegiatan beroperasi, misalnya 1 tahun, disebut Rona Lingkungan Eksisting.
Dalam ronal lingkungan eksisting biasanya hanya beberapa parameter lingkungan yang
diukur, misalnya parameter kualitas udara, kualitas air, tenaga kerja, kesehatan
masyarakat, serta dampak sosialnya seperti persepsi negatif atau positif warga, dan
lain-lain.

Rona lingkungan eksisting diperoleh dari hasil pemantauan lingkungan hidup terhadap
usaha/kegiatan tsb. Pemantauan lingkungan hidup dilakukan secara periodik, 1 kali
dalam setiap 6 bulan atau 1 kali dalam setiap 1 tahun.

Rona lingkungan awal berfungsi sebagai acuan untuk mengetahui apakah


usaha/kegiatan tsb memberi dampak negatif atau positif terhadap lingkungan hidup
sekitarnya. Hal ini diketahui dengan membandingkan kondisi parameter ingkungan
yang tercatat dalam rona lingkungan awal dengan kondisi parameter lingkungan hasil
pemantauan lingkungan yang dilakukan secara periodik, sebagaimana di atas disebut
sebagai rona lingkungan eksisting.

Misalnya sebuah usaha/kegiatan tambang batuan. Berdasarkan data rona lingkungan


awal, di sekitar lokasi jumlah warga pengidap ISPA ada 3 orang. Kertika dilakukan
pemantuan lingkungan, misalnya 1 tahun setelah usaha/kegiatan tsb beroperasi, jumlah
pengidap ISPA menjadi 7 orang. Berarti usaha/kegiatan tsb memberi dampak negatif
pada kesehatan warga. Jika tetap 3 orang atau malah tidak ada lagi pengidap ISPA
maka usaha/kegiatan tsb tidak memberi dampak negatif terhadap kesehatan warga.
Dan lain-lain.

Contoh lain. Berdasarkan data rona lingkungan awal, jumlah pengangguran di sekitar
lokasi usaha/kegiatan tsb ada 30 orang. Ketika dilakukan pemantauan lingkungan
misalnya 1 tahun usaha/kegiatan tsb beroperasi, jumlah pengangguran menjadi 10
orang. Berarti usaha/kegiatan tsb memberi dampak positif terhadap tenaga kerja di
sekitar lokasi usaha/kegiatan tsb. Dan lain-lain.

===

DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP

Sebelum suatu usaha/kegiatan dilakukan maka terlebih dahulu harus dibuatkan


dokumen lingkungan. Jenis dokumen lingkungan ada beberapa macam, yaitu:

1. Dokumen AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup)


Dokumen ini terdiri atas Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan
Hidup (KA-ANDAL), Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan
Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup).
2. Dokumen UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup)
3. SPPL (Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup.

Jenis dokumennya, apakah AMDAL, UKL-UPL atau SPPL, tergantung pada skala atau
besaran rencana usaha/kegiatan. Contohnya, jika rencana usaha/kegiatannya adalah
pembangunan jalan dengan panjang lebih dari 30 km maka dokumennya adalah
AMDAL. Jika kurang dari 30 km, dokumennya adalah UKL-UPL. Meskipun kurang dari
30 km, jika melewati kawasan lindung maka dokumennya adalah AMDAL. Jika, rencana
usaha/kegiatannya adalah salon kecantikan, cukup SPPL.

Dokumen lingkungan dibuat untuk mendapatkan Izin Lingkungan atas suatu rencana
usaha/kegiatan. Jika Izin Lingkungan telah terbit maka pengurusan izin usaha rencana
usaha/kegiatan tsb bisa dilakukan.

Kenyataan di lapangan adalah masih ada beberapa usaha/kegiatan yang sudah


memiliki izin usaha dan/atau sudah sudah beroperasi tetapi belum memiliki dokumen
lingkungan dan izin lingkungan seperti yang disebutkan di atas. Untuk kasus seperti ini
maka usaha/kegiatan tsb harus menyusun:
1. Dokumen DELH (Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup)
2. Dokumen DPLH (Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup)

Usaha/kegiatan tsb dibuatkan DELH jika usaha/kegiatan tsb setingkat dengan


usaha/kegiatan yang wajib AMDAL. Jika tidak wajib AMDAl, maka cukup dibuatkan
DPLH. Jika sudah memiliki DELH atau DPLH maka Izin Lingkungan untuk
usaha/kegiatan tsb bisa diterbitkan.

===

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Pengelolaan lingkungan hidup atas suatu rencana usaha/kegiatan termuat dalam


Dokumen RKL jika rencana usaha/kegiatan tsb wajib AMDAL. Upaya pengelolaan
lingkungan hidup termuat dalam dokumen UKL-UPL jika rencana usaha/kegiatan tsb
tidak wajib AMDAL.

Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup ataupun upaya pengelolaan lingkungan


hidup atas suatu usaha/kegiatan adalah agar usaha/kegiatan tsb:
 Dampak negatifnya dapat dicegah atau diminimalkan seminimal mungkin.
 Dampak positifnya dapat dimaksimalkan semaksimal mungkin.

Pengelolaan lingkungan hidup juga terdapat dalam DELH dan DPLH. Tujuannya sama
dengan pengelolaan lingkungan hidup dalam RKL dan UKL-UPL.

Anda mungkin juga menyukai