Anda di halaman 1dari 22

PELAPORAN NILAI KRITIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM PASIEN RAWAT JALAN

DI INSTALASI RAWAT JALAN


RSUD dr. GUNAWAN MANGUNKUSUMO KABUPATEN SEMARANG

PENDAHULUAN
Pelayanan laboratorium merupakan pelayanan yang penting untuk membantu dokter dalam mendiagnosis suatu penyakit,
pemberian terapi dan monitoring penyakit maupun terapi yang diberikan. Hasil pemeriksaan laboratorium harus cepat dan akurat
sehingga menggambarkan keadaan pasien yang sesungguhnya pada saat diperiksa. Pada kondisi pasien yang kritis dan mengancam
nyawa Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) harus segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan nyawa pasien. Dalam
hal ini tentunya hasil pemeriksaan laboratorium kritis menjadi salah satu dasar dalam memberikan terapi maupun tindakan.
Diperlukan suatu mekanisme pelaporan laboratorium sehingga hasil laboratorium harus segera disampaikan ke DPJP agar pasien
dapat segera ditangani. Untuk itu pemerintah menetapkan pelaporan nilai kritis < 30 menit menjadi salah satu Indikator Nasional
Mutu (INM). Kerangka waktu proses pelaporan pelaporan nilai kritis adalah waktu sejak nilai kritis ditemukan dibaca dan divalidasi
petugas laboratorium atau Dokter Spesialis Patologi Klinik diterima oleh perawat ruang peminta sampai dilaporkan Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP). Tentunya diperlukan komunikasi efektif dalam melaporkan nilai kritis tersebut.
Pelaporan hasil laboratorium kritis dilakukan untuk semua ruang yang melakukan asuhan pasien baik IGD, rawat inap
maupun rawat jalan. Pelaporan nilai kritis laboratorium masih terkendala pada pasien rawat jalan dimana hasil laboratorium kritis
belum terlaporkan. Sementara pelaporan nilai kritis laboratorium di ruang rawat inap sudah berjalan dengan baik. Hal ini tentunya
mempengaruhi pencapaian pelaporan nilai kritis tidak sesuai target sehingga berisiko terhadap keselamatan pasien. Karena itu perlu
dilakukan suatu analisa menggunakan metode Failure Mode Efect Analysis (FMEA) untuk mengetahui kemungkinan kegagalan proses
dari setiap tahap sejak nilai kritis ditemukan sampai terlaporkan ke DPJP di rawat jalan dan merancang design baru proses
pelaporan nilai kritis, sehingga target waktu sesuai indikator mutu nasional dapat dicapai.

1
Untuk mendapatkan desain baru atau Proses Redesign perlu melibatkan individu yang kompeten terkait pelaporan nilai kritis
laboratorium, yaitu dari Laboratorium, perawat Instalasi Rawat Jalan difasillitasi oleh Sub Komite Manajemen Risiko. Implementasi
redesign dilakukan monitoring dan evaluasi, untuk bisa dilakukan perbaikan jika dipandang perlu.

Langkah-langkah dalam melakukan FMEA, yaitu:

1. Tetapkan topik FMEA dan bentuk tim

2. Gambarkan alur proses

3. Identifikasi modus kegagalan & dampaknya (Hazard Analysis)

4. Identifikasi prioritas modus kegagalan

5. Identifikasi akar penyebab modus kegagalan

6. Disain ulang proses

7. Analisis dan test proses baru

8. Implementasi dan monitor proses baru

2
LANGKAH 1: Menetapkan Topik FMEA dan membentuk tim

TOPIK : PELAPORAN NILAI KRITIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM PASIEN RAWAT JALAN DI


INSTALASI RAWAT JALAN RSUD dr. GUNAWAN MANGUNKUSUMO
TIM :
Ketua : dr. Andriani Tri Susilowati, Sp. PK, M.Sc
Wakil Ketua : dr. Dinar Widanarti Sp.KFR
Sekretaris : dr.Reta Destalia Indyaswari
Arifatun Hidjah, S.Tr.A.K
Anggota : dr. RR Gita Febri Irianti
dr. Alex Santana Sp.Pd
Zaenal Ma’arif. S.Kep.Ns
Ninik Lindayanti, S.Kep.Ns
Didik Ardianto, S.Tr. Kes
Ismugiyati, S. ST
Indarwati, S.Kep.Ns

3
LANGKAH 2. Menetapkan alur proses

ALUR PROSES PELAPORAN NILAI KRITIS LABORATORIUM

1 2 3 4 5 6
Order Input Billing Pengambilan Pemeriksaan Validasi hasil
pemeriksaan dan jenis sampel laboratorium
laboratorium pemeriksaan kritis

Pelaporan hasil
laboratorium
kritis ke poliklinik

8 7

Verifikasi hasil Cetak hasil


laboratorium
kritis

4
SUB PROSES ALUR PELAPORAN NILAI KRITIS
NO PROSES SUB PROSES
1 Order pemeriksaan laboratorium a. Permintaan permintaan laboratorium oleh DPJP
b. Pengiriman blangko permintaan ke laboratorium
2 Input Billing dan jenis pemeriksaan a. Input tarif di SIM RS
b. Input jenis pemeriksaan di LIS
c. Cetak barcode
3 Pengambilan sampel a. Identifikasi pasien
b. Persiapan alat
c. Pengambilan sampel
d. Labelling
4 Pemeriksaan a. Pembuatan serum
b. Pembagian berdasarkan jenis pemeriksaan dan jenis alat
c. Pemeriksaan sesuai permintaan
5 Validasi hasil laboratorium kritis a. Validasi I
b. Validasi II
6 Pelaporan hasil laboratorium kritis ke a. Pelaporan nilai kritis laboratorium dari laboratorium ke poliklinik
poliklinik b. Pencatatan pelaporan nilai kritis di buku bantu nilai kritis di
laboratorium
c. Pencatatan penerimaan laporan nilai kritis dari petugas
laboratorium kepada perawat poliklinik di CPPT/rekam medis oleh
perawat poliklinik dengan cap TBK

5
d. Pelaporan nilai kritis dari perawat ke DPJP
e. Pencatatan pelaporan nilai kritis laboratorium ke DPJP di
CPPT/rekam medis dengan cap TBK
f. Konfirmasi pelaporan nilai kritis oleh DPJP dengan membubuhkan
tanda tangan
g. Konfirmasi pelaporan nilai kritis oleh petugas laboratorium di
CPPT/rekam medis dengan membubuhkan tanda tangan
h. Catat waktu pelaporan nilai kritis dari laboratorium sampai
dilaporkan ke DPJP
7 Cetak hasil a. Cetak hasil laboratorium setelah tervalidasi II (warna hijau)
8 Verifikasi hasil laboratorium a. Expertise hasil laboratorium
b. Tanda tangan hasil laboratorium

6
LANGKAH 3. Identifikasi Modus Kegagalan & Dampaknya (Hazard Analysis)

S Potensi Modus Potensi Efek Potensi Current Se O D RPN Rekomendasi Tindak S O D NEW
P Kegagalan Kegagalan Penyebab Kontrol ve cc e Lanjut RPN
Kegagalan rit ur t
y a e
n c
cy t
a
bl
e
6 Pelaporan hasil laboratorium kritis ke poliklinik

a. Pelaporan Pasien tidak Petugas Print out 5 1 1 5 Sosialisasi SPO 1 1 1 1


nilai kritis diterapi laboratorium tidak hasil pelaporan nilai kritis
laboratorium dari mengetahui nilai laboratoria
laboratorium ke laboratorium kritis l, buku
poliklinik belum nilai kritis
semua dilakukan lab
Petugas 5 2 1 10 Sosialisasi SPO 1 1 1 1
laboratorium pelaporan nilai kritis
terlambat
melaporkan
Petugas 5 2 1 10 Sosialisasi SPO 1 1 1 1
laboratorium lupa pelaporan nilai kritis
melaporkan
b. Pencatatan Data tidak Petugas Print out 1 1 1 1 Sosialisasi SPO 1 1 1 1
pelaporan nilai terekap laboratorium lupa hasil pelaporan nilai kritis
kritis di buku bantu mencatat laboratoria
nilai kritis di l, buku
laboratorium belum nilai kritis
semua dilakukan lab
Buku bantu hilang 1 1 1 1 Sosialisasi SPO 1 1 1 1
pelaporan nilai kritis
Buku bantu penuh 1 1 1 1 Sosialisasi SPO 1 1 1 1
pelaporan nilai kritis
c. Pencatatan Pasien tidak Pasien banyak Rekam 5 5 5 125 - Sosialisasi SPO 5 1 1 5

7
laporan nilai kritis diterapi, medis pelaporan nilai
dari petugas pegobatan kritis
laboratorium terlambat, data - Usulan
kepada perawat tidak terekap, penambahan
poliklinik di risiko petugas poliklinik
CPPT/rekam keselamatan (perawat/admin)
medis oleh pasien - Pemahaman tujuan
perawat poliklinik pelaporan nilai
dengan cap TBK kritis
belum semua
dilakukan
Load pekerjaan 5 3 5 75 - Sosialisasi SPO 5 1 1 5
tinggi pelaporan nilai
kritis
- Usulan
penambahan
petugas poliklinik
(perawat/admin)
- Pemahaman tujuan
pelaporan nilai
kritis
Sulit mencari rekam 5 5 5 125 - Sosialisasi SPO 5 3 2 30
medis yang pelaporan nilai
bertumpuk tumpuk kritis
- Usulan
penambahan
petugas poliklinik
(perawat/admin)
- Pemahaman tujuan
pelaporan nilai
kritis
Tidak sempat 3 3 5 45 - Sosialisasi SPO 1 1 1 1
mengangkat telpon pelaporan nilai
kritis
- Usulan
penambahan
petugas poliklinik

8
(perawat/admin)
- Pemahaman tujuan
pelaporan nilai
kritis
Pasien sudah pulang 5 2 5 20 - Sosialisasi SPO 5 1 1 5
pelaporan nilai
kritis
- Usulan
penambahan
petugas poliklinik
(perawat/admin)
- Pemahaman tujuan
pelaporan nilai
kritis
- Edukasi kepada
pasien untuk
menunggu hasil
pemeriksaan
Poliklinik sudah 3 3 5 45 - Sosialisasi SPO 5 1 1 5
tutup pelaporan nilai
kritis
- Usulan
penambahan
petugas poliklinik
(perawat/admin)
- Pemahaman tujuan
pelaporan nilai
kritis
- Edukasi ke petugas
untuk koordinasi
hasil pemeriksaan
Perawat belum 5 5 5 125 - Sosialisasi SPO 1 1 1 1
paham nilai kritis pelaporan nilai
laboratorium kritis
- Usulan
penambahan
petugas poliklinik

9
(perawat/admin)
- Pemahaman tujuan
pelaporan nilai
kritis
Belum mendapat 5 1 2 10 - Sosialisasi SPO 1 1 1 1
sosialisasi SPO pelaporan nilai
pelaporan nilai kritis kritis
- Usulan
penambahan
petugas poliklinik
(perawat/admin)
- Pemahaman tujuan
pelaporan nilai
kritis
d. Pelaporan Pasien Pasien banyak Rekam 5 4 3 60 - Sosialisasi SPO 5 1 1 5
nilai kritis dari terlambat medis pelaporan nilai
perawat ke DPJP diterapi, risiko kritis
belum semua keselamatan - Usulan
dilaksanakan pasien penambahan
petugas poliklinik
(perawat/admin)
- Pemahaman tujuan
pelaporan nilai
kritis
Dokter sibuk 5 5 3 60 5 1 1 5
Dokter sudah tidak 5 1 3 15 - Sosialisasi SPO 5 1 1 5
di poliklinik pelaporan nilai
kritis
- Usulan
penambahan
petugas poliklinik
(perawat/admin)
- Pemahaman tujuan
pelaporan nilai
kritis
Perawat sibuk 5 3 3 45 - Sosialisasi SPO 5 1 1 5
pelaporan nilai

10
kritis
- Usulan
penambahan
petugas poliklinik
(perawat/admin)
- Pemahaman tujuan
pelaporan nilai
kritis
e. Pencatatan Data tidak Perawat sibuk Rekam 5 5 5 125 - Sosialisasi SPO 5 1 1 5
pelaporan nilai terekap medik pelaporan nilai
kritis laboratorium kritis
dari perawat ke - Usulan
DPJP di penambahan
CPPT/rekam medis petugas poliklinik
dengan cap TBK (perawat/admin)
belum semua - Pemahaman tujuan
dilakukan pelaporan nilai
kritis
Pasien banyak 5 5 5 125 - Sosialisasi SPO 5 1 1 5
pelaporan nilai
kritis
- Usulan
penambahan
petugas poliklinik
(perawat/admin)
- Pemahaman tujuan
pelaporan nilai
kritis
f. Konfirmasi Komunikasi Dokter sibuk Rekam 2 5 3 30 - Sosialisasi SPO 2 1 1 2
pelaporan nilai kurang efektif medis pelaporan nilai
kritis oleh DPJP kritis
dengan - Usulan
membubuhkan penambahan
tanda tangan belum petugas poliklinik
semua dilakukan (perawat/admin)
- Pemahaman tujuan
pelaporan nilai

11
kritis
g. Konfirmasi Komunikasi Petugas Rekam 2 2 2 8 - Sosialisasi SPO 1 1 1 1
pelaporan nilai kurang efektif laboratorium tidak medis pelaporan nilai
kritis oleh petugas sempat kritis
laboratorium di - Usulan
CPPT/rekam medis penambahan
dengan petugas poliklinik
membubuhkan (perawat/admin)
tanda tangan belum - Pemahaman tujuan
semua dilakukan pelaporan nilai
kritis
Petugas 2 2 2 8 - Sosialisasi SPO 1 1 1 1
laboratorium lupa pelaporan nilai
kritis
- Usulan
penambahan
petugas poliklinik
(perawat/admin)
- Pemahaman tujuan
pelaporan nilai
kritis
h. pencatatan Data tidak Petugas tidak Rekam 3 2 5 30 - Sosialisasi SPO 1 1 1 1
waktu pelaporan terekap sempat medis, pelaporan nilai
nilai kritis dari buku kritis
laboratorium bantu nilai - Usulan
sampai dilaporkan kritis penambahan
ke DPJP pada buku petugas poliklinik
bantu nilai kritis (perawat/admin)
laboratorium belum - Pemahaman tujuan
semua dilakukan pelaporan nilai
kritis

12
4. Identifikasi Prioritas Modus Kegagalan
Berdasarkan tabel di atas didapatkan prioritas modus kegagalan pelaporan nilai kritis laboratorium yaitu “Pencatatan laporan
nilai kritis dari petugas laboratorium kepada perawat poliklinik di CPPT/rekam medis oleh perawat poliklinik dengan cap TBK belum
semua dilakukan”

5. Identifikasi Akar Penyebab Modus Kegagalan


Analisa Fish Bone Pelaporan nilai kritis laboratorium belum dicatat di rekam medis

Sumber daya
Fasilitas
Manusia
Hasil lab tidak bisa
dibuka di computer Perawat sudah
Perawat tidak sempat mencari dan menulis
rawat jalan Hasil lab lama pulang

Belum ada system LIS/HIS Pasien banyak


Telpon rusak Dokter/perawat/
pelaporan nilai kritis petugas lab
Rekam medis banyak menumpuk
Hasil lab belum bisa menganggap
diakses dokter hasil sudah biasa Hasil tidak dilaporkan petugas lab
langsung

Poliklinik sudah tutup SPO pelaporan nilai kritis belum


disosialisasi
Pasien sudah pulang
Belum ada pembahasan pembuatan SPO yang
Hasil lab pasien SPO sulit diterapkan di
Pasien sudah masuk sesuai
tertentu selalu extrem Rawat jalan
rawat inap

LIngkungan Prosedur 13
6. Desain ulang Proses Pelaporan hasil laboratorium kritis rawat jalan
DITEMUKAN HASIL LABORATORIUM
KRITIS YANG SUDAH DI VALIDASI

DILAPORKAN KE PERAWAT POLIKLINIK


MELALUI TELPON

PETUGAS LABOARTORIUM MELAPORKAN


PERAWAT PERAWAT TIDAK MELALUI TELPON KE MANAGER/
DITEMPAT DITEMPAT KA.INSTALASI/MPP/SUPERVISI/YANMED

PERAWAT MENCATAT LAPORAN DI


FORMULIR PELAPORAN NILAI KRITIS
LABORATORIUM

PETUGAS LABORATORIUM
MENCATAT DI BUKU BANTU

PERAWAT
MELAPORKAN
DPJP

JIKA DPJP JIKA DPJP


DITEMPAT TIDAK
DITEMPAT

DPJP JIKA DPJP TIDAK BISA


MEMBERIKAN LAPOR DPJP MELALUI
DI HUBUNGI LAPOR
ADVICE DAN TELPON DENGAN TBK
DOKTER JAGA ICU
TERAPI MEMBERI ADVICE
MEMBERI ADVICE

PERAWAT
MENYAMPAIKAN
ADVICE KE PASIEN

PASIEN DI PASIEN SUDAH


TEMPAT PULANG

PERAWAT/MANAGER/
KA.INSTALASI/MPP/SUPERVISI/
YANMED MENGHUBUNGI PASIEN
UNTUK OPNAME MELALUI IGD
DAN KOORDINASI DENGAN
PETUGAS IGD

PETUGAS LABORATORIUM MELAKUKAN


PETUGAS LABORATORIUM
KONFIRMASI DENGAN TBK DI FORMULIR
MENCATAT WAKTU PELAPORAN
PELAPORAN DAN MENCATAT WAKTU
DPJP DI BUKU BANTU NILAI KRITIS
PELAPORAN KE DPJP
LABORATORIUM 14
7. Analisis dan Test Proses Baru
Plan
o Kami berencana mengembangkan dan membuat proses baru pelaporan nilai kritis laboratorium rawat jalan.
o Kami berencana mengukur penerapan proses baru
o Kami berencana mengidentifikasi masalah masalah dalam pemerapan proses beru
o Kami berencana mengumpulkan data pelaporan nilai kritis rawat jalan dengan proses baru
Do
o Kami mengamati setiap proses dalam pelaporan nilai kritis rawat jalan dengan proses baru. Pelaporan nilai kritis pasien
rawat jalan menggunakan formulir pelaporan nilai kritis yang harus diisi oleh perawat poliklinik setelah mendapatkan
telpon nilai laboratorium kritis dari petugas laboratorium. Pada saat pihak laboratorium menemukan dan menvalidasi
hasil laboratorium kritis, maka hasil tersebut segera dilaporka ke poliklinik peminta melalui telpon. Petugas laboratorium
melaporkan, mencatat nama dan jam perawat poliklinik penerima di buku bantu nilai kritis. Perawat mencatat laporan
pada formulir pelaporan nilai kritis (tanggal, nama, no CM, nama poliklinik, nama DPJP, Hasil laboratorium, nama
petugas lab , jam lapor, nama petugas ruangan, dan jam lapor DPJP). Selanjutnya DPJP dan petugas laboratorium
memberikan konfirmasi dengan tanda tangan pada formulir tersebut. Formulir dipindahkan ke dokumen rekam medis
pasien.
Study
o Berdasarkan hasil pelaporan nilai kritis laboratorium rawat jalan menggunakan proses baru didapatkan kemudahan
dalam pelaporan dan pencatatan nilai kritis. Pencatatan menggunakan formulir khusus pelaporan nilai kritis mengurangi
masalah pada pelaporan pada proses lama. Pasien yang banyak, rekam medis yang betumpuk, petugas dengan beban
kerja tinggi, perawat tidak sempat menulis di rekam medis, poliklinik tutup, pasien sudah pulang dan hasil laboratorium
lama menjadi masalah pada proses lama. Dengan adanya penulisan pada formulir maka perawat tidak perlu menulis

15
beberapa kali, tidak mencari cari rekam medis yang telah menumpuk, tidak perlu mencari dan mencatat di lembar CPPT.
Apabila poliklinik telah tutup maka formulir diisi dahulu oleh petugas laboratorium dan dikonfirmasikan pada perawat
poliklinik. Pencatatan dan pengambilan data oleh PIC menjadi lebih mudah. Capaian pelaporan nilai kritis laboratorium
dari 40% menjadi lebih dari 80%. Angka pelaporan nilai kritis diukur dari didapatkan hasil laboratorium kritis yang telah
divalidasi, dilaporkan ke perawat sampai ke DPJP <30 menit dan terdapat dalam rekam medis pasien.
Action
o Membuat SPO pelaporan nilai kritis laboratorium rawat jalan
o Sosialisasi SPO
o Penerapan proses baru secara permanen

16
Proses Potensi efek Potensi penyebab Strategi Severity Occurancy RPN
kegagalan kegagalan

Pelaporan nilai kritis laboratorium rawat jalan proses baru

1. Ditemukan hasil Validasi hasil Petugas terbatas Setelah hasil laboratorium 2 1 1


laboratorium kritis laboratorium lama terutama shift siang selesai segera divalidasi dan
yang telah dan malam di laporkan
divalidasi

Petugas yang Petugas masih baru Pengaturan jadwal jaga 2 1 2


menvalidasi belum dan kurang senior dan junior
kompeten berpengalaman
2. Petugas Petugas Pekerjaan banyak dan Yang melaporkan nilai kritis 3 1 3
laboratorium laboratorium lupa sedang mengerjakan seharusnya petugas yang
melaporkan ke pekerjaan yang tidak menvalidasi hasil
poliklinik via telp dapat ditinggalkan

3. Perawat/petugas Perawat tidak Pasien banyak - Petugas laboratorium 2 1 2


poliklinik menulis menulis pada saat di mengingatkan
di formulir telpon laboratorium perawat untuk
pelaporan nilai menulis di formulir
kritis (tanggal, atau lembar
nama, no CM, pelaporan nilai kritis

17
nama poliklinik, - Sosialisasi SPO
nama DPJP, Hasil pelaporan nilai kritis
laboratorium, nama rawat jalan
petugas lab , jam
lapor, nama
petugas ruangan,
jam lapor, dan jam
lapor DPJP

4. Petugas Petugas Buku tidak tersedia, Meminta tolong teman yang 1 1 1


laboratorium laboratorium lupa pasien banyak lain untuk menuliskan
mencatat laporan mencatat
ke poliklinik di
buku bantu nilai
kritis
5. Perawat Perawat lupa/tidak Dokter sedang - Saling mengingatkan 2 1 2
melaporkan hasil melaporkan memeriksa pasien antar perawat
laboratorium kritis poliklinik untuk
ke DPJP dan melaporkan segera
mencatat dalam - Sosialisasi SPO
formulir pelaporan pelaporan nilai kritis
nilai kritis dan rawat jalan
memberi cap TBK

18
6. DPJP/ Dokter Dokter tidak Dokter sudah tidak di - Mengingatkan dokter 1 1 1
melakukan melakukan poliklinik untuk konfirmasi
konfirmasi laporan konfirmasi - Sosialisasi SPO
nilai kritis dengan pelaporan nilai kritis
memberikan tanda rawat jalan
tangan pada
formulir pelaporan
nilai kritis
7. Petugas Petugas - Poliklinik sudah - Mengingatkan 1 1 1
laboratorium laboratorium tutup petugas laboratorium
melakukan lupa/tidak - Pasien banyak untuk konfirmasi
konfirmasi mengkonfirmasi - Sosialisasi SPO
pelaporan nilai pelaporan nilai kritis
kritis dengan rawat jalan
memberikan tanda
tangan pada
formulir pelaporan
nilai kritis
8. Petugas Petugas Petugas sibuk - Mengingatkan 1 1 1
laboratorium laboratorium lupa petugas laboratorium
mencatat nama mencatat untuk mencatat
perawat dan jam - Sosialisasi SPO
pelaporan ke DPJP pelaporan nilai kritis
rawat jalan

19
9. Petugas Petugas Petugas sibuk - Mengingatkan 1 1 1
laboratorium laboratorium lupa petugas laboratorium
mencatat rekapan mencatat untuk mencatat
waktu pelaporan di - Sosialisasi SPO
buku bantu nilai pelaporan nilai kritis
kritis rawat jalan
10. Perawat Perawat lupa/tidak Pasien banyak, rekam - Mengingatkan
memasukkan memasukkan ke medis sudah perawat untuk
formulir pelaporan rekam medis dikembalikan memasukkan
nilai kritis pada formulir ke dalam
rekam medis pasien rekam medis
- Sosialisasi SPO
pelaporan nilai kritis
rawat jalan

Plan of Action (POA) pelaporan nilai kritis laboratorium rawat jalan


No Masalah Tujuan Sasaran Stategi waktu PIC
1 Pelaporan nilai kritis Menaikkan Petugas Sosialisasi Juni 2022 Dr. Andriani,
laboratorium rawat jalan capaian >80% laboratorium, SPO SpPK
<30 menit masih rendah perawat pelaporan
(40%) poliklinik, nilai kritis
DPJP rawat jalan

20
proses baru

8. Implementasi dan Monitor Proses Baru


Pelaporan nilai kritis laboratorium proses baru telah dapat diimplementasikan dengan baik pada poliklinik penyakit
dalam, poliklinik anak, poliklinik saraf dan hemodialisa. Monitor proses baru dilaksanakan dengan menggunakan cek list.
Monitor dilakukan oleh PIC laboratorium.

Lembar Monitor Pelaporan Nilai Kritis Laboratorium Rawat Jalan


Proses Dilaksanakan Keterangan
ya tidak
1. Ditemukan hasil laboratorium kritis yang telah divalidasi

2. Petugas laboratorium melaporkan ke poliklinik via telp

3. Perawat/petugas poliklinik menulis di formulir pelaporan nilai


kritis (tanggal, nama, no CM, nama poliklinik, nama DPJP, Hasil
laboratorium, nama petugas lab , jam lapor, nama petugas

21
ruangan, jam lapor, dan jam lapor DPJP

4. Petugas laboratorium mencatat laporan ke poliklinik di buku


bantu nilai kritis
5. Perawat melaporkan hasil laboratorium kritis ke DPJP dan
mencatat dalam formulir pelaporan nilai kritis dan memberi cap
TBK
6. DPJP/ Dokter melakukan konfirmasi laporan nilai kritis dengan
memberikan tanda tangan pada formulir pelaporan nilai kritis

7. Petugas laboratorium melakukan konfirmasi pelaporan nilai kritis


dengan memberikan tanda tangan pada formulir pelaporan nilai
kritis

8. Petugas laboratorium mencatat nama perawat dan jam pelaporan


ke DPJP
9. Petugas laboratorium mencatat rekapan waktu pelaporan di
buku bantu nilai kritis
10. Perawat memasukkan formulir pelaporan nilai kritis pada
rekam medis pasien

22

Anda mungkin juga menyukai