PSIKOLOGI
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang senantiasa
melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas
tentang “ Kerahasiaan Rekam dan Hasil Pemeriksaan Psikologi” ini dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan laporan hasil wawancara ini yaitu untuk
memenuhi tugas kode etik psikologi. Makalah ini disusun berdasarkan wawancara yang
kami lakukan terhadap seorang narasumber yang bernama Bu Maulita Hasanah.S.Sos.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Wawancara
1. Mengetahui lebih dalam tentang “Kerahasian Rekam dan Hasil Pemeriksaan
Psikologi”.
2. Memenuhi tugas kode etik psikologi.
3. Memperoleh Informasi.
4. Memahami dan menguasai kegiatan wawancara.
5. Menumbuhkan kerja sama antara anggota kelompok.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hasil Wawancara
Pewawancara :Bagaimana jika ada seorang murid yang akan pindah ke sekolah lain dan
sekolah yang akan menerimanya meminta rekaman data anak tersebut sebagai
salah satu syarat diterimanya anak tersebut. Bagaimana tindakan si guru BK
terhadap kasus ini?
Narasumber : Berikan saja tapi tidak keseluruhan, jika pribadi saya seperti itu. Tapi guru
BK yang meminta itu juga harus ada kerahasiaan, rekam data yang kita kasih
tidak sepenuhnya, jadi jika ada hal-hal pribadi yang tidak bisa kita kasih tau
itu gak masalah. Guru BK pasti tau lah mana yang harus dikasih dan mana
yang harus dirahasiakan.
Pewawancara : Apa tanggapan anda jika seorang siswa terlibat kasus kemudian seorang guru
BK malah menyebar luaskan informasi detail tentang apa yang terjadi pada
siswa tersebut?
Narasumber : Ibarat kalian punya rahasia tidak mau orang lain menyebarluaskan, pasti
marah kalo rahasia kita diketahui orang lain. Sama halnya sama siswa atau
klien-klien kita. Kalo misalnya kita kasih tau rekam data mereka yang benar-
benar fatal mungkin itu mungkin bisa mengganggu kejiwaan atau
psikologisnya klien tersebut, dan efek sampingnya mungkin jadi kaya
semacam diolok-olok mungkin sama temannya kalo itu seorang siswa.
Pewawancara : Jika suatu saat ada data seorang siswa tersebar tanpa sengaja, apa tindakan
yang menjadi penanganan pertama seorang guru BK?
2
4
Narasumber : Kalo data itu berbentuk file sebisa mungkin diambil dan diarsipkan. Makanya
itu pentingnya menjaga ruangan guru BK, dan kenapa ruangan guru BK itu
harus tepisah jauh dengan ruangan guru-guru yang lain karena itu
pengarsipan data-datanya, agar tidak diketahui orang-orang lain. Jika
tersebarnya dari mulut ke mulut maka guru BK yang menetralkannya.
Narasumber : Sebenarnya yang boleh mengetahuinya kalo disekolah itu hanya guru BK,
jadi secara garis besarnya hanya guru BK saja. Kalaupun ada sesuatu hal
yang harus diketahui itupun hanya kepala sekolah, guru atau wali kelas tapi
itupun secara umum bukan hal yang pribadi.
3
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tidak ada perbedaan yang benar-benar terlihat antara psikolog/ilmuan
psikologi dengan guru BK; yang bukan berasal dari lulusan psikologi, mengenai
kerahasiaan data. Ketika psikolog/ilmuwan psikologi dituntut untuk merahasiakan
rekam data kliennya, maka begitu pula dengan guru BK yang juga dituntut untuk
merahasiakan rekam data siswa/i nya. Guru BK juga bertanggung jawab penuh jika
terjadi hal yang tidak diinginkan di kemudian hari seperti rekam data siswa yang
tidak sengaja tersebar, begitu pula dengan psikolog/ilmuan psikologi. Ketika
psikolog/ilmuan psikologi berpedoman terhadap kode etik psikologi pada bab
"Kerahasiaan Rekam dan Hasil Pemeriksaan Psikologi", maka guru BK
berpedoman pada asas-asas kerahasiaan. Antara dua pedoman ini pun memiliki
kemiripan, yang artinya seorang guru BK juga harus menjaga kerahasian dan
bertanggung jawab atas segala data klien/siswanya, sama seperti psikolog/ilmuwan
psikologi.
6
4