Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

DEFINISI

Case manager memfasilitasi pelayanan, menjadi satu kesatuan koordinasi untuk


mencapai pelayanan yang oktimal dalam kepustakaan terdapat berbagai definisi tentang
case management. CCMC (Commission for Case Manager Certification) menyebut ribuan
referensi, tetapi hanya sekitar dua puluhan definisi tentang case management yang
memadai. Menurut CMSA (Case Management Society of America) konsep dasar case
management mencakup koordinasi yang memadai untuk asuhan yang bermutudan
memenuhi kebutuhan pasien, serta secara costeffective sehingga mendapatkan hasil asuhan
yang positif. Casemanager berperan sebagai fasilitator yang penting kepada pasien,
keluarga, pemberi asuhan, PPA, pembayar dan lingkungan dirumahnya/komunitas. Istilah
resmi yang digunakan KARS untuk case manager adalah Manajer Pelayanan Pasien
disingkat MPP.
Manajemen Pelayanan Pasien : adalah suatu proses kolaboratif untuk asesmen,
perencanaan, fasilitasi, koordinasi pelayanan, evaluasi dan advokasi untuk opsi dan
pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan komprehensif pasien dan keluarganya, melalui
komunikasi dan sumber daya yang tersedia sehingga memberi hasil asuhan pasien yang
bermutu dengan biaya efektif
a. Tujuan MPP adalah melibatkan pasien dalam asuhan yang dialaminya. bilaman pasien
merasa menjadi bagian dalam keputusan pengobatan dan rencana asuhan,maka mereka
akan memperoleh manfaat.hal yang sama juga berlaku bagi keluarganya,bila keluarga
yangb yang mempunyai relasi erat,suatu kemitraan dengan rumah sakit yang melayani
orang yang mereka kasihi,mereka akan kurang merasa khwatir tentang logistik dan
akan lebih banyak focus terhadap kesehatan pasien.

Peran MPP mencakup :


1. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien, termasuk keluarga dan pemberi
asuhannya, baik akut, dalam proses rehabilitasi di rumah sakit maupun pasca rawat,
mendorong keterlibatan dan pemberdayaan pasien.

1
2. Mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus pada pasien (patient centered care)
dan asuhan pasien terintegrasi, serta membantu meningkatkan kolaborasi
interprofesional
3. Mengoptimalkan proses reimbursemen

b. Fungsi MPP :
Manajer Pelayanan Pasien menjalankan fungsi asesmen, perencanaan, fasilitasi dan
advokasi, melalui kolaborasi dengan pasien, keluarga, professional pemberi asuhan,
sehingga menghasilkan outcome / hasil asuhan yang diharapkan.
1. Melakukan asesmen tentang kebutuhan kesehatan dan aspek psiko-sosio-kultural-
nya, termasuk status health literacy (kurang pengetahuan tentang kesehatan)
2. Menyusun perencanaan manajemen pelayanan pasien (case management plan)
berkolaborasi dengan pasien, keluarga dan
a. pemberi asuhan di rumah sakit, pembayar, PPA di fasilitas

2
BAB II
RUANG LINGKUP
1. kualifikasi pengeloola kasus/case manager
 Bidan
 Perawat
 Berperan sebagai koordinasi unit
 Aktif
2. Lingkup fokus pengelola kasus
 Kasus kehamilan dengan:
a. Pasien DM
b. Pasien PEB
c. Pasien Kasus ginekologi
d. Pasien anemia
e. Pasien HIV/AIDS

3
BAB III
TATALAKSANA

Manajemen Pelayaanan Pasien yang dilaksanakan oleh Manajer Pelayanan Pasien


dilakukan melalui bebarapa tahapan atau aktivitas sebagai berikut dibawah ini:
1. Identifikasi, Seleksi / Skrining Pasien untuk manajemen pelayanan pasien
Kriteria yang digunakan a.l. namun tidak terbatas pada :
 Usia
 Pasien dengan fungsi kognitif rendah
 Pasien dengan risiko tinggi
 Potensi komplain tinggi
 Kasus dengan penyakit kronis, katastropik, terminal
 Status fungsional rendah, kebutuhan bantuan ADL (Activity Daily Living) yang
tinggi
 Pasien dengan riwayat penggunaan peralatan medis dimasa lalu
 Riwayat gangguan mental, upaya bunuh diri, krisis keluarga, isu sosial a.l. terlantar,
tinggal sendiri, narkoba.
 Sering masuk IGD, readmisi rumah sakit
 Perkiraan asuhan dengan biaya tinggi
 Kemungkinan sistem pembiayaan yang komplek, adanya masalah finansial
 Kasus yang melebihi rata-rata lama dirawat
 Kasus yang diidentifikasi rencana pemulangannya penting / berisiko atau yang
membutuhkan kontinuitas pelayanan
2. Asesmen untuk manajemen pelayanan pasien Komponen asesmen a.l. namun tidak
terbatas pada :
 Fisik, fungsional, kognitif, kekuatan-kemampuan,
kemandirian
 Riwayat kesehatan
 Perilaku psiko-spiritual-sosio-kultural

4
 Kesehatan mental dan kognitif
 Lingkungan dan tempat tinggal
 Tersedianya dukungan keluarga, kemampuan merawat dari pemberi asuhan
 Finansial
 Status asuransi
 Riwayat penggunaan obat, alternative
 Riwayat trauma, kekerasan
 Pemahaman tentang kesehatan (health literacy)
 Harapan terhadap hasil asuhan, kemampuan untuk menerima perubahan
 Discharge planPerencanaan lanjutan
 Aspek legal data asesmen diperoleh melalui, namun tidak terbatas pada:
 Wawancara pasien, keluarga, pemberi asuhan
 Asesmen awal saat admisi rawat inap, asesmen secara intermiten “ongoing” selama
dirawat
 Komunikasi dengan dokter, PPA lainnya
 Rekam medis
 Data klaim, asuransi
3. Identifikasi masalah dan kesempatan
Lakukan kegiatan Identifikasi masalah dan kesempatan a.l.
 Tingkat asuhan yang tidak sesuai panduan, norma yang digunakan
 Over/under utilization pelayanan dengan dasar panduan, norma yang digunakan
 Ketidak patuhan pasien
 Edukasi kurang memadai, atau pemahamannya yang belum memadai tentang proses
penyakit, kondisi terkini daftar obat
 Kurangnya dukungan keluarga
 Penurunan determinasi pasien (ketika tingkat keparahan /komplikasi meningkat)
 Kendala keuangan ketika keparahan / komplikasi meningkat

5
 Pemulangan / rujukan yang belum memenuhi kriteria, atau sebaliknya pemulangan/
rujukan yang ditunda
4. Perencanaan manajemen pelayanan pasien
MPP harus segera mengidentifikasi kebutuhan jangka pendek, jangka panjang,
maupun kebutuhan berjalan / ongoing, sehingga dapat menyusun strategi dan sasaran
manajemen pelayanan pasien untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tsb.
 Pahami dan pastikan diagnosis pasien, prognosis, kebutuhan asuhan, sasaran hasil
asuhan
 Validasi rencana asuhan konsisten dengan panduan, norma yang digunakan
 Tentukan sasaran terukur dan indikator dalam kerangka waktu yang spesifik, a.l.
dalam akses ke pelayanan, asuhan dengan biaya efektif, mutu asuhan
 Tentukan/rencanakan pemberian informasi kepada pasien dalam asuhan, termasuk
persetujuan akan kemungkinan perubahan rencana Siapkan fasilitasi mengatasi
masalah dan konflik
 Perhatikan harapan pembayar, frekuensi komunikasi reevaluasi perkembangan
pasien, revisi sasaran jangka pendek dan atau panjang
5. Monitoring
MMP melakukan asesmen untuk menilai respons pasien terhadap pemberian /
pelaksanaan rencana asuhan
 Mencatat perjalanan / perkembangan kolaborasi dengan pasien, keluarga, pemberi
asuhan, tim PPA, dan pemangku kepentingan lain yang terkait, sehingga dapat
dinilai respons pasien terhadap inetrvensi yang diberikan
 Verifikasi kelangsungan pelaksanaan rencana asuhan memadai, dipahami dan
diterima pasien serta keluarga
 Paham dan sadar akan kebutuhan revisi rencana asuhan, termasuk preferensi
perubahan, transisi pelayanan, kendala pelayanan
 Kolaborasi dalam rangka perubahan rencana dan pelaksanaannya
6. Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi dan Kolaborasi

6
MPP perlu memfasilitasi koordinasi, komunikasi dan kolaborasi dengan pasien dan
pemangku kepentingan lainnya untuk mencapai sasaran dan memaksimalkan hasil positif
asuhan pasien
 Pastikan peran MPP sesuai kebijakan yang ada dan memadai, dalam pelayanan
pasien, terhadap pemangku kepentingan lain dalam rumah sakit
 Kembangkan dan pelihara secara proaktif pelayanan berfokus pada pasien,
membantu asuhan terintegrasi oleh PPA
 Transisi pelayanan yang memadai sesuai kebutuhan pasien Jaga privasi pasien
dalam kolaborasi
 Gunakan mediasi dan negosiasi untuk meningkatkan komunikasi, koordinasi dan
kolaborasi, termasuk mengatasi perbedaan pandangan
 Koordinasi juga pada rencana pemulangan pasien dengan pelayanan pasca rawat
7. Advokasi
MPP memberikan advokasi pada pelaksanaan pelayanan,manfaat administrasi,
pengambilan keputusan
 Menyampaikan, mendiskusikan dengan PPA dan staf lain tentang kebutuhan
pasien, kemampuannya dan sasaran pasien
 Memfasilitasi akses ke pelayanan sesuai kebutuhan pasien melalui koordinasi
dengan PPA atau pemangku kepentingan terkait
 Meningkatkan kemandirian menentukan pilihan dan pengambilan keputusan
 Mengenali, mencegah dan menghindari disparitas untuk mengakses mutu dan hasil
pelayanan terkait dengan ras, etnik, agama, gender, latar belakang budaya, status
pernikahan, umur, pandangan politik, disabilitas fisik-mental-kognitif
 Advokasi untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan yang berkembang/bertambah
karena perubahan kondisi.

8. Hasil Pelayanan

7
MPP perlu memaksimalkan kesehatan, wellness pasien, safety, adaptasi terhadap
perubahan, self-care, kepuasan dan efisiensi biaya Lakukan pendokumentasian pencapaian
sasaran
 Catat keberhasilan, kualitas, kendali biaya-efektif dari intervensi MPP dalam
mencapai sasaran asuhan pasien
 Nilai dan laporan tentang dampak pelaksanaan rencana asuhan pasien
 Catat utilisasi sesuai panduan / norma yang digunakan
 Catat kepuasan pasien, keluarga dengan manajemen pelayanan pasien
 9. Kompetensi Budaya – Cultural Competence MPP
 MPP perlu memahami dan tanggap terhadap beragam budaya populasi dimana
pasien berasal, dan kekhasan profilnya.
 MPP memahami berbagai informasi tentang keberagaman budaya, berkomunikasi
secara efektif, bermartabat dan sensitif dalam konteks budaya ybs
 Lakukan asesmen kebutuhan linguistiknya dan lakukan komunikasi yang memadai
 Bila diperlukan jalani edukasi/ pelatihan untuk kompetensi/pemahaman budaya
guna meningkatkan efektifitas dalam melayani populasi yang multikultural
9. Manajemen Sumber Daya
MPP harus mengintegrasikan faktor-faktor terkait mutu, keselamatan, akses, dan
efektifitas biaya dalam proses asesmen, monitoring, dan evaluasi sumber daya untuk
asuhan pasien
 Catat pemeriksaan/ pelayanan yang akan dilakukan sesuai kebutuhan pasien dan
rencana pelayanan. Berikan informasi berkenaan terkait waktu yang diperlukan,
antisipasi hasil dan beban biaya
Catat komunikasi pasien dengan PPA dalam proses transisi/perpindahan secara
internal maupun eksternal, juga pada perubahan kondisi (penting) pasien
 Kumpulkan keterangan pelaksanaan pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan
pasien, termasuk pemeriksaan keluar /outsource, bandingkan dengan panduan /
norma

8
 Pencatatanagar memperlihatkanbahwa intensitas pelayanan dari MPP memang
sesuai kebutuhan pasien.
10. Terminasi manajemen pelayanan pasien
MPP mengakhiri pelaksanaan manajemen pelayanan pasien sesuai dengan regulasi
rumah sakit yang berlaku
 Identifikasi alasan pengakhiran pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, a.l. :
Telah tercapainya sasaran manajemen pelayanan pasien
Telah terlaksana transisi ke fasilitas pelayanan lain
Pasien menolak manajemen pelayanan pasien
 Tercapai persetujuan pengakhiran pelaksanaan manajemen pelayanan pasien,
dengan pasien maupun pemangku kepentingan lain
 Dokumentasi proses pengakhiran tsb

9
BAB IV
DOKUMENTASI

Seorang case manager mendokumentasikan segala informasi bermakna yang didapatkan


beserta rencana manajemennya dalam formulir asesmen manajer pelayanan pasien.

10

Anda mungkin juga menyukai