3) Cara Penanaman
Bibit yg akan ditanam di lapangan sebaiknya tumbuh 75-150 cm, kondisinya sehat,
pertumbuhan bagus, yg tercermin dari batang yg kokoh & perakaran yg banyak serta kuat.
Lubang tanam yg tertutup tanah digali kembali dgn ukuran yg lebih kecil, sebesar gumpalan
tanah yg membungkus akar bibit durian. Setelah lubang tersedia, dilakukan penanaman dgn
cara sebagai berikut :
Lubang tanaman harus digali kira-kira satu bulan sebelum bertanam. Begitu lubang selesai digali,
cobalah menuangkan air, sampai penuh ke dalam lubang tadi. Apabila sebentar kemudian air becek
sudah hilang lagi merembes ke bawah, maka ini berarti suatu tanda bahwa tanah tadi memang
sudah bagus. Namun apabila sampai lama sekali tergenang dalam kubangan, maka tempat itu tidak
bagus untuk menanam, karena pembentukan akar akan terhambat sirkulasi udaranya (air
conditioning) macet, dan daunnya akan kuning-kuning rontok, nanti kesulitan ini dapat diatasi
dengan menggali selokan pengeringan buntu.
Namun, apabila tanahnya memang bagus, maka lubang tadi tetap harus betul-betul dibiarkan
berangin dulu selama tiga minggu. Setelah itu, tanah galian yang tadinya ditumpuk, dikembalikan
lagi ke dalam lubang menurut susunan semula, yang bawah kembali ke bawh yang atas kembali ke
atas. Tanah atas ini dicampur terlebih dahulu dengan pupuk kandang kering yang sudah dingin,
sebanyak dua kaleng minyak tanah, sebelum dimasukkan ke dalam lubang lagi. Dan memang
nantinya bakal penuh sampai melending ke atas.
Tunggulah dua minggu lagi Tunggu ambles lagi. Barulah bibit boleh ditanam.
PENYIAPAN BIBIT
Bibit biasanya diperoleh dengan jalan mencangkok, menempel atau mengokulasi. Waktu
penanaman bibit yang tepat adalah pada permulaan musim hujan, supaya nanti pada akhir musim
kalau sudah kekurangan air, bibit itu sudah kuat dan tahan menghadapi kekeringan musim kemarau,
karena saat-saat ini sudah banyak membentuk akar.
Menanam bibit tidak boleh terlalu dalam. Tempatkan batang tanaman itu persis di tengah-tengah
lubang supaya akar-akarnya mengembang ke daerah seputarnya dapat sama rata menemukan tanah
gembur yang sudah diberi pupuk kandang tempo hari. Mengisikan tanah diantara susunan akar-akar
tadi harus hati-hati dan sedikit-sedikit. Apabila sudah tertimbun sebagian tekanlah sedikit dengan
tangan, sebelum ditimbuni tanah lebih lanjut sapai penuh. Apabila sudah penuh, barulah boleh
diinjak-injak dengan kaki supaya bibit itu lebih kuat menancap di atas tanah.
Apabila ingin menanam lebih dari satu batang di pekarangan yang agak luas, jarak tanam antara
yang satu dengan yang lain minimal enam meter.
PEMELIHARAAN TANAMAN.
Pada hari-hari pertama sesudah ditanamkan, bibit tadi harus dilindungi dengan atap rumbia atau
daun kelapa.
Bibit yang ditanam demikian sudah dapat berbunga dan berbuah setelah berumur tiga sampai
empat tahun dan berbuahnya tidak terikat kepada sesuatu musim tetapi setiap waktu sepanjang
tahun dapat saja berbunga dan berbuah.
Namun, sejak berumur satu tahun, harus diberi pupuk tambahan yang banyaknya sesuai dengan
kebutuhan. Terutama umur satu sampai sepuluh tahun pertama, pohonnya harus mendapat pupuk
yang cukup, supaya di kemudian hari tidak terlanjur menderita kekurangan makanan.
Semakin cukup mendapat makanan pada masa pertumbuhan, maka makin besarlah daya tahan
pohon terhadap serangan hama penyakit.
Hama yang terkenal adalah lalat buah Dacus pedestris (Docus dorsalis) yang suka menyerang
buah-buah di waktu muda. Hama ini menyerang dan menghabiskan pucuk-pucuk daun sehingga
pohon itu dapat gundul. Apabila hama merajalela, dan daun-daun jadi gundul semua, pembentukan
buah dapat terganggu karena buah yang menempel pada batang dan cabang memerlukan naungan.
Ulat-ulat harus diberantas dengan semprotan larutan 0,2 % tepung DDT.
SUMBER:
laely-widjajati.blogspot.com
###################
##############################
###########################################
3. OBAT BATUK
Daun, bunga, buah yang masing-masing sama banyaknya direbus dalam air yang mendidih selama
½ jam, dan minum airnya. Segenggam daun belimbing wuluh, segenggam bunga dan 2 buah
belimbing, gula batu, rebus dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal setengah, saring, minum 2 kali
sehari.
Untuk batuk pada anak, ambillah 25 kuntum bunga belimbing wuluh, 1 jari rimpang temu giring, 1
jari kulit kayu manis, 1 jari rimpang kencur, 2 butir bawang merah, ¼ genggam pegagan, ¼ genggam
daun saga, ¼ genggam daun inggu, ¼ genggam daun sendok, dicuci dan dipotong-potong seperlunya,
direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin saring, diminum dengan
madu seperlunya. Sehari 3 kali ¾ gelas.
4. DIABETES
Sementara untuk anda yang menderita diabetes, siapkan 6 buah belimbing wuluh, lalu
dilumatkan, direbus dengan 1 gelas air sampai airnya tinggal setengah, saring, minum 2 kali sehari.
5. GONDONGAN
½ genggam daun belimbing wuluh ditumbuk dengan 3 bawang putih. Kompreskan pada bagian
yang gondongan. 10 ranting muda belimbing wuluh berikut daunnya dan 4 butir bawang merah
setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Balurkan ke tempat yang sakit.
6. REMATIK
Segenggam daun belimbing wuluh dicuci, tumbuk sampai halus, tambahkan kapur sirih, gosokkn
ke bagian yang sakit.
100 gr daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkeh dan 15 biji merica dicuci lalu digiling halus,
tambahkan cuka secukupnya sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan adonan bubur tadi ke
tempat yang sakit.
Atau bisa juga dengan cara menyiapkan 5 buah belimbing wuluh, 8 lembar daun kantil (Michelia
Champaca L.), 15 biji cengkeh, 15 butir lada hitam, dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan 2
sendok makan air jeruk nipis dan 1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai untuk menggosok dan
mengurut bagian tubuh yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari.
7. PEGAL LINU
1 genggam daun belimbing wuluh yang masih mudah, 10 biji cengkeh, 15 biji lada, digiling halus
lalu ditambahkan cuka secukupnya. Lumurkan ketempat yang sakit.
8. PANU
10 buah belimbing wuluh dicuci lalu diling halus, tambahkan kapur sirih sebesar biji asam,
diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai untuk menggosok kulit yang terserang panu. Lakukan 2 kali
sehari.