Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 1 SI-3221 REKAYASA PONDASI

KRITIK TERHADAP SNI 8460:2017


PERSYARATAN PERANCANGAN GEOTEKNIK
BAB 5 - DATA GEOTEKNIK

Disusun Oleh :
Fauzan Khairullah 15020056
Lugas Bijak Prasojo 15020060
Dimas Rizaldy 15020060

5.1 Ruang lingkup data geoteknik


Pasal ini bisa dibilang sebagai pasal pendukung atau pelengkap pasal lainnya yang terkait
dengan Perencanaan dan pelaporan penyelidikan tanah, jumlah minimum pengujian
laboratorium dan lapangan, evaluasi dan penggunaan hasil pengujian, hingga parameter dalam
geoteknik. Terdapat ambiguitas pada “pasal lainnya” yang sebaiknya dijelaskan lebih lanjut
dan rinci agar lebih jelas bagi pembaca.

5.2 Perancangan penyelidikan geoteknik

5.2.1 Informasi Geoteknik


Pada bagian “Catatan” terdapat banyak hal yang harus dievaluasi sebelumnya. Saran saya
sebaiknya diberikan juga referensi untuk mendapatkan data data tersebut agar memudahkan
dalam proses evaluasi awal.

5.2.2 Penyelidikan Tanah


Pada pasal ini, masih juga terdapat kerancuan atau kurang rincinya penjelasan pada relevansi
kondisi tanah dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Sebaiknya, diberikan koridor yang
jelas. Contohnya seperti untuk pekerjaan galian, tanah harus memiliki kepadatan sekian dengan
kandungan mineral sekian.
TUGAS 1 SI-3221 REKAYASA PONDASI

5.2.3 Penyelidikan Awal


Penjelasan sudah baik dan komprehensif.

5.2.4 Penyelidikan Tahap Perancangan


Pada pasal ini terdapat banyak sekali sub materi yang dibahas. Meskipun demikian, parameter
– parameter pada pasal ini sudah baik dan jelas.

5.2.5 Pemeriksaan Kesesuaian Hasil Penyelidikan Selama Kontruksi


Subbab ini ditunjukkan untuk melakukan komparasi antara hasil kondisi lapangan
dibandingkan dengan kondisi perancangan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu parameter yang
jelas kapan komparasi dikatakan sesuai dan kapan dikatakan tidak sesuai. Parameter di sini
seharusnya berupa angka eksak atau kuantitatif, misalnya untuk galat yang digunakan.

5.3 Pengambilan contoh tanah, batuan dan air tanah

5.3.1 Umum
Pada pasal subbab ini alangkah lebih baiknya jika diberikan penjelasan singkat mengenai
tujuan dan output akhir yang akan diperoleh ataupun data desain geoteknik apa saja yang akan
didapatkan dari hasil pengambilan sampel tanah, batuan dan air tanah.

5.3.2 Pengembalian contoh tanah atau batuan dengan pengeboran


Pada pasal subbab ini penjelasan terkait pengambilan contoh tanah atau batuan dengan
pengeboran sebaiknya tidak hanya menjelaskan mengenai kriteria alat pengeboran yang harus
dipilih, tetapi juga sebaiknya dijelaskan tentang langkah dan metode yang akan dilakukan. Lalu
pada point pemelihan alat, sebaiknya kriteria-kriteria yang yang perlu dipertimbangkan dalam
pengambilan contoh tanah atau batuan lebih diperinci supaya sampel yang didapatkan sesuai
dengan kriteria yang diinginkan.

5.3.3 Pengambilan contoh tanah atau batuan dengan galian


Pada pasal subbab ini sebaiknya diberikan penjelasan secara singkat mengenai acuan yang
digunakan dalam pengambilan contoh tanah atau batuan dengan galian yang diperoleh. Di
samping itu, perlu diberikan penjelasan lebih lanjut apabila contoh tanah atau batuan yang
diperoleh acuan yang telah disebutkan, langkah dan solusi apa yang harus dilakukan
selanjutnya.
TUGAS 1 SI-3221 REKAYASA PONDASI

5.3.4. Pengambilan contoh tanah


Pasal-pasal pada subbab ini menjelaskan dengan rinci mengenai kriteria-kriteria yang perlu
diperhatikan dalam proses pengambilan contoh tanah. Adapun yang perlu diberikan penjelasan
lebih detail adalah mengenai metode pengambilan contoh tanah yang terbagi menjadi tiga
kategori yaitu A, B, dan C. Sebaiknya diberikan penjelasan mengenai kriteia dan juga
parameter-parameter yang perlu diperhatikan dalam melakukan metode pengambilan contoh
tanah yang dipilih, hal tersebut dilakukan dengan tujuan supaya contoh tanah yang diperoleh
sesuai dengan ekspektasi dan kriteria yang telah ditentukan.
Pada perencanaan pengambilan contoh tanah poin (a) perlu diberikan penjelasan lebih
terperinci terkait kelas kualitas dan jumlah contoh tanah yang akan diambil. Poin (b) terdapat
2 strategi yang dapat diikuti untuk pengambilan contoh tanah pada pengeboran, dalam hal ini
perlu diberikan penjelasan ataupun pertimbangan terkait penggunaan salah satu strategi yang
akan diambil. Poin (e) juga perlu diberikan penjabaran lebih rinci mengenai maksud dari
proyek tertentu yang dijelaskan pada poin ini serta metode khusus seperti apa yang perlu
digunakan.

5.3.5 Pengambilan contoh batuan


Pada pasal subbab ini sama seperti subbab sebelumnya, sebaiknya diberikan penjelasan
mengenai kriteia dan juga parameter-parameter yang perlu diperhatikan dalam melakukan
metode pengambilan contoh tanah yang dipilih, hal tersebut dilakukan dengan tujuan supaya
contoh tanah yang diperoleh sesuai dengan ekspektasi dan kriteria yang telah ditentukan.
Pada sub-subbab identifikasi batuan, perlu diberikan penjelasan yang lebih
menggambarkan/mendeskripsikan dari visualiasi identifikasi jenis batuan yang dijelaskan.

5.3.1 Perancangan dan pelaksanaan pengukuran


(terdapat kesalahan penomoran pada subbab ini)
Penjelasan pasal pada subbab ini terkait perancangan dan pelaksanaan pengukuran muka air
tanah dengan acuan SNI 03-6802-2002 telah dijelaskan dengan rinci dapat bentuk poin-poin.

5.3.2 Evaluasi hasil pengkuran muka air tanah


(terdapat kesalahan penomoran pada subbab ini)
TUGAS 1 SI-3221 REKAYASA PONDASI

Penjelasan pasal pada subbab ini terkait evaluasi hasil pengukuran muka air tanah dengan
acuan SNI telah dijelaskan secara rinci dalam bentuk poin-poin.

5.4 Uji lapangan pada tanah batuan

5.4.1 Umum
Pada pasal subbab ini memberikan penjelasan mengenai perencanaan program, pelaksanaan,
dan evaluasi uji lapangan. Pada sub-subbab pelaksanaan uji lapangan terkait hasil yang
diperoleh selama penyelidikan jika tidak sesuai dengan informasi awal tentang lokasi
penelitian dan/atau tujuan penyelidikan, langkah-langkah tambahan harus diberikan penjelasan
lebih rinci tentang batas-batas ataupun parameter dimana hasil uji lapangan dikatakan tidak
sesuai. Pada sub-subbab evaluasi uji lapangan , perlu diberikan penjelasan lebih lanjut terkait
pengaruh penggunaan peralatan terhadap parameter geoteknik.

5.4.2 Uji penetrasi standar (Standard Penetation Test, SPT)


Penjelasan pasal pada subbab ini yaitu mengenai pengujian penetrasi standar sebaiknya lebih
memfokuskan penjelasan terkait kriteria dan juga metode yang dilakukan dalam pelaksanaan
pengujian yang dilakukan di lapangan. Adapun terkait penyimpangan dari persyaratan SNI
yang dijelaskan pada subbab ini harus dijelaskan dengan lebih terperinci serta dijelaskan pula
tindak lanjut apa yang perlu dilakukan sebagai soluasi dari permasalah tersebut.

5.4.3 Uji sondir (CPT, CPTU, CPTM)


Penjelasan pasal pada subbab ini yaitu tentang uji sondir perlu diberikan penjelasan singkat
terkait langkah-langkah dan metode pengujian yang mana nantinya akan dijelaskan lebih lanjut
dalam SNI yang digunakan sebagai acuan. Adapaun sebaiknya juga dijelaskan mengenai
parameter-perameter apa saja yang diperlukan dan digunakan sebagai data uji di lapangan.

5.4.4 Uji Pressuremeter (PMT)


Penjelasan pasal pada subbab ini yaitu tentang uji pressuremeter (PMT), sebaiknya diberikan
penjelasan mengenai parameter-parameter apa saja yang diperlukan dan nantinya akan
digunakan sebagai data uji lapangan. Serta perlu diberikan penjelasan pula mengenai output
akhir yang akan diperoleh melalui pengujian yang dilakukan.
TUGAS 1 SI-3221 REKAYASA PONDASI

5.4.5 Uji dilatometer datar (Flat Dilatometer Test, DMT)


Penjelasan pasal pada subbab ini yaitu tentang uji dilatometer datar (DMT), sebaiknya
diberikan langkah ataupun persyaratan apa saja yang harus dipenuhi secara singkat yang mana
baru nantinya akan diberikan penjelasan yang lebih rinci menggunakan acuan yang dipilih
(ASTM).

5.4.6 Uji geser baling lapangan (Field Vane shear Test, FVT)
Penjelasan pasal pada subbab ini yaitu tentang pengujian geser baling lapangan, sebaiknya
diberikan penjelasan secara singkat mengenai syarat dan juga ketentuan terkait pelaksanaan uji
ini dilapangan. Selain itu perlu juga diberikan penjelasan terkait parameter-parameter yang
harus diketahui sebagai data uji lapangan dalam pelaksanaan uji ini.

5.4.7 Uji pembebanan pelat (Plate Loading Test, PLT)


Penjelasan pasal pada subbab ini yaitu tentang pengujian pembebanan pelat, dimana pada
subbab ini sebaiknya diberikan penjelasan secara singkat mengenai langkah-langkah dan juga
persyaratan terkait pelaksanaan uji yang akan dilaksanakan, yang mana baru nantinya akan
dijelaskan lebih terperinci dalam acuan yang digunakan (EN ISO). Adapun sebaiknya juga
dijelaskan mengenai parameter-parameter yang perlu diketahui sebagai data uji lapangan yang
akan digunakan dalam pelaksanaan uji ini.

5.4.8 Uji pendugaan dinamis (Dynamic Probing Test, DP)


Penjelasan pasal pada subbab ini yaitu tentang pengujian pendugaan dinamis (DP), dimana
pada subbab ini sebaiknya diberikan penjelasan secara singkat mengenai langkah/persyaratan
terkait pelaksaan uji yang akan dilakukan, baru setelahnya diberikan penjelasan yanh lebih
terperinci pada acuan yang digunakan.

5.5 Uji laboratorium pada tanah

5.5.1 Umum
Pada bagian 5.1 dijelaskan mengenai Program pengujian laboratorium harus disusun dengan
memperhatikan korelasinya dengan program penyelidikan lainnya. Informasi yang diperoleh
dari pengujian lapangan dan pendugaan harus digunakan untuk memilih contoh uji. Bagian
5.5.1 dibagi menjadi 2 bagian yakni syarat-syarat prosedur alat penyampaian hasil dan evaluasi
TUGAS 1 SI-3221 REKAYASA PONDASI

hasil uji coba laboratorium. Pada bagian evaluasi hasil uji coba laboratorium hasil pengujian
harus diperiksa dengan nilai-nilai yang diperoleh dari literatur, korelasi dengan sifat indeks
dan pengalaman yang sebanding. Pengalaman yang sebanding pada bagian ini telalu general
sehingga sulit untuk pengindentifikasian sehingga akan lebih baik apabila diberikan
keterangan lebih lanjur terkait hal tersebut agar memudahkan evaluasi hasil uji laboratorium.

5.5.2 Persiapan contoh uji tanah


Pada bagian persiapan contoh uji tanah poin b) menjelaskan ukuran terbesar butiran ada dalam
jumlah yang signifikan, namun tidak diberikan parameter batasan baik atas ataupun bawah
untuk jumlah yang terkait. Hal ini akan menyebbakan galat yang relatif besar pada proses uji.

5.5.3 Uji klasifikasi, identifikasi dan deskripsi tanah


Pada sub subbab 5.5.3.2 dijelaskan mengenai pemilihan temperatur oven yang digunakan
untuk pengeringan. Hanyak diberitahu mengenai temperatur terlalu tinggi dapat memiliki efek
yang tidak baik pada nilai yang diperoleh, tidak diberikan seberapa maksimum nilai tersebut.
Tidak adanya batasan maksimun yang diberikan akan menyulitkan pengujian dan akan
mempengaruhi batasan maksimum yang dapat doterima oleh oven maupun benda uji.

5.5.4 Uji kimia dan kandungan organik tanah dan air tanah
Pada bagian ini Pengujian kimia yang dijelaskan di sini bertujuan untuk klasifikasi tanah dan
untuk menilai efek merugikan tanah dan air tanah terhadap beton, baja dan tanah itu sendiri.
Pengujian tersebut tidak dimaksudkan untuk tujuan yang terkait lingkungan. Tidak
memasukannya aspek lingkungan pada pengujian akan berakibat buruj pada lingkungan itu
sendiri apabila dilakukan dalam skala yang besar.

5.5.5 Uji indeks kekuatan tanah


Uji indeks kekuatan tanah hanya berfokus pada pengujian kekuatan tanah yang jenuh
sepenuhnya. Pemberian pembahasan mengenai jenis tanah lain akan membantu pengujuan
apaabila tanah yang digunakan tidak berjenis full saturated.

5.5.6 Uji kompresibilitas dan deformasi tanah


Pada bagian ini pengujian dilakukan untuk menentukan modulus deformasi (parameter
kekakuan). Berbagai variasi kekakuan dapat diukur tergantung dari lintasan pembebanannya
TUGAS 1 SI-3221 REKAYASA PONDASI

(loading path), demikian halnya modulus E 'atau E u terdrainase atau tak terdrainase. Tidak
dijelaskan hubungan yang terkait variasi kekauan dapat diukur tergantung dari lintasan
pembebasannya. Akan lebih baik diberikan parameter yang berhubungan terkait variasi
kekauan terhadap lintasan pembebanannya.

5.5.7 Uji pemadatan tanah


Subpasal ini membahas pengujian pemadatan (tes Proctor) dan California Bearing Ratio
(CBR). Pada bagian ini uji pemadatan tanah dijelaskan cukup jelas.

5.5.8 Uji permeabilitas tanah


Pada bagian ini penjelasan uji permeabilitas tanah sudah cukup jelas dengan diberikan
penjelasan dan tabel Jumlah minimum benda uji untuk uji permeabilitas pada satu lapisan
tanah.

5.6 Uji laboratorium pada batuan

5.6.1 Persiapan contoh uji batuan


Uji Laboratorium pada batuan menjelaskan mengenai persyaratan persiapan uji batuan. Pada
poin a) dan c) bisa dijelaskan lebih lanjut, apabila sama dengan poin apabila merujuk pada SNI
yang terdapat pada poin b dapat ditulis. Pada poin d)” kerataan dan tegak lurus dari ujung
permukaan harus dikontrol dalam waktu tertentu dengan sekurang-kurangnya memenuhi
persyaratan uji batuan” pada bagian ini parameter waaktu perlu diperjelas dengan memberikan
keterangan lebih lanjut baik dari batasan parameter atapun kondisi-kondisi yang bersangkutan.

5.6.2 Uji klasifikas batuan


Pada poin d) bagian sub subbab 5.6.2.2 “Identifikasi dan deskripsi batuan juga harus dilakukan
pada semua contoh yang diterima di laboratorium, terlepas dari homogenitas batuan, karena
identifikasi dan deskripsi merupakan kerangka untuk semua pengujian dan evaluasi.”, terdapat
kalimat Homogenitas batuan. Poin homogenitas batuan akan lebih biak aapbila dilakukan
perincian lebih terkait parameter yang seperti apa yang dapat mendeskripsikan homogenitas
batuan tersebut.
TUGAS 1 SI-3221 REKAYASA PONDASI

Pada sub subbab 5.6.2.4 poin c) terdapat kalimat “Adanya pori-pori tertutup dapat
memengaruhi porositas”, akan lebih baik apa bila dapat dijelaskan lebih rinci terkait apa yang
akan terjadi apabila pori-pori tetutur dan memengaruhi porositas.

5.6.3 Uji pengembangan (swelling test) material batuan


Pada bagian uji pengembangan (swelling test) material batuan terdapat indikator-indikator
indeks yang mesti dipertimbangan. Salah satu contohnya indeks tekanan mengembang pada
kondisi tidak ada perubahan volume (zero volume change), sebaiknya diberi penjelasan lanjut
lebih lanjut terkait tabel atau informasi lanjut terkait batasan dari indeks yang nantinya akan
didapatkan. Pada bagian Prosedur pengujian pengembangan batuan ISRM Part 2, terdapat
rekomendasi yang diberikan yakni silinder atau prisma segi empat tetapi tidak dijelaskan atau
diberikan parameter lebih lanjut mengenai mana yang akan lebih cocok. Akan lebih baik bila
diberikan parameter baik diberi tabel perbandingan ataupun indikasi data lainnya.
Pada sub subbab 5.6.3.1, 5.6.3.2, dan 5.6.3.3 banyak menyinggung terkait kategori A dan
kategori B tidak dijelaskan mengenai kategori tersebut. Akan lebih baik apabila dijelaskan apa
itu kategori A dan B, perbandinggan menggunakan tabel pun akan memudahlan identifikasi
yang dilakukan.

5.6.4 Pengujian kekuatan material batuan


Pada bagian sub subbab 5.6.4.1 dijerlaskan pada bagian kalimat “Evaluasi hasil pengujian
harus mencakup perbandingan dengan basis data untuk membantu menyaring data untuk hasil
anomali, pada saat melakukan perhitungan untuk rentang alami kekuatan tekan dan deformasi
parameter batuan, dan korelasi dengan hasil pengujian klasifikasi”. Pada bagian hasil anomali
tidak diberikan keterangan anomali seperti apa yang terjadi sehingga akan membingungkan
pembaca, pemberian keterangan lebih lanjut terkait anomali akan memudahkan saat uji
dilakukan sehingga anomali yang dimaksud sesuai dengan SNI yang ada.
Pada bagian sub subbab 5.6.4.3. dijelaskan mengenai hasil pengujian yang dapat digunakan
untuk memperkirakan kekuatan kelompok batuan dari kisaran kompetensi yang analisis. sama.
Pemberian data dengan bentuk tabel uga akan memudahka
Pada bagian sub subbab 5.6.4.5 dijelaskan mengenai evaluasi hasil pengujian, pada poin yang
dirincikan tidak dijelaskan berapa besaran-besaranya. Pemberian tabel hubungan antar
parameter akan memudahkan proses analisi yang dilakukan.
TUGAS 1 SI-3221 REKAYASA PONDASI

Pada bagian sub subbab 5.6.4.6 dikatakan bahawa tidak terdapat persyaratan untuk drinase ait
pori, dan juga persyaratan untuk pengukuran tekanan air pori, hal ini akan membuat proses
pengujian terlalu general sehingga akan banyak galat yang didapatkan, pemberian persyaratan
spesifikasi yang ada akan memudahkan prose uji kompresi triaksial batuan.

5.7 Laporan penyelidikan tanah

5.7.1 Umum
Bagian ini merupakan penjelasan mengenai konten apa saja yang harus ada dalam laporan
penyelidikan. Jika dibandingkan dengan MKJI atau Manual Kapasitas Jalan Indonesia,
kekurangan pada SNI ini tidak diberikan secara jelas contoh laporan yang dimaksudkan. Oleh
karena itu, sebaiknya diberikan juga contoh laporan penyelidikan tanah walaupun secara
singkat.

5.7.2 Penyampaian Informasi Geoteknik


Pada bagian ini, dikatakan bahwa “Penyampaian informasi geoteknik harus mencakup hasil
faktual penyelidikan lapangan dan laboratorium”. Namun, pada bagian ini hanya dijelaskan
secara rinci terkait data faktual pengamatan lapangan. Oleh karena itu, sebaiknya harus
dielaskan secara rinci juga terkait data faktual pengamatan di laboratorium.

5.7.3 Evaluasi Informasi Geoteknik


Pada bagian ini sudah dijelaskan sangat rinci mengenai cakupan hasil evaluasi hingga hal hal
yang harus didokumentasikan. Hal ini merupakan kabar baik karena bisa memudahkan
pembaca.

5.7.4 Penentuan Nilai Parameter


Korelasi dibagian ini masih rancu dan kurang jelas apa yang dimaksud. Oleh karena itu,
sebaiknya dipaparkan secara rinci parameter-parameter apa saja yang perlu ditentukan. Selain
itu, metode pengkorelasian juga seharusnya dapat dipaparkan secara lebih rinci.

Anda mungkin juga menyukai