Modul
MEMPERSIAPKAN KELUARGA SAKINAH
VIRTUAL
GAMBARAN UMUM
Keluarga adalah bagian dari kehidupan manusia sehingga tujuannya pun mesti sejalan dengan
kedirian dan tujuan hidupnya. Manusia bukanlah makhluk fisik semata melainkan juga
makhluk intelektual dan spiritual. Bahkan dimensi intelektual dan spiritual manusia menjadi
jati diri utamanya. Materi ini mengajak peserta untuk membangun cara pandang atas keluarga
sebagai sesuatu yang memiliki dimensi fisik dan non fisik sehingga perlu diarahkan dan
dikelola dengan cara-cara yang mempertimbangkan kedua aspek tersebut secara seimbang.
TUJUAN
❖ Calon pasangan pengantin mampu menyelaraskan tujuan perkawinan dengan tujuan hidup
mereka sebagai seorang Muslim dan mampu bekerjasama mengelola keluarga sesuai
dengan tujuan hidup mereka.
POKOK BAHASAN
❖ Landasan Spiritual Keluarga
❖ Bangunan Keluarga Sakinah
❖ Kesepakatan Perkawinan
METODE
❖ Menggambar
❖ Pengantar dan Tanya-jawab,
❖ Diskusi Pasangan
WAKTU
❖ 120 menit.
MEDIA
❖ Kertas HVS,
❖ Pulpen
❖ HP
❖ Laptop
❖ Zoom
❖ Internet
LANGKAH-LANGKAH
Langkah-1: Landasan Spiritual Keluarga (35 Menit)
1. Sampaikan salam pada peserta dan ajaklah mereka untuk membuka sesi dengan bacaan
Basmalah (2 menit);
2. Mintalah masing-masing peserta menyiapkan HVS dan alat tulis. Jelaskan bahwa ini adalah
tugas individu. Mintalah mereka meletakkan posisi kertas HVS melebar (landscape), bukan
memanjang (potrait), memberinya judul Sungai Kehidupan, di bawahnya tulis nama sendiri,
di bawahnya lagi tanta kurung yang dikosongkan dulu isinya (2 menit)
3. Mintalah peserta menggambar aliran sungai dari ujung kiri sampai ke ujung kanan HVS.
Lalu minta mereka untuk menggambar 5 batu di atas aliran sungai. Tunjukkan contohnya
di layar fasilitator dengan mewarnai masing-masing batu sebagai berikut: 1) merah, 2) biru,
2
3) biru lagi, 4) kuning, dan 5) hijau. Mintalah peserta menunjukkan gambarnya di layar
untuk memastikan sudah benar. Warna batu peserta boleh polos tanpa warna (3 menit),
4. Jelaskan kondisi ujung perjalanan hidup manusia kelak di Akherat (7 menit):
Setelah Kiamat terjadi, setiap manusia akan dibangkitkan dan kumpulkan di suatu
padang untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka selama di dunia.
Perbuatan setiap orang semasa hidupnya ditimbang satu per satu. Inilah yang disebut
Yaumul Hiab (Hari Perhitungan). Al-Qur’an menggambarkan stuasinya seperti ini:
َعلَى أ َ ْف َوا ِه ِه ْم َوتُك َِل ُمنَا أ َ ْيدِي ِه ْم َوت َ ْش َهدُ أ َ ْر ُجلُ ُه ْم ِب َما كَانُوا َي ْك ِسبُون
َ ا ْل َي ْو َم نَ ْخ ِت ُم
Pada hari ini, Kami kunci mulut mereka; dan tangan mereka berbicara pada Kami dan
kaki mereka pun memberi kesaksian atas apa yang dahulu mereka lakukan (Qs. Yasin
36:65)
5. Mintalah peserta untuk memperhatikan gambar batu di ujung paling kanan atau batu hijau.
Lalu mintalah mereka untuk menuliskan cita-cita tertinggi perkawinan di bawanya dengan
menjawab pertanyaan: “Kondisi keluarga, terutama dirinya, suami atau istrinya, dan anak-
anak, seperti apa yang dia ingin lihat setelah perhitungan amal manusia di Akherat kelak
selesai?”. (3 menit),
6. Mintalah peserta menuliskan usia mereka pada hari ini di bawah batu pertama atau batu
merah di layar fasilitator. Kemudian mintalah mereka menuliskan usia maksimal harapan
hidup atau sampai usia berapa mereka berharap hidup di bawah batu keempat atau batu
kuning di layar fasilitator. Mintalah mereka mengurangi usia maksimal harapan hidup
dengan usia hari ini, lalu letakkan jawabannya di tanda kurung yang ada di judul (3 menit)
7. Mintalah peserta memperhatikan batu kedua dan ketiga atau batu biru di layar fasilitator,
lalu mintalah mereka untuk menuliskan angka 1 di batu kedua atau batu biru pertama di
layar fasilitator dan angka 2 di batu ketiga atau batu biru kedua di layar fasilitator.
Kemudian mintalah mereka menjawab pertanyaan fasilitator berikut ini di bawah aliran
sungai: apa 2 hal yang akan kalian perjuangkan seumur hidup agar cita-cita tertinggi di
Akherat kelak bisa terwujud? Lalu mintalah peserta menuliskan jawabannya di bawah
aliran sungai dengan judul “Prioritas Hidup”. Lalu tuliskan di bawahnya dua hal yang akan
3
dilakukan untuk memantaskan diri agar cita-cita tertinggi perkawinan kelas di Akherat
terwujud. (5 menit),
8. Undanglah 1 peserta perempuan untuk membacakan sungai kehidupannya dengan
menyebutkan: 1) nama; 2) usia saat ini; 3) usia maksimal harapan hidup; 4) sisa usia; 5)
kondisi keluarga di Akherat yang dicita-citakan, 6) dua prioritas perkawinannya. Kemudian
mintalah 1 peserta laki-laki untuk melakukan hal yang sama. Mintalah peserta memencet
tombol response untuk mengapresiasi (10 menit)
9. Tanyakan pada peserta, “Apa manfaat menggambar Sungai Kehidupan?”. Undang 1
peserta lainnya untuk menjawab (2 menit),
1 2
Kemudian jelaskan bahwa tujuan perkawinan dalam Islam adalah ketenangan jiwa
(Sakinah) dan gambaran kondisi keluarga yang peserta cita-citakan di Akherat adalah
gambaran Sakinah yang hakiki. Kondisi sakinah hakiki keluarga di Akherat hanya mungkin
diraih dengan ikhtiyar maksimal untuk mengelola keluarga dengan cara-cara yang
menenangka jiwa jiwa semua pihak dalam keluarga selama di dunia, yakni tidak
bertentangan dengan jati diri dan amanah melekatnya masing-masing suami dan istri juga
kelak anak-anak sebagai manusia (2 menit),
Jadi, setiap pihak dalam keluarga terikat untuk melakukan tindakan yang berdampak
baik pada diri sendiri, sekaligus seluruh pihak lain dalam keluarga tanpa kecuali;
2) Lima Pilar berarti bahwa kemaslahatan keluarga pada semua pihak di dalamnya tanpa
kecuali, hanya mungkin diwujudkan jika suami dan istri, termasuk dalam kapasitas
sebagai orangtua saling kerjasama untuk menegakkan lima pilar Keluarga Sakinah
berikut:
a. Suami dan isteri adalah pasangan (zawaj).
b. Perkawinan adalah janji yang kokoh (Mitsaqan Ghalizhan).
c. Suami dan istri saling memperlakukan pasangannya secara bermartabat
(Mu’asyaroh bil-Ma’ruf).
d. Suami dan istri bersama-sama menyelesaikan masalah keluarga melalui
Musyawarah.
e. Suami dan istri saling mengupayakan dan menjaga keridloan pasangannya
(Taradlin).
3) Tiga Fondasi berarti bahwa lima pilar Keluarga Sakinah hany bisa berdiri tegak jika
fondasinya kuat, yaitu: Keadilan ('Muadalah), Keseimbangan (Muwazanah) dan
Ksalingan (Mubadalah): semua pihak saling memperlakukan diri dan lainnya dalam
keluarga secara adil, seimbang, dan kesalingan.
12. Jelaskan bahwa dengan bangunan Keluarga Sakinah seperti ini, maka ia mempunyai
definisi dan karakteristik tertentu. Bacalah definisi dan karakteristik tersebut
sebagaimana terdapat dalam gambar.
13. Ajaklah peserta untuk membaca Ikrar Perkawinan dipimpin oleh Fasilitator:
IKRAR PERKAWINAN
Bismillahirrahmanirrahim
Asyhadu anlaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah
14. Ajaklah Peserta untuk Tepuk Keluarga Sakinah mengikuti lagu: Kalau Kau Suka Hati
Tepuk Tangan, sebagai berikut:
IKRAR PERKAWINAN
1) Suami dan isteri sama-sama meyakini bahwa keduanya dalam perkawinan adalah
berpasangan:
2) Suami dan istri sama-sama memegang teguh perkawinan sebagai janji kokoh;
3) Suami dan istri saling memperlakukan pasangannya secara bermartabat;
4) Suami dan istri bersama-sama menyelesaikan masalah keluarga melalui Musyawarah.
6
5) Suami dan istri sama-sama meyakini bahwa ridlo Allah pada keduanya tergantung pada
ridlo suami atau istrinya;
23. Tutuplah rangkaian sesi dengan bacaan hamdalah bersama-sama dan salam.