Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH BANTUAN ZAKAT PRODUKTIF OLEH

LEMBAGA AMIL ZAKAT TERHADAP


PENDAPATAN MUSTAHIK
(Studi Pada LAZIS Sabilillah dan LAZ El Zawa Malang)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Haikal Luthfi Fathullah


115020507111012

JURUSAN ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
PENGARUH BANTUAN ZAKAT PRODUKTIF OLEH LEMBAGA AMIL ZAKAT
TERHADAP PENDAPATAN MUSTAHIK
(Studi Pada LAZIS Sabilillah dan LAZ El Zawa Malang)
Haikal Luthfi Fathullah
Arif Hoetoro, SE., MT., Ph.D.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya


Email: haikalluthfi@gmail.com

ABSTRAK

Dalam pandangan Islam, salah satu upaya untuk pengentasan kemiskinan yaitu dengan zakat.
Pendayagunaan zakat tidak sebatas untuk penggunaan konsumtif tetapi untuk usaha produktif.
Dengan mendayagunakan zakat produktif diharapkan mustahik penerima zakat dapat
menghasilkan sesuatu secara terus-menerus sehingga dapat keluar dari jeratan kemiskinan.
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh bantuan Zakat produktif secara simultan dan
parsial yang disalurkan oleh Lembaga Amil Zakat terhadap pendapatan mustahik. Pendekatan
pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif dengan menggunakan alat analisis
regresi linear berganda. Responden pada penelitian ini berjumlah 30 pada masing-masing
lembaga amil zakat. Hasil penelitian ditemukan bahwa secara simultan bantuan modal usaha,
pelatihan usaha, pendampingan usaha, dan lama usaha berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan mustahik. Secara parsial, bantuan modal usaha, pelatihan usaha, pendampingan
usaha, dan lama usaha berpengaruh signifikan terhadap pendapatan mustahik. Dari hasil
tersebut, lembaga amil zakat telah memberikan bantuan secara optimal dalam meningkatkan
pendapatan mustahik.

Kata Kunci: Kemiskinan, bantuan zakat produktif, dan pendapatan mustahik

A. PENDAHULUAN
Kemiskinan merupakan penyakit sosial-ekonomi dan menjadi masalah kompleks yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain: pendapatan, kesehatan,
pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi lingkungan.
Pada lingkup yang lebih kecil, masalah kemiskinan di Malang merupakan problematika tersendiri
bagi pemerintah daerah setempat.

Tabel 1.1 Persentase Penduduk Miskin Kota Malang dan Kabupaten Malang
Persentase Penduduk Miskin (%) Persentase Penduduk Miskin (%)
Tahun Kota Malang Kabupaten Malang
2008 7,22 15,08
2009 5,58 13,57
2010 5,90 12,54
2011 5,50 11,67
2012 5,19 11,01
2013 4,85 11,44
Sumber: BadanPusatStatistik Kota Malang dan Kabupaten Malang, 2014

Berdasarkan Tabel1.1 persentase penduduk miskin di kota Malang 2008-2013 mengalami


penurunan meskipun pada tahun 2010 persentase kemiskinan sempat naik mencapai 5,9 persen.
Sementara persentase penduduk miskin di Kabupaten Malang 2008-2013 juga mengalami
penurunan meskipun pada tahun 2013 naik mencapai 11,44 persen. Dalam pandangan Islam, salah
satu upaya untuk pengentasan kemiskinan yaitu dengan zakat. Konsep zakat sejak zaman
Rasulullah Saw. sudah menjadi pilar perekonomian umat. Karena zakat merupakan sumber
pendapatan negara yang paling utama dan penting.
Pendayagunaan zakat tidak sebatas untuk konsumtif tetapi untuk usaha produktif sesuai
dengan UU No. 23 tahun 2011 pasal 27 tentang pendayagunaan zakat. Dengan mendayagunakan
zakat untuk produktif atau zakat produktif harapanya mustahik penerima zakat dapat menghasilkan
sesuatu secara terus-menerus sehingga dapat keluar dari jeratan kemiskinan. Mengacu pada teori
lingkaran kemiskinan Nurkse bahwa kemiskinan muncul akibat rendahnya kualitas sumber daya
manusia.
Gambar 1.1 Lingkaran Kemiskinan Versi Nurkse

Rendahnya kualitas sumber daya manusia berarti produktivitasnya rendah. Rendahnya


produktivitas mengakibatkan rendahnya pendapatan, rendahnya pendapatan akan berimplikasi
pada rendahnya tabungan dan investasi yang berakibat pada keterbelakangan (karena tidak
memiliki modal untuk menunjang produktivitas). Dengan demikian tingginya tingkat kemiskinan
dipengaruhi rendahnya tingkat pendapatan masyarakat.
Lembaga Amil Zakat (LAZ) memiliki andil penting untuk memerangi kemiskinan
melalui zakat terutama zakat untuk usaha produktif. Zakat produktif atau zakat untuk usaha
produktif merupakan zakat yang diberikan dalam bentuk bantuan modal kepada mustahik (sumber
daya manusia) yang diperuntukan untuk membantu usaha mustahik. Dengan berkembangnya
sistem pengelolaaan dan pemberdayaan zakat, LAZ sudah mencapai tingkat kabupaten dan kota.
Seperti di Malang beberapa LAZ atau LAZIS sukses dan berkembang pada pelaksanaanya, salah
satunya LAZIS Sabilillah dan LAZ El Zawa. Eksistensi kedua LAZ tersebut makin lama semakin
berkembang.
LAZIS Sabilillah merupakan lembaga yang memiliki sejarah panjang dan menjadikan
fungsi masjid sebagai sarana untuk sosialisasi program pemberdayaan ekonomi bagi
masyarakat.Sementara LAZ El Zawa terbentuk berdasarkan amanat Tri Dharma perguruan tinggi
UIN Maliki Malang dimana sejak terbentuknya telah mampu memberikan manfaat kepada
masyarakat. Kedua Lembaga Amil Zakat tersebut mengeluarkan program yang kaitanya dengan
penyaluran zakat produktif. LAZIS Sabilillah dengan program Bina Usaha sedangkan LAZ El
Zawa dengan program UMKM Binaan.
Peneliti mencoba mengali pengaruh bantuan Zakat produktif yang disalurkan oleh
Lembaga Amil Zakat terhadap pendapatan berdasarkan keterangan mustahik penerima zakat
produktif dari lembaga amil zakat yang bersangkutan dan bagaimana pengelolaan dana zakat
produktif oleh masing - masing Lembaga Amil Zakat.

B. KAJIAN PUSTAKA
Zakat sebagai Instrumen Pengentasan Kemiskinan
Salah satu instrumen untuk pemerataan kesejahteraan masyarakat dalam pandangan
ekonomi Islam adalah zakat. Konsepzakat adalah salah satu pilar penting dalam ajaran Islam.
Secara etimologis, zakat memiliki arti kata berkembang (an-namaa), mensucikan (at-thaharatu)
dan berkah (al-barakatu). Sedangkan secara terminologis, zakat mempunyai arti mengeluarkan
sebagian harta dengan persyaratan tertentu untuk diberikan kepada kelompok tertentu (Mustahik)
dengan persyaratan tertentu pula (Hafidhuddin dalam Beik, 2009).Zakat belum dijadikan
mainstream pengambilan kebijakan ekonomi pemerintah dalam mengentasan kemiskinan secara
menyeluruh. Padahal potensi itu terbuka lebar dan hasil analisis menunjukan bahwa persoalan
kesenjangan kaya dan miskin tidak akan melebar bahkan mengecil asalkan kebijakan dan
manajemen zakat secara komprehensif dibenahi dan diberdayakan oleh pemerintah (Musnandar,
2013 : 44).
Pemerataan kesejahteraan masyarakat dengan mekanisme zakat untuk menanggulangi
kemiskinan secara berkelanjutan akan semakin terwujud karena pertimbangan sebagai
berikut:
a) Zakat adalah salah satu bentuk hak (tabungan) masyarakat miskin yang melekat atau
dilekatkan pada harta si kaya dalam jumlah tertentu.
b) Zakat adalah hak fakir miskin yang melekat pada penghasilan masyarakat luas yang
masuk ke dalam “kolam harta” orang kaya yang terjadi, baik karena proses “eksploitasi”
tenaga kerja orang miskin dan tidak berdaya dalam proses produksi (teori nilai lebih) atau
proses “transaksi” di pasar barang karena orang miskin lemah dalam posisi tawar mereka.
c) Hanya dengan mekansime zakat hak fakir miskin tersebut secara jelas dan terarah dapat
dinikmati oleh masyarakat miskin.
d) Adanya kapital “finansial” yang melekat hak fakir miskin pada setiap kekayaan kita
adalah sesuatu petunjuk yang secara luas dijelaskan dalam Al Qur’an, mungkin karena
kemampuan kita berbeda secara fitrah atau karena faktor lingkungan alam dan akses
ekonomi – politik yang memungkinkan adanya kekayaan seseorang semakin menimbun,
sedangkan kekayaan si miskin semakin menipis. Hal ini berbeda dengan mekanisme
zakat yang secara sengaja memang dopersiapkan Allah SWT. Agar disalurkan untuk
menanggulangi kemiskinan karena tuntunan iman dan petimbangan kemaslahatan lain
dalam masyarakat miskin (Sahri, 2008 : 46).
Zakat Produktif
Zakat produktif adalah zakat di mana harta atau dana zakat yang diberikan kepada para
mustahik tidak dihabiskan akan tetapi dikembangkan dan digunakan untuk membantu usaha
mereka, sehingga dengan usaha tersebut mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup secara terus-
menerus (Asnaini, 2008 : 64). Hukum zakat prouktif boleh hukumnya bahkan sangat dianjurkan.
Karenanya, konsep distribusi produktif yang dikedepankan oleh sejumlah lembaga pengumpul
zakat, biasanya dipadupadankan dengan dana terkumpul lainya yaitu sedekah dan infak (Mufraini,
2006 : 162).Pembagian distribusi zakat secara produktif ada dua macam, diantaranya:
a) Produktif Tradisional
Distribusi bersifat produktif tradisional dimana zakat diberikan dalam bentuk barang-
barang yang produktif seperti kambing, sapi, alat cukur, dan lain sebagainya. Pemberian
dalam bentuk ini akan dapat menciptakan suatu usaha yang membuka lapangan kerja bagi
masyarakat.
b) Produktif Kreatif
Distribusi bersifat produktif kreatif yaitu zakat yang diwujudkan dalam bentuk
permodalan baik untuk membangun proyek sosial atau menambah modal pedagang
pengusaha kecil (Mufraini, 2006 :88).
Konsep Pemberdayaan
Berkaitan dengan hal pemberdayaan ekonomi masyarakat, institusi-institusi keagamaan
perlu mendorong dan mungkin memberikan kesempatan kepada para pemeluknya, supaya berlatih
dan mempersiapkan dirinya untuk memilih peluang menjadi wirausaha, dengan memberikan
pelatihan-pelatihan sebagai bekal untuk mampu bersaing di dunia wirausaha. Adapun program
pembinaan berkelanjutan dapat dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:
a) Pelatihan Usaha
Melalui pelatihan ini, peserta diberikan pemahaman terhadap konsep-konsep
kewirausahaan, dengan segala macam permasalahan yang ada di dalamnya. Tujuan dari
pelatihan usaha adalah memberikan wawasan yang lebih menyeluruh dan aktual,
sehingga dapat menumbuhkan motivasi terhadap peserta, disamping diharapkan peserta
memiliki pengetahuan teoritis. Dengan melalui pelatihan seperti ini, peserta diharapkan
dapat mencermati adanya kiat-kiat tertentu, sehingga dapat dihindari sekecil mungkin
adanya kegagalan dalam mengembangkan wirausaha.

b) Pendampingan
Pada tahap ini, yaitu ketika usaha itu dijalankan maka calon wiraswasta akan didampingi
oleh tenaga pendamping yang profesional, yang berfungsi sebagai pengarah maupun
sekaligus pembimbing, sehingga kegiatan usaha yang digelutinya, benar-benar mampu
berhasil dikuasai(Asy’arie, 1997 : 141-144).
Program pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pendayagunaan dana zakat yang di
lakukan oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) dapat menjawab dan memberikan solusi atas berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang telah dikukuhkan
oleh pemerintah yang programnya berorientasi pada pemberdayaan ekonomi, seperti:
a) pemberdayaan ekonomi melalui usaha kecil dengan program pendampingan dan
bimbingan
b) pemberdayaan ekonomi umat melalui program pelatihan kewirausahaan dan penyaluran
bantuan dana usaha bagi pedagang dan pengusaha (Fakhruddin, 2008 : 279).
Teori Produksi
Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output (Sugiarto dkk, 2002
: 202).Tujuan produksi yakni untuk mengoptimalkan keuntungan (Sumar’in, 2013 : 128), namun
dalam perspektif Islam tujuan produksi tidak hanya mencari keuntungan maksimum belaka namun
mencari maslahah maksimum (Sumar’in, 2013 : 139).
Hubungan Pendapatan dengan Produksi
Rumah tangga memperoleh pendapatan mereka dari tiga sumber utama yakni upah atau
gaji yang diterima, harta milik (modal, lahan, dan seterusnya, dan dari pemerintah (Case dan Fair,
2002 : 469). Disamping tiga sumber tersebut pendapatan rumah tangga (dalam penelitian ini
mustahik) juga bersumber dari aktivitas produksi atau usaha.Pendapatan yang terdistribusi di
antara keluarga atau rumah tangga adalah bersumber dari hasil produksi yang dimiliki, yang
meliputi kuantitas, kualitas, dan komposisinya dalam proses penjualan untuk mendapatkan
keuntungan usaha. Suatu rumah tangga akan memperoleh pendapatan tinggi jika memiliki banyak
sumber daya dan dengan produktivitas yang tinggi pula, sebaliknya bagi suatu rumah tangga yang
memiliki sedikit sumber daya, akan memperoleh penghasilan yang rendah pula. Jadi produktivitas
sumber daya sangat menentukan tingginya pendapatan yang diperoleh rumah tangga
(Multifiah,2007).
Zakat produktif merupakan salah satu cara penyaluran dana zakat dalam bentuk pinjaman
modal usaha. Pada fungsi produksi sederhana, faktor-faktor produksi seperti modal (K) dan tenaga
kerja (L) merupakan faktor yang menentukan tingkat output adalah sebagai berikut:
Q = f(K,L)
Fungsi produksi tersebut menunjukan jumlah maksimum sebuah barang yang dapat
diproduksi dengan kombinasi alternatif antara modal dan tenaga kerja (Nicholson, 2002). Melalui
bantuan modal usaha (K), mustahik (L) dapat memulai atau mengembangkan usaha mereka karena
tujuan usaha disamping untuk produksi juga mendapatkan keuntungan. Keuntungan mengacu pada
pendapatan. Pendapatan bersih adalah penerimaan (TR) dikurang dengan biaya produksi (TC)
dalam satu kali periode produksi (Samuelson, 2001 : 264). Pendapatan mustahik juga harus
diimbangi prisip Islam dalam mencapai kemaslahatan melalui biaya berkah (BC), dimana menjadi
penerimaan (TR) dikurang biaya produksi (TC) dikurang biaya berkah (BC). Dengan berkah,
kegiatan produksi dan input yang digunakan adalah legal dan baik (P3EI, 2011 : 244).
C. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan bersifat desktiptif.
Pendekatan kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, kumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik, dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2009).
Regresi Linier Berganda
Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi.Analisis regresi adalah studi
bagaimana variabel dependen dipengaruhi satu atau lebih variabel independen dengan tujuan untuk
mengistimasi dan memprediksi nilai rata-rata variabel dependen didasarkan pada nilai varibel
independen yang diketahui (Gujarati, 2010). Model regresi berganda pada penelitian ini adalah:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 +β4X4+ e

Dimana:
Y = Pendapatan Mustahik
α = Kontanta
β1, β2, β3, β4 = Koefisien
X1 = Bantuan Modal Usaha X2 = Pelatihan Usaha X3 = Pendampingan Usaha
X4 = Lama Usaha e = error
Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan tiga uji asumsi klasik yaitu meggunakan uji normalitas, uji
multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas. Jika ketiga asumsi tersebut terpenuhi, maka maka
akan menghasilkan estimator yang linier dan tidak bias.
Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini dilakukan uji hipotesis, uji hipotesis meliputi tiga pengujian, yakni Koefisien
Determinasi, Uji F, dan Uji t.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambaran program dana zakat produktif pada masing – masing Lembaga Amil Zakat
Bekerjasama dengan koperasi BMT Masjid Sabilillah, dana zakat produktif di LAZIS
Sabilillah dilakukan secara langsung dengan memberikan modal usaha kepada mustahik. Jika
mustahik telah mendapat pinjaman modal pengembalian diberikan dalam waktu antara 10 bulan
hingga 1 tahun namun nominal dalam pengembalian modal dapat dicicil dan sesuai dengan
kemampuan mustahik. Disamping itu, modal yang diberikan oleh LAZIS Sabilillah tidak ada
jaminan. Apabila usaha mustahik tersebut mengalami masalah atau tidak sanggup mengembalikan
modal yang dipinjam, maka LAZIS Sabilillah menanggung semuanya. Dalam pengawasanya,
LAZIS Sabilillah melakukan kunjungan dan kontrol secara langsung kepada mustahik-mustahik
binaan.
Sementara pengelolaan zakat produktif di LAZ El Zawa dilakukan dalam bentuk
pengembangan dan peminjaman modal. LAZ El Zawa memberikan modal bebas dari bunga (riba).
Mustahik binaan LAZ El Zawa dipinjamkan modal untuk usaha mereka yang diharapkan usaha
tersebut dapat berkembang sehingga mustahik dapat mengembalikan angsuran setiap bulanya serta
mereka juga dapat berzakat. Dalam pengawasanya terhadap pendayagunaan zakat produktif yang
diberikan, LAZ El Zawa setiap bulan selalu turun kelapangan untuk melakukan monitoring
terhadap usaha-usaha mustahik yang dipinjami modal.
Pola pendistribusian zakat secara produktif dikategorikan dalam dua bentuk; produktif
tradisional dan produktif kreatif. Distribusi bersifat produktif tradisional diberikan dalam bentuk
barang-barang produktif seperti kambing, sapi, alat cukur dan lain sebagainya. Sedangkan
distribusi produktif kreatif diwujudkan dalam bentuk permodalan (Mufraini, 2006).
Dana zakat produktif dari LAZIS Sabilillah lebih diarahkan kepada pemberdayaan
mustahik. Zakat diberikan kepada mustahik dalam bentuk modal usaha secara langsung atau
pembelian alat-alat usaha sebab dalam program pendayagunaan zakat ini bertujuan untuk jangka
panjang. Sementara dana zakat produktif dari LAZ El Zawa diberikan kepada mustahik dalam
bentuk modal berupa uang. Namun tidak menutup kemungkinan bantuan modal usaha atau
pembelian alat-alat-alat usaha, perbaikan, dan perluasan wilayah dagang.
Karakteristik Responden
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 orang mustahik penerima zakat
produktif dari masing-masing Lembaga Amil Zakat. Pada bagian ini diuraikan karakteristik
mustahik yang menjadi responden dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin, umur,
pendidikan terakhir, jenis usaha, dan lama usaha.
Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan jenis kelamin responden yang dinyatakan sebagai laki-laki atau
perempuan seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 1.2 Jenis Kelamin Responden

Sumber: Data Primer, 2015 (diolah)


Berdasarkan gambar 1.2 di atas terlihat bahwa sebagian besar responden pada LAZIS
Sabilillah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 77%. Sedangkan 23% lainnya berjenis
kelamin laki-laki. Sementara pada LAZ El Zawa sebagian responden berjenis kelamin laki-laki
yaitu sebanyak 57%. Sedangkan 43% lainnya berjenis kelamin perempuan.
Umur
Umur merupakan karakteristik yang penting digunakan untuk mengetahui usia responden
berdasarkan tanggal lahir seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 1.3 Umur Responden

Sumber: Data Primer, 2015 (diolah)

Berdasarkan gambar 1.3 di atas terlihat bahwa sebagian besar responden pada LAZIS
Sabilillah berusia antara 36 hingga 45 tahun yaitu sebanyak 50%. 27% responden lainnya berusia
antara 46 hingga 55 tahun, 13% responden berusia antara 56 hingga 65 tahun , 7% responden
berusia 26 hingga 35 tahun dan 1% sisanya berusia antara 18 hingga 25 tahun.Sementara pada
LAZ El Zawa sebagian responden berusia antara 36 hingga 45 tahun yaitu sebanyak 56%. 20%
responden lainnya berusia antara 46 hingga 55 tahun, 17% responden berusia antara 26 hingga 35
tahun dan 7% sisanya berusia 56 hingga 65 tahun.
Pendidikan Terakhir
Pendidikan merupakan tingkat pendidikan formal dari responden. Tingkat pendidikan
responden dilihat berdasarkan jenjang pendidikan terakhir dari responden, mulai dari tidak sekolah
hingga sarjana seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 1.4 Pendidikan Responden

Sumber: Data Primer, 2015 (diolah)

Berdasarkan gambar 1.4 di atas terlihat bahwa sebagian besar responden pada LAZIS
Sabilillah berpendidikan terakhir setingkat SMP hingga SMA yaitu sebanyak 53%. 44% responden
lainnya berpendidikan terakhir setingkat SD dan 3% responden sisanya berpendidikan terakhir
setingkat sarjana. Sementara pada LAZ El Zawa sebagian responden berpendidikan terakhir
setingkat SD yaitu sebanyak 53%. Sedangkan 47% sisanya berpendidikan terakhir setingkat SMP
hingga SMA.
Jenis Usaha
Jenis usaha merupakan karakteristik responden berdasarkan jenis mata pencarian
responden di bidang wirausaha yang di bagi menjadi 5 kelompok seperti terlihat pada gambar
berikut ini.
Gambar 1.5 Jenis Usaha Responden
Sumber: Data Primer, 2015 (diolah)

Berdasarkan gambar 1.5 di atas terlihat bahwa sebagian besar responden pada LAZIS
Sabilillah, dari 30 responden, mayoritas mustahik memiliki jenis usaha di bidang makanan dan
minuman yaitu sebanyak 50% responden. 27% responden lainnya memiliki usaha tekstil, 10%
responden memiliki jenis usaha toko klontong, 10% responden berdagang di pasar dan 3% sisanya
lain-lain (penjual asongan).Sementara pada LAZ El Zawa dari 30 responden, mayoritas mustahik
memiliki jenis usaha di bidang makanan dan minuman yaitu sebanyak 36% responden. 30%
responden lainnya memiliki usaha toko klontong, 20% responden usaha sebagai peternak dan
petani, 7% responden memiliki usaha tekstil dan 7% sisanya lain-lain (pembuat dupa dan usaha
warnet).
Lama Usaha
Lama usaha merupakan lamanya usaha yang telah dijalankan oleh responden yang
dinyatakan dalam satuan tahun seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 1.6 Lama Usaha Responden

Sumber: Data Primer, 2015 (diolah)

Berdasarkan gambar 1.6 di atas terlihat bahwa sebagian besar responden pada LAZIS
Sabilillah sebanyak 40% responden telah memiliki usaha selama kurang dari 5 tahun. 23%
responden lainnya telah memiliki usahanya selama antara 6 hingga 10 tahun, 17% responden telah
memiliki usaha selama antara 11 hingga 15 tahun dan 20% sisanya telah memiliki usaha selama
antara 16 hingga 20 tahun. Sementara pada LAZ El Zawa, sebanyak 36 % responden telah
memiliki usaha selama kurang dari 5 tahun. 30% responden lainnya telah memiliki usaha selama
antara 6 hingga 10 tahun, 17% responden memiliki telah memiliki usaha selama antara 11 hingga
15 tahun dan 17% sisanya telah memiliki usaha antara 16 hingga 20 tahun.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Mustahik


Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan mustahik penerima zakat produktif dari LAZIS Sabilillah dan LAZ El
Zawa. Faktor-faktor tersebut meliputi Bantuan Modal Usaha (X1), Pelatihan Usaha (X2),
Pendampingan Usaha (X3), dan Lama Usaha (X4).
Uji Asumsi Klasik
Sebelum model regresi digunakan, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik
untuk mengetahui keberartian hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
(Ghozali, 2006). Uji asumsi klasik pada penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas,
dan uji heteroskedastisitas.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk untuk mengetahui apakah data mempunyai distribusi
normal atau tidak. Metode normalitas yang baik adalah berdistribusi atau mendekati normal.
Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov terhadap nilai residual regresi. Bila probabilitas hasil uji Kolmogorov Smirnov lebih
besar dari 0,05 maka asumsi normalitas terpenuhi.
Tabel 1.2 Uji Asumsi Normalitas
StatistikUji Nilai sig. Keterangan
Kolmogorov-Smirnov Z 0,934 Menyebar Normal
Sumber: Data Primer, 2015 (diolah)
Berdasarkan hasil pengujian normalitas pada Tabel 4.4 menunjukan nilai signifikan
residual regresi yang terbentuk sebesar 0,934 lebih besar dari taraf nyata 5% (0,05) sehingga dapat
dikatakan bahwa asumsi normalitas tersebut terpenuhi.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas. Model uji regresi yang baik selayaknya tidak terjadi
multikolinearitas.
Tabel 1.3 Uji Asumsi Multikolinearitas
Variabelbebas Nilai tolerance VIF Keterangan
X1 3,589 1,331 Non multikolinearitas
X2 2,617 1,034 Non multikolinearitas
X3 2,765 1,287 Non multikolinearitas
X4 2,356 1,195 Non multikolinearitas
Sumber: Data Primer, 2015 (diolah)

Berdasarkan data yang diketahui variabel bebas dalam penelitian ini memiliki nilai
VIF<10 atau nilai tolerance > 0,1, sehingga dapat dikatakan tidak terdapat gejala multikolinearitas
antara varibel bebas dalam penelitian ini.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians
dari residual satu kepengamatan yang lain.Model uji regresi yang baik selayaknya tidak terjadi
heteroskedastisitas
Tabel 1.4 Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Variabelbebas Sig. Keterangan
X1 0,805 Homoskedastisitas
X2 0,596 Homoskedastisitas
X3 0,999 Homoskedastisitas
X4 0,953 Homoskedastisitas
Sumber: Data Primer, 2015 (diolah)

Hasil analisis diketahui bahwa variabel bebas pada penelitian ini memiliki nilai
signifikansi > 0,05 sehingga disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas atau dengan kata lain
asumsi non heteroskedastisitas telah terpenuhi.
Uji Hipotesis
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan
variabel independen menjelaskan variabel dependen.
Tabel 1.5 Koefisien Determinasi (R2)
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 0,753 0,566 0,535 1,13079


Sumber: Data Primer, 2015 (diolah)

Diketahui koefisien korelasi (R) yang dihasilkan sebesar 0,753 yang artinya terdapat
hubungan yang kuat antara Bantuan Modal Usaha (X1), Pelatihan Usaha (X2), Pendampingan
Usaha (X3) dan Lama Usaha (X4) terhadap Pendapatan Mustahik (Y). Koefisien determinasi
(adjusted R2) yang diperoleh sebesar 0,535 yang berarti bahwa Pendapatan Mustahik (Y)
dipengaruhi oleh Bantuan Modal Usaha (X1), Pelatihan Usaha (X2), Pendampingan Usaha (X3) dan
Lama Usaha (X4) sebesar 53,5%, sedangkan sisanya yaitu 46,5% dipengaruhi oleh faktor lain
selain Bantuan Modal Usaha (X1), Pelatihan Usaha (X2), Pendampingan Usaha (X3) dan Lama
Usaha (X4).
Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 1.6 Uji F
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 91,856 4 22,964 17,959 0,000
Residual 70,328 55 1,279
Total 162,183 59
Sumber: Data Primer, 2015 (diolah)

Diketahui bahwa uji F menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,000.Artinya, variabel


Bantuan Modal Usaha (X1), Pelatihan Usaha (X2), Pendampingan Usaha (X3) dan Lama Usaha
(X4) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Mustahik (Y).
Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependennya.
Tabel 1.7 Uji t
Variabel Koefisien t hitung Sig.
X1 0,358 3,589 0,001
X2 0,236 2,617 0,011
X3 0,279 2,765 0,008
X4 0,229 2,356 0,022
Sumber: Data Primer, 2015 (diolah)

Hasil uji t mengenai pengaruh Bantuan Modal Usaha (X1) terhadap Pendapatan Mustahik
(Y) menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,001 Pelatihan Usaha (X 2) terhadap Pendapatan
Mustahik (Y) menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,011. Pendampingan Usaha (X 3) terhadap
Pendapatan Mustahik (Y) menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,008. Lama Usaha (X4)
terhadap Pendapatan Mustahik (Y) menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,022. Artinya secara
parsial, Bantuan Modal Usaha (X1), Pelatihan Usaha (X2), Pendampingan Usaha (X3) dan Lama
Usaha (X4) berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Mustahik (Y) yang mana variabel
independen lebih kecil dari 0,1.

E. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,
dikemukakan beberapa kesimpulan dari penelitian ini, yaitu:
a) LAZIS Sabilillah dan LAZ El Zawa sama-sama memiliki program zakat produktif dengan
memberikan bantuan modal usaha kepada mustahik binaan yang tersebar di Malang Raya
khususnya LAZ El Zawa yang lebih banyak memiliki mustahik di wilayah kabupaten.
Dalam pendistribusian zakat produktif, LAZIS Sabilillah dan LAZ El Zawa sama-sama
mendistribusikan dengan cara produktif kreatif (pemberian modal bergulir) maupun
produktif konvensional (pemberian modal berupa barang).
b) Secara simultan, variabel independen meliputi bantuan modal usaha (X1), pelatihan usaha
(X2), pendampingan usaha (X3) dan lama usaha (X4) berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen yaitu pendapatan mustahik (Y).
c) Secara parsial, variabel independen meliputi bantuan modal usaha (X1), pelatihan usaha
(X2), pendampingan usaha (X3) dan lama usaha (X4) berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen yaitu pendapatan mustahik (Y).
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disusun, penulis akan memberikan beberapa saran
yang dapat berguna dalam penelitian ini. Beberapa hal yang dapat disarankan antara lain:
a) Bantuan modal usaha seharusnya meningkatkan pendapatan. Perlunya kesesuaian
penggunaaan bantuan modal usaha secara optimal baik pada peningkatan pada fungsi
penerimaan. Hal ini dapat tercapai jika peranan lembaga amil zakat dalam program
pendampingan dapat dilaksanakan dengan baik. Perlunya pendampingan yang
berkelanjutan dan memiliki periode yang tetap.
b) Perlunya pemahaman dari mustahik mengenai penggunaan bantuan modal usaha yang
tidak diperuntukan untuk aktivitas konsumtif (kebutuhan keluarga) tetapi yang bertujuan
untuk memenuhi optimalisasi penerimaan (berwirausaha). Hal itu dapat menjadi fokus
dalam pelatihan dan pendampingan oleh lembaga amil zakat.
c) Untuk penelitian selanjutnya untuk memperhatikan pada lama usaha dari mustahik tetapi
lebih kepada lama waktu kerja sama atau bantuan modal dari lembaga amil zakat yang
bersangkutan. Sehingga dapat memberikan gambaran secara menyeluruh hubungan antara
mustahik dengan lembaga amil zakat itu sendir sehingga dapat menngkatkan pendapatan
usaha.

F. DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad Daud. 1988 .Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf. Jakarta, Universitas
Indonesia (UI-Press).
Amirah. 2013 .Zakat Produktif Sebagai Solusi Alternatif Pengentasan Kemiskinan.Jurnal
Manajemen Universitas Pancasakti Tegal.
Andriyanto, Irsyad. 2011 .Strategi Pengelolaan Zakat Dalam Pengentasan Kemiskinan. Jurnal
Walisongo, Vol.19 Nomor 1.
Arikunto, Suharsimi. 2006 .Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Lincolin. 1999 .Pengantar Perencanaan Dan Pembangunan Ekonomi Daerah Edisi
Pertama. Yogyakarta: Badan Penerbitan Fakultas Ekonomi (BPFE).
Asnaini. 2008 .Zakat Produktif Dalam Perspektif Hukum Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Asy’arie, Musa. 1997 .Islam, Etos Kerja Dan Pemberdayaan Ekonomi Umat. Yogyakarta: Lesfi.
Badan Pusat Statistik. 2014 .Kemiskinan Indonesia.http://www.bps.go.id/ Diakses pada 7 Mei
2015.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang. 2014 .Kemiskinan dan Jumlah Penduduk Muslim
Kabupaten Malang. http://malangkab.bps.go.id/Diakses pada 25 Juni 2015.
Badan Pusat Statistik Kota Malang. 2014 .Kemiskinan dan Jumlah Penduduk Muslim Kota
Malang. http://malangkota.bps.go.id/ Diakses pada 22 Mei 2015.
Beik, Irfan Syauqi. 2009 .Analisis Peran Zakat Dalam Mengurangi Kemiskinan: Studi Kasus
Dompet Dhuafa Republika. Jurnal IMZ: Pemikiran dan Gagasan, Vol II.
Case, Karl E. dan Fair, Ray C. 2002 .Prinsip-Prinsip Ekonomi Mikro. Jakarta: PT
Prenhallindo.
Diana, Ilfi Nur. 2012 .Hadis-Hadis Ekonomi. Malang: UIN-Maliki Press.
Fakhruddin, M.H.. 2008 .Fiqh Dan Manajemen Zakat Di Indonesia. Malang: UIN-Press.
Ghozali, Imam. 2013 .Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS 21 Update PLS
Regresi. Semarang: Universitas Dipenogoro.
Gujarati, Demodar N. Dan Porter Dawn C. 2010 .Basic Econometrics, 5th edition. Eugenia
Mardanugraha, Sita Wardhani, dan Carlos Mengunsong (penterjemah). Dasar-Dasar
Ekonometrika, Edisi 5. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Hafidhuddin, Didin. 2007 .Agar Harta Berkah dan Bertambah Gerakan Membudayakan Zakat,
Infak, Sedekah, dan Wakaf. Jakarta: Gema Insani Press.
Jhingan, M. L. 2003 .Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Joesron, Tati Suhartati dan Fathorrazi, M. 2012 .Teori Ekonomi Mikro.Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Jogiyanto, H. M. 2004 .Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
Pengalaman. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Juoro, Umar. 1985 .Masalah Terdepan Dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia.Bandung:
Alumni anggota IKAPI.
Karim, Adiwarman. 2012 .Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam: Edisi Ketiga. Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Kementerian Sekretariat Negara. 2013 .Kajian Kebijakan Penguatan Peran Pemerintah Daerah
Dalam Percepatan Pengentasan Kemiskinan. Jakarta: Asisten Deputi Dukungan
Kebijakan Dalam Negeri Kedeputian Bidang Dukungan Kebijakan.
Kuncoro, Mudrajad. 2006 .Ekonomika Pembangunan: Teori, Masalah, Dan Kebijakan.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN Edisi Keempat.
Mahaili, Amalia Kasyful. 2012 .Potensi Dan Peranan Zakat Dalam Mengentaskan
Kemiskinan. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol 1, No.1.
Mardalis. 2008 .Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal). Jakarta: Bumi Aksara.
Maulidyah, Rully Hikmahtul. 2014 .Efektivitas Pinjaman Dana Bergulir PNPM (Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri Perkotaan Terhadap Masyarakat
Kurang Mampu (Studi Kasus Kelurahan Kotalama Kecamatan Kedungkandang Kota
Malang). Malang: Skripsi, Universitas Brawijaya.
Mubyarto. 2000 .Membangun Sistem Ekonomi: Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Mufraini, M. Arif. 2006 .Akuntansi Dan Manajemen Zakat: Mengomunikasikan Kesadaran Dan
Membangun Jaringan. Jakarta: Kencana.
Multifiah. 2007 .Peran ZIS Terhadap Kesejahteraan Rumah Tangga Miskin (Studi
Penanggulangan Kemiskinan Melalui Bantuan Modal, Pendidikan, dan
Kesehatan di Daerah Malang), Disertasi. Malang: Universitas Brawijaya.
Musnandar,Aries. 2013 .Spektrum Ekonomi Indonesia:Membangkitkan Entrepreneurship,
Membangun Kemandirian. Malang: Genius Media.
Nicholson, W. 2002 .Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya. Edisi ke-8. Jakarta:
Erlangga.
Nurohman, Dede. 2007 .Kebijakan Fiskal Indonesia: Studi Evaluatif Melalui Teori
Kebijakan Fiskal Islam. Jurnal Ahkam, Vol.09 Nomor 2.
Prawirokusumo, Soeharto. 1990 .Ilmu Usahatani. Yogyakarta: BPFE.
Pujiyono, Arif. Setiawan, Achma Hendra. Sugiyo. 2009 .Model Pemberdayaan Masyarakat
Miskin Binaan Lembaga Amil Zakat Jawa Tengah Dalam Mengentaskan Kemiskinan
Yang Bersumber Dari Dana Zakat, Infak Dan Sedekah. Jurnal PDII-LIPI.
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta. 2011 .Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rianto Al Arif, M. Nur dan Amalia, Euis. 2010 .Teori Mikroekonomi Suatu Perbandingan
Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional. Jakarta: Kencana.
Sahri, Muhammad. 2006 .Mekanisme Zakat dan Permodalan Masyarakat Miskin. Malang:
Bahtera Press.
Samuelson, Paul A. 2001 .Mikroekonomi. Jakarta: Erlangga.
Siregar, Ir. Syofian, M. M. 2013 .Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif:
Dilengkapi dengan perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Sugiarto dkk. 2002 .Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Sugiyono. 2011 .Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Suharto, Edi. 2005 .Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: PT Refika
Aditama.
Sukirno, Sadono. 2005 .Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sulistiyani, Ambar Teguh. 2004 .Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta:
Gava Media.
Sumar’in. 2013 .Ekonomi Islam Sebuah Pendekatan Ekonomi Mikro Perspektif Islam.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suryati, Chriswardani. 2005 .Memahami Kemiskinan Secara Multidimensional. Jurnal JMPK
Vol.08/No.03.
Todaro, Michael P. dan Smith, Stephen C. 2006 .Pembangunan Ekonomi: Edisi Kesembilan.
Jakarta: Erlangga.
Trenggonowati. 2009 .Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: BPFE- UGM.
Wijaya, Tony. 2013 .Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Bisnis: Teori Dan Praktik.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai