Disusun Oleh :
Segala puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan karunia-
Nya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir (TA) dengan judul “Perencanaan
Struktur Pembangunan Rumah Susun Soekarno Hatta Semarang”
Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat akademis yang diwajibkan kepada
mahasiswa jurusan Teknik Sipil Universitas Semarang. Proposal ini mempunyai proses
penyusunan yaitu bimbingan yang diberikan dosen pembimbing dan juga pihak yang lainnya
sehingga kesulitan – kesulitan selama penyusunan proposal dapat diselesaikan. Oleh karena
itu kesempatan kali ini, turut disampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penyelesaian Laporan Tugas Akhir (TA) ini, antara lain :
1. Bapak Ngudi Hari Crista, ST MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas
Semarang yang telah memberikan pengarahan dalam menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir (TA).
2. Ibu Anik Kustirini, S.T.,M.Si selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan secara teknis maupun non teknis dalam
pembuatan Laporan Tugas Akhir (TA).
3. Ibu Trias Widorini, S.T.,M.Eng. selaku Dosen Pembimbing Anggota yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan secara Teknik maupun non teknis dalam
pembuatan Laporan Tugas Akhir (TA).
4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Teknik Sipil di Universitas Semarang.
5. Seluruh keluarga yang selalu menudkung dan memberikan semangat.
6. Rekan – rekan se-angkatan di Jurusan Teknik Sipil Universitas Semarang atas segala
kenangan, memori dan kisah uniknya.
7. Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir (TA)
yang tidak dapat disebutkan satu demi satu.
v
Penyusun menyadari dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir (TA) ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penusun memohon maaf atas segala
kekurangan yang terdapat dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir (TA) ini.
Penyusun berharap semoga Laporan Tugas Akhir (TA) ini bermanfaat bagi penyusun
maupun pembaca yang Budiman guna meningkatkan semagat dalam belajar dan bekerja.
Penyusun
vi
Abstrak
Pembangunan tempat tinggal semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk yang
berkembang sangat pesat di Indonesia. Perencanaan pembangunan tempat penginapan yang berupa bangunan
bertingkat atau rumah susun tidak dapat disamakan seperti pembangunan bangunan biasa, sebab rumah susun
perlu memperhatikan faktor keamanan struktur yang lebih tinggi. Oleh karena itu, tugas akhir ini akan
membahas perencanaan struktur Rumah Susun Soekarno Hatta Semarang dengan ketahanan terhadap gempa.
Perencanaan Struktur Rumah Susun Soekarno Hatta Semarang, berlokasi di Jl. Soekarno Hatta, Kecamatan
Pedurungan, Kota Semarang. Dengan kemajuan zaman dan perkembangan dibidang teknik sipil maka proyek
ini direncanakan dengan mempertimbangkan aspek arsiktektural. Fungsional kestabilan struktur, ekonomi
dan kemudahan pelaksaan kemampuan struktur mengakomondasi sistem gedung serta aspek lingkungan
sekitar proyek sebagai suatu tempat tinggal atau hunian yang baru di kota semarang. Perencanaan struktur
sangat diperlukan untuk mendapat Gedung yang sesuai dengan aturan Standar Nasional Indonesia.
Perencanaan Struktur Rumah Susun Soekarno Hatta Semarang ini mengacu pada peraturan Standar Nasional
Indonesia (SNI), SNI 1726:2019 (Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non-Gedung), SNI-03-1729-2019 (Tata Cara Perencanan Struktur Baja untuk Bangunan
Gedung), Peraturan Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987, I.Wahyudi (Grafik dan Tabel
Perhitungan Beton Bertulang).
Perencanaan Struktur Rumah Susun Soekarno Hatta Semarang ini meliputi perencanaan struktur atas dan
struktur bawah. Dalam perencanan struktur dimodelkan melalui SAP 2000 V.22 dan Autodesk Revit 2022,
Struktur atas yang dimaksud meliputi perencanaan atap, pelat, balok, kolom sedangkan untuk struktur bawah
meliputi perencanaan pondasi. Pembebanan yang di input seperi beban mati, beban hidup, beban angin dan
beban gempa.
Hasil perencanaan menggunakan kombinasi beban gempa sebanyak 32 kombinasi. Didapat 7 tipe balok yaitu
B64A, B67, B56A, B45A, B34A, B32A dan B22A. Terdapat 3 tipe kolom yaitu K88, K97 dan K33A.
Terdapat 6 tipe plat lantai yaitu S12 A, S12 A1, S12 B, S12 B1, S12 C dan S12 C1. Serta menggunakan
pondasi tiang pancang dengan diameter 60 cm.
Kata Kunci : Struktur Gedung, Balok, Atap, Pondasi.
vii
Abstract
The Construction of lodging places such as vi Residential development is increasing along with the
increasing number of people who are growing very rapidly in Indonesia. Planning for the
construction of lodging places in the form of multi-storey buildings or flats cannot be equated with
the construction of ordinary buildings, because flats need to pay attention to the safety factor of a
higher structure. Therefore, this final project will discuss the structural planning of the Soekarno
Hatta Flats in Semarang with earthquake resistance.
Structure Planning of the Soekarno Hatta Flats Semarang, located on Jl. Soekarno Hatta,
Pedurungan District, Semarang City. With the progress of the times and developments in the field of
civil engineering, this project was planned by considering the architectural aspects. Functional
stability of the structure, economy and ease of implementation, the ability of the structure to
accommodate the building system and environmental aspects around the project as a new residence
or residence in the city of Semarang. Structural planning is very necessary to get a building that
complies with the rules of the Indonesian National Standard. The structural planning of the Soekarno
Hatta Semarang Flats refers to the regulations of the Indonesian National Standard (SNI), SNI
1726:2019 (Procedures for Planning Earthquake Resistance for Building and Non-Building
Structures), SNI-03-1729-2019 (Structure Planning Procedures) Steel for Buildings), Loading
Planning Regulations for Houses and Buildings 1987, I.Wahyudi (Charts and Tables for Reinforced
Concrete Calculations).
The structural planning of the Soekarno Hatta Semarang Flats includes the planning of the upper
and lower structures. In planning the structure modeled through SAP 2000 V.22 and Autodesk Revit
2022, the upper structure in question includes the planning of roofs, plates, beams, columns while
for the lower structure includes foundation planning. The input loads are dead load, live load, wind
load and earthquake load.
The results of the planning used a combination of 32 earthquake loads. There are 7 types of beams,
namely B64A, B67, B56A, B45A, B34A, B32A and B22A. There are 3 types of columns, namely K88,
K97 and K33A. There are 6 types of floor plates, namely S12 A, S12 A1, S12 B, S12 B1, S12 C and
S12 C1. As well as using a pile foundation with a diameter of 60 cm.
Keywords: Building Structure, Beams, Roof, Foundation., wind load and earthquake load.
Keywoards : Building Structure, Beams, Columns, Plates, Foundations, Roofs
viii
DAFTAR ISI
ix
2.5.1 Jenis Pembebanan ..................................................................................... 8
2.5.2 Kombinasi Pembebanan.......................................................................... 15
2.5.3 Faktor Reduksi Kekuatan Bahan ............................................................. 16
2.6 Analisis Struktur Terhadap Gempa................................................................... 17
2.6.1 Faktor Keutamaan dan Kategori Resiko Struktur Bangunan (SNI 1726-
2019)........................................................................................................ 17
2.6.2 Klasifikasi Situs untuk Desain Seismik (SNI 1726-2019 Pasal 5).......... 20
2.6.3 Wilayah Gempa dan Parameter Percepatan Gempa (SNI 1726-2019 Pasal
6).............................................................................................................. 22
2.6.4 Faktor Situs dan Parameter Respon Spektral Percepatan Gempa
Maksimum............................................................................................... 23
2.6.5 Parameter Percepatan Spektral Desain ................................................... 25
2.6.6 Spektral Respons Desain ......................................................................... 25
2.6.7 Kategori Desain Seismik......................................................................... 27
2.6.8 Pemilihan Sistem Struktur dan Parameter Sistem (R, Cd, Ω0).............. 27
2.6.9 Geser Dasar Seismik ............................................................................... 28
2.6.10 Perioda Pendekatan Fundamental (SNI 1726-2019 Pasal 7.8.2.1) ....... 29
2.6.11 Skala Nilai Desain untuk Respons Terkombinasi ................................. 31
2.6.12 Kombinasi Pembebanan........................................................................ 31
2.6.13 Faktor Reduksi ...................................................................................... 32
2.7 Perencanaan Struktur Atas (Upper Struktur) .................................................... 32
2.7.1 Perencanaan Atap .................................................................................... 32
2.7.2 Perencanaan Pelat Lantai ........................................................................ 38
2.7.3 Perencanaan Balok .................................................................................. 43
2.7.4 Perencanaan Tangga ............................................................................... 55
2.7.5 Perencanaan Kolom ................................................................................ 57
2.8 Perencanaan Struktur Bawah (Lower Structure) .............................................. 68
2.8.1 Tie beam .................................................................................................. 68
2.8.2 Pondasi .................................................................................................... 69
BAB III METODOLOGI .................................................................................................. 78
3.1 Tinjauan Umum.............................................................................................. 78
3.2 Pengumpulan Data ......................................................................................... 78
x
3.2.1 Data Sekunder ......................................................................................... 78
3.3 Metode Analisis .............................................................................................. 79
3.4 Rencana Teknis Pelaksanaan Studi ................................................................ 81
3.4.1 Tahap Pelaksanaan Studi ......................................................................... 81
3.5 Time Schedule Penyusunan Tugas Akhir ....................................................... 84
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR ......................................................................... 85
4.1 Perencanaan Struktur Atap ............................................................................. 85
4.1.1. Pedoman Perhitungan Atap ..................................................................... 88
4.1.2. Dasar Perencanaan .................................................................................. 88
4.1.3. Perhitungan Beban .................................................................................. 89
4.1.4. Perhitungan Dimensi Gording ................................................................. 92
4.1.5. Perhitungan Dimensi Sagrod ................................................................... 98
4.1.6. Perencanaan Kuda-kuda .......................................................................... 99
4.2 Perencanaan Tangga ..................................................................................... 123
4.2.1. Perhitungan Tangga............................................................................... 125
4.2.2. Perhitungan Pembebanan Tangga ......................................................... 127
4.2.3 Analisa Perhitungan Plat pada Struktur Tangga .................................... 128
4.3 Beban Gempa ............................................................................................... 142
4.3.1. Menentukan Faktor Keutamaan Gedung............................................... 142
4.3.2. Menentukan Klasifikasi Situs................................................................ 142
4.3.3. Parameter Respons Spektral Perecepatan Gempa Maksimum yang
Dipertimbangkan Risiko Tertarget (MCER) ......................................... 143
4.3.4. Menentukan Parameter Percepatan Desain Spektral ............................. 144
4.3.5. Menentukan Spektrum Respons Desain ................................................ 145
4.3.6. Menghitung spektrum response percepatan desain ............................... 145
4.3.7. Menentukan Kategori Desain Seismik (SDC = Seismic Design
Category)............................................................................................... 147
4.3.8. Menetukan Struktur dan Parameternya ................................................. 147
4.3.9. Input Tipe Beban Gempa Statis ............................................................ 148
4.3.10. Input Tipe Beban Gempa Dinamis ................................................... 149
4.3.11. Modal Analisis ................................................................................. 150
4.3.12. Analisis ............................................................................................. 151
xi
4.3.13. Pemeriksaan Berat Struktur .............................................................. 152
4.3.14. Penentuan perioda Desain ................................................................ 152
4.3.15. Pemeriksaan Jumlah Ragam............................................................. 154
4.3.16. Pemilihan jenis Analisa ragam ......................................................... 155
4.3.17. Perbandingan Geser Dasar Statis dan Geser Dasar Dinamis ........... 155
4.3.18. Pemeriksaan Simpangan Antarlantai................................................ 156
4.3.19. Pemeriksaan Hubungan Kolom Balok (HBK) ................................. 157
4.4 Perencanaan Plat Lantai ............................................................................... 160
4.4.1. Plat Lantai S12 A .................................................................................. 160
4.4.2. Plat Lantai S12 A1 ................................................................................ 168
4.4.3. Plat Lantai S12 B................................................................................... 175
4.4.4. Plat Lantai S12 B1................................................................................. 183
4.4.5. Plat Lantai S12 C................................................................................... 191
4.4.6. Plat Lantai S12 C1................................................................................. 199
4.5 Perhitungan Struktur Portal .......................................................................... 207
4.5.1 Portal (Balok dan Kolom) ...................................................................... 207
4.5.2 Pedoman Perhitungan Balok dan Kolom ............................................... 207
4.5.3 Perhitungan Balok dan Kolom ............................................................... 208
4.5.4 Desain Penulangan Balok ...................................................................... 211
4.5.5 Desain Penulangan Kolom ..................................................................... 235
4.5.6 Perencanaan Tie beam............................................................................ 242
4.6 Perencanaan Pondasi .................................................................................... 246
4.6.1 Penyelidikan Tanah ................................................................................ 246
4.6.2 Spesifikasi Pondasi Tiang Pancang ....................................................... 246
4.6.3 Menentukan Tahanan Aksial Tiang ....................................................... 247
4.6.4. Perencanaan Jumlah Tiang dan Konfigurasi Titik Tiang...................... 250
4.6.5 Menghitung Daya Dukung Pile Group .................................................. 252
4.6.6 Distribusi Beban Gempa pada Kelompok Tiang ................................... 253
4.6.7 Cek Terhadap Geser Pons dan Geser Lentur ......................................... 258
4.6.8 Perhitungan Penulangan Pilecap ............................................................ 260
BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 264
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 264
xii
5.2 Saran ............................................................................................................... 265
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 266
xiii
SURAT TUGAS DOSEN PEMBIMBING
xiv
LEMBAR SOAL
xv
DAFTAR GAMBAR
xvii
Gambar 4. 43 Partisipas Rasio Mass ................................................................................. 155
Gambar 4. 44 Hubungan Balok Kolom ............................................................................. 157
Gambar 4. 45 Denah Plat Lantai ....................................................................................... 160
Gambar 4. 46 Plat Dengan 3 Sisi Terjepit ......................................................................... 161
Gambar 4. 47 Koefisien Momen Plat Tipe A .................................................................... 162
Gambar 4. 48 Denah Plat Lantai ....................................................................................... 168
Gambar 4. 49 Plat Dengan 3 Sisi Terjepit ......................................................................... 169
Gambar 4. 50 Koefisien Momen Plat Tipe A .................................................................... 170
Gambar 4. 51 Denah Plat Lantai ....................................................................................... 175
Gambar 4. 52 Plat Dengan 4 Sisi Terjepit ......................................................................... 177
Gambar 4. 53 Koefisien Momen Plat Tipe C .................................................................... 177
Gambar 4. 54 Denah Plat Lantai ....................................................................................... 183
Gambar 4. 55 Plat Dengan 4 Sisi Terjepit ......................................................................... 184
Gambar 4. 56 Koefisien Momen Plat Tipe C .................................................................... 185
Gambar 4. 57 Denah Plat Lantai ....................................................................................... 191
Gambar 4. 58 Plat Dengan 2 Sisi Terjepit ......................................................................... 192
Gambar 4. 59 Koefisien Momen Plat Tipe D .................................................................... 193
Gambar 4. 60 Penulangan Plat Lantai ............................................................................... 198
Gambar 4. 61 Denah Plat Lantai ....................................................................................... 199
Gambar 4. 62 Plat Dengan 4 Sisi Terjepit ......................................................................... 200
Gambar 4. 63 Koefisien Momen Plat Tipe C .................................................................... 201
Gambar 4. 64 Perspektif rangka portal struktur beton....................................................... 207
Gambar 4. 65 Beban Mati Pelat......................................................................................... 210
Gambar 4. 66 Beban Hidup Pelat ...................................................................................... 210
Gambar 4. 67 Grafik Tension controlled tumpuan ............................................................ 216
Gambar 4. 68 Grafik Tension controlled lapangan ........................................................... 218
Gambar 4. 69 Geser Desain untuk Balok .......................................................................... 220
Gambar 4. 70 Panjang Penyaluran Kait............................................................................. 223
Gambar 4. 71 Penyaluran Tulangan Momen Negatif ........................................................ 224
Gambar 4. 72 Detail balok B64A 60 x 45 ......................................................................... 224
Gambar 4. 73 Detail Balok B.3B 300x600 Lantai 3 ......................................................... 226
Gambar 4. 74 Detail Balok B.4C 250x500 ........................................................................ 227
xviii
Gambar 4. 75 Detail Balok B.4C 250x500 ........................................................................ 229
Gambar 4. 76 Detail Balok B.4C 250x500 ........................................................................ 231
Gambar 4. 77 Detail Balok B.4C 250x500 ........................................................................ 233
Gambar 4. 78 Detail Balok B.4C 250x500 ........................................................................ 234
Gambar 4. 79 Kontrol Desain Kolom Menggunakan Aplikasi spColumn ........................ 236
Gambar 4. 80 Pengecekan Tulangan Tumpuan Tie beam 35x60 dengan sP-Column ...... 243
Gambar 4. 81 Pengecekan Tulangan lapangan Tie beam 35x60 dengan sP-Column ....... 244
Gambar 4. 82 Spesifikasi Tiang Pancang .......................................................................... 247
Gambar 4. 83 Pondasi Tipe P4 .......................................................................................... 255
Gambar 4. 84 Pondasi Tipe P5 .......................................................................................... 257
xix
DAFTAR TABEL
xxi
Tabel 4. 43 Kontrol simpangan akibat respons spektrum arah Y ...................................... 157
Tabel 4. 44 Rekapitulasi Dimensi Balok ........................................................................... 158
Tabel 4. 45 Rekapitulasi Dimensi Kolom ......................................................................... 158
Tabel 4. 46 Rekapitulasi Dimensi Balok ........................................................................... 208
Tabel 4. 47 Rekapitulasi Dimensi Kolom ......................................................................... 209
Tabel 4. 48 Gaya Dalam Balok B64A-60x45.................................................................... 212
Tabel 4. 49 Gaya Geser Desain Balok B64A 60x45 ......................................................... 220
Tabel 4. 50 Rekapitulasi Balok Tipe B64A 60 x 45 cm .................................................... 224
Tabel 4. 51 Gaya Dalam Balok B-60x70 .......................................................................... 225
Tabel 4. 52 Rekapitulasi Balok Tipe B67 60x70 cm ......................................................... 226
Tabel 4. 53 Gaya Dalam Balok B56A-50x65.................................................................... 227
Tabel 4. 54 Rekapitulasi Balok Tipe B56A 50X65 cm ..................................................... 228
Tabel 4. 55 Gaya Dalam Balok B45A-40x55.................................................................... 229
Tabel 4. 56 Rekapitulasi Balok Tipe B45A 40X55 cm ..................................................... 229
Tabel 4. 57 Gaya Dalam Balok B34A-30x45.................................................................... 231
Tabel 4. 58 Rekapitulasi Balok Tipe B34A 30X45 cm ..................................................... 231
Tabel 4. 59 Gaya Dalam Balok B32A-30x25.................................................................... 232
Tabel 4. 60 Rekapitulasi Balok Tipe B32A 30X20 cm ..................................................... 233
Tabel 4. 61 Gaya Dalam Balok B22A-20x25.................................................................... 234
Tabel 4. 62 Rekapitulasi Balok Tipe B22A 20X25 cm ..................................................... 235
Tabel 4. 63 Rekapitulasi Kolom Tipe K88 80 x 80 cm ..................................................... 241
Tabel 4. 64 Rekapitulasi Kolom Tipe K97 90 x 70 cm ..................................................... 241
Tabel 4. 65 Rekapitulasi Kolom Tipe K33A 35 x 35 cm .................................................. 242
Tabel 4. 66 Rekapitulasi Tie-Beam Tipe TB1 30 x 60 cm ................................................ 245
Tabel 4. 67 Rekapitulasi Tie-Beam Tipe TB2 25 x 50 cm ................................................ 245
Tabel 4. 68 Rekapitulasi Tie-Beam Tipe TB3 25 x 40 cm ................................................ 245
Tabel 4. 69 Perhitungan hasil pengujian SPT.................................................................... 248
Tabel 4. 70 Perhitungan hasil pengujian SPT.................................................................... 250
Tabel 4. 71 Jumlah Tiang Pancang Perlu .......................................................................... 251
Tabel 4. 72 Efisiensi Pile Group ........................................................................................ 252
Tabel 4. 73 Pemeriksaan Daya Dukung Pile Group .......................................................... 253
Tabel 4. 74 Kombinasi Beban Gempa Pondasi ................................................................. 254
xxii
Tabel 4. 75 Data Joint Reaksi Gempa Nominal Tipe P4 ................................................... 255
Tabel 4. 76 Koordinat Pile Tipe P4 ................................................................................... 256
Tabel 4. 77 Distribusi Beban Gempa Nominal ke-kelompok Pile Tipe P4....................... 256
Tabel 4. 78 Data Joint Reaksi Gempa Nominal Tipe P5 ................................................... 256
Tabel 4. 79 Koordinat Pile Tipe P5 ................................................................................... 257
Tabel 4. 80 Distribusi Beban Gempa Nominal ke-kelompok Pile Tipe P5....................... 258
xxiii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
Ach = luas penampang dari sisi luar ke sisi luar tulangan tranversal, mm 2
= luas bruto penampang beton yang dibatasi oleh tebal badan dan
Acv
panjang penampang dalam arah gaya geser yang ditinjau, mm 2,
Aj = luas efektif joint, mm2,
Ag = luas bruto, mm2,
As = luas tulangan tarik non-prategang, mm2,
Ash = luas tulangan sengkang, mm2,
Av = luas tulangan geser dalam daerah sejarak s, mm 2,
B = lebar penampang, mm,
Bw = lebar bagian badan, mm,
C1 = nilai faktor respons gempa,
Cm = koefisien momen,
d = jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik, mm,
d’ = jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tekan, mm,
DF = faktor distribusi momen untuk kolom,
di = simpangan horisontal lantai tingkat ke-i, mm,
Ec = modulus elastisitas beton, MPa,
EI = kekakuan lentur komponen struktur tekan, N-mm2,
Es =modulus elastisitas tulangan, MPa,
fc’ = kuat tekan beton karakteristik, MPa,
Fi = gaya gempa tiap lantai, kN,
fy = kuat leleh yang disyaratkan untuk tulangan non-prategang,
MPa, g = gaya gravitasi, m/detik2,
h = tinggi penampang, mm,
= dimensi penampang inti kolom diukur dari sumbu ke sumbu
hc
tulangan pengekang, mm,
hi = tinggi lantai tingkat ke-i struktur atas suatu gedung, mm,
hw = tinggi dinding keseluruhan atau segmen dinding yang ditinjau, mm,
= spasi horizontal maksimum untuk kaki – kaki sengkang tertutup atau
hx
sengkang ikat pada semua muka kolom, mm,
xxiv
I = faktor keutamaan gedung,
Ib = momen inersia balok, mm4,
Ig = momen inersia bruto, mm4,
Ik =momen inersia kolom, mm4,
k = faktor panjang efektif komponen struktur tekan,
klx = koefisien lapangan arah x,
kly = koefisien lapangan arah y,
ktx = koefisien tumpuan arah x,
kty = koefisien tumpuan arah y,
L = panjang bentang, mm
= panjang minimum diukur dari muka join sepanjang sumbu
lo komponen struktur, dimana harus disediakan tulangan transversal,
mm,
lu = panjang bersih antar lantai, mm,
= panjang keseluruhan dinding atau segmen dinding yang ditinjau
lw
dalam arah gaya geser, mm,
lx = panjang bentang pendek, mm,
ly = panjang bentang panjang, mm
Me = momen akibat gaya aksial, kNm,
Mg = momen kapasitas akibat gempa, kNm,
Mn = kuat momen nominal pada penampang, kNm,
Mpr = momen kapasitas positif pada penampang, kNm,
Mnr = momen kapasitas negatif pada penampang, kNm,
Mu = momen terfaktor pada penampang, kNm,
n = jumlah lantai tingkat struktur gedung,
NDL = gaya aksial akibat beban mati, kN,
NLL = gaya aksial akibat beban hidup, kN,
Nu = beban aksial terfaktor yang terjadi bersamaan dengan Vu, kN,
Pc = beban kritis, kN,
Pn = kuat nominal penampang yang mengalami tekan, kN,
Pu = beban aksial terfaktor, kN,
xxv
QDL = beban mati per satuan luas, kN/m2,
QLL = beban hidup per satuan luas, kN/m2,
R = faktor reduksi gempa,
Rn = tahanan momen nominal, kN/mm2,
r = radius girasi, mm,
s = jarak antar tulangan, mm,
T1,T2 = gaya tarik tulangan, kN,
T1 = waktu getar alami fundamental struktur gedung, detik,
Ux = simpangan arah x, mm,
Uy = simpangan arah y, mm,
= gaya geser dasar nominal statik ekuivalen akibat pengaruh gempa
V
rencana yang bekerja di tingkat dasar struktur, kN,
= gaya geser dasar nominal yang bekerja di tingkat dasar struktur
V1
gedung dengan tingkat daktilitas umum, kN,
Vc = gaya geser nominal yang disumbangkan oleh beton, kN,
Ve = gaya geser akibat gempa, kN,
Vg = gaya geser akibat beban gravitasi, kN,
Vh = gaya geser horizontal, kN,
Vj = gaya geser pada joint, kN,
Vn = kuat geser nominal, kN,
Vs = kuat geser nominal yang disumbangkan oleh tulangan geser, kN,
Vu = gaya geser terfaktor pada penampang, kN,
Vu-d = gaya geser terfaktor pada penampang sejauh d dari muka kolom, kN,
Vu-2h = gaya geser terfaktor pada penampang sejauh 2h dari muka kolom,kN,
Wu = beban terfaktor per unit panjang dari balok atau per unit luas pelat kN/m,
Wi = berat lantai tingkat ke-i struktur atas suatu gedung, kN,
Wt = berat total gedung, kN,
= koefisien yang mendefinisikan kontribusi relative dari tahanan beton
ߙc
terhadap tahanan dinding,
∆s = selisih simpangan antar tingkat, mm,
Φ = faktor reduksi kekuatan,
ρ = rasio tulangan tarik non-prategang,
xxvi
ρn = rasio luas tulangan yang tersebar pada bidang yang paralel bidang
= terhadap luas beton bruto yang tegak lurus terhadap tulangan
Acv
tersebut,
= rasio luas tulangan yang tersebar pada bidang yang tegak lurus
ρv
bidang Acv terhadap luas beton bruto Acv,
= koefisien pengali dari jumlah tingkat struktur gedung yang
ζ
membatasi waktu getar alami fundamental struktur gedung,
xxvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 3D Architecture
Lampiran 2 3D Architecture
Lampiran 3 Tampak Depan Arsitektur
Lampiran 4 Tampak Samping Arsitektur
Lampiran 5 Potongan Portal A-A
Lampiran 6 Potongan Portal B-B
Lampiran 8 Kuda-kuda 4
Lampiran 9 3D Kuda-kuda
Lampiran 10 Denah Lantai 1
Lampiran 11 Denah Lantai 2
Lampiran 12 Denah Lantai 3
Lampiran 13 Denah Lantai 4
Lampiran 14 Denah Lantai 5
Lampiran 15 Denah Lantai 6
Lampiran 16 Denah Lantai 7
Lampiran 17 Denah lantai 8
Lampiran 18 Denah Balok Atap
Lampiran 19 Denah Kolom Lantai 1
Lampiran 20 Denah Kolom Lantai 2
Lampiran 21 Denah Kolom Lantai 3
Lampiran 22 Denah Kolom Lantai 4
Lampiran 23 Denah Kolom Lantai 5
Lampiran 24 Denah Kolom Lantai 6
Lampiran 25 Denah Kolom Lantai 7
Lampiran 26 Denah Kolom Lantai 8
Lampiran 27 Denah Kolom Lantai Atap
Lampiran 28 Denah Struktur Pile Cap
Lampiran 29 Denah Tie beam Lantai 1
Lampiran 30 Denah Balok Lantai 2
Lampiran 31 Denah Balok Lantai 3
Lampiran 32 Denah Balok Lantai 4
xxviii
Lampiran 33 Denah Balok Lantai 5
Lampiran 34 Denah Balok Lantai 6
Lampiran 35 Denah Balok Lantai 7
Lampiran 36 Denah Balok Lantai 8
Lampiran 37 Denah Balok Atap
Lampiran 38 Denah Balok Lantai Rangkap Atap
Lampiran 39 Denah Plat Lantai 2-8
Lampiran 40 Detail Tangga
Lampiran 41 Pile Cap 4
Lampiran 42 Pile Cap 5
Lampiran 43 Detail Plat Lantai
Lampiran 44 Detail Balok, Tie beam dan Kolom
xxix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
5
6
ujung strukturmelintang terhadap suatu sumbu adalah lebih dari 1,2 kali
simpangan antar tingkat rata-rata di kedua ujung struktur.
b. Ketidakberaturan torsi berlebih
Didefinisikan ada jika simpangan antar tingkat maksimum yang
dihitung termasuk torsi tak terduga dengan Ax= 1,0 di salah satu ujung
struktur melintang terhadap suatu sumbu adalah lebih dari 1,4 kali
simpangan antar tingkat rata-rata di kedua ujung struktur.
a. Beban Mati
Beban mati (dead load) adalah berat sendiri dari semua
bagian dari suatu bangunan yang bersifat tetap. Beban mati
dihitung dari berat unsur struktur sendiri dan beban-beban tetap,
seperti kelengkapan bangunan, genteng/atap, barang-barang yang
tidak bergerak, lemari, langit-langit dan lain-lain (Nasution,
2008).
Menurut Pedoman Perencanaan Pembebanan Indonesia untuk
Rumah dan Gedung tahun 1987 beban mati pada struktur terbagi
menjadi 2, yaitu beban mati akibat material konstruksi misalnya:
balok, plat, kolom, dinding geser, kuda-kuda dan lainnya serta
beban mati akibat komponen gedung misalnya: bata ringan,
penggantung plafon, plafon, keramik, kaca, kusen dan lainnya.
Pada Tabel 2.2 dapat dilihat Berat Sendiri Material Konstruksi.
Sedangkan berat sendiri komponen gedung dapat dilihat pada
Tabel 2.3.
Tabel 2. 2 Berat Sendiri Material Konstruksi
Bahan Bangunan Berat
Baja 7850 kg/m3
Batu Alam 2600 kg/m3
Batu Belah, batu bulat, batu gunung (berat tumpuk) 1500 kg/m3
Batu Karang 700 kg/m3
Batu pecah 1450kg/m3
Besi tuang 7250 kg/m3
Beton 2200 kg/m3
Beton bertulang 2400 kg/m3
Kayu kelas 1 1000 kg/m3
Kerikil, koral (kering udara sampai lembap, tanpa diayak) 1650 kg/m3
Pasangan bata merah 1700 kg/m3
Pasangan batu belah, batu bulat, batu gunung 2200 kg/m3
Pasangan batu cetak 2200 kg/m3
Pasangan batu karang 1450 kg/m3
1600 kg/m3
10
Tanpa lubang :
300 kg/m2
Tebal dinding 15 cm
200 kg/m2
Tebal dinding 20 cm
5. Langit-langit dan dinding (termasuk rusuk-rusuknya, tanpa
penggantung langit-langit atau paku), terdiri dari :
Semen asbes, dengan tebal maksimum 4 mm 11 kg/m2
Kaca, dengan tebal 3-5 mm 10 kg/m2
6. Lantai kayu sederhana dengan balok kayu, tanpa langit-langit dengan 40 kg/m2
bentang maksimum 5 m dan untuk beban hidup maksimum 200 kg/m2
7. Penggantung langit-langit (dari kayu), dengan bentang maksimum 5m7 kg/m2
dan jarak s.k.s minimum 0,80 m
8. Penutup atap genting dengan reng dan usuk/kaso per m2 bidang atap 50 kg/m2
9. Penutup atap sirap dengan reng dan usuk/kaso per m2 bidang atap 40 kg/m2
10. Penutup atap seng gelombang (BWG 24) tanpa gordeng 10 kg/m2
11. Penutup lantai dari ubin semen Portland,eraso dan beton,tanpa aduan24 kg/m2
per cm tebal
12. Semen asbes gelombang (tebal 5 mm ) 11 kg/m2
Sumber :Pedoman Perencanaan Pembebanan Indonesia untuk Rumah dan Gedung
(PPPURG 1987)
12
b. Beban Hidup
Beban hidup (live load) merupakan beban yang besar dan
posisinya dapat berubah-ubah. Beban hidup yang dapat bergerak
dengan tenaganya sendiri disebut beban bergerak, seperti
kendaraan, manusia dan crane. Sedangkan beban yang dapat
dipindahkan diantaranya furniture, material gedung serta barang-
barang lain yang berada dalam gedung itu sendiri. Padatabel 2.4
dapat dilihat beban hidup pada struktur.
Tabel 2. 4 Beban Hidup pada Struktur Lantai
No Penggunaan Berat
1 Lantai dan tangga rumah tinggal kecuali yang disebut No.2 200 kg/m2
Lantai & tangga rumah tinggal sederhana dan gudang-
2 125 kg/m2
gudang selain untuk toko, pabrik, bengkel
Lantai Sekolah, ruang kuliah, kantor, toko, toserba,
3 250 kg/m2
restoran, hotel, asrama, rumah sakit
dari yang ditentukan di atas, maka tekanan tiup angin tersebut harus
dihitung dengan rumus:
p = V2/16 (kg/m2)
Dimana :
p = tekanan tiup angin (kg/m2).
V2= kecepatan angin (m/detik).
Beban angin ditentukan dengan menganggap adanya
tekanan positif (angin tekan) dan tekanan negatif (angin hisap),
yang bekerja tegak lurus padabidang-bidang yang ditinjau.
c. Beban Khusus
Beban khusus adalah semua beban yang bekerja pada
gedung atau bagian gedung yang terjadi akibat selisih suhu,
pengangkatan dan pemasangan, penurunan pondasi, susut, gaya-
gaya tambahan yang berasal dari beban hidup seperti gaya rem
yang berasal dari keran, gaya sentrifugal dan gaya dinamis yang
berasal deri mesin-mesin, serta pengaruh-pengaruh khusus lainnya.
(Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung
1987).
L = Beban Hidup
Lr = Beban Hidup Atap
R = Faktor Reduksi Gempa
W = Beban Angin
E = Beban Gempa
2.6.1 Faktor Keutamaan dan Kategori Resiko Struktur Bangunan (SNI 1726-
2019)
Berbagai kategori resiko bangunan gedung dan struktur lainnya untuk
tabel 2.7. tergantung pada probabilitas terjadinya keruntuhan struktur gedung
selama umur rencana tersebut yang diharapkan. Menurut SNI 1726-2019
kategori resiko bangunan sebagai berikut:
18
Tabel 2. 7 Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk Beban Gempa
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Risiko
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko rendah terhadap jiwa
manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk,
antara lain:
I
- Fasilitas pertanian, perkebunan, perternakan, dan perikanan
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam kategori
risiko I,III,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Perumahan
- Rumah toko dan rumah kantor
- Pasar
- Gedung perkantoran
II
- Gedung apartemen/ rumah susun
- Pusat perbelanjaan/ mall
- Bangunan industri
- Fasilitas manufaktur
- Pabrik
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa
manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Bioskop
- Gedung pertemuan
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit gawat darurat
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan non gedung, tidak termasuk kedalam kategori risiko IV,
yang memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang besar
19
Sumber: SNI-1726-2019
Sedangkan untuk faktor keutamaan struktur bangunan dijelaskan pada tabel 2.8
sebagai berikut :
Tabel 2. 8 Faktor Keutamaan Gempa
1. I atau II 1,0
2. III 1,25
3 IV 1,50
Sumber : SNI-1726-2019
SF (tanah khusus, yang Setiap profil lapisan tanah yang memiliki salah satu atau lebih
membutuhkan dari karakteristik berikut:
investigasi geoteknik - Rawan dan berpotensi gagal atau runtuh akibat beban gempa
spesifik dan analisis seperti mudah likuifaksi, lempung sangat sensitif, tanah
respons spesifik-situs tersementasi lemah
yang mengikuti) - Lempung sangat organik dan/atau gambut (ketebalan H > 3m)
2.6.3 Wilayah Gempa dan Parameter Percepatan Gempa (SNI 1726-2019 Pasal 6)
Besar kecilnya beban gempa yang diterima suatu struktur tergantung
padalokasi dimana struktur bangunan tersebut akan dibangun seperti terlihat
pada Gambar 2.1.
2.6.4 Faktor Situs dan Parameter Respon Spektral Percepatan Gempa Maksimum
Faktor amplifikasi seismik diperlukan untuk penentuan respons
spektral percepatan gempa MCER di permukaan tanah. Faktor amplikasi
seismik yang digunakan yaitu faktor amplifikasi seismik pada perioda 0,2 detik
dan perioda 1 detik. Faktor amplifikasi meliputi getaran terkait percepatan pada
getaran perioda pendek (Fa) dan faktor amplifikasi terkait percepatan pada
getaran perioda 1 detik(Fv).
24
Keterangan:
SDS= Parameter percepatan spektral desain untuk perioda pendek
SD1= Parameter percepatan spektral desain untuk perioda 1 detik
SMS= Parameter spektrum respons percepatan pada perioda pendek
SM1= Parameter spektrum respons percepatan pada perioda pendek
2. Untuk perioda lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil dari
atau sama dengan Ts , spektrum respons percepatan desain, Sa sama
dengan SDS
3. Untuk perioda lebih besar dari Ts, tetapi lebih kecil dari atau sama dengan
TL, spektrum respons percepatan desain, Sa, di ambil berdasarkan
persamaan :
26
𝑺𝑫𝟏
Sa = 𝑇
4. Untuk perioda lebih besar dari TL, spektrum respons percepatan desain,
Sa, di ambil berdasarkan persamaan:
𝑆𝐷1 𝑥 𝑇𝐿
Sa = 𝑇2
Keterangan :
SDS = Parameter respons spectral percepatan desain pada perioda
pedek
SD1 = Parameter respons spectral percepatan desain pada perioda
1 detik
T = Perioda getar fundamental struktur
𝑆𝑑1
T0 = 0,2 𝑆𝑑𝑠
𝑆𝑑1
Ts = 𝑆𝑑𝑠
TL = Peta transisi periode panjang
Sumber : SNI-1726-2019
Gambar 2. 5 Spektrum Respons Desain
27
Kategori risiko
Nilai 𝐒𝐝𝐬
I atau II atau III IV
Sds < 0,167 A A
0,167 ≤ Sds < 0,33 B C
0,33 ≤ Sds < 0,50 C D
0,50 ≤ Sds D D
Sumber: Tabel 8 SNI 1726-2019
Tabel 2. 13 Kategori desain seismik berdasarkan parameter respons
Kategori risiko
Nilai Sd1
I atau II atau III IV
Sd1 < 0,167 A A
0,067 ≤ Sd1< 0,133 B C
0,133 ≤ Sd1 < 0,20 C D
0,20 ≤ Sd1 D D
Sumber: Tabel 9 SNI 1726-2019
2.6.8 Pemilihan Sistem Struktur dan Parameter Sistem (R, Cd, Ω0)
Sistem penahan gaya gempa lateral dan vertikal dasar harus memenuhi
salah satu tipe yang ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.
28
Batasan Sistem
Koefisien Faktor Struktur Termasuk
Sistem Penahan Respons Kuat Faktor Batasan Tinggi
Gaya Gempa Modifikasi, Lebih, Pembesaran Struktur
R Ω0 Defleksi, Cd Kategori Desain
Seismik
B C D E F
Sistem Rangka Pemikul Momen
1. Rangka beton
bertulang
pemikul 8 3 5,5 TB TB TB TB TB
momen
khusus
2. Rangka beton
bertulang
pemikul TB TB TI TI TI
5 3 4,5
momen
menengah
3. Rangka beton
bertulang
3 3 2,5 TB TI TI TI TI
pemikul
momen biasa
Sumber : Tabel 12 SNI 1726:2019
V = Cs x W
Keterangan:
Cs = koefisien respons seismik
W = berat bangunan
𝑆
Cs = 𝐷𝑆
𝑅
( 𝑙𝑒 )
Keterangan:
𝑆𝐷𝑆 = parameter percepaatan spectral respons desain perioda
pendek
R = faktor modifikasi respons
𝐼𝑒 = faktor keutamaan gempa
Nilai Cs yang dihitung tidak perlu melebihi:
Untuk T ≤ TL
𝑆
Cs = 𝐷1
𝑅
T ( 𝑙𝑒 )
Untuk T > TL
𝑆
C = 𝐷1𝑇𝐿
𝑅
𝑇 2 ( 𝑙𝑒 )
Keterangan:
𝑆𝐷1 = parameter percepaatan spectral respons desain perioda 1
detik
T = perioda fundamental struktur
Cs tidak harus kurang dari: Cs = 0,044𝑆𝐷𝑆 x 𝐼𝑒 ≥ 0,01
Ta = Ct Hn x
Sebagai alternatif dijijinkan untuk menentukan perioda fundamental
pendekatan (Tu) dalam detik. Dari persamaan berikut untuk struktur dengan
ketinggian tidak boleh melebihi 12 tingkat dimana sistem penahan gaya gempa
terdiri dari rangka penahan momen beton atau baja secara keseluruhan dan
tinggitingkat paling sedikit 3 m.
0,1
Ta = 𝑁
x
Periode fundamental dari 2 cara tersebut tidak boleh melebihin Cu x Ct x hn
Keterangan:
N = Jumlah tingkat
hn = ketinggian struktur dalam (m) di atas dasar sampai tingkat tertinggi struktur
Ct dan x di tentukan tabel 2.16.
Tabel 2. 15 Koefisien untuk batas atas pada perioda yang di hitung
Tipe struktur Ct x
Sistem rangka pemikul momen di mana rangka memikul 100
% gaya seismik yang disyaratkan dan tidak dilingkupi atau
dihubungkan dengan komponen yang lebih kaku dan akan
mencegah rangka dari defleksi jika dikenai gaya seismik:
Rangka baja pemikul momen 0,0724 0,8
Rangka beton pemikul momen 0,0466 0,9
Rangka baja dengan bresing eksentris 0,0731 0,75
Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap tekuk 0,0731 0,75
Semua sistem struktur lainnya 0,0488 0,75
Sumber : SNI-1726-2019
2.6.11 Skala Nilai Desain untuk Respons Terkombinasi
Kombinasi respons untuk geser dasar ragam (Vt) yang lebih kecil
85% darigeser dasar yang dihitung (V) meggunakan prosedur gaya lateral
ekuivalen sehingga gaya harus dikalikan dengan 0,85V / Vt.
Keterangan:
V = geser dasar prosedur gaya lateral ekuivalen
Vt= geser dasar dari kombinasi ragam yang disyaratkan
Keterangan :
D : Beban mati L : Beban Hidup
Lr : Beban hidup atap R : Faktor Reduksi
E : Beban gempa W : Beban angin
Untuk kombinasi beban gempa jika pengaruh gaya gempa yang
ditetapkan, E, yang didefinisikan dalam SNI 1726:2019 dikombinasikan
dengan pengaruh lainnya. Untuk kombinasi dasar untuk desain kekuatan
yaitu :
1. (1,2 + 0,2SDS)D + ρQE + L
2. (0,9 + 0,2SDS)D + ρQE + 1,6 H
Untuk kombinasi dasar untuk desain tegangan ijin yaitu :
1. (1,0 + 0,14SDS)D + F + 0,7 ρQE
2. (1,0 + 0,10SDS)D + F + 0.525 ρQE + 0,75 L + 0,75(Lr atau R)
3. (0,6 + 0,14SDS)D + 0,7 ρQE
5. 𝑞𝑥 ⋅ 𝑙4 𝑝𝑥 ⋅ 𝑙3
+
𝛿x= 384 ⋅ 𝐸 ⋅ 𝐼𝑦 48 ⋅ 𝐸 ⋅ 𝑙𝑦
5. 𝑞𝑥 ⋅ 𝑙4 𝑝𝑥 ⋅ 𝑙3
𝛿𝑦= +
384 ⋅ 𝐸 ⋅ 𝐼𝑥 48 ⋅ 𝐸 ⋅ 𝑙𝑥
b. Batang Tekan
Perencanaan struktur tekan sesuai dengan SNI 03-
1729:2020 BAB E pasal E1. Suatu komponen struktur yang
36
𝜋2 𝑥 𝐸 𝑥𝑙
𝑃𝑐𝑟 =
𝐿2
𝑃𝑐𝑟 𝑥 𝐿2
𝐼=
𝜋2 𝑥 𝐸
Dimana :
Pcr = Gaya tekan pada batang
E = Modulus elastisitas baja
L = Panjang batang
Tekuk Lentur
𝐾𝑥𝐿 𝐸
Tegangan kritis = ≥ 4,71√
𝑟 𝐹𝑦
Dimana :
Dimana :
K = faktor panjang efektif (SNI 03-1729:2020 pasal E2)
b = lebar penampang baja yang dipakai
t = tebal penampang baja yang dipakai
2.7.1.3 Perhitungan Sambungan Baut
a. Tahanan geser baut
Rn = x m x r1 x fub x Ab
Dimana :
m = Bidang geser
r1 = Jumlah irisan
fub = Tegangan tarik putus baut (MPa)
Ab = Luas dimensi baut (mm2)
b. Tahan tumpu baut
Rn = x 2,4 x db x tp x fup
Dimana :
db = Diameter baut
tp = Tebal plat
fup= Tegangan tarik putus plat (MPa)
c. Jumlah Baut
Cek menggunakan Rn geser atau tumpu t/d, bila t/d ≤
0.628, maka perhitungan jumlah baut menggunakan kekuatan
tumpu baut, Jika:
t ≥ 0.628
𝑑
Maka menggunakan kekuatan geser baut
n = Pu
Rn
Keterangan :
n = jumlah baut
Pu = gaya batang terfaktor
Rn = kekuatan baut
d. Jarak Antar Baut Syarat :
3db < S < 15 tp / 200 mm
1.5db < S1 < (4tp + 100 mm) / 200 mm
38
Dimana :
db = diameter baut
tp = tebal plat
e. Jarak tepi minimum
Penentuan jarak tepi minimum baut ssesui dengan SNI 03-
1729:2015 Tabel J3.4M.
Desain kuda-kuda didesain dengan memperhatikan batasan-
batasan sebagai berikut dan untuk menghindari tekuk pada tahap
pelaksanaan maupun akibat gaya yang bekerja, kelangsingan
maksimum batang hars memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Konstruksi utama tidak boleh lebih dari 150
Konstruksi sekunder tidak lebih dari 200
Angka kelangsingan
𝐿𝑘
(𝜆) =
𝑙
𝑚𝑖𝑛
Dimana:
i min = 1/12 x bh3
keterangan:
Lk = panjang tekuk (m)
i min = jari-jari kelembaman minimum batang ( m)
Menurut PPPURG 1978 beban hidup pada struktur atap yang
menggunakan dak memiliki berat 100 kg/m2.
timbul akibat beban gempa bumi harus berupatulangan ulir yang memenuhi
ASTM A706M mutu 420 MPa (𝑓𝑦=420 𝑀𝑃𝑎).
Dimana Ly > Lx
b. Pelat dua arah (Two Way Slab) adapun syarat dari pelat dua
arah adalahmemenuhi persamaan:
𝐿𝑦
B= 𝐿𝑥 < 3
Dimana Ly > Lx
2. Menentukan Tebal Pelat
Berdasarkan SNI 03-2847-2019 pasal 7.3.1(hal 120) dan
pasal 9.3.1(180) tebal pelat minimum ditentukan berdasarkan
kontrol defleksi satu arah atau dua arah seperti berikut :
a. Satu arah
Berdasarkan SNI 03-2847-2019 pasal 7.3.1(hal 120) dan
pasal 9.3.1(180) tebal minimum balok non-prategang atau
pelat satu arah bila lendutan tidak dihitung adalah:
41
Tabel 2. 17 Tebal Minimun Balok Non-Prategang Atau Pelat Satu Arah Bila Lendutan
Tidak Dihitung
Tebal minimum, h
Komponen struktur Tertumpu Satu ujung Kedua ujung kantilever
Sederhana menerus menerus
Komponen struktur tidak menumpu atau dihunbungkan
dengan partisi atau konstruksi lainnya yg mungkin rusak oleh
lendutan besar.
Pelat masih satu arah e / 20 e/ 24 e / 28 e / 10
Balok atau pelat rusuk
satu arah e / 16 e / 18,5 e / 21 e/8
CATATAN:
Panjang bentang dalam mm.
Nilai yang diberikan harus digunakan langsung untuk komponen struktur dengan beton
normal dan tulangan tulangan Mutu
420 MPa. Untuk kondisi lain, nilai di atas harus dimodifikasikan sebagai berikut:
(a) Untuk struktur beton ringan dengan berat jenis (equilibrium density), wc, di antara
1440 sampai 1840 kg/m3, nilai tadi harus dikalikan dengan (1,65 – 0,0003wc)
tetapi tidak kurang dari 1,09.
(b) Untuk fy selain 420 MPa, nilainya harus dikalikan dengan (0,4 + fy/700).
𝑓𝑦
Dimana m = 0,85 𝑥 𝑓𝑐
0,85.𝑓𝑐.β1 600
Dengan nilai = ( )(600+𝑓𝑦)
𝑓𝑦
𝑓𝑦
𝜌max = 0,85 𝑥 𝑓𝑐
1,4 √𝑓𝑐
𝜌min = ( ) 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜌min =
𝑓𝑦 4 𝑥 𝑓𝑦
1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = 𝑓𝑦
ρmaks = 0,75 x ρb
Checking ρmin < ρ < ρmaks
Jika ρ < digunakan tulangan tunggal dengan ρmin
Jika ρ min < ρ < ρmaks digunakan tulangan tunggal dengan p
Jika ρ > ρ maks, maka digunakan tulangan rangkap
Jika ρ > ρb ,maka penampang diperbesar
b. Luas Tulangan yang dibutuhkan
Ast = ρ x b x d
Luas tulangan tekan (As’) diambil 50% dari
AstAs’ = 50% . Ast
Tulangan yang dibutuhkan (n)
𝐴𝑠𝑡
n = 𝐴𝑠
fy 600+fy
ρmax ρmax = 0,75 x ρb, ρmin = ( 1,4 )
fy
ρmax = 0,75 x ρb, maka memenuhi balok tulangan rangkap
𝐴𝑠 = 𝜌𝑏. 𝑏 . 𝑑 = ….. (mm2), cari di tabel
𝐴𝑠⋅𝑓𝑦
𝑎= ∅⋅𝑓𝘍⋅𝑏
46
Dimana :
As = luas dari jumlah tulangan
b = hitungan desain
d. Momen
𝑎
𝑀𝑛 = 𝐴𝑠 ⋅ 𝑓𝑦 ⋅ (𝑑 − 2 )
𝑀𝑚𝑎𝑥 = 𝑀𝑢
= 𝜙 ⋅ 𝑀𝑛 > momen (+) hasil hitungan struktur
𝑀𝑚𝑎𝑥 = 𝜙 ⋅ 𝑀𝑛1, 𝑀𝑛1= momen negatif, hitungan struktur
𝑀𝑚𝑎𝑥 1
As’ = 0,080 𝑓𝑦.(ℎ−𝑑 𝐹
ρ = 𝐴𝑠 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙
𝑏. 𝑑
ρ’ = 𝐴𝑠1 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛
𝑏. 𝑑
ρ - ρ’ > ρb
f. Periksa kapasitas penampang ( kuat rencana )
𝑎−0,85.d𝗙
Cs= A’s . 600
𝑎
𝐶𝑐 = 0,85 . fc’ . ab
Solusi :
−𝑏±√𝑏2 −4𝑎𝑐
𝑎1,2 = 2𝑎
−𝑏+√𝑏2 −4𝑎𝑐
𝑎1 = 2𝑎
−𝑏−√𝑏2 −4𝑎𝑐
𝑎2 = , nilai a diambil (+)
2𝑎
47
f𝑠’ = 𝜀𝑠’ . 𝜀𝑠
Substitusi fs = fy dan fs’ ke persamaan Mn
𝑎
𝑀𝑛 = 0,85 . 𝑓𝑐 ⋅ 𝑎𝑏 (𝑑- 2 ) + 𝐴’𝑠 ⋅ 𝑓’𝑠 (𝑑 – 𝑑’ )
𝑀 𝐷 = 𝑀 𝑢= 𝜙 ⋅ 𝑀 𝑛
i. Cek kesetimbangan
Cs + Cc = T
T = As . fy
5. Prinsip Desain Balok T dan L (SNI)
be < 0,5 ln + bw
1
be < L + bw ,diambil nilai terkeci
4
Bagian flens :
T1 = Asf . fy
Asf = luas tulangan kondisi leleh
Cf = 0,85 . fc’ . hf (be – bw)
Keseimbangan internal :
T1 = Cf
𝑎0,85.𝑓𝑐′.ℎ𝑓(𝑏𝑒−𝑏𝑤)
Asf = 𝑓𝑦
Mn = Mn1 + Mn2
1 𝑎
= Asf . fy (d - 2hf) + (As – Asf)fy (d - 2 )
Mu = 0,8 Mn
50
Keseimbangan horizontal
T = T1 + T2 = cf + cw
As . fy = 0,85 . 𝛽1 . 𝑓′𝑐. 𝑏𝑤 . 𝑐 + 0,85 . 𝑓𝑐′(𝑏 − 𝑏𝑤) ℎ𝑓
As . fy = 0,85 . 𝛽1 . 𝑓′𝑐. 𝑏𝑤 . 𝑐 + 𝐴𝑠𝑓 . 𝑓𝑦
Definisi :
𝐴𝑠
𝜌𝑤 = 𝑏𝑤.𝑑
𝐴𝑠 . 𝑓
𝜌𝑤 = 𝑏𝑤.𝑑
𝑓𝑐 ′ 𝐸𝑢
𝜌𝑤b =0,85. 𝛽1. ( 𝑓𝑦 ) (𝐸𝑢+𝐸𝑦) + 𝜌𝑦
𝑓𝑐 ′ 0,003+𝐸𝑠
𝜌b =0,85. 𝛽1. ( 𝑓𝑦 ) (0,003 𝐸𝑠+𝑓𝑦) + 𝜌𝑓
Dengan :
𝑁𝑢
= 𝑀𝑝𝑎
𝐴𝑔
Gaya tarik yang mempunyai harga Vc=0
e. Untuk kondisi tersebut diatas, berlaku ketentuan sebagai berikut:
Jika Vu > Vc, perlu tulangan badan/sengkang dengan
gaya yangharus ditahan oleh sengkang sebesar:
𝑉𝑢
Vs = ∅−𝑉𝑐
perlu
tulangan badan, tetapi hanya disarankan sengkang minimum.
1
Jika Vu ≥ Vc, tidak memerlukan sengkang
2
53
mm.
9. Perhitungan Tulangan Torsi
Perhitungan tulangan torsi non prategang dapat diabaikan
apabilamemenuhi syarat sebagai berikut (SNI 03-2847-2019):
𝐴𝑐𝑝2
Tc = . 0,083 . λ √𝑓′𝑐 ( ) > Tu
𝑃𝑐𝑝
Dimana :
√𝑓′𝑐
Vc = bw . d
6
𝐴𝑣 75√𝑓𝑐. 𝑏𝑤 𝐴𝑡
= 2
𝑠 1200. 𝑓𝑦𝑣 𝑠
𝐴𝑣 75√𝑓𝑐. 𝑏𝑤 𝐴𝑡
= 2
𝑠 1200. 𝑓𝑦𝑣 𝑠
c. Jarak Sengkang torsi
𝐴𝑣
𝑆=
75√𝑓𝑐 𝑏𝑤 𝐴𝑟
−2 𝑠
1200. 𝑓𝑦𝑣
Syarat spasi maksimum tulangan sengkang adalah :
s ≥ Ph / 8
s ≥ 300 mm
Keterangan :
Aep = luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton
(mm2)
Ao = luas bruto yang dibatasi oleh lintasan aliran geser (mm2)
55
keterangan :
optrede = langkah tegak
antrede = langkah datar
sudut tangga (α) = arc tan (x/y)
jumlah anterde =A
jumlah optred =O=A+1
Desain struktur sama dengan desain pelat dan balok persegi. Tinggi dari
pelat tangga minimal (hmin) adalah sebagai berikut:
𝐿
hmin =
28
0
tinggi h’ adalah h’ = hmin + 2 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝑎
𝜌=𝑚1 [1 − √1 − 2(𝑚)(𝑅𝑛)
𝑓𝑦
Dimana :
Q = Pembesaran momen-momen kolom akibat pengaruh orde-dua.
Σpu = Beban vertikal terfaktor total.
Δo = Defleksi lateral relative orde pertama pada tingkat tertentu akibat
Vus.
Σvus = Gaya geser tingkat horizontal pada tingkat yang ditinjau.
Lc = Panjang komponen struktur tekan pada system rangka yangdiukur
dari sumbu ke sumbu joint.
3. Cek kelangsingan kolom berdasarkan SNI 03-2847-2019 Pasal 10.10.1
terhadap sistem rangka tanpa bracing untuk komponen struktur tekan
dengan persamaan :
𝑘, 𝑙𝑢
≤ 22
𝑟
Dimana:
Lu = tinggi bersih kolom
1
r = jari-jari girasi = √𝐴
Dimana :
Ψ = ratio dari EI/Ψ kolom terhadap EI/Ψ balok
l nk = jarak bersih antar kolom
l nb = jarak bersih antar balok
Ik = momen inersia kolom
Ib = momen inersia balok
E = Ec = 4700 √𝑓𝑐 (Mpa)
EI kolom berdasarkan SNI 03-2847-2019 pasal 10.10.6.1 dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan (2.58) dengan
mempertimbangkan retak dan rangkak.
𝐸𝑐 𝐼𝑔
EI kolom =
1+𝛽𝑑
Dimana:
𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑚𝑎𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
≤1
βd = 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
59
4. Cek syarat komponen struktur kolom yang akan didesain berdasarkan SNI
03-2847-2019 Pasal 21.6, yaitu berupa :
a. Gaya aksial tekan terfaktor yang bekerja pada kolom melebihi 0,1
Agfc’.
b. Ukuran penampang terkecil kolom tidak kurang dari 300 mm.
c. Perbandingan antara ukuran terkecil penampang terhadap ukuran
dalam arah tegak lurusnya tidak kurang dari 0,4.
d. Menentukan tulangan Longitudinal
5. Tulangan longitudinal yang digunakan harus memenuhi syarat
konfigurasi tulangan berdasarkan SNI 03-2847-2019 Pasal l21.6.3.1,
yaitu:
Syarat rasio tulangan : 0,01 < pg < 0,06
Sehingga :
0.01 Ag fc’ < Ast < 0,06. Ag fc’
6. Menentukan Kapasitas Kolom
Kuat kolom direncanakan harus memenuhi 20% lebih kuat
dari jumlah momen balok yang bertemu dijoint,atau memenuhi
persamaan:
ΣMc ≥ 1,2 ΣMb
Adapun momen-momen yang bekerja pada joint dapat dilihat padai
lustrasi gambar2.11
Mc
Mb
Dimana:
Ma = Momen kolom atas
Mb = Momen kolom desain
Mc = Momen balok kiri
Md = Momen balok kanan
Momen yang bekerja pada kolom bersesuaian dengan gaya aksial
kolom, Pn, pada diagram interaksi.
7. Perhitungan Tulangan Transversal
Menurut SNI 03-2847-2019 Pasal 21.5.4.1, gaya geser desain Ve
ditentukan dari peninjauan gaya yang bekerja pada komponen struktur
antar muka joint, sesuai dengan persamaan:
𝑀𝑢𝑡+𝑀𝑢𝑏
Ve = 𝐼𝑛
Dimana:
Mut dan Mub = Momen terfaktor yang bekerja pada muka ujung
kolom
In = Tinggi bersih kolom
a. Dalam batang lo
1. Perhitungan Ve
Ve tidak boleh lebih kecil dari gaya geser terfaktor hasil analisis.
2. Perhitungan Vc
Vc Dapat diambil =0, jika:
a) Ve Akibat gempa lebih besar dari 0,5Vu
b) Gaya aksial terfaktor tidak melampaui Agfc’/20 Jika salah satu
syatart tidak dipenuhi, maka Vc diperhitungkan.
61
𝑁𝑢 √𝑓′𝑐
Vn = (1 + 14𝐴 )( ) x bw x d
𝑔 6
b. Diluar bentang lo
𝑁𝑢 √𝑓′𝑐
Vc = (1 + 14𝐴 )( x bw x d
𝑔 6
𝑉𝑒
Jika ≤ ∅ 𝑉𝑐 untuk bentang di luar 𝑙𝑜 maka sengkang dibutuhkan untuk
𝜑 𝜑
𝑉𝑒
geser. Dan apabila ≤ ∅ 𝑉𝑐 maka sengkang tidak dibutuhkan untuk geser
𝜑
Dimana
hc = dimensi penampang inti kolom diukur dari sumbu ke sumbu
tulangan pengekang (mm)
Ach = luas penampang komponen struktur dari sisi luar ke sisi
luartulangan transversal (mm)
Spasi maksimum adalah yang terkecil di antara:
1. ¼ cross section dimensi kolom
2. 6 kali diameter tulangan longitudinal
350− ℎ𝑥
3. Sx menurut persamaan adalah: Sx = 100 +
3
Dimana:
hx = spasi horisontal maksimum untuk kaki-kaki sengkang
tertutup atau semhkang ikat pada semua muka kolom(mm).
Untuk nilai sx tidak perlu lebih besar sari 150 mm dan tidak lebihkecil
dari 100 mm. Tulangan sengkang tersebut diperlukan sepanjang dari
lo ujung-ujung kolom. Dimana lo dipilih yang tersebar diantara:
1. Tinggi elemen struktur di joint (d)
2. 1/6 tinggi bersih kolom 3)
3. 500 mm
62
Pu bekerja pada penampang kolom dan berjarak dari sumbu kolom, maka
akibat yang ditimbulkan oleh beban tersebut adalah sama dengan apabila
suatu pasangan yang terdiri atas beban Pu sentris dan momen Mu = Pu.e
bekerja serentak pada penampang tersebut.
Jika ɛs ≥ ɛy à fs = fy
Jika ɛs < ɛy à fs = ɛs . Es
Regangan baja desak:
𝑐−𝑑′
𝜀 ′= .0,003
𝑐
Ts = fs . As
Selisih akibat perhitungan sangat kecil sehingga dapat
diabaikan. Persamaan yang diperoleh dari segitiga sebangun
dengantinggi sumbu netral pada c yaitu :
0,003(𝑐−𝑑′ )
fs’= Es. 𝜀s’ = Es. 𝑐
Dimana :
H = diameter penampang
Ds = diameter tulangan terluar dari as ke as
e = eksentrisitas terhadap pusat plastis
Ρg = Ast/Ag
m = fy/0,85 . fc’
2.8 Perencanaan Struktur Bawah (Lower Structure)
Struktur bawah adalah seluruh bagian struktur gedung yang berada di atas
muka tanah. Dalam perencanaan Rumah Susun Soekarno Hatta Semarang ini di
bagian struktur bawah bangunan berupa tie beam, tiang pancang, dan pile cap.
d. Kontrol keamanan
Tegangan tarik (fr) < tegangan izin (frijin)
2.8.1.2 Pembebanan tie beam
Gaya dalam yang bekerja pada tie beam didapat dari output
SAP2000.
69
2.8.2 Pondasi
Pondasi adalah suatu konstruksi pada bagian dasar bangunan (sub-
structure) yang berfungsi meneruskan beban dari bagian atas struktur
bangunan(upper-structure) ke lapisan tanah yang berada di bawahnya. Pondasi
harus diperhitungkan untuk menjamin kestabilan bangunan terhadap berat
sendiri, beban-beban bangunan, gempa, dan lain-lain.
Jenis pondasi yang digunakan dalam perencanaan struktur Rumah
Susun Soekarno Hatta Semarang merupakan pondasi tiang. Pondasi tiang
70
Keterangan:
F = factor reduksi kekuatan
Pn = Kapasitas dukung nominal tiang pancang
2) Berdasarkan Data Bor Tanah (Skempton)
Tahanan Ujung
Tahanan ujung nominal tiang pancang dihitung dengan rumus:
Pb = Ab x Cb x Nc
Keterangan:
Ab = Luas penampang ujung di bwah tiag (m2)
Cb = kohesi tanah di bawah dasar tiang (kN/m2)
Nc = Faktor daya dukung
Tahanan Gesek
Tahanan gesek nominal menurut skempton,
Ps = S (ad x cu x As)
Keterangan:
ad = faktor adhesi
cu = kohesi tanah disekitar tiang (kN/m2)
As = Luas permukaan dinding tiang (m2)
Faktor adhesi untuk jenis tanah lempung pada tiang
pancang yang nilainya tergantung dari nilai kohesi tanah,
menurut skepmton, diambil:
ad = 0,2 (0,98)cu
Luas permukaan didning segmen tiang,
As = p x D x L1, dengan L1 merupakan panjang segmen
tiang pancangyang ditinjau (m).
Tahanan Aksial Tiang Pancang
Tahanan nominal tiang pancang, Pn = Pb + Ps
Tahanan aksial tiang pancang= f x Pn
3) Berdasarkan Hasil Uji Sondir (Bagemann)
Tahanan Ujung
Tahanan ujung nominal ditulis dengan rumus:
Pb = w x Ab x qc
Keterangan:
73
Dimana :
n = jumlah baris tiang
m = jumlah tiang dalam satu baris
𝐷
𝜙 = tan-1 𝑆
Dimana:
n = jumlah tiang dalam satu pile cap
∑(𝑋2)= jumlah kuadrat jarak X terhadap titik pusat berat kelompok
tiang
∑(𝑌2) = jumlah kuadrat jarak Y terhadap titik pusat berat kelompok
tiang
𝑋𝑖 = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu X
𝑌𝑖 = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu Y
2.8.2.7 Perencanaan Pile cap
Pile cap merupakan pengikat antara pondasi dan kolom.
Pile cap berfungsi menyalurkan beban dari beban di atasnya
kemudian diteruskan ke tiang pancang. Analisis desain pile cap
adalah sebagai berikut:
1) Cek Terhadap Geser Pons
Perhitungan geser pons bertujuan untuk mengetahui tebal pile cap
kuat atau tidak dalam menahan beban terpusat yang terjadi. Bidang
kritis untuk perhitungan geser pons dapat dianggap tegak lurus terhadap
bidang plat yang terletak pada jarak 0,5d dari keliling beban reaksi
terpusat tersebut dimana d adalah tinggi efektif plat.
Keliling bidang kritis geser pons (bo):
77
bo = 2 x (b+d) + 2 x (h+d)
ϕVc pons = 0,75 x 0,33 x √𝑓𝑐′ x bo x dVu pons < ϕVc pons
2) Cek Terhadap Geser Lentur
Pengecekan geser lentur dilakukan apabila tiang pancang berada
diluar bidang geser yang terbentuk.
Vu geser lentur = total Qu di luar bidang geser yang terbentuk
ϕVc geser lentur = 0,75 x 0,17 x √𝑓𝑐′ x B x d
Vu geser lentur < ϕVc geser lentur
Sehingga tebal pilecap (th):
th = d +15 cm + selimut beton + 0,5 diameter tulangan pile cap
2.8.2.8 Perhitungan Penulangan Pile cap
Menghitung momen terhadap titik berat kolom
Mu
Mencari nilai Mn = ϕ
Asmin = ρmin x B x d
Untuk tulangan (As’) = 0,15 x B x d
BAB III
METODOLOGI
3.1 Tinjauan Umum
Metodologi diartikan sebagai studi sistematis kualitatif atau kuantitatif
dengan berbagai metode dengan teknik analisis. Beberapa analisis ilmiah
diterapkan melalui analisis kualitatif dan dapat pula menggunakan analisis
kuantitatif. Kedua analisis tersebut digunakan untuk saling melengkapi dan
saling mengkoreksi sejauh mana ketepatan analisisnya.
3.2 Pengumpulan Data
Data yang dijadikan bahan acuan dalam penyusunan Laporan Tugas
Akhir ini dapat diklasifikasikan menjadi 1 (Satu) menurut jenis datanya, yaitu
data sekunder.
3.2.1 Data Sekunder
Data yang dijadikan bahan acuan dalam penyusunan Laporan Tugas
Akhir, dimana data tersebut diperoleh dari instansi tertentu yang digunakan
langsung sebagai sumber dalam Perancangan Perencanaan Struktur
Rumah Susun Soekarno Hatta Semarang. Klasifikasi data yang menunjang
penyusunan Laporan Tugas Akhir adalah literatur- literatur penunjang,
grafik, tabel dan peta-peta yang berkaitan erat dengan proses perancangan
studi.
Secara garis besar data yang dibutuhkan dalam perancangan dan
perhitungan struktur utama gedung ini adalah :
1. Deskripsi umum bangunan
Deskripsi umum bangunan meliputi fungsi bangunan dan lokasi
yang akan didirikan. Fungsi bangunan berkaitan dengan perencanaan
pembebanan sedangkan lokasi bangunan adalah untuk mengetahui
keadaan tanah dan lokasi bangunan yang akan didirikan sehingga bisa
direncanakan struktur bangunan bawah yang akan dipakai.
2. Denah dan sistem struktur bangunan
Yang dimaksud sistem bangunan struktur meliputi rencana struktur
yang akan direncanakan, seperti atap, portal dan lain-lain sebagainya
yang berfungsi sebagai perhitungan perencanaan lebih lanjut.
78
79
MULAI
Denah Struktur
Tafsir Dimensi
YA
Cek Kekakuan
TIDAK
YA
TIDAK
Cek Dimensi
Struktur
SELESAI
85
86
4.1.2.Dasar Perencanaan
Secara umum data yang digunakan untuk perhitungan rencana atap adalah
sebagai berikut
4.1.3.Perhitungan Beban
a. Beban mati
Berat sendiri gording = 4,517 kg/m
Berat penutup atap = berat jenis atap x L1
= 11 kg/m2 x 1,351 m
= 14,861 kg/m
d. Beban Angin
Beban angin struktur bangunan ditentukan sebagai berikut :
Beban angin harus diambil dengan prosedur sesuai SNI 1727:2020 Pasal
29.1.2.1. berdasarkan Pasal berikut ditetapkan prosedur pengaruh
untuk pemilihan perhitungan beban angin pada tugas akhir ini. Prosedur
pengaruh inidiperuntuknan untuk semua ketinggian bangunan.
Prosedur pengaruh disyaratkan dalam Pasal 27
Berikut langkah – langkah untuk menentukan beban angin pada SPBAU
Bangunan Gedung dari Semua Ketinggian :
Langkah 1 : Tentukan kategori risiko bangunan gedung atau struktur lain,
lihatTabel 1.5-1
Sesuai persyaratan yang ada bangunan gedung tergolong kategori
resiko II
Langkah 2 : Tentukan kecepatan angin dasar, V, untuk kategori risiko sesuai
V = 6,9 m/s (dataonline.bmkg.go.id/data_iklim)
Langkah 3: Tentukan parameter beban angin :
a. Faktor arah angin, Kd, lihat Pasal 26.6 dan Tabel 26.6-1
Kd = 0,85
b. Kategori eksposur B, C, atau D, lihat Pasal 26.7
Eksposur B (daerah perkotaan dan pinggiran kota)
c. Faktor topografi, Kzt, lihat Pasal 26.8 dan Tabel 26.8-1
Kzt = 1,0 (Pasal 26.8.2)
d. Klasifikasi ketertutupan, lihat Pasal 26.10
Bangunan tergolong tertutup
e. Faktor efek tiupan angin, G, lihat Pasal 26.9
G = 0,85 (Pasal 26.9.1)
f. Koefisien tekanan internal, (GCpi) lihat Pasal 26.11 dan Tabel 26.11-1
GCpi = + 0,18 ; - 0,18
Langkah 4 : Tentukan koefisien eksposur tekanan velositas Kz atau Kh,
Tabel 27.3.1
Kz = 0,85
Langkah 5 : Tentukan tekanan velositas, qz atau qh persamaan 27.3-2
qz = 21,09 N/m2
91
Atap ini memiliki sudut (θ) sebesar 200 dan h/L sebesar 0,17 (≤ 0,25)
Karena nilai h/L (≤ 0,25) dan sudut (θ) sebesar 200, sehingga
didapatkan untuk Cp sisi angin datang, bagian atas sebesar -0,3
sedangkan bagian bawah didapat 0,2 . Untuk Cp sisi angin pergi
didapat -0,6.
Langkah 7 : Hitung tekanan angin, P, dari persamaan 27.4-1
Dengan demikian untuk menentukan sisi angin datang (Windward)
sebagai berikut.
P1 = qGCp atas – q(GCpi)
= 21,09 x 0,85 x (-0,3) – 21,09 x 0,18
= -9,1741 N/m2
= 0,211 N/m2
92
= -14,552 N/m2
= -6,960 N/m2
Nilai P untuk angin pergi merupakan nilai terkecil antara P1 dan P2
sehingga didapatkan nilai P sebesar -12,759 N/m2 Tetapi, menurut
SNI 1727:2020 Pasal 27.1.5 terdapat minimum beban angina sebesae
0,38 kN/m2 untuk windward dan leeward.
= 23359 mm3
𝑡
Zy = (H x (Cy - 2) + (Cy – t)2 + (B – Cy)2) x t
2,3
= (125 𝑥 (16,9 − ) + (16,9 − 2,3)2 + (50 − 16,9)2 )𝑥 2,3
2
= 7538,296 mm3
93
Sx = 21900 mm3
Sy = 6220 mm3
Ix = 1370000 mm4
Iy = 206000 mm4
Tabel 4. 4 Pembebanan pada Gording
BEBAN MATI
Beban Gording 4.517 kg/m
Sagrod + wind breaser 0.4157 kg/m
Beban atap 19.830 kg/m
24.798 kg/m
BEBAN HIDUP
100 kg
BEBAN ANGIN
Windward 38 kg/m
Leeward 38 kg/m
BEBAN HUJAN
24.5 kg/m
Sumber: Data Analisis, 2022
𝑬
λp = 0,38√𝒇𝒚 = 10,969 mm
96
𝑬
λr = 1√𝒇𝒚 = 28,867 mm
Kasus 10 menyatakan bahwa penampang sayap tak kompak (λp < λ < λr) Kasus
15, uji terhadap web
𝑯 𝟏𝟐𝟓
λ = 𝒕𝒘 = = 54,34 mm
𝟐,𝟑
𝑬
λp = √𝒇𝒚 = 108,542 mm
𝑬
λr = √𝒇𝒚 = 164,545 mm
Sumbu X,
𝟓 𝒒𝒙 𝒙 𝑳𝒚𝟒 𝟏 𝑷𝒙 𝒙 𝑳𝒚𝟑
∆𝒙 = 𝒙[ ]+ 𝒙[ ]
𝟑𝟖𝟒 𝑬 𝒙 𝒍𝒚 𝟒𝟖 𝑬 𝒙 𝒍𝒙
𝟓 𝟐𝟑, 𝟑𝟏𝟎𝒙𝟏𝟎−𝟑 𝒙 𝟏𝟎𝟓𝟎 𝟏 𝟗𝟒𝒙𝟏𝟎𝟏 𝒙 𝟏𝟎𝟓𝟎𝟑
= 𝒙[ ] + 𝒙 [ ]
𝟑𝟖𝟒 𝟐. 𝟏𝟎𝟓 𝒙 𝟐𝟎, 𝟔𝒙𝟏𝟎𝟒 𝟒𝟖 𝟐. 𝟏𝟎𝟓 𝒙 𝟐𝟎, 𝟔𝒙𝟏𝟎𝟒
= 𝟔, 𝟔𝟎𝟑 𝒄𝒎 = 𝟎, 𝟔𝟔 𝒎𝒎
Sumbu Y,
𝟓 𝒒𝒚 𝒙 𝑳𝒙𝟒 𝟏 𝑷𝒚 𝒙 𝑳𝒙𝟑
∆𝒚 = 𝒙[ ]+ 𝒙[ ]
𝟑𝟖𝟒 𝑬 𝒙 𝒍𝒙 𝟒𝟖 𝑬 𝒙 𝒍𝒙
𝟓 𝟖, 𝟒𝟑𝟏𝒙𝟏𝟎−𝟑 𝒙 𝟓𝟐𝟓𝟒 𝟏 𝟑𝟒𝒙𝟏𝟎𝟏 𝒙 𝟓𝟐𝟓𝟑
= 𝒙[ ]+ 𝒙[ ]
𝟑𝟖𝟒 𝟐. 𝟏𝟎𝟓 𝒙 𝟏𝟑𝟕. 𝟏𝟎𝟒 𝟒𝟖 𝟐. 𝟏𝟎𝟓 𝒙 𝟏𝟑𝟕. 𝟏𝟎𝟒
= 𝟎, 𝟎𝟒𝟓 𝒄𝒎 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟒𝟓 𝒎𝒎
Kontrol :
𝑳
∆𝒊𝒋𝒊𝒏 = 𝟐𝟒𝟎 ≥ ∆𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍
𝟏𝟎𝟓𝟎
∆𝒊𝒋𝒊𝒏 = ≥ 𝟐, 𝟏𝟖𝟕 𝒎𝒎
𝟐𝟒𝟎
𝒌𝒗 𝒙 𝑬 𝟓 𝑿 𝟐𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎 𝑯
110 √ = 1,10√ = 71,004 mm, 𝒕 < 71,004 mm
𝒇𝒚 𝟐𝟒𝟎 𝒘
Maka Cv =1
Vn = 0,6 x fy Aw x Cv = 0,6 x 240x 287,5x 1 = 41400 N
ØVn = 0,9 x Vn = 0,9 x 41400 N = 37260 N
Beban terhadap sumbu x,
98
= 3,06 mm
𝐴𝑏 3,06
D = √1 = √1 22 = 1,97 mm
𝑥𝜋 𝑥
4 4 7
Perhitungan ini menyatakan bahwa ukuran sagrod pada kasus ini hanya dengan
berdiameter 1,97 mm sudah aman. Tetapi yang ada dipasaran berdiameter 12 mm
dengan demikian digunakan sagrod berukuran 12 mm. untuk tipenya ditinjau dari
panjang gording maka digunkan tipe SR-01-03.
Tabel 4. 11 Tipe Sagrod
4.1.6.Perencanaan Kuda-kuda
Pada perencanaan kuda-kuda, tahapan dalm perencanaan meliputi data–data
teknis, pembebanan kuda–kuda, dan kontrol kekuatan profil pada kuda–kuda.
4.1.6.1 Data-Data Perencanaan
1. Bentang kuda-kuda = 10,308 m
2. Jarak kuda-kuda (L2) = 1,05 m
3. Sudut Kemiringan = 20°
4. Jarak gording (L1) = 1,351 m
5. Penutup atap = Galvalum
6. Sambungan = Baut ASTM A325
100
P2 = Beban hujan x L1 x L2 X 1
= 24,5 x 1,351 x 1,05 x 1
= 34,754 kg = 340,824 N
P3 = Beban hujan x L1 x L2 X 1
= 24,5 x 1,351 x 1,05 x 1
= 34,754 kg = 340,824 N
BAWAH H6 1502,19 2138,35 5428,76 2591,27 4975,84 -699,15 3803,19 -1871,81 5428,76 7348,66 -699,15 103,11
H7 1553,12 2222,51 5243,01 3123,61 4341,92 103,11 3117,84 -1120,97 5243,01 103,11
H8 1241,23 1793,14 4099,67 2695,18 3197,63 388,65 2202,43 -606,55 4099,67 388,65
H9 -521,91 -690,42 -941,76 -1508,61 -123,57 -1257,27 231,34 -902,36 -1508,61 -123,57
H10 -521,91 -690,42 -956,32 -1494,04 -152,7 -1228,14 202,21 -873,23 -1494,04 -152,7
20 40
𝑥̅
Kasus 2 U = 1 - (80)
12,8
U = 1 - ( 80 )
U = 0,84
Kasus 8 U = 0,8
Sehingga, U yang terpilih merupakan U maksimum dari kasus-kasus diatas,
yakni U = 0,84
Kemudian hitung nilai An dengan menggunakan persyaratan SNI-1729-
2020 pasal B4.3,
An1 = Ag – n x ( dh + 2) x t
= (2 x 430) – 4 x (12 + 2) x 5
= 580 mm2
An2 = 0,85 x 2A n1
= 0,85 x (2 x 580)
= 986 mm2
Nilai An yang digunakan adalah yang terkecil. Maka, An = 438 mm2
Ae = An x U
= 580 x 0,84
= 487,2 mm2
Pn = x Fu x Ae
= 0,75 x 370 x 487,2
= 135198 N
= 135,198 kN
Sehingga, Pn (135,198 kN) > Pu (7,34866 kN). Profil yang digunakan cukup
untuk menehan keruntuhan tarik.
c. Pemeriksaan keruntuhan geser balok
Pemeriksaan ini didasari SNI 1729:2020 Pasal J4.3,
L = Jarak sisi terluar ke as baut terakhir = 120 mm
H = Jarak sisi terluar ke as pertama = 40 mm
Agv = (L x tp) x 2
= (120 x 5) x 2 = 1200 mm2
Anv = {L – [2,5 x (dh +2)]} x tp x 2
= (120 – [2,5 x (12 + 2)]} x 5 x 2 = 850 mm2
109
𝐵 𝐸
Syarat : ≤ 0,45 √𝐹𝑦
𝑡
40 200000
≤ 0,45 √
5 240
8 < 12,990
Sehingga profil yang digunakan masih aman terhadap tekuk lokal. Dan
dikarenakan single siku, bila b/t < 20 maka hanya perlu memperhitungkan
dari aspek tekuk lentur saja.
b. Menentukan rasio kelangsingan (KL/r)
K = 1, sendi-sendi
rx = ry = 18,34 mm
Sesuai dengan SNI 1729:2015 Pasal E5.1, sehingga:
𝐿 1336
= = 72,84 < 80
𝑟𝑥 15
Maka,
𝐾𝐿 𝐿
= 72 + 0,75 x 𝑟
𝑟 𝑥
= 72 + 0,75 x 72,84
= 126,68
Maka rasio kelangsingan yang digunakan sebesar 126,68
c. Menghitung tegangan tekuk Euler, Fe
𝜋2 𝑥 𝐸
Fe = 𝐾𝐿 2
( )
𝑟𝑥
3,142 𝑥 200000
= (126,682)
= 122,87 Mpa
d. Menghitung tegangan kritis, Fcr
𝐸
4,71 x √𝐹𝑦 = 4,71 x √200000
240
= 135,966 Mpa
𝐸 𝐾𝐿
4,71 x √𝐹𝑦 (135,966 Mpa) > (126,68 Mpa)
𝑟𝑥
Sehingga,
𝐹𝑦
Fcr = [0,685 𝐹𝑒 ] x Fy
240
= [0,685122,877 ] x 240
= 32,11 Mpa
111
Pn = x 𝐹u x Ag
= 0,9 x 32,11 x 758
= 21905,442 N = 21,905 kN
Sehingga, Pn (21,905 kN) > Pu (5,30964 kN). Profil yang digunakan
cukup menahan gaya tekan.
4.1.6.5 Perhitungan Sambungan Baut
Profil baut yang digunakan untuk struktur atap ini adalah baut tanpa ulir,
berikut adalah spesfikasi baut yang digunkan :
Tabel 4. 20 Data Baut
Data Baut
Diameter Baut 12 mm
Diameter Lubang 14 mm
Mutu A325
Fy 240 Mpa
Fup 370 Mpa
Fub 825 Mpa
r1 0.4
Sumber : Data Analisis, 2021
a. Tahanan Baut (tanpa ulir) Single Siku
𝑓𝑢 𝑏 = 825 MPa (ASTM A325)
Bidang geser = 1
Geser
Rn = x m x r1 x 𝑓𝑢 𝑏 x Ab
= 0,75 x 1 x 0,4 x 825 x (0,25 x 3,14 x 12²)
= 27977,4 N/baut = 27,977 kN/baut
Tumpu
Rn = x 2,4 x db x tp x 𝑓𝑢 𝑝
= 0,75 x 2,4 x 12 x 5 x 370
= 39960 N/baut = 39,960 kN/baut
Tahanan yang digunakan untuk baut yang dipasang pada profil batang single
siku sebesar 39,960 kN.
b.Tahanan Baut (tanpa ulir) Double Siku
𝑓𝑢 𝑏 = 825 MPa (ASTM A325)
112
Bidang geser = 1
Geser
Rn = x m x r1 x 𝑓𝑢 𝑏 x Ab
= 0,75 x 2 x 0,4 x 825 x (0,25 x 3,14 x 12²)
= 55954 N/baut = 55,954 kN/baut
Tumpu
Rn = x 2,4 x db x tp x 𝑓𝑢 𝑝
= 0,75 x 2,4 x 12 x 12 x 370
= 95904 N/baut = 95,904 kN/baut
Tahanan yang digunakan untuk baut yang dipasang pada profil batang double
siku sebesar 95,904 kN. Cek kebutuhan baut setiap batang dengan syarat
minimal baut di setiap batang adalah 2 baut.
4.1.6.6 Perhitungan Dimensi Batang Tekan
Berdasarkan hasil pemodelan dengan menggunakan program SAP 2000,
didapatkan gaya terfaktor maksimum tekan. Berikut adalah gaya aksial batang
pada rangka kuda–kuda atap.
Tabel 4. 21 Beban Maksimum Batang Tekan
A. Perhitungan Batang Atas (2L 45.45.5) No. Batang 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50,
51, 52
a. Akibat tekuk lentur
Terlebih dahulu periksa terhadap batasan lamda r sesuai dengan
SNI 1729:2015 tabel B4.1a mengenai rasio tebal terhadap lebar elemen
tekan komponen struktur yang menahan tekan aksial dan didapatkan untuk
kasus ini sesuai dengan kasus 3.
114
45 200000
≤ 0,45 √
5 240
9 < 12,990
Sehingga profil yang digunakan masih aman terhadap tekuk lokal.
b. Menentukan rasio kelangsingan (KL/r)
K = 1, sendi-sendi
Ixo = 78300 mm4
Iyo = 78300 mm4
Ag = Ag x 2
= 430 x 2
= 860 mm2
Ix = { Ixo + [Ag x (CoGx) 2 ]} x 2
= { 78300 + [860 x (12,8)2 ]} x 2
= 438404,8 mm4
1
Iy = { Iyo + [Ag x (CoGy + 2 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡)2 ]} x 2
1
= { 78300 + [860 x (12,8 + 2 5)2 ]} x 2
= 189366 mm4
𝐼 438404,8
rx = √𝐴𝑥 = √ = 509,77 mm
𝑔 860
115
𝐼𝑦 189366
ry = √𝐴 = √ = 220,19 mm
𝑔 860
𝐾𝐿 1 x 1351
= = 2,65 Mpa
𝑟𝑥 509,77
𝐾𝐿 1 x 1351
= = 6,14 Mpa
𝑟𝑦 220,19
𝐾𝐿
(rasio kelangsingan efektif) diatas sudah memenuhi syarat SNI
𝑟𝑦
3,142 𝑥 200000
= (2,65)2
= 280758,1 Mpa
d. Menghitung tegangan kritis, Fcr
𝐸
4,71 x √𝐹𝑦 = 4,71 x √200000
240
= 135,966 Mpa
= 0,14 Mpa
116
𝐸
= 100,221 Mpa < 4,71 x √𝐹𝑦 (135,966 Mpa)
Sehingga
𝜋2 𝑥 𝐸
Fe = 𝐾𝐿
2
( )
𝑟𝑦
3,142 𝑥 200000
= (100,2212 )
= 196,32 Mpa
𝐹𝑦
Fcr = [0,685 𝐹𝑒 ] x Fy
240
= [0,685168,541 ] x 240
117
= 234,103 Mpa
X0 =0
𝑡𝑝
Y0 = Cy - 2
6
= 10,47 - 2
= 7,47 mm
𝐼𝑥0 + 𝐼𝑦0
̅̅̅̅
𝑟0 2 = + 𝑥02 + 𝑦02
𝐴𝑔
41400 + 41400
= + 0 +7,472
774
= 162,77 mm2
𝑥02 + 𝑦02
H =1-( )
𝑟02
0 + 7,472
= 1 - ( 162,777 )
= 0,986
1
J = (btf3 + htw3)
3
1
= 3 (35x63 + 35x63)
= 5040 mm4
𝐺𝑥𝐽
Fcrz =𝐴
𝑔 𝑥 𝑟02
77200 𝑥 5040
= 774 𝑥 162,777 = 288,024 Mpa
= 206,447 Mpa
Kemudian menentukan nilai 𝐹𝑐𝑟 terendah dari tekuk lentur dan tekuk lentur
torsi, sehingga didapatkan 𝐹𝑐𝑟 = 206,447 MPa
Pn = x 𝐹𝑐𝑟 x Ag
= 0,9 x 206,447 x 774
= 143810,98 N = 143,810 kN
Sehingga, ϕPn (143,810 kN) > Pu (4,72534 kN). Profil yang digunakan
cukup menahan tekan. Dengan terpenuhinya kondisi tekuk lentur dan
118
tekuk torsi seperti yang dibuktikan pada perhitungan di atas, maka profil
yang digunakan yaitu 2L 35.35.6 memenuhi persyaratan pembebanan
untuk profil batang atas.
B. Perhitungan Batang Vertikal (L 40.40.5) No. Batang 54, 56, 58, 60, 61, 63, 65, 67
C. Pemeriksaan leleh tarik pada penampang bruto bawah
Pn = x 2Ag x fy
= 0,9 x (2 x 379) x 240
= 163728 N
= 163,728 kN
Sehingga, Pn ( 163,728 kN) > Pu (4,07226 kN). Profil digunakan cukup
menahan kondisi leleh.
U = 0,855
Kasus 8 U = 0,8
Sehingga, U yang terpilih merupakan U maksimum dari kasus-kasus
diatas, yakni U = 0,855
Kemudian hitung nilai An dengan menggunakan persyaratan SNI-1729-
2020 pasal B4.3,
An1 = Ag – n x ( dh + 2) x t
= 379 – 2 (12 + 2) x 5
= 239 mm2
An2 = 0,85 x 2Ag
= 0,85 x (2 x 239)
= 406,3 mm2
Nilai An yang digunakan adalah yang terkecil. Maka, An = 239 mm2
119
Ae = An x U
= 239 x 0,855
= 204,345 mm2
Pn = x Fu x Ae
= 0,75 x 370 x 204,345
= 56705,73 N
= 56,70573 kN
Sehingga, Pn (56,705 kN) > Pu (4,07226 kN). Profil yang digunakan
cukup untuk menehan keruntuhan tarik.
E. Pemeriksaan keruntuhan geser blok
Pemeriksaan ini didasari SNI 1729:2020 Pasal J4.3,
L = Jarak sisi terluar ke as baut terakhir = 120 mm
H = Jarak sisi terluar ke as pertama = 40 mm
Agv = (L x tp) x 2
= (120 x 5) x 2 = 12000 mm2
Anv = {L – [2,5 x (dh +2)]} x tp x 2
= (120 – [2,5 x (12 + 2)]} x 5 x 2 = 850 mm2
Ant = {H – [0,5 x (dh +2)]} x tp x 2
= {40 – [0,5 x (12 +2)]} x 5 x 2 = 330 mm2
Rn1 = (0,6 x Fu x Anv) + (Ubs x Fu x Ant)
= (0,6 x 370 x 850) + (1 x 370 x 330)
= 310800 N
Rn12 = (0,6 x Fy x Agv) + (Ubs x Fu x Ant)
= (0,6 x 240 x 1200) + (1 x 370 x 330)
= 294900 N
Rn = min (Rn1, Rn2) = 294900 N = 294,9 kN
Rn = 0,75 x Rn = 0,75 x 294,9 = 221,175 kN
Sehingga, Rn (221,175 kN) > Pu (4,07226 kN). Profil yang
digunakan cukup untuk menehan keruntuhan geser blok.
Dengan terpenuhinya kondisi leleh, fraktur, dan geser blok seperti
yang dibuktikan pada perhitungan di atas, maka profil yang digunakan
yaitu 2L 35.35.6 memenuhi persyaratan pembebanan untuk profil batang
bawah dan komponen struktur tarik di atas ditentukan oleh kekuatan
120
geser blok. Kekuatan tarik desain menurut DFBK yakni sebesar 221,175
kN.
Tabel 4. 24 Kebutuhan Baut Batang Bawah
No Baut
Bagian Max Max Min Min Dominan Rn
Hasil Bulat
batang
1 -1494,04 -152,7 -0,02671 2
2 -4357,66 -521,91 -0,07789 2
3 7348,66 619,66 0,131355 2
4 7105,85 1553,12 0,127015 2
5 6324,97 1502,19 0,113057 2
7348,66 103,11 Tarik
BAWAH 5428,76 -699,15 55945
6 0,097037 2
7 5243,01 103,11 0,093717 2
8 4099,67 388,65 0,07328 2
9 -1508,61 -123,57 -0,02697 2
10 -1494,04 -152,7 -0,02671 2
Sumber : Data Analisis, 2021
Tabel 4. 25 Kebutuhan Baut Batang Atas
No Baut
Bagian Max Max Min Min Dominan Rn
Hasil Bulat
batang
43 1449,6 52,87 0,025911 2
44 -3810,49 -424,77 -0,06811 2
45 -4634,76 -654,23 -0,08284 2
46 -4396,48 -728,82 -0,07859 2
47 -3711,02 -4725,34 -785,81 52,87 Tekan -0,06633 2
ATAS 55945
48 -3819,71 -568,43 -0,06828 2
49 -4498,39 -525,02 -0,08041 2
50 -4725,34 -473,07 -0,08446 2
51 -3878,43 -288,9 -0,6933 2
52 1449,6 52,87 -0,025911 2
Sumber : Data Analisis, 2021
Tabel 4. 26 Kebutuhan Baut Batang Vertikal
No Baut
Bagian Max Max Min Min Dominan Rn
Hasil Bulat
batang
41 -4072,26 -906,03 -0,07279 2
53 -1729,4 -179,26 -0,3091 2
55 -735,54 68,13 -0,01315 2
57 606,79 53,56 0,010846 2
VERTIKAL 59 1570,88 -4072,26 335,46 53,56 Tekan 55945 0,028079 2
62 629,26 53,56 0,011248 2
64 -750,52 98,09 -0,01342 2
66 -1751,89 -134,32 -0,03131 2
68 -3952,2 -816,14 -0,07065 2
Sumber : Data Analisis, 2021
121
S1 S S S1
Sumber : Data Pribadi, 2021
Gambar 4. 20 Jarak antar baut
3db < S < 15 tp / 200 mm
1,5 db < S1 < (4tp + 100 mm) /200 mm
3.14 < S < 15 . 12
42 < S < 180 , jadi S = 80
1,5 14 < S1 < (4.12 + 100 mm)
21 < S1 < 148 , jadi S1 = 30
4.1.6.7 Perhitungan Angkur dan Base Plate
Berikut adalah data reaksi tumpuan dan displacement yang didapatkan dari
model struktur dengan menggunakan program SAP 2000.
Tabel 4. 28 Reaksi Tumpuan & Kombinasi Gaya pada Tumpuan
Kombinasi Gaya (N) Ruv Ruh
Cb1 1526,15 0
Cb2 2160,19 0
Cb3 3997,19 -3415,9
Cb4 4072,26 3415,9
Cb5 2085,12 -6831,79
Cb6 2235,26 6831,79
Cb7 906,03 -6831,79
Cb8 1056,17 6831,79
Nilai Maks 4072,26 6831,79
122
𝜑𝑐 x 𝑃𝑝 = 𝑃𝑢
0,6 x 0,85 x 30 x B x N x 2 = 𝑃u
𝑃𝑢 4072,26
(B x N)perlu = 0,6 x 0,85 x 30 MPa x 2 = 0,6 x 0,85 x 30 MPa x 2
= 133,08 mm2
Diperoleh ukuran base plate perlu sebesar 133,08 mm2 , maka ukuran base plate
pake harus memenuhi syarat > (B x N) perlu, seperti di bawah ini :
B = 100 mm
N = 100 mm
B x N = 100 x 100 = 10000 mm2
Dengan menggunakan ukuran base plate :
(100 mm x 100 mm) = 10000 mm2 > 133,08 mm2
sehingga desain base plate sudah aman. Kemudian dalam menentukan jumlah
angkur, terlebih dahulu lakukan pengecekan bahwa Vu ≤ φ x 𝑓𝑣 x Ab x n
Dengan :
φ = 0,75
𝑓𝑣 = 0,6 x 240 = 144 MPa,
dengan menggunakan angkur A307 dengan diameter 12 mm
n = jumlah angkur
Maka,
Vu ≤ φ x fv x Ab x n
15878,1 = 0,75 x 144 MPa x ( 0,25 x 𝜋 x 122 ) x n
6831,79
N = 0,75 x 144 x (0,25 x π x 122 ) = 0,5 unit
Minimum penggunaan angkur dalam struktur adalah 2 unit, sehingga dipasang 2 unit
angkur A307 dengan diameter 12 mm.
123
Menentukan ukuran tebal base plate yaitu dengan langkah di bawah ini : Syaratnya
yaitu t perlu > 1,49 x c x dengan :
C = 60 (dipilih maksimum jarak tepi penampang siku ganda ke tepi base
plate)
Pu = 4072,26 N
Fy = 240 MPa
B = 100 mm
N = 100 mm
Maka,
𝑃𝑢
t perlu > 1,49 x c x √
𝐵 𝑥 𝑁 𝑥 𝐹𝑦
4072,26
t perlu = 1,49 x c x √
100 𝑥 100 𝑥 240
4.2.1.Perhitungan Tangga
a. Data Perencanaan Tangga
Tinggi antar lantai = 360 cm
Lebar tangga (l) = 330 cm
Lebar bordes = 140 cm
Panjang bordes = 370 cm
Tebal pelat tangga (h) = 17,5 cm
Tebal pelat bordes = 20 cm
Mutu beton = K 420 atau f’c 35 MPa
Mutu baja (fy) = 250 Mpa
Tabel 4. 29 Sifat Mekanis Baja Struktural
= 24,60 cm = 0,24 m
Maka ekivalen tebal anak tangga = 0,24 - 0,175 = 0,065 m
127
Berdasarkan hasil dari analisa progam SAP2000 didapat momen maksimal pada arah
X dan Y yang dapat dilihat pada Tabel 4.20:
Tabel 4. 30 Momen Pelat Tangga Dan Bordes
Pembatasan rasio tulangan (𝜌𝑏) karena mutu beton fc’ 35, maka:β1 = 0,85 (SNI 03-
2847-2013 pasal B.8.4.2)
𝜌𝑏 = (0,85 . fc’ . 𝛽1 ): 𝑓𝑦 x ( 600 : (600+ 𝑓𝑦 ))
𝜌𝑏 = (0,85 . 35 . 0,85 ): 250 x ( 600 : (600+ 250 ))
𝜌𝑏 = 0,1433
𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 𝜌𝑏 = 0,1075
𝜌min = 1,4/fy = 1,4/250 = 0,0056
1. Perhitungan Pelat Tangga M11 (arah X)
a. Tulangan plat tangga lapangan arah X M11
Mu = 9,4828KN
9,4828
Mn = = 10,536 kNm = 10,536 x 106 Nmm
0,9
dx = h – ts – 0,5 x
= 175 -40 – 0,5 x 0,9
= 134,55 mm
Mn 10,536x102
Rn = = = 0,582MPa
𝑏𝑥𝑑 1000x134,552
2
𝐹𝑦 250
M =0,85𝑥𝐹𝑐=0,85𝑥35= 8,403 MPa
1 2𝑥𝑀𝑅𝑛
𝜌 = 𝑥(1 − √1 −
𝑚 𝐹𝑦
1 2𝑥8,403 𝑥 0,582
=8,403 𝑥(1 − √1 − 250
=0,0024
132
As = 𝜌 x b x dx
= 0,0056 x 1000 x 134,55
= 753,48 mm²
Dipakai tulangan Ø 10 – 150 mm (As = 7,86 cm²)
Cek nominal penampang
1. Rasio actual
𝐴𝑠 7,86
𝜌 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =𝑏 𝑥 ℎ=100 𝑥 17,5=0,00449cm
3. Momen nominal
𝑎
Mn=As . fy (h-2 )
0,63
= 7,86 . 250 (17,5 - )
2
=33,739 kNm
Mn actual = 33,739 kNm
Mn perlu = 9,4828 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
b. Tulangan plat tangga tumpuan arah X
Mu = -29,8546 KN
−29,8546
Mn = = 33,17178 kNm = 33,17178 x 106 Nmm
0,9
dx = h – ts – 0,5 x
= 175 -40 – 0,5 x 0,9
= 134,55 mm
Mn 33,17178x102
Rn = = = 1,832 MPa
𝑏𝑥𝑑2 1000x134,552
𝐹𝑦 250
M =0,85𝑥𝐹𝑐=0,85𝑥35= 8,403 MPa
1 2𝑥𝑀𝑅𝑛
𝜌 =𝑚 𝑥(1 − √1 − 𝐹𝑦
1 2𝑥8,403𝑥1,832
=8,403 𝑥(1 − √1 − = 0,0076
250
133
As = 𝜌 x b x dx
= 0,0076 x 1000 x 134,55
= 1018,552 mm²
Dipakai tulangan Ø 12 – 150 mm (As = 11,6 cm²)
Cek nominal penampang
1. Rasio actual
𝐴𝑠 11,6
𝜌 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =𝑏 . ℎ=100 𝑥 17,5= 0,00663
3. Momen nominal
𝑎
Mn=As . fy (h-2 )
0,97
= 11,6 . 250 (17,5 - )
2
=49,337 kNm
Mn actual = 49,337 kNm
Mn perlu = 29,8546 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
2. Perihitungan Pelat Tangga M22 (arah Y)
a. Tulangan plat tangga lapangan arah Y M22
Mu = 37,5189 KN
37,5189
Mn = = 41,6877 kNm = 41,6877 x 106 Nmm
0,9
dx = h – ts – 0,5 x
= 175 -40 – 0,9 - 0,5 x 0,9
= 133,65 mm
Mn 41,6877x102
Rn = = = 2,334 MPa
𝑏𝑥𝑑2 1000x133,652
𝐹𝑦 250
M =0,85𝑥𝐹𝑐=0,85𝑥35= 8,403 MPa
1 2𝑥𝑀𝑅𝑛
𝜌 = 𝑥(1 − √1 −
𝑚 𝐹𝑦
1 2𝑥8403𝑥2,334
=8,403 𝑥(1 − √1 − 250
134
=0,0097
As = 𝜌 x b x dx
= 0,0097 x 1000 x 133,65
= 1300,868 mm²
Dipakai tulangan Ø 14 – 150 mm (As = 15,4 cm²)
Cek nominal penampang
1. Rasio actual
𝐴𝑠 15,4
𝜌 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =𝑏 . ℎ=17,5 𝑥 100=0,0088 cm
=64,884 kNm
Mn actual = 64,884 kNm
Mn perlu = 37,519 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
b. Tulangan plat tangga tumpuan arah Y
Mu = -46,264 KN
−46,264
Mn = = 51,404 kNm = 51,404 x 106 Nmm
0,9
dx = h – ts – 0,5 x
= 175 -40 – 0,9 - 0,5 x 0,9
= 134,55 mm
Mn 51,404x102
Rn = = = 2,839 MPa
𝑏𝑥𝑑 1000x134,552
2
𝐹𝑦 250
M =0,85𝑥𝐹𝑐=0,85𝑥35= 8,403 MPa
1 2𝑥𝑀𝑅𝑛
𝜌 =𝑚 𝑥(1 − √1 − 𝐹𝑦
1 2𝑥8,403𝑥2,839
=8,403 𝑥(1 − √1 − 250
=0,012
135
As = 𝜌 x b x dx
= 0,012x 1000 x 134,55
= 1609,037 mm²
Dipakai tulangan Ø 16 – 150 mm (As = 20,1 cm²)
Cek nominal penampang
1. Rasio actual
𝐴𝑠 20,1
𝜌 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =𝑏 . ℎ=100 𝑥 17,5=0,01149
3. Momen nominal
𝑎
Mn=As . fy (h-2 )
1,69
= 20,1 . 250 (17,5 - )
2
=83,694 kNm
Mn actual = 83,694 kNm
Mn perlu = 46,264 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
136
dx = h – ts – 0,5 x
137
1 2𝑥𝑀𝑅𝑛
𝜌 =𝑚 𝑥(1 − √1 − 𝐹𝑦
1 2𝑥8,403𝑥1,238
=8,403 𝑥(1 − √1 − 250
=0,0051
As = 𝜌 x b x dx
= 0,0056 x 1000 x 159,55
= 893,48 mm²
Dipakai tulangan Ø 12 – 150 mm (As = 11,6 cm²)
Cek nominal penampang
1. Rasio actual
𝐴𝑔 11,6
𝜌 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =𝑏 . ℎ=100 𝑥 20= 0,0058
3. Momen nominal
𝑎
Mn=As . fy (h-2 )
0,97
= 11,6 . 250 (20 - )
2
=56,587 kNm
Mn actual = 56,587 kNm
Mn perlu = 28,3591 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
138
dx = h – ts – 0,5 x
= 200 -40 – 0,5 x 0,9
= 159,55 mm
Mn 8,097x102
Rn = = = 0,318MPa
𝑏𝑥𝑑2 1000x159,552
𝐹𝑦 250
M =0,85𝑥𝐹𝑐=0,85𝑥35= 8,403 MPa
1 2𝑥𝑀𝑅𝑛
𝜌 =𝑚 𝑥(1 − √1 − 𝐹𝑦
1 2𝑥8,403𝑥0,318
=8,403 𝑥(1 − √1 − 250
=0,0013
As = 𝜌 x b x dx
= 0,0056 x 1000 x 159,55
= 893,48 mm²
Dipakai tulangan Ø 12 – 150 mm (As = 11,6 cm²)
Cek nominal penampang
1. Rasio actual
𝐴𝑔 11,6
𝜌 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =𝑏 . ℎ=100𝑥20= 0,0058
3. Momen nominal
𝑎
Mn=As . fy (h-2 )
0,97
= 11,6 . 250 (20 - )
2
=56,587 kNm
Mn actual = 56,587 kNm
Mn perlu = 7,2874 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
139
dx = h – ts – 0,5 x
= 200 -40 – 0,9 - 0,5 x 0,9
= 158,65 mm
Mn 7,999x102
Rn = = = 0,318 MPa
𝑏𝑥𝑑2 1000x158,652
𝐹𝑦 250
M =0,85𝑥𝐹𝑐=0,85𝑥35= 8,403 MPa
1 2𝑥𝑀𝑅𝑛
𝜌 =𝑚 𝑥(1 − √1 − 𝐹𝑦
1 2𝑥8,403𝑥0,318
=8,403 𝑥(1 − √1 − 250
=0,0013
As = 𝜌 x b x dx
= 0,0056 x 1000 x 158,65
= 888,44 mm²
Dipakai tulangan Ø 12 – 150 mm (As = 11,6 cm²)
Cek nominal penampang
1. Rasio actual
𝐴𝑠 11,6
𝜌 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =𝑏 . ℎ=20 𝑥 100= 0,0058 cm
3. Momen nominal
𝑎
Mn=As . fy (h-2 )
0,97
= 11,6 . 250 (20 - )
2
=56,587 kNm
Mn actual = 56,587 kNm
Mn perlu = 7,1988 kNm. Mn actual > Mn perlu (OK)
140
dx = h – ts – 0,5 x
= 200 -40 – 0,9 - 0,5 x 0,9
= 159,55 mm
Mn 34,077x102
Rn = = = 1,339 MPa
𝑏𝑥𝑑2 1000x259,552
𝐹𝑦 250
M =0,85𝑥𝐹𝑐=0,85𝑥35= 8,403 MPa
1 2𝑥𝑀𝑅𝑛
𝜌 =𝑚 𝑥(1 − √1 − 𝐹𝑦
1 2𝑥8,403𝑥1,339
=8,403 𝑥(1 − √1 − 250
=0,0055
As = 𝜌 x b x dx
= 0,0056x 1000 x 159,55
= 839,48 mm²
Dipakai tulangan Ø 12 – 150 mm (As = 11,6 cm²)
Cek nominal penampang
1. Rasio actual
𝐴𝑠 11,6
𝜌 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =𝑏 . ℎ=100 𝑥 20=0,0058
3. Momen nominal
𝑎
Mn=As . fy (h-2 )
0,97
= 11,6 . 250 (20 - )
2
=56,587 kNm
Mn actual = 56,587 kNm
Mn perlu = 30,6697 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
141
AS AS
JENIS PELAT POSISI
TULANGAN TULANGAN
TANGGA TULANGAN TULANGAN
(mm2) (mm)
Pelat Tangga Tx 1018,552 Ø10 - 150 523
Lx 753,48 Ø12 - 150 1160
Ty 1609,037 Ø16 - 150 2100
No Kedalaman N Ni
(m)
1 2 0 0
2 3 3 1
3 4,5 3 1,5
4 3,5 1 3,5
5 6 2 3
6 6 5 1,2
7 4 12 0,333
8 4,5 4 1,125
9 3,5 24 0,146
10 8 2 4
11 5 1 5
Jumlah 50 20,804
Sumber: Dokumen pribadi, 2022
143
VAriabel Nilai
PGA (g) 0.374498
Ss 0,7976
S1 0,3525
TL 20.000000
Fa 1,2
Fv 2,6
Sms 0,957
Sm1 0,917
Sds 0,67
Sd1 0,611
T0 (detik) 0.18
Ts (detik) 0.91
Sumber : http://rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021
Gambar 4. 32 Mencari nilai Fa dan Fv
144
= 2,6 x 0,3525
= 0,917 g
Menghitung niali SDS dan SD1 menggunakan rumus empiris:
2
SDS = x SMS
3
2
= 3 x 0,957
= 0,638 g
2
SD1 = 3 x SM1
2
= 3 x 0,917
= 0,611 g
4.3.5. Menentukan Spektrum Respons Desain
Bila spektrum respons desain diperlukan oleh tata cara ini dan
prosedur gerak tanah dari spesifik-situs tidak digunakan, maka kurva
spektrum respons desain harus dikembangkan dengan mengacu pada gambar
dan mengikuti ketentuan di bawah ini:
S
T0 = 0,2 S𝐷1
𝐷𝑆
0,611
= 0,2 0,638
= 0,255 detik
S𝐷1
TS = S𝐷𝑆
0,611
= 0,638
= 0,958 detik
4.3.6. Menghitung spektrum response percepatan desain
Bila spektum respons desain diperlukan oleh tata cara ini dan
prosedur gerak tanah dari spesifikasi situs tidak digunakan, maka kurva
spektrum respons desain harus dikembangkan dengan mengacu Gambar 2.8
dan mengikuti ketentuan berikut ini :
1. Untuk perioda yang lebih kecil dari T0 (T < T0), spectrum respons
𝑇
percepatan desain, Sa harus diambil dari persamaan Sa = SDS(0,4 + 0,6 𝑇 )
0
2. Untuk perioda lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil dari
atau sama dengan Ts. (T0 ≤ T ≤ Ts),
3. Sa = SDS
146
4. Untuk perioda lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil dari
atau sama dengan Ts (T > Ts), spektrum respons percepatan desain Sa
diambil berdasarkan persamaan
𝑆𝐷1 𝑋 𝑇𝐿
5. Sa =
𝑇2
Sumber : http://rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021
Sumber : http://rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021
Gambar 4. 33 Kurva Response Spektrum
147
Kategori risiko
Nilai Sd1
I atau II atau III IV
Sd1 < 0,167 A A
0,067 ≤ Sd1< 0,133 B C
0,133 ≤ Sd1 < 0,20 C D
0,20 ≤ Sd1 D D
Sumber: Tabel 8 SNI 1726-2019
4.3.8. Menetukan Struktur dan Parameternya
Pemilihan system struktur berhubungan dengan elemen penahan
beban lateral dan juga kategori desain seismik yang direncanakan, pada
perencanaan ini akan digunakan rangka beton bertulang pemikul momen
khusus.
148
Batasan Sistem
Struktur Termasuk
Koefisien Faktor
Batasan Tinggi
Respons Kuat Faktor
Sistem
Modifikasi, Lebih, Pembesaran Struktur
Penahan Gaya
R Ω0 Defleksi, Cd Kategori
Gempa Desain
Seismik
B C D E F
Sistem Rangka Pemikul Momen
1. Rangka beton
bertulang pemikul
momen 8 3 5,5
Khusus TB TB TB TB TB
massa actual dalam masing- masing arah horizontal ortogonal dari respos
yang ditinjau oleh model.
4.3.12. Analisis
Sebelum memulai menjalankan perhitungan model dengan program
SAP2000, model portal dianalisis secara 3 dimensi kemudian dilakukan Run
Analysis.
Tipe struktur Ct x
Sistem rangka pemikul momen di mana rangka memikul 100
Keterangan:
∆x = simpangan antar lantai
𝛿 = defleksi yang terjadi
𝐼 = factor keutamaan gempa
hx = tinggi tingkat di bawah tingkat x
Cd = factor pembesaran defleksi
Jenis Gedung adalah rumah sakit (kategori risiko IV)
Jenis struktur bukan struktur yang menggunakan dinding geser
Sedangkan untuk syarat simpangan antar lantai ijin sesuai tabel 20
SNI-1726-2019, ∆𝑎 = 0,015 hx dengan ∆ merupakan selisih antara defleksi
yang ditunjukkan pada analisis struktur dengan defleksi akibat pembesaran.
Sehingga nilai ∆𝑎 pada tiap lantai adalah:
• Atap = 0,015 x 3600 = 54 m
• Lantai 1-8 = 0,015 x 3600 = 54 m
Hasil control simpangan pada analisis struktur akibat gempa dinamik arah X
(SPEC-X) adalah sebagai berikut:
157
Cek HBK
Sisi Kolom ≥ 20 x Diameter besi utama Balok
800 mm ≥ 440 mm (OK)
b. Analisis Kontrol Hubungan Balok(B32Atap) dengan Kolom(K33A)
Ukuran rencana tulangan utama (D) = 16 mm
Lebar balok(B32A) = 250 mm
Lebar Kolom(K33A) = 350 mm
1. Cek HBK
0,75 x Lebar Kolom = 0,75 x 350 = 262,5 mm
Cek HBK
Lebar Balok ≤ 0,75 x Sisi Kolom
262,5 mm ≤ 350 mm (OK)
2. Cek HBK
20 x Diamater Utama Balok = 20 x 16 = 320 mm
Cek HBK
Sisi Kolom ≥ 20 x Diameter besi utama Balok
350 mm ≥ 320 mm (OK)
160
Dimana
Sa = Akselerasi Spektrum
Dicari dari data tanah menurut
Sa = Sd1/T = 0,64/1 = 0,64 ketahanan GempaSNI-1726- 2019,
hal 35)
U = 1,2 D + 1,6 L + V
= 1,2 x 3,17 + 1,6 x 2,5+ 0,624
= 8,428 KN/m2
4.4.1.2 Menentukan Momen Tumpuan Dan Lapangan Plat Lantai S12 A
Rasio perbandingan pelat
dx = h – ts– 0,5 x
= 120 -30– 0,5 x 0,9
= 89,55 mm
𝑀 3,403 𝑥 106
Rn = 𝑏 𝑥 𝑛𝑑2 = = 0,424 MPa
1000 𝑥 89,552
164
𝐹𝑦 400
M = 0,85 𝑥 𝐹𝑐 = 0,85 𝑥 35 = 13,45 MPa
1 2 𝑥 𝑀 𝑥 𝑅𝑛
𝜌 = 𝑥 (1 − √1 − )
𝑚 𝐹𝑦
1 2 𝑥 14,12 𝑥 0,424
= 14,12 𝑥 (1 − √1 − ) = 0,00107
400
3. Momen nominal
a
Mn = As . fy (h - 2 )
0,71
= 5,24 x 400 (12 - )
2
= 24,396 kNm
Mn actual = 24,396 kNm
Mn perlu = 3,063 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
b. Desain tulangan tumpuan arah y
Mu = 5,197 kNm
5,197
Mn = = 5,775 kNm = 5,775 x 106 Nmm
0,9
dx = h – ts– 0,5 x
= 120 -30 – 0,9 – 0,5 x 0,9
= 88,65mm
𝑀 5,775 𝑥 106
Rn = 𝑏 𝑥 𝑛𝑑2 = 1000 𝑥 88,652
= 0,72 MPa
𝐹𝑦 400
M = 0,85 𝑥 𝐹𝑐 = 0,85 𝑥 35 = 13,45 MPa
165
1 2 𝑥 𝑀 𝑥 𝑅𝑛
𝜌 = 𝑚 𝑥 (1 − √1 − )
𝐹𝑦
1 2 𝑥 13,45 𝑥 0,72
= 13,45 𝑥 (1 − √1 − ) = 0,002
400
3. Momen nominal
a
Mn = As . fy (h - 2 )
0,704
= 5,24 x 400 (12 - )
2
= 24,396 kNm
Mn actual = 24,396 kNm
Mn perlu = 5,197 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
c. Desain tulangan lapangan arah x
Mu = 1,377 kNm
1,377
Mn = = 1,53 kNm = 1,53 x 106 Nmm
0,9
dx = h – ts– 0,5 x
= 120 -30 – 0,5 x 0,9
= 89,55 mm
𝑀 1,53 𝑥 106
Rn = 𝑏 𝑥 𝑛𝑑2 = = 0,191MPa
1000 𝑥 89,552
𝐹𝑦 400
M = 0,85 𝑥 𝐹𝑐 = 0,85 𝑥 35 = 13,45 MPa
1 2 𝑥 𝑀 𝑥 𝑅𝑛
𝜌 = 𝑚 𝑥 (1 − √1 − )
𝐹𝑦
166
1 2 𝑥 13,45 𝑥 0,191
= 13,45 𝑥 (1 − √1 − ) = 0,0005
400
3. Momen nominal
a
Mn = As . fy (h - 2 )
0,704
= 5,24 x 400 (12 - )
2
= 24,995 kNm
Mn actual = 24,986 kNm
Mn perlu = 1,377 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
d. Desain tulangan lapangan arah x
Mu = 1,9 kNm
1,9
Mn = 0,9 = 2,11 kNm = 2,11 x 106 Nmm
dx = h – ts– 0,5 x
= 120 -30 - 0,5 x 0,9
= 89,55 mm
𝑀 2,11 𝑥 106
Rn = 𝑏 𝑥 𝑛𝑑2 = = 0,263 MPa
1000 𝑥 89,552
𝐹𝑦 400
M = 0,85 𝑥 𝐹𝑐 = 0,85 𝑥 35 = 13,45 MPa
1 2 𝑥 𝑀 𝑥 𝑅𝑛
𝜌 = 𝑚 𝑥 (1 − √1 − )
𝐹𝑦
1 2 𝑥 13,45𝑥 0,263
= 13,45 𝑥 (1 − √1 − ) = 0,0016
400
167
3. Momen nominal
a
Mn = As . fy (h - )
2
0,704
= 7,86 x 400 (12 - )
2
= 24,395 kNm
Mn actual = 24,395 kNm
Mn perlu = 1,896 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
168
= 7,804 KN/m2
Beban gempa (V) :
𝑆𝑎 𝑥 𝑡𝑒
V= 𝑥𝑤
𝑅
Dimana
Sa = Akselerasi Spektrum
Dicari dari data tanah menurut
Sa = Sd1/T = 0,64/1 = 0,64 ketahanan GempaSNI-1726- 2019,
hal 35)
U = 1,2 D + 1,6 L + V
= 1,2 x 3,17 + 1,6 x 2,5+ 0,624
= 8,428 KN/m2
4.4.2.2 Menentukan Momen Tumpuan Dan Lapangan
Rasio perbandingan pelat
dx = h – ts– 0,5 x
= 120 -30– 0,5 x 0,9
= 89,55 mm
𝑀 3,403 𝑥 106
Rn = 𝑏 𝑥 𝑛𝑑2 = = 0,424 MPa
1000 𝑥 89,552
𝐹𝑦 400
M = 0,85 𝑥 𝐹𝑐 = 0,85 𝑥 35 = 13,45 MPa
172
1 2 𝑥 𝑀 𝑥 𝑅𝑛
𝜌 = 𝑚 𝑥 (1 − √1 − )
𝐹𝑦
1 2 𝑥 13,45 𝑥 0,424
= 13,45 𝑥 (1 − √1 − ) = 0,00107
400
3. Momen nominal
a
Mn = As . fy (h - 2 )
0,704
= 5,24 x 400 (12 - )
2
= 24,395 kNm
Mn actual = 24,395 kNm
Mn perlu = 3,063 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
b. Desain tulangan tumpuan arah y
Mu = 10,187 kNm
10,187
Mn = = 11,319 kNm = 11,319 x 106 Nmm
0,9
dx = h – ts– 0,5 x
= 120 -30 – 0,9 – 0,5 x 0,9
= 89,55mm
𝑀 11,319 𝑥 106
Rn = 𝑏 𝑥 𝑛𝑑2 = = 1,411 MPa
1000 𝑥 89,552
𝐹𝑦 400
M = 0,85 𝑥 𝐹𝑐 = 0,85 𝑥 35 = 13,45 MPa
1 2 𝑥 𝑀 𝑥 𝑅𝑛
𝜌 = 𝑚 𝑥 (1 − √1 − )
𝐹𝑦
173
1 2 𝑥 13,45 𝑥 1,411
= 13,45 𝑥 (1 − √1 − ) = 0,0036
400
3. Momen nominal
a
Mn = As . fy (h - 2 )
0,704
= 5,24 x 400 (12 - )
2
= 24,395 kNm
Mn actual = 24,395 kNm
Mn perlu = 10,187 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
c. Desain tulangan lapangan arah x
Mu = 1,377 kNm
1,377
Mn = = 1,53 kNm = 1,53 x 106 Nmm
0,9
dx = h – ts– 0,5 x
= 120 -30 – 0,5 x 0,9
= 89,55 mm
𝑀 1,53 𝑥 106
Rn = 𝑏 𝑥 𝑛𝑑2 = = 0,191 MPa
1000 𝑥 89,552
𝐹𝑦 400
M = 0,85 𝑥 𝐹𝑐 = 0,85 𝑥 35 = 13,45 MPa
1 2 𝑥 𝑀 𝑥 𝑅𝑛
𝜌 = 𝑚 𝑥 (1 − √1 − )
𝐹𝑦
1 2 𝑥 13,45 𝑥 0,191
= 13,45 𝑥 (1 − √1 − ) = 0,000478
400
174
3. Momen nominal
a
Mn = As . fy (h - )
2
0,704
= 5,24 x 400 (12 - )
2
= 24,395 kNm
Mn actual = 24,395 kNm
Mn perlu = 1,377 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
d. Desain tulangan lapangan arah y
Mu = 3,717 kNm
3,716
Mn = = 4,13 kNm = 4,13 x 106 Nmm
0,9
dx = h – ts– 0,5 x
= 120 -30 – 0,9 - 0,5 x 0,9
= 89,55 mm
𝑀𝑛 4,13 𝑥 106
Rn = = = 0,515 MPa
𝑏𝑥 𝑑2 1000 𝑥 89,552
𝐹𝑦 400
M = 0,85 𝑥 𝐹𝑐 = 0,85 𝑥 35 = 13,45 MPa
1 2 𝑥 𝑀 𝑥 𝑅𝑛
𝜌 = 𝑚 𝑥 (1 − √1 − )
𝐹𝑦
1 2 𝑥 13,45 𝑥 0,515
= 13,45 𝑥 (1 − √1 − ) = 0,00129
400
3. Momen nominal
a
Mn = As . fy (h - 2 )
0,704
= 7,86 x 400 (12 - )
2
= 24,39 kNm
Mn actual = 24,39 kNm
Mn perlu = 3,717 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
4.4.3.Plat Lantai S12 B
Dimana
Sa = Akselerasi Spektrum
Dicari dari data tanah menurut
Sa = Sd1/T = 0,64/1 = 0,64 ketahanan GempaSNI-1726- 2019,
hal 35)
U = 1,2 D + 1,6 L + V
= 1,2 x 3,17 + 1,6 x 2,5+ 0,624
177
= 8,428 KN/m2
4.4.3.2 Menentukan Momen Tumpuan Dan Lapangan Plat Lantai 4
Rasio perbandingan pelat
1,4 1,4
ρmin = 𝑓𝑦 = = 0,003
400
dx = h – ts– 0,5 x
= 120 -30– 0,5 x 0,9
= 89,55 mm
𝑀 2,79 𝑥 106
Rn = 𝑏 𝑥 𝑛𝑑2 = 1000 𝑥 89,552
= 0,348 MPa
𝐹𝑦 400
M = = = 13,45 MPa
0,85 𝑥 𝐹𝑐 0,85 𝑥 35
1 2 𝑥 𝑀 𝑥 𝑅𝑛
𝜌 = 𝑥 (1 − √1 − )
𝑚 𝐹𝑦
1 2 𝑥 13,45 𝑥 0,348
= 13,45 𝑥 (1 − √1 − ) = 0,0009
400
3. Momen nominal
a
Mn = As . fy (h - 2 )
0,703
= 5,24 x 400 (12 - )
2
= 24,395 kNm
Mn actual = 24,395 kNm
Mn perlu = 2,51 kNm
180
dx = h – ts– 0,5 x
= 120 -30 – 0,9 – 0,5 x 0,9
= 89,55mm
𝑀 4,45 𝑥 106
Rn = 𝑏 𝑥 𝑛𝑑2 = = 0,55 MPa
1000 𝑥 89,552
𝐹𝑦 400
M = 0,85 𝑥 𝐹𝑐 = 0,85 𝑥 35 = 13,45 MPa
1 2 𝑥 𝑀 𝑥 𝑅𝑛
𝜌 = 𝑚 𝑥 (1 − √1 − 𝐹𝑦
)
1 2 𝑥 13,45 𝑥 1,25
= 13,45 𝑥 (1 − √1 − 400
) = 0,0014
3. Momen nominal
a
Mn = As . fy (h - 2 )
0,704
= 5,24 x 400 (12 - )
2
= 24,395 kNm
Mn actual = 24,395 kNm
Mn perlu = 4,00 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
c. Desain tulangan lapangan arah x
181
Mu = 1,17 kNm
1,17
Mn = = 1,30 kNm = 1,30 x 106 Nmm
0,9
dx = h – ts– 0,5 x
= 120 -30 – 0,5 x 0,9
= 89,55 mm
𝑀 1,30 𝑥 106
Rn = 𝑏 𝑥 𝑛𝑑2 = = 0,162 MPa
1000 𝑥 89,552
𝐹𝑦 400
M = 0,85 𝑥 𝐹𝑐 = 0,85 𝑥 35 = 13,45 MPa
1 2 𝑥 𝑀 𝑥 𝑅𝑛
𝜌 = 𝑚 𝑥 (1 − √1 − )
𝐹𝑦
1 2 𝑥 13,45 𝑥 0,162
= 13,45 𝑥 (1 − √1 − ) = 0,0004
400
3. Momen nominal
a
Mn = As . fy (h - 2 )
0,703
= 5,24 x 400 (12 - )
2
= 24,39 kNm
Mn actual = 24,39 kNm
Mn perlu = 1,17 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
d. Desain tulangan lapangan arah y
Mu = 1,26 kNm
1,26
Mn = = 1,4 kNm = 1,4 x 106 Nmm
0,9
182
dx = h – ts– 0,5 x
= 120 -30 – 0,9 - 0,5 x 0,9
= 89,55 mm
𝑀 1,4 𝑥 106
Rn = 𝑏 𝑥 𝑛𝑑2 = = 0,175 MPa
1000 𝑥 89,552
𝐹𝑦 400
M = 0,85 𝑥 𝐹𝑐 = 0,85 𝑥 35 = 13,45 MPa
1 2 𝑥 𝑀 𝑥 𝑅𝑛
𝜌 = 𝑚 𝑥 (1 − √1 − )
𝐹𝑦
1 2 𝑥 13,45 𝑥 0,175
= 𝑥 (1 − √1 − ) = 0,0004
13,45 400
3. Momen nominal
a
Mn = As . fy (h - 2 )
0,704
= 5,24 x 400 (12 - )
2
= 24,39 kNm
Mn actual = 24,39 kNm
Mn perlu = 1,26 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
183
= 7,804 KN/m2
Beban gempa (V) :
𝑆𝑎 𝑥 𝑡𝑒
V= 𝑥𝑤
𝑅
Dimana
Sa = Akselerasi Spektrum
Dicari dari data tanah menurut
Sa = Sd1/T = 0,64/1 = 0,64 ketahanan GempaSNI-1726- 2019,
hal 35)
U = 1,2 D + 1,6 L + V
= 1,2 x 3,17 + 1,6 x 2,5+ 0,624
= 8,428 KN/m2
4.4.4.2 Menentukan Momen Tumpuan Dan Lapangan Plat Lantai 5
Rasio perbandingan pelat
𝑙𝑦 210
= = 1 < 2 (𝑝𝑙𝑎𝑡 2 𝑎𝑟𝑎ℎ)
𝑙𝑥 210
dx = h – ts– 0,5 x
= 120 -30– 0,5 x 0,9
= 89,55 mm
𝑀 3,17 𝑥 106
Rn = 𝑏 𝑥 𝑛𝑑2 = = 0,396 MPa
1000 𝑥 89,552
𝐹𝑦 400
M = 0,85 𝑥 𝐹𝑐 = 0,85 𝑥 35 = 13,45 MPa
187
1 2 𝑥 𝑀 𝑥 𝑅𝑛
𝜌 = 𝑚 𝑥 (1 − √1 − )
𝐹𝑦
1 2 𝑥 13,45𝑥 0,396
= 13,45 𝑥 (1 − √1 − ) = 0,0009
400
3. Momen nominal
a
Mn = As . fy (h - 2 )
0,704
= 5,24 x 400 (12 - )
2
= 24,39 kNm
Mn actual = 24,39 kNm
Mn perlu = 2,86 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
b. Desain tulangan tumpuan arah y
Mu = 5,09 kNm
5,09
Mn = = 5,65 kNm = 5,65 x 106 Nmm
0,9
dx = h – ts– 0,5 x
= 120 -30 – 0,9 – 0,5 x 0,9
= 89,55mm
𝑀 5,65 𝑥 106
Rn = 𝑏 𝑥 𝑛𝑑2 = = 0,706 MPa
1000 𝑥 89,552
𝐹𝑦 400
M = 0,85 𝑥 𝐹𝑐 = 0,85 𝑥 35 = 13,45 MPa
1 2 𝑥 𝑀 𝑥 𝑅𝑛
𝜌 = 𝑚 𝑥 (1 − √1 − )
𝐹𝑦
188
1 2 𝑥 13,45 𝑥 0,706
= 13,45 𝑥 (1 − √1 − ) = 0,0044
400
3. Momen nominal
a
Mn = As . fy (h - 2 )
0,704
= 5,24 x 400 (12 - )
2
= 24,39 kNm
Mn actual = 24,39 kNm
Mn perlu = 5,09 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
c. Desain tulangan lapangan arah x
Mu = 1,411 kNm
1,411
Mn = = 1,56 kNm = 1,56 x 106 Nmm
0,9
dx = h – ts– 0,5 x
= 120 -30 – 0,5 x 0,9
= 89,55 mm
𝑀 1,56 𝑥 106
Rn = 𝑏 𝑥 𝑛𝑑2 = = 0,195 MPa
1000 𝑥 89,552
𝐹𝑦 400
M = 0,85 𝑥 𝐹𝑐 = 0,85 𝑥 35 = 13,45 MPa
1 2 𝑥 𝑀 𝑥 𝑅𝑛
𝜌 = 𝑚 𝑥 (1 − √1 − )
𝐹𝑦
1 2 𝑥 13,45 𝑥 0,195
= 13,45 𝑥 (1 − √1 − ) = 0,00049
400
189
3. Momen nominal
a
Mn = As . fy (h - )
2
0,704
= 5,24 x 400 (12 - )
2
= 24,39 kNm
Mn actual = 24,39 kNm
Mn perlu = 1,41 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
d. Desain tulangan lapangan arah y
Mu = 1,65 kNm
1,65
Mn = = 1,83 kNm = 1,83 x 106 Nmm
0,9
dx = h – ts– 0,5 x
= 120 -30 – 0,9 - 0,5 x 0,9
= 89,55 mm
𝑀 1,83 𝑥 106
Rn = 𝑏 𝑥 𝑛𝑑2 = = 0,229 MPa
1000 𝑥 89,552
𝐹𝑦 400
M = 0,85 𝑥 𝐹𝑐 = 0,85 𝑥 35 = 13,45 MPa
1 2 𝑥 𝑀 𝑥 𝑅𝑛
𝜌 = 𝑚 𝑥 (1 − √1 − )
𝐹𝑦
1 2 𝑥 13,45 𝑥 0,229
= 13,45 𝑥 (1 − √1 − ) = 0,0006
400
3. Momen nominal
a
Mn = As . fy (h - 2 )
0,704
= 5,24 x 400 (12 - )
2
= 24,39 kNm
Mn actual = 24,39 kNm
Mn perlu = 1,65 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
191
= 7,804 KN/m2
Beban gempa (V) :
𝑆𝑎 𝑥 𝑡𝑒
V= 𝑥𝑤
𝑅
Dimana
Sa = Akselerasi Spektrum
Dicari dari data tanah menurut
Sa = Sd1/T = 0,64/1 = 0,64 ketahanan GempaSNI-1726- 2019,
hal 35)
U = 1,2 D + 1,6 L + V
= 1,2 x 3,17 + 1,6 x 2,5+ 0,624
= 8,428 KN/m2
4.4.5.2 Menentukan Momen Tumpuan Dan Lapangan Plat Lantai 6
Rasio perbandingan pelat
dx = h – ts– 0,5 x
= 120 -30– 0,5 x 0,9
= 89,55 mm
𝑀 3,747 𝑥 106
Rn = 𝑏 𝑥 𝑛𝑑2 = = 0,467 MPa
1000 𝑥 89,552
𝐹𝑦 400
M = 0,85 𝑥 𝐹𝑐 = 0,85 𝑥 35 = 13,45 MPa
195
1 2 𝑥 𝑀 𝑥 𝑅𝑛
𝜌 = 𝑚 𝑥 (1 − √1 − )
𝐹𝑦
1 2 𝑥 13,45 𝑥 0,467
= 13,45 𝑥 (1 − √1 − ) = 0,0012
400
3. Momen nominal
a
Mn = As . fy (h - 2 )
0,704
= 5,24 x 400 (12 - )
2
= 24,39 kNm
Mn actual = 24,39 kNm
Mn perlu = 3,37 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
b. Desain tulangan tumpuan arah Y
Mu = 5,41 kNm
5,41
Mn = = 6,009 kNm = 6,009 x 106 Nmm
0,9
dx = h – ts– 0,5 x
= 120 -30 – 0,9 – 0,5 x 0,9
= 89,55mm
𝑀 6,009 𝑥 106
Rn = 𝑏 𝑥 𝑛𝑑2 = = 0,749 MPa
1000 𝑥 89,552
𝐹𝑦 400
M = 0,85 𝑥 𝐹𝑐 = 0,85 𝑥 35 = 13,45 MPa
1 2 𝑥 𝑀 𝑥 𝑅𝑛
𝜌 = 𝑚 𝑥 (1 − √1 − )
𝐹𝑦
196
1 2 𝑥 13,45 𝑥 0,749
= 13,45 𝑥 (1 − √1 − ) = 0,0019
400
3. Momen nominal
a
Mn = As . fy (h - 2 )
0,704
= 5,24 x 400 (12 - )
2
= 24,39 kNm
Mn actual = 24,39 kNm
Mn perlu = 5,41 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
c. Desain tulangan lapangan arah x
Mu = 1,55 kNm
1,55
Mn = = 1,72 kNm = 1,72 x 106 Nmm
0,9
dx = h – ts– 0,5 x
= 120 -30 – 0,5 x 0,9
= 89,55 mm
𝑀 1,72 𝑥 106
Rn = 𝑏 𝑥 𝑛𝑑2 = = 0,215 MPa
1000 𝑥 89,552
𝐹𝑦 400
M = 0,85 𝑥 𝐹𝑐 = 0,85 𝑥 35 = 13,44 MPa
1 2 𝑥 𝑀 𝑥 𝑅𝑛
𝜌 = 𝑚 𝑥 (1 − √1 − )
𝐹𝑦
1 2 𝑥 13,45 𝑥 0,215
= 13,45 𝑥 (1 − √1 − ) = 0,00054
400
197
3. Momen nominal
a
Mn = As . fy (h - )
2
0,704
= 5,24 x 400 (12 - )
2
= 24,39 kNm
Mn actual = 24,39 kNm
Mn perlu = 1,55 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
d. Desain tulangan lapangan arah y
Mu = 1,83 kNm
1,83
Mn = = 2,029 kNm = 2,029 x 106 Nmm
0,9
dx = h – ts– 0,5 x
= 120 -30 – 0,9 - 0,5 x 0,9
= 89,55 mm
𝑀𝑛 32,029 𝑥 106
Rn = = = 0,253 MPa
𝑏𝑥 𝑑2 1000 𝑥 89,552
𝐹𝑦 400
M = 0,85 𝑥 𝐹𝑐 = 0,85 𝑥 35 = 13,45 MPa
1 2 𝑥 𝑀 𝑥 𝑅𝑛
𝜌 = 𝑚 𝑥 (1 − √1 − )
𝐹𝑦
1 2 𝑥 13,45 𝑥 0,253
= 13,45 𝑥 (1 − √1 − ) = 0,00063
400
3. Momen nominal
a
Mn = As . fy (h - 2 )
0,704
= 5,24 x 400 (12 - )
2
= 24,39 kNm
Mn actual = 24,39 kNm
Mn perlu = 1,83 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
Hasil Perhitungan Tulangan
= 7,804 KN/m2
Beban gempa (V) :
𝑆𝑎 𝑥 𝑡𝑒
V= 𝑥𝑤
𝑅
Dimana
Sa = Akselerasi Spektrum
Dicari dari data tanah menurut
Sa = Sd1/T = 0,64/1 = 0,64 ketahanan GempaSNI-1726- 2019,
hal 35)
U = 1,2 D + 1,6 L + V
= 1,2 x 3,17 + 1,6 x 2,5+ 0,624
= 8,428 KN/m2
4.4.6.2 Menentukan Momen Tumpuan Dan Lapangan Plat Lantai 5
Rasio perbandingan pelat
= 2,806 kNm
4.4.6.3 Perencanaan Penulangan Plat Lantai 7
Dari hitungan momen pada plat lantai yaitu:
Mtx = 6,152 kNm
Mty = 7,354 kNm
Mlx = 2,606 kNm
Mly = 2,860 kNm
Data perencanaan penulangan pelat lantai adalah sebagai berikut :
a) Mutu beton (fc’) = 35 MPa
b) Mutu baja tulangan (fy) = 400 MPa
c) Tebal pelat lantai (h) = 12 cm = 120 mm
d) Tebal selimut beton (p) = 30 mm
e) b = 100 cm
f) d=h = 12 cm = 120 mm
Pembatasan rasio tulangan (ρb)
Karena mutu beton fc’ 35, maka :
Tata Cara Perencanaan Struktur
0,05 𝑥 (𝑓𝑐−28)
β1 = 0,85 - Beton Untuk Bangunan Gedung,
7
SNI 03-2847-2013, (21.1.4)
0,05 𝑥 (35−28)
β1 = 0,85 - = 0,8
7
0,85 .𝑓𝑐 600 600
ρb = . 𝛽1 . . 0,8 . = 0,035
𝑓𝑦 600+𝑓𝑦 600+400
dx = h – ts– 0,5 x
= 120 -30– 0,5 x 0,9
= 89,55 mm
𝑀𝑛 6,835 𝑥 106
Rn = = = 0,852 MPa
𝑏 𝑥 𝑑2 1000 𝑥 89,552
𝐹𝑦 400
M = 0,85 𝑥 𝐹𝑐 = 0,85 𝑥 35 = 13,44 MPa
203
1 2 𝑥 𝑀 𝑥 𝑅𝑛
𝜌 = 𝑚 𝑥 (1 − √1 − )
𝐹𝑦
1 2 𝑥 13,44 𝑥 0,852
= 13,44 𝑥 (1 − √1 − ) = 0,0021
400
3. Momen nominal
a
Mn = As . fy (h - 2 )
1,05
= 7,86 x 400 (12 - )
2
= 36,077 kNm
Mn actual = 36,077 kNm
Mn perlu = 6,152 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
b. Desain tulangan tumpuan arah y
Mu = 7,354 kNm
7,354
Mn = = 8,171 kNm = 8,171x 106 Nmm
0,9
dx = h – ts– 0,5 x
= 120 -30 – 0,9 – 0,5 x 0,9
= 88,65mm
𝑀 8,171 𝑥 106
Rn = 𝑏 𝑥 𝑛𝑑2 = = 1,039 MPa
1000 𝑥 88,652
𝐹𝑦 400
M = 0,85 𝑥 𝐹𝑐 = 0,85 𝑥 35 = 13,44 MPa
1 2 𝑥 𝑀 𝑥 𝑅𝑛
𝜌 = 𝑚 𝑥 (1 − √1 − )
𝐹𝑦
204
1 2 𝑥 13,44 𝑥 1,039
= 13,44 𝑥 (1 − √1 − ) = 0,0027
400
3. Momen nominal
a
Mn = As . fy (h - 2 )
1,05
= 7,86 x 400 (12 - )
2
= 36,077 kNm
Mn actual = 36,077 kNm
Mn perlu = 7,354 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
c. Desain tulangan lapangan arah x
Mu = 2,606 kNm
2,606
Mn = = 2,895 kNm = 2,895 x 106 Nmm
0,9
dx = h – ts– 0,5 x
= 120 -30 – 0,5 x 0,9
= 89,55 mm
𝑀 2,895 𝑥 106
Rn = 𝑏 𝑥 𝑛𝑑2 = = 0,361 MPa
1000 𝑥 89,552
𝐹𝑦 400
M = 0,85 𝑥 𝐹𝑐 = 0,85 𝑥 35 = 13,44 MPa
1 2 𝑥 𝑀 𝑥 𝑅𝑛
𝜌 = 𝑚 𝑥 (1 − √1 − )
𝐹𝑦
1 2 𝑥 13,44 𝑥 0,361
= 13,44 𝑥 (1 − √1 − ) = 0,0009
400
205
3. Momen nominal
a
Mn = As . fy (h - 2 )
1,05
= 7,86 x 400 (12 - )
2
= 36,077 kNm
Mn actual = 36,077 kNm
Mn perlu = 2,606 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
d. Desain tulangan lapangan arah y
Mu = 2,860 kNm
2,860
Mn = = 3,177 kNm = 3,177 x 106 Nmm
0,9
dx = h – ts– 0,5 x
= 120 -30 – 0,9 - 0,5 x 0,9
= 88,65 mm
𝑀 3,177 𝑥 106
Rn = 𝑏 𝑥 𝑛𝑑2 = = 0,404 MPa
1000 𝑥 88,652
𝐹𝑦 400
M = 0,85 𝑥 𝐹𝑐 = 0,85 𝑥 35 = 13,44 MPa
1 2 𝑥 𝑀 𝑥 𝑅𝑛
𝜌 = 𝑚 𝑥 (1 − √1 − )
𝐹𝑦
1 2 𝑥 13,44 𝑥 0,404
= 13,44 𝑥 (1 − √1 − ) = 0,0010
400
3. Momen nominal
a
Mn = As . fy (h - 2 )
1,05
= 7,86 x 400 (12 - )
2
= 36,077 kNm
Mn actual = 36,077 kNm
Mn perlu = 3,677 kNm
Mn actual > Mn perlu (OK)
207
K33A = 35 x 35 cm
Tabel 4. 47 Rekapitulasi Dimensi Kolom
Dimana:
Acp = luas penampang
Pcp = keliling penampang
213
λ = 1 (beton normal)
φ = 0,75
dari hasil analisis menggunakan program bantu SAP2000, didapatkan
nilai maksimum torsi pada balok B64A-450x600 sebagai berikut:
Tu = 52,33 kN.m
Kontrol kebutuhan torsi
Acp = b x h = 400 x 600= 270000 mm2
Pcp = 2 x (b + h) = 2 x (450 + 600) = 2100 mm
Maka,
2700002
52,33 kN.m > 0,75 x 0,083 x 1 x √√35 𝑥 ( )
2100
0,85 𝑥 35 2 𝑥 3,53
Pperlu = (1 − √1 − ) = 0,0362
400 0,85 𝑥 F′ 𝑐
Jumlah tulangan
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 6427,74
n= = = 5,8
𝐴𝑠 0,25 𝑥 3,14 𝑥 222
= 1109,263 kN.m
Syarat Mu < ϕ Mn
427,81 kN.m ≤ 0,9 x 1109,253 kN.m
216
0,85 𝑥 35 2 𝑥 1,948
Pperlu = (1 − √1 − ) = 0,0269
400 0,85 𝑥 F′ 𝑐
Jumlah tulangan
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 6899,369
n= = = 18,159
𝐴𝑠 0,25 𝑥 3,14 𝑥 222
= 1216,866 kN.m
Syarat Mu < ϕ Mn
244,687 kN.m ≤ 0,9 x 1216,866 kN.m
244,687 kN.m ≤ 1095,178 kN.m (OK)
218
= 1317,569 Kn.M
2. Momen ujung positif tumpuan kiri
1,25xAsxF𝑦 1,25 x 3419,46 x 400
𝑎𝑝𝑟2 = = = 127,711 𝑚𝑚
0,85xF′ cxb 0,85 x 35 x 450
apr_1
𝑀𝑝𝑟2 = 1,25 x As x fy x (d - )
2
127,711
= 125 x 3419,46 x 400 x (547 - )
2
= 826,047 Kn.M
3. Momen ujung negative tumpuan kanan
Mpr_3 = Mpr_1
= 1317,569 kN.m
4. Momen ujung positif tumpuan kanan
Mpr_3 = Mpr_2
= 826,047 kN.m
b. Hitung gaya geser akibat Mpr
Vg = 181,261 kN (dari kombinasi 1,2DL + 1,0LL)
220
Bawah 3 D 22 Ø 12 - 130 6 D 16
Lantai 5 B.2A 45 x 80 Lapangan Atas 4 D 22 Ø 12 - 130 6 D 16 di kiri - kanan balok
Bawah 5 D 22
Tumpuan Atas 4 D 22 Ø 12 - 130 6 D 16 di kiri - kanan balok
Lantai 6 B.2A 45 x 80 Bawah 3 D 22
Lapangan Atas 4 D 22 Ø 12 - 130 6 D 16 di kiri - kanan balok
Bawah 5 D 22
Tumpuan Atas 4 D 22 Ø 12 - 130 6 D 16 di kiri - kanan balok
Lantai 7 B.2A 45 x 80 Bawah 3 D 22
Lapangan Atas 4 D 22 Ø 12 - 130 6 D 16 di kiri - kanan balok
Bawah 5 D 22
Tumpuan Atas 4 D 22 Ø 12 - 130 6 D 16 di kiri - kanan balok
Lantai 8 B.2A 45 x 80 Bawah 3 D 22
Lapangan Atas 4 D2 Ø 12 - 130 6 D 16 di kiri - kanan balok
Bawah 5 D 22
Tumpuan Atas 4 D 22 Ø 12 - 130 6 D 16 di kiri - kanan balok
Lantai B.2A 45 x 80 Bawah 3 D 22
Atap Lapangan Atas 4 D 22 Ø 12 - 130 6 D 16 di kiri - kanan balok
Bawah 5 D 22
=321 mm2
Sbc x f′ 𝑐
Ash = 0,09 x 𝑓𝑦𝑡
100 x (800−2x30−16)x 35
=0,3 x = 570 mm2
400
= 875,6474 kN
238
22
𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 𝑑 678,24 𝑥 400 𝑥 (850−3− 16−( ))
Vs = = 2
= 2088,979 𝑘𝑁
𝑠 100
= 875,647 kN
22
𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 𝑑 200,96 𝑥 400 𝑥 (800−3− 16−( ))
Vs = = 2
= 412,638 𝑘𝑁
𝑠 150
Kontrol keamanan :
Tegangan tarik (fr) < Tegangan ijin (frijin)
243
ρ = 3,15% S
Syarat :
1% < ρ < 6 %
1% < 3,15% < 6% (OK)
Berdasarkan aplikasi sP-Column, dengan dimensi tie beam 35x60 cm,
menggunakan tulangan total 13D22 mampu menahan besarnya Pu sebesar
637,549 kN, dan Mu 660,042 kN-m.
244
Kuat geser yang disumbangkan oleh beton untuk komponen struktur yang
dibebani tarik aksial menurut SNI 2847-2013 Pasal 11.2.1.2 :
𝑁𝑢
Vc = (1+ 14 𝑥 𝐴𝑔)x (√𝑓 ′𝑐/6)𝑥 𝑏 𝑥 d
4848287
= (1+ 14x210000 )x (√35/6)𝑥 350 𝑥 553
= 314,905 Kn
245
Sumber: wika-beton.co.id
Gambar 4. 82 Spesifikasi Tiang Pancang
= 0,60 x 0,60
= 0,36 m2
Berat tiang pancang, Wp = A x L x wc
= 0,36 x 12 x 24
= 103,58 kN
Kuat tekan beton tiang pancang = 41500 kPa
Kapasitas dukung nominal tiang pancang,
Pn = 0,30 x fc’ x A -1,2 x Wp
= 0,30 x 41500 x 0,36 – 1,2 x 103,58
= 4358,304 kN
Faktor reduksi kekuatan , f = 0,60
Tahanan aksial tiang pancang = f x Pn
= 0,60 x 4358,304
= 2614,982 Kn
2. Berdasarkan Hasil Uji SPT (Mayerhoff)
Tabel 4. 69 Perhitungan hasil pengujian SPT
Nilai
Kedalaman
SPT
No L1 L1 * N
z1 (m) z2 (m) N (m)
1 0 3 3 3 9
2 3 6 6 3 18
3 6 9 3 3 9
4 9 12 1 3 3
5 12 15 2 3 6
6 15 18 2 3 6
7 18 21 4 3 12
8 21 24 9 3 27
9 24 27 12 3 36
10 27 30 22 3 66
11 30 33 26 3 78
12 33 36 24 3 72
249
13 36 39 30 3 90
14 39 42 28 3 84
15 42 45 29 3 87
16 45 48 30 3 90
48 693
Sumber: Data analisis, 2022
Nilai SPT rata-rata di sepanjang tiang, 𝑁̅ = ΣL1xN / ΣL1= 693 / 48 = 14,437
Nb = 16
Diameter tiang pancang, D = 0,6 m
Panjang tiang pancang di kedalaman tanah, L = 48 m
Luas dasar tiang pancang, Ab = s x s = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2
Luas selimut tiang pancang, As = 4 x s x L = 4 x 0,6 x 48 = 115,2 m2
Pn = 40 x Nb x Ab + 𝑁̅ x As
= 40 x 16 x 0,36 + 14,437x 115,2
= 1893,6 kN
Pn < 380 x 𝑁̅ x Ab
< 380 x 14,437x 0,36
< 1975,05 kN
Kapasitas nominal tiang pancang, Pn = 1893,6 kN
Faktor reduksi kekuatan, f= 0,60
Tahanan aksial tiang pancang= f x Pn
= 0,60 x 1893,6
= 1136,16 Kn
250
Tipe arc
D S
tan
No Pile m n Eff
(m) (m) D/S
cap
1 P4 0,6 1,8 18,43 2 2 0,79
2 P5 0,6 1,8 18,43 2 2,5 0,77
Sumber: Data Analisis, 2022
253
Daya
Tipe
Dukung
Pile Qijin n Pu
No Eff Group Check
cap tian
(kN) (kN) (kN)
g
1 P4 0,79 1136,16 4 4544,64 > 2902,05 OK!
2 P5 0,77 1136,16 5 5680,8 > 4380,41 OK!
Sumber: Data Analisis, 2022
No Kombinasi Nominal
1 = 1,33 DL + 1 L + 1,3 Ex + 0,39 Ey
2 = 1,33 DL + 1 L + 1,3 Ex - 0,39 Ey
3 = 1,33 DL + 1 L - 1,3 Ex + 0,39 Ey
4 = 1,33 DL + 1 L - 1,3 Ex - 0,39 Ey
5 = 1,33 DL + 1 L + 1,3 Ex + 0,39 Ey
6 = 1,33 DL + 1 L + 1,3 Ex - 0,39 Ey
7 = 1,33 DL + 1 L - 1,3 Ex + 0,39 Ey
8 = 1,33 DL + 1 L - 1,3 Ex - 0,39 Ey
9 = 0,77 DL + 1,3 Ex + 0,39 Ey
10 = 0,77 DL + 1,3 Ex + 0,39 Ey
11 = 0,77 DL + 1,3 Ex - 0,39 Ey
12 = 0,77 DL + 1,3 Ex - 0,39 Ey
13 = 0,77 DL + 1,3 Ex + 0,39 Ey
14 = 0,77 DL + 1,3 Ex + 0,39 Ey
15 = 0,77 DL + 1,3 Ex - 0,39 Ey
16 = 0,77 DL + 1,3 Ex - 0,39 Ey
No Kombinasi Ultimit
1 = 1,33 DL 1 L 3 Ex 0,9 Ey
2 = 1,33 DL 1 L 3 Ex 0,9 Ey
3 = 1,33 DL 1 L 3 Ex 0,9 Ey
4 = 1,33 DL 1 L 3 Ex 0,9 Ey
5 = 1,33 DL 1 L 0,9 Ex 3 Ey
6 = 1,33 DL 1 L 0,9 Ex 3 Ey
7 = 1,33 DL 1 L 0,9 Ex 3 Ey
8 = 1,33 DL 1 L 0,9 Ex 3 Ey
9 = 0,77 DL 3 Ex 0,9 Ey
10 = 0,77 DL 3 Ex 0,9 Ey
11 = 0,77 DL 3 Ex 0,9 Ey
12 = 0,77 DL 3 Ex 0,9 Ey
255
13 = 0,77 DL 0,9 Ex 3 Ey
14 = 0,77 DL 0,9 Ex 3 Ey
15 = 0,77 DL 0,9 Ex 3 Ey
16 = 0,77 DL 0,9 Ex 3 Ey
Sumber: Data Analisis, 2022
4.6.6.1 Distribusi Beban Gempa Nominal pada Kelompok Tiang
1. Pengecekan pondasi tipe P4
Tabel 4. 75 Data Joint Reaksi Gempa Nominal Tipe P4
Joint FZ MX MY
(Kn) (kN-m) (kN-m)
label
88 2902,047 1539,647 695,913
Sumber: Data Analisis, 2022
Dimensi kolom = 80 x 80 cm
Dimensi pondasi = 60 x 60 cm
Kapasitas 1 pile, Pijin = 1136,16 kN
Jumlah tiang (n) = 4 buah
256
Pile X Y X2 Y2
(m) (m) (m) (m)
No.
P1 -0,65 0,65 0,4225 0,4225
P2 0,65 0,65 0,4225 0,4225
P3 -0,65 -0,65 0,4225 0,4225
P4 0,65 -0,65 0,4225 0,4225
Σ (jumlah) 1,69 1,69
Sumber: Dokumen Pribadi, 2022
Tabel 4. 77 Distribusi Beban Gempa Nominal ke-kelompok Pile
Tipe P4
Joint FZ MX MY
(Kn) (kN-m) (kN-m)
label
87 4380,413 1477,865 826,75
Sumber: Data Analisis, 2022
257
Dimensi kolom = 90 x 70 cm
Dimensi pondasi = 60 x 60 cm
Kapasitas 1 pile, Pijin = 1136,16 kN
Jumlah tiang (n) = 5 buah
Tabel 4. 79 Koordinat Pile Tipe P5
X Y X2 Y2
Pile No.
(m) (m) (m) (m)
P5 0 0 0 0
P5 876,082 0 0 0
= 7116,156 kN
Kontrol: Vu pons < ϕVc pons
4070,175 kN < 7116,156 kN (memenuhi)
2. Cek Tehadap Geser Lentur
Cek terhadap geser lentur tidak dilakukan karena untuk d= 60 cm
tiang pancang berada di dalam bidang geser yang terbentuk.
Sehingga,
Tebal pile cap (th) = d+ 15 cm+selimut beton + ½ dia. tul. pile cap
= 60 + 15 + 5 + (0,5x1,9)
= 80,95 cm ≈ 100 cm
4.6.7.2 Pile Cap Tipe P5
1. Cek terhadap geser spons
Besarnya tinggi efektif (d) pile cap dicoba 60 cm
Vu pons = Pu
= 4584,503 kN
Keliling bidang kritis geser pons (bo)
bo = 2 x (b+d) + 2 x (h+d)
= 2x(1900+600) + 2x(600+600)
= 7400 mm
ϕVc pons = 0,75 x 0,33 x √35 x bo x d
= 0,75 x 0,33 x √35 x 7400 x 600
= 6501180,074 N
= 6501,180 kN
Kontrol: Vu pons < ϕVc pons
4584,503 < 6501,180 kN (memenuhi)
2. Cek Tehadap Geser Lentur
Cek terhadap geser lentur tidak dilakukan karena untuk d= 60 cm
tiang pancang berada di dalam bidang geser yang terbentuk.
Sehingga,
Tebal pile cap (th) = d+ 15 cm+selimut beton + ½ dia. tul. pile cap
= 60 + 15 + 5 + (0,5x1,9)
= 80,95 cm ≈ 90 cm
260
F = 1- √1 − 2 𝑥 𝑘
= 1- √1 − 2 𝑥 0,072 = 0,074
β1 x 450 0,845 𝑥 450
Fmax = 600+𝑓𝑦
= 600+400
= 0,38025
= 6673,285 mm2
261
ρmin = 0,0025
Asmin = ρmin x B x d
= 0,0025 x 2000 x 600
= 3000 mm2
Karena As > Asmin, maka digunakan As = 3000 mm2
Digunakan tulangan D = 19, As tulangan = ¼ x 𝜋 x 19 = 283,385 mm2
283,385
Jumlah tulangan (As) = 283,385 = 10,586 ≈ 14 buah
2000
Jarak tulangan = = 142,587 ≈ 150 cm
16
35 −28
Untuk f`c = 35 MPa, maka β1 = 0,85 – 0,005 ( ) = 0,845
7
𝑀𝑢 1861,675 𝑥 106
Mn = = = 2327,094 x 106 N.mm
8 0,8
𝑀𝑛
K = 𝐵 𝑥 𝑑2 𝑥 0,85 𝑥 𝑓`𝑐
2327,094 x 106
= 3000 𝑥 6002 𝑥 0,85 𝑥 35 = 0,072
F = 1- √1 − 2 𝑥 𝑘
= 1- √1 − 2 𝑥 0,072 = 0,0743
β1 x 450 0,845 𝑥 450
Fmax = = = 0,38025
600+𝑓𝑦 600+400
= 10075.359 mm2
ρmin = 0,0025 (nilai ρmin untuk plat)
Asmin = ρmin x B x d
= 0,0025 x 3000 x 600
= 4500 mm2
Karena As > Asmin, maka digunakan As = 4500 mm2
Digunakan tulangan D = 19, As tulangan = ¼ x 𝜋 x 19 = 283,385 mm2
4500
Jumlah tulangan (As) = 283,385 = 15,88 ≈ 21 buah
4500
Jarak tulangan = = 142,85 ≈ 150 cm
21
3000
Jarak tulangan = = 142,857 ≈ 150 cm
21
2. Perhitungan tulangan pada struktur atap, plat lantai, balok, tie beam, dan
kolom dibantu menggunakan program aplikasi SAP2000. Sehingga
diperoleh nilai momen, gaya lintang dan torsi yang berbeda-beda. Dari hasil
tersebut diambil nilai terbesar dan dikelompokkan untuk memudahkan
dalam perhitungan.
3. Perhitungan struktur pondasi menggunakan perhitungan manual dengan
data N-SPT, data penyelidikan tanah berupa sondir dan boring dari hasil
penyelidikan tanah di lokasi proyek pembangunan Rumah Susun Soekarno
Hatta Semarang.
5.2 Saran
Penyusun mengalami banyak permasalahan dari penyusunan laporan tugas
akhir ini. Berdasarkan hal itu kami memberikan saran dalam perencanaan struktur
gedung sehingga dalam proses pengerjaannya lebih efisien, antara lain:
1. Penyusunan tugas akhir disarankan harus mengikuti perkembangan
peraturan dan pedoman-pedoman standar dalam perencanaan struktur
Gedung yang terbaru, sehingga bangunan yang dihasilkan dari proses
perencanaan memenuhi standar yang berlaku.
2. Mencari referensi ilmiah lebih banyak untuk menambah pengetahuan
mengenai dasar-dasar dalam perencanaan struktur Gedung.
3. Penyusun tugas akhir harus sudah menguasai program bantu dalam
perencanaan struktur Gedung, seperti SAP2000, PCACOL, RSA, E-TABS
dan lain-lain.
4. Rutin melaksanakan bimbingan tugas akhir untuk mendapatkan masukan
dan penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
266
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
DEN
AH Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
LANT KOLOM
AI AT
AP
3180 Nama Gambar :
0
DEN
AH B
ALOK
RUMAH SUSUN
ATAP
2880
SOEKARNO HATTA
SEMARANG
0
DEN
AH B
AL
LANT OK Judul Gambar :
AI 8
2520
0
3D ARSITEKTUR
DEN
AH B
AL
LANT OK
AI 7
2160
0
DEN
AH L
Keterangan :
ANTA
I
6
1800
0
DEN
AH L
ANTA
I
5
1440
0
DEN
AH L
ANTA
I
4
1080
0
DEN
AH L
ANTA
I 3
7200
DEN
AH L
ANTA Dibuat Oleh :
I 2 MAYA WIDYANINGRUM
3600
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
AH
TAN DEN
KA AH L
MU ANTA
I 1
-90
0 DOSEN PEMBIMBING UTAMA
0
ANIK KUSTIRINI, S.T., M.Si
NIS. 06557003102198
SKALA TANGGAL
11/13/21
10/02/2022 08:01:13
A01
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
DENA RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
HK
LANT OLOM
AI ATA
P Lokasi :
31800
Jalan Soekarno Hatta,
DENA
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
H BAL
OK
ATAP
Nama Gambar :
28800
RUMAH SUSUN
DENA
H BAL
LANT K
O
SOEKARNO HATTA
AI 8
25200 SEMARANG
DENA
Judul Gambar :
H BAL
O
LANT K
AI 7
21600
3D STRUKTUR
DENA
H LAN
TAI 6
18000
Keterangan :
DENA
H LAN
TAI 5
14400
DENA
H LAN
TAI 4
10800
DENA
H LAN
TAI 3
7200
DENA
H LAN
TAI 2
3600
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
DENA C.111.18.0176
H LAN
TAI 1 LUCKY ATHO'UL AHYARI
MUKA
TANA 0
C.111.18.0207
H
-900
DOSEN PEMBIMBING UTAMA
ANIK KUSTIRINI, S.T., M.Si
NIS. 06557003102198
SKALA TANGGAL
11/13/21
10/02/2022 08:01:21
3D STRUCTURE
1 A02
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
A B C D E F G H FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
DENAH KOLOM
LANTAI ATAP PERENCANAAN BANGUNAN
31800 RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
DENAH BALOK
ATAP
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
28800
Nama Gambar :
DENAH BALOK
LANTAI 8
RUMAH SUSUN
25200 SOEKARNO HATTA
SEMARANG
DENAH BALOK
LANTAI 7 Judul Gambar :
21600
TAMPAK DEPAN
ARSITEKTUR
DENAH LANTAI 6
18000
Keterangan :
DENAH LANTAI 5
14400
DENAH LANTAI 4
10800
DENAH LANTAI 3
7200
DENAH LANTAI 2
3600
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
DENAH LANTAI 1 LUCKY ATHO'UL AHYARI
0
C.111.18.0207
MUKA TANAH
-900
DOSEN PEMBIMBING UTAMA
ANIK KUSTIRINI, S.T., M.Si
NIS. 06557003102198
10/02/2022 08:01:35
A03
1 2 3 4 UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
DENAH KOLOM
LANTAI ATAP
Nama Pekerjaan :
31800
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
DENAH BALOK
ATAP Lokasi :
28800
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
TAMPAKSAMPING
DENAH LANTAI 6 ARSITEKTUR
18000
DENAH LANTAI 4
10800
DENAH LANTAI 3
7200
DENAH LANTAI 2
3600
Dibuat Oleh :
DENAH LANTAI 1 MAYA WIDYANINGRUM
0 C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
10/02/2022 08:01:48
A04
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
A B C D E F G H
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
POTONGAN A-A
DENAH BALOK
LANTAI 7
21600
DENAH LANTAI 5
14400
DENAH LANTAI 4
10800
DENAH LANTAI 3
7200
Dibuat Oleh :
DENAH LANTAI 2 MAYA WIDYANINGRUM
3600
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
POTONGAN A-A 1 : 100
1 1 : 100
11/17/21
10/02/2022 08:02:10
A05
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
4 3 2 1 Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
DENAH KOLOM
LANTAI ATAP
Lokasi :
31800
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
DENAH BALOK
ATAP Nama Gambar :
28800
RUMAH SUSUN
SOEKARNO HATTA
SEMARANG
DENAH BALOK
LANTAI 8
25200
Judul Gambar :
DENAH BALOK
LANTAI 7
POTONGAN B-B
21600
DENAH LANTAI 6
18000
Keterangan :
DENAH LANTAI 5
14400
DENAH LANTAI 4
10800
DENAH LANTAI 3
7200
DENAH LANTAI 1
DOSEN PEMBIMBING UTAMA
MUKA TANAH0
-900
ANIK KUSTIRINI, S.T., M.Si
NIS. 06557003102198
SKALA TANGGAL
1 : 100 11/17/21
POTONGAN B-B
1 1 : 100
NO. GAMBAR JUMLAH LEMBAR
10/02/2022 08:02:38
A06
BATANG PENYANGGA 2L 40 40 5
BATANG KUDA-KUDA 2L 45 45 5
BATANG DIAGONAL 2L 40 40 5
1
135 BATANG TARIK 2L 45 45 5
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
1027 1027 1027 1027 2054 1027 1027 1027 1027
10308 RUMAH SUSUN
SOEKARNO HATTA
SEMARANG
KUDA-KUDA 1
1 1 : 25
Judul Gambar :
ATAP KUDA-KUDA
360
360
360
Keterangan :
360
1027 1027 1027 1027 1027 1027 1027 1027 1027 1027 1027 1027 1027 1027 1027 1027 1027 1027 1027 1027
10271 10271
KUDA-KUDA 2 KUDA-KUDA 3
2 1 : 50 3 1 : 50
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
1027 1027 1027 1027 1027 1027 1027 1027 1027 1027 LUCKY ATHO'UL AHYARI
10271 C.111.18.0207
As
SKALA TANGGAL
indicated 11/18/21
10/02/2022 08:02:44
A07
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
SOEKARNO HATTA
SEMARANG
Judul Gambar :
3D KUDA-KUDA
Keterangan :
3D KUDA-KUDA
1
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
02/09/22
10/02/2022 08:02:51
A08
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
1
SOEKARNO HATTA
A06
SEMARANG
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200
Judul Gambar :
1 DENAH LANTAI 1
ATM GALERY
6000
MUSHOLA
LOBBY
Keterangan :
2 - -
2100
3
1
A05
6000
GUDANG R.SERBAGUNA
4
DN
A B C D E F G H
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
DENAH LANTAI 1
1 1 : 100
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 100 11/13/21
10/02/2022 08:02:54
A100
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
1 RUMAH SUSUN
SOEKARNO HATTA
A06
1 Judul Gambar :
DENAH LANTAI 2
TIPE 45 TIPE 45
6000
31 m² 31 m²
2 Keterangan :
2100
3
1
A05
6000
A B C D E F G H
DENAH LANTAI 2
1 1 : 100 Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 100 01/23/07
10/02/2022 08:03:00
A101
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
1
A06
SOEKARNO HATTA
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200 SEMARANG
Judul Gambar :
1
DENAH LANTAI 3
6000
TIPE 45 TIPE 45
31 m² 31 m²
Keterangan :
2
2100
3
1
A05
6000
A B C D E F G H
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
DENAH LANTAI 3 C.111.18.0176
1 1 : 100 LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 100 11/13/21
10/02/2022 08:03:05
A102
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
1
A06
TIPE 45 TIPE 45
DENAH LANTAI 4
6000
31 m² 31 m²
2
2100
Keterangan :
3
1
A05
31 m² 31 m² 31 m²
A B C D E F G H
DENAH LANTAI 4
1 1 : 100
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 100 11/13/21
10/02/2022 08:03:09
A103
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
1
A06
SOEKARNO HATTA
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200 SEMARANG
Judul Gambar :
1
DENAH LANTAI 5
6000
TIPE 45 TIPE 45
31 m² 31 m²
Keterangan :
2
2100
3
1
A05
6000
A B C D E F G H
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
DENAH LANTAI 5 C.111.18.0176
1 1 : 100 LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 100 11/13/21
10/02/2022 08:03:13
A104
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
1
A06
RUMAH SUSUN
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200
SOEKARNO HATTA
SEMARANG
1 Judul Gambar :
DENAH LANTAI 6
6000
TIPE 45 TIPE 45
31 m² 31 m²
2
Keterangan :
2100
3
1
A05
31 m² 31 m² 31 m²
A B C D E F G H
SKALA TANGGAL
1 : 100 11/13/21
10/02/2022 08:03:16
A105
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
1
A06 RUMAH SUSUN
SOEKARNO HATTA
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200 SEMARANG
Judul Gambar :
1
DENAH LANTAI 7
6000
TIPE 45 TIPE 45
31 m² 31 m²
2 Keterangan :
2100
3
1
A05
31 m² 31 m² 31 m²
A B C D E F G H
Dibuat Oleh :
DENAH BALOK LANTAI 7 MAYA WIDYANINGRUM
1 1 : 100 C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 100 11/13/21
10/02/2022 08:03:19
A106
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
1
A06
SOEKARNO HATTA
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200 SEMARANG
1 Judul Gambar :
DENAH LANTAI 8
6000
TIPE 45 TIPE 45
31 m² 31 m²
2 Keterangan :
2100
3
1
A05
31 m² 31 m² 31 m²
A B C D E F G H
Dibuat Oleh :
DENAH BALOK LANTAI 8 MAYA WIDYANINGRUM
1 1 : 100 C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 100 11/13/21
10/02/2022 08:03:23
A107
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
1
A06
1 Judul Gambar :
2 Keterangan :
2100
3
1
A05
6000
A B C D E F G H
Dibuat Oleh :
DENAH BALOK ATAP
1 1 : 100
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 100 11/13/21
10/02/2022 08:03:26
A108
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
SOEKARNO HATTA
SEMARANG
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200
Judul Gambar :
K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88
1 DENAH STRUKTUR
KOLOM LANTAI 1
6000
Keterangan :
2
K97 K97 K97 K97 K97 K97 K97 K97
2100
4
K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88
A B C D E F G H
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 100 11/13/21
10/02/2022 08:03:27
A201
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
SOEKARNO HATTA
SEMARANG
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200
Keterangan :
1200
2
K97 K97 K97 K97 K97 K97 K97 K97
2100
4
K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88
A B C D E F G H
SKALA TANGGAL
1 : 100 11/13/21
10/02/2022 08:03:30
A202
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200 SOEKARNO HATTA
SEMARANG
K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88
1 Judul Gambar :
DENAH STRUKTUR
KOLOM LANTAI 3
6000
2
K97 K97 K97 K97 K97 K97 K97 K97 Keterangan :
2100
4
K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88
A B C D E F G H
SKALA TANGGAL
1 : 100 11/13/21
10/02/2022 08:03:32
A203
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
SOEKARNO HATTA
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200 SEMARANG
Judul Gambar :
K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88
1
DENAH STRUKTUR
KOLOM LANTAI 4
6000
Keterangan :
2
K97 K97 K97 K97 K97 K97 K97 K97
2100
4
K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88
A B C D E F G H
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 100 11/13/21
10/02/2022 08:03:35
A204
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
SOEKARNO HATTA
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200 SEMARANG
K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88 Judul Gambar :
1
DENAH STRUKTUR
KOLOM LANTAI 5
6000
Keterangan :
2
K97 K97 K97 K97 K97 K97 K97 K97
2100
4
K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88
A B C D E F G H
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 100 11/13/21
10/02/2022 08:03:37
A205
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
SOEKARNO HATTA
SEMARANG
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200
Judul Gambar :
K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88 DENAH STRUKTUR
1 KOLOM LANTAI 6
6000
Keterangan :
4
K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88
A B C D E F G H
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
10/02/2022 08:03:39
A206
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
SOEKARNO HATTA
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200 SEMARANG
K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88 Judul Gambar :
1
DENAH STRUKTUR
KOLOM LANTAI 7
6000
Keterangan :
2
K97 K97 K97 K97 K97 K97 K97 K97
2100
4
K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88
A B C D E F G H
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 100 11/13/21
10/02/2022 08:03:42
A207
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
SOEKARNO HATTA
SEMARANG
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200
Judul Gambar :
K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88 DENAH STRUKTUR
1
KOLOM LANTAI 8
6000
Keterangan :
2
K97 K97 K97 K97 K97 K97 K97 K97
2100
4
K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88 K88
A B C D E F G H
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 100 11/13/21
10/02/2022 08:03:44
A208
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
SOEKARNO HATTA
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200
SEMARANG
Keterangan :
K33A K33A 2
K33A K33A
2100
K33A K33A 3
6000
B32A
A B C D E F G H
SKALA TANGGAL
1 : 100 02/09/22
10/02/2022 08:03:46
A209
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
SOEKARNO HATTA
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200 SEMARANG
P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4
Judul Gambar :
1
DENAH STRUKTUR
BAWAH
6000
P5 P5 P5 P5 P5 P5 P5 P5
Keterangan :
2
2100
3
P5 P5 P5 P5 P5 P5 P5 P5
6000
P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4
A B C D E F G H
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
DENAH STRUKTUR PILE CAP
1 1 : 100
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 100 11/13/21
10/02/2022 08:03:49
A210
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
SOEKARNO HATTA
SEMARANG
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200
Judul Gambar :
TB 45 TB 45 TB 45 TB 45 TB 45 TB 45 TB 45 DENAH STRUKTURTIE
1
BEAM LANTAI 1
6000
TB 35
TB 35
TB 24
TB 35
TB 24
TB 35
TB 24
TB 35
TB 35
TB 35
TB 35
B34A
B34A
Keterangan :
TB 24 TB 24
TB 45 TB 45 TB 45 TB 45 TB 45 TB 45 TB 45
2
2100
TB 45 TB 45 TB 45 TB 45 TB 45 TB 45 TB 45
3
6000
TB 35
TB 24
TB 35
TB 24
TB 35
TB 24
TB 35
TB 24
TB 35
TB 24
TB 35
TB 24
TB 35
TB 24
TB 35
4
TB 45 TB 45 TB 45 TB 45 TB 45 TB 45 TB 45
A B C D E F G H
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 100 02/09/22
10/02/2022 08:03:53
A211
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
DENAH STRUKTUR
B34A
B34A
6000
B22A B22A B22A B22A B22A
B64A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B64A
B34A
B64A
BALOK LANTAI 2
1200
B34A B34A
2
B56A
2100
B45A
B45A
B45A
B45A
B45A
B45A
B67
B67
B67
B67
B67
B67
B67
B67
B67
B67
B67
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A Keterangan :
3
6000
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
4
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
A B C D E F G H
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 100 02/09/22
10/02/2022 08:03:58
A212
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
SOEKARNO HATTA
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200
SEMARANG
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
Judul Gambar :
1
DENAH STRUKTUR
BALOK LANTAI 3
6000
B34A
B34A
B34A
B34A
B34A
B64A
B64A
B64A
B64A
B64A
B64A
B64A
B64A
B34A B34A
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
2 Keterangan :
2100
B67
B67
B67
B67
B67
B67
B67
B67
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
3
6000
B34A
B34A
B34A
B34A
B34A
B34A
B34A
B64A
B64A
B64A
B64A
B64A
B64A
B64A
B64A
4
B56A
A B C D E F G H
Dibuat Oleh :
DENAH LANTAI 3 MAYA WIDYANINGRUM
1 1 : 100 C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 100 02/09/22
10/02/2022 08:04:01
A213
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200 SOEKARNO HATTA
SEMARANG
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
1 Judul Gambar :
DENAH STRUKTUR
BALOK LANTAI 4
6000
B64A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B64A
B34A
B64A
B34A B34A
2 Keterangan :
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
2100
B67
B67
B67
B67
B67
B67
B67
B67
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
3
6000
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
4
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
A B C D E F G H
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 100 02/09/22
10/02/2022 08:04:06
A214
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
SOEKARNO HATTA
SEMARANG
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200
Judul Gambar :
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
1 DENAH STRUKTUR
BALOK LANTAI 5
6000
B64A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B64A
B34A
B64A
B34A B34A Keterangan :
2
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
2100
B67
B67
B67
B67
B67
B67
B67
B67
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
3
6000
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
4
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
A B C D E F G H
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 100 02/09/22
10/02/2022 08:04:09
A215
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
SOEKARNO HATTA
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200 SEMARANG
B64A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B64A
B34A
B64A
B34A
B34A B34A
Keterangan :
2
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
2100
B67
B67
B67
B67
B67
B67
B67
B67
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
3
6000
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
4
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
A B C D E F G H
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 100 02/09/22
10/02/2022 08:04:14
A216
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
SOEKARNO HATTA
SEMARANG
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200
Judul Gambar :
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
1 DENAH STRUKTUR
BALOK LANTAI 7
6000
B64A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B64A
B34A
B64A
Keterangan :
B34A B34A
2
2100
B67
B67
B67
B67
B67
B67
B67
B67
3
6000
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
4
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
A B C D E F G H
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 100 02/09/22
10/02/2022 08:04:17
A217
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
SOEKARNO HATTA
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200
SEMARANG
Judul Gambar :
B64A
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
1 DENAH STRUKTUR
BALOK LANTAI 8
6000
B64A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B64A
B34A
B64A
B34A B34A Keterangan :
2
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
2100
B67
B67
B67
B67
B67
B67
B67
B67
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
3
6000
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
B34A
B64A
4
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
A B C D E F G H
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 100 02/09/22
10/02/2022 08:04:21
A218
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
SOEKARNO HATTA
SEMARANG
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200
Judul Gambar :
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
1 DENAH STRUKTUR
BALOK LANTAI ATAP
B34A
6000
B64A
B64A
B34A
B34A
B34A
B34A
B34A
B34A
B64A
B-45
B-45
B-45
B-45
B-45
B34A
Keterangan :
2
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
2100
8100
B-45
B-45
B67
B67
B67
B67
B67
B67
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
3
6000
B64A
B34A
B64A
B34A
B34A
B34A
B34A
B34A
B34A
B64A
B-45
B-45
B-45
B-45
B-45
4
B56A B56A B56A B56A B56A B56A B56A
A B C D E F G H
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 100 02/09/22
10/02/2022 08:04:26
A219
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
4200 4200 4200 4200 4200 4200 4200 SOEKARNO HATTA
SEMARANG
B32A
1
Judul Gambar :
DENAH STRUKTUR
6000 B32A B32A B32A B32A
BALOK RANGKA
B32A
B32A
ATAP
B32A
B32A
B32A
2
2100
Keterangan :
B32A
B32A
3
B32A
B32A
6000
A B C D E F G H
SKALA TANGGAL
1 : 100 02/09/22
10/02/2022 08:04:27
A220
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
SOEKARNO HATTA
SEMARANG
S12A S12A S12A S12A S12A S12A S12A S12C S12A S12C
4800
6000
Keterangan :
S12B S12B S12B S12B S12B S12B S12B S12B S12B S12A
1200
2
2100
S12A1 S12B1 S12B1 S12B1 S12B1 S12B1 S12B1 S12B1 S12B1 S12B1 S12B1 S12B1 S12B1 S12A1
S12A S12B S12B S12B S12B S12B S12B S12B S12B S12B S12B S12B S12B S12A
6000
S12C S12A S12A S12A S12A S12A S12A S12A S12A S12A S12A S12A S12A S12C
A B C D E F G H Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
10/02/2022 08:04:31
A221
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
1800
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Ø12 -150 mm
Nama Gambar :
Ø12 -150 mm
RUMAH SUSUN
300
300
15
B-32A SOEKARNO HATTA
0
SEMARANG
164
Ø16 -150 mm
1500
Judul Gambar :
DETAIL TANGGA
1200
2500
100
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
1200
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
10/02/2022 08:04:32
D01
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
Lokasi :
D16 -150 mm
Jalan Soekarno Hatta,
600 650 650 600 Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
Judul Gambar :
PILE CAP 4
1000
650
D19 -150 mm
Keterangan :
650
600
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
2500 C.111.18.0207
P4 SIDE P4
1 1 : 10 2 1 : 10
DOSEN PEMBIMBING UTAMA
ANIK KUSTIRINI, S.T., M.Si
NIS. 06557003102198
SKALA TANGGAL
1 : 10 01/13/22
10/02/2022 08:04:37
D02
600 900 900 600
D19 -150 mm UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
375
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
625
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
D13 -150 mm
Lokasi :
625
Jalan Soekarno Hatta,
D19 -150 mm Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
375
RUMAH SUSUN
SOEKARNO HATTA
SEMARANG
Judul Gambar :
P5 PILE CAP 5
2 1 : 20
Keterangan :
P5 SIDE
3 1 : 20
D13 -150 mm
D19 -150 mm
1200
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 20 02/07/22
10/02/2022 08:04:46
D03
S12B1 S12B1 S12B1
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
D10-150
D10-150
PERENCANAAN BANGUNAN
RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
D10-150
Lokasi :
D10-150
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
D10-150 D10-150
D10-150 D10-150
S12B S12B S12B
Nama Gambar : S12B S12B
D10-150 D10-150
RUMAH SUSUN
SOEKARNO HATTA
D10-150
SEMARANG
D10-150
D10-150
Judul Gambar :
D10-150
D10-150
DETAIL PLAT LANTAI
D10-150
D10-150
Keterangan :
D10-150 D10-150
D10-150 D10-150
S12A S12A S12A S12A
D10-150 D10-150
D10-150
D10-150
D10-150
D10-150
D10-150
D10-150
D10-150
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 20 02/07/22
10/02/2022 08:04:48
D04
TIPE BALOK B-64A TIPE BALOK B-67
POSISI TUMPUAN LAPANGAN POSISI TUMPUAN LAPANGAN
UNIVERSITAS SEMARANG
450 450 600 600 YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
POTONGAN POTONGAN RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
600
600
700
700
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
DIMENSI 600 X 450 DIMENSI 600 X 700 SOEKARNO HATTA
SEMARANG
TULANGAN ATAS 8 D 22 6 D 22 TULANGAN ATAS 6 D 22 6 D 22
Judul Gambar :
500 500
400 400
550
POTONGAN POTONGAN
650
650
550
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SENGKANG ∅12 - 130 ∅12 - 150 SENGKANG ∅12 - 130 ∅12 - 130 SKALA TANGGAL
1 : 10 02/08/22
TULANGAN PINGGANG 6 D 16 6 D 16 TULANGAN PINGGANG 2 D 16 2 D 16
NO. GAMBAR JUMLAH LEMBAR
10/02/2022 08:04:52
D05
TIPE BALOK B-34A TIPE BALOK B-32A
POSISI TUMPUAN LAPANGAN POSISI TUMPUAN LAPANGAN
UNIVERSITAS SEMARANG
300 300 YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
250 250
Nama Pekerjaan :
450
450
PERENCANAAN BANGUNAN
POTONGAN POTONGAN RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
300
300
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
DIMENSI 300 X 450 DIMENSI 300 X 250 SOEKARNO HATTA
SEMARANG
TULANGAN ATAS 4 D 22 3 D 22 TULANGAN ATAS 4 D 22 4 D 22
Judul Gambar :
200 200
POTONGAN
250
250
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
10/02/2022 08:04:56
D06
TIPE KOLOM K-88 TIPE KOLOM K-97
POSISI POSISI
800 900
UNIVERSITAS SEMARANG
YAYASAN ALUMNI DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama Pekerjaan :
PERENCANAAN BANGUNAN
700
POTONGAN POTONGAN RUMAH SUSUN SOEKARNO HATTA
800
Lokasi :
Jalan Soekarno Hatta,
Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Nama Gambar :
RUMAH SUSUN
DIMENSI 800 X 800 DIMENSI 900 X 700 SOEKARNO HATTA
SEMARANG
TULANGAN ATAS 20 D 22 20 D 22 TULANGAN ATAS 20 D 22 20 D 22
Judul Gambar :
SENGKANG D16 - 100 D16 - 150 SENGKANG D16 - 100 D16 - 150 C.DETAIL BALOK, TIE
BEAM,DAN KOLOM
Keterangan :
350
350
POTONGAN
Dibuat Oleh :
MAYA WIDYANINGRUM
C.111.18.0176
LUCKY ATHO'UL AHYARI
C.111.18.0207
SKALA TANGGAL
1 : 10 02/08/22
10/02/2022 08:04:58
D07