Dosen Pengampu :
Agus Kurnia, S.S, M.Ag.
Oleh Kelompok 2
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
A. Latar Belakang
Setiap manusia pasti ingin bahagia dan menikmati kebahagiaan-bahkan bila perlu
selamanya. Bahagia ialah keadaan atau perasaan senang dan tenteram; bebas dari segala
hal yang menyusahkan (KBBI).
Pakar psikologi menyebutnya dengan kondisi psikologis yang positif; ditandai oleh
tingginya kepuasan terhadap masa lalu, tingginya tingkat emosi positif, dan rendahnya
tingkat emosi negatif. Bahagia adalah penilaian terhadap diri sendiri dan kehidupannya,
yang memuat emosi positif, seperti kenyamanan dan kegembiraan yang meluap-luap,
maupun aktivitas positif yang tidak memuat emosi apa pun, seperti absorpsi dan
keterlibatan (Seligman, 2005).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi kebahagiaan dunia akhirat itu?
2. Makna Kebahagiaan Berdasarkan Kondisi Masa Kini.?
3. Bagaimana Agama Dapat Membahagikan Manusia.?
C. Tujuan
Agar mengetahui pandangan islam dalam kebahagiaan dunia dan akhirat dalam
konteks kehidupan modern.”
BAB II
PEMBAHASAN
2. Kebahagiaan akhirat
merupakan kebahagiaan abadi yang sifatnya kekal, menjadi balasan atas segala
perbuatan, amal ibadah setiap hamba selama hidup di dunia. Allah berfirman dalam
surah An- Nahl/16:30,
۞ ٌر ۚ َولَنِ ْع َمF َر ِة خَ ْيFدَا ُر اآْل ِخFََوقِي َل لِلَّ ِذينَ اتَّقَوْ ا َما َذا َأ ْن َز َل َربُّ ُك ْم ۚ قَالُوا خَ ْيرًا ۗ لِلَّ ِذينَ َأحْ َسنُوا فِي ٰهَ ِذ ِه ال ُّد ْنيَا َح َسنَةٌ ۚ َول
َدَا ُر ْال ُمتَّقِين
"Dan kemudian dikatakan kepada orang yang bertaqwa, “Apakah yang telah
diturunkan oleh Tuhanmu? “ mereka menjawab, “Kebaikan”. Bagi orang yang
berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya
kampung akhirat adalah lebih baik. Dan sesungguhnya negeri akhirat pasti lebih
baik. Dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa."
A. Kesimpulan
Artinya Agama merupakan unsur penting dalam meraih kebahagiaan yang hakiki
atau kebahagiaan yang sesungguhnya. Agama yang kuat, maka di dalam diri manusia
tertanam sifat-sifat seperti malu (menjaga kehormatan dan kemuliaan), amanat (bisa
dipercaya), shiddiq (benar). Dengan demikian, agama, iman, Islam dan i’tiqad yang
kuat, sudah dapat mencapai bahagia batin dan hubungan yang baik dengan Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an.
https://www.uinjkt.ac.id/meraih-kebahagiaan-dunia-dan-akhirat/
Prof. Dr. Hamka, Tasawuf Modern: Bahagia itu dekat dengan kita ada di dalam
diri kita, (Jakarta: Republika Penerbit, 2018) hlm 337