Anda di halaman 1dari 92

KHUTBAH

JUM’AT
TATA KELOLA
SAMPAH
MENURUT AJARAN

ISLAM
2021

i
ii
KHUTBAH
JUM’AT
TATA KELOLA
SAMPAH
MENURUT AJARAN

ISLAM
2021

iii
Pengarah:
Rofi Alhanif, S.Pi., M.Sc

Dr. Ir. Novrizal Tahar

Editor:
Ujang Solihin Sidik, S.Si, M.Sc.

Ahmad Bahri Rambe

Tim Penulis:
Dr. Muhammad Hatta, M.Ed.

Dr. Hj. Khadijah

Dr. Abdul Hayyie Al Kattani, Lc., MA

Miftah Huda, S.Pd.I., M.E.Sy.

Desain Kulit dan Tata Letak:


Fachreza Astnam Mubarak

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat-Nya, sehingga Buku Khutbah Jum’at “Tata Kelola Sampah
Menurut Ajaran Islam” ini telah selesai disusun. Sebagaimana yang
kita ketahui bersama, saat ini Indonesia sedang menghadapi sebuah
permasalahan sampah yang cukup serius, yaitu permasalahan sampah
plastik dan kebocoran sampah plastik ke lautan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan


Indonesia, sebanyak 0,27 – 0,59 juta ton sampah plastik masuk ke perairan
Indonesia. Melihat urgensi permasalahan tersebut, Pemerintah Indonesia
berkomitmen untuk mengatasi permasalahan sampah khususnya sampah
plastik dengan menerbitkan Peraturan Presiden No. 83 Tahun 2018 tentang
Penanganan Sampah Laut dengan tujuan untuk dapat mengurangi 70%
sampah plastik di laut pada tahun 2025. Tujuan yang ambisius tersebut
tidak dapat tercapai hanya dengan upaya dari pemerintah saja, partisipasi
pemerintah daerah, swasta, akademik juga memiliki peran besar dalam
mewujudkan cita-cita tersebut, dan yang tidak kalah penting, peran
masyarakat Indonesia.

Kendala terbesar yang dialami Indonesia dalam upaya pengelolaan


sampah antara lain adalah upaya pengurangan sampah yang harus
ditingkatkan, disamping masih kurangnya pengetahuan dan kepedulian
masyarakat akan bahaya yang ditimbulkan oleh sampah. Permasalahan
tersebut tidak dapat diselesaikan hanya melalui pendekatan teknis saja,
namun perlu dilakukan pendekatan baru yaitu pendekatan keagamaan.

Indonesia merupakan negara Muslim terbesar di seluruh dunia


dan 88% penduduk Indonesia beragama Islam. Hal tersebut menjadi ide
untuk penyusunan Buku Khutbah Jum’at “Tata Kelola Sampah Menurut
Ajaran Islam” ini, yang akan menjadi salah satu upaya pemerintah untuk
melakukan edukasi melalui pendekatan keagamaan, yang dalam konteks
ini melalui ajaran Islam. Keberadaan buku ini diharapkan dapat menjadi
referensi dan sarana yang efektif untuk mengubah perspektif masyarakat
mengenai sampah dan selanjutnya dapat berpengaruh pada perubahan
perilaku masyarakat untuk mengelola sampah menjadi lebih baik.

v
Apresiasi kami sampaikan kepada Majelis Ulama Indonesia dan
Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut yang telah
bekerja bersama-sama dalam penyusunan buku ini. Harapan saya, semoga
upaya kita ini dapat memberikan kontribusi bagi terwujudnya pengelolaan
sampah di Indonesia yang lebih baik dan target pengurangan sampah
plastik di laut yang sudah dicanangkan pemerintah dapat tercapai.

Rosa Vivien Ratnawati, SH., MSD


Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya
(PSLB3), Kementerian Lingkungn Hidup dan Kehutanan (KLHK) Selaku Ketua Tim
Pelaksana Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL)

vi
KATA PENGANTAR

DEWAN PIMPINAN MAJELIS ULAMA INDONESIA

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

ْ ‫“وه َُو الَّذ‬


‫ِي‬ َ :‫ ا َ ْلقَائِ ِل فِي ِكت َابِ ِه ْالك َِري ِْم‬،ِ‫ي ْالفُ ْلكُ فِ ْي ِه بِأ َ ْم ِره‬ َ ‫س َّخ َر ْالبَحْ َر ِلتَجْ ِر‬ ِ ‫اس َخ ِل ْيفَةً فِي ْال َ ْر‬
َ ‫ َو‬،‫ض ِليُعَ ِ ّم َرهَا‬ َ َّ‫ا َ ْل َح ْمدُ هللِ الَّذِي َجعَ َل الن‬
ُ ْ ُ َّ َ
.” َ‫ض ِل ِه َولعَلك ْم تَشك ُر ْون‬ َ ْ ُ ْ ُ ْ
ْ ‫س ْونَ َها َوت ََرى الفلكَ َم َواخِ َر فِ ْي ِه َو ِلت َ ْبتَغ ْوا مِ ن ف‬ ۚ ُ َ‫س َّخ َر ْالبَحْ َر ِلت َأ ْ ُكلُ ْوا مِ ْنهُ لَحْ ًما ط ِريًّا َّوت َ ْست َخ ِر ُج ْوا مِ نهُ حِ ليَة ت َلب‬
ْ ً ْ ْ ْ َ َ
. َ‫ص َحابِ ِه أَجْ َم ِعيْن‬ ْ َ ‫علَي آ ِل ِه َوأ‬ َ ‫علَي نَبِ ِيّنا َ َوقُد َْوتِنَا‬
َ ‫س ِيّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ﷺ َو‬ َ ‫سالَ ُم‬ َّ ‫ص َلة ُ َوال‬ َّ ‫َوال‬

Bagi orang yang beriman, laut (bahr) merupakan salah satu tanda
kebesaran Allah Subhânahû wa Ta’âlâ. Di dalam Al-Quran, kata “bahr” (laut)
disebut sebanyak 32 kali, sedangkan kata “barr” (daratan) disebut sebanyak
13 kali. Jika ditambahkan, jumlahnya menjadi 45 kali. Sebagian kalangan
mengaitkan rasio angka itu dengan perhitungan ilmiah yang menemukan
perbandingan jumlah lautan dengan daratan adalah 7:3 (dibulatkan), mirip
dengan proporsi antara kata “bahr” dan “barr” jika dibagi dengan angka 45.

Dalam surah An-Nahl ayat 14, Allah Subhânahû wa Ta’âlâ berfirman,


“Dialah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan
daging yang segar (ikan) darinya dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan
perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya,
dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur”.

Ayat ini menggambarkan betapa banyak nikmat Allah yang telah


dikaruniakan kepada kita di dalam hamparan lautan dan samudra-Nya yang
luas. Karena itu, sudah menjadi kewajiban kita semua untuk memelihara
nikmat tersebut sebagai salah satu ungkapan syukur kepada-Nya.

Sesungguhnya Allah Subhânahû wa Ta’âlâ menjadikan manusia


sebagai khalifah di bumi dengan tugas memakmurkan alam semesta,
mengembangkan dan mengeksplorasi sumberdaya alam, serta memanfaatkan
kekayaan alam guna mencapai kesejahteraan. Masing-masing manusia adalah
mitra bersama. Muslimin selalu siaga melaksanakan perintah Allah Subhânahû
wa Ta’âlâ, sebagaimana firman-Nya di dalam surah Hûd ayat 61:

ِ ‫شا َ ُك ْم ِ ّمنَ ْالَ ْر‬


﴾ ‫ض َوا ْست َ ْع َم َر ُك ْم فِ ْي َها‬ َ ‫﴿ ه َُو ا َ ْن‬

“Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan


menjadikanmu pemakmurnya.”

vii
Buku ini disusun sebagai bagian dari upaya menggerakkan pengelolaan
sampah berbasis masyarakat dengan berlandaskan pada Fatwa Majelis
Ulama Indonesia Nomor 47 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah Untuk
Mencegah Kerusakan Lingkungan, sekaligus sebagai respons atas berbagai
kasus pencemaran lingkungan dan ancaman kesehatan akibat krisis pengelolaan
sampah. Termasuk di dalamnya, berbagai jenis sampah yang masuk ke laut dan
merusak ekosistem laut kita dalam jangka panjang.

Permasalahan sampah terkait erat dengan perilaku kehidupan kita


sebagai pelaku utama sumber sampah. Di sini, pendekatan agama dapat berperan
melalui tuntunan keagamaan untuk membangkitkan semangat spiritualitas.
Tuntunan ini selaras dengan strategi nasional pengelolaan sampah berkelanjutan
melalui pencegahan timbulan sampah oleh tiap individu, diikuti dengan sikap
pembatasan timbulnya sampah, pemanfaatan kembali sampah dan pendauran
ulang sampah.

Dalam upaya menggerakkan pengelolaan sampah berbasis masyarakat,


masjid dapat menjadi salah satu instrumen penting dan basis penguatan
gerakan tersebut. Lebih dari sekadar sarana ibadah ritual (mahdhah), masjid
perlu mengupayakan kegiatan dakwah bil lisân (verbal) dan bil hâl (aksi) yang
sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan, guna mendorong jamaah dan
masyarakat sekitar untuk mengurangi, memanfaatkan, serta menangani sampah
secara terpadu. Penanganan sampah terpadu ini merupakan refleksi ketakwaan
melalui peningkatan kesalehan pribadi, sosial dan alam, sekaligus cerminan Islam
sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘âlamîn).

Atas nama Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, kami mengapresiasi


dan menyambut baik terbitnya buku “Panduan Tata Kelola Sampah Menurut
Ajaran Islam” ini. Semoga penerbitan buku ini dapat mendorong upaya-upaya
pemuliaan lingkungan hidup dan sumber daya alam melalui sinergi antara
pemerintah dan ulama dalam mewujudkan kemaslahatan umat.

Dewan Pimpinan
Majelis Ulama Indonesia
Ketua Umum,

KH. Miftachul Akhyar

viii
KATA PENGANTAR
KETUA MAJELIS ULAMA INDONESIA
BIDANG LPLH & SDA-MUI

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakaatuh

Alhamdulillah kita bersyukur, akhirnya buku Panduan Tata Kelola


Sampah Menurut Ajaran Islam yang ditulis oleh tim di Lembaga Pemuliaan
Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (LPLH
& SDA-MUI) telah diterbitkan. Semoga buku ini menjadi panduan bagi umat
Islam, khususnya para pengurus masjid di Indonesia, untuk berperan serta
bersama masyarakat dalam tata kelola sampah sebagai pengejawantahan
Fatwa MUI 47/2014 Tentang Pengelolaan Sampah Untuk Mencegah Kerusakan
Lingkungan.

Persoalan sampah adalah persoalan perilaku konsumsi dan produksi,


persoalan kita anak bangsa. Oleh karenanya, dibutuhkan kesadaran dan
kebijaksanaan responsible consumption atau konsumsi yang bertanggung
jawab seperti yang diajarkan Rasulullah SAW dalam banyak haditsnya. Dalam
konteks ini, mengelola sampah yang berkelanjutan adalah mengurangi
timbulan atau tumpukan sampah serta memanfaatkan barang-barang
gunaan dan memiliki potensi ekonomis untuk kemaslahatan, inilah esensi
dari gerakan sedekah sampah berbasis masjid yang merupakan refleksi Islam
rahmatan lil ‘alamin.

Persoalan sampah adalah masalah akhlak atau perilaku, maka


pemecahan masalahnya tidak cukup hanya diselesaikan dengan pendekatan
teknis-operasional saja, namun juga perlu pendekatan normatif keagamaan
sebagai salah satu solusi untuk merubah perilaku manusia agar menjadi
ramah lingkungan. Dalam hal ini, poin-poin kunci di dalam ajaran Islam seperti
perbuatan Tabzir (sia-sia) dan Israf (berlebihan) memberikan pemaknaan
baru yang relevan dengan isu ini.

Pendekatan gerakan sedekah sampah merupakan pendekatan


pengelolaan sampah dengan merubah perilaku dengan peningkatan
pemahaman keagamaan serta pesan kejihadan melalui sedekah sampah
bernilai untuk kegiatan sosial melalui masjid. Ini berbeda dengan pendekatan
ekonomi yang umumnya selama ini dilakukan.

ix
Masjid selain sebagai tempat ibadah mahdhah juga merupakan pusat
peradaban Islam, termasuk basis penyelesaian persoalan tata kelola sampah.
Masjid sebagai pusat dakwah dapat berperan dalam tata kelola sampah, baik
melalui penyampaian narasi maupun aksi masyarakat. Lebih jauh, masjid
harus menjadi pusat gerakan pelestarian lingkungan hidup untuk generasi
saat ini dan masa mendatang.

Semoga buku ini menjadi amal kesalehan sosial dan amal jariyah
bersama. Kepada seluruh pihak yang terlibat, khususnya para penulis dan
TKN SPL, semoga mendapatkan kebaikan dan keberkahan di dunia dan
akhirat. Aamiin ya Robbal Alamin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakaatuh

Jakarta, April 2021


Ketua Majelis Ulama Indonesia
Bidang LPLH & SDA-MUI

Dr. KH Sodikun, MSi

x
KHUTBAH JUM’AT

TATA KELOLA SAMPAH MENURUT


AJARAN ISLAM

1. KEPEDULIAN UMAT ISLAM DALAM PENGELOLAAN SAMPAH 1

2. PARADIGMA UMAT ISLAM TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH 6

3. ADAB UMAT ISLAM TERHADAP SAMPAH 9

4. SIKAP UMAT ISLAM TERHADAP SAMPAH 13

5. HUBUNGAN KEBERSIHAN DAN IBADAH 17

6. KEUTAMAAN KEBERSIHAN DALAM ISLAM 21

7. LIMA ADAB ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN 27

8. MITIGASI SAMPAH DALAM MENJAGA LINGKUNGAN 33

9. ADAPTASI SAMPAH DALAM MENCEGAH KERUSAKAN LINGKUNGAN 37

10. ORANG YANG MERUGI DI AKHIRAT KARENA SAMPAH 41

11. MARI PEDULI PADA SAMPAH KITA 45

12. SAMPAH JEJAK SEJARAH MANUSIA MODERN 49

13. MENJAGA LINGKUNGAN DENGAN GERAKAN SHADAQAH SAMPAH 53

14. FENOMENA SAMPAH UJIAN KEIMANAN BAGI UMAT ISLAM 59

15. URGENSI KEPEDULIAN TERHADAP SAMPAH DALAM ISLAM 63

16. DENGAN CINTA LINGKUNGAN HIDUP MERAIH CINTA ILAHI 67

17. DAKWAH DAN LINGKUNGAN 73

xi
xii
1

KEPEDULIAN UMAT ISLAM


DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

‫ أ َ ْش َهدُ أ َ ْن َل إِله إِ َّل هللاُ َوحْ دَهُ َل ش َِريْكَ لَه َربُّ الَعَالَمِ ينَ َوقَيُّو ُم‬.‫ور الدُ ْنيَا َوال ِدّين‬ ِ ‫علَى ا ُ ُم‬ َ ُ‫ا َ ْل َح ْمدُ ِلِ َربّ ِ اْلعَالَمِ يْنَ َوبِ ِه نَ ْست َ ِعيْن‬
َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬، َ‫ َرحْ َمةً ل ِْلعَالَمِ يْن‬، َ‫ق ْال َم ْخلُ ْوقِيْن‬
‫ص ِّل‬ ِ ‫وث ألُت َ ِ ّم َم َمك‬
ِ َ‫َار َم أ َ ْخال‬ ُ ُ‫سولُهُ ْال َم ْبع‬
ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬َ ‫ َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن ُم َح َّمدًا‬، َ‫ضين‬ ِ ‫ت َواْأل َ َر‬ ِ ‫س َم َوا‬ َّ ‫ال‬
‫الر َح َما ُء فِ ْي َما بَ ْينَ ُه ْم إِلَى‬
ُّ ،ِ‫ َوالدَّا ِعيْنَ إِلَى ش َِر ْيعَتِه‬،ِ‫سنَّتِه‬ ْ
ُ ِ‫ص َحابِ ِه َوالت َابِعِينَ َوالعَامِ ِليْنَ ب‬ َ
ْ ‫علَى آ ِل ِه َوأ‬ َ ‫علَى‬
َ ‫س ِيّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ْ‫ارك‬ ّ
ِ َ‫س ِل ْم َوب‬َ ‫َو‬
:ُ‫ أ َ َّما بَ ْعد‬.‫يَ ْو ِم ال ِدّيـْ ِن‬

‫ يَاأَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه‬:‫الزا ِد الت َّ ْق َوى فَقَا َل هللاُ تَعَالَى‬
َّ ‫ َوت َزَ َّود ُْوا فَإِ َّن َخي َْر‬،ِ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْفسِي ِبت َ ْق َوى هللا‬ ِ ‫ أ ُ ْو‬،ِ‫فَيَا ِعبَادَ هللا‬
. َ‫َوالَ ت َ ُم ْوت ُ َّن إِالَّ َوأَنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْون‬

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Islam merupakan agama yang komprehensif dan universal. Komprehensif


berarti syariat Islam merangkum seluruh aspek kehidupan baik ibadah
maupun muamalah, dan universal yang bermakna dapat diterapkan pada
siapapun, dimanapun dan kapanpun.

Termasuk diantara kesempurnaan ajaran Islam ialah, Islam mengajarkan


sikap yang sangat detail ketika kita menangani hal terkait dengan sampah
yang ada di sekitar kita. Karena kita ketahui bersama bahwa sampah dapat
menjadi sesuatu yang negatif bagi manusia atau sebaliknya sampah dapat
menjadi sesuatu yang bernilai bagi kita.

Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah
radhiyallahu‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ان‬
ِ ‫ط‬ َّ ‫ط َما َكانَ بِ َها مِ ْن أَذًى َو ْليَأ ْ ُك ْل َها َوالَ يَدَ ْع َها لِل‬
َ ‫ش ْي‬ ْ ِ‫إِذَا َوقَعَتْ لُ ْق َمةُ أ َ َح ِد ُك ْم فَ ْليَأ ْ ُخ ْذهَا فَ ْليُم‬

“Apabila suapan makanan salah seorang di antara kalian jatuh, ambilah


kembali lalu buang bagian yang kotor dan makanlah bagian yang bersih.
Jangan dibiarkan suapan tersebut dimakan setan.” (HR Muslim No. 2033)

Dan beliau memerintahkan kami agar mengusap piring. Beliau bersabda:


“Sesungguhnya tidak seorangpun di antara kalian mengetahui dibagian
makanan manakah ia diberi berkah.” (HR. Abu Daud)

Hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diatas menunjukkan kepada


kita,jika pada makanan tersebut ada kotoran, maka hendaknya dibersihkan dan
kotorannya tidak perlu dimakan, namun kotoran yang melekat pada makanan

1
tersebutlah yang kita bersihkan. Setelah kotoran tersebut dibersihkan,
hendaklah kita makan, karena setiap butir makanan membawa berkah dan
kita tidak boleh menyia-nyiakan makanan karena perbuatan mubazir adalah
perbuatan setan. Dengan membuang makanan maka kita membuang segala
keberkahan yang diberikan Allah kepada kita.

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Hadits perintah menjilati jari setelah makan serta memungut nasi yang jatuh
lalu dicuci memang kelihatannya sangat sederhana, tetapi ketika meneliti dan
memahami hadits tersebut dengan lebih seksama, ternyata terdapat pelajaran
luar biasa bagi umat manusia. Sebiji nasi yang jatuh, ketika tidak diambil
lagi, akan menjadi jatah makanan bagi setan dan secara otomatis statusnya
berubah menjadi sampah yang tidak berguna. Demikian pula jari yang masih
belepotan dengan bekas makanan, ketika tidak dijilati dan langsung dibasuh
dengan air, tentu akan lebih mencemari air, dibanding dengan jari yang dijilat
terlebih dahulu.

Memang masalah memungut nasi masalah sederhana, tetapi ketika kita tinjau
dari kondisi masyarakat yang ada di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam, ini menunjukkan sebuah langkah yang sangat maju dalam hal
pengelolaan sampah, Cuma bedanya, di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam permasalahannya masih sangat sederhana. Makanan yang jatuh
yang seharusnya menjadi sampah, oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dikelola kembali dengan cara dicuci, agar kemudian kembali bermanfaat
dan tidak terbuang sia-sia menjadi sampah. Ataupun tangan yang kotor
dengan bekas makanan ketika dicuci dengan air tentu akan mencemari air,
tetapi upaya meminimalisir pencemaran air ditunjukkan dan diajarkan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Ternyata, sebagian besar sampah yang dihasilkan di Indonesia adalah sampah


basah, yaitu mencakup 60-70 persen dari total volume sampah. Oleh karena
itu pengelolaan sampah yang tersentralisisasi sangat tidak berjalan dengan
efisien dan efektif. Mestinya pengelolaan sampah haruslah dilakukan sedekat
mungkin dengan sumbernya.

Saat ini masyarakat sering mengeluh karena kadang sampai seminggu,


sampah yang sudah menumpuk menggunung dan menebarkan baunya
yang khas tidak kunjung diangkut oleh petugas kebersihan. Padahal, dengan
mengelola sampah besar di tingkat lingkungan terkecil, seperti RT/RW

2
atau perumahan, maka paling tidak volume sampah dapat diturunkan dan
dikurangi.

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Islam adalah agama yang sangat keras melarang perbuatan tabdzir. Tabdzir
adalah menghambur-hamburkan harta atau menyia-nyiakan sesuatu yang
bisa dimanfaatkan, dan ini dibenci oleh Allah Ta’ala, sampai-sampai orang
yang melakukan perbuatan tabdzir disebut sebagai saudaranya setan, Allah
Ta’ala berfirman:

‫ورا‬ َ ‫ش ْي‬
ً ُ‫طانُ ل َِر ِبّ ِه َكف‬ َّ ‫ين َو َكانَ ال‬ َّ ‫إِ َّن ْال ُمبَذّ ِِرينَ كَانُوا إِ ْخ َوانَ ال‬
ِ ِ‫شيَاط‬

“Janganlah kalian berbuat tabdzir, karena orang-orang yang mubadzir adalah


saudaranya setan, dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya” (QS. Al-Isra’
17: 27)

Ketika mayoritas sampah bisa kita kelola menjadi sesuatu yang produktif dan
memberikan kemaslahatan bagi mahluk Allah Ta’ala, maka orang yang tidak
terlibat dengan pengelolaan sampah dengan baik atas dasar kesanggupannya
menurut terminologi tabdzir tadi dia akan jatuh dalam perilaku saudaranya
setan.

Islam juga mengajarkan kepada kita untuk bahu membahu dalam aktifitas
kebajikan, Allah Ta’ala berfirman:

ِ ‫الثْ ِم َو ْالعُد َْو‬


‫ان‬ َ ‫علَى ْالبِ ِ ّر َوالت َّ ْق َو ٰى َو َل تَعَ َاونُوا‬
ِ ْ ‫علَى‬ َ ‫َوتَعَ َاونُوا‬

“Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah
kalian bertolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan…” (QS.
Al-Maidah 5:2)

Kesempatan kita untuk saling peduli dalam menangani serta mengolah


sampah menjadi sesuatu yang bernilai adalah sebuah keniscayaan yang
harus kita wujudkan. Pengelolaan sampah dengan manajemen yang baik
akan memberikan maslahat besar bagi kita sendiri, anak cucu kita dan alam
sekitar kita, tentu ini menjadi aktifitas yang bernilai ibadah di sisi Allah Ta’ala,
dan karenanya kita diperintahkan Allah Ta’ala untuk ikut andil dalam segala
aktifitas yang memberikan kemaslahatan, termasuk pengelolaan sampah.

Dan akhirnya semoga kepedulian umat Islam dalam pengelolaan sampah


akan memberikan solusi dalam memperbaiki lingkungan kita, untuk hidup
lebih sehat dan bernilai. Semoga Allah SWT meridhai amalan kita, amin......

‫ت َوال ِذّ ْك ِر ْالـ َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل هللاُ مِ نِّى َومِ ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ اِنَّهُ ه َُو السَّمِ ْي ُع‬
ِ ‫آن ْالك َِري ِْم َونَفَعَنِي َواِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه مِ نَ اْآليَا‬
ِ ‫اركَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر‬ َ َ‫ب‬
َّ ‫ْالعَ ِل ْي ُم َوا ْست َ ْغف ُِر ْوهُ اِنَّهُ ه َُو ْالغَفُ ْو ُر‬
.‫الرحِ ْي ُم‬

3
‫‪Khutbah 2‬‬

‫س ْولُهُ ‪،‬‬
‫ع ْبدُ هللاِ َو َر ُ‬ ‫صالِحِ يْنَ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ أ َ ْن َل إِلَهَ إِ َّل هللاُ َوحْ دَهُ َل ش َِريْكَ لَهُ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ َّ‬
‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ي ِ ال َّ‬‫ْال َح ْمدُ هللِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ َو ِل ّ‬
‫سلَّ َم‪.‬أ َّما بَ ْعدُ‪:‬‬
‫ص َحابِ ِه َو َ‬ ‫علَى آ ِل ِه َوأ َ ْ‬
‫علَ ْيهَ َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬‫َو َ‬

‫س ْب َحانَهُ َوتَعَالَى أ َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِسهِ‪َ ،‬وثَنَّى‬


‫ص َمةُ أ َ ْم ِر ُك ْم‪ ،‬ث ُ َّم ا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن هللاَ ُ‬ ‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَادَ هللاِ وتم َّ‬
‫س ُك ْوا بِ ِد ْينِ ُك ْم‪ ،‬فَ ُه َو ِع ْ‬
‫س ِلّ ُمواْ‬ ‫َ‬
‫عل ْي ِه َو َ‬ ‫ْ‬
‫صلوا َ‬ ‫ُّ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬
‫ي ِ يا أيُّ َها الذِينَ آ َمنوا َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬
‫على النبِ ّ‬ ‫َ‬ ‫صلونَ َ‬ ‫ُّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫للاَ َو َمالئِكتهُ يُ َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫س ِبّح ِة بِقُ ْد ِسهِ‪ ،‬فقا َل تعَالى ُمخبِ ًرا َوآمِ ًرا‪ ﴿ :‬إِن َّ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َ‬
‫ت َ ْسلِيما ً ﴾ [األحزاب‪[65 :‬‬

‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا‬


‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫اركْ َ‬ ‫صلَّيْتَ َ‬
‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ص ِّل َ‬ ‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫على آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪ ،‬فِي العَالمِ يْنَ إِنكَ َحمِ ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪.‬‬‫َ‬ ‫َ‬
‫على إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫َر ْكتَ َ‬

‫ي‬ ‫اض َ‬ ‫ع َواتِ‪ ،‬يَا قَ ِ‬ ‫سمِ ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ الدَّ َ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغف ِْر ل ِْل ُم ْسلِمِ يْنَ َو ْال ُم ْس ِل َماتِ‪َ ،‬واْل ُمؤْ مِ نِيْنَ َو ْال ُمؤْ مِ نَاتِ‪ْ ،‬الَحْ يَاءِ مِ ْن ُه ْم َو ْال َ ْم َواتِ‪ ،‬إِنَّكَ َ‬
‫عنَّا ْالبَ َل َء َو ْال َوبَا ْ َء َو ْالفَحْ شَا َء َو ْال ُم ْنك ََر َما َ‬
‫ظ َه َر مِ ْن َها‬ ‫اخذُلْ َم ْن َخذَ َل ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم ْ‬
‫ارفَ ْع َ‬ ‫ص َر ال ِدّيْنَ َو ْ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫ْال َحا َجاتِ‪.‬اللَّ ُه َّم ا ْن ُ‬
‫سخَا ًء َرخَا ًء‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫لْ‬ ‫َّ‬
‫يِءِ ال ْسقا ِم‪..‬الل ُه َم اجْ عَ َهذا البَلدَ آمِ نا َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫س ّ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ص َوال ُجن ْو ِن َوال ُجذا ِم َوك ْو ُر ْونَا َو َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫طنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم إِنَّا نَعُ ْوذ بِكَ مِ نَ البَ َر ِ‬
‫ُ‬ ‫َو َما بَ َ‬
‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َرتْ بِ ِه ْال َمقَا ِدي ُْر‪.‬‬ ‫ط ْ‬ ‫عا ْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم دَ ِبّ ْرنَا فَإِنَّا َل نُحْ ِسنُ الت َّ ْدبِي َْر‪َ ،‬و ْال ُ‬
‫َو َ‬

‫ان َو َل تَجْ عَلْ فِي قُلُوبِنَا غ ًِّل لِلَّذِينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّكَ َر ُء ٌ‬
‫وف َرحِ ي ٌم‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا‬ ‫َربَّنَا ا ْغف ِْر لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّذِينَ َ‬
‫سبَقُونَا بِ ْ ِ‬
‫الي َم ِ‬
‫ار‪.‬‬ ‫َّ‬
‫اب الن ِ‬ ‫عذ َ‬‫َ‬ ‫سنَةً َوفِي ْالخِ َرةِ َح َ‬
‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫َح َ‬
‫ع ِن ْالفَحْ شَاءِ َو ْال ُم ْنك َِر َو ْالبَ ْغيِ‪ ،‬يَ ِع ُ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪،‬‬ ‫ان َوإِ ْيتَاءِ ذِي ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َ‬ ‫س ِ‬ ‫ِعبَادَ هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم بِ ْالعَ ْد ِل َو ْ ِ‬
‫الحْ َ‬
‫صَْ‬
‫لة َ‬ ‫علَى نِعَمِ ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْع َملُ ْونَ ‪َ .‬و ْال َح ْمدُ ِ َّلِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ ‪َ .‬وأَق ِِم ال َّ‬
‫فَا ْذ ُك ُروا هللاَ ْالعَظِ ي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬

‫‪4‬‬
2

PARADIGMA UMAT ISLAM


TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH

‫َل إِله إِ َّل هللاُ َوحْ دَهُ َل ش َِريْكَ لَه َربُّ الَعَالَمِ ينَ َوقَيُّو ُم‬ ‫ أ َ ْش َهدُ أ َ ْن‬.‫وراْلدُنَّيَا َوالّدِين‬
ِ ‫علَى ا ُ ُم‬ َ ُ‫ا َ ْل َح ْمدُ ِلِ َربّ ِ اْلعَالَمِ يْنَ َوبِ ِه نَ ْست َ ِعيْن‬
َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬، َ‫ َرحْ َمةً ل ِْلعَالَمِ يْن‬، َ‫ق ْال َم ْخلُ ْو ِقيْن‬
‫ص ِّل‬ ِ َ‫َار َم أ َ ْخال‬
ِ ‫َمك‬ ‫وث ألُت َ ِ ّم َم‬
ُ ُ‫سولُهُ ْال َم ْبع‬ُ َ َ ُ َ ‫ َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن ُم َح َّم‬، َ‫ضين‬
‫ر‬ ‫و‬ ‫ه‬ُ ‫د‬ ‫ب‬
ْ ‫ع‬ ‫ًا‬ ‫د‬ ِ ‫ت َواْأل َ َر‬ ِ ‫س َم َوا‬ َّ ‫ال‬
‫الر َح َما ُء فِ ْي َما بَ ْينَ ُه ْم إِلَى‬
ُّ ،ِ‫ َوالدَّا ِعيْنَ إِلَى ش َِر ْيعَتِه‬،ِ‫سنَّتِه‬ ُ ِ‫ب‬ َ‫ص َحابِ ِه َوالت َابِعِينَ َو ْالعَامِ ِليْن‬
ْ َ ‫علَى آ ِل ِه َوأ‬ َ ‫علَى‬
َ ‫س ِيّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ْ‫ارك‬ ِ َ‫س ِلّ ْم َوب‬
َ ‫َو‬
: ُ‫ أ َ َّما بَ ْعد‬. ‫يَ ْو ِم ال ِدّيـْ ِن‬

‫ يَاأَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح َّق تُقَا ِت ِه‬:‫الزا ِد الت َّ ْق َوى فَقَا َل هللاُ تَعَالَى‬
َّ ‫ َوت َزَ َّود ُْوا فَإِ َّن َخي َْر‬،ِ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْفسِي ِبت َ ْق َوى هللا‬ ِ ‫ أ ُ ْو‬،ِ‫فَيَا ِعبَادَ هللا‬
. َ‫َوالَ ت َ ُم ْوت ُ َّن إِالَّ َوأَنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْون‬

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Dalam kehidupan nyata, kita masih melihat sampah di sekitar kita, bahkan
menjadi isu dunia, terutama di beberapa negara berkembang yang masih
belum memanfaatkan keberadaan sampah sebagai sesuatu yang memiliki
nilai tambah. Bukti realita, tumpukan sampah menggunung di daratan.
Aromanya membumbung di udara, bahkan jutaan ton sampah terombang-
ambing ombak mengapung di lautan.

Sampah yang paling banyak diproduksi manusia adalah sampah organik.


Namun ada sampah yang jumlahnya banyak dan sulit terurai dan berbahaya
bagi alam, yaitu sampah plastik. Kantong plastik yang familiar sekali dengan
keseharian kita, terbuang ke lingkungan sebanyak 10 milar lembar per tahun
atau seberat 85.000 ton. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS),
sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/tahun. 3,2 juta ton sampah
plastik yang dihasilkan di Indonesia terbuang ke laut. Indonesia merupakan
penyumbang sampah plastik ke lautan terbanyak kedua di dunia. Plastik yang
sulit terurai itu terbelah menjadi microplastik dengan ukuran 0,3-5 milimeter
yang mudah terkonsumsi oleh biota perairan laut.

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Islam mendorong kesadaran individu terhadap kebersihan hingga pada


tataran prinsip yaitu keimanan terhadap surga dan neraka.

ٌ ‫طفُ ْوا فَ ِانَـهُ اليَ ْد ُخ ُل ْال َجنَـةَ اِالنَطِ ي‬


‫ْف‬ ٌ ‫ا َ ْ ِلس َْل ُم نَطِ ـي‬
َ َ‫ْف فَت َـن‬

5
“Islam itu bersih, maka jadilah kalian orang yang bersih. Sesungguhnya tidak
masuk surga kecuali orang-orang yang bersih.” (H.R. Baihaqi).

Pemahaman tentang kebersihan yang mendasar ini menumbuhkan kesadaran


individual untuk pemilahan sampah, pengelolaan sampah rumah tangga
secara mandiri, serta mengurangi konsumsi.

Pengurangan sampah secara individual dapat dilakukan dengan mengonsumsi


sesuatu secukupnya. Makanan misalnya. Cukup ambil sekiranya dapat
menghilangkan lapar. Jangan sampai berlebihan dalam mengambil makanan
lalu kita kekenyangan sementara masih tersisa di piring kita. Upaya minimalisir
juga tertancap dalam gaya hidup Islami karena setiap kepemilikan akan
ditanya pemanfaatannya, Bernilai pahala atau berbuah dosa.

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Pada kondisi-kondisi tertentu, upaya individual menjadi sangat terbatas


dalam pengelolaan sampah. Contohnya, pada rumah tangga yang tinggal
di lingkungan padat, acapkali tidak memiliki pengelolaan sampah mandiri,
sehingga hanya mampu mengurangi dan memilah sampah untuk dikumpulkan
lalu dipindahkan ke tempat pembuangan berikutnya. Karena itulah upaya
pengolahan sampah komunal diperlukan.

‫ظافَةَ ك َِر ْي ٌم يُحِ بُّ ْالك ََر َم َج َوادٌ يُحِ بُّ ْال َج َواد فَنَظِ ّفُ ْوا ا َ ْفنَ ْيت َ ُك ْم‬
َ َّ‫ْف يُحِ بُّ الن‬
ٌ ‫ّب نَظِ ي‬ َّ ُّ‫طيِّبٌ يُحِ ب‬
َ ِ‫الطي‬ َ َ‫ا َِّن هللا‬

”Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik (dan) menyukai kebaikan, bersih (dan)
menyukai kebersihan, mulia (dan) menyukai kemuliaan, bagus (dan) menyukai
kebagusan. Oleh sebab itu, bersihkanlah lingkunganmu”. (HR. At- Turmudzi).

Pengelolaan sampah komunal dilakukan dengan prinsip taawun, bekerja sama


dalam kebaikan. Bahkan bisa jadi di antara masyarakat ada yang bersedia
mewakafkan tanahnya untuk mengelola sampah komunal. Masyarakat dapat
dibebani kewajiban membakar, memilah, atau mengelola secara bergantian.

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Kebersihan membutuhkan biaya dan sistem yang baik, namun lebih dari itu
perlu paradigma mendasar yang menjadi modal keseriusan pengelolaan
sampah. Pengelolaan sampah bukan sebuah beban yang harus ditanggung
pemerintah atau masyarakat saja hingga terlalu berat mengeluarkan dana
membiayai benda yang tak berharga.

Pengelolaan sampah merupakan upaya preventif dalam menjaga kesehatan.


Kesehatan sendiri merupakan kebutuhan sosial primer yang dijamin dalam
Islam selain pendidikan dan keamanan.

6
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Pengelolaan sampah masyarakat tak boleh bertumpu hanya pada kesadaran


dan kebiasaan masyarakat, karena selain kedua hal itu tetap dibutuhkan sarana
pengelolaan sampah. Kondisi permukiman masyarakat yang heterogen,
adanya pelaku industri yang menghasilkan sampah dalam jumlah banyak,
dan macam-macam sampah yang berbeda penanganannya, meniscayakan
peran pemerintah bertanggung jawab atas pengelolaan sampah masyarakat.

Edukasi masyarakat dapat dilakukan pemerintah dan tokoh agama dengan


menyampaikan pengelolaan sampah yang baik merupakan amal shalih
yang dicintai Allah azza wajalla sekaligus sunnah yang diajarkan Nabi
Muhammad saw. Sebagai khalifah fil ’ardh, manusia memiliki tanggung jawab
dalam menjaga kebersihan lingkungan. Tertancapnya pemahaman ini akan
meruntuhkan penyakit individualisme dalam memandang persoalan sampah.

Pemerintah sebagai pelayan masyarakat memastikan keberadaan sistem


pengelolaan sampah di lingkungan komunal di permukiman yang tidak
dapat mengelola sampah secara individual, di apartemen, rumah susun dan
permukiman padat misalnya. Pemerintah harus mencurahkan segala sumber
daya agar sampah terkelola dengan baik. Dana dicurahkan untuk mengadakan
instalasi pengelolaan sampah. Pemerintah mendorong ilmuwan menciptakan
teknologi-teknologi pengelola sampah ramah lingkungan, mengadopsinya
untuk diterapkan.

‫سأْت ُ ْم فَلَ َها‬


َ َ ‫سنت ُ ْم ِلَنفُ ِس ُك ْم َوإِ ْن أ‬
َ ْ‫سنت ُ ْم أَح‬
َ ْ‫إِ ْن أَح‬

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan
jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri…” (QS. Al-
Isra17:7 )

Mudah mudahan kita dapat mengubah sikap ke arah yang lebih baik tentang
pola gaya hidup selama ini. Selain itu juga. Sebagai seorang muslim semoga
kita dapat menyikapi keadaan tentang sampah di sekitar kita ini dengan sikap
bijak dan solutif sehingga akan kita dapatkan lingkungan yang sehat dan
bernilai untuk kemaslahatan ummat.

‫ت َوال ِذّ ْك ِر ْالـ َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل هللاُ مِ نِّى َومِ ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ اِنَّهُ ه َُو السَّمِ ْي ُع‬
ِ ‫آن ْالك َِري ِْم َونَفَعَنِي َواِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه مِ نَ اْآليَا‬
ِ ‫اركَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر‬ َ َ‫ب‬
َّ ‫ْالعَ ِل ْي ُم َوا ْستَغف ُِر ْوهُ اِنهُ ه َُو الغَف ْو ُر‬
.‫الرحِ ْي ُم‬ ُ ْ َّ ْ

7
‫‪Khutbah 2‬‬

‫س ْولُهُ ‪،‬‬
‫ع ْبدُ هللاِ َو َر ُ‬ ‫صالِحِ يْنَ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ أ َ ْن َل إِلَهَ إِ َّل هللاُ َوحْ دَهُ َل ش َِريْكَ لَهُ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ َّ‬
‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ي ِ ال َّ‬‫ْال َح ْمدُ هللِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ َو ِل ّ‬
‫سلَّ َم‪.‬أ َّما بَ ْعدُ‪:‬‬
‫ص َحابِ ِه َو َ‬ ‫علَى آ ِل ِه َوأ َ ْ‬
‫علَ ْيهَ َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬‫َو َ‬

‫س ْب َحانَهُ َوتَعَالَى أ َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِسهِ‪َ ،‬وثَنَّى‬


‫ص َمةُ أ َ ْم ِر ُك ْم‪ ،‬ث ُ َّم ا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن هللاَ ُ‬ ‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَادَ هللاِ وتم َّ‬
‫س ُك ْوا بِ ِد ْينِ ُك ْم‪ ،‬فَ ُه َو ِع ْ‬
‫س ِلّ ُمواْ‬ ‫َ‬
‫عل ْي ِه َو َ‬ ‫ْ‬
‫صلوا َ‬ ‫ُّ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬
‫ي ِ يا أيُّ َها الذِينَ آ َمنوا َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬
‫على النبِ ّ‬ ‫َ‬ ‫صلونَ َ‬ ‫ُّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫للاَ َو َمالئِكتهُ يُ َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫س ِبّح ِة بِقُ ْد ِسهِ‪ ،‬فقا َل تعَالى ُمخبِ ًرا َوآمِ ًرا‪ ﴿ :‬إِن َّ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َ‬
‫ت َ ْسلِيما ً ﴾ [األحزاب‪[65 :‬‬

‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا‬


‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫اركْ َ‬ ‫صلَّيْتَ َ‬
‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ص ِّل َ‬ ‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫على آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪ ،‬فِي العَالمِ يْنَ إِنكَ َحمِ ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪.‬‬‫َ‬ ‫َ‬
‫على إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫َر ْكتَ َ‬

‫ي‬ ‫اض َ‬ ‫ع َواتِ‪ ،‬يَا قَ ِ‬ ‫سمِ ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ الدَّ َ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغف ِْر ل ِْل ُم ْسلِمِ يْنَ َو ْال ُم ْس ِل َماتِ‪َ ،‬واْل ُمؤْ مِ نِيْنَ َو ْال ُمؤْ مِ نَاتِ‪ْ ،‬الَحْ يَاءِ مِ ْن ُه ْم َو ْال َ ْم َواتِ‪ ،‬إِنَّكَ َ‬
‫عنَّا ْالبَ َل َء َو ْال َوبَا ْ َء َو ْالفَحْ شَا َء َو ْال ُم ْنك ََر َما َ‬
‫ظ َه َر مِ ْن َها‬ ‫اخذُلْ َم ْن َخذَ َل ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم ْ‬
‫ارفَ ْع َ‬ ‫ص َر ال ِدّيْنَ َو ْ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫ْال َحا َجاتِ‪.‬اللَّ ُه َّم ا ْن ُ‬
‫سخَا ًء َرخَا ًء‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫لْ‬ ‫َّ‬
‫يِءِ ال ْسقا ِم‪..‬الل ُه َم اجْ عَ َهذا البَلدَ آمِ نا َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫س ّ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ص َوال ُجن ْو ِن َوال ُجذا ِم َوك ْو ُر ْونَا َو َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫طنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم إِنَّا نَعُ ْوذ بِكَ مِ نَ البَ َر ِ‬
‫ُ‬ ‫َو َما بَ َ‬
‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َرتْ بِ ِه ْال َمقَا ِدي ُْر‪.‬‬ ‫ط ْ‬ ‫عا ْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم دَ ِبّ ْرنَا فَإِنَّا َل نُحْ ِسنُ الت َّ ْدبِي َْر‪َ ،‬و ْال ُ‬
‫َو َ‬

‫ان َو َل تَجْ عَلْ فِي قُلُوبِنَا غ ًِّل لِلَّذِينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّكَ َر ُء ٌ‬
‫وف َرحِ ي ٌم‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا‬ ‫َربَّنَا ا ْغف ِْر لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّذِينَ َ‬
‫سبَقُونَا بِ ْ ِ‬
‫الي َم ِ‬
‫ار‪.‬‬ ‫َّ‬
‫اب الن ِ‬ ‫عذ َ‬‫َ‬ ‫سنَةً َوفِي ْالخِ َرةِ َح َ‬
‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫َح َ‬
‫ع ِن ْالفَحْ شَاءِ َو ْال ُم ْنك َِر َو ْالبَ ْغيِ‪ ،‬يَ ِع ُ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪،‬‬ ‫ان َوإِ ْيتَاءِ ذِي ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َ‬ ‫س ِ‬ ‫ِعبَادَ هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم بِ ْالعَ ْد ِل َو ْ ِ‬
‫الحْ َ‬
‫صَْ‬
‫لة َ‬ ‫علَى نِعَمِ ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْع َملُ ْونَ ‪َ .‬و ْال َح ْمدُ ِ َّلِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ ‪َ .‬وأَق ِِم ال َّ‬
‫فَا ْذ ُك ُروا هللاَ ْالعَظِ ي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬

‫‪8‬‬
3

ADAB UMAT ISLAM TERHADAP SAMPAH

‫ أ َ ْش َهدُ أ َ ْن َل ِإله ِإ َّل هللاُ َوحْ دَهُ َل ش َِريْكَ لَه َربُّ الَعَالَمِ ينَ َوقَيُّو ُم‬.‫وراْلدُنَّيَا َوالّدِين‬ ِ ‫علَى ا ُ ُم‬َ ُ‫ا َ ْل َح ْمدُ ِلِ َربّ ِ اْلعَالَمِ يْنَ َو ِب ِه نَ ْست َ ِعيْن‬
‫ص ِّل‬ ْ ْ
َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬، َ‫ َرحْ َمةً لِلعَالَمِ يْن‬، َ‫ق ال َم ْخلُ ْوقِيْن‬
ِ َ‫َار َم أ َ ْخال‬ ُ ْ
ُ ُ‫سولُهُ ال َم ْبع‬
ِ ‫وث ألت َ ِ ّم َم َمك‬ َ ‫ َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن ُم َح َّمدًا‬، َ‫ضين‬
ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ ِ ‫ت َواْأل َ َر‬
ِ ‫س َم َوا‬
َّ ‫ال‬
‫الر َح َما ُء ِف ْي َما بَ ْينَ ُه ْم ِإلَى‬ ُ ‫ص َحا ِب ِه َوالت َا ِبعِينَ َو ْالعَامِ ِليْنَ ِب‬
ُّ ،ِ‫ َوالدَّا ِعيْنَ ِإلَى ش َِر ْيعَ ِته‬،ِ‫سنَّ ِته‬ ْ َ ‫علَى آ ِل ِه َوأ‬ َ ‫علَى‬
َ ‫س ِيّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ْ‫ارك‬ ِ َ‫س ِلّ ْم َوب‬
َ ‫َو‬
:ُ‫ أ َ َّما بَ ْعد‬. ‫يَ ْو ِم ال ِدّيـْ ِن‬

‫ يَاأَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه‬:‫الزا ِد الت َّ ْق َوى فَقَا َل هللاُ تَعَالَى‬
َّ ‫ َوت َزَ َّود ُْوا فَإِ َّن َخي َْر‬،ِ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْفسِي بِت َ ْق َوى هللا‬ ِ ‫ أ ُ ْو‬،ِ‫فَيَا ِعبَادَ هللا‬
. َ‫َوالَ ت َ ُم ْوت ُ َّن ِإالَّ َوأَنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْون‬

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Islam sebagai agama yang sempurna telah mengatur segala sesuatu di dunia
ini yang digunakan sebagai pedoman bagi umat islam dalam bermuamalah
dan menjalani kehidupannya sehari-sehari, termasuk yang terkait dengan
penanganan masalah sampah. Pertanyaannya, bagaimana perhatian Islam
terhadap sampah? Seberapa pentingkah masalah sampah bagi umat Islam?
Dan sudahkah kita peduli terhadap sampah ini?

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Masalah sampah bukanlah masalah kecil, tapi sebenarnya masalah sampah


adalah masalah besar lingkungan yang hingga tahun ini merupakan pekerjaan
rumah pemerintah yang tidak kunjung usai. Dan dari hari ke hari, sampah-
sampah ini semakin menggunung. Apalagi dengan perkembangan iptek
yang memunculkan sampah-sampah yang penguraiannya membutuhkan
waktu hingga puluhan tahun seperti sampah-sampah plastik, bahkan ada
juga sampah yang tidak bisa diurai seperti sterofom. Dan jika dibiarkan,
sampah-sampah ini akan menimbulkan banyak masalah lingkungan, seperti
pemandangan yang tidak indah, bau busuk, banjir, hingga penyakit.

Sebagai umat Islam, tentunya kita tidak boleh membiarkan masalah-


masalah lingkungan ini muncul. Karena dalam Islam, menjaga lingkungan
dan melestarikannya merupakan salah satu aktivitas yang bernilai ibadah.
Sebagaimana merusak lingkungan merupakan amalan yang dilarang
oleh Islam. Shalat lima waktu adalah ibadah. Begitu juga puasa Ramadan
adalah juga ibadah. Tapi ibadah-ibadah ini merupakan ibadah yang sifatnya
individual. Dalam Islam, ibadah individual ini penting. Tapi ibadah sosial juga
penting, di antaranya adalah menjaga dan melestarikan lingkungan.

9
Al-Quran dan Hadis banyak mengisyaratkan pentingnya menjaga dan
melestarikan lingkungan. KH. Ali Yafie dalam bukunya Fiqhul Biah mengatakan
bahwa dalam Al-Quran ada 95 ayat yang berbicara tentang lingkungan dan
larangan membuat kerusakan di bumi. Dalam surat Al-A’raf ayat 56 Allah
SWT berfirman:

ِ ‫َو َل ت ُ ْف ِسدُوا فِي ْال َ ْر‬


‫ض بَ ْعدَ إِص َْلحِ َها‬

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)


memperbaikinya”. (Q.S Al-A’raf 7: 56)

Kemudian dalam surat Al-Hijr ayat 19-20. Allah SWT berfirman:

َ ِ‫و َجعَ ْلنَا لَ ُك ْم فِي َها َمعَاي‬.


َ‫ش َو َم ْن لَ ْست ُ ْم لَهُ بِ َر ِازقِين‬ ٍ ‫ش ْيءٍ َم ْو ُز‬
َ ‫ون‬ َ ‫ض َمدَ ْدنَاهَا َوأ َ ْلقَ ْينَا فِي َها َر َواس‬
َ ‫ِي َوأ َ ْنبَتْنَا فِي َها مِ ْن ُك ِّل‬ َ ‫َو ْال َ ْر‬

“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-


gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan
Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan
(Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan
pemberi rezeki kepadanya”. (Q.S Al-Hijr 15: 20)

Dan surat al-Qashas ayat 77 Allah SWT berfirman:

َ‫للاَ َل يُحِ بُّ ْال ُم ْف ِسدِين‬ َ َ‫للاُ إِلَيْكَ َو َل تَبْغِ ْالف‬


ِ ‫سادَ فِي ْال َ ْر‬
َّ ‫ض إِ َّن‬ َ ْ‫َوأَحْ س ِْن َك َما أَح‬
َّ َ‫سن‬

“....dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.
(Q.S Al-Qashas 28: 77)

Dalam Hadis, Nabi juga banyak mengisyaratkan tentang pentingnya


kebersihan lingkungan. bahkan dalam riwayat Thabrani dari Abu Hurairah,
kebersihan dianggap sebagai penentu masuk surganya seseorang.

Oleh karena itu, pada kesempatan yang mulia ini, khatib mengajak kepada
jamaah sekalian untuk sama-sama peduli terhadap lingkungan yang salah
satunya adalah peduli terhadap sampah. Mungkin di antara kita ada yang
sudah merasa peduli terhadap sampah ini karena rumahnya sudah bersih dari
sampah. Mungkin juga di antara kita sudah merasa peduli terhadap sampah
karena setiap Ahad melakukan kerja bakti membersihkan saluran air dari
sampah. Mungkin juga di antara kita sudah merasa peduli terhadap sampah
karena sudah membuang sampah pada tempatnya. Kepada mereka-mereka,
maka khatib katakan bahwa itu saja belum cukup.

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

10
‫‪Kepedulian terhadap sampah tidak cukup dengan membuang sampah pada‬‬
‫‪tempatnya. Juga tidak cukup dengan bekerja bakti membersihkan saluran‬‬
‫‪air dari sampah. Karena apa? Karena tempat pembuangan sampah sudah‬‬
‫‪tidak mampu lagi menampung sampah-sampah kita. Contohnya di Jakarta,‬‬
‫‪tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu Bantar Gebang Bekasi sejak‬‬
‫‪tahun 2015 yang lalu sudah overload. Dalam satu hari saja sampah-sampah‬‬
‫‪yang diangkut ke Bantar Gebang sudah mencapai 1500 ton. Bayangkan‬‬
‫‪kalo seminggu, sebulan dan setahun. Dan masalah sampah yang kian hari‬‬
‫‪kian menumpuk ini bukan hanya tugas dan kewajiban Pemerintah saja, tapi‬‬
‫‪juga menjadi kewajiban kita sebagai warga dan tentunya kita sebagai umat‬‬
‫‪Islam. Semakin peduli kita akan lingkungan maka akan semakin kuat iman‬‬
‫‪kita. Oleh karenanya, sikap peduli mengolah dan memanfaatkan sampah‬‬
‫‪sebagai sebuah komoditi yang berharga harus terus dikembangkan dan‬‬
‫‪diketuktularkan kepada sesama kita. Tujuan utamanya adalah mengurangi‬‬
‫‪jumlah sampah yang hanya terbuang dan menumpuk tak mempunyai nilai‬‬
‫‪sehingga menjadi sesuatu yang bernilai tambah dan berharga.‬‬

‫ت َوال ِذّ ْك ِر ْالـ َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل هللاُ مِ نِّى َومِ ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ اِنَّهُ ه َُو السَّمِ ْي ُع‬
‫آن ْالك َِري ِْم َونَفَعَنِي َواِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه مِ نَ اْآليَا ِ‬
‫اركَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر ِ‬ ‫بَ َ‬
‫ْالعَ ِل ْي ُم َوا ْستَغف ُِر ْوهُ اِنهُ ه َُو الغَف ْو ُر َّ‬
‫الرحِ ْي ُم‪.‬‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬

‫‪Khutbah 2‬‬

‫س ْولُهُ ‪،‬‬
‫ع ْبدُ هللاِ َو َر ُ‬ ‫صالِحِ يْنَ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ أ َ ْن َل إِلَهَ إِ َّل هللاُ َوحْ دَهُ َل ش َِريْكَ لَهُ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ َّ‬
‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ي ِ ال َّ‬‫ْال َح ْمدُ هللِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ َو ِل ّ‬
‫سلَّ َم‪.‬أ َّما بَ ْعدُ‪:‬‬
‫ص َحابِ ِه َو َ‬ ‫علَى آ ِل ِه َوأ َ ْ‬
‫علَ ْيهَ َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬‫َو َ‬

‫س ْب َحانَهُ َوتَعَالَى أ َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِسهِ‪َ ،‬وثَنَّى‬


‫ص َمةُ أ َ ْم ِر ُك ْم‪ ،‬ث ُ َّم ا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن هللاَ ُ‬ ‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَادَ هللاِ وتم َّ‬
‫س ُك ْوا بِ ِد ْينِ ُك ْم‪ ،‬فَ ُه َو ِع ْ‬
‫س ِلّ ُمواْ‬ ‫َ‬
‫عل ْي ِه َو َ‬ ‫ْ‬
‫صلوا َ‬ ‫ُّ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬
‫ي ِ يا أيُّ َها الذِينَ آ َمنوا َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬
‫على النبِ ّ‬ ‫َ‬ ‫صلونَ َ‬ ‫ُّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫للاَ َو َمالئِكتهُ يُ َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫س ِبّح ِة بِقُ ْد ِسهِ‪ ،‬فقا َل تعَالى ُمخبِ ًرا َوآمِ ًرا‪ ﴿ :‬إِن َّ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َ‬
‫ت َ ْسلِيما ً ﴾ [األحزاب‪[65 :‬‬

‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا‬


‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫اركْ َ‬ ‫صلَّيْتَ َ‬
‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ص ِّل َ‬ ‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫على آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪ ،‬فِي العَالمِ يْنَ إِنكَ َحمِ ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪.‬‬‫َ‬ ‫َ‬
‫على إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫َر ْكتَ َ‬

‫ي‬ ‫اض َ‬ ‫ع َواتِ‪ ،‬يَا قَ ِ‬ ‫سمِ ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ الدَّ َ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغف ِْر ل ِْل ُم ْسلِمِ يْنَ َو ْال ُم ْس ِل َماتِ‪َ ،‬واْل ُمؤْ مِ نِيْنَ َو ْال ُمؤْ مِ نَاتِ‪ْ ،‬الَحْ يَاءِ مِ ْن ُه ْم َو ْال َ ْم َواتِ‪ ،‬إِنَّكَ َ‬
‫عنَّا ْالبَ َل َء َو ْال َوبَا ْ َء َو ْالفَحْ شَا َء َو ْال ُم ْنك ََر َما َ‬
‫ظ َه َر مِ ْن َها‬ ‫اخذُلْ َم ْن َخذَ َل ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم ْ‬
‫ارفَ ْع َ‬ ‫ص َر ال ِدّيْنَ َو ْ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫ْال َحا َجاتِ‪.‬اللَّ ُه َّم ا ْن ُ‬
‫سخَا ًء َرخَا ًء‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫لْ‬ ‫َّ‬
‫يِءِ ال ْسقا ِم‪..‬الل ُه َم اجْ عَ َهذا البَلدَ آمِ نا َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫س ّ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ص َوال ُجن ْو ِن َوال ُجذا ِم َوك ْو ُر ْونَا َو َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫طنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم إِنَّا نَعُ ْوذ بِكَ مِ نَ البَ َر ِ‬
‫ُ‬ ‫َو َما بَ َ‬
‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َرتْ بِ ِه ْال َمقَا ِدي ُْر‪.‬‬ ‫ط ْ‬ ‫عا ْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم دَ ِبّ ْرنَا فَإِنَّا َل نُحْ ِسنُ الت َّ ْدبِي َْر‪َ ،‬و ْال ُ‬
‫َو َ‬

‫ان َو َل تَجْ عَلْ فِي قُلُوبِنَا غ ًِّل لِلَّذِينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّكَ َر ُء ٌ‬
‫وف َرحِ ي ٌم‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا‬ ‫َربَّنَا ا ْغف ِْر لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّذِينَ َ‬
‫سبَقُونَا بِ ْ ِ‬
‫الي َم ِ‬
‫ار‪.‬‬ ‫َّ‬
‫اب الن ِ‬ ‫عذ َ‬‫َ‬ ‫سنَةً َوفِي ْالخِ َرةِ َح َ‬
‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫َح َ‬
‫ع ِن ْالفَحْ شَاءِ َو ْال ُم ْنك َِر َو ْالبَ ْغيِ‪ ،‬يَ ِع ُ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪،‬‬ ‫ان َوإِ ْيتَاءِ ذِي ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َ‬ ‫س ِ‬ ‫ِعبَادَ هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم بِ ْالعَ ْد ِل َو ْ ِ‬
‫الحْ َ‬
‫صَْ‬
‫لة َ‬ ‫علَى نِعَمِ ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْع َملُ ْونَ ‪َ .‬و ْال َح ْمدُ ِ َّلِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ ‪َ .‬وأَق ِِم ال َّ‬
‫فَا ْذ ُك ُروا هللاَ ْالعَظِ ي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬

‫‪11‬‬
12
4

SIKAP UMAT ISLAM TERHADAP SAMPAH

‫ أ َ ْش َهدُ أ َ ْن َل ِإله ِإ َّل هللاُ َوحْ دَهُ َل ش َِريْكَ لَه َربُّ الَعَالَمِ ينَ َوقَيُّو ُم‬.‫وراْلدُنَّيَا َوالّدِين‬ ِ ‫علَى ا ُ ُم‬َ ُ‫ا َ ْل َح ْمدُ ِلِ َربّ ِ اْلعَالَمِ يْنَ َو ِب ِه نَ ْست َ ِعيْن‬
‫ص ِّل‬ ْ ْ
َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬، َ‫ َرحْ َمةً لِلعَالَمِ يْن‬، َ‫ق ال َم ْخلُ ْوقِيْن‬
ِ َ‫َار َم أ َ ْخال‬ ُ ْ
ُ ُ‫سولُهُ ال َم ْبع‬
ِ ‫وث ألت َ ِ ّم َم َمك‬ َ ‫ َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن ُم َح َّمدًا‬، َ‫ضين‬
ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ ِ ‫ت َواْأل َ َر‬
ِ ‫س َم َوا‬
َّ ‫ال‬
‫الر َح َما ُء ِف ْي َما بَ ْينَ ُه ْم ِإلَى‬ ُ ‫ص َحا ِب ِه َوالت َا ِبعِينَ َو ْالعَامِ ِليْنَ ِب‬
ُّ ،ِ‫ َوالدَّا ِعيْنَ ِإلَى ش َِر ْيعَ ِته‬،ِ‫سنَّ ِته‬ ْ َ ‫علَى آ ِل ِه َوأ‬ َ ‫علَى‬
َ ‫س ِيّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ْ‫ارك‬ ِ َ‫س ِلّ ْم َوب‬
َ ‫َو‬
:ُ‫ أ َ َّما بَ ْعد‬. ‫يَ ْو ِم ال ِدّيـْ ِن‬

‫ يَاأَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه‬:‫الزا ِد الت َّ ْق َوى فَقَا َل هللاُ تَعَالَى‬
َّ ‫ َوت َزَ َّود ُْوا فَإِ َّن َخي َْر‬،ِ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْفسِي بِت َ ْق َوى هللا‬ ِ ‫ أ ُ ْو‬، ِ‫فَيَا ِعبَادَ هللا‬
َ‫َوالَ ت َ ُم ْوت ُ َّن ِإالَّ َوأَنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْون‬

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri
khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan
dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara melaksanakan
semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan. Kaum
Muslimin Rahimakumullah, Dalam kesempatan yang mulia pada siang hari
ini, khatib akan menyampaikan khutbah dengan tema: “SIKAP UMAT ISLAM
TERHADAP SAMPAH”.
Hadirin yang dirahmati Allah

Mengawali khutbah ini khatib akan menyampaikan bahwa menjaga kebersihan


lingkungan, walau dalam lingkungan yang kecil, dapat membawa dampak
yang besar. Banyak hal-hal kecil tentang kebersihan yang mungkin sering
kita lewatkan hanya karena terlihat kecil. Misalnya, membuang bungkus
makanan dan minuman. Begitu banyak orang suka membuang bungkus-
bungkus makanan dan minuman secara sembarangan, bahkan buang hajat
disembarang tempat. Padahal Rasulallah saw sudah mengingatkan hal itu.

‫اس أ َ ْو فِى ظِ ِلّ ِه ْم‬


ِ َّ‫ق الن‬ َ ‫ قَا َل الَّذِى يَتَخَلَّى فِى‬،ِ‫للا‬
ِ ‫ط ِري‬ َّ ‫سو َل‬ ِ ‫ قَالُوا َو َما اللَّعَّان‬.‫اتَّقُوا اللَّعَّانَي ِْن‬
ُ ‫َان يَا َر‬

“Waspadalah dengan dua orang yang terkena laknat.” Mereka berkata,


‘Siapakah yang kena laknat tersebut?’ Beliau menjawab, ‘Orang yang buang
hajat di tempat orang lalu lalang atau di tempat mereka bernaung.’ (HR.
Muslim no. 269).

Jika melihat dari sudut pandang pribadi, mungkin hal tersebut tak terlihat
terlalu bermasalah. Namun, bila individu dalam lingkup yang lebih kecil tidak
mengindahkan kebersihan lingkungannya sendiri, dampak buruk yang besar
tinggal dinanti kedatangannnya.

13
‫ظافَةَ ك َِري ٌم يُحِ بُّ ْالك ََر َم َج َوادٌ يُحِ بُّ ْال ُجودَ فَنَظِ ّفُوا أ َ ْف ِنيَت َ ُك ْم‬
َ َّ‫يف يُحِ بُّ الن‬
ٌ ِ‫ّب نَظ‬ َّ ُّ‫ط ِيّبٌ يُحِ ب‬
َ ‫الط ِي‬ َ ‫للاَ تَعَالى‬
َّ ‫ِإ َّن‬

Sesungguhnya Allah swt. Itu baik, Dia menyukai kebaikan. Allah itu bersih,«
Dia menyukai kebersihan. Allah itu mulia, Dia menyukai kemuliaan. Allah itu
dermawan ia menyukai kedermawanan maka bersihkanlah olehmu tempat-
)tempatmu.” (HR. At Tirmizi: 2723

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Menjaga kesehatan lingkungan tidak hanya soal demi derajat kesehatan yang
lebih baik. Dari lingkungan yang bersih, muncul suasana yang lebih sehat, dan
pada kondisi tertentu akan meningkatkan kualitas seorang muslim secara
keseluruhan.

Misalnya, orang jadi punya ide-ide cemerlang, konsentrasi dalam bekerja


makin terjaga karena tak ada gangguan aroma atau suasana akibat lingkungan
kotor. Pemandangan pun terlihat indah ketika tidak ada sampah bertebaran.

Bila seorang muslim tak memiliki mentalitas untuk menjaga kebersihan


lingkungannya sendiri, bencana-bencana akibat ulah mereka sendiri siap
menghampiri. Misalkan munculnya jenis-jenis penyakit yang bisa disebabkan
oleh kekotoran lingkungan.

Lebih jauh lagi, dalam lingkungan kota atau provinsi, bencana seperti banjir
akibat dari tersumbatnya saluran-saluran air dari hulu ke hilir. Kerugian
materi maupun non materi menjadi sangat besar. Beberapa penyakit yang
berhubungan dengan kebersihan lingkungan cukup banyak, seperti: demam
berdarah, malaria, diare, radang paru, disentri, infeksi, penyakit kulit, dan
masih banyak lagi.

Apakah kita akan meninggalkan beban sampah dalam kehidupan kita, yang
menjadi warisan anak cucu kita? Firman Allah swt, memerintahkan kepada
kita:

َ‫للاَ َل يُحِ بُّ ْال ُم ْف ِسدِين‬ َ َ‫للاُ ِإلَيْكَ َو َل تَبْغِ ْالف‬


ِ ‫سادَ فِي ْال َ ْر‬
َّ ‫ض ِإ َّن‬ َ ْ‫َوأَحْ سِن َك َما أَح‬
َّ َ‫سن‬

“Dan berbuat baiklah, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash 28:77)

Bagaimana kita dapat berbuat baik dan tidak membuat kerusakan di muka
bumi?

14
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun lalu (2015), mengeluarkan fatwa
tentang limbah ini dan memberikan fatwa kepada umat Islam ini yaitu:

1. Setiap muslim wajib menjaga kebersihan lingkungan, memanfaatkan


barang-barang gunaan untuk kemaslahatan serta menghindarkan diri
dari berbagai penyakit serta perbuatan tabdzir dan israf.

2. Membuang sampah sembarangan dan/atau membuang barang yang


masih bisa dimanfaatkan untuk kepentingan diri maupun orang lain
hukumnya haram.

3. Pemerintah dan Pengusaha wajib mengelola sampah guna menghindari


kemudharatan bagi makhluk hidup.

4. Mendaur ulang sampah menjadi barang yang berguna bagi peningkatan


kesejahteraan umat hukumnya wajib kifayah.

Ma’syiral muslimin Rahimakumullah

Jelas yang namanya sampah itu adalah musuh nyata yang ada di hadapan
kita. Itu sebabnya harus diperangi dengan cara wajib membuang sampah
itu pada tempatnya. Berbicara sampah bukan hanya satu persoalan saja,
tapi merupakan satu bagian dari ekosistem yang perlu diurus mulai dari hulu
sampai ke hilir. Misalnya Pemanfaatan dan pengolahan sampah untuk hal hal
yang produktif seperti pembangkit tenaga listrik dan lain lain.

Namun pada sisi lain ketika sampah tersebut ada di tengah tengah masyarakat
bahwa jelas sampah masih menjadi persoalan di Indonesia dan bahkan
mereka yanmenjadi masalah pelik yang belum terpecahkan sampai sekarang.
Hal tersebut ditandai dengan banyaknya sampah yang menggunung
di titik titik tertentu. Sampah tersebut akan menjadi permasalahan jika
pengelolaannya belum baik dan benar. Jika di setiap daerah sudah memiliki
bank sampah tentunya produksi sampah menjadi lebih terkendali karena
bank tersebut akan mengelola sampah dengan baik dan benar. Oleh sebab itu
sangat disarankan untuk setiap daerah mendirikan bank sampah. Beberapa
rujukan yang bisa jadi inspirasi dalam pendirian bank sampah adalah seperti
Buku Administrasi, Pemilihan Petugas, Mengumpulkan Sampah dengan
Prosedur yang Benar, Daftar Hadir, Dijual ke Pengepul, Memilah Sampah,
Penimbangan, Tabungan.

Buku Tabungan Anggota sangat diperlukan dan ini mempunyai daya tarik
karena pembayaran dari para penjual sampah akan dimasukan ke rekening

15
‫‪tabungan mereka. Sampah yang sudah terkumpul akan dijual ke Pengepul‬‬
‫‪Sampah yang sudah disetorkan oleh anggota akan dimasukkan ke dalam‬‬
‫‪wadah besar barulah kemudian jika sudah banyak akan diambil oleh pengepul‬‬
‫‪untuk dijadikan sebagai berbagai macam barang daur ulang sampah yang‬‬
‫‪menarik dan unik. Mereka yang peduli terhadap lingkungandan membuat‬‬
‫‪suasana nyaman akan mendapatkan pahala yang besar di sisi Allah. Sesuai‬‬
‫‪al-Qur’an, surat Al-Anbiya Ayat :105‬‬

‫ِى ٱل ٰ َّ‬
‫ص ِلحُونَ‬ ‫ُور مِ ۢن بَ ْع ِد ٱل ِذّ ْك ِر أ َ َّن ْٱل َ ْر َ‬
‫ض يَ ِرث ُ َها ِعبَاد َ‬ ‫َولَقَ ْد َكت َ ْبنَا فِى َّ‬
‫ٱلزب ِ‬

‫“)‪Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam‬‬
‫‪Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh”.‬‬
‫‪)(QS. Al Anbiya’ 21:105‬‬

‫‪Demikianlah beberapa cara mengelola bank sampah dengan benar yang‬‬


‫‪patut untuk diperhatikan, semoga informasi ini bermanfaat.‬‬

‫‪Sidang jum’at yang semoga selalu mendapat rahmat Allah swt.‬‬

‫‪Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini.‬‬
‫‪Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.‬‬

‫ت َوال ِذّ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل مِ نِّ ْي َومِ ْن ُك ْم ت َِل َوتَهُ‪ ،‬إِنَّهُ ه َُو السَّمِ ْي ُع‬
‫آن ْالعَظِ ي ِْم َونَفَعَنِي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه مِ نَ ْاليَا ِ‬
‫اركَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي القُ ْر ِ‬‫بَ َ‬
‫ْالعَلِيم‬

‫‪Khutbah 2‬‬

‫س ْولُهُ ‪،‬‬
‫ع ْبدُ هللاِ َو َر ُ‬ ‫صالِحِ يْنَ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ أ َ ْن َل إِلَهَ إِ َّل هللاُ َوحْ دَهُ َل ش َِريْكَ لَهُ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ َّ‬
‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ْال َح ْمدُ هللِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ َو ِل ّ‬
‫ي ِ ال َّ‬
‫َّ‬
‫سل َم‪.‬أ َّما بَ ْعدُ‪:‬‬ ‫ص َحابِ ِه َو َ‬ ‫َ‬
‫علَى آ ِل ِه َوأ ْ‬‫علَ ْيهَ َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬‫َو َ‬

‫س ْب َحانَهُ َوتَعَالَى أ َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِسهِ‪َ ،‬وثَنَّى‬


‫ص َمةُ أ َ ْم ِر ُك ْم‪ ،‬ث ُ َّم ا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن هللاَ ُ‬ ‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَادَ هللاِ وتم َّ‬
‫س ُك ْوا بِ ِد ْينِ ُك ْم‪ ،‬فَ ُه َو ِع ْ‬
‫س ِلّ ُمواْ‬ ‫صلُّواْ َ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫ي ِ يا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ َ‬ ‫صلُّونَ َ‬
‫علَى النَّبِ ّ‬ ‫للاَ َو َمالئِ َكتَهُ يُ َ‬ ‫س ِبّح ِة بِقُ ْد ِسهِ‪ ،‬فَقَا َل تَعَالَى ُم ْخبِ ًرا َوآمِ ًرا‪ ﴿ :‬إِ َّن َّ‬ ‫بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َ‬
‫ت َ ْسلِيما ً ﴾ [األحزاب‪[65 :‬‬

‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا‬


‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫اركْ َ‬ ‫صلَّيْتَ َ‬
‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ص ِّل َ‬‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪ ،‬فِي ْالعَاْلَمِ يْنَ إِنَّكَ َحمِ ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪.‬‬‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬‫َر ْكتَ َ‬

‫ي‬ ‫اض َ‬‫ع َواتِ‪ ،‬يَا قَ ِ‬ ‫سمِ ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ الدَّ َ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغف ِْر ل ِْل ُم ْسلِمِ يْنَ َو ْال ُم ْس ِل َماتِ‪َ ،‬واْل ُمؤْ مِ نِيْنَ َو ْال ُمؤْ مِ نَاتِ‪ْ ،‬الَحْ يَاءِ مِ ْن ُه ْم َو ْال َ ْم َواتِ‪ ،‬إِنَّكَ َ‬
‫عنَّا ْالبَ َل َء َوال َوبَا َء َوالفحْ شَا َء َوال ُمنك ََر َما ظ َه َر مِ ن َها‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫اخذُلْ َم ْن َخذَ َل ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم ْ‬
‫ارفَ ْع َ‬ ‫ص َر ال ِدّيْنَ َو ْ‬
‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫ْال َحا َجاتِ‪.‬اللَّ ُه َّم ا ْن ُ‬
‫سخَا ًء َرخَا ًء‬ ‫يِءِ ْال َ ْسقَا ْ ِم‪..‬اللَّ ُه َم اجْ عَلْ َهذَا ْالبَلَدَ آمِ نًا َ‬ ‫ص َو ْال ُجنُ ْو ِن َو ْال ُجذَاْ ِم َو ُك ْو ُر ْونَا َو َ‬
‫س ّ‬ ‫طنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم إِنَّا نَعُ ْوذُ بِكَ مِ نَ ْالبَ َر ِ‬ ‫َو َما بَ َ‬
‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َرتْ بِ ِه ْال َمقَا ِدي ُْر‪.‬‬ ‫عا ْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم دَ ِبّ ْرنَا فَإِنَّا َل نُحْ ِسنُ الت َّ ْدبِي َْر‪َ ،‬و ْال ُ‬
‫ط ْ‬ ‫َو َ‬

‫ان َو َل تَجْ عَلْ فِي قُلُوبِنَا غ ًِّل لِلَّذِينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّكَ َر ُء ٌ‬
‫وف َرحِ ي ٌم‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا‬ ‫َربَّنَا ا ْغف ِْر لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّذِينَ َ‬
‫سبَقُونَا بِ ْ ِ‬
‫الي َم ِ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‪.‬‬ ‫عذ َ َ‬ ‫سنَةً َوفِي ْالخِ َرةِ َح َ‬
‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫َح َ‬
‫ع ِن ْالفَحْ شَاءِ َو ْال ُم ْنك َِر َو ْالبَ ْغيِ‪ ،‬يَ ِع ُ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪،‬‬ ‫ان َوإِ ْيتَاءِ ذِي ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َ‬ ‫س ِ‬ ‫ِعبَادَ هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم بِ ْالعَ ْد ِل َو ْ ِ‬
‫الحْ َ‬
‫صَْ‬
‫لة َ‬ ‫علَى نِعَمِ ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْع َملُ ْونَ ‪َ .‬و ْال َح ْمدُ ِ َّلِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ ‪َ .‬وأَق ِِم ال َّ‬
‫فَا ْذ ُك ُروا هللاَ ْالعَظِ ي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬

‫‪16‬‬
5

HUBUNGAN KEBERSIHAN DAN IBADAH

‫ أ َ ْش َهدُ أ َ ْن َل ِإله ِإ َّل هللاُ َوحْ دَهُ َل ش َِريْكَ لَه َربُّ الَعَالَمِ ينَ َوقَيُّو ُم‬.‫وراْلدُنَّيَا َوالّدِين‬ ِ ‫علَى ا ُ ُم‬ َ ُ‫ا َ ْل َح ْمدُ ِلِ َربّ ِ اْلعَالَمِ يْنَ َو ِب ِه نَ ْست َ ِعيْن‬
‫ص ِّل‬ ْ ْ
َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬، َ‫ َرحْ َمةً لِلعَالَمِ يْن‬، َ‫ق ال َم ْخلُ ْوقِيْن‬ ِ َ‫َار َم أ َ ْخال‬ ُ
ِ ‫وث ألت َ ِ ّم َم َمك‬ ْ
ُ ُ‫سولُهُ ال َم ْبع‬ ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ َ ‫ َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن ُم َح َّمدًا‬، َ‫ضين‬ ِ ‫ت َواْأل َ َر‬ ِ ‫س َم َوا‬ َّ ‫ال‬
‫الر َح َما ُء ِف ْي َما بَ ْينَ ُه ْم ِإلَى‬
ُّ ،ِ
‫ه‬ ‫ت‬ ‫ع‬
َِ ِ‫ي‬
ْ ‫َر‬
‫ش‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫إ‬ ‫ي‬
ِ َ‫ِ ْن‬ ‫ع‬ ‫َّا‬ ‫د‬ ‫ال‬ ‫و‬ ،ِ
‫ه‬ ‫ت‬ َّ ‫ن‬ ‫س‬ ‫ب‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ْ
‫ال‬ ‫و‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫َا‬ ‫ت‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫ح‬
َ ِ ُ ِ َ‫َ ِّ ِ ُ َ َّ َ َ ِ ِ َ ْ َ ِ ِ َ ِ ِينَ َ َامِ ِ ْن‬ ‫ص‬ َ ‫أ‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫آ‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫و‬ ٍ
‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫َا‬ ‫ن‬‫د‬ ‫ي‬ ‫س‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ ْ‫ك‬ ‫ار‬ ‫ب‬‫و‬ ‫م‬ّ
ِ َ َ ْ ِ َ ‫َو‬
‫ل‬ ‫س‬
: ُ‫ أ َ َّما بَ ْعد‬. ‫يَ ْو ِم ال ِدّيـْ ِن‬

‫ يَاأَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه‬:‫الزا ِد الت َّ ْق َوى فَقَا َل هللاُ تَعَالَى‬
َّ ‫ َوت َزَ َّود ُْوا فَإِ َّن َخي َْر‬،ِ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْفسِي بِت َ ْق َوى هللا‬ ِ ‫ أ ُ ْو‬،ِ‫فَيَا ِعبَادَ هللا‬
. َ‫َوالَ ت َ ُم ْوت ُ َّن ِإالَّ َوأَنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْون‬

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri
khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan
dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara melaksanakan
semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan. Kaum
Muslimin Rahimakumullah, Dalam kesempatan yang mulia pada siang hari ini,
khatib akan menyampaikan khutbah dengan tema: HUBUNGAN KEBERSIHAN
DAN IBADAH

Hadirin Rahimakumullah,

Jenis ibadah menurut pandangan fiqh Islam sejatinya terbagi menjadi


berbagai macam pembagian, tergantung dari aspek apa kita menilainya. Ada
sebagian pandangan yang mengelompokkan ibadah berdasarkan bentuknya
dalam dua kategori, yakni ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah. Arti
kata mahdhah adalah murni atau tak bercampur. Sedangkan ghairu mahdhah
berarti tidak murni atau bercampur hal lain.

Menjaga kebersihan badan kita, rumah kita, tempat tinggal kita, tempat kerja
kita, tempat usaha kita, tempat belajar kita adalah bagian dari pada ibadah
ghairu mahdah. Karena itu menjaga kebersihan bukan saja kita lakukan
karena ia penting bagi kita, namun juga ia adalah perintah agama kita.
Dengan kata lain menjaga kebersihan ibarat kita sekali mendayung, maka 2,
3 pulau terlampaui. Sekali kita menjaga kebersihan kita mendapat pahala dan
.juga mebuka pintu hidup sehat

17
Hadirin Rahimakumullah,

Islam sebetulnya sangat mengutamakan kebersihan dan kesehatan. Dalam


beribadah, seorang hamba wajib terlebih dulu menyucikan diri. Kebersihan
dalam melaksanakan ibadah tentunya tak hanya soal kebersihan tubuh dan
tempat ibadah. Hati, pikiran, ucapan, lingkungan, sampai harta juga wajib
dijaga kebersihannya. Sebab, tanpa kebersihan atau kesucian, nilai ibadah
bisa sia-sia. Tetapi, dalam praktik sehari-hari, perilaku keseharian kita masih
kurang memperhatikan hal yang sepintas terdengar sepele ini. Aspek penting
dari praktek kebersihan dengan melaksanakan berwudhu yang merupakan
salah satu syarat untuk melaksanakan sholat.

Prof. Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa Prof. Leopold Werner von


Ehrenfels, seorang psikiater dan sekaligus neurology berkebangsaan Austria
menemukan sesuatu yang menakjubkan terhadap wudhu. Ia mengemukakan
bahwa pusat-pusat syaraf yang paling peka yaitu sebelah dahi, tangan, dan
kaki. Pusat-pusat syaraf tersebut lanjut Prof. Leopold sangat sensitif terhadap
air segar. Dari sini ia menghubungkan hikmah wudhu yang membasuh pusat-
pusat syaraf tersebut.

Prof. Nasar menjelaskan, ulama Fikih juga menjelaskan hikmah wudhu sebagai
bagian dari upaya untuk memelihara kebersihan fisik dan rohani. Daerah
yang dibasuh dalam air wudlu, seperti tangan, daerah muka termasuk mulut,
dan kaki memang paling banyak bersentuhan dengan benda-benda asing
termasuk kotoran. Karena itu, wajar kalau daerah itu yang harus dibasuh.
Ulama tasawuf, menurut Prof Nasar, menjelaskan hikmah wudhu dengan
mengatakan daerah-daerah yang dibasuh air wudhu memang daerah yang
paling sering berdosa. Kita tidak tahu apa yang pernah diraba, dipegang, dan
dilakukan tangan kita. Banyak pancaindera tersimpul di bagian muka.

Walhasil tidak diragukan bahwa memelihara dan thaharah dan menjaga


kebersihan sebagaimana dianjurkan Islam bukan hanya sekedar perintah
.agama, tapi juga paralel dengan tuntutan medis

Kebersihan dalam Islam juga lekat dengan aspek ibadah dan aspek moral.
Ajaran menjaga kebersihan ini tak cuma slogan atau teori belaka tentunya,
melainkan harus dijadikan pola hidup praktis berlandaskan kesadaran diri.
Secara khusus, Rasulullah SAW memberikan perhatian mengenai kebersihan:

‫ان‬ ْ ‫الط ُه ْو ُر ش‬
ْ ِ ‫َط ُر‬
ِ ‫الي َم‬ َّ

)Artinya : “Kesucian itu sebagian dari iman”. (HR. Muslim

18
Maknanya, menjaga kebersihan lahir dan batin merupakan ciri bagi keimanan
seseorang. Walau dikatakan “sebagian”, kita tak bisa menganggap remeh
masalah ini. Jika menjaga yang sebagian saja belum mampu, artinya seorang
muslim tak akan mampu menyempurnakan imannya. Ada hadits lain yang
menyinggung masalah ini:

ٌ ‫َظفُ ْوا فَ ِانَّهُ َﻻيَ ْد ُح ُل ْال َجنَّةَ َّاﻻ نَظِ ي‬


‫ْف‬ َّ ‫ْف فَتَن‬
ٌ ‫ا َ ِﻻس َْل ُم نَظِ ي‬

Artinya : “Agama Islam itu (agama) bersih, maka hendaklah kamu menjaga
kebersihan, karena sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali orang-
orang yang bersih.” (HR. Baihaqi)

Selain dua hadits di atas, Allah dalam Al Quran juga menyinggung hal
tersebut. Salah satunya adalah yang berikut ini:

َ َ ‫للاَ يُحِ بُّ الت َّ َّوابِينَ َويُحِ بُّ ْال ُمت‬


َ‫ط ِ ّه ِرين‬ َّ ‫إِ َّن‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang bertobat dan orang-


orang yang bersih.” (QS. Al Baqarah 2: 222)

Jadi, marilah kita berintrospeksi mengenai hal ini. Sudahkah kita menjelmakan
perintah Allah dan Rasul itu menjadi kesadaran dalam berperilaku sehari-hari?

Menjaga kebersihan lingkungan dengan membiasakan diri membuah sampah


pada tempatnya.

Sebagai kesimpulan khotbah ini, saya sekali lagi ingin mengajak jamaah
sekalian untuk menjaga kebersihan lingkungan kita dengan cara mengelola
sampah yang kita hasilkan sehari-hari. Upaya ini bukan hanya membuat
lingkungan kita bersih dan sehat, tetapi kita secara tidak langsung kita sudah
ikut membantu menyelamatkan bumi dari perilaku manusia yang merusak
dewasa ini.

Sidang jum’at yang semoga selalu mendapat rahmat Allah swt.

Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini.
Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.

‫ إِنَّهُ ه َُو السَّمِ ْي ُع‬،ُ‫ت َوال ِذّ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل مِ نِّ ْي َومِ ْن ُك ْم ت َِل َوتَه‬
ِ ‫آن ْالعَظِ ي ِْم َونَفَعَنِي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه مِ نَ ْاليَا‬
ِ ‫اركَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي القُ ْر‬َ َ‫ب‬
‫ْالعَلِيم‬

19
‫‪Khutbah 2‬‬

‫س ْولُهُ ‪،‬‬
‫ع ْبدُ هللاِ َو َر ُ‬ ‫صالِحِ يْنَ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ أ َ ْن َل إِلَهَ إِ َّل هللاُ َوحْ دَهُ َل ش َِريْكَ لَهُ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ َّ‬
‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ي ِ ال َّ‬‫ْال َح ْمدُ هللِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ َو ِل ّ‬
‫سلَّ َم‪.‬أ َّما بَ ْعدُ‪:‬‬
‫ص َحابِ ِه َو َ‬ ‫علَى آ ِل ِه َوأ َ ْ‬
‫علَ ْيهَ َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬‫َو َ‬

‫س ْب َحانَهُ َوتَعَالَى أ َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِسهِ‪َ ،‬وثَنَّى‬


‫ص َمةُ أ َ ْم ِر ُك ْم‪ ،‬ث ُ َّم ا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن هللاَ ُ‬ ‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَادَ هللاِ وتم َّ‬
‫س ُك ْوا بِ ِد ْينِ ُك ْم‪ ،‬فَ ُه َو ِع ْ‬
‫س ِلّ ُمواْ‬ ‫َ‬
‫عل ْي ِه َو َ‬ ‫ْ‬
‫صلوا َ‬ ‫ُّ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬
‫ي ِ يا أيُّ َها الذِينَ آ َمنوا َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬
‫على النبِ ّ‬ ‫َ‬ ‫صلونَ َ‬ ‫ُّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫للاَ َو َمالئِكتهُ يُ َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫س ِبّح ِة بِقُ ْد ِسهِ‪ ،‬فقا َل تعَالى ُمخبِ ًرا َوآمِ ًرا‪ ﴿ :‬إِن َّ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َ‬
‫ت َ ْسلِيما ً ﴾ [األحزاب‪[65 :‬‬

‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا‬


‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫اركْ َ‬ ‫صلَّيْتَ َ‬
‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ص ِّل َ‬ ‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫على آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪ ،‬فِي العَالمِ يْنَ إِنكَ َحمِ ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪.‬‬‫َ‬ ‫َ‬
‫على إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫َر ْكتَ َ‬

‫ي‬ ‫اض َ‬ ‫ع َواتِ‪ ،‬يَا قَ ِ‬ ‫سمِ ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ الدَّ َ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغف ِْر ل ِْل ُم ْسلِمِ يْنَ َو ْال ُم ْس ِل َماتِ‪َ ،‬واْل ُمؤْ مِ نِيْنَ َو ْال ُمؤْ مِ نَاتِ‪ْ ،‬الَحْ يَاءِ مِ ْن ُه ْم َو ْال َ ْم َواتِ‪ ،‬إِنَّكَ َ‬
‫عنَّا ْالبَ َل َء َو ْال َوبَا ْ َء َو ْالفَحْ شَا َء َو ْال ُم ْنك ََر َما َ‬
‫ظ َه َر مِ ْن َها‬ ‫اخذُلْ َم ْن َخذَ َل ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم ْ‬
‫ارفَ ْع َ‬ ‫ص َر ال ِدّيْنَ َو ْ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫ْال َحا َجاتِ‪.‬اللَّ ُه َّم ا ْن ُ‬
‫سخَا ًء َرخَا ًء‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫لْ‬ ‫َّ‬
‫يِءِ ال ْسقا ِم‪..‬الل ُه َم اجْ عَ َهذا البَلدَ آمِ نا َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫س ّ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ص َوال ُجن ْو ِن َوال ُجذا ِم َوك ْو ُر ْونَا َو َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫طنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم إِنَّا نَعُ ْوذ بِكَ مِ نَ البَ َر ِ‬
‫ُ‬ ‫َو َما بَ َ‬
‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َرتْ بِ ِه ْال َمقَا ِدي ُْر‪.‬‬ ‫ط ْ‬ ‫عا ْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم دَ ِبّ ْرنَا فَإِنَّا َل نُحْ ِسنُ الت َّ ْدبِي َْر‪َ ،‬و ْال ُ‬
‫َو َ‬

‫ان َو َل تَجْ عَلْ فِي قُلُوبِنَا غ ًِّل لِلَّذِينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّكَ َر ُء ٌ‬
‫وف َرحِ ي ٌم‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا‬ ‫َربَّنَا ا ْغف ِْر لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّذِينَ َ‬
‫سبَقُونَا بِ ْ ِ‬
‫الي َم ِ‬
‫ار‪.‬‬ ‫َّ‬
‫اب الن ِ‬ ‫عذ َ‬‫َ‬ ‫سنَةً َوفِي ْالخِ َرةِ َح َ‬
‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫َح َ‬
‫ع ِن ْالفَحْ شَاءِ َو ْال ُم ْنك َِر َو ْالبَ ْغيِ‪ ،‬يَ ِع ُ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪،‬‬ ‫ان َوإِ ْيتَاءِ ذِي ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َ‬ ‫س ِ‬ ‫ِعبَادَ هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم بِ ْالعَ ْد ِل َو ْ ِ‬
‫الحْ َ‬
‫صَْ‬
‫لة َ‬ ‫علَى نِعَمِ ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْع َملُ ْونَ ‪َ .‬و ْال َح ْمدُ ِ َّلِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ ‪َ .‬وأَق ِِم ال َّ‬
‫فَا ْذ ُك ُروا هللاَ ْالعَظِ ي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬

‫‪20‬‬
6

KEUTAMAAN KEBERSIHAN DALAM ISLAM

ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَ َل ُم‬،‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‬


‫ َو َم ْن‬،ُ‫ض َّل لَه‬ َ ‫ور أ َ ْنفُ ِسنَا َومِ ْن‬
ِ ‫س ِيّئ َا‬ ِ ‫ َونَعُوذُ ِباهللِ مِ ْن ش ُُر‬،ُ‫إن الـ َح ْمدَ ِ ّلِ نَـحْ َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغف ُِره‬
َّ
.‫سولُه‬
ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ َ ً ‫ َوأ َ ْش َهدُ أَن الَّ إِلَهَ إِالَّ هللا َوحْ دَهُ َل ش َِريْكَ لَهُ َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن ُمـ َح َّمدا‬،ُ‫ِي لَه‬ َ ‫ض ِللْ فَ َل هَاد‬ ْ ُ‫ي‬

‫اس اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّذِي َخلَقَ ُك ْم مِ ْن نَ ْف ٍس َواحِ دَةٍ َو َخلَقَ مِ ْن َها‬ َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬
ُ َّ‫للاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َو َل ت َ ُموت ُ َّن إِ َّل َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون يَا أَيُّ َها الن‬
ََّ ‫علَ ْي ُك ْم َرقِيبًا يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬
‫للا‬ َ َ‫َ ان‬ َ
‫ك‬ َّ
‫للا‬ ‫ن‬ َّ ‫إ‬ ‫ام‬ ‫ح‬ ‫ر‬ َ ْ
‫ال‬ ‫و‬ ‫ه‬
ِ َ َ ْ َ ِ ِ َ‫َ َ ون‬ ‫ب‬ ُ ‫ل‬ ‫ء‬ ‫ا‬ ‫س‬َ ‫ت‬ ‫ِي‬ ‫ذ‬ َّ ‫ال‬ َ َّ
‫للا‬ ‫وا‬ ُ ‫ق‬َّ ‫ت‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ء‬ ‫ا‬ ‫س‬ ‫ن‬‫و‬
َ ً َ ِ َ ً ‫ا‬ ‫ِير‬ ‫ث‬ َ
‫ك‬ ‫ال‬ ً ‫ث مِ ْن ُه َما ِر َج‬
َّ َ‫زَ ْو َج َها َوب‬
.‫ أ َ َّما بَ ْعد‬ ‫سولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ًزا عَظِ ي ًما‬ ُ ‫للاَ َو َر‬َّ ِ‫صلِحْ لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغف ِْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُطِ ع‬ ْ ُ‫سدِيدًا ي‬ َ ‫َوقُولُوا قَ ْو ًل‬

Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah

Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri
khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan
dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara melaksanakan
semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan. Kaum
Muslimin Rahimakumullah, Dalam kesempatan yang mulia pada siang
hari ini, khatib akan menyampaikan khutbah dengan tema: KEUTAMAAN
KEBERSIHAN DALAM ISLAM

Kaum Muslimin yang berbahagia

Seorang muslim wajib hidup dalam kebersihan dan menjalani kehidupannya


dengan segala kebersihan. Bersih dari semua kotoran sampah secara fisik di
lingkungan di mana pun berada mau pun bersih secara ruhiyah. Akidahnya
lurus tidak tercampur dengan kemusyrikan dan segala macam turunannya.
Akhlaknya mulia terhindar dari segala ketercelaan akhlak, bahkan amal
ibadahnya juga bersih dari anasir-anasir dan segala bentuk riya dan sum’ah.

Mengapa seorang muslim harus hidup dalam kebersihan dan mengamalkan


hidup bersih? Setidaknya ada beberapa perintah dari Allah Ta’ala dan Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam agar seorang muslim hidup bersih. Berikut
perintah dari Allah dan Nabi-Nya itu.

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah

Ada beberapa keutamaan kebersihan dalam Islam:

Pertama, Menaati Perintah Allah

21
Muslim yang mengamalkan kebersihan dalam kehidupannya harus diniatkan
semata-mata karena mengikuti aturan Allah Ta’ala. Sebab Allah tidak
menyukai sesuatu yang kotor ataupun najis. Maka itu, umat Islam harus
bersuci sebelum shalat dan baca Al-Quran. Serta sebaiknya bersuci juga
ketika hendak berdizikir.

Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqas dari bapaknya, dari Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai
hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia
yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena
itu bersihkanlah tempat-tempatmu.” (HR. At Tirmizi)

Kedua, Mengamalkan Sunnah Rasul

Tiada teladan terbaik sepanjang hayat kecuali Nabi Shallallahu ‘alaihi


wasallam. Dialah satu-satunya teladan bagi umat Islam. Meneladani Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam bukan hanya dalam amaliyah satu sisi, tapi juga
termasuk mengamalkan kebersihan adalah bagian dari mencontoh Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam begitu senang dengan kebersihan.


Bahkan kebersihan adalah bagian dari gaya hidup sehat Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam. Betapa banyak hadis shahih menyebutkan bahwa Rasul
adalah tipe orang yang menyukai kebersihan. Beliau gemar bersiwak atau
menggosok gigi untuk menjaga kesehatan mulutnya.

Diriwayatkan Abu Hurairah r.a. dia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Jika
aku tidak menjadikan berat umatku, maka sungguh aku perintahkan bersiwak
(menggosok gigi) setiap hendak shalat”. (HR Bukhari)

Dalam hadis yang lain, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bersiwak
itu akan membuat mulut bersih dan diridhoi oleh Allah.” (HR. An Nasa’i,
Ahmad)

Ketiga, Dicintai Allah

Seseorang yang memelihara kebersihan maka kesehatannya juga akan lebih


terjaga. Dalam hadis dijelasakan bahwa Allah Ta’ala lebih menyukai mukmin
yang sehat dan kuat daripada yang lemah.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda, “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa Jalla
daripada Mukmin yang lemah, dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-
sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah

22
pertolongan kepada Allâh (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-
kali engkau merasa lemah. Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah
engkau berkata, Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini
dan begitu, tetapi katakanlah, Ini telah ditakdirkan Allâh, dan Allah berbuat
apa saja yang Dia kehendaki, karena ucapan seandainya akan membuka
(pintu) perbuatan syaitan.” (HR. Muslim).

Keempat, Meningkatkaniman dan takwa kepada Allah

Bukan hanya sehat secara fisik orang yang mengamalkan hidup bersih. Jauh
lebih luas lagi, orang-orang yang mengamalkan kebersihan, maka hal itu
akan menjadi wasilah baginya untuk meningkatkan keimanan dan rasa takwa
kepada Allah Ta’ala.

Diriwayatkan dari Malik Al Asy’ari dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi


wa sallam bersabda, “Kebersihan adalah sebagian dari iman dan bacaan
hamdalah dapat memenuhi mizan (timbangan), dan bacaan subhanallahi
walhamdulillah memenuhi kolong langit dan bumi, dan shalat adalah cahaya
dan shadaqah adalah pelita, dan sabar adalah sinar, dan Al Quran adalah
pedoman bagimu.” (HR. Muslim).

Dalam penjelasan hadis lain, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


”Bersuci (thaharah) itu setengah daripada iman.”(HR. Ahmad, Muslim, dan
Tirmidzi)

Kelima, Fitrah Manusia

Tahukah kita kebersihan itu adalah fitrah manusia, terlebih lagi seorang muslim.
Merawat anggota tubuh semisal mencukur bulu kemaluan, membersihkan
mulut, memotong kuku, mandi dan lainnya adalah fitrah manusia. Salah satu
wujud dari fitrah yang harus dilakukan manusia dalam kesehariannya adalah
mandi.

Terkait dengan kebersihan adalah bagian dari fitrah manusia, maka berikut
ada riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dimana Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda, “Ada lima macam fitrah , yaitu : khitan, mencukur
bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu
ketiak.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Keenam, Mendapatkan Ampunan dari Allah

Seseorang yang menjaga kebersihan ketika hendak sholat jumat, termasuk


mandi, memakai wewangian dan baju yang bagus maka dijanjikan oleh Allah
Ta’ala akan diampuni dosa-dosanya. Itulah di antara bonus dari Allah bagi

23
setiap hamba-Nya yang berusaha menjaga kebersihan terutama tentu saja
saat-saat akan melakukan sholat lima waktu.

Dalam sebuah hadis, dikatakan, dari Salman al-Farisi, dia berkata, Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah seseorang mandi dan bersuci
semampunya pada hari Jum’at, memakai minyak rambut atau memakai
minyak wangi di rumahnya kemudian keluar lalu dia tidak memisahkan antara
dua orang (dalam shaff) kemudian mengerjakan shalat dan selanjutnya dia
diam (tidak berbicara) jika khatib berkhutbah, melainkan akan diberikan
ampunan kepadanya (atas kesalahan yang terjadi) antara Jum’atnya itu
dengan Jum’at yang berikut-nya.” (HR. Al-Bukhari).

Ketujuh, Menghindari Laknat Allah

Apakah kita tahu jika wasilah kebersihan itu, maka Allah Ta’ala akan
menghindarkan pelakunya dari laknat Allah? Tentu saja tidak satupun manusia
ingin mendapatkan laknat dari Allah Tuhan semesta alam ini. Nah, salah satu
cara untuk menghindari laknat Allah adalah dengan menjaga kebersihan.

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam


bersabda, “Waspadalah dengan dua orang yang terkena laknat.” Mereka
berkata, “Siapakah yang kena laknat tersebut?” Beliau menjawab, “Orang yang
buang hajat di tempat orang lalu lalang atau di tempat mereka bernaung.”
(HR. Muslim).

Kedelapan, Tidur Lebih Nyenyak

Orang yang senantiasa menjaga kebersihan, maka tidurnya pun akan nyenyak.
Bagaimana tidak, jika tempat tidurnya bersih sudah tentu dia akan merasa
tenang dan nyaman untuk tidur. Bayangkan jika tempat tidur itu penuh
dengan kotoran dan sebagainya, adakah manusia beriman yang bisa tidur
dengan nyenyak? Tentu saja tidak bisa.

Membersihkan tempat tidur ini juga merupakan amalan Rasulullah Shallallahu


‘alaihi wasallam sebelum tidur. Sebagaimana dijelaskan dalam sabdanya. Dari
Abu Hurairah ra: Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila salah
seorang dari kalian hendak berbaring di tempat tidurnya hendaklah ia kibas-
kibas tempat tidurnya itu dengan sarungnya. Karena dia tidak tahu apa yang
terjadi pada tempat tidurnya setelah ia tinggalkan sebelumnya.” (HR Bukhari
Muslim)

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah

Betapa indah ajaran Islam ini. Dalam hadis lain juga Nabi Shallallahu ‘alaihi

24
‫‪wasallam menegaskan, “Bagi orang yang bangun dari tempat tidurnya‬‬
‫‪kemudian kembali lagi, maka dianjurkan untuk mengibasinya kembali.” (HR.‬‬
‫)‪At-Tirmidzi‬‬

‫‪Di atas, adalah sebagian kecil yang bisa diurai tentang mengapa seorang‬‬
‫‪muslim wajib hidup dengan mengamalkan kebersihan. Tentu saja masih‬‬
‫‪sangat banyak dalil-dalil lain yang mengajak umat Islam ini untuk hidup dan‬‬
‫‪mengamalkan kebersihan.‬‬

‫‪Jadi, mari kita mulai untuk senantiasa menjaga kebersihan. Bukan tidak‬‬
‫‪mungkin, penyakit yang selama ini menyerang akan hilang ketika seseorang‬‬
‫‪mampu mengamalkan hidup bersih dan menjadikan kebersihan sebagai gaya‬‬
‫‪hidupnya, wallahua’lam.‬‬

‫‪Hadirin sidang jum’at Rahimakumullah‬‬

‫‪Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini.‬‬
‫‪Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.‬‬

‫ت َوال ِذّ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل مِ نِّ ْي َومِ ْن ُك ْم ت َِل َوتَهُ إِنَّهُ ه َُو السَّمِ ْي ُع‬
‫آن ْالعَظِ ي ِْم َونَفَعَنِي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه مِ نَ ْاليَا ِ‬
‫اركَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي القُ ْر ِ‬‫بَ َ‬
‫ْالعَلِيم‬

‫‪Khutbah 2‬‬

‫س ْولُهُ ‪،‬‬
‫ع ْبدُ هللاِ َو َر ُ‬ ‫صالِحِ يْنَ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ أ َ ْن َل إِلَهَ إِ َّل هللاُ َوحْ دَهُ َل ش َِريْكَ لَهُ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ َّ‬
‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ي ِ ال َّ‬‫ْال َح ْمدُ هللِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ َو ِل ّ‬
‫سلَّ َم‪.‬أ َّما بَ ْعدُ‪:‬‬
‫ص َحابِ ِه َو َ‬ ‫علَى آ ِل ِه َوأ َ ْ‬
‫علَ ْيهَ َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬‫َو َ‬

‫س ْب َحانَهُ َوتَعَالَى أ َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِسهِ‪َ ،‬وثَنَّى‬


‫ص َمةُ أ َ ْم ِر ُك ْم‪ ،‬ث ُ َّم ا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن هللاَ ُ‬ ‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَادَ هللاِ وتم َّ‬
‫س ُك ْوا بِ ِد ْينِ ُك ْم‪ ،‬فَ ُه َو ِع ْ‬
‫س ِلّ ُمواْ‬ ‫َ‬
‫عل ْي ِه َو َ‬ ‫ْ‬
‫صلوا َ‬ ‫ُّ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬
‫ي ِ يا أيُّ َها الذِينَ آ َمنوا َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬
‫على النبِ ّ‬ ‫َ‬ ‫صلونَ َ‬ ‫ُّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫للاَ َو َمالئِكتهُ يُ َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫س ِبّح ِة بِقُ ْد ِسهِ‪ ،‬فقا َل تعَالى ُمخبِ ًرا َوآمِ ًرا‪ ﴿ :‬إِن َّ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َ‬
‫ت َ ْسلِيما ً ﴾ [األحزاب‪[65 :‬‬

‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا‬


‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫اركْ َ‬ ‫صلَّيْتَ َ‬
‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ص ِّل َ‬ ‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫على آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪ ،‬فِي العَالمِ يْنَ إِنكَ َحمِ ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪.‬‬‫َ‬ ‫َ‬
‫على إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫َر ْكتَ َ‬

‫ي‬ ‫اض َ‬ ‫ع َواتِ‪ ،‬يَا قَ ِ‬ ‫سمِ ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ الدَّ َ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغف ِْر ل ِْل ُم ْسلِمِ يْنَ َو ْال ُم ْس ِل َماتِ‪َ ،‬واْل ُمؤْ مِ نِيْنَ َو ْال ُمؤْ مِ نَاتِ‪ْ ،‬الَحْ يَاءِ مِ ْن ُه ْم َو ْال َ ْم َواتِ‪ ،‬إِنَّكَ َ‬
‫عنَّا ْالبَ َل َء َو ْال َوبَا ْ َء َو ْالفَحْ شَا َء َو ْال ُم ْنك ََر َما َ‬
‫ظ َه َر مِ ْن َها‬ ‫اخذُلْ َم ْن َخذَ َل ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم ْ‬
‫ارفَ ْع َ‬ ‫ص َر ال ِدّيْنَ َو ْ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫ْال َحا َجاتِ‪.‬اللَّ ُه َّم ا ْن ُ‬
‫سخَا ًء َرخَا ًء‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫لْ‬ ‫َّ‬
‫يِءِ ال ْسقا ِم‪..‬الل ُه َم اجْ عَ َهذا البَلدَ آمِ نا َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫س ّ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ص َوال ُجن ْو ِن َوال ُجذا ِم َوك ْو ُر ْونَا َو َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫طنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم إِنَّا نَعُ ْوذ بِكَ مِ نَ البَ َر ِ‬
‫ُ‬ ‫َو َما بَ َ‬
‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َرتْ بِ ِه ْال َمقَا ِدي ُْر‪.‬‬ ‫ط ْ‬ ‫عا ْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم دَ ِبّ ْرنَا فَإِنَّا َل نُحْ ِسنُ الت َّ ْدبِي َْر‪َ ،‬و ْال ُ‬
‫َو َ‬

‫ان َو َل تَجْ عَلْ فِي قُلُوبِنَا غ ًِّل لِلَّذِينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّكَ َر ُء ٌ‬
‫وف َرحِ ي ٌم‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا‬ ‫َربَّنَا ا ْغف ِْر لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّذِينَ َ‬
‫سبَقُونَا بِ ْ ِ‬
‫الي َم ِ‬
‫ار‪.‬‬ ‫َّ‬
‫اب الن ِ‬ ‫عذ َ‬‫َ‬ ‫سنَةً َوفِي ْالخِ َرةِ َح َ‬
‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫َح َ‬
‫ع ِن ْالفَحْ شَاءِ َو ْال ُم ْنك َِر َو ْالبَ ْغيِ‪ ،‬يَ ِع ُ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪،‬‬ ‫ان َوإِ ْيتَاءِ ذِي ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َ‬ ‫س ِ‬ ‫ِعبَادَ هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم بِ ْالعَ ْد ِل َو ْ ِ‬
‫الحْ َ‬
‫صَْ‬
‫لة َ‬ ‫علَى نِعَمِ ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْع َملُ ْونَ ‪َ .‬و ْال َح ْمدُ ِ َّلِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ ‪َ .‬وأَق ِِم ال َّ‬
‫فَا ْذ ُك ُروا هللاَ ْالعَظِ ي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬

‫‪25‬‬
26
7

LIMA ADAB ISLAM TERHADAP LINGKUNGAN

‫ َو َم ْن‬،ُ‫ض َّل لَه‬ ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَ َل ُم‬،‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‬ ِ ‫سيِّئ َا‬َ ‫ور أ َ ْنفُ ِسنَا َومِ ْن‬ ِ ‫ َونَعُوذُ بِاهللِ مِ ْن ش ُُر‬،ُ‫إن الـ َح ْمدَ ِ ّلِ نَـحْ َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغف ُِره‬ َّ
‫علَى‬ َ ْ‫ك‬ ‫ار‬ ‫ب‬ ‫و‬ ‫م‬ّ ‫ل‬ ‫س‬ ‫و‬ ّ
‫ل‬
ِ َ َ ْ ِ َ َ ِ َ َّ ُ‫ص‬ ‫م‬ ‫ه‬ َّ ‫الل‬ .‫ه‬ُ ‫ل‬ ‫و‬‫س‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫ه‬ ُ ‫د‬ ‫ب‬
ْ
ُ َ َ ُ َ َّ َ ُ ‫ع‬ ً ‫ا‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬‫ـ‬ ‫م‬ ‫ن‬َّ َ ‫أ‬ ُ ‫د‬ ‫ه‬ ْ
‫ش‬
َ َ َ ‫أ‬ ‫و‬ ُ ‫ه‬َ ‫ل‬ ‫ي‬
َ‫ِ ْك‬‫َر‬
‫ش‬ ‫ل‬َ ‫ه‬ ‫د‬ ‫و‬
ُ َ ْ‫َ ح‬ ‫هللا‬ َّ‫ال‬ ‫إ‬ ‫ه‬َ
ِ َ ِ ‫ل‬ ‫إ‬ َّ‫ال‬ ‫ن‬َ ‫أ‬ ُ ‫د‬ ‫ه‬ ْ
‫ش‬
َ َ َ ‫أ‬ ‫و‬ ،ُ ‫ه‬َ ‫ل‬ ‫ِي‬
َ ‫د‬ ‫َا‬
‫ه‬ ‫ل‬ َ َ ‫ف‬ ْ‫ل‬ ‫ل‬
ِ ْ ُ‫ي‬
‫ض‬
:ُ‫أ َ َّما بَ ْعد‬.‫ان إِلَى يَ ْو ِم ال ِدّي ِْن‬
ٍ ‫س‬ َ ْ‫صحْ بِ ِه َو َمن اتَّبَعَ ُه ْم بِإِح‬ َ ‫علَى آ ِل ِه َو‬ َ ‫ َو‬،ٍ‫س ِيّ ِدنَا ُم َح َّمد‬ َ

‫ َوش ََّر ْال ُ ُم ْو ِر ُمحْ دَثَات ُ َها َو ُك َّل ُمحْ دَث َ ٍة فِي‬. ‫سلَّ َم‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ‫ي نَبِ ِيّنَا ُم َح َّم ٍد‬ ُ ‫ َو َخي َْر ْال َه ْدي ِ َه ْد‬،ِ‫ث ِكتَابُ هللا‬ ِ ‫صدَقَ ْال َح ِد ْي‬ ْ َ ‫فَإِنَ أ‬
‫للا‬
َ ّٰ ‫وا‬ ُ ‫ق‬َّ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫وا‬ُ ‫ن‬ ‫م‬‫ا‬ٰ ‫ي‬ ‫ذ‬َّ ‫ال‬
َ َ‫ُّ َ ِ ْن‬ ‫ا‬ ‫ه‬‫ي‬َ ‫ا‬ ٓ ٰ‫ي‬ ﴿ : ‫ْم‬‫ي‬ ‫َر‬
ِ ِ ِ ‫ك‬ ْ
‫ال‬ ‫رآن‬ ُ ‫ق‬ ْ
‫ال‬ ‫ِي‬ ‫ف‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ع‬ َ
َ ُ َ‫ت‬ ‫هللا‬ ‫ل‬ ‫ا‬ َ ‫ق‬ ْ
‫د‬ َ ‫ق‬َ ‫ف‬ ... َ‫ن‬ ‫و‬ُ
ْ ُ‫ق‬َّ ‫ت‬ ‫م‬ ْ
‫ل‬ ‫ا‬ َ
‫ز‬ ْ ‫ا‬َ ‫ف‬ ْ
‫د‬ َ ‫ق‬َ ‫ف‬ ِ ‫هللا‬ ‫ى‬‫و‬ ْ
‫ق‬
َ َِ ‫ت‬‫ب‬ ‫ِي‬
‫س‬ ْ
‫ف‬ َ ‫ن‬ ‫و‬ ‫م‬‫ك‬ُ ‫ي‬‫ص‬ ‫و‬ ُ ‫أ‬ ٌ
َ ْ ْ ِ ْ َ ِ ِ‫ِدي ِْن هللا‬
. ‫ة‬ ‫ع‬ ْ
‫د‬ ‫ب‬
‫ِي َخلَقَ ُك ْم ِ ّم ْن نَّ ْف ٍس َّواحِ دَةٍ َّو َخلَقَ مِ ْن َها‬ ْ ‫اس اتَّقُ ْوا َربَّ ُك ُم الَّذ‬ ُ َّ‫َح َّق ت ُ ٰقىت ِٖه َو َل ت َ ُم ْوت ُ َّن ا َِّل َوا َ ْنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْونَ ﴾ َوقَا َل هللاُ تَعَالَى أ َ ْيضًا ﴿ يٰ ٓاَيُّ َها الن‬
﴿ ‫علَ ْي ُك ْم َر ِق ْيبًا ﴾ َوقَا َل هللاُ تَعَالَى أ َ ْيضًا‬
َ َ‫للاَ َكان‬ّٰ ‫ام ۗ ا َِّن‬ َ ‫س ۤا َءلُ ْونَ ِب ٖه َو ْالَ ْر َح‬ ْ ‫للاَ الَّذ‬
َ َ ‫ِي ت‬ ّٰ ‫س ۤا ًء ۚ َواتَّقُوا‬
َ ‫ث مِ ْن ُه َما ِر َج ًال َك ِثي ًْرا َّو ِن‬
َّ َ‫زَ ْو َج َها َوب‬
﴾ ‫س ْولَهٗ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ًزا عَظِ ْي ًما‬ ّٰ ِ‫صلِحْ لَ ُك ْم ا َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغف ِْر لَ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ۗ ْم َو َم ْن يُّطِ ع‬
ُ ‫للاَ َو َر‬ ۙ َ ‫للاَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْو ًل‬
ْ ُّ‫س ِد ْيدًا ي‬ ّٰ ‫يٰ ٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا‬

Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia

Allah Ta’ala menciptakan alam ini dalam keharmonisan dan keteraturan,


karena masing-masing diciptakan dengan ukuran yang telah ditetapkan Allah
Ta’ala, juga dengan peran dan manfaat yang bisa diberikan oleh masing-
masing makhluk bagi kehidupan di atas muka bumi.

Allah menjelaskan hakikat tersebut secara singkat dalam firman-Nya:

َ ‫ِي َوا َ ۢ ْنبَتْنَا ِف ْي َها مِ ْن ُك ِّل‬


﴾ ‫ش ْيءٍ َّم ْو ُز ْو ٍن‬ َ ‫ض َمدَد ْٰن َها َوا َ ْلقَ ْينَا ِف ْي َها َر َواس‬
َ ‫﴿ َو ْالَ ْر‬

“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan Kami pancangkan padanya


gunung-gunung serta Kami tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut
ukuran. (QS. Al-Hijr 15:19)

Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia

Manusia yang menginginkan kebaikan bagi dirinya dan generasi setelahnya,


akan menyadari betapa pentingnya menjaga tatanan keharmonisan dalam
semesta. Karena kebaikan lingkungan dan alam sekelilingnya secara langsung
akan membawa kebaikan bagi dirinya. Sementara jika lingkungan sekitar
telah rusak, dan alam sekelilingnya telah porak-poranda, maka manusia

27
hanya menunggu waktu bagi datangnya bencana yang merampas segala
kenikmatan hidupnya, bahkan membinasakannya.

Bencana-bencana alam yang saat ini dirasakan oleh manusia, juga penyakit-
penyakit berbahaya yang saat ini menimpa banyak orang, adalah akibat
rusaknya alam dan lingkungan hidup, akibat perilaku manusia yang tidak
bertanggungjawab. Allah Ta’ala hakikat ini dalam firman-Nya:

﴾ َ‫ِي عَمِ لُ ْوا لَعَلَّ ُه ْم يَ ْر ِجعُ ْون‬


ْ ‫ض الَّذ‬ َ ‫سادُ فِى ْالبَ ِ ّر َو ْالبَحْ ِر بِ َما َك‬
ِ َّ‫سبَتْ ا َ ْيدِى الن‬
َ ‫اس ِليُ ِذ ْيقَ ُه ْم بَ ْع‬ َ َ‫ظ َه َر ْالف‬
َ ﴿

Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan


tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS.
Ar-Rum 30:41)

Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia

Manusia tidak mempunyai pilihan lain selain harus beradab dalam berinteraksi
dengan alam. Karena ia laksana ibu bagi manusia. Jika manusia berbuat baik
kepada alam, dengan menjaga kelestariannya, maka terwujudlah kebaikan
bagi manusia. Sementara jika manusia durhaka terhadap alam, dengan
merusaknya, maka bencana akan menimpa manusia.

Karena itu, Rasulullah saw memberikan pengajaran tentang beberapa etika


dalam berinteraksi dengan alam.

Pertama, melarang pencemaran lingkungan.

Rasulullah saw melarang tindakan mencemari lingkungan, diantaranya seperti


dijelaskan dalam hadits berikut:

ّ ِ ‫ َو‬، ‫ق‬
‫الظ ِّل‬ َّ ‫ع ِة‬
ِ ‫الط ِري‬ ِ َ‫ َوق‬، ‫اتَّقُوا ْال َم َلعِنَ الث َّ َلثَةَ ْالبَ َرازَ فِي ْال َم َو ِار ِد‬
َ ‫ار‬

“Jauhilah tiga perilaku terlaknat; buang kotoran di sumber air, di pinggir jalan,
dan di bawah naungan pohon.” (HR Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).

Kedua, menjaga kebersihan lingkungan.

Rasulullah saw, menjelaskan sangat pentingnya menjaga kebersihan


lingkungan. Sehingga ketika ada sesuatu yang berpotensi merusak

28
lingkungan, beliau perintahkan agar dihilangkan. Juga tindakan yang
mengotori lingkungan agar tidak dilakukan. Sebagaimana dalam hadits
beliau berikut ini:

“Semua amalan umatku ditampakkan kepadaku baik dan buruknya. Aku


dapatkan di antara amal kebajikan adalah menghilangkan bahaya dari jalanan
dan aku temukan di antara amalan yang buruk adalah membuang ingus di
masjid dan tidak dibersihkan.” (HR Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah).

Ketiga, melarang mengotori lingkungan.

Rasulullah saw menjelaskan, Allah menyenangi kebersihan, dan membenci


kekotoran. Maka hendaknya seorang Muslim selalu menjaga keberhasilan dan
tidak mengotori lingkungan. Seperti dijelaskan dalam sabda beliau:

“Sesungguhnya Allah itu Maha baik yang mencintai kebaikan, Maha bersih
yang mencintai kebersihan. Oleh sebab itu, bersihkanlah halaman-halaman
rumah kamu dan jangan menyerupai Yahudi.” (HR Tirmidzi dan Abu Ya’la).

Juga sabda beliau:

َّ ِ‫للاِ صلى هللا عليه وسلم أَنَّهُ نَ َهى أ َ ْن يُبَا َل فِى ْال َماء‬
‫الرا ِك ِد‬ ُ ‫ع ْن َر‬
َّ ‫سو ِل‬ َ ‫ع ْن َجابِ ٍر‬
َ

“Dari Jabir, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya beliau


melarang kencing di air yang tergenang” (HR. Muslim No. 281).

Rasulullah melarang untuk membuang air kecil dalam air yang tidak
mengalir karena akan merusak air itu. (HR Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi).
Rasulullah juga menyuruh kita untuk selalu tampil bersih dan wangi, sehingga
mendatangkan ketenangan jiwa dan rasa simpati dari orang lain.

Keempat, menganjurkan umat manusia untuk menghidupkan lahan mati dan


menanaminya dengan pepohonan. Seperti sabda Rasulullah saw: “Tidaklah
seorang Muslim menanam pohon kecuali buah yang dimakannya menjadi
sedekah, yang dicuri sedekah, yang dimakan binatang buas adalah sedekah,
yang dimakan burung adalah sedekah, dan tidak diambil seseorang kecuali
menjadi sedekah.” (HR Muslim dan Ahmad).

Menghidupkan lahan mati dengan menanami pepohonan bisa membuat


keseimbangan ekosistem dan rantai makanan. Selain itu juga dapat mencegah

29
bumi dari berbagai bencana seperti longsor, banjir serta kekeringan.

Dalam hadis lain disebutkan: “Barang siapa yang menghidupkan lahan mati,
baginya pahala. Dan semua yang dimakan burung dan binatang menjadi
sedekah baginya.” (HR An-Nasai, Ibnu Hibban dan Ahmad).

Kelima, melakukan penghematan air. Suatu hari, Rasulullah melewati Sa’ad


sedang berwudhu (dan banyak menggunakan air). Beliau mengkritik,
“Mengapa boros wahai Sa’ad?” Sa’ad menjawab, “Apakah ada pemborosan
air dalam wudhu?” Rasul menjawab, “Ya, walaupun kamu berada di sungai
yang mengalir.” (HR Ibnu Majah dan Ahmad).

Sekalipun keadaan air berlimpah, Rasulullah tetap menganjurkan untuk


berhemat dan tidak melakukan pemborosan. Begitu pula untuk energi yang
lain, sebaiknya lakukan penghematan agar tidak menimbulkan dampak
kerusakan yang besar terhadap lingkungan.

Bila kita meneladani Rasulullah dan mengamalkan ajarannya, pastilah alam


ini akan bersahabat dengan kita. Dan kita akan hidup aman, sentosa, dan
makmur. Semoga kita bisa menjalankan 5 adab dalam berinteraksi dengan
alam, sebagai diajarkan Rasulullah saw.

َّ ‫ إِنَّهُ ه َُو ْالغَفُ ْو ُر‬،ُ‫ َوا ْست َ ْغف ُِر ْوه‬،‫ت َوال ِذّ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬
.‫الرحِ ْي ُم‬ ِ ‫ َونَفَعَنِي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه مِ نَ ْاليَا‬،‫آن ْالك َِري ِْم‬
ِ ‫اركَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر‬
َ َ‫ب‬

Khutbah 2

، ُ‫س ْولُه‬
ُ ‫ع ْبدُ هللاِ َو َر‬ َّ ُ‫ َوأ َ ْش َهد‬، ُ‫ َوأ َ ْش َهدُ أ َ ْن َل إِلَهَ إِ َّل هللاُ َوحْ دَهُ َل ش َِريْكَ لَه‬، َ‫صالِحِ يْن‬
َ ‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا‬ َّ ‫ي ِ ال‬ّ ‫ْال َح ْمدُ هللِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ َو ِل‬
:ُ‫أ َّما بَ ْعد‬.‫سلَّ َم‬
َ ‫ص َحابِ ِه َو‬ ْ َ ‫علَى آ ِل ِه َوأ‬
َ ‫علَ ْيهَ َو‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬َ ‫َو‬

‫ َوثَنَّى‬،ِ‫س ْب َحانَهُ َوتَعَالَى أ َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِسه‬


ُ َ‫ ث ُ َّم ا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن هللا‬،‫ص َمةُ أ َ ْم ِر ُك ْم‬ َّ ‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَادَ هللاِ وتم‬
ْ ‫ فَ ُه َو ِع‬،‫س ُك ْوا بِ ِد ْينِ ُك ْم‬
َ
‫عل ْي ِه‬ ْ ُّ
َ ‫صلوا‬ ْ ُ َّ
َ ‫ي ِ يا أيُّ َها الذِينَ آ َمنوا‬ َ َّ
ّ ِ‫على النب‬ َ َ َ‫صلون‬ ُّ َ
َ ُ‫للاَ َو َمالئِكتَهُ ي‬ َّ َ
َّ ‫ ﴿ إِن‬:‫ فقا َل تَعَالى ُمخبِ ًرا َوآمِ ًرا‬،ِ‫س ِبّح ِة بِقُ ْد ِسه‬
ْ َ َ َ ‫بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم‬
[65 :‫س ِلّ ُمواْ ت َ ْسلِيما ً ﴾ [األحزاب‬ َ ‫َو‬

‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا‬


َ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو‬ ِ َ‫ َوب‬،‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‬
َ ْ‫ارك‬ َ ‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو‬ َ َ‫صلَّيْت‬ َ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما‬
َ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫ص ِّل‬ َ ‫اللَّ ُه َّم‬
َّ َ ْ ْ
.ٌ‫ فِي العَالمِ يْنَ إِنكَ َحمِ ْيدٌ َم ِج ْيد‬،‫على آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‬َ َ ‫على إِب َْرا ِهي َْم َو‬َ َ َ‫َر ْكت‬

‫ يَا‬،ِ‫ع َوات‬ َ َّ‫سمِ ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ الد‬ َ َ‫ إِنَّك‬،ِ‫ ْالَحْ يَاءِ مِ ْن ُه ْم َو ْال َ ْم َوات‬،ِ‫ َواْل ُمؤْ مِ نِيْنَ َو ْال ُمؤْ مِ نَات‬،ِ‫اللَّ ُه َّم ا ْغف ِْر ل ِْل ُم ْسلِمِ يْنَ َو ْال ُم ْس ِل َمات‬
‫عنَّا ْالبَ َل َء َو ْال َوبَا ْ َء َو ْالفَحْ شَا َء َو ْال ُم ْنك ََر‬ ْ ‫ اللَّ ُه َّم‬. َ‫اخذُلْ َم ْن َخذَ َل ْال ُم ْسلِمِ يْن‬
َ ‫ارفَ ْع‬ ْ ‫ص َر ال ِدّيْنَ َو‬ َ َ‫ص ْر َم ْن ن‬ ُ ‫اللَّ ُه َّم ا ْن‬.ِ‫ي ْال َحا َجات‬ َ ‫اض‬ ِ َ‫ق‬
ََ‫اللَّ ُه َم اجْ عَلْ َهذَا ْالبَلد‬..‫يِءِ ْال َ ْسقَا ْ ِم‬ ّ ‫س‬ ُ ْ َ ْ ُ
َ ‫ص َوال ُجن ْو ِن َوال ُجذا ِم َوك ْو ُر ْونَا َو‬ ْ ْ ُ َّ َّ َ ْ
ِ ‫ الل ُه َّم إِنا نَعُ ْوذ بِكَ مِ نَ البَ َر‬. َ‫َما ظ َه َر مِ ن َها َو َما بَطن‬ َ

30
‫ف ِبنَا ِف ْي َما َج َرتْ ِب ِه ْال َمقَا ِدي ُْر‪َ .‬ربَّنَا ا ْغف ِْر لَنَا‬ ‫عا ْ َمةَ ِبال ِد ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم دَ ِبّ ْرنَا فَإِنَّا َل نُحْ ِسنُ الت َّ ْد ِبي َْر‪َ ،‬و ْال ُ‬
‫ط ْ‬ ‫سخَا ًء َرخَا ًء َو َ‬ ‫آمِ نًا َ‬
‫سنَةً َوفِي‬ ‫وف َرحِ ي ٌم‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا َح َ‬ ‫ان َو َل تَجْ عَلْ فِي قُلُوبِنَا غ ًِّل لِلَّذِينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّكَ َر ُء ٌ‬ ‫الي َم ِ‬ ‫سبَقُونَا بِ ْ ِ‬ ‫َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّذِينَ َ‬
‫ار‪.‬‬‫ِ‬ ‫َّ‬ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫سنَةً َو ِقن َ َ‬
‫اب‬ ‫َ‬ ‫ذ‬ ‫ع‬ ‫َا‬ ‫ْالخِ َر ِة َح َ‬
‫ع ِن ْالفَحْ شَاءِ َو ْال ُم ْنك َِر َو ْالبَ ْغيِ‪ ،‬يَ ِع ُ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪،‬‬ ‫ان َو ِإ ْيتَاءِ ذِي ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َ‬ ‫س ِ‬
‫الحْ َ‬ ‫ِعبَادَ هللاِ‪ِ ،‬إ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم ِب ْالعَ ْد ِل َو ْ ِ‬
‫صَْ‬
‫لة َ‪.‬‬ ‫‪.‬و ْال َح ْمدُ ِ َّلِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ ‪َ .‬وأَق ِِم ال َّ‬ ‫فَا ْذ ُك ُروا هللاَ ْالعَظِ ي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬
‫علَى نِعَمِ ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْع َملُ ْونَ َ‬

‫‪31‬‬
32
8

MITIGASI SAMPAH
DALAM MENJAGA LINGKUNGAN

‫ َو َم ْن‬،ُ‫ض َّل لَه‬ ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَ َل ُم‬،‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‬ ِ ‫سيِّئ َا‬َ ‫ور أ َ ْنفُ ِسنَا َومِ ْن‬ ِ ‫ َونَعُوذُ بِاهللِ مِ ْن ش ُُر‬،ُ‫إن الـ َح ْمدَ ِ ّلِ نَـحْ َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغف ُِره‬ َّ
‫علَى‬ َ ْ‫ك‬ ‫ار‬ ‫ب‬ ‫و‬ ‫م‬ّ ‫ل‬ ‫س‬ ‫و‬ ّ
‫ل‬
ِ َ َ ْ ِ َ َ ِ َ َّ ُ‫ص‬ ‫م‬ ‫ه‬ َّ ‫الل‬ .‫ه‬ُ ‫ل‬ ‫و‬‫س‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫ه‬ ُ ‫د‬ ‫ب‬
ْ
ُ َ َ ُ َ َّ َ ُ ‫ع‬ ً ‫ا‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬‫ـ‬ ‫م‬ ‫ن‬َّ َ ‫أ‬ ُ ‫د‬ ‫ه‬ ْ
‫ش‬
َ َ َ ‫أ‬ ‫و‬ ُ ‫ه‬َ ‫ل‬ ‫ي‬
َ‫ِ ْك‬‫َر‬
‫ش‬ ‫ل‬َ ‫ه‬ ‫د‬ ‫و‬
ُ َ ْ‫َ ح‬ ‫هللا‬ َّ‫ال‬ ‫إ‬ ‫ه‬َ
ِ َ ِ ‫ل‬ ‫إ‬ َّ‫ال‬ ‫ن‬َ ‫أ‬ ُ ‫د‬ ‫ه‬ ْ
‫ش‬
َ َ َ ‫أ‬ ‫و‬ ،ُ ‫ه‬َ ‫ل‬ ‫ِي‬
َ ‫د‬ ‫َا‬
‫ه‬ ‫ل‬ َ َ ‫ف‬ ْ‫ل‬ ‫ل‬
ِ ْ ُ‫ي‬
‫ض‬
:ُ‫أ َ َّما بَ ْعد‬.‫ان إِلَى يَ ْو ِم ال ِدّي ِْن‬
ٍ ‫س‬ َ ْ‫صحْ بِ ِه َو َمن اتَّبَعَ ُه ْم بِإِح‬ َ ‫علَى آ ِل ِه َو‬ َ ‫ َو‬،ٍ‫س ِيّ ِدنَا ُم َح َّمد‬ َ

‫ َوش ََّر ْال ُ ُم ْو ِر ُمحْ دَثَات ُ َها َو ُك َّل ُمحْ دَث َ ٍة فِي‬. ‫سلَّ َم‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ‫ي نَبِ ِيّنَا ُم َح َّم ٍد‬ ُ ‫ َو َخي َْر ْال َه ْدي ِ َه ْد‬،ِ‫ث ِكتَابُ هللا‬ ِ ‫صدَقَ ْال َح ِد ْي‬ ْ َ ‫فَإِنَ أ‬
‫للا‬
َ ّٰ ‫وا‬ ُ ‫ق‬َّ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫وا‬ُ ‫ن‬ ‫م‬‫ا‬ٰ ‫ي‬ ‫ذ‬َّ ‫ال‬
َ َ‫ُّ َ ِ ْن‬ ‫ا‬ ‫ه‬‫ي‬َ ‫ا‬ ٓ ٰ‫ي‬ ﴿ : ‫ْم‬‫ي‬ ‫َر‬
ِ ِ ِ ‫ك‬ ْ
‫ال‬ ‫رآن‬ ُ ‫ق‬ ْ
‫ال‬ ‫ِي‬ ‫ف‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ع‬ َ
َ ُ َ‫ت‬ ‫هللا‬ ‫ل‬ ‫ا‬ َ ‫ق‬ ْ
‫د‬ َ ‫ق‬َ ‫ف‬ ... ‫و‬ ُ
َ‫ُ ْ ن‬‫ق‬َّ ‫ت‬‫م‬ ْ
‫ال‬ َ‫ز‬ْ ‫ا‬َ ‫ف‬ ْ
‫د‬ َ ‫ق‬َ ‫ف‬ ِ ‫هللا‬ ‫ى‬‫و‬ ْ
‫ق‬
َ َِ ‫ت‬‫ب‬ ‫ِي‬
‫س‬ ْ
‫ف‬ َ ‫ن‬‫و‬ ُ ُ ٌ
َ ْ ِ ْ َ ِ ِ‫ِدي ِْن هللا‬
‫م‬ ‫ك‬ ‫ي‬
ْ ‫ص‬ ‫و‬ ‫أ‬ . ‫ة‬ ‫ع‬ ْ
‫د‬ ‫ب‬
ْ ‫اس اتَّقُ ْوا َربَّ ُك ُم الَّذ‬
‫ِي َخلَقَ ُك ْم ِ ّم ْن نَّ ْف ٍس َّواحِ دَةٍ َّو َخلَقَ مِ ْن َها‬ ُ َّ‫َح َّق ت ُ ٰقىت ِٖه َو َل ت َ ُم ْوت ُ َّن ا َِّل َوا َ ْنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْونَ ﴾ َوقَا َل هللاُ تَعَالَى أ َ ْيضًا ﴿ يٰ ٓاَيُّ َها الن‬
﴿ ‫علَ ْي ُك ْم َر ِق ْيبًا ﴾ َوقَا َل هللاُ تَعَالَى أ َ ْيضًا‬
َ َ‫للاَ َكان‬ّٰ ‫ام ۗ ا َِّن‬ َ ‫س ۤا َءلُ ْونَ ِب ٖه َو ْالَ ْر َح‬ ْ ‫للاَ الَّذ‬
َ َ ‫ِي ت‬ ّٰ ‫س ۤا ًء ۚ َواتَّقُوا‬
َ ‫ث مِ ْن ُه َما ِر َج ًال َك ِثي ًْرا َّو ِن‬
َّ َ‫زَ ْو َج َها َوب‬
﴾ ‫س ْولَهٗ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ًزا عَظِ ْي ًما‬ ّٰ ِ‫صلِحْ لَ ُك ْم ا َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغف ِْر لَ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ۗ ْم َو َم ْن يُّطِ ع‬
ُ ‫للاَ َو َر‬ ۙ َ ‫للاَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْو ًل‬
ْ ُّ‫س ِد ْيدًا ي‬ ّٰ ‫يٰ ٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا‬

Hadirin Jamaah Shalat Jum’at yang berbahagia....

Agama Islam memandang alam ini secara integral. Hubungan timbal balik
antara manusia dengan alam, dilandasi prinsip bahwa perusakan akan
membahayakan keselamatan dunia serta seisinya, terutama mengncam
kehidupan manusia. Diantara fenomena perusakan itu adalah sampah yang
dibuat manusia sendiri. Saat ini sampah merupakan salah satu masalah
yang menjadi problem yang sangat urgent untuk segera ditangani karena
sudah sangat menganggu kenyamanan hidup manusia bahkan mengancam
eksistensinya! Dan sampah juga mempunyai kontribusi yang besar dalam
merusak ekosistem yang mengakibatkan punahnya tumbuhan dan binatang,
bahkan manusia!. Sampah sudah merajalela merusak daratan, sungai, udara
dan lautan!

Allah Ta’ala menjelaskan, semua kerusakan dan kesulitan yang dialami


manusia, pada dasarnya karena perbuatan manusia sendiri. Karena alam
ini telah diciptakan dengan harmonis oleh Allah Ta’ala, sehingga setiap
elemen kehidupan saling mendukung dan memberi manfaat. Namun ketika
manusia salah bertindak, dan membuat kerusakan, terutama sampah yang
diproduksinya, maka terjadilah bencana! Karena itu bencana yang terjadi
karena perbuatan manusia sendiri! Allah berfirman:

َ ‫سبَتْ ا َ ْي ِد ْي ُك ْم َويَ ْعفُ ْوا‬


﴾ ‫ع ْن َكثِي ۗ ٍْر‬ ِ ‫صابَ ُك ْم ِ ّم ْن ُّم‬
َ ‫ص ْيبَ ٍة فَبِ َما َك‬ َ َ ‫﴿ َو َما ٓ ا‬

33
“Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-
kesalahanmu). (QS. Asy-Syura 42:30)

Hadirin Jamaah Shalat Jum’at yang berbahagia....

Karena itu manusia sebagai makhluk Allah yang dikarunia akal harus
bertanggungjawab mengantisipasi dampak kerusakan yang ditimbulkan
sampah tersebut dalam kehidupan manusia. Allah mengingatkan manusia
agar mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadapi kemungkinan yang
terjadi di masa yang akan datang. Allah Ta’ala berfirman

﴾ َ‫للاَ َخبِي ٌْر ۢبِ َما ت َ ْع َملُ ْون‬ ٌ ‫ظ ْر نَ ْف‬


ّٰ ‫س َّما قَدَّ َمتْ ِلغَ ٍۚد َواتَّقُوا‬
ّٰ ‫للاَ ۗا َِّن‬ ّٰ ‫﴿ يٰ ٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا‬
ُ ‫للاَ َو ْلت َ ْن‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah


setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap
apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hasyr 59:18)

Jangan sampai karena masalah sampah idak menjadi perhatian, kemudian


anak cucu manusia di masa yang akan datang harus merasakan dampak
negative semua itu.

Karena itu, ada beberapa langkah yang harus kita ambil dalam melestarikan
lingkungan berupa larangan melakukan perusakan di muka Bumi yang
disebabkan oleh sampah dalam kehidupan kita sehari-hari. Diantara hal-hal
tersebut adalah :

Pertama, dalam kehidupan sehari-hari kita harus sedapat mungkin


menggunakan atau mengkonsumsi barang yang tidak akan menimbulkan
sampah baik sampah plastik maupun sampah non plastik. Pilihan yang harus
dijalankan di sini.

Kedua, untuk kegiatan sehari-hari, kita usahakan tidak menggunakan barang


yang sekali pakai tapi kita gunakan barang yang dapat kita manfaatkan dalam
waktu lama dan berulang kali.Karena hal ini akan membantu mengurangi
volume sampah yang muncul setiap harinya.

Ketiga, dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari kita gunakan

34
barang-barang atau produk-produk yang ramah lingkungan sehingga tidak
menjadi sampah yang tidak dapat terurai. Setidak kita memilih barang yang
dapat terurai dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Keempat, membuat regulasi atau peraturan yang mengkondisikan


masyarakat umum agar tidak mengkonsumsi barang atau produk yang dapat
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap volume sampah.

Kelima, memberikan contoh dan mengajak kepada khalayak ramai untuk


bersama-sama menerapkan gaya hidup yang beradab atau beretika dalam
mensikapi masalah sampah.

Hadirin Jamaah Shalat Jum’at yang berbahagia....

Di atas adalah beberapa tindakan yang harus kita ambil dalam menyikapi
masalah sampah yang sudah menjadi masalah nasional dan global. Dengan
menyebarkan cara mitigasi terhadap sampah ini, diharapkan menghasilkan
efek yang positif bagi lingkungan dan manusia. Dengan itu, akan tercatat di
sisi Allah sebagai amal kebaikan, bagi yang menyebarkan metode dan saran-
saran ini.

Sesuai dengan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra , bahwa


Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ‫علَ ْي ِه مِ ن‬
َ َ‫ َكان‬، ‫ض َللَ ٍة‬
َ ‫عا إِلَى‬ َ ‫ذَلِكَ مِ ْن أ ُ ُج ْو ِر ِه ْم‬ ‫ص‬
َ َ‫ َو َم ْن د‬،‫ش ْيئًا‬ ُ ُ‫مِ ثْ ُل أ ُ ُج ْو ِر َم ْن تَبِعَهُ َل يَ ْنق‬ ‫عا إِلَى ُهدًى َكانَ لَهُ مِ نَ اْألَجْ ِر‬ َ َ‫َم ْن د‬
َ ‫ص ذَلِكَ مِ ْن آثَامِ ِه ْم‬
‫ش ْيئًا‬ ُ ُ‫الثْ ِم مِ ثْ ُل آث َ ِام َم ْن تَبِعَهُ َل يَ ْنق‬
ِْ

“Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala


seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka
sedikit pun. Dan barangsiapa mengajak (manusia) kepada kesesatan maka
ia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, tanpa
mengurangi dosa mereka sedikit pun”. (Diriwayatkan oleh Imam Muslim, no.
2674; Abu Dawud)

Hadirin Jamaah Shalat Jum’at yang berbahagia....

Marilah kita bersama-sama bergerak menyampaikan ke masyarakat luas


akan perlunya kita mempunyai tindakan-tindakan dalam kehidupan sehari-
hari agar tidak berkontribusi secara signifikan terhadap penambahan volume
sampah di lingkungan kita.

35
‫‪Bila kita meneladani Rasulullah dan mengamalkan ajarannya, pastilah alam‬‬
‫‪ini akan bersahabat dengan kita. Karena alam akan merespon perbuatan kita‬‬
‫‪terhadap alam itu sendiri.‬‬

‫‪Jika kita ingin melihat lingkungan yang bersih dan nyaman maka kita harus‬‬
‫‪mengkondisikan sampah sesuai dengan ajaran agam kita dan perundang-‬‬
‫‪undangan yang telah ditetapkan oleh negara kita, sebaliknya jika kita‬‬
‫‪membuang sampah sembarangan maka bau yang tidak sedap, pemandangan‬‬
‫‪yang jorok serta hal yang tidak nyaman lainnya akan berada di lingkungan‬‬
‫‪kita, dan meneror kita.‬‬

‫‪Semoga kita semua bergerak aktif menangani masalah sampah ini.‬‬

‫ت َوال ِذّ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‪َ ،‬وا ْست َ ْغف ُِر ْوهُ‪ ،‬إِنَّهُ ه َُو ْالغَفُ ْو ُر َّ‬
‫الرحِ ْي ُم‪.‬‬ ‫آن ْالك َِري ِْم‪َ ،‬ونَفَعَنِي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه مِ نَ ْاليَا ِ‬
‫اركَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر ِ‬
‫بَ َ‬

‫‪Khutbah 2‬‬

‫س ْولُهُ ‪،‬‬
‫ع ْبدُ هللاِ َو َر ُ‬ ‫صالِحِ يْنَ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ أ َ ْن َل إِلَهَ إِ َّل هللاُ َوحْ دَهُ َل ش َِريْكَ لَهُ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ َّ‬
‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ْال َح ْمدُ هللِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ َو ِل ّ‬
‫ي ِ ال َّ‬

‫سلَّ َم‪.‬أ َّما بَ ْعدُ‪:‬‬ ‫علَى آ ِل ِه َوأ َ ْ‬


‫ص َحابِ ِه َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬
‫علَ ْيهَ َو َ‬ ‫َو َ‬

‫س ْب َحانَهُ َوتَعَالَى أ َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِسهِ‪َ ،‬وثَنَّى‬


‫ص َمةُ أ َ ْم ِر ُك ْم‪ ،‬ث ُ َّم ا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن هللاَ ُ‬ ‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَادَ هللاِ وتم َّ‬
‫س ُك ْوا بِ ِد ْينِ ُك ْم‪ ،‬فَ ُه َو ِع ْ‬
‫س ِلّ ُمواْ‬ ‫َ‬
‫عل ْي ِه َو َ‬ ‫ْ‬
‫صلوا َ‬ ‫ُّ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬
‫ي ِ يا أيُّ َها الذِينَ آ َمنوا َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬
‫على النبِ ّ‬ ‫َ‬ ‫صلونَ َ‬ ‫ُّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫للاَ َو َمالئِكتهُ يُ َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫س ِبّح ِة بِقُ ْد ِسهِ‪ ،‬فقا َل تعَالى ُمخبِ ًرا َوآمِ ًرا‪ ﴿ :‬إِن َّ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َ‬
‫ت َ ْسلِيما ً ﴾ [األحزاب‪[65 :‬‬

‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا‬


‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫اركْ َ‬ ‫صلَّيْتَ َ‬
‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ص ِّل َ‬ ‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫على آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪ ،‬فِي العَالمِ يْنَ إِنكَ َحمِ ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪.‬‬‫َ‬ ‫َ‬
‫على إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫َر ْكتَ َ‬

‫ع َواتِ‪ ،‬يَا‬ ‫سمِ ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ الدَّ َ‬ ‫س ِل َماتِ‪َ ،‬واْل ُمؤْ مِ نِيْنَ َو ْال ُمؤْ مِ نَاتِ‪ْ ،‬الَحْ يَاءِ مِ ْن ُه ْم َو ْال َ ْم َواتِ‪ ،‬إِنَّكَ َ‬ ‫سلِمِ ْينَ َوا ْل ُم ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغف ِْر ِل ْل ُم ْ‬
‫عنَّا ْالبَ َل َء َو ْال َوبَا ْ َء َو ْالفَحْ شَا َء َو ْال ُم ْنك ََر َما‬ ‫اخذُلْ َم ْن َخذَ َل ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم ْ‬
‫ارفَ ْع َ‬ ‫ص َر ال ِدّيْنَ َو ْ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫ي ْال َحا َجاتِ‪.‬اللَّ ُه َّم ا ْن ُ‬ ‫اض َ‬ ‫قَ ِ‬
‫سخَا ًء‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫لْ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬
‫يِءِ ال ْسقا ِم‪..‬الل ُه َم اجْ عَ َهذا البَلدَ آمِ نا َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫س ّ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ص َوال ُجن ْو ِن َوال ُجذا ِم َوك ْو ُر ْونَا َو َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫ظ َه َر مِ ن َها َو َما بَطنَ ‪ .‬الل ُه َّم إِنا نَعُ ْوذ بِكَ مِ نَ البَ َر ِ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َرتْ بِ ِه ْال َمقَا ِدي ُْر‪َ .‬ربَّنَا ا ْغف ِْر لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّذِينَ‬ ‫ط ْ‬ ‫عا ْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم دَ ِبّ ْرنَا فَإِنَّا َل نُحْ ِسنُ الت َّ ْدبِي َْر‪َ ،‬و ْال ُ‬‫َرخَا ًء َو َ‬
‫سنَةً َوقِنَا‬
‫سنَةً َوفِي ْالخِ َرةِ َح َ‬ ‫ان َو َل تَجْ عَلْ فِي قُلُوبِنَا غ ًِّل لِلَّذِينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّكَ َر ُء ٌ‬
‫وف َرحِ ي ٌم‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا َح َ‬ ‫سبَقُونَا بِ ْ ِ‬
‫الي َم ِ‬ ‫َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‪.‬‬ ‫عذ َ َ‬ ‫َ‬
‫ع ِن ْالفَحْ شَاءِ َو ْال ُم ْنك َِر َو ْالبَ ْغيِ‪ ،‬يَ ِع ُ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪،‬‬ ‫ان َوإِ ْيتَاءِ ذِي ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َ‬ ‫س ِ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم بِ ْالعَ ْد ِل َو ْ ِ‬
‫الحْ َ‬
‫فَا ْذ ُك ُروا هللاَ ْالعَظِ ي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬
‫علَى نِعَمِ ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْع َملُ ْونَ ‪.‬‬

‫َو ْال َح ْمدُ ِ َّلِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ ‪َ .‬وأَق ِِم ال َّ‬
‫صَْ‬
‫لة َ‪.‬‬

‫‪36‬‬
9

ADAPTASI SAMPAH DALAM MENCEGAH


KERUSAKAN LINGKUNGAN

‫ َو َم ْن‬،ُ‫ض َّل لَه‬ ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَ َل ُم‬،‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‬ َ ‫ور أ َ ْنفُ ِسنَا َومِ ْن‬
ِ ‫سيِّئ َا‬ ِ ‫ َونَعُوذُ بِاهللِ مِ ْن ش ُُر‬،ُ‫إن الـ َح ْمدَ ِ ّلِ نَـحْ َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغف ُِره‬ َّ
‫علَى‬ َ ْ‫ك‬ ‫ار‬ ‫ب‬ ‫و‬ ‫م‬ ّ ‫ل‬ ‫س‬ ‫و‬ ّ
‫ل‬
ِ َ َ ْ ِ َ َ ِ َ َّ ُ‫ص‬ ‫م‬ ‫ه‬ َّ ‫الل‬.‫ه‬ُ ‫ل‬ ‫و‬ ‫س‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫ه‬ُ ‫د‬ ‫ب‬
ْ ‫ع‬
ُ َ َ ُ َ َّ َ ُ ً ‫ا‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬‫ـ‬ ‫م‬ ‫ن‬َّ َ ‫أ‬ ُ ‫د‬ ‫ه‬ ْ
‫ش‬
َ َ َ ‫أ‬ ‫و‬ ُ ‫ه‬َ ‫ل‬ ‫ي‬
َ‫ِ ْك‬‫َر‬
‫ش‬ ‫ل‬ َ ‫ه‬ ‫د‬ ‫و‬
ُ َ ْ‫َ ح‬ ‫هللا‬ َّ‫ال‬ ‫إ‬ ‫ه‬َ
ِ َ ِ ‫ل‬ ‫إ‬ َّ‫ال‬ ‫ن‬َ ‫أ‬ ُ ‫د‬‫ه‬ ْ
‫ش‬
َ ََ ‫أ‬ ‫و‬ ،ُ ‫ه‬َ ‫ل‬ ‫ِي‬
َ ‫د‬ ‫َا‬
‫ه‬ ‫ل‬ َ َ ‫ف‬ ْ‫ل‬ ‫ل‬
ِ ْ ُ‫ي‬
‫ض‬
:ُ‫أ َ َّما بَ ْعد‬.‫ان إِلَى يَ ْو ِم ال ِدّي ِْن‬
ٍ ‫س‬ َ ْ‫صحْ بِ ِه َو َمن اتَّبَعَ ُه ْم بِإِح‬ َ ‫علَى آ ِل ِه َو‬ َ ‫ َو‬،ٍ‫س ِيّ ِدنَا ُم َح َّمد‬ َ

‫ َوش ََّر ْال ُ ُم ْو ِر ُمحْ دَثَات ُ َها َو ُك َّل ُمحْ دَث َ ٍة فِي‬. ‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ َو َخي َْر ْال َه ْدي ِ َه ْد‬،ِ‫ث ِكتَابُ هللا‬
َ ‫ي نَبِ ِيّنَا ُم َح َّم ٍد‬ ِ ‫صدَقَ ْال َح ِد ْي‬ ْ َ ‫فَإِنَ أ‬
ٌ‫عة‬ ْ
َ ِ ِ‫ِدي ِْن هللا‬
‫د‬ ‫ب‬

‫للاَ َح َّق ت ُ ٰقىت ِٖه َو َل‬ ّٰ ‫ ﴿ يٰ ٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا‬:‫رآن ْالك َِري ِْم‬ِ ُ‫فَقَ ْد قَا َل هللاُ تَعَالَى فِي ْالق‬... َ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْفسِي ِبت َ ْق َوى هللاِ فَقَ ْد فَاْزَ ْال ُمتَّقُ ْون‬ ِ ‫أ ُ ْو‬
‫ث‬َّ َ‫ِي َخلَقَ ُك ْم ِ ّم ْن نَّ ْف ٍس َّواحِ دَةٍ َّو َخلَقَ مِ ْن َها زَ ْو َج َها َوب‬ ْ ‫اس اتَّقُ ْوا َربَّ ُك ُم الَّذ‬
ُ َّ‫ت َ ُم ْوت ُ َّن ا َِّل َوا َ ْنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْونَ ﴾ َوقَا َل هللاُ تَعَالَى أ َ ْيضًا ﴿ يٰ ٓاَيُّ َها الن‬
‫ي‬‫ذ‬ َّ
َ‫ُّ َ ِ ْن‬‫ال‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ي‬َ ‫ا‬ ٓ ٰ‫ي‬ ﴿ ‫ًا‬
‫ض‬ ‫ي‬
ْ َ ‫أ‬ ‫ى‬َ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ع‬َ ‫ت‬ ‫هللا‬
َ ُ َ َ ‫ل‬ ‫ا‬َ ‫ق‬ ‫و‬ ﴾ ‫ًا‬ ‫ب‬ ‫ي‬
ْ ‫ق‬ ‫ر‬ ‫م‬ ُ
‫ك‬ ‫ي‬
ْ َ ‫ل‬ ‫ع‬
ِ َ ْ َ َ‫ّٰ َ ان‬ َ
‫ك‬ ‫للا‬ َّ
‫ِن‬ ‫ا‬ ۗ َ َ ‫س ۤا َءلُ ْونَ ِب ٖه َو ْالَ ْر‬
‫ام‬ ‫ح‬ َ َ ‫ِي ت‬ ّٰ ‫س ۤا ًء ۚ َواتَّقُوا‬
ْ ‫للاَ الَّذ‬ َ ‫مِ ْن ُه َما ِر َج ًال َك ِثي ًْرا َّو ِن‬
﴾ ‫س ْولَهٗ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ًزا عَظِ ْي ًما‬ ْ ُّ‫ ي‬٠٧ ‫س ِد ْيد ًۙا‬
ّٰ ِ‫صلِحْ لَ ُك ْم ا َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغف ِْر لَ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ۗ ْم َو َم ْن يُّطِ ع‬
ُ ‫للاَ َو َر‬ ّٰ ‫ٰا َمنُوا اتَّقُوا‬
َ ‫للاَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْو ًل‬

Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia

Agama Islam sangat menekankan kepada umatnya untuk mempunyai


perhatian yang besar terhadap masalah yang terjadi di sekitarnya. Karena apa
yang terjadi pada lingkungan di sekitarnya, akan memberikan efek langsung
kepada manusia. Baik positif maupun negatif.

Lebih penting lagi, Allah menjelaskan adanya fenomena kerusakan alam,


yang disebabkan oleh tangan-tangan manusia. Sebagaimana firman-Nya,

َ‫ض الَّذِي عَمِ لُوا لَعَلَّ ُه ْم يَ ْر ِجعُون‬ َ ‫سادُ فِي ْالبَ ِ ّر َو ْالبَحْ ِر بِ َما َك‬
ِ َّ‫سبَتْ أ َ ْيدِي الن‬
َ ‫اس ِليُذِيقَ ُه ْم بَ ْع‬ َ َ‫ظ َه َر ْالف‬
َ

“Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena


perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar)” (QS. Ar Rum 30:41).

Ayat tersebut menjadi panduan kita untuk memahami fenomena kerusakan


lingkungan. Maka ketika membicarakan kerusakan dalam lingkungan hidup,
kita harus jujur mengakui, kerusakan itu disebabkan oleh salah urus dan salah
sikap manusia dan dorongan kerakusannya. Sehingga jika ingin memperbaiki
kembali lingkungan hidup, manusia harus memperbaiki perilakunya, kemudian
mengambil langkah-langkah untuk merestorasi alam yang sudah dirusak
tangan manusia.

37
Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia

Banyak pakar lingkungan yang merespon masalah kerusakan lingkungan


yang disebabkan oleh sampah ini dengan berbagai cara, diantaranya.

Pertama sistem 3R, Penerapan (Reuse, Reduce, dan Recycle) menjadi salah
satu solusi pengelolaan sampah yang murah dan mudah untuk dilakukan di
samping mengolah sampah menjadi kompos atau memanfaatkan sampah
menjadi sumber listrik (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Selain itu,
penerapan 3R ini juga dapat dilakukan oleh setiap orang dalam kegiatan
sehari-hari. ”Reduce, Reuse, Recycle” merupakan maksud penanganan
sampah yang terdiri dari tiga unsur yaitu, “Mengurangi”, “Menggunakan
ulang” dan “Mendaur ulang”. Untuk memulai melakukan 3R ini memang dapat
dilakukan oleh siapa saja, namun bukan berarti itu dapat dikatakan mudah.
Karena untuk melakukan ini membutuhkan kepedulian dari kita sendiri dan
yang utama adalah waktu.

Kedua bank sampah, Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk
mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan
sampah yang sudah dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan
dari sampah atau ke tempat pengepul sampah.

Ketiga program TOSS, TOSS adalah hasil kerja sama antara Sekolah Tinggi
Teknik (STT)-PLN Jakarta dan PT Indonesia Power. Metode TOSS ini
menerapkan sistem pengolahan sampah menjadi pellet dan briket sebagai
sumber energi terbarukan.

Keempat Incinerator, Incinerator adalah suatu alat pembakar sampah


yang dioperasikan dengan menggunakan teknologi pembakaran pada
suhu tertentu. Sehingga sampah dapat terbakar habis. Incinerator sangat
membantu mengurangi sampah. Hanya saja, tetap menimbulkan persoalan
pencemaran lingkungan yaitu asap yang menganggu kesehatan.

Kelima, alat tungku bakar sampah tanpa asap, tungku bakar sampah tanpa
asap adalah cara pengelolaan sampah yang melibatkan pembakaran sampah
secara tertutup. Sampah dimasukan kedalam tungku bakar dari atas dan
dibakar dari lubang bakar. Pembakaran sangat mudah bisa dilakukan ketika
hujan atau panas serta tidak menghasilkan asap yang menganggu kesehatan.

Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia

Ini adalah sebagian alat atau sistem yang dibuat untuk menyelesaikan

38
‫‪permasalahan sampah agar tidak menimbulkan dampak kerusakan yang‬‬
‫‪besar terhadap lingkungan. Mari kita berperan dalam lingkungan masyarakat‬‬
‫‪sesuai dengan kemampuan kita dalam menangani masalah sampah yang‬‬
‫‪sudah akut ini. Agar kita masuk dalam sabda Rasulullah SAW berikut :‬‬

‫ش ْي ٌء ‪.‬و َم ْن َ‬
‫س َّن فِي‬ ‫ص مِ ْن أ ُ ُج ْو ِر ِه ْم َ‬
‫غي ِْر أ َ ْن يَ ْنقُ َ‬
‫سنَةً فَلَهُ أَجْ ُرهَا َوأَجْ ُر َم ْن عَمِ َل ِب َها بَ ْعدَهُ‪ ،‬مِ ْن َ‬‫سنَّةً َح َ‬‫س َّن فِي اْ ِإل ْسالَ ِم ُ‬
‫َم ْن َ‬
‫َ‬
‫ص مِ ْن أ ْوزَ ِار ِه ْم َ‬
‫ش ْي ٌء‬ ‫َ‬
‫غي ِْر أ ْن يَ ْنقُ َ‬ ‫علَ ْي ِه ِو ْز ُرهَا َو ِو ْز ُر َم ْن عَمِ َل بِ َها مِ ْن بَ ْع ِد ِه مِ ْن َ‬ ‫ً‬ ‫ً‬
‫سنَّة َ‬
‫س ِيّئَة َكانَ َ‬ ‫اْ ِإل ْسالَ ِم ُ‬

‫‪“Barangsiapa yang mengerjakan dalam Islam Sunnah yang baik maka ia‬‬
‫‪mendapat pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi‬‬
‫‪pahala orang yang mengikutinya sedikitpun. Dan barangsiapa yang‬‬
‫‪mengerjakan dalam Islam Sunnah yang jelek maka ia mendapat dosanya dan‬‬
‫‪dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa orang yang mengikuti‬‬
‫)‪mereka sedikitpun.” (HR. Muslim no. 1017‬‬

‫‪Semoga kita semua menjadi orang-orang yang mengajak kebaikkan dan‬‬


‫‪mendapatkan pahala dari‬‬

‫‪amal jariyah terkait solusi untuk menyelesaikan masalah sampah di negara‬‬


‫‪kita tercinta ini.‬‬

‫ت َوال ِذّ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‪َ ،‬وا ْست َ ْغف ُِر ْوهُ‪ ،‬إِنَّهُ ه َُو ْالغَفُ ْو ُر َّ‬
‫الرحِ ْي ُم‪.‬‬ ‫آن ْالك َِري ِْم‪َ ،‬ونَفَعَنِي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه مِ نَ ْاليَا ِ‬
‫اركَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر ِ‬
‫بَ َ‬

‫‪Khutbah 2‬‬

‫س ْولُهُ ‪،‬‬
‫ع ْبدُ هللاِ َو َر ُ‬ ‫صالِحِ يْنَ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ أ َ ْن َل إِلَهَ إِ َّل هللاُ َوحْ دَهُ َل ش َِريْكَ لَهُ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ َّ‬
‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ْال َح ْمدُ هللِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ َو ِل ّ‬
‫ي ِ ال َّ‬

‫سلَّ َم‪.‬أ َّما بَ ْعدُ‪:‬‬ ‫علَى آ ِل ِه َوأ َ ْ‬


‫ص َحابِ ِه َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬
‫علَ ْيهَ َو َ‬ ‫َو َ‬

‫س ْب َحانَهُ َوتَعَالَى أ َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِسهِ‪َ ،‬وثَنَّى‬


‫ص َمةُ أ َ ْم ِر ُك ْم‪ ،‬ث ُ َّم ا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن هللاَ ُ‬ ‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَادَ هللاِ وتم َّ‬
‫س ُك ْوا بِ ِد ْينِ ُك ْم‪ ،‬فَ ُه َو ِع ْ‬
‫س ِلّ ُمواْ‬ ‫صلُّواْ َ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫ي ِ يا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ َ‬ ‫صلُّونَ َ‬
‫علَى النَّبِ ّ‬ ‫للاَ َو َمالئِ َكتَهُ يُ َ‬ ‫س ِبّح ِة بِقُ ْد ِسهِ‪ ،‬فَقَا َل تَعَالَى ُم ْخبِ ًرا َوآمِ ًرا‪ ﴿ :‬إِ َّن َّ‬ ‫بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َ‬
‫ت َ ْسلِيما ً ﴾ [األحزاب‪[65 :‬‬

‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا‬


‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫اركْ َ‬ ‫صلَّيْتَ َ‬
‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ص ِّل َ‬‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪ ،‬فِي ْالعَاْلَمِ يْنَ إِنَّكَ َحمِ ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪.‬‬‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬‫َر ْكتَ َ‬

‫ي‬ ‫اض َ‬‫ع َواتِ‪ ،‬يَا قَ ِ‬ ‫سمِ ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ الدَّ َ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغف ِْر ل ِْل ُم ْسلِمِ يْنَ َو ْال ُم ْس ِل َماتِ‪َ ،‬واْل ُمؤْ مِ نِيْنَ َو ْال ُمؤْ مِ نَاتِ‪ْ ،‬الَحْ يَاءِ مِ ْن ُه ْم َو ْال َ ْم َواتِ‪ ،‬إِنَّكَ َ‬
‫عنَّا ْالبَ َل َء َوال َوبَا َء َوالفحْ شَا َء َوال ُمنك ََر َما ظ َه َر مِ ن َها‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫اخذُلْ َم ْن َخذَ َل ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪.‬اللَّ ُه َّم ْ‬
‫ارفَ ْع َ‬ ‫ص َر ال ِدّيْنَ َو ْ‬
‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫ْال َحا َجاتِ‪.‬اللَّ ُه َّم ا ْن ُ‬
‫سخَا ًء َرخَا ًء‬ ‫يِءِ ْال َ ْسقَا ْ ِم‪..‬اللَّ ُه َم اجْ عَلْ َهذَا ْالبَلَدَ آمِ نًا َ‬ ‫ص َو ْال ُجنُ ْو ِن َو ْال ُجذَاْ ِم َو ُك ْو ُر ْونَا َو َ‬
‫س ّ‬ ‫طنَ اللَّ ُه َّم إِنَّا نَعُ ْوذُ بِكَ مِ نَ ْالبَ َر ِ‬ ‫َو َما بَ َ‬
‫ُ‬
‫سبَقونَا‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫‪.‬ربَّنَا اغف ِْر لنَا َو ِ ِلخ َوانِنَا الذِينَ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫تْ‬
‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َر بِ ِه ال َمقا ِدي ُْر َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫نُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬
‫عا ْ َمةَ بِال ِد ال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪ .‬الل ُه َّم دَ ِبّ ْرنَا فإِنا ل نحْ ِس التدبِي َْر‪َ ،‬والط ْ‬
‫َّ‬ ‫َو َ‬
‫ان َو َل تَجْ عَلْ فِي قُلُوبِنَا غ ًِّل لِلَّذِينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّكَ َر ُء ٌ‬
‫وف َرحِ ي ٌم‬ ‫بِ ْ ِ‬
‫الي َم ِ‬

‫‪39‬‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‪.‬‬ ‫سنَةً َو ِقنَا َ‬
‫عذ َ َ‬ ‫سنَةً َوفِي ْالخِ َر ِة َح َ‬
‫َربَّنَا آ ِتنَا فِي الدُّ ْنيَا َح َ‬
‫ع ِن ْالفَحْ شَاءِ َو ْال ُم ْنك َِر َو ْالبَ ْغيِ‪ ،‬يَ ِع ُ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪،‬‬ ‫ان َو ِإ ْيتَاءِ ذِي ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َ‬ ‫س ِ‬ ‫ِعبَادَ هللاِ‪ِ ،‬إ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم ِب ْالعَ ْد ِل َو ْ ِ‬
‫الحْ َ‬
‫صَْ‬
‫لة َ‬ ‫علَى نِعَمِ ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْع َملُ ْونَ ‪َ .‬و ْال َح ْمدُ ِ َّلِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ ‪َ .‬وأَق ِِم ال َّ‬
‫فَا ْذ ُك ُروا هللاَ ْالعَظِ ي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬

‫‪40‬‬
10

ORANG YANG MERUGI DI AKHIRAT


KARENA SAMPAH

ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَ َل ُم‬،‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‬


‫ َو َم ْن‬،ُ‫ض َّل لَه‬ ِ ‫سيِّئ َا‬ َ ‫ور أ َ ْنفُ ِسنَا َومِ ْن‬ ِ ‫ َونَعُوذُ بِاهللِ مِ ْن ش ُُر‬،ُ‫إن الـ َح ْمدَ ِ ّلِ نَـحْ َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغف ُِره‬ َّ
.‫سولُه‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫ه‬ُ
ُ َ َ ُ َ َّ َ ُ ‫د‬ ‫ب‬
ْ ‫ع‬ ً ‫ا‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫ـ‬ ‫م‬ َّ
‫ن‬ َ ‫أ‬ ُ ‫د‬ ‫ه‬ ْ
‫ش‬ َ ‫أ‬ ‫و‬
َ َ َ‫ِ ْك‬ ُ ‫ه‬َ ‫ل‬ ‫ي‬ ‫َر‬
‫ش‬ ‫ل‬ َ ‫ه‬ ‫د‬ ‫و‬
ُ َ ْ‫َ ح‬ ‫هللا‬ َّ‫ال‬ ‫إ‬ ‫ه‬
ِ َ َِ ‫ل‬ ‫إ‬ َّ‫ال‬ ‫ن‬َ ‫أ‬ ُ ‫د‬ ‫ه‬
َ َْ
‫ش‬ َ ‫أ‬ ‫و‬ ،ُ ‫ه‬َ ‫ل‬ ‫ِي‬
َ ‫د‬ ‫َا‬
‫ه‬ ‫ل‬ َ َ ‫ف‬ ْ‫ل‬ ‫ل‬
ِ ْ ُ‫ي‬
‫ض‬

‫اس اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّذِي َخلَقَ ُك ْم مِ ْن نَ ْف ٍس َواحِ دَ ٍة َو َخلَقَ مِ ْن َها‬


ُ َّ‫للاَ َح َّق تُقَا ِت ِه َو َل ت َ ُموت ُ َّن ِإ َّل َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون يَا أَيُّ َها الن‬ َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬
َّ ‫علَ ْي ُك ْم َرقِيبًا يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬
َ‫للا‬ َ َ‫للاَ َكان‬ َّ ‫ام إِ َّن‬ َ َ ‫للاَ الَّذِي ت‬
َ ‫سا َءلُونَ بِ ِه َو ْال َ ْر َح‬ َّ ‫سا ًء َواتَّقُوا‬ َ ِ‫ِيرا َون‬ ً ‫ث مِ ْن ُه َما ِر َج ًال َكث‬ َّ َ‫زَ ْو َج َها َوب‬
: ‫ أ َ َّما بَ ْعد‬ .‫سولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ًزا عَظِ ي ًما‬ ‫ر‬ ‫و‬ َّ
‫للا‬ ‫ع‬
ُ َ َ َ ِ ِ‫َ ْ َ َ ُط‬ ‫ي‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫م‬ ُ
‫ك‬ ‫ب‬ ‫و‬ ُ ‫ن‬ُ ‫ذ‬ ‫م‬ ُ
‫ك‬ َ ‫ل‬ ‫ِر‬
‫ف‬ ْ
‫غ‬ ‫ي‬ ‫و‬ ‫م‬ ُ
‫ك‬
ْ ْ َ َ ْ َ ْ ْ ْ‫ُ ْ ِح‬ َ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ع‬َ ‫أ‬ ‫م‬ ُ
‫ك‬ َ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫ي‬ ‫ًا‬ ‫د‬ ‫ِي‬
‫د‬ َ ‫َوقُولُوا قَ ْو ًل‬
‫س‬

Agama Islam memandang alam ini secara integral. Interaksi dan Hubungan
timbal balik baik antara sesama manusia, maupun manusia dengan alam,
semuanya dilandasi keyakinan bahwa perusakan terhadap alam di dunia
ini akan membawa konskuensi terhadap kehidupan kita di akhirat apakah
menjadi orang yang selamat atau orang yang celaka atau merugi.

Karena itu, Rasul SAW menyampaikan panduan secara umum dalam


mengingatkan kepada umatnya agar tidak menjadi orang yang merugi di
akhirat karena berbuat dzolim kepada orang lain maupun makhluk Allah yang
lain, membuang sampah secara sembarang dapat menimbulkan kerusakan
di muka Bumi yang mengakibatkan rusaknya ekosistem disekitar kita, yang
langsung dapat kita lihat dan kita rasakan contohnya adalah rusaknya
ekosistem sungai dan laut.

Menurut pandangan kita pada umumnya, orang yang merugi seringkali


diartikan sebagai orang yang tidak punya harta, tidak punya uang atau
sedikit sekali harta yang tersisa padanya sehingga sehingga ia dikatakan
orang yang tidak berkecukupan. Namun apakah ini definisi bangkrut yang
juga dipahami dalam syari’at Islam? Ternyata tidak. Jika orang yang bangkrut
harta di dunia masih memiliki kesempatan untuk memperkaya pahala dengan
memperbanyak amalan shalih, bagaimana dengan bangkrut menurut syari’at
Islam?

Al-Imam Abul Husain Muslim bin Al-Hajjaaj rahimahullah meriwayatkan:

‫صلَّى‬ َ ِ‫للا‬ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫ع ْن أَبِي ه َُري َْرة َ أ َ َّن َر‬


َ ‫ع ْن أَبِي ِه‬ َ ِ‫ع ْن ْالعَ َلء‬ َ ‫ي بْنُ حُجْ ٍر قَ َال َحدَّثَنَا إِ ْس َماعِي ُل َوه َُو ابْنُ َج ْعف ٍَر‬ ُّ ‫ع ِل‬َ ‫سعِي ٍد َو‬ َ ُ‫َحدَّثَنَا قُت َ ْيبَةُ بْن‬
‫ص َل ٍة‬ ‫ب‬ ‫ة‬ ‫م‬ ‫ا‬
َ ِ ِ َ َِ َ َْ‫ي‬ ‫ق‬ ْ
‫ال‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ي‬ ‫ِي‬ ‫ت‬ْ ‫أ‬ ‫ي‬ ‫ِي‬ ‫ت‬‫م‬ُ ‫أ‬ ْ
‫ن‬ ‫ِس‬ ‫ل‬ ْ
‫ف‬ ‫م‬
َ َّ ِ‫ْ َ َ َ َ َ ِ ُ َ م‬ ْ
‫ال‬ َّ
‫ن‬ ‫إ‬ ‫ل‬ ‫ا‬ َ ‫ق‬َ ‫ف‬ ‫ع‬ ‫َا‬ ‫ت‬ ‫م‬ ‫ل‬ َ ‫و‬ ُ ‫ه‬ َ ‫ل‬ ‫َم‬‫ه‬ ‫ِر‬ ‫د‬ ‫ل‬ َ ‫ن‬ ْ ‫م‬َ ‫َا‬ ‫ن‬ ‫ِي‬ ‫ف‬ ‫ِس‬
ُ ُ‫ل‬ ْ
‫ف‬ ‫م‬ ْ
‫ال‬ ‫وا‬ ُ ‫ل‬ ‫ا‬ َ ‫ق‬ ‫ِس‬ ‫ل‬ ‫ف‬ ‫م‬ ْ
ُ ُ َ َ‫سلَّ َم قَا َ ُ ون‬
ْ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ْر‬ ‫د‬َ ‫ت‬َ ‫أ‬ ‫ل‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ
َ ُ‫للا‬
َ ‫سنَاتِ ِه َو َهذَا مِ ْن َح‬
‫سنَاتِ ِه‬ َ ‫طى َهذَا مِ ْن َح‬ َ ‫ب َهذَا فَيُ ْع‬ َ ‫ض َر‬ َ ‫سفَكَ د ََم َهذَا َو‬ َ ‫ف َهذَا َوأ َ َك َل َما َل َهذَا َو‬ َ َ‫شت ََم َهذَا َوقَذ‬ ْ
َ ‫صيَ ٍام َوزَ كَاةٍ َويَأتِي قَ ْد‬ ِ ‫َو‬
‫ار‬
ِ َّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ِي‬ ‫ف‬ ‫ح‬ ‫ر‬ ُ
‫ط‬
َ ِ َّ ِ ْ َ ‫م‬ ُ ‫ث‬ ‫ه‬ ‫ي‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬ ْ‫ت‬ ‫ح‬ ‫ر‬ ُ
‫ط‬
َ ِ ْ َ َ ‫ف‬ ‫م‬‫ه‬ُ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ا‬ َ
‫ط‬ َ
‫خ‬ ‫ن‬ْ َ ‫ذ‬ ُ ‫أ‬ ‫ه‬
ِ‫ُ َ َ َ ْ ِ خِ م‬ ‫ي‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ى‬ ‫ض‬ ‫ق‬ْ ‫ي‬ ‫ن‬ ْ َ ‫أ‬ ‫ل‬
َ ْ ‫ب‬ َ ‫ق‬ ُ ‫ه‬ ُ ‫ت‬ ‫َا‬ ‫ن‬ َ َ َ ِ ْ ِ‫فَإ‬
‫س‬ ‫ح‬ ْ‫ت‬ ‫ي‬ ‫ن‬ َ ‫ف‬ ‫ن‬

41
Qutaibah bin Sa’iid dan ‘Aliy bin Hujr menceritakan kepada kami, keduanya
berkata, Ismaa’iil –dia adalah Ibnu Ja’far- menceritakan kepada kami, dari Al-
‘Alaa’, dari Ayahnya, dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah
Shallallaahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Tahukah kalian siapakah orang yang
bangkrut itu?” Para sahabat menjawab, “Orang yang bangkrut diantara kami
adalah orang yang tidak mempunyai dirham dan tidak pula harta kekayaan.”
Rasulullah pun menjelaskan, “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari
kalangan umatku adalah orang yang datang di hari kiamat nanti dengan
pahala amalan shalat, puasa dan zakat namun ia selalu mencaci-maki,
menuduh, memakan harta, menumpahkan darah serta memukul orang lain.
Maka diberikanlah bagian dari pahala kebaikannya untuk orang-orang yang
ia sakiti tersebut. Apabila pahala kebaikan miliknya telah habis sebelum
terpenuhinya pembalasan atas perbuatan zhalimnya, diambillah dari dosa-
dosa mereka kemudian dialihkan kepadanya, lantas ia pun dilemparkan
ke dalam neraka!” [Shahiih Muslim no. 2584; Kitab Al-Birr, Bab Haramnya
Perbuatan Zhalim]

Setelah mendengar hadits ini, perlunya kita khawatir dan bercermin kepada
diri kita masing-masing, apakah selama ini tindak-tanduk serta perbuatan
kita terhadap permasalahan sampah akankah membawa kebangkrutan di
akhirat ? sampah yang berserakan dan memenuhi sungai dan menggunung
di muara sungai kemudian tersebar di laut tentu hal ini merusak ekosistem di
sana, dampaknya tumbuhan dan binatang di kedua ekosistem ini bisa punah
atau terganggu siklus kehidupannya. Pantaslah kita takut akan bangkrutnya
diri kita di akhirat nanti, sebab jika bangkrut di akhirat maka tak ada lagi yang
bisa menolong kita dari ancaman api neraka. Na’udzubillah. Kita berlindung
kepada Allah dari perbuatan menzhalimi orang lain.

Jadi, hakikat dari orang yang bangkrut adalah sebagaimana disebutkan


dalam hadits diatas, yaitu orang yang binasa dengan kebinasaan yang
sempurna, dan orang yang hilang (pahalanya) dengan pengurangan secara
perlahan-lahan, diambillah pahala-pahala kebaikannya untuk orang-orang
yang menjadi korban kezhalimannya. Apabila telah habis pahala kebaikannya,
diambillah dari keburukan-keburukan mereka lalu ditimpakan kepadanya,
akhirnya dilemparkanlah ia ke dalam api neraka. Maka sempurnalah kerugian,
kebinasaan dan kebangkrutannya.

Di media massa ataupun di medsos kita dapat dengan mudah mendapatkan


informasi atau berita terkait rusaknya alam karena permasalahan sampah yang
di buang sembarangan dan tidak di tangani dengan semestinya sehingga

42
mencemari air sungai, air laut yang menyebabkan tumbuhan tidak tumbuh
dengan baik dan binatang-binatang kehilangan habitatnya serta binatang
yang menderita bahkan mati karena terkena dampak sampah plastik.

Sebaiknya kita berintropeksi diri sebelum pengadilan akhirat memanggil


kita dikarenakan masalah sampah yang kita sepelekan padahal masalah ini
sudah menjadi masalah nasional bahkan global yang mengancam kelestarian
lingkungan.

Sebagaimana kita ketahui bersama pada hari kiamat akan ada perhitungan
sendiri, pembalasan dari Allah bagi binatang yang berbuat dzhalim terhadap
binatang yang setara dengannya namun tidak punya kemampuan membalas
saat di dunia? Allah akan jadikan binatang yang terdzhalimi itu membalas
di akhirat sebelum mereka dijadikan tanah kembali. Allah beri kesempatan
kepada binatang yang tidak bertanduk, yang saat di dunia dia ditanduk oleh
.binatang bertanduk untuk membalasnya di akhirat

‫ و إنه ليقيد يومئذ الجماء من القرناء حتى إذا لم يبق تبعة عند واحدة ألخرى قال‬، ‫يقضي هللا بين خلقه الجن و اإلنس و البهائم‬
(‫ * ( يا ليتني كنت ترابا‬: ‫ فعند ذلك يقول الكافر‬، ‫ كونوا ترابا‬: ‫هللا‬

Allah memberikan keputusan yang adil antar makhluk-Nya: Jin, manusia, dan
para binatang. Pada hari itu binatang yang tidak bertanduk diberi kesempatan
membalas kepada yang bertanduk hingga tidak tersisa adanya kedzhaliman
antar hewan itu hingga Allah berfirman: Jadilah kalian tanah. Pada saat
itu, orang kafir berkata: Duhai seandainya aku menjadi tanah (riwayat Ibnu
Jarir dalam Tafsirnya) Jika kedzhaliman antar binatang yang setara saja ada
perhitungannya di akhirat tanpa campur tangan manusia, lalu bagaimana lagi
jika kedzhaliman itu dilakukan secara sengaja oleh manusia sehingga buang
sampah yang sembarangan itu menganggu siklus kehidupan tumbuhan
atau mengakibatkan terganggunya siklus reproduksi binatang atau bahkan
mengakibatkan binatang sampai mati?! Sungguh hal itu tidak akan luput dari
pengadilan Allah.

‫ت َوال ِذّ ْك ِر ْالـ َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل هللاُ مِ نِّى َومِ ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ اِنَّهُ ه َُو السَّمِ ْي ُع‬
ِ ‫آن ْالك َِري ِْم َونَفَعَنِي َواِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه مِ نَ اْآليَا‬
ِ ‫اركَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر‬ َ َ‫ب‬
َّ ‫ْالعَ ِل ْي ُم َوا ْست َ ْغف ُِر ْوهُ اِنَّهُ ه َُو ْالغَفُ ْو ُر‬
.‫الرحِ ْي ُم‬

43
‫‪Khutbah 2‬‬

‫س ْولُهُ ‪،‬‬
‫ع ْبدُ هللاِ َو َر ُ‬ ‫صالِحِ يْنَ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ أ َ ْن َل إِلَهَ إِ َّل هللاُ َوحْ دَهُ َل ش َِريْكَ لَهُ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ َّ‬
‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ْال َح ْمدُ هللِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ َو ِل ّ‬
‫ي ِ ال َّ‬

‫سلَّ َم‪.‬أ َّما بَ ْعدُ‪:‬‬ ‫علَى آ ِل ِه َوأ َ ْ‬


‫ص َحابِ ِه َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬
‫علَ ْيهَ َو َ‬ ‫َو َ‬

‫س ْب َحانَهُ َوتَعَالَى أ َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِسهِ‪َ ،‬وثَنَّى‬


‫ص َمةُ أ َ ْم ِر ُك ْم‪ ،‬ث ُ َّم ا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن هللاَ ُ‬ ‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَادَ هللاِ وتم َّ‬
‫س ُك ْوا بِ ِد ْينِ ُك ْم‪ ،‬فَ ُه َو ِع ْ‬
‫س ِلّ ُمواْ‬ ‫صلُّواْ َ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫ي ِ يا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ َ‬ ‫صلُّونَ َ‬
‫علَى النَّبِ ّ‬ ‫للاَ َو َمالئِ َكتَهُ يُ َ‬ ‫س ِبّح ِة بِقُ ْد ِسهِ‪ ،‬فَقَا َل تَعَالَى ُم ْخبِ ًرا َوآمِ ًرا‪ ﴿ :‬إِ َّن َّ‬ ‫بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َ‬
‫ت َ ْسلِيما ً ﴾ [األحزاب‪[65 :‬‬

‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا‬


‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫اركْ َ‬ ‫صلَّيْتَ َ‬
‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ص ِّل َ‬‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪ ،‬فِي ْالعَاْلَمِ يْنَ إِنَّكَ َحمِ ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪.‬‬‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬‫َر ْكتَ َ‬

‫ع َواتِ‪ ،‬يَا‬ ‫سمِ ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ الدَّ َ‬ ‫س ِل َماتِ‪َ ،‬واْل ُمؤْ مِ نِيْنَ َو ْال ُمؤْ مِ نَاتِ‪ْ ،‬الَحْ يَاءِ مِ ْن ُه ْم َو ْال َ ْم َواتِ‪ ،‬إِنَّكَ َ‬ ‫سلِمِ ْينَ َوا ْل ُم ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغف ِْر ِل ْل ُم ْ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫عنا البَل َء َوال َوبَا َء َوالفحْ شَا َء َوال ُمنك ََر َما ظ َه َر‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫ارف ْع َ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫لْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬
‫ص َر ال ِدّيْنَ َواخذ َمن َخذ َل ال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪.‬الل ُه َّم ْ‬ ‫ْ‬
‫ص ْر َمن نَ َ‬ ‫ي ْال َحا َجاتِ‪.‬الل ُه َّم ان ُ‬
‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫اض َ‬ ‫قَ ِ‬
‫سخَا ًء َرخَا ًء‬ ‫يِءِ ْال َ ْسقَا ْ ِم‪..‬اللَّ ُه َم اجْ عَلْ َهذَا ْالبَلَدَ آمِ نًا َ‬
‫س ّ‬‫ص َو ْال ُجنُ ْو ِن َو ْال ُجذَاْ ِم َو ُك ْو ُر ْونَا َو َ‬
‫طنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم إِنَّا نَعُ ْوذُ بِكَ مِ نَ ْالبَ َر ِ‬ ‫مِ ْن َها َو َما بَ َ‬
‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َرتْ بِ ِه ْال َمقَا ِدي ُْر‪.‬‬ ‫عا ْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم دَ ِبّ ْرنَا فَإِنَّا َل نُحْ ِسنُ الت َّ ْدبِي َْر‪َ ،‬و ْال ُ‬
‫ط ْ‬ ‫َو َ‬

‫ان َو َل تَجْ عَلْ فِي قُلُوبِنَا غ ًِّل لِلَّذِينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّكَ َر ُء ٌ‬
‫وف َرحِ ي ٌم‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا‬ ‫َربَّنَا ا ْغف ِْر لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّذِينَ َ‬
‫سبَقُونَا بِ ْ ِ‬
‫الي َم ِ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‪.‬‬ ‫عذ َ َ‬ ‫سنَةً َوفِي ْالخِ َرةِ َح َ‬
‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫َح َ‬
‫ع ِن ْالفَحْ شَاءِ َو ْال ُم ْنك َِر َو ْالبَ ْغيِ‪ ،‬يَ ِع ُ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪،‬‬ ‫ان َوإِ ْيتَاءِ ذِي ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َ‬ ‫س ِ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم بِ ْالعَ ْد ِل َو ْ ِ‬
‫الحْ َ‬
‫صَْ‬
‫لة َ‬ ‫علَى نِعَمِ ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْع َملُ ْونَ ‪َ .‬و ْال َح ْمدُ ِ َّلِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ ‪َ .‬وأَق ِِم ال َّ‬
‫فَا ْذ ُك ُروا هللاَ ْالعَظِ ي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬

‫‪44‬‬
11

MARI PEDULI PADA SAMPAH KITA

ِ ‫ت ا َ ْع َما ِلنَا َم ْن يَ ْه ِد هللاُ فَالَ ُم‬


‫ض َّل‬ ِ ‫س ِيّئ َا‬ َّ ‫ب ْالعَالَمِ يْنَ نَحْ َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغف ُِرهُ َونَت ُ ْوبُ اِلَ ْي ِه َونَعُ ْوذُ ِب‬
َ ‫اللِ مِ ْن ش ُُر ْو ِر ا َ ْنفُ ِسنَا َو‬ ِ ّ ‫ا َ ْل َح ْمدُ ِ َّلِ َر‬
‫علَى‬ َ ‫سالَ ُم‬
َّ ‫صالَة ُ َوال‬ َّ ‫ َوال‬.ُ‫س ْولُه‬ ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬َ ‫ ا َ ْش َهدُ ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوحْ دَهُ الَ ش َِريْكَ لَهُ َوا َ ْش َهدُ ا َ َّن ُم َح َّمدًا‬.ُ‫ِي لَه‬ َ ‫ض ِللْ فَالَ هَاد‬ ْ ُ‫لَهُ َو َم ْن ي‬
: ُ‫ ا َ َّما بَ ْعد‬.‫ص َحا ِب ِه َو َم ْن ت َ ِبعَهُ اِلَى يَ ْو ِم ال ِدّي ِْن‬
ْ َ ‫علَى آ ِل ِه َوا‬
َ ‫س ِيّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو‬
َ ‫نَ ِب ِيّنَا‬

َ‫ يَا اَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ا َ َمنُوا اتَّقُوا هللا‬: ‫آن ْالك َِري ِْم‬
ِ ‫ قَا َل هللاُ تَعَالَى فِي ْالقُ ْر‬. َ‫ع ِت ِه لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُح ْون‬ َ ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْفسِي ِبت َ ْق َوى هللاِ َو‬
َ ‫طا‬ ِ ‫ ا ُ ْو‬: ِ‫فَيَا ِعبَادَ هللا‬
. َ‫َح َّق تُقَاتِ ِه َوالَ ت َ ُم ْوت ُ َّن اِالَّ َوا َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْون‬

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Islam merupakan agama yang komprehensif dan universal. Komprehensif


berarti syariat Islam merangkum seluruh aspek kehidupan baik ibadah
maupun muamalah, dan universal yang bermakna dapat diterapkan pada
siapapun, dimanapun dan kapanpun.

Termasuk diantara kesempurnaan ajaran Islam ialah, Islam mempunyai


pandangan sendiri dalam upaya menyelesaikan masalah sampah.

Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan dari Jabir bin


Abdillah radhiyallahu‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ان‬
ِ ‫ط‬ َّ ‫ط َما َكانَ ِب َها مِ ْن أَذًى َو ْليَأ ْ ُك ْل َها َوالَ يَدَ ْع َها لِل‬
َ ‫ش ْي‬ ْ ِ‫ِإذَا َوقَعَتْ لُ ْق َمةُ أ َ َح ِد ُك ْم فَ ْليَأ ْ ُخ ْذهَا فَ ْليُم‬

Apabila suapan makanan salah seorang di antara kalian jatuh, ambilah“


kembali lalu buang bagian yang kotor dan makanlah bagian yang bersih.
)Jangan dibiarkan suapan tersebut dimakan setan.” (HR Muslim No. 2033

Dan beliau memerintahkan kami agar mengusap piring. Beliau bersabda:


“Sesungguhnya tidak seorangpun di antara kalian mengetahui dibagian
makanan manakah ia diberi berkah.” (HR. Abu Daud)

Hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diatas menunjukkan kepada kita,


jika pada makanan tersebut ada kotoran, maka hendaknya dibersihkan dan
kotorannya tidak perlu dimakan, serta kotoran yang melekat pada makanan
tersebutlah yang kita bersihkan. Setelah kotoran tersebut dibersihkan,
hendaklah kita makan, karena setiap butir makanan membawa berkah dan
kita tidak boleh menyia-nyiakan makanan karena perbuatan mubazir adalah
perbuatan setan. Dengan membuang makanan maka kita membuang segala
keberkahan yang diberikan Allah kepada kita.

45
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Hadits perintah menjilati jari setelah makan serta memungut nasi yang jatuh
lalu dicuci memang kelihatannya sangat sederhana, tetapi ketika meneliti dan
memahami hadits tersebut dengan lebih seksama, ternyata terdapat pelajaran
luar biasa bagi umat manusia. Sebiji nasi yang jatuh, ketika tidak diambil
lagi, akan menjadi jatah makanan bagi setan dan secara otomatis statusnya
berubah menjadi sampah yang tidak berguna. Demikian pula jari yang masih
belepotan dengan bekas makanan, ketika tidak dijilati dan langsung dibasuh
dengan air, tentu akan lebih mencemari air, dibanding dengan jari yang dijilat
terlebih dahulu.

Memang masalah memungut nasi masalah sederhana, tetapi ketika kita


tinjau dari kondisi masyarakat yang ada di zaman Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam, ini menunjukkan sebuah langka yang sangat maju dalam
hal pengelolaan sampah, Cuma bedanya, di zaman Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam permasalahannya masih sangat sederhana. Makanan yang
jatuh yang seharusnya menjadi sampah, oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam dikelola kembali dengan cara dicuci, agar kemudian kembali
bermanfaat dan tidak terbuang sia-sia menjadi sampah. Ataupun tangan
yang kotor dengan bekas makanan ketika dicuci dengan air tentu akan
mencemari air, tetapi upaya meminimalisir pencemaran air ditunjukkan dan
diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Ternyata, sebagian besar sampah yang dihasilkan di Indonesia adalah sampah


basah, yaitu mencakup 60-70 persen dari total volume sampah. Oleh karena
itu pengelolaan sampah yang tersentralisisasi sangat tidak berjalan dengan
efisien dan efektif. Mestinya pengelolaan sampah haruslah dilakukan sedekat
mungkin dengan sumbernya.

Saat ini masyarakat sering mengeluh karena kadang sampai seminggu,


sampah yang sudah menumpuk menggunung dan menebarkan baunya
yang khas tidak kunjung diangkut oleh petugas kebersihan.Padahal, dengan
mengelola sampah besar di tingkat lingkungan terkecil, seperti RT/RW
atau perumahan, maka paling tidak volume sampah dapat diturunkan dan
dikurangi.

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Islam adalah agama yang sangat keras melarang perbuatan tabdzir. Tabdzir
adalah menghambur-hamburkan harta atau menyia-nyiakan sesuatu yang

46
bisa dimanfaatkan, dan ini dibenci oleh Allah Ta’ala, sampai-sampai orang
yang melakukan perbuatan tabdzir disebut sebagai saudaranya setan, Allah
Ta’ala berfirman:

‫ورا‬ َ ‫ش ْي‬
ً ُ‫طانُ ل َِر ِبّ ِه َكف‬ َّ ‫و َكانَ ال‬  
َ ‫ين‬ َّ ‫إِ َّن ْال ُمبَذّ ِِرينَ كَانُوا إِ ْخ َوانَ ال‬
ِ ِ‫شيَاط‬

Janganlah kalian berbuat tabdzir, karena orang-orang yang mubadzir adalah“


saudaranya setan, dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya” (QS. Al-
)Isra’17: 27

Ketika mayoritas sampah bisa kita kelola menjadi sesuatu yang produktif dan
memberikan kemaslahatan bagi mahluk Allah Ta’ala seperti menjadikannya
kompos atau makanan ternak dan lainnya, maka orang yang tidak terlibat
dengan pengelolaan sampah dengan baik atas dasar kesanggupannya
menurut terminologi tabdzir tadi dia akan jatuh dalam perilaku saudaranya
setan’

Islam juga mengajarkan kepada kita untuk bahu membahu dalam aktifitas
kebajikan, Allah Ta’ala berfirman:

ِ ‫الثْ ِم َو ْالعُد َْو‬


...‫ان‬ ِ ْ ‫علَى‬ َ ‫علَى ْالبِ ِ ّر َوالت َّ ْق َو ٰى‬
َ ‫و َل تَعَ َاونُوا‬   َ ‫وتَعَ َاونُوا‬...
َ

“...Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketakwaan,


dan janganlah kalian bertolong menolong dalam perbuatan dosa dan
permusuhan…” (QS. Al-Maidah 5:2)

Karena pengelolaan sampah memberikan maslahat besar bagi kita sendiri,


anak cucu kita dan alam sekitar kita, tentu ini menjadi aktifitas yang bernilai
ibadah disisi Allah Ta’ala, dan karenanya kita diperintahkan Allah Ta’ala untuk
ikut andil dalam segala aktifitas yang memberikan kemaslahatan, termasuk
pengelolaan sampah.

Dan akhirnya semoga kepedulian umat Islam dalam pengelolaan sampah


akan memberikan solusi dalam memperbaiki lingkungan kita, untuk hidup
lebih sehat dan bernilai. Semoga Allah SWT meridhai amalan kita, amin......

‫ت َوال ِذّ ْك ِر ْالـ َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل هللاُ مِ نِّى َومِ ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ اِنَّهُ ه َُو السَّمِ ْي ُع‬
ِ ‫آن ْالك َِري ِْم َونَفَعَنِي َواِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه مِ نَ اْآليَا‬
ِ ‫اركَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر‬ َ َ‫ب‬
َّ ‫ْالعَ ِل ْي ُم َوا ْست َ ْغف ُِر ْوهُ اِنَّهُ ه َُو ْالغَفُ ْو ُر‬
.‫الرحِ ْي ُم‬

47
‫‪Khutbah 2‬‬

‫س ْولُهُ ‪،‬‬
‫ع ْبدُ هللاِ َو َر ُ‬ ‫صالِحِ يْنَ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ أ َ ْن َل إِلَهَ إِ َّل هللاُ َوحْ دَهُ َل ش َِريْكَ لَهُ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ َّ‬
‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ْال َح ْمدُ هللِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ َو ِل ّ‬
‫ي ِ ال َّ‬

‫سلَّ َم‪.‬أ َّما بَ ْعدُ‪:‬‬ ‫علَى آ ِل ِه َوأ َ ْ‬


‫ص َحابِ ِه َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬
‫علَ ْيهَ َو َ‬ ‫َو َ‬

‫س ْب َحانَهُ َوتَعَالَى أ َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِسهِ‪َ ،‬وثَنَّى‬


‫ص َمةُ أ َ ْم ِر ُك ْم‪ ،‬ث ُ َّم ا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن هللاَ ُ‬ ‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَادَ هللاِ وتم َّ‬
‫س ُك ْوا بِ ِد ْينِ ُك ْم‪ ،‬فَ ُه َو ِع ْ‬
‫س ِلّ ُمواْ‬ ‫صلُّواْ َ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫ي ِ يا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ َ‬ ‫صلُّونَ َ‬
‫علَى النَّبِ ّ‬ ‫للاَ َو َمالئِ َكتَهُ يُ َ‬ ‫س ِبّح ِة بِقُ ْد ِسهِ‪ ،‬فَقَا َل تَعَالَى ُم ْخبِ ًرا َوآمِ ًرا‪ ﴿ :‬إِ َّن َّ‬ ‫بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َ‬
‫ت َ ْسلِيما ً ﴾ [األحزاب‪[65 :‬‬

‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا‬


‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫اركْ َ‬ ‫صلَّيْتَ َ‬
‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ص ِّل َ‬‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪ ،‬فِي ْالعَاْلَمِ يْنَ إِنَّكَ َحمِ ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪.‬‬‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬‫َر ْكتَ َ‬

‫ع َواتِ‪ ،‬يَا‬ ‫سمِ ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ الدَّ َ‬ ‫س ِل َماتِ‪َ ،‬واْل ُمؤْ مِ نِيْنَ َو ْال ُمؤْ مِ نَاتِ‪ْ ،‬الَحْ يَاءِ مِ ْن ُه ْم َو ْال َ ْم َواتِ‪ ،‬إِنَّكَ َ‬ ‫سلِمِ ْينَ َوا ْل ُم ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغف ِْر ِل ْل ُم ْ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫عنا البَل َء َوال َوبَا َء َوالفحْ شَا َء َوال ُمنك ََر َما ظ َه َر‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫ارف ْع َ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫لْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬
‫ص َر ال ِدّيْنَ َواخذ َمن َخذ َل ال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪.‬الل ُه َّم ْ‬ ‫ْ‬
‫ص ْر َمن نَ َ‬ ‫ي ْال َحا َجاتِ‪.‬الل ُه َّم ان ُ‬
‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫اض َ‬ ‫قَ ِ‬
‫سخَا ًء َرخَا ًء‬ ‫يِءِ ْال َ ْسقَا ْ ِم‪..‬اللَّ ُه َم اجْ عَلْ َهذَا ْالبَلَدَ آمِ نًا َ‬
‫س ّ‬‫ص َو ْال ُجنُ ْو ِن َو ْال ُجذَاْ ِم َو ُك ْو ُر ْونَا َو َ‬
‫طنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم إِنَّا نَعُ ْوذُ بِكَ مِ نَ ْالبَ َر ِ‬ ‫مِ ْن َها َو َما بَ َ‬
‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َرتْ بِ ِه ْال َمقَا ِدي ُْر‪.‬‬ ‫عا ْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم دَ ِبّ ْرنَا فَإِنَّا َل نُحْ ِسنُ الت َّ ْدبِي َْر‪َ ،‬و ْال ُ‬
‫ط ْ‬ ‫َو َ‬

‫ان َو َل تَجْ عَلْ فِي قُلُوبِنَا غ ًِّل لِلَّذِينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّكَ َر ُء ٌ‬
‫وف َرحِ ي ٌم‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا‬ ‫َربَّنَا ا ْغف ِْر لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّذِينَ َ‬
‫سبَقُونَا بِ ْ ِ‬
‫الي َم ِ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‪.‬‬ ‫عذ َ َ‬ ‫سنَةً َوفِي ْالخِ َرةِ َح َ‬
‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫َح َ‬
‫ع ِن ْالفَحْ شَاءِ َو ْال ُم ْنك َِر َو ْالبَ ْغيِ‪ ،‬يَ ِع ُ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪،‬‬ ‫ان َوإِ ْيتَاءِ ذِي ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َ‬ ‫س ِ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم بِ ْالعَ ْد ِل َو ْ ِ‬
‫الحْ َ‬
‫صَْ‬
‫لة َ‬ ‫علَى نِعَمِ ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْع َملُ ْونَ ‪َ .‬و ْال َح ْمدُ ِ َّلِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ ‪َ .‬وأَق ِِم ال َّ‬
‫فَا ْذ ُك ُروا هللاَ ْالعَظِ ي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬

‫‪48‬‬
12

SAMPAH JEJAK SEJARAH MANUSIA MODERN

ِ ‫ت ا َ ْع َما ِلنَا َم ْن يَ ْه ِد هللاُ فَالَ ُم‬


‫ض َّل‬ ِ ‫س ِيّئ َا‬ َّ ‫ب ْالعَالَمِ يْنَ نَحْ َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغف ُِرهُ َونَت ُ ْوبُ اِلَ ْي ِه َونَعُ ْوذُ ِب‬
َ ‫اللِ مِ ْن ش ُُر ْو ِر ا َ ْنفُ ِسنَا َو‬ ِ ّ ‫ا َ ْل َح ْمدُ ِ َّلِ َر‬
‫علَى‬ َ ‫سالَ ُم‬
َّ ‫صالَة ُ َوال‬ َّ ‫ َوال‬.ُ‫س ْولُه‬ ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬َ ‫ ا َ ْش َهدُ ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوحْ دَهُ الَ ش َِريْكَ لَهُ َوا َ ْش َهدُ ا َ َّن ُم َح َّمدًا‬.ُ‫ِي لَه‬ َ ‫ض ِللْ فَالَ هَاد‬ ْ ُ‫لَهُ َو َم ْن ي‬
: ُ‫ ا َ َّما بَ ْعد‬.‫ص َحا ِب ِه َو َم ْن ت َ ِبعَهُ اِلَى يَ ْو ِم ال ِدّي ِْن‬
ْ َ ‫علَى آ ِل ِه َوا‬
َ ‫س ِيّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو‬
َ ‫نَ ِب ِيّنَا‬

َ‫ يَا اَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ا َ َمنُوا اتَّقُوا هللا‬: ‫آن ْالك َِري ِْم‬
ِ ‫ قَا َل هللاُ تَعَالَى فِي ْالقُ ْر‬. َ‫ع ِت ِه لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُح ْون‬ َ ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْفسِي ِبت َ ْق َوى هللاِ َو‬
َ ‫طا‬ ِ ‫ ا ُ ْو‬: ِ‫فَيَا ِعبَادَ هللا‬
. َ‫َح َّق تُقَاتِ ِه َوالَ ت َ ُم ْوت ُ َّن اِالَّ َوا َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْون‬

Maasyiral Muslimin Sidang Jum’at yang berbahagia,

Planet bumi dimana manusia tinggal ini usianya menurut perkiraan ilmu
pengetahuan adalah 4,6 milyar tahun.  Dan peradaban manusia sejak zaman
pra sejarah  usianya hanyalah 5 ribu tahun. Imperium Firaun adalah 3000
tahun sebelum Masehi. Usia peradaban modern sejak Renesanse adalah
hanya 400 tahun dari abad 16 hingga abad 18, dan sekarang kita berada di
dunia modern abad 21.

Bumi yang kita pijak ini, adalah bumi yang sama dengan bumi dimana ada
peradaban Babilonia, Fir’aun (Ramses) zaman Nabi Musa, Raja Hiroklius,
Iskandar yang Agung (Alexander the Great), dan sejumlah peradaban
besar yang pernah muncul di muka Bumi. Kita tahu di Indonesia pun ada
Kerajaan-kerajaan besar yang meninggalkan jejak sejarah. Borobudur di
Jawa Tengah peninggalan Dinasti Syailendra pada Era Budha. Semua bangsa
itu dipergilirkan kemudian musnah hanya meninggalkan sejarah dan jejak
sejarahnya.

Udara yang kita hirup, sama dengan udara yang dihirup pada zaman Firaun,
begitu pula air yang hari ini kita nikmati, sama dengan air yang dipakai
oleh mereka yang telah mendahului kita. Air tawar berproses melaui daur
hindrologi yang mengalir dari sungai kemudian terangkat dari permukaan
laut kemudian diturunkan hujan oleh Allah swt.

Dengan daur dan siklus yang stabil itulah, sumber daya yang ada di planet
bumi ini tertata dengan rapi dan seimbang. Jumlah penduduk bumi ini
sekarang 7 milyar  dan terus berkembang, sementara planet bumi ini tetap
dan tidak bertambah lebarnya.

49
Di abad 21 ini, kita hidup di era sangat modern. Informasi yang kita peroleh dari
belahan bumi lain dapat dalam hitungan detik dan semua dalam genggaman
tangan kita, melaui gajet kita masing masing, yang hanya ada di era modern
ini.

Hari ini, segala sesuatu dapat kita peroleh dengan mudah, namun, sebagai
bagian gaya hidup, sayangnya manusia modern ini banyak sekali meninggalkan
sampah. Sampah di Jakarta adalah 7.500 ton per hari, dibuang ke tempat
pembuangan kawasan daerah lain. Mencemari daratan. Sayangnya lokasi
pembuangan sampah, tidak hanya di darat tapi juga di laut. Di seluruh dunia,
diperkiraan 8 juta ton sampah dialirkan ke laut setiap tahun berdasarkan
penelitian para ilmuwan yang dirilis di Journal Science.

Sampah yang larut ke laut, lalu bertahan menjadi Great Pacific Garbage


Patch berputar-putar di Laut Pasifik. Berada di tengah Samudera Pasifik
Utara, tepatnya berada di dekat Jepang untuk Garbage Patch Barat dan
diantara California-Hawaii untuk Garbage Patch Timur. Sampah plastik
tersebut berputar melingkar luasnya 700 ribu km per segi. Beberapa media
melaporkan 15 juta km persegi, atau 2,5 kali dari luas Lautan Indonesia (yang
ukurannya hanya 5,8 juta km meter persegi).

Banyaknya kandungan sampah yang terperangkap membahayakan ekosistem


laut disana, banyak hewan mati atau terinfeksi oleh sampah dan limbah
lautan. Dari area dengan arus memutar searah jarum jam seluas15 hingga 20
juta kilometer persegi itu, setiap 1 kilometer persegi mengandung 750 ribu
bit mikroplastik yang tidak bisa terurai. Fakta tersebut sungguh mengerikan,
dimana kini ditemukan beberapa lokasi pusaran sampah di lautan lainnya
yang tentu saja membahayakan. Penelitian dari Universitas Georgia, Amerika
Serikat, yang diterbitkan tahun lalu menyebutkan lautan Indonesia merupakan
tempat ditemukannya sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Cina.
Dan –yang mengkhawatirkan lagi bahwa 28 persen ikan kita tercemar oleh
plastik.

Maka nyata kerusakan yang terjadi adalah akibat ulah manusia.

َ‫ِى عَمِ لُ ۡوا لَعَلَّ ُهمۡ يَ ۡر ِجعُ ۡون‬


ۡ ‫ض الَّذ‬ َ ‫سادُ فِى ۡالبَ ِ ّر َو ۡالبَ ۡح ِر بِ َما َك‬
ِ َّ‫سبَ ۡت ا َ ۡيدِى الن‬
َ ۡ‫اس ِليُذ ِۡيقَ ُهمۡ بَع‬ َ َ‫ظ َه َر ۡالف‬
َ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan


tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).( QS.
)41::30 Ar Ruum

50
Apakah kita akan meninggalkan jejak sampah dalam kehidupan kita, yang
menjadi beban anak cucu kita? Firman Allah swt, memerintahkan kepada kita:

َ‫للاَ َل يُحِ بُّ ْال ُم ْف ِسدِين‬ َ َ‫للاُ إِلَيْكَ َو َل تَبْغِ ْالف‬


ِ ‫سادَ فِي ْال َ ْر‬
َّ ‫ض إِ َّن‬ َ ْ‫…وأَحْ سِن َك َما أَح‬
َّ َ‫سن‬ َ

…Dan berbuat baiklah, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qashash 28:77)

Bagaimana kita dapat berbuat baik dan tidak membuat kerusakan di muka
bumi?

Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menetapkan fatwa no 47 Tahun 2014


tentang Pengelolaan Sampah Untuk Mencegah Kerusakan Lingkungan dan
memberikan fatwa kepada umat Islam ini yaitu:

1. Setiap muslim wajib menjaga kebersihan lingkungan, memanfaatkan


barang-barang gunaan untuk kemaslahatan serta menghindarkan diri
dari berbagai penyakit serta perbuatan tabdzir dan israf.

2. Membuang sampah sembarangan dan/atau membuang barang


yang masih bisa dimanfaatkan untuk kepentingan diri maupun orang
lain hukumnya haram.

3. Pemerintah dan Pengusaha wajib mengelola sampah guna menghindari


kemudharatan bagi makhluk hidup.

4. Mendaur ulang sampah menjadi barang yang berguna bagi peningkatan


kesejahteraan umat hukumnya wajib kifayah.

Jamaah Jumat yang Berbahagia,

Dengan demikian, dalam kita menyikapi masalah sampah ini, maka ada solusi:

1. Hindari menggunakan pemanfaatan yang kemudian menciptakan limbah.


Anda ke pasar tidak lagi menggunakan plastik

2. Mendaur ulang

3. Menyortir lebih detail, lalu mengolahnya menjadi bahan baku baru

4. Mengupayakan supaya limbah yang keluar dari lingkungan kita dalah


zero waste

Mudah mudahan kita bisa mengubah sikap kita tentang pola gaya hidup kita
dan menyikapi keadaan tentang sampah ini.

51
‫سأْت ُ ْم فَلَ َها…‬
‫سنت ُ ْم ِلَنفُ ِس ُك ْم َو ِإ ْن أ َ َ‬
‫سنت ُ ْم أَحْ َ‬
‫ِإ ْن أَحْ َ‬

‫“‪Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan‬‬
‫‪jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri…” (QS. Al-‬‬
‫‪)Isra 17:7‬‬

‫‪ ‬‬

‫ت َوال ِذّ ْك ِر ْالـ َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل هللاُ مِ ِنّى َومِ ْن ُك ْم ِتالَ َوتَهُ اِنَّهُ ه َُو السَّمِ ْي ُع‬
‫آن ْالك َِري ِْم َونَفَعَنِي َواِيَّا ُك ْم ِب َما ِف ْي ِه مِ نَ اْآليَا ِ‬
‫اركَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر ِ‬ ‫بَ َ‬
‫ْالعَ ِل ْي ُم َوا ْست َ ْغف ُِر ْوهُ اِنَّهُ ه َُو ْالغَفُ ْو ُر َّ‬
‫الرحِ ْي ُم‪.‬‬

‫‪Khutbah 2‬‬

‫س ْولُهُ ‪،‬‬
‫ع ْبدُ هللاِ َو َر ُ‬ ‫صالِحِ يْنَ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ أ َ ْن َل إِلَهَ إِ َّل هللاُ َوحْ دَهُ َل ش َِريْكَ لَهُ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ َّ‬
‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ْال َح ْمدُ هللِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ َو ِل ّ‬
‫ي ِ ال َّ‬

‫سلَّ َم‪.‬أ َّما بَ ْعدُ‪:‬‬ ‫علَى آ ِل ِه َوأ َ ْ‬


‫ص َحابِ ِه َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬
‫علَ ْيهَ َو َ‬ ‫َو َ‬

‫س ْب َحانَهُ َوتَعَالَى أ َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِسهِ‪َ ،‬وثَنَّى‬ ‫ص َمةُ أ َ ْم ِر ُك ْم‪ ،‬ث ُ َّم ا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن هللاَ ُ‬
‫س ُك ْوا بِ ِد ْينِ ُك ْم‪ ،‬فَ ُه َو ِع ْ‬ ‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَادَ هللاِ وتم َّ‬
‫س ِلّ ُمواْ‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ي‬
‫ْ‬
‫َ ِ َ َ‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ْ‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ُّ‬ ‫ل‬ ‫ص‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ا‬ ‫و‬‫ُ‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫آ‬ ‫ذ‬‫َّ‬ ‫ال‬
‫ِ ّ ِ ُّ َ ِينَ َ‬‫ا‬ ‫ه‬ ‫ي‬‫َ‬ ‫أ‬ ‫يا‬ ‫ي‬ ‫ب‬‫َّ‬ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ى‬‫َ‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ُّ‬ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫ي‬
‫َ َ َ ِ ُ َ ونَ َ‬‫ُ‬ ‫ه‬‫َ‬ ‫ت‬ ‫َ‬
‫ك‬ ‫ئ‬ ‫ال‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫للا‬‫َّ‬ ‫ن‬‫َّ‬ ‫إ‬
‫ِ‬ ‫﴿‬ ‫ا‪:‬‬‫ر‬ ‫و‬ ‫ا‬‫ر‬ ‫ب‬‫خ‬
‫ُ ِ ً َ آمِ ً‬‫ْ‬ ‫م‬ ‫ى‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ع‬‫َ‬
‫َ َ‬ ‫ت‬ ‫ل‬ ‫ا‬‫َ‬ ‫ق‬‫َ‬ ‫ف‬ ‫ِ‪،‬‬ ‫ِب َم َل ِئ َك ِت ِه ْال ُم َ‬
‫س ِبّح ِة ِبقُ ْد ِسه‬
‫ت َ ْسلِيما ً ﴾ [األحزاب‪[65 :‬‬

‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا‬


‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫اركْ َ‬ ‫صلَّيْتَ َ‬
‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ص ِّل َ‬ ‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫علَى آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم‪ ،‬فِي ْالعَاْلَمِ يْنَ ِإنَّكَ َحمِ ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪.‬‬‫ع ِ َ ِ َ َ َ‬
‫و‬ ‫ْم‬
‫ي‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ْر‬
‫ب‬ ‫إ‬ ‫ى‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫َر ْكتَ َ‬

‫ع َواتِ‪ ،‬يَا‬ ‫سمِ ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ الدَّ َ‬ ‫س ِل َماتِ‪َ ،‬واْل ُمؤْ مِ ِنيْنَ َو ْال ُمؤْ مِ نَاتِ‪ْ ،‬الَحْ يَاءِ مِ ْن ُه ْم َو ْال َ ْم َواتِ‪ِ ،‬إنَّكَ َ‬ ‫سلِمِ ْينَ َوا ْل ُم ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغف ِْر ِل ْل ُم ْ‬
‫عنَّا ْالبَ َل َء َو ْال َوبَا ْ َء َو ْالفَحْ شَا َء َو ْال ُم ْنك ََر َما َ‬
‫ظ َه َر‬ ‫ارفَ ْع َ‬ ‫اخذُلْ َم ْن َخذَ َل ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪.‬اللَّ ُه َّم ْ‬ ‫ص َر ال ِدّيْنَ َو ْ‬
‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫ي ْال َحا َجاتِ‪.‬اللَّ ُه َّم ا ْن ُ‬ ‫اض َ‬ ‫قَ ِ‬
‫سخَا ًء َرخَا ًء‬ ‫ا‬‫ً‬ ‫ن‬ ‫د‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ب‬
‫ُ َ اجْ َ َ َ َ آمِ َ‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫ا‬‫َ‬ ‫ذ‬ ‫ه‬ ‫لْ‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ه‬‫َّ‬ ‫‪..‬الل‬‫م‬ ‫ْ‬
‫ْ ِ‬‫ا‬‫َ‬ ‫ق‬ ‫س‬‫َ‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫ي‬ ‫س‬ ‫و‬ ‫َا‬ ‫ن‬ ‫و‬ ‫ر‬‫و‬ ‫ُ‬
‫ك‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ْ‬ ‫ا‬‫َ‬ ‫ذ‬ ‫ج‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫و‬ ‫ن‬ ‫و‬‫ُ‬
‫ُ َّ ِ ُ ْ ِكَ مِ نَ َ َ ِ َ ُ ْ ِ َ ُ ِ َ ْ ُ ْ َ َ ّ ِءِ‬ ‫ن‬ ‫ج‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫و‬ ‫ص‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫ب‬ ‫ُ‬ ‫ذ‬‫و‬ ‫ع‬ ‫َ‬ ‫ن‬ ‫ا‬‫َّ‬ ‫ن‬ ‫إ‬ ‫م‬ ‫ه‬‫َّ‬ ‫الل‬ ‫‪.‬‬ ‫َ‬
‫مِ ْن َه َ َ َ نَ‬
‫ط‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ا‬
‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َرتْ بِ ِه ْال َمقَا ِدي ُْر‪.‬‬ ‫عا ْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم دَ ِبّ ْرنَا فَإِنَّا َل نُحْ ِسنُ الت َّ ْدبِي َْر‪َ ،‬و ْال ُ‬
‫ط ْ‬ ‫َو َ‬

‫ان َو َل تَجْ عَلْ فِي قُلُوبِنَا غ ًِّل لِلَّذِينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّكَ َر ُء ٌ‬
‫وف َرحِ ي ٌم‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا‬ ‫الي َم ِ‬‫سبَقُونَا بِ ْ ِ‬ ‫َربَّنَا ا ْغف ِْر لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّذِينَ َ‬
‫ار‪.‬‬
‫ِ‬ ‫َّ‬ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫اب‬‫َ‬
‫ع َ‬ ‫ذ‬ ‫سنَةً َوفِي ْالخِ َر ِة َح َ‬
‫سنَةً َو ِقنَا َ‬ ‫َح َ‬
‫ع ِن ْالفَحْ شَاءِ َو ْال ُم ْنك َِر َو ْالبَ ْغيِ‪ ،‬يَ ِع ُ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪،‬‬ ‫ان َو ِإ ْيتَاءِ ذِي ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َ‬ ‫س ِ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪ِ ،‬إ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم ِب ْالعَ ْد ِل َو ْ ِ‬
‫الحْ َ‬
‫صَْ‬
‫لة َ‬ ‫علَى نِعَمِ ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْع َملُ ْونَ ‪َ .‬و ْال َح ْمدُ ِ َّلِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ ‪َ .‬وأَق ِِم ال َّ‬
‫فَا ْذ ُك ُروا هللاَ ْالعَظِ ي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬

‫‪52‬‬
13

MENJAGA LINGKUNGAN
DENGAN GERAKAN SHADAQAH SAMPAH

ُ‫أ َ ْش َهدُ أ َ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َوأ َ ْش َهد‬.ً‫ش ْيبَة‬َ ‫ض ْعفًا َو‬ َ ٍ‫ضعْفٍ قُ َّوة ً ث ُ َّم َجعَ َل مِ ْن بَ ْع ِد قُ َّوة‬ َ ‫إِ َّن ال َح ْمدَ ِ َّلِ الَّذِي َجعَلَنَا مِ ْن‬
َ ‫ضعْفٍ ث ُ َّم َجعَ َل مِ ْن بَ ْع ِد‬
‫ص ْي ُك ْم‬ ‫و‬ ُ ‫أ‬َ ‫ف‬ .‫ْن‬‫ي‬ّ ‫د‬ ‫ال‬ ‫م‬ ‫و‬‫ي‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫إ‬ ‫ان‬ ‫س‬ ‫إ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ع‬ ‫ب‬َ ‫ت‬
ِ ْ ِ ِ ِ ْ َ ِ ٍ َ ْ‫َ ِّ ِ ُ َ َّ َ َ ِ ِ َ ْ َ ِ ِ َ َ ِ َ ُ ْ ِ ِح‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫ح‬ ‫ص‬ َ ‫أ‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫آ‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬‫و‬ ‫د‬ٍ ‫م‬ ‫ح‬‫م‬ ‫َا‬ ‫ن‬ ‫د‬ ‫ي‬ ‫س‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫م‬ّ
َ ْ ِ َ َ ِ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬.ُ‫س ْولُه‬
‫ل‬ ‫س‬ ‫و‬ ‫ل‬ّ ‫ص‬ َ ‫أ َ َّن ُم َح َّمدًا‬
ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬
‫ اِتَّقُ ْوا هللاَ َح َّق‬: ‫الرحِ ي ِْم‬
َّ ‫الرحْ َم ِن‬ َّ ِ‫الر ِجي ِْم بِس ِْم هللا‬ َّ ‫ان‬ ِ ‫ط‬ َ ‫ش ْي‬ ْ
َّ ‫ أَع ُْوذُ بِاهللِ مِ نَ ال‬،‫ فَقَ ْد قَا َل هللاُ تَعَالَى فِي ِكت َابِ ِه الك َِري ِْم‬.ِ‫َونَ ْفسِي بِت َ ْق َوى هللا‬
َ ‫س ِيّئَةَ ْال َح‬
ِ ‫ َوخَا ِل‬،‫سنَةَ ت َْم ُح َها‬
‫ق‬ ِ َّ ‫اِت‬: ‫سلَّ َم‬
َّ ‫ َوأَتْ ِبعِ ال‬، َ‫ق هللاَ َح ْيث ُ َما ُك ْنت‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫ص َّل هللا‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫ َوقَا َل النَّ ِب‬. َ‫تُقَا ِت ِه َوالَ ت َ ُم ْوت ُ َّن اِالَّ َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْون‬
.ُ‫ أ َ َّما بَ ْعد‬.‫سولُهُ ْالك َِر ْي ُم‬ ُ ‫صدَقَ َر‬ َ ‫صدَقَ هللاُ َو‬ َ .‫س ٍن‬ َ ‫ق َح‬ ٍ ُ‫اس بِ ُخل‬
َ َّ‫الن‬

Jamaah shalat Jum’at yang dirahmati Allah,

Alhamdulillah wa syukurillah wa laa haula wa laa quwwata ila billah, segala


puji hanyalah milik Allah SWT, yang berkuasa atas segala sesuatu. Dia lah yang
menguasai hidup dan mati kita, Dia lah yang mengatur banyak sedikitnya
rezeki kita. Maka wajib bagi kita untuk senantiasa memanjatkan puji dan
syukur atas segala nikmat yang masih bisa kita rasakan. Semoga hidup kita
ini menjadi hidup yang manfaat dan barokah di mata Allah, dan kelak kita bisa
menghadap-Nya dengan khusnul khatimah, Amin.

Shalawat dan salam, tak lupa kita panjatkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW, beserta keluarga, para sahabat dan seluruh umat Islam yang senantiasa
istiqomah mengikuti sunah-sunah beliau sampai akhir zaman. Semoga kelak
kita menjadi bagian dari umatnya yang terbaik, dan semoga kita termasuk
golongan orang-orang yang berhak mendapat doa syafaat dari Rasulullah.
Amin.

Jamaah kaum Muslimin Rahimakumullah,

Selaku hamba Allah yang senantiasa ingin mendapatkan kehidupan yang


terbaik, amal yang terbaik (Ahsanu ‘amalan), kita harus selalu berusaha
untuk tidak berpuas diri dengan keimanan yang selama ini kita miliki. Karena
setiap diri orang yang mukmin, akan terus diberi ujian oleh Allah SWT untuk
mengetahui seberapa kuat keimanan yang kita pegang.

: Allah berfirman

َ‫اس أ َ ْن يُتْ َر ُكوا أ َ ْن يَقُولُوا آ َمنَّا َو ُه ْم َل يُ ْفتَنُون‬ َ ‫أ َ َحس‬


ُ َّ‫ِب الن‬

53
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
“Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (QS. Al-Ankabut 29:2)

Sebagaimana Rasulullah Muhammad SAW juga mengingatkan, bahwa di


antara tanda-tanda manusia yang dicintai oleh Allah adalah mereka yang
akan terus diberi ujian demi ujian. Sehingga bersyukurlah, sekiranya kita
masih diberi ujian, musibah, atau apapun bentuknya, semoga itu menjadi
bagian dari rasa cintanya Allah kepada kita. Dan sekiranya kita lulus dari
ujian tersebut, semoga menjadikan kita menjadi manusia yang bertaqwa.
Amin.
Di antara cara Allah menguji manusia yang mukmin adalah dengan
memberikan kepadanya keterbatasan, kesempitan, maupun juga kesenangan.
Sebagaimana firman Allah di dalam Q.S. Ali Imran ayat 134, bahwa di antara
ciri orang bertaqwa adalah :

…  ِ‫الَّذِينَ يُ ْن ِفقُونَ فِي الس ََّّراءِ َوالض ََّّراء‬

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang


maupun sempit…(QS. Al ‘Imran 3:134)

Di dalam ayat ini Allah SWT memberikan kepada kita ujian, bahwa di dalam
kondisi sempit seperti apapun kita tetap harus bershadaqah. Apakah mungkin?
Bagaimana caranya? Itulah pertanyaan yang mungkin keluar dari dalam hati
Jamaah. Bagaimana cara kita supaya bisa menafkahkan harta ketika diri kita
sendiri sedang butuh, sedang dalam keadaan yang kekurangan. Kenapa Allah
SWT terkesan “memaksa?”.

Padahal Jamaah sekalian yang dirahmati Allah, Allah menurunkan wahyu,


berarti Allah punya suatu maksud, dan Allah pasti punya rahasia. Di antara
rahasia Allah yang bisa menjadi mutiara cantik bagi amal kebaikan kita
adalah memanfaatkan sampah untuk menjadi lahan kebaikan kita. Kenapa
Allah meminta kita untuk bersedekah padahal kita sedang tidak memiliki
apa-apa? Karena Allah menyimpan rahasia, bahwa bagi orang mukmin tetap
bisa bersedekah walaupun dalam keadaan tidak mampu sekalipun. Caranya
adalah dengan gerakan shadaqah sampah.

Sekiranya kita tidak lagi memiliki harta pada saat itu, dalam keadaan sempit,
kita masih bisa bersedekah dengan sampah. Sebab setiap keluarga pasti
memiliki sampah, mulai dari bekas bungkus sabun, bungkus pasta gigi, kertas
buku, kardus, kaleng biskuit, alumunium bekas minuman kaleng, plat nomor,
atau pun panci. Botol sirup, botol air mineral, besi, sampai sampah elektronik.

54
Semua itu bisa kita gunakan untuk bersedekah sekaligus menjaga lingkungan
rumah untuk tetap bersih dan nyaman dari berbagai sampah yang sering
menumpuk dan menjadi sarang tikus dan binatang lainnya.

Sampah-sampah tersebut bisa kita kelola seperti yang telah dilaksanakan


oleh warga Jamaah masjid Al Muharram Brajan, Taman tirto, Kasihan, Bantul,
Yogyakarta. Takmir masjid, remaja masjid dan masyarakat bergerak untuk
mengelola sampah dari warga yang disetorkan ke masjid. Sampah-sampah
tersebut kemudian dipilah sesuai jenisnya dan dijual. Hasil penjualan sampah
tersebut, ternyata tidak hanya berdampak pada kebersihan lingkungan rumah
dan kampung, melainkan juga bermanfaat bagi sesama. Bukankah Rasulullah
SAW bersabda :

(‫ي‬ ِ ‫)ر َواهُ ا َ ْلبُخ‬


ُّ ‫َار‬ َ ٌ‫صدَقَة‬
َ ٍ‫ ُك ُّل َم ْع ُروف‬: ‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ َ ‫سو ُل‬
َ ِ‫ا‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:َ‫ع ْنهُ قَال‬
َ ُ‫ي هللا‬ ِ ‫ع ْن َجابِ ٍر َر‬
َ ‫ض‬ َ

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wa sallam bersabda, “Setiap kebaikan adalah sedekah.” (HR. Bukhari)

Juga pesan Rasullullah yang lain:

َ ‫ِين ك َْال ُم َجا ِه ِد فِى‬


‫سبِي ِل‬ ِ ‫علَى األ َ ْر َملَ ِة َو ْالمِ ْسك‬
َ ‫ السَّاعِى‬: ‫للاِ صلى هللا عليه وسلم‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:َ‫ع ْنهُ قَال‬ َ ُ‫ي هللا‬ َ ‫ض‬ِ ‫ع ْن أَبِى ه َُري َْرة َ َر‬ َ
(‫ي‬ ِ ‫)ر َواهُ ا َ ْلبُخ‬
ُّ ‫َار‬ َّ ‫ َوكَال‬،‫ى ك َْالقَائ ِِم الَ يَ ْفت ُ ُر‬
َ ‫صائ ِِم الَ يُ ْفطِ ُر‬ ُّ ‫ يَشُكُّ ْالقَ ْعنَ ِب‬،َ‫للاِ َوأَحْ ِسبُهُ قَال‬َّ

Dari Abu Hurairah ra. Nabi SAW bersabda : “Orang yang mengurus janda
(yang tidak mampu) dan orang miskin adalah seperti orang yang berjihad di
jalan Allah, atau seperti orang yang mengerjakan shalat sunnat pada malam
hari dengan berpuasa pada siang harinya.”(HR Bukhari).

Maka teranglah bahwa Allah Maha Berkehendak, dengan sampah yang telah
dikumpulkan dan dijual tersebut, ternyata bisa menjadi ladang bersedekah
baik bagi orang kaya maupun yang miskin sekalipun. Karena setiap orang
atau keluarga pasti memiliki sampah dan itu bisa disedekahkan. Apa yang
telah dilakukan para Jamaah masjid Al Muharram tersebut telah membuktikan
dan mengamalkan ayat Allah dan pesan Rasulullah. Dari hasil penjualan
sampah non-organik tersebut, bisa dipergunakan untuk beasiswa pendidikan
anak-anak yatim piatu dan dhuafa setiap bulannya. Kemudian dipergunakan
untuk memberikan santunan sembako bagi para janda dan fakir miskin
setiap triwulan. Serta dari penjualan shadaqah sampah bisa dipergunakan
juga untuk program santunan kesehatan bagi warga miskin yang rawat inap.
Tidak hanya itu, dari gerakan shadaqah sampah bisa membantu menyantuni
ustadz-ustadzah Taman Pendidikan Al Qur’an.

55
Subhanallah...inilah salah satu rahasia Allah, kenapa kita tetap diminta untuk
bersedekah ketika kita dalam keadaan sempit. Karena ternyata sesempit
apapun kita, seseorang masih bisa bersedekah dengan menggunakan
sampah. Selain berorientasi pada dunia yakni terciptanya lingkungan yang
bersih, nyaman, juga berorientasi akhirat, karena mendapat pahala atas
sedekah kita.

:Sebagaimana pesan Nabi Muhammad SAW

ُّ‫ظافَةَ ك َِر ْي ٌم يُحِ ب‬


َ َّ‫ْف يُحِ بُّ الن‬
ٌ ‫ّب نَظِ ي‬ َّ ُّ‫طيِّبٌ يُحِ ب‬
َ ِ‫الطي‬ َ َ‫ا َِّن هللا‬: ‫سلَّ َم قَا َل‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫ي‬ ِّ ِ‫ع ِن النَّب‬
َ ‫ع ْن اَبِ ْي ِه‬ ٍ َّ‫س ْع ِدب ِْن اَبِى َوق‬
َ ‫اص‬ َ ‫ع ْن‬
َ
)‫ْالك ََر َم َج َوادٌ يُحِ بُّ ال َج َوادَ فنَظِ ف ْوا افنَ ْيتَك ْم (رواه الترمذي‬
ُ ْ َ ُ ّ َ ْ

”Sesungguhnya Allah baik dan menyukai kebaikan, bersih dan menyukai


kebersihan, murah hati dan senang kepada kemurahan hati, dermawan dan
senang kepada kedermawanan, karena itu bersihkanlah halaman rumahmu “
(HR Tirmidzi)
Sebagai kesimpulan khotbah ini, saya sekali lagi ingin mengajak jamaah
sekalian untuk menjaga kebersihan Iingkungan kita dengan cara mengelola
sampah yang kita hasilkan sehari-hari. Upaya ini bukan hanya membuat
Iingkungan kita bersih dan sehat, tetapi kita secara tidak Iangsung kita sudah
ikut membantu menyelamatkan bumi dari perilaku manusia yang merusak
dewasa ini. Lebih dari itu, pengelolaan sampah juga memberi tambahan
.penghasilan ekonomi dan itu memungkinkan kita untuk terus bisa bersedekah

‫ أَقُ ْو ُل قَ ْو ِل ْي َهذَا فَاأ ْست َ ْغف ُِر ْوا هللاَ ْالعَظِ ي َْم‬،‫ت َوال ِذّ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬ ِ ‫ َونَعَفَنِ ْي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه مِ نَ اآليَا‬،‫آن ْالعَظِ ي ِْم‬ ِ ‫اركَ هللاُ ِل ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر‬ َ َ‫ب‬
َّ ‫ب فَا ْست َ ْغف ُِر ْوهُ إِنَّهُ ه َُو ْالغَفُ ْو ُر‬
.‫الرحِ ْي ُم‬ ِ ‫ت َو ْال ُمؤْ مِ نِيْنَ َو ْال ُمؤْ مِ نَا‬
ٍ ‫ت مِ ْن ُك ِّل ذَ ْن‬ ِ ‫سائ ِِر ْال ُم ْسلِمِ يْنَ َو ْال ُم ْس ِل َما‬
َ ‫ِل ْي َولَ ُك ْم َو ِل‬

Khutbah 2

، ُ‫س ْولُه‬
ُ ‫ع ْبدُ هللاِ َو َر‬ َّ ُ‫ َوأ َ ْش َهد‬، ُ‫ َوأ َ ْش َهدُ أ َ ْن َل إِلَهَ إِ َّل هللاُ َوحْ دَهُ َل ش َِريْكَ لَه‬، َ‫صالِحِ يْن‬
َ ‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا‬ ّ ‫ْال َح ْمدُ هللِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ َو ِل‬
َّ ‫ي ِ ال‬
َّ
:ُ‫أ َّما بَ ْعد‬.‫سل َم‬ َ ‫ص َحابِ ِه َو‬ َ
ْ ‫علَى آ ِل ِه َوأ‬َ ‫علَ ْيهَ َو‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬َ ‫َو‬

‫ َوثَنَّى‬،ِ‫س ْب َحانَهُ َوتَعَالَى أ َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِسه‬


ُ َ‫ ث ُ َّم ا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن هللا‬،‫ص َمةُ أ َ ْم ِر ُك ْم‬ َّ ‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَادَ هللاِ وتم‬
ْ ‫ فَ ُه َو ِع‬،‫س ُك ْوا بِ ِد ْينِ ُك ْم‬
ْ‫س ِلّ ُموا‬ َ ْ‫صلُّوا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ْ‫ي ِ يا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا‬ َ َ‫صلُّون‬
ّ ِ‫علَى النَّب‬ َ ُ‫للاَ َو َمالئِ َكتَهُ ي‬ َّ ‫ ﴿ إِ َّن‬:‫ فَقَا َل تَعَالَى ُم ْخبِ ًرا َوآمِ ًرا‬،ِ‫س ِبّح ِة بِقُ ْد ِسه‬ َ ‫بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم‬
[65 :‫ت َ ْسلِيما ً ﴾ [األحزاب‬

‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا‬


َ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو‬ ِ َ‫ َوب‬،‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‬
َ ْ‫ارك‬ َ َ‫صلَّيْت‬
َ ‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو‬ َ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ َ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫ص ِّل‬َ ‫اللَّ ُه َّم‬
.ٌ‫ فِي ْالعَاْلَمِ يْنَ إِنَّكَ َحمِ ْيدٌ َم ِج ْيد‬،‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‬َ ‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو‬َ َ‫َر ْكت‬

‫ يَا‬،ِ‫ع َوات‬َ َّ‫سمِ ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ الد‬ َ َ‫ إِنَّك‬،ِ‫ ْالَحْ يَاءِ مِ ْن ُه ْم َو ْال َ ْم َوات‬،ِ‫ َواْل ُمؤْ مِ نِيْنَ َو ْال ُمؤْ مِ نَات‬،ِ‫س ِل َمات‬
ْ ‫سلِمِ ْينَ َوا ْل ُم‬ْ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغف ِْر ِل ْل ُم‬
َ ْ ْ َ ْ ْ ْ َ ْ َّ
‫عنا البَل َء َوال َوبَا َء َوالفحْ شَا َء َوال ُمنك ََر َما ظ َه َر‬ َ
َ ‫ارف ْع‬ َّ ْ َ ْ ْ‫ل‬ُ ْ
ْ ‫الل ُه َّم‬. َ‫ص َر ال ِدّيْنَ َواخذ َمن َخذ َل ال ُم ْسلِمِ يْن‬ ْ
َ َ‫ص ْر َمن ن‬ ُ ‫الل ُه َّم ان‬.ِ‫ي ْال َحا َجات‬
ْ َّ َ ‫اض‬ ِ َ‫ق‬

56
‫يِءِ ْال َ ْسقَا ْ ِم‪..‬اللَّ ُه َم اجْ عَلْ َهذَا ْالبَلَدَ آمِ نًا َ‬
‫سخَا ًء َرخَا ًء‬ ‫ص َو ْال ُجنُ ْو ِن َو ْال ُجذَاْ ِم َو ُك ْو ُر ْونَا َو َ‬
‫س ّ‬ ‫طنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم ِإنَّا نَعُ ْوذُ ِبكَ مِ نَ ْالبَ َر ِ‬ ‫مِ ْن َها َو َما بَ َ‬
‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َرتْ بِ ِه ْال َمقَا ِدي ُْر‪.‬‬‫ط ْ‬‫عا ْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم دَ ِبّ ْرنَا فَإِنَّا َل نُحْ ِسنُ الت َّ ْدبِي َْر‪َ ،‬و ْال ُ‬
‫َو َ‬

‫ان َو َل تَجْ عَلْ فِي قُلُوبِنَا غ ًِّل لِلَّذِينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّكَ َر ُء ٌ‬
‫وف َرحِ ي ٌم‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا‬ ‫الي َم ِ‬‫سبَقُونَا بِ ْ ِ‬ ‫َربَّنَا ا ْغف ِْر لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّذِينَ َ‬
‫ار‪.‬‬
‫ِ‬ ‫َّ‬ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫اب‬‫َ‬
‫ع َ‬ ‫ذ‬ ‫سنَةً َو ِقنَا َ‬
‫سنَةً َوفِي ْالخِ َر ِة َح َ‬ ‫َح َ‬
‫ع ِن ْالفَحْ شَاءِ َو ْال ُم ْنك َِر َو ْالبَ ْغيِ‪ ،‬يَ ِع ُ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪،‬‬ ‫ان َو ِإ ْيتَاءِ ذِي ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َ‬ ‫س ِ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪ِ ،‬إ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم ِب ْالعَ ْد ِل َو ْ ِ‬
‫الحْ َ‬
‫صَْ‬
‫لة َ‬ ‫علَى نِعَمِ ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْع َملُ ْونَ ‪َ .‬و ْال َح ْمدُ ِ َّلِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ ‪َ .‬وأَق ِِم ال َّ‬
‫فَا ْذ ُك ُروا هللاَ ْالعَظِ ي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬

‫‪57‬‬
58
14

FENOMENA SAMPAH UJIAN KEIMANAN


BAGI UMAT ISLAM

ِ ‫ت ا َ ْع َما ِلنَا َم ْن يَ ْه ِد هللاُ فَالَ ُم‬


‫ض َّل‬ ِ ‫سيِّئ َا‬ َّ ِ‫ب ْالعَالَمِ يْنَ نَحْ َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغف ُِرهُ َونَت ُ ْوبُ اِلَ ْي ِه َونَعُ ْوذُ ب‬
َ ‫اللِ مِ ْن ش ُُر ْو ِر ا َ ْنفُ ِسنَا َو‬ ِ ّ ‫ا َ ْل َح ْمدُ ِ َّلِ َر‬
‫علَى‬ َ ‫سالَ ُم‬
َّ ‫صالَة ُ َوال‬ َّ ‫ َوال‬.ُ‫س ْولُه‬ َ ‫ ا َ ْش َهدُ ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوحْ دَهُ الَ ش َِريْكَ لَهُ َوا َ ْش َهدُ ا َ َّن ُم َح َّمدًا‬.ُ‫ِي لَه‬
ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ َ ‫ض ِللْ فَالَ هَاد‬ ْ ُ‫لَهُ َو َم ْن ي‬
: ُ‫ ا َ َّما بَ ْعد‬.‫ص َحابِ ِه َو َم ْن تَبِعَهُ اِلَى يَ ْو ِم ال ِدّي ِْن‬ ْ َ ‫علَى آ ِل ِه َوا‬َ ‫سيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو‬َ ‫نَبِيِّنَا‬

َ‫ يَا اَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ا َ َمنُوا اتَّقُوا هللا‬: ‫آن ْالك َِري ِْم‬
ِ ‫ قَا َل هللاُ تَعَالَى فِي ْالقُ ْر‬. َ‫عتِ ِه لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُح ْون‬ َ ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْفسِي بِت َ ْق َوى هللاِ َو‬
َ ‫طا‬ ِ ‫ ا ُ ْو‬: ِ‫فَيَا ِعبَادَ هللا‬
. َ‫َح َّق تُقَا ِت ِه َوالَ ت َ ُم ْوت ُ َّن اِالَّ َوا َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْون‬

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Lingkungan yang bersih dan asri, sungai yang airnya mengalir jernih, kanan
kiri jalan raya yang di penuhi tanaman merupakan pemandangan yang
menyejukkan mata pada kurun waktu 20-30 tahun yang lalu, namun sekarang
banyak kita jumpai tumpukkan sampah di pinggir-pinggir jalan, sungai-
sungai yang airnya berwarna hitam dan menimbulkan bau yang kurang sedap
disertai berbagai jenis sampah yang memenuhi badan sungai, fenomena ini
sekarang lazim terjadi baik di pedesaan maupun perkotaan. Hal ini tentu
sangat menggangu pandangan mata dan menimbulkan rasa tidak nyaman
dalam hati saat kita ingin menikmati keindahan perjalanan baik dari rumah
ke tempat kerja maupun perjalanan antar kota. Jamaah yang di muliakan
oleh Allah SWT, kita sebagai umat Islam tentu sama-sama mengetahui dan
memahami betapa agama Islam sangat memperhatikan masalah kebersihan,
baik kebersihan lingkungan maupun kebersihan badan melalui dalil-dalil yang
terdapat dalam Al-Qur’an maupun yang terdapat dalam Al Hadits.

Pada era sekarang ini dengan mudah kita dapat mengakses informasi dari
berbagai macam medsos tentang fenomena sampah dan berbagai macam
dampaak negatif yang ditimbulkannya, parit dan selokan yang tersumbat
sampah, sungai yang tidak mengalir lancar airnya karena terhambat gunungan
sampah, kerusakan pantai-pantai laut karena bertebarannya berbagai jenis
sampah, menumpuknya sampah-sampah rumah tangga di sepanjang jalan
oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, ini adalah masalah sosial

59
yang timbul karena ketidakpedulian kita terhadap masalah sampah. Mari kita
bersama-sama berupaya untuk menjadi yang terdepan dalam menghadapi
fenomena sampah ini sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan Al Hadits
sesuai dengan kapasitas dan otoritas kita masing-masing. Rasulullah SAW
memberikan gambaran tingkatan keimanan seseorang dalam menyikapi
kemungkaran atau apapun hal yang menimbulkan kemudharatan bagi
manusia kepada beberapa tingkatan, sebagaimana sabda beliau :

‫ فَإِ ْن لَ ْم يَستَطِ ْع‬،ِ‫ « َم ْن َرأَى مِ ْن ُك ْم ُم ْنكَرا ً فَ ْليُغَيِ ّْرهُ بِيَ ِده‬:ُ‫سو َل هللاِ ﷺ يَقُ ْول‬ َ :َ‫ قَال‬،ُ‫ع ْنه‬
ُ ‫سمِ ْعتُ َر‬ َ ُ‫ي هللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ي َر‬ َ ‫ع ْن أَبِي‬
ِّ ‫س ِع ْي ٍد ال ُخد ِْر‬ َ
.‫ان» َر َواهُ ُم ْس ِل ٌم‬
ِ ‫اإل ْي َم‬
ِ ‫ف‬ ْ َ ‫ فَإِ ْن لَ ْم يَستَطِ ْع فَبِقَ ْلبِ ِه َوذَلِكَ أ‬،ِ‫سانِه‬
ُ َ‫ضع‬ َ ‫فَبِ ِل‬

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian
melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah
dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan
selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)

Dari hadits ini Rasulullah mengambarkan tingkatakan keimanan seseorang


dalam menyikapi suatu kemungkaran atau hal – hal lain yang tidak
diperkenankan oleh syariat Islam dalam bentuk langkah serta tindakan
konkrit yang diambil sebagai bentuk upaya untuk merubah kemungkaran
tersebut. Dalam konteks fenomena sampah yang sudah menimbulkan
banyak permasalahan sosial di negara yang kita cintai ini, pertanyaannya
kita masuk kepada golongan kelompok yang mana dalam menyikapi
permasalahan sampah ini, apakah kita masuk kelompok pertama yang
merubah permasalahan sampah dengan wewenang kita, atau kelompok
kedua yang merubah permasalahan sampah dengan lisan kita, jangan-jangan
kita masuk pada kelompok yang ketiga ketika melihat permasalahan sampah
yaitu dikategorikan sebagai pemilik selemah-lemahnya iman.

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Segala permasalahan yang terjadi ditengah-tengah bangsa yang kita cintai


ini dalam konteks ini adalah permasalahan persampahan, pastinyanya kita
sebagai bagian dari umat Islam ingin mempunyai peran dalam menyelesaikan
permasalahan tersebut. Apakah peranan kita itu signifikan atau tidak
signifikan dalam menuntaskan permasalahan itu, hal tersebut tidak menjadi
ukuran penilaian kebaikkan dalam pandangan Allah SWT karena parameter
ibadah yang diterima oleh Allah adalah ikhlas atau tidak ikhlas dalam ibadah
tersebut bukan berhasil atau tidak berhasil dalam menyelesaikan suatu
permasalahan. Mari kita instropeksi diri dengan menanyakan kepada hati

60
kecil kita, apakah kita masing-masing sudah mempunyai kontribusi nyata
membantu pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan sampah di
lingkungan atau wilayah dimana kita tinggal.

Mari kita bersama-sama memberikan kontribusi sesuai dengan kapasitas


kita dalam upaya bersama pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan
sampah ini, karena yang ditunggu oleh lingkungan kita adalah langkah konkrit
kita bukan sekedar retorika tanpa bukti, permasalahan sampah ini tidak akan
terselesaikan jika kita masih saja berkutat pada ranah teori, karena Allah
SWT telah mengingatkan kepada kita, bahwa tidak akan berubah keadaan
yang terjadi di lingkungan kita jika bukan kita sendiri yang akan merubah
keadaan kita tersebut. Sebagaimana firman Allah SWT :
۟ ‫ٱللَ َل يُغَ ِيّ ُر َما بِقَ ْو ٍم َحت َّ ٰى يُغَ ِيّ ُر‬
…ۗ ‫وا َما بِأَنفُ ِس ِه ْم‬ َّ ‫…ۗ إِ َّن‬

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga …


mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri... (QS. Ar Ra’d
.)13:11

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Pada khutbah kedua ini kami mengingatkan kepada diri pribadi dan kepada
jamaah sekalian bahwa hal-hal yang bisa jadi kita anggap sebagai hal yang
sepele serta tidak mempunyai pengaruh yang berarti dalam menganggu
kenyamanan hidup kita, justru hal tersebut menjadi salah satu faktor
utama yang menganggu atau bahkan mengancam serta membahayakan
bagi kenyamanan hidup orang lain. Tidak terhitung catatan di media
massa betapa besar kerugian materi dan non materi yang di alami oleh
sebagian saudara-saudara kita dikarena akibat salah atau kekeliruan dalam
penanganan masalah sampah, khususnya di kota-kota besar. Makanya
peristiwa pemandangan banyaknya kantong-kantong sampah plastik yang
mengunung dan bertebaran di sepanjang jalan, banjir yang terjadi karena
tidak lancarnya saluran got-got dan sungai, tercemarnya muara-muara sungai
dan pantai-pantai oleh berbagai macam jenis sampah yang diakibatkan oleh
tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap kebersihan
dan kerapihan lingkungan.

Alhamdulilah sudah banyak dibelahan daerah lain di tanah air yang kita
cintai ini upaya-upaya yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin dalam
menangani masalah sampah sebagai bentuk nyata ekspresi keimanan
mereka dalam menghadapi permasalahan sampah, di antaranya ada gerakan
shodaqoh sampah, bank sampah, daur ulang sampah dan gerakan serta

61
‫‪inisiatif-inisiatif‬‬ ‫‪lainnya dalam upaya penanganan permasalahan sampah.‬‬
‫‪Dari berbagai best practice yang ada selanjutnya kembali kepada individu‬‬
‫‪kita masing-masing pada peranan manakah kita akan ambil bagian dalam‬‬
‫‪menghadapi ujian keimanan kita berupa permasalahan sampah ini, apakah‬‬
‫‪kita akan ikut berpartisipasi melalui ranah kewenangan yang kita miliki,‬‬
‫‪apakah melalui bahasa lisan maupun tulisan dalam menyuarakan solusi-‬‬
‫‪solusi untuk permasalahan sampah ini, atau kita hanya sebagai penonton‬‬
‫‪saja terhadap fenomena sampah ini sehingga kita akan masuk pada kategori‬‬
‫‪ketiga yaitu kelompok yang dinilai oleh Allah sebagai hamba yang selemah-‬‬
‫‪lemahnya iman dalam mengingkari kemungkaran yang dalam konteks ini‬‬
‫‪adalah sampah dengan berbagai variannya yang menimbulkan berbagai‬‬
‫‪masalah sosial.‬‬

‫ت َوال ِذّ ْك ِر ْالـ َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل هللاُ مِ نِّى َومِ ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ اِنَّهُ ه َُو السَّمِ ْي ُع‬
‫آن ْالك َِري ِْم َونَفَعَنِي َواِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه مِ نَ اْآليَا ِ‬
‫اركَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر ِ‬ ‫بَ َ‬
‫ْالعَ ِل ْي ُم َوا ْستَغف ُِر ْوهُ اِنهُ ه َُو الغَف ْو ُر َّ‬
‫الرحِ ْي ُم‪.‬‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬

‫‪Khutbah 2‬‬

‫س ْولُهُ ‪،‬‬
‫ع ْبدُ هللاِ َو َر ُ‬ ‫صالِحِ يْنَ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ أ َ ْن َل إِلَهَ إِ َّل هللاُ َوحْ دَهُ َل ش َِريْكَ لَهُ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ َّ‬
‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ْال َح ْمدُ هللِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ َو ِل ّ‬
‫ي ِ ال َّ‬

‫سلَّ َم‪.‬أ َّما بَ ْعدُ‪:‬‬ ‫علَى آ ِل ِه َوأ َ ْ‬


‫ص َحابِ ِه َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬
‫علَ ْيهَ َو َ‬ ‫َو َ‬

‫س ْب َحانَهُ َوتَعَالَى أ َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِسهِ‪َ ،‬وثَنَّى‬


‫ص َمةُ أ َ ْم ِر ُك ْم‪ ،‬ث ُ َّم ا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن هللاَ ُ‬ ‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَادَ هللاِ وتم َّ‬
‫س ُك ْوا بِ ِد ْينِ ُك ْم‪ ،‬فَ ُه َو ِع ْ‬
‫س ِلّ ُمواْ‬ ‫صلُّواْ َ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫ي ِ يا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ َ‬ ‫صلُّونَ َ‬
‫علَى النَّبِ ّ‬ ‫للاَ َو َمالئِ َكتَهُ يُ َ‬ ‫س ِبّح ِة بِقُ ْد ِسهِ‪ ،‬فَقَا َل تَعَالَى ُم ْخبِ ًرا َوآمِ ًرا‪ ﴿ :‬إِ َّن َّ‬ ‫بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َ‬
‫ت َ ْسلِيما ً ﴾ [األحزاب‪[65 :‬‬

‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا‬


‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫اركْ َ‬ ‫صلَّيْتَ َ‬
‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ص ِّل َ‬‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪ ،‬فِي ْالعَاْلَمِ يْنَ إِنَّكَ َحمِ ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪.‬‬‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬‫َر ْكتَ َ‬

‫ع َواتِ‪ ،‬يَا‬ ‫سمِ ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ الدَّ َ‬ ‫س ِل َماتِ‪َ ،‬واْل ُمؤْ مِ نِيْنَ َو ْال ُمؤْ مِ نَاتِ‪ْ ،‬الَحْ يَاءِ مِ ْن ُه ْم َو ْال َ ْم َواتِ‪ ،‬إِنَّكَ َ‬ ‫سلِمِ ْينَ َوا ْل ُم ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغف ِْر ِل ْل ُم ْ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫عنا البَل َء َوال َوبَا َء َوالفحْ شَا َء َوال ُمنك ََر َما ظ َه َر‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫ارف ْع َ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫لْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬
‫ص َر ال ِدّيْنَ َواخذ َمن َخذ َل ال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪.‬الل ُه َّم ْ‬ ‫ْ‬
‫ص ْر َمن نَ َ‬ ‫ي ْال َحا َجاتِ‪.‬الل ُه َّم ان ُ‬
‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫اض َ‬ ‫قَ ِ‬
‫سخَا ًء َرخَا ًء‬ ‫يِءِ ْال َ ْسقَا ْ ِم‪..‬اللَّ ُه َم اجْ عَلْ َهذَا ْالبَلَدَ آمِ نًا َ‬
‫س ّ‬‫ص َو ْال ُجنُ ْو ِن َو ْال ُجذَاْ ِم َو ُك ْو ُر ْونَا َو َ‬
‫طنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم إِنَّا نَعُ ْوذُ بِكَ مِ نَ ْالبَ َر ِ‬ ‫مِ ْن َها َو َما بَ َ‬
‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َرتْ بِ ِه ْال َمقَا ِدي ُْر‪.‬‬ ‫عا ْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم دَ ِبّ ْرنَا فَإِنَّا َل نُحْ ِسنُ الت َّ ْدبِي َْر‪َ ،‬و ْال ُ‬
‫ط ْ‬ ‫َو َ‬

‫ان َو َل تَجْ عَلْ فِي قُلُوبِنَا غ ًِّل لِلَّذِينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّكَ َر ُء ٌ‬
‫وف َرحِ ي ٌم‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا‬ ‫َربَّنَا ا ْغف ِْر لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّذِينَ َ‬
‫سبَقُونَا بِ ْ ِ‬
‫الي َم ِ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‪.‬‬ ‫عذ َ َ‬ ‫سنَةً َوفِي ْالخِ َرةِ َح َ‬
‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫َح َ‬
‫ع ِن ْالفَحْ شَاءِ َو ْال ُم ْنك َِر َو ْالبَ ْغيِ‪ ،‬يَ ِع ُ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪،‬‬ ‫ان َوإِ ْيتَاءِ ذِي ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َ‬ ‫س ِ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم بِ ْالعَ ْد ِل َو ْ ِ‬
‫الحْ َ‬
‫صَْ‬
‫لة َ‬ ‫علَى نِعَمِ ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْع َملُ ْونَ ‪َ .‬و ْال َح ْمدُ ِ َّلِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ ‪َ .‬وأَق ِِم ال َّ‬
‫فَا ْذ ُك ُروا هللاَ ْالعَظِ ي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬

‫‪62‬‬
15

URGENSI KEPEDULIAN
TERHADAP SAMPAH DALAM ISLAM

ِ ‫ت ا َ ْع َما ِلنَا َم ْن يَ ْه ِد هللاُ فَالَ ُم‬


‫ض َّل‬ ِ ‫سيِّئ َا‬ َّ ِ‫ب ْالعَالَمِ يْنَ نَحْ َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغف ُِرهُ َونَت ُ ْوبُ اِلَ ْي ِه َونَعُ ْوذُ ب‬
َ ‫اللِ مِ ْن ش ُُر ْو ِر ا َ ْنفُ ِسنَا َو‬ ِ ّ ‫ا َ ْل َح ْمدُ ِ َّلِ َر‬
‫علَى‬ َ ‫سالَ ُم‬
َّ ‫صالَة ُ َوال‬ َّ ‫ َوال‬.ُ‫س ْولُه‬ َ ‫ ا َ ْش َهدُ ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوحْ دَهُ الَ ش َِريْكَ لَهُ َوا َ ْش َهدُ ا َ َّن ُم َح َّمدًا‬.ُ‫ِي لَه‬
ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ َ ‫ض ِللْ فَالَ هَاد‬ ْ ُ‫لَهُ َو َم ْن ي‬
: ُ‫ ا َ َّما بَ ْعد‬.‫ص َحابِ ِه َو َم ْن تَبِعَهُ اِلَى يَ ْو ِم ال ِدّي ِْن‬ ْ َ ‫علَى آ ِل ِه َوا‬
َ ‫سيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو‬َ ‫نَبِيِّنَا‬

َ‫ يَا اَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ا َ َمنُوا اتَّقُوا هللا‬: ‫آن ْالك َِري ِْم‬
ِ ‫ قَا َل هللاُ تَعَالَى فِي ْالقُ ْر‬. َ‫عتِ ِه لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُح ْون‬ َ ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْفسِي بِت َ ْق َوى هللاِ َو‬
َ ‫طا‬ ِ ‫ ا ُ ْو‬: ِ‫فَيَا ِعبَادَ هللا‬
. َ‫َح َّق تُقَا ِت ِه َوالَ ت َ ُم ْوت ُ َّن اِالَّ َوا َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْون‬

Banyak bentuk kebaikan yang dapat kita lakukan sebagai seorang muslim
di dalam kehidupan sehari-hari. Dan perbuatan baik tersebut akan menjadi
penolong kita saat yaumil akhir. Salah satu kebaikan yang menghantarkan
seseorang masuk surga adalah membantu dengan ikhlas membersihkan
atau memungut sampah. Namun, banyak orang menyepelekan perbuatan
memungut sampah. Sampah terkadang dibuang di sembarang tempat
yang menyebabkan makin buruknya pemandangan di lingkungan kita dan
juga dapat menjadi sumber penyakit bagi kita yang kurang peduli terhadap
dampak negatifnya.

Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Ada
seorang laki-laki yang sedang berjalan, dia melihat sebuah ranting pohon
yang melintang di tengah jalan. Lalu orang itu berkata, ‘Demi Allah, akan aku
singkirkan ranting pohon ini agar tidak mengganggu orang-orang Islam yang
lewat. Maka, orang itu dimasukkan ke surga’.” (HR Imam Muslim).

Hadits di atas memberikan kekuatan kepada kita untuk tetap memiliki


sikap peduli yang besar dengan kondisi kebersihan di sekitar lingkungan
kita karena hal itu akan berkorelasi dengan tingkat keimanan seseorang.
Sehingga apapun yang kita lakukan dan berdampak terhadap keselamatan
semua orang tentunya akan memberikan energi positif kepada kita untuk
terus berbuat baik dan peduli.

Kemudian, dari Abu Barzah RA, Aku berkata, “Wahai Nabi Allah, ajarkanlah
kepadaku sesuatu yang dapat kuambil manfaatnya. Sabda beliau, ‘Singkirkan
gangguan itu dari jalan orang-orang Islam’.” (HR Imam Muslim).

63
Hadis ini memberikan motivasi bahwa peduli terhadap sampah dengan cara
memungut sampah dan mengolah sampah serta memanfaatkan sampah
seoptimal mungkin dapat membuat seseorang masuk surga. Masuk surga
karena perbuatan kecil, tapi dampaknya besar. Pada saat dihilangkannya
halangan atau masalah tersebut maka banyak sekali yang mendapat
keuntungan dan manfaatnya terhindar dari mudhorot yang mungkin terjadi.

MEMANFAATKAN SAMPAH

Kreativitas dalam memodifikasi sampah bisa mengurangi tumpukan sampah.


Misalkan, sampah anorganik dijadikan kerajinan dan didaur ulang sehingga
akan menjadi produk yang terbarukan dan bernilai bagi kita. Terutama terkait
dengan masalah sampah plastik yang jumlahnya sangat banyak, bahkan
sampah dari limbah plastik akan sulit untuk hancur dan berpotensi merusak
ekosistem tanah.

Orang yang kreatif untuk memodifikasi sampah, sama artinya dia telah
menahan sampah tadi sehingga tidak berdampak keburukan bagi orang lain.
Begitu juga, dengan orang yang mendaur ulang sampah, dia telah menjadikan
produk itu ke bentuk yang sama, tetapi tidak sampai menimbulkan kerusakan
kepada orang lain. Inilah sikap yang patut kita contoh sebagai seorang muslim,
pandai mengolah dan memanfaatkan barang bekas untuk dapat digunakan
kembali dalam kehidupan sehari-hari.

Sebaiknya, sampah organik juga demikian, aroma tidak sedap keluar


dari pembusukan sampah organik. Sementara itu kita bisa memproduksi
pupuk ramah lingkungan. Indonesia termasuk negara agraris dalam bidang
pertanian. Sampah organik jika diolah, banyak hikmahnya untuk para petani.

Sebagaimana kita ketahui bahwa sampah organik dapat dimanfaatkan


untuk pembuatan pupuk yang sangat ideal untuk kesuburan tumbuhan. Di
bidang pertanian, pupuk organik tersebut sangat dibutuhkan karena terbukti
tanaman lebih cepat tumbuh dan subur. Di samping itu, para petani tidak
perlu mengeluarkan biaya yang cukup mahal untuk membeli pupuk.

Sedangkan hasil pertanian yang menggunakan pupuk organik sudah pasti


akan lebih alami terhindar dari penggunaan zat kimia yang tidal ramah alam
yang tentunya akan berdampak terhadap kesehatan kita. Bahkan, kesuburan
tanah ikut terjaga dan terhitung menjadi sedekah yang sangat berharga
untuk ekosistem tanah yang hidup di dalamnya.

64
‫‪Pada faktanya, masih ada saudara-saudara kita yang membuang sampah‬‬
‫‪sembarangan, bahkan sambil mengendarai kendaraan di jalan raya. Jika‬‬
‫‪sampah botolan plastik air minum kemasan dibuang sambil berkendara,‬‬
‫‪pengendara lain bisa tergelincir yang menyebabkan mudhorot bagi saudara‬‬
‫‪kita yang lainnya.‬‬

‫‪Kalau sampah berupa kulit buah-buahan seperti kulit pisang yang dibuang,‬‬
‫‪berpotensi membuat orang lain terpeleset dan menderita. Seandainya‬‬
‫‪mereka tahu besarnya pahala mengolah sampah, maka mereka tidak akan‬‬
‫‪menyia-nyiakan kesempatan terbaik ini.‬‬

‫‪Marilah Saudaraku, kita entaskan ketidakpeduliaan kita terhadap sampah‬‬


‫‪yang ada di sekitar kita dengan membangun sikap saling mengingatkan‬‬
‫‪sesama. Bahwa sampah memiliki manfaat yang cukup besar untuk kehidupan‬‬
‫‪manusia. Tinggal bagaimana cara kita mengoptimalkannya untuk kehidupan‬‬
‫‪.kita saat ini dan masa yang akan datang‬‬

‫ت َوال ِذّ ْك ِر ْالـ َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل هللاُ مِ نِّى َومِ ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ اِنَّهُ ه َُو السَّمِ ْي ُع‬
‫آن ْالك َِري ِْم َونَفَعَنِي َواِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه مِ نَ اْآليَا ِ‬
‫اركَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر ِ‬ ‫بَ َ‬
‫ْالعَ ِل ْي ُم َوا ْستَغف ُِر ْوهُ اِنهُ ه َُو الغَف ْو ُر َّ‬
‫الرحِ ْي ُم‪.‬‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬

‫‪Khutbah 2‬‬

‫س ْولُهُ ‪،‬‬
‫ع ْبدُ هللاِ َو َر ُ‬ ‫صالِحِ يْنَ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ أ َ ْن َل إِلَهَ إِ َّل هللاُ َوحْ دَهُ َل ش َِريْكَ لَهُ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ َّ‬
‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ْال َح ْمدُ هللِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ َو ِل ّ‬
‫ي ِ ال َّ‬

‫سلَّ َم‪.‬أ َّما بَ ْعدُ‪:‬‬ ‫علَى آ ِل ِه َوأ َ ْ‬


‫ص َحابِ ِه َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬
‫علَ ْيهَ َو َ‬ ‫َو َ‬

‫س ْب َحانَهُ َوتَعَالَى أ َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِسهِ‪َ ،‬وثَنَّى‬


‫ص َمةُ أ َ ْم ِر ُك ْم‪ ،‬ث ُ َّم ا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن هللاَ ُ‬ ‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَادَ هللاِ وتم َّ‬
‫س ُك ْوا بِ ِد ْينِ ُك ْم‪ ،‬فَ ُه َو ِع ْ‬
‫س ِلّ ُمواْ‬ ‫صلُّواْ َ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫ي ِ يا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ َ‬ ‫صلُّونَ َ‬
‫علَى النَّبِ ّ‬ ‫للاَ َو َمالئِ َكتَهُ يُ َ‬ ‫س ِبّح ِة بِقُ ْد ِسهِ‪ ،‬فَقَا َل تَعَالَى ُم ْخبِ ًرا َوآمِ ًرا‪ ﴿ :‬إِ َّن َّ‬ ‫بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َ‬
‫ت َ ْسلِيما ً ﴾ [األحزاب‪[65 :‬‬

‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا‬


‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫اركْ َ‬ ‫صلَّيْتَ َ‬
‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ص ِّل َ‬‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪ ،‬فِي ْالعَاْلَمِ يْنَ إِنَّكَ َحمِ ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪.‬‬‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬‫َر ْكتَ َ‬

‫ع َواتِ‪ ،‬يَا‬ ‫سمِ ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ الدَّ َ‬ ‫س ِل َماتِ‪َ ،‬واْل ُمؤْ مِ نِيْنَ َو ْال ُمؤْ مِ نَاتِ‪ْ ،‬الَحْ يَاءِ مِ ْن ُه ْم َو ْال َ ْم َواتِ‪ ،‬إِنَّكَ َ‬ ‫سلِمِ ْينَ َوا ْل ُم ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغف ِْر ِل ْل ُم ْ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫عنا البَل َء َوال َوبَا َء َوالفحْ شَا َء َوال ُمنك ََر َما ظ َه َر‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫ارف ْع َ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫لْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬
‫ص َر ال ِدّيْنَ َواخذ َمن َخذ َل ال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪.‬الل ُه َّم ْ‬ ‫ْ‬
‫ص ْر َمن نَ َ‬ ‫ي ْال َحا َجاتِ‪.‬الل ُه َّم ان ُ‬
‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫اض َ‬ ‫قَ ِ‬
‫سخَا ًء َرخَا ًء‬ ‫يِءِ ْال َ ْسقَا ْ ِم‪..‬اللَّ ُه َم اجْ عَلْ َهذَا ْالبَلَدَ آمِ نًا َ‬
‫س ّ‬‫ص َو ْال ُجنُ ْو ِن َو ْال ُجذَاْ ِم َو ُك ْو ُر ْونَا َو َ‬
‫طنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم إِنَّا نَعُ ْوذُ بِكَ مِ نَ ْالبَ َر ِ‬ ‫مِ ْن َها َو َما بَ َ‬
‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َرتْ بِ ِه ْال َمقَا ِدي ُْر‪.‬‬ ‫عا ْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم دَ ِبّ ْرنَا فَإِنَّا َل نُحْ ِسنُ الت َّ ْدبِي َْر‪َ ،‬و ْال ُ‬
‫ط ْ‬ ‫َو َ‬

‫ان َو َل تَجْ عَلْ فِي قُلُوبِنَا غ ًِّل لِلَّذِينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّكَ َر ُء ٌ‬
‫وف َرحِ ي ٌم‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا‬ ‫َربَّنَا ا ْغف ِْر لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّذِينَ َ‬
‫سبَقُونَا بِ ْ ِ‬
‫الي َم ِ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‪.‬‬ ‫عذ َ َ‬ ‫سنَةً َوفِي ْالخِ َرةِ َح َ‬
‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫َح َ‬
‫ع ِن ْالفَحْ شَاءِ َو ْال ُم ْنك َِر َو ْالبَ ْغيِ‪ ،‬يَ ِع ُ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪،‬‬ ‫ان َوإِ ْيتَاءِ ذِي ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َ‬ ‫س ِ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم بِ ْالعَ ْد ِل َو ْ ِ‬
‫الحْ َ‬
‫صَْ‬
‫لة َ‬ ‫علَى نِعَمِ ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْع َملُ ْونَ ‪َ .‬و ْال َح ْمدُ ِ َّلِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ ‪َ .‬وأَق ِِم ال َّ‬
‫فَا ْذ ُك ُروا هللاَ ْالعَظِ ي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬

‫‪65‬‬
66
16

DENGAN CINTA LINGKUNGAN HIDUP


MERAIH CINTA ILAHI

ُ‫ َوأ َ ْش َهدُ أ َ ْن َل إِلَهَ إِ َّل هللاُ ْال َواحِ دُ ْال َ َحد‬،‫ظ َم ِة َو ْال َج َل ِل‬
َ َ‫س ْب َحانَهُ بِ ْالع َِّزةِ َو ْالع‬
ُ ِ‫صف‬ ِ َّ ‫ ْال ُمت‬،‫علَى ُك ِّل َحا ٍل‬ َ َ‫ْال َح ْمدُ ِ َّلِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْن‬
...‫ب َواآل ِل‬ ِ ْ‫علَى الصَّح‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬َ ْ‫ارك‬ ِ َ‫س ِلّ ْم َوب‬
َ ‫ص ِّل َو‬ َ ِ‫س ْولُهُ ك َِر ْي ُم ْالخ‬
َ ‫اللَّ ُه َّم‬...‫صا ِل‬ ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ َ ‫وأ َ ْش َهدُ أ َ َّن‬...ٌ
َ ‫س ِيّدَنَا ُم َح َّمدًا‬ َ ‫ش ِب ْيهُ ُم َحال‬ َّ ‫فَال‬

: ُ‫أ َ َّما بَ ْعد‬

‫ َوش ََّر ْال ُ ُم ْو ِر ُمحْ دَثَات ُ َها َو ُك َّل ُمحْ دَث َ ٍة فِي ِدي ِْن‬. ‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ َو َخي ُْر ْال َه ْدي ِ َه ْد‬،ِ‫ث ِكتَابُ هللا‬
َ ‫ي نَ ِب ِيّنَا ُم َح َّم ٍد‬ ِ ‫صدَقَ ْال َح ِد ْي‬ْ َ ‫فَإِ َّن أ‬
ٌ‫عة‬َ ‫هللاِ بِ ْد‬

Hadirin jamaah shalat Jum’at yang berbahagia…

Marilah kita memperbaharui dan meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah


swt. Marilah kita selalu ingat dan jalankan perintah Allah dalam firman-Nya:

َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬


): ‫للاَ َح َّق تُقَا ِت ِه َو َل ت َ ُموت ُ َّن ِإ َّل َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمونَ ( آل عمران‬

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar“


takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam
)keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102

Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia…

Dalam kesempatan ini, khatib akan berbicara tentang: “Dengan Cinta


Lingkungan Hidup Meraih Cinta Ilahi”.

Orang yang memperhatikan lingkungan dan alam di sekelilingnya, akan


mendapati bumi yang penuh dengan berbagai macam kebaikan, yang
terhampar, penuh dengan berbagai macam ciptaan Allah, berupa gunung-
gunung yang tinggi, tetumbuhan, dan pepohonan yang menghasilkan buah-
buahan. Allah menjelaskan, semua ciptaan-Nya itu hendaknya menjadi bahan
perenungan dan pengkajian bagi orang yang berfikir:

َ‫ار ا َِّن ِف ْي ٰذلِك‬


َ ۗ ‫ت َجعَ َل ِف ْي َها زَ ْو َجي ِْن اثْنَي ِْن يُ ْغشِى الَّ ْي َل النَّ َه‬
ِ ‫ِي َوا َ ْنهٰ ًرا َۗومِ ْن ُك ِّل الث َّ َم ٰر‬ َ ‫ِي َمدَّ ْالَ ْر‬
َ ‫ض َو َجعَ َل ِف ْي َها َر َواس‬ ْ ‫﴿ َوه َُو الَّذ‬
ٍ ٰ‫َ ٰلي‬
﴾ َ‫ت ِلّقَ ْو ٍم يَّتَفَ َّك ُر ْون‬

67
“Dan Dia yang menghamparkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan
sungai-sungai di atasnya. Dan padanya Dia menjadikan semua buah-buahan
berpasang-pasangan; Dia menutupkan malam kepada siang. Sungguh, pada
yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang
yang berpikir. (QS. Ar-Ra’d 13:3)

Allah juga menyebarkan bermacam-macam binatang di atas muka bumi,


yang menjadi pendamping manusia sebagai sesama makhluk hidup yang
menghuni bumi. Dan bisa dimanfaatkan manusia.

﴾ ۖ ‫ث فِ ْي َها مِ ْن ُك ِّل د َۤابَّ ٍة‬


َّ َ‫﴿ َوب‬

“dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang. (QS. Al-Baqarah


2:164)

Secara umum, semua makhluk mempunyai faidah, manfaat, kerja dan


tugas masing-masing. Al-Qur`an menyinggung tentang penciptaan semua
makhluk Allah tersebut:

َ ‫ِي َوا َ ۢ ْنبَتْنَا فِ ْي َها مِ ْن ُك ِّل‬


﴾ ‫ش ْيءٍ َّم ْو ُز ْو ٍن‬ َ ‫ض َمدَد ْٰن َها َوا َ ْلقَ ْينَا فِ ْي َها َر َواس‬
َ ‫﴿ َو ْالَ ْر‬

“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan Kami pancangkan padanya


gunung-gunung serta Kami tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut
ukuran. (QS. Al-Hijr 15:19)

Semua ciptaan Allah tersebut diciptakan sesuai dengan ukuran yang


ditetapkan Allah untuk masing-masing, sesuai hikmah Allah, juga ditentukan
tingkatan manfaatnya. Sehingga tidak boleh berlebihan atau kurang dalam
menggunakannya.

Semua ciptaan Allah tersebut saling memberi manfaat, juga saling pengaruh
dan mempengaruhi. Terutama bagi manusia dan kesehatannya. Lingkungan
hidup yang terpelihara keseimbangannya akan membantu manusia menjaga
kesehatannya. Sementara ketika lingkungan tersebut rusak dan tidak
seimbang, secara langsung akan mengganggu kesehatan manusia dan
mengancam kelangsungan hidupnya.

Karena itu, Allah memberi perintah kepada manusia agar menjaga


keseimbangan lingkungan hidup, dan tidak merusak tatanan alam yang

68
telah Allah tetapkan. Sehingga manusia dapat menjaga kebaikannya dan
kesehatannya. Sementara jika lingkungan hidup yang diciptakan saling
mendukung itu dirusak tatanannya, sehingga terjadi ketimpangan, maka
bencana-bencana mengerikan akan terjadi di muka bumi, dan mengancam
eksistensi umat manusia! Allah berfirman:

ِ ‫﴿ َو َل ت ُ ْف ِسد ُْوا فِى ْالَ ْر‬


﴾ ‫ض بَ ْعدَ اِص َْلحِ َها‬

Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan“


)baik. (QS. Al-A’raf 7:56

Diantara cara menjaga keseimbangan dan kebaikan lingkungan adalah


dengan mengatur konsumsi manusia dengan baik. Sehingga tidak berlebihan
dan melebihi keperluannya, yang berakibat lingkungan hidup menderita over
:eksploitasi dan terjadi ketimpangan. Allah berfirman menjelaskan hal itu

﴾ َ‫﴿ َّو ُكلُ ْوا َوا ْش َرب ُْوا َو َل تُس ِْرفُ ْو ۚا اِنَّهٗ َل يُحِ بُّ ْال ُمس ِْرفِيْن‬

“makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak


menyukai orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al-A’raf 7:31)

Allah menekankan kepada manusia tentang peran air yang sangat vital bagi
seluruh kehidupan. Karena itu, dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup,
manusia hendaknya memperhatikan kebersihan air dan kelancarannya, serta
menjaga keberlangsungan sumber-sumber mata air dari kerusakan dan
penggunaan secara tidak bertanggungjawab. Alalh berfirman,

﴾ َ‫ي ٍ اَفَ َل يُؤْ مِ نُ ْون‬ َ ‫﴿ َو َجعَ ْلنَا مِ نَ ْال َم ۤاءِ ُك َّل‬


ّ ۗ ‫ش ْيءٍ َح‬

“dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa
mereka tidak beriman? (QS. Al-Anbiya’ 21:30)

Lebih lanjut Rasulullah saw mendorong untuk menanam sebanyak mungkin


tanaman dan pepohonan. Karena dengan begitu akan terjadi perbaikan
lingkungan, dan menyediakan sumber-sumber penghidupan bagi banyak
makhluk hidup. Tidak hanya manusia. Namun juga makhluk hidup yang lain.
Baik burung-burung, maupun hewan. Mereka semua akan mendapatkan
manfaat dari hasil kerja manusia yang menanam pepohonan dan tanaman.

69
Dan setiap kali hasil tanamannya tersebut dimanfaatkan oleh makhluk hidup,
baik manusia, burung maupun hewan, maka saat itu orang yang menanamnya
mendapatkan pahala dari Allah Ta’ala. Mari kita simak sabda Rasulullah saw
ini:

ٌ‫صدَقَة‬
َ ‫ إِ َّل َكانَ لَهُ بِ ِه‬،ٌ‫سانٌ أ َ ْو بَ ِهي َمة‬ َ ُ‫ فَيَأ ْ ُك ُل مِ ْنه‬،‫ع زَ ْرعًا‬
َ ‫طي ٌْر أ َ ْو إِ ْن‬ ُ ‫ أ َ ْو يَ ْز َر‬،‫سا‬ ُ ‫َما مِ ْن ُم ْسل ٍِم يَ ْغ ِر‬
ً ‫س غ َْر‬

“Setiap seorang Muslim menanam pohon, atau menanam tanaman, kemudian


dari pohon dan tanaman yang dia tanam itu ada yang dimakan oleh burung
atau manusia dan hewan ternak, niscaya hal itu menjadi shadaqah baginya.”
(HR. Anas bin Malik, Shahih Bukhari, no 2320)

Alangkah beruntungnya orang yang banyak menanam pepohonan dan


tetumbuhan yang dapat dimanfaatkan oleh sesama makhluk hidup. Karena
dari kerjanya tersebut akan terus mengalir pahala kepadanya, selama
pepohonan itu memberi manfaat bagi makhluk hidup.

Dengan cara itu, sang hamba juga mendapatkan cinta Allah Ta’ala. Karena
telah berbuat baik kepada hamba-hamba-Nya. Dengan memberi mereka
makan dan minum dari hasil kerjanya menanam pohon dan tetumbuhan.
Marilah kita simak penjelasan Rasulullah saw tentang cara meraih cinta Allah
dengan cara berbuat baik kepada sesama manusia dan makhlukNya.

َ‫عل ِْمت‬َ ‫ أ َ َما‬:َ‫ قَال‬، َ‫ْف أَعُودُكَ ؟ َوأ َ ْنتَ َربُّ ْالعَالَمِ ين‬ َ ‫ يَا َربّ ِ َكي‬:َ‫ قَال‬،‫ يَا ابْنَ آد ََم َم ِرضْتُ فَلَ ْم تَعُ ْدنِي‬:ِ‫ع َّز َو َج َّل يَقُو ُل يَ ْو َم ْال ِقيَا َمة‬
َ َ‫إِ َّن هللا‬
‫ْف‬ َ َ ْ ُ َ َ ُ ْ ْ
َ ‫ يَا َربّ ِ َوكي‬:َ‫ قال‬،‫ع ْدتَهُ ل َو َج ْدتَنِي ِعندَهُ؟ يَا ابْنَ آد ََم ا ْست َطعَ ْمتكَ فل ْم تطع ِْمنِي‬ َ َ َّ َ
ُ ‫عل ِْمتَ أنكَ ل ْو‬ َ َ َ
َ ‫ أ َما‬،ُ‫ض فل ْم تَعُ ْده‬ ً َ ُ
َ ‫ع ْبدِي فلنا َم ِر‬ َ ‫أ َ َّن‬
َ‫طعَ ْمتَهُ لَ َو َج ْدتَ ذَلِك‬ ْ َ ‫عل ِْمتَ أَنَّكَ لَ ْو أ‬ ْ ُ ‫ فَلَ ْم ت‬، ٌ‫ع ْبدِي فُ َلن‬
َ ‫طع ِْمهُ؟ أ َ َما‬ َ َ‫عل ِْمتَ أَنَّهُ ا ْست َْطعَ َمك‬
َ ‫ أ َ َما‬:َ‫ قَال‬، َ‫ط ِع ُمكَ ؟ َوأ َ ْنتَ َربُّ ْالعَالَمِ ين‬ ْ ُ‫أ‬
َ َ‫ ا ْست َ ْسقَاك‬:َ‫ قَال‬، َ‫ْف أ َ ْسقِيكَ ؟ َوأ َ ْنتَ َربُّ ْالعَالَمِ ين‬
،ِ‫ع ْبدِي فُ َلنٌ فَلَ ْم ت َ ْس ِقه‬ َ ‫ يَا َربّ ِ َكي‬:َ‫ قَال‬،‫ فَلَ ْم ت َ ْس ِقنِي‬، َ‫ يَا ابْنَ آد ََم ا ْست َ ْسقَ ْيتُك‬،‫ِع ْندِي‬
)‫سقَ ْيتَهُ َو َج ْدتَ ذَلِكَ ِع ْندِي (رواه مسلم‬ َ ‫أ َ َما إِنَّكَ لَ ْو‬

“Sesungguhnya Allah (dalam hadits Qudsi) berfirman: “Hai Anak Cucu


Adam, Aku sakit tetapi kamu tidak menjenguk-Ku”. Lalu berkata (Anak
Cucu Adam): “Ya Robb, bagaimana aku menjenguk-Mu, sedangkan
Engkau adalah Tuhan Semesta Alam?” Allah menjawab: “Apakah
engkau tidak mengetahui, sesungguhnya ada hamba-Ku Fulan sedang
sakit tetapi engkau tidak menjenguknya, tidakkah engkau tahu
sesungguhnya ketika engkau menjengukya Aku pun berada di sisinya”.

70
‫‪(Kemudian Allah kembali berfirman)  “Hai Anak Cucu Adam, Aku kelaparan‬‬
‫‪tetapi engkau tidak memberi-Ku makan”. Menjawab (Anak Cucu Adam):‬‬
‫‪“Ya Robb, bagaimana aku memberi-Mu makan sedangkan Engkau adalah‬‬
‫‪Tuhan Semesta Alam?” Allah menjawab: “Apakah engkau tidak mengetahui‬‬
‫‪sesungguhnya kelaparan hamba-Ku si Fulan tetapi engkau tidak memberinya‬‬
‫‪makan, tidakkah engkau tahu sesungguhnya ketika engkau memberinya‬‬
‫‪makan di sana juga ada Aku”. (Lalu Allah berfirman) “Hai Anak Cucu Adam,‬‬
‫‪Aku haus tetapi engkau tidak memberi-Ku minum”. Menjawab (Anak Cucu‬‬
‫‪Adam): “Ya Robb, bagaimana aku memberi-Mu minum sedangkan Engkau‬‬
‫‪adalah Tuhan Semesta Alam?” Allah menjawab: “Engkau (tahu) hamba-Ku‬‬
‫‪meminta minum kepadamu tetapi tidak engkau berikan kepadanya, tidakkah‬‬
‫‪engkau tahu ketika engkau memberinya minum di sana pun ada Aku”.” (HR.‬‬
‫)‪Muslim melalui Abi Hurairah, Mukhtaarul Ahaadits no. 264‬‬

‫‪Semoga kita menjadi sosok yang mendapatkan cinta Allah, dengan cara‬‬
‫‪.memberi kebaikan, berupa makan dan minum kepada hamba-hamba Allah‬‬

‫ت َوال ِذّ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‪َ ،‬وا ْست َ ْغف ُِر ْوهُ‪ ،‬إِنَّهُ ه َُو ْالغَفُ ْو ُر َّ‬
‫الرحِ ْي ُم‪.‬‬ ‫آن ْالك َِري ِْم‪َ ،‬ونَفَعَنِي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه مِ نَ ْاليَا ِ‬
‫اركَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر ِ‬
‫بَ َ‬

‫‪Khutbah 2‬‬

‫س ْولُهُ ‪،‬‬
‫ع ْبدُ هللاِ َو َر ُ‬ ‫صالِحِ يْنَ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ أ َ ْن َل إِلَهَ إِ َّل هللاُ َوحْ دَهُ َل ش َِريْكَ لَهُ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ َّ‬
‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ْال َح ْمدُ هللِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ َو ِل ّ‬
‫ي ِ ال َّ‬

‫سلَّ َم‪.‬أ َّما بَ ْعدُ‪:‬‬ ‫علَى آ ِل ِه َوأ َ ْ‬


‫ص َحابِ ِه َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬
‫علَ ْيهَ َو َ‬ ‫َو َ‬

‫س ْب َحانَهُ َوتَعَالَى أ َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِسهِ‪َ ،‬وثَنَّى‬


‫ص َمةُ أ َ ْم ِر ُك ْم‪ ،‬ث ُ َّم ا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن هللاَ ُ‬ ‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَادَ هللاِ وتم َّ‬
‫س ُك ْوا بِ ِد ْينِ ُك ْم‪ ،‬فَ ُه َو ِع ْ‬
‫س ِلّ ُمواْ‬ ‫َ‬
‫عل ْي ِه َو َ‬ ‫ْ‬
‫صلوا َ‬ ‫ُّ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬
‫ي ِ يا أيُّ َها الذِينَ آ َمنوا َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬
‫على النبِ ّ‬ ‫َ‬ ‫صلونَ َ‬ ‫ُّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫للاَ َو َمالئِكتهُ يُ َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫س ِبّح ِة بِقُ ْد ِسهِ‪ ،‬فقا َل تعَالى ُمخبِ ًرا َوآمِ ًرا‪ ﴿ :‬إِن َّ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َ‬
‫ت َ ْسلِيما ً ﴾ [األحزاب‪[65 :‬‬

‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا‬


‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫اركْ َ‬ ‫صلَّيْتَ َ‬
‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ص ِّل َ‬ ‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫على آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪ ،‬فِي العَالمِ يْنَ إِنكَ َحمِ ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪.‬‬‫َ‬ ‫َ‬
‫على إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫َر ْكتَ َ‬

‫ع َواتِ‪ ،‬يَا‬ ‫سمِ ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ الدَّ َ‬ ‫س ِل َماتِ‪َ ،‬واْل ُمؤْ مِ نِيْنَ َو ْال ُمؤْ مِ نَاتِ‪ْ ،‬الَحْ يَاءِ مِ ْن ُه ْم َو ْال َ ْم َواتِ‪ ،‬إِنَّكَ َ‬ ‫سلِمِ ْينَ َوا ْل ُم ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغف ِْر ِل ْل ُم ْ‬
‫عنَّا ْالبَ َل َء َو ْال َوبَا ْ َء َو ْالفَحْ شَا َء َو ْال ُم ْنك ََر َما َ‬
‫ظ َه َر‬ ‫اخذُلْ َم ْن َخذَ َل ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪.‬اللَّ ُه َّم ْ‬
‫ارفَ ْع َ‬ ‫ص َر ال ِدّيْنَ َو ْ‬
‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫ي ْال َحا َجاتِ‪.‬اللَّ ُه َّم ا ْن ُ‬ ‫اض َ‬ ‫قَ ِ‬
‫سخَا ًء َرخَا ًء‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫لْ‬ ‫َّ‬
‫يِءِ ال ْسقا ِم‪..‬الل ُه َم اجْ عَ َهذا البَلدَ آمِ نا َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫س ّ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬
‫ص َوال ُجن ْو ِن َوال ُجذا ِم َوك ْو ُر ْونَا َو َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫مِ ْن َها َو َما بَطنَ ‪ .‬الل ُه َّم إِنا نَعُ ْوذ بِكَ مِ نَ البَ َر ِ‬
‫َّ‬
‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َرتْ بِ ِه ْال َمقَا ِدي ُْر‪.‬‬ ‫عا ْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم دَ ِبّ ْرنَا فَإِنَّا َل نُحْ ِسنُ الت َّ ْدبِي َْر‪َ ،‬و ْال ُ‬
‫ط ْ‬ ‫َو َ‬

‫‪71‬‬
‫ان َو َل تَجْ عَلْ فِي قُلُو ِبنَا غ ًِّل لِلَّذِينَ آ َمنُوا َربَّنَا ِإنَّكَ َر ُء ٌ‬
‫وف َرحِ ي ٌم‪َ .‬ربَّنَا آ ِتنَا فِي الدُّ ْنيَا‬ ‫َربَّنَا ا ْغف ِْر لَنَا َو ِ ِل ْخ َوا ِننَا الَّذِينَ َ‬
‫سبَقُونَا ِب ْ ِ‬
‫الي َم ِ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‪.‬‬ ‫عذ َ َ‬‫سنَةً َوقِنَا َ‬
‫سنَةً َوفِي ْالخِ َرةِ َح َ‬ ‫َح َ‬
‫ع ِن ْالفَحْ شَاءِ َو ْال ُم ْنك َِر َو ْالبَ ْغيِ‪ ،‬يَ ِع ُ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪،‬‬ ‫ان َوإِ ْيتَاءِ ذِي ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َ‬ ‫س ِ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم بِ ْالعَ ْد ِل َو ْ ِ‬
‫الحْ َ‬
‫صَْ‬
‫لة َ‬ ‫علَى ِنعَمِ ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْع َملُ ْونَ ‪َ .‬و ْال َح ْمدُ ِ َّلِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ ‪َ .‬وأَق ِِم ال َّ‬
‫فَا ْذ ُك ُروا هللاَ ْالعَظِ ي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬

‫‪72‬‬
17

DAKWAH DAN LINGKUNGAN

ُ‫س ْولُه‬ ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ َ ‫ق ِفى ُك ِّل ا ُ ُم ٍر أ َ ْش َهدُ ا َ ْن الَ ا ِٰلهَ ِاالَّ هللا َُوحْ دَهُ الَ ش َِريْكَ لَهُ َوا َ ْش َهدُ ا َ َّن‬
َ ‫س ِيّدَنَا ُم َح َّمدًا‬ ِ ّ ‫ال َحمدُ هللِ الَّذِى ا َ َم َرنا َ ِبا ِتّبَاعِ اْل َح‬
‫ فَيَا ِعبَادَ هللاِ إِتَّقُ ْوا‬-ُ‫لى َم َم ِ ّرالدُّه ُْو ِر أ َ َّما بَ ْعد‬
َ ‫ع‬ َ ‫صحْ بِ ِه‬ ٰ
َ ‫لى الِه َو‬ َ ‫لى هَذا النَّبِي الك َِري ِْم ُم َح َّم ٍد َو‬
ٰ ‫ع‬ َ ‫س ِلّ ْم‬
ٰ ‫ع‬ َ ‫ص ِّل َو‬َ ‫ش ُك ْو ِر اَللّٰ ُه َّم‬ َ ً ‫ش َهادَة‬
َ ‫ع ْب ٍد‬ َ
َ‫هللاَ َح َّق تُقَا ِت ِه َوالَ ت َ ُم ْوت ُ َّن اِالَّ َوا َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْون‬

Para hadirin sidang jum’at yang berbahagia, Rahimakumullah

Pertama-tama marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur kepada Allah


SWT yang telah menghiasi dunia ini  dengan pepohonan, tanaman dan mata
air, begitu juga Allah anugrahkan kekayaan bumi serta isinya yang membuat
manusia beserta makhluk lain nya bisa hidup dan saling mengasihi karena
sebaik-baik manusia adalah yang saling berbagi kasih

‫ رواه الترمذي‬-‫س َماءِ ‏‬ ِ ‫ار َح ُموا َم ْن فِي األ َ ْر‬


َّ ‫ض يَ ْر َح ْم ُك ْم َم ْن فِي ال‬ ْ ُ‫الرحْ َمن‬ ُ ‫قَا َل َر‬
َّ ‫سو ُل‬
َّ ‫للاِ صلى هللا عليه وسلم‏‏‬
َّ ‫الراحِ ُمونَ يَ ْر َح ُم ُه ُم‬

Rasulullah saw bersabda: “Orang – orang yang penuh kasih sayang (di muka
bumi) akan diberi sayangi oleh Allah yang maha Penyayang. Kasihanilah
makhluk yang di bumi, maka kalian akan dikasihani dia yang di langit. (HR.
Tirmidzi )

Kemudian Allah melengkapi kesempurnaan kasih sayang-Nya dengan


diciptakan langit tanpa tiang yang menjadikan manusia leluasa berexpresi
maka hadirlah pesawat yang menjadikan manusia mudah bertransportasi
mengelilingi dunia untuk membangun silaturahim satu dengan yang lain
nya yang seharusnya menghasilkan kekuatan bertauhid dalam rangka
membesarkan Asmamu ya Allah. Shalawat dan salam tercurah kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarganya yang telah
memberikan contoh dan teladan bagi kehidupan ummat manusia menuju
jalan cahaya.

Kemudian marilah kita tingkatkan kwalitas iman dan taqwa kita kepada Allah
SWT, sebagai upaya memperoleh kebahagiaan yang abadi dan kebaikan
yang hakiki di dunia dan akhirat. Amin Yarobbal ‘alamin.

Para hadirin Rohimakumullah sidang Jumata yang berbahagia

Sejak Prof. Max Muller menyampaikan kuliahnya di wesmisnter Abbey


(Inggris) di hadapan kaum missi (delegasi agamawan) bulan desember

73
1873 lahirlah pengertiaan umum bahwa enam agama besar di dunia dapat
digolongkan kepada agama dakwah dan agama non dakwah. Untuk agama
non dakwah yahudi, brahma dan zoroaster. Sedangkan agama dakwah
adalah budha, kristen dan Islam. Pengertian agama dakwah menurut ajaran
Islam adalah usaha menyebarluaskan kebenaran dan mengajak orang orang
yang belum mempercayainya dianggap sebagai tugas suci untuk mengajak
nya. Semangat memperjuangkan kebenaran itulah yang tak kunjung padam
dari jiwa para penganutnya sehingga kebenaran itu terwujud dalam pikiran,
kata kata dan perbuatan. Semangat yang membuat mereka merasa tidak
puas sampai berhasil menanamkan nilai kebenaran itu ke dalam jiwa setiap
orang sehingga apa yang diyakini sebagai kebenaran diterima oleh seliuruh
umat manusia. (Thomas W. Arnold, The Preching of Islam). Bagi kita umat
Islam adalah semangat memperjuangkan agama Islam yang kita yakini
kebenarannya telah memberikan inspirasi dan stimulan untuk menyampaikan
ajaran Islam kepada seluruh umat manusia di manapun mereka berada.

Para hadirin Rohimakumullah sidang Jumata yang berbahagia

Jauh sebelum dialog Prof. Max Muller tersebut telah dilakukan gerak dakwah
yang massive yang diproklamirkan kepada penduduk arabia pada abad ke
tujuh oleh seorang Rasulullah saw yang bernama Muhammad saw di bawah
panji panjinya suku suku arab yang bercerai berai di kala itu berubah menjadi
satu bangsa dan dengan getaran jiwa yang baru ini dan dengan semangat
daya juang laksana kekuatan gaib menggerakan pasukan militernya. Mereka
maju ke tiga benua merebut kemenangan demi kemenangan, Syiria, Palestina,
Mesir, Afrika Utara Dan Persia. Adalah negara negara yang peertama takluk
dan sambil mendobrak ke Barat samapai spanyol dan ke timur di India.
Para pengikut nabi itu pada kira kira seabad setelah wafatnya telah menjadi
penguasa suatu imperium yang malah lebih besar dari pada imperium romawi
pada masa puncak kejayaannya. Meskipun pada tahun tahun berikutnya
imperium raksasa ini terpecah dan kekuatan politiknya menurun. Namun
kemenagan spiritualitasnya tetap berlanjut tak terputus.

Ekspansi Islam yang cepat meluas tersebut tidak ketinggalan untuk tetap
memperhatikan bahwa dakwah terhadap lingkungan juga mendapat porsi
:perhatian. Rasululla saw bersabda

ٌ‫صدَقَة‬
َ ُ‫أرضًا َم ْيتَةُ فَلَهُ فِي َها أجْ ٌر َو َما أ َكلَتْ العَافِيَةُ مِ ْن َها فَ ُه َو لَه‬
ْ ‫َم ْن أحْ يَا‬

Barang siapa menghidupkan tanah yang mati, maka baginya pahala. Apa“
HR. ) ”,yang dimakan oleh binatang darinya, maka itu baginya pahala sedekah
)An-Nasai, Ibnu Hibban dan Ahmad

74
Hal tersebut di atas sejalan dengan konsep bahwa Islam adalah agama
dakwah, termasuk di dalamnya berbicara tentang lingkungan yang bersih,
indah dan manusiawi adalah bagian dari dakwah Islam.

Nabi Muhammad saw tidak melulu mengajarkan ritual keagamaan. Dalam


beberapa kesempatan, beliau juga mengingatkan para sahabat akan
pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Jika lingkungan rusak, maka
manusia juga yang akan menanggung dampaknya. Karena bagaimana pun,
manusia dan lingkungan dengan segala aspeknya yang berbeda-beda itu
saling terkait dan saling membutuhkan. Sebagaimana firman Allah dalam al-
.Qur’an, ayat : 41-42

‫ظ ُروا‬ ُ ‫ قُلْ س‬# َ‫ض الَّذِي عَمِ لُوا لَعَلَّ ُه ْم يَ ْر ِجعُون‬


ِ ‫ِيروا فِي ْال َ ْر‬
ُ ‫ض فَا ْن‬ َ ‫اس ِليُذِيقَ ُه ْم بَ ْع‬ َ ‫سادُ فِي ْالبَ ِ ّر َو ْالبَحْ ِر بِ َما َك‬
ِ َّ‫سبَتْ أ َ ْيدِي الن‬ َ َ‫ظ َه َر ْالف‬
َ
24-14 : ‫ سورة الروم‬- َ‫عاقِبَةُ الَّذِينَ مِ ْن قَ ْب ُل َكانَ أ َ ْكث َ ُر ُه ْم ُم ْش ِركِين‬ َ َ‫ْف َكان‬ َ ‫َكي‬

Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan


tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS.
Ar Rum 30:41)

Dalam ayat ini diterangkan bahwa telah terjadi al-fasad di daratan dan lautan.
Al-Fasad adalah segala bentuk pelanggaran atas sistem atau hukum yang
dibuat Allah, yang diterjemahkan dengan “perusakan”. Perusakan itu bisa
berupa pencemaran alam sehingga tidak layak lagi didiami, atau bahkan
penghancuran alam sehingga tidak bisa lagi dimanfaatkan. Di daratan,
misalnya, hancurnya flora dan fauna.

Dalam kondisi kita di Indonesia yang pada umumnya masyarakat harus terus
didorong untuk tertib terutama peduli sampah yang harus dibuang pada
tempatnya. Jika ketertiban tersebut terjadi maka pasukan orange di DKI
Jakarta misalnya yang bertugas sebagai pemebersih jalan, got dan lingkungan
serta lainnya akan lebih ringan dan bahkan bisa didaya gunakan tenaganya
ke tempat lain. Diperkirakan puluhan hingga ratusan milyar rupiah setiap
bulan untuk menggaji mereka. Mari bersama sama kita menjadi muslim yang
tertib dengan membuang sampah pada tempatnya sehingga lingkungan kita
menjadi senantiasa bersih, sehat dan indah.

Perusakan itu terjadi akibat perilaku manusia, misalnya eksploitasi alam yang
berlebihan, peperangan, percobaan senjata, dan sebagainya. Perilaku itu tidak
mungkin dilakukan orang yang beriman dengan keimanan yang sesungguhnya
karena ia tahu bahwa semua perbuatannya akan dipertanggungjawabkan
.nanti di depan Allah

75
‫ق‬ َّ ‫ع ِن‬
ِ ‫الط ِر ْي‬ َ ‫طةُ ْالذَى‬
َ ‫زَ ادَ ُم ْس ِل ٌم أعْالهَا قَو ُل َل إلَهَ َّإل هللاُ َوأ ْدنَاهَا إ َما‬- ً‫ش ْعبَة‬
ُ - َ‫ض ٌع َو ِست ُّ ْون‬
ْ ‫س ْبعُ ْونَ أو ِب‬ ْ ‫اإل ْي َمانُ ِب‬
َ ‫ض ٌع َو‬
‫البخاري‬
ِ َ‫ رواه الشيخان عند‬- ‫ان‬ ُ ‫َو ْال َحيَا ُء‬
ِ َ‫ش ْعبَةً مِ ْن ِشع‬
ِ ‫ب ْالي َم‬

“Iman itu ada 60 lebih (atau 70 sekian) cabang. Iman yang paling utama adalah
[ucapan] Laa ilaaha illallah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan
gangguan dari jalan, sedangkan malu termasuk cabang dari iman.” (HR.
Bukhari dan Muslim)

Hadits nabi tersebut mempertegas bahwa kondisi lingkungan, termasuk di


dalamnya apa saja yang ada di sekitar kita, yang paling dekat atau ada di
hadapan kita, bila tidak aman, nyaman dan mengganggu maka segera harus
kita perbaiki. Menciptakan lingkungan yang bersih, sehat dan indah apakah
itu lingkungan sosial atau lingkungan alam adalah bagian dari tuntutan
dakwah Islam.

Para hadirin Rahimakumullah

Islam adalah agama dakwah yang bermaksud membawa keselamatan dan


kemaslahatan hidup umat manusia secara keseluruhan baik duniawi dan
ukhrawi.

َ ‫سنَةً َوقِنَا‬
َ َ ‫عذ‬
‫اب النار‬ َ ‫سنَةً َوفِي ْالخِ َرةِ َح‬
َ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا َح‬

“Ya Tuhan kami, berilah kami di dunia dan minta di akhirat dan peliharalah
kami dari siksa neraka”. (QS. Al-Baqarah 2: 201)

Namun demikian semua itu terpulang kepada mereka jua, apakah akan
memilih jalan yang membawa keselamatan dan kemaslahatan hidup mereka
atau memilih jalan lain.

Para hadirin Rahimakumullah

Secara etimologi kata “dakwah” berakar kata da’a - yad’u-da’watan, (‫عا – يَ ْدعُو‬


َ َ‫د‬
ً ‫ )– دَع َْوة‬yang artinya ”Mengajak” Atau ”Menyeru”. Sedangkan secara istilah,
dakwah adalah

‫أن حقيقةَ الدَّع َْو ِة قو ٌل وعمِ ٌل‬ َّ ‫ساج ِد َم َع‬


َ ‫ت فِي ال َم‬ ِ ‫ض َرا‬ َ ‫ب َو ْال ُم َحا‬
ِ ‫الوعْظِ َو ْالرشَا ِد وإلقا ُء الخطي‬ َ ُ‫اَل َم ْف ُه ْو ُم الشَا ِئ ُع لِلدَع َْو ِة إنَّ َها ُم َج َّرد‬
‫اج ِد َواال ْبنِيَ ِة‬
ِ ‫س‬َ ‫ضاف ِة إلَي ْال َم‬
َ ‫َاجر بِاال‬
ِ ‫ق َوالمت‬ ِ ‫ب َو ْالَس َْوا‬ِ ‫ين َوال َمكَات‬ ِ ‫سلوكٌ و َمجالتُها ُمتَعَ ِددَة ٌ فِي ال َمد َِار ِس َوال َجامِ عَا‬
ِ ‫ت َوفي الد ََوا ِو‬ ُ ‫َو‬
ِ ‫سلمي فِي ك ِّل َج َوان‬
ِ‫ب ال ُمجْ ت َمع‬ ِ ‫ار دَع َْوة ٌ إلي ت َْط ِب ْي‬
ْ ‫ق ْالجي ِل ْال‬ ِ ‫ص‬َ ‫اض َها إنَّ َها ِب ْالخ ِت‬
ِ ‫وأغر‬
َ ‫اخت َِلفِ ْألوانِها‬
ْ ‫َوال َم َجامِ عِ ْال ْخ َري علَي‬
‫ع ِقيْدة ً وش َِر ْيعَةً وأخالقًا – الشيخ أحمد محمد جمال‬ َ ‫ْال ُم ْسل ِِم‬

Konsep umum dakwah ialah membimbing, menyampaikan dakwah, dan


ceramah di masjid di mana hakikat dakwah adalah perkataan, perbuatan, dan
perilaku dengan tempat yang beragam, meliputi sekolah, kampus, kantor,
pasar, dan tempat lain dengan berbagai macam tujuan di mana seorang

76
muslim memiliki akidah, hukum dan akhlak. (Syaikh Ahmad Muhammad
Jamal)

Adapun Menurut Sheikh Ali Mahfouzh dakwah adalah:

ِ َ‫سعَادةِ ْالع‬
‫اج ِل َو ْالَ ِج ِل – الشيخ علي محفوظ‬ ُ ُ‫ع ِن ْال ُم ْنك َِر ِليُف‬
َ ِ‫وز ْوا ب‬ ُ ‫اس علَي ْال َخي ِْر َوال ُهدَي َو ْال ْم ُر بِ ْال َم ْع ُر ْوفِ َوالنَ ْه‬
َ ‫ي‬ ُّ ‫َح‬
ِ َّ‫ث الن‬

Mendorong orang untuk berbuat baik, membimbing, memerintahkan yang


baik dan melarang apa yang salah, sehingga mereka bisa mendapatkan
kebahagiaan dunia dan akhirat -

Sedangkan Muhammad Khidr Husain dalam bukunya “al-Dakwah ilal Ishlah”


mengatakan, dakwah adalah upaya untuk memotifasi orang agar berbuat
baik dan mengikuti jalan petunjuk, dan melakukan amr ma’ruf nahi munkar
dengan tujuan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Terakhir menurut Nasrudin Latif, dakwah adalah setiap usaha aktifitas lisan
maupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainya
untuk beriman dan menaati Allah SWT sesuai dengan garis-garis aqidah dan
syariat serta akhlak Islamiyah.

Para hadirin Rahimakumullah

Jika pengertian dakwah begitu luas, tidak hanya mencakup aspek ibadah
mahdlah, tapi juga memuat aspek ibadah sosial, maka kita dapat katakan
bahwa lingkungan adalah juga merupakan bagian dari objek dakwah yang
harus mendapat porsi yang tidak kurang besarnya dari porsi dakwah di
bidang lain.

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan


sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna
yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan
yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan
lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala
sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan
kehidupan manusia. Allah berfirman

َ ِ‫ َو َجعَ ْلنَالَ ُك ْم فِ ْي َها َمعٰ ي‬# ‫ْئ َم ْو ُز ْو ٍن‬


َ‫س َو َم ْن لَ ْست ُ ْم لَهُ بِ ٰر ِزقِيْن‬ َ ‫ض َمدَد ْٰن َها َوا َ ْلقَ ْينَا فِ ْي َها َر َوس‬
َ ‫ِى َوا َ ْنبَتْنَا فِ ْي َها مِ ْن ُك ِّل‬
ٍ ‫سي‬ َ ‫َواْالَ ْر‬

“Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-


gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu yang menurut ukuran.
Dan kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup.
Dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan
pemberi rizeki kepadanya”.( QS. Al-Hijr 15: 19-20 )

77
‫‪Untuk itu para hadirin sekalian, perlu kiranya kita tumbuhkan kesadaran‬‬
‫‪mencintai alam serta lingkungan sekitar agar alam dan lingkungan dapat‬‬
‫‪memberi apa yang kita butuhkan darinya secara berkesinambungan dan‬‬
‫‪pada saat yang sama tetap lestari serta terpelihara.‬‬

‫‪Bila kita bertaubat kemudian diiringi dengan amal sholeh dalam konteks ini‬‬
‫‪yaitu memakmurkan dan memelihara alam, maka Insya Allah alam nan indah‬‬
‫‪ini akan terjaga kelestariannya sehingga apa yang kita nikmati saat ini juga‬‬
‫‪akan dinikmati oleh anak cucu kita dikemudian hari karena alam nan indah ini‬‬
‫‪adalah titipan anak cucu kita bukan warisan dari nenek moyang. Oleh karena‬‬
‫‪itu seyogyanya kita mewariskan mata air bukan air mata.‬‬

‫القرأن العظيم ونَفَعَنَا َوإيَا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه مِ نَ اْأل َ يَا ِ‬


‫ت َوال ِذّ ْك ِر اْل َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل هللاُ مِ نَّا َومِ ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ إِنَّهُ ه َُوالسَّمِ ْي ُع‬ ‫ِ‬ ‫با َ َركَ هللاُ ِلى َولَ ُك ْم في‬
‫علَي ُك ْم إنَّهُ ه َُو الت َّ َوابُ َّ‬
‫الرحِ ْي ُم‬ ‫عل ْينَا َو َ‬ ‫اْلعَ ِل ْي ُم وت َ‬
‫َاب َ‬

‫‪Khutbah 2‬‬

‫س ْولُهُ ‪،‬‬
‫ع ْبدُ هللاِ َو َر ُ‬ ‫صالِحِ يْنَ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ أ َ ْن َل إِلَهَ إِ َّل هللاُ َوحْ دَهُ َل ش َِريْكَ لَهُ ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ َّ‬
‫أن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ْال َح ْمدُ هللِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ َو ِل ّ‬
‫ي ِ ال َّ‬
‫َّ‬
‫سل َم‪.‬أ َّما بَ ْعدُ‪:‬‬ ‫ص َحابِ ِه َو َ‬ ‫َ‬
‫علَى آ ِل ِه َوأ ْ‬‫علَ ْيهَ َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬‫َو َ‬

‫س ْب َحانَهُ َوتَعَالَى أ َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِسهِ‪َ ،‬وثَنَّى‬


‫ص َمةُ أ َ ْم ِر ُك ْم‪ ،‬ث ُ َّم ا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن هللاَ ُ‬ ‫فاتَّقوا هللاَ ِعبَادَ هللاِ وتم َّ‬
‫س ُك ْوا بِ ِد ْينِ ُك ْم‪ ،‬فَ ُه َو ِع ْ‬
‫س ِلّ ُمواْ‬ ‫صلُّواْ َ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫ي ِ يا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ َ‬ ‫صلُّونَ َ‬
‫علَى النَّبِ ّ‬ ‫للاَ َو َمالئِ َكتَهُ يُ َ‬ ‫س ِبّح ِة بِقُ ْد ِسهِ‪ ،‬فَقَا َل تَعَالَى ُم ْخبِ ًرا َوآمِ ًرا‪ ﴿ :‬إِ َّن َّ‬ ‫بِ َم َلئِ َكتِ ِه ْال ُم َ‬
‫ت َ ْسلِيما ً ﴾ [األحزاب‪[65 :‬‬

‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا‬


‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫اركْ َ‬ ‫صلَّيْتَ َ‬
‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ص ِّل َ‬‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪ ،‬فِي ْالعَاْلَمِ يْنَ إِنَّكَ َحمِ ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪.‬‬‫علَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬‫َر ْكتَ َ‬

‫ع َواتِ‪ ،‬يَا‬ ‫سمِ ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ الدَّ َ‬ ‫س ِل َماتِ‪َ ،‬واْل ُمؤْ مِ نِيْنَ َو ْال ُمؤْ مِ نَاتِ‪ْ ،‬الَحْ يَاءِ مِ ْن ُه ْم َو ْال َ ْم َواتِ‪ ،‬إِنَّكَ َ‬ ‫سلِمِ ْينَ َوا ْل ُم ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغف ِْر ِل ْل ُم ْ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫عنا البَل َء َوال َوبَا َء َوالفحْ شَا َء َوال ُمنك ََر َما ظ َه َر‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫ارف ْع َ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫لْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬
‫ص َر ال ِدّيْنَ َواخذ َمن َخذ َل ال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪.‬الل ُه َّم ْ‬ ‫ْ‬
‫ص ْر َمن نَ َ‬ ‫ي ْال َحا َجاتِ‪.‬الل ُه َّم ان ُ‬
‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫اض َ‬ ‫قَ ِ‬
‫سخَا ًء َرخَا ًء‬ ‫يِءِ ْال َ ْسقَا ْ ِم‪..‬اللَّ ُه َم اجْ عَلْ َهذَا ْالبَلَدَ آمِ نًا َ‬
‫س ّ‬‫ص َو ْال ُجنُ ْو ِن َو ْال ُجذَاْ ِم َو ُك ْو ُر ْونَا َو َ‬
‫طنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم إِنَّا نَعُ ْوذُ بِكَ مِ نَ ْالبَ َر ِ‬ ‫مِ ْن َها َو َما بَ َ‬
‫ف بِنَا فِ ْي َما َج َرتْ بِ ِه ْال َمقَا ِدي ُْر‪.‬‬ ‫عا ْ َمةَ بِال ِد ْال ُم ْسلِمِ يْنَ ‪ .‬اللَّ ُه َّم دَ ِبّ ْرنَا فَإِنَّا َل نُحْ ِسنُ الت َّ ْدبِي َْر‪َ ،‬و ْال ُ‬
‫ط ْ‬ ‫َو َ‬

‫ان َو َل تَجْ عَلْ فِي قُلُوبِنَا غ ًِّل لِلَّذِينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّكَ َر ُء ٌ‬
‫وف َرحِ ي ٌم‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا‬ ‫َربَّنَا ا ْغف ِْر لَنَا َو ِ ِل ْخ َوانِنَا الَّذِينَ َ‬
‫سبَقُونَا بِ ْ ِ‬
‫الي َم ِ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‪.‬‬ ‫عذ َ َ‬ ‫سنَةً َوفِي ْالخِ َرةِ َح َ‬
‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫َح َ‬
‫ع ِن ْالفَحْ شَاءِ َو ْال ُم ْنك َِر َو ْالبَ ْغيِ‪ ،‬يَ ِع ُ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪،‬‬ ‫ان َوإِ ْيتَاءِ ذِي ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َ‬ ‫س ِ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم بِ ْالعَ ْد ِل َو ْ ِ‬
‫الحْ َ‬
‫صَْ‬
‫لة َ‬ ‫علَى نِعَمِ ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْع َملُ ْونَ ‪َ .‬و ْال َح ْمدُ ِ َّلِ َربّ ِ ْالعَالَمِ يْنَ ‪َ .‬وأَق ِِم ال َّ‬
‫فَا ْذ ُك ُروا هللاَ ْالعَظِ ي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬

‫‪78‬‬
79
KHUTBAH
JUM’AT
TATA KELOLA
SAMPAH
MENURUT AJARAN

ISLAM

Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut


Gedung Manggala Wanabakti Blok VII Lt.5,
Jl.Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat - 10207

TKNPenangananSampahLaut @tkn_psl sampahlaut.id


80

Anda mungkin juga menyukai