Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin berkembangnya pola pikir manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan/sains dan rasa
keingin tahuan yang tinggi membuat semakin berkembang ilmu pengetahuan/sains begitu pesat, serta
dalam mendalami ilmu itu sendiri maupun dalam upaya penerapanilmu pengetahuan dalam bentuk
teknologinya.Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan
untukmemberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan,
sertasebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologimasyarakat
sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telahdihasilkan dalam dekade
terakhir ini. Namun manusia tidak bisa menipu diri sendiri akankenyataan bahwa teknologi
mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Oleh karenaitu untuk mencegah atau mengurangi
akibat negatif kemajuan teknologi, pemerintah di suatunegara harus membuat peraturan-peraturan
atau melalui suatu konvensi internasional yangharus dipatuhi oleh pengguna teknologi. Serta
diperluakannya etika dalam memahami ilmu pengetahuan dan penerapannya yang disebut dengan Etika
Keilmuan.

Etika Keilmuan merupakan suatu analisis yang penerapannya diambil dari konsep benar,salah, baik,
buruk, dan tanggung jawab yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahuiapa yang akan dianalisis
(diyakini). Dengan adanya etika keilmuan diharapkan masalah-masalah negatif yang muncul serta
pertentangan dalam mengembangkan sains, teknologi danmasyarakat dapat diatasi.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimanakah pengertian sains dan teknologi?

1.2.2 Bagaimanakan interaksi antara sains dan teknolgi?

1.2.3 Bagaimanakan etika keilmuan itu?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian sains, teknologi.

1.3.2 Untuk mengetahui interaksi antara sains, teknologi.

1.3.3 Untuk mengetahui tentang etika keilmuan


BAB II

PEMBAHASAN

2.2 Sains dan Teknologi

2.1.1 Sains

Sains atau Science berasal dari Bahasa Latin Scientia artinya pengetahuan. Sainsadalah Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), terdiri physical sciences (ilmu astronomi, kimia,geologi, minerologi,
meteorology dan fisika) dan life sciences (biologi, zoology, fisiologi).Secara sederhana sains dapat berarti
sebagai tubuh pengetahuan (body of knowledge)yang muncul dari pengelompokkan secara sistematis
dari berbagai penemuan ilmiah sejak jaman dahulu, atau biasa ddisebu sains sebagai produk . Produk
yang dimaksud adalah fakta-fakta, prinsip-prinsip, model-model, hukum-hukum alam, dan berbagai teori
yangmembentuk semesta pengetahuan ilmiah yang biasa diibaratkan sebagai bangunan dimana
berbagai hasil kegiatan sains tersusun dari berbagai penemuan sebelumnya. Sains juga berartisuatu
metoda khusus untuk memecahkan masalah, atau biasa disebut sains sebagai proses.Metode ilmiah
merupakan hal yang sangat menentukan, sains sebagai proses ini sudahterbukti ampuh memecahkan
masalah ilmiah yang juga membuat sains terus berkembang danmerevisi berbagai pengetahuan yang
sudah ada. Adapun persyaratan sains adalah Objektif,Metodis, Sistematis, dan Universal.Dalam
perkembangannya ilmu dapat digolongkan dalam dua kategori yaitu IlmuDasar adalah ilmu yang
membahas/ mendalami ilmu itu sendiri dan Ilmu Terapan adalahusaha-usaha menerapkan dalam
kegiatan proses kehidupan (sebagai alat yang memudahkankehidupan). Dalam perkembangannya ilmu
dasar akan tampak dalam usaha untuk membahasteori-teori secara dalam. Ilmu Pengetahuan dasar
berfokus kepada teori yang ditujukan untukmenemukan pengetahuan baru. Sedangkan ilmu terapan
lebih fokus pada pengembangan penerapan ilmu menjadi suatu alat/ teknologi dan juga menempatkan
teori-teori ke dalam praktek dengan tujuan mencari solusi dari sebuah masalah

2.2.1 Teknologi

Telah diterangkan dimuka apa yang dinamakan dengan ilmu dasar (basic science,fundamental science).
Walaupun sangat penting, kini ilmu dasar hanyalah merupakan bagianyang kecil saja ari keseluruan
kegiatan keilmuan. Dana yang dijatahkan bagi pengenbanganilmu dasar diseluruh dunia ini kurang dari
5% bagi kemajuan ilmu.
Di samping ilmu dasar dikenal ilmu terapan (applied science). Tujuan kegiatankeilmuan dalam ilmu
terapan bukannya demi kemajuan ilmu itu sendiri, melainkan untukmemecahkan masalah-masalah
praktis dan mengatasi kesulitan-kesuliitan yang dihadapimanusia. Jadi berbeda dengan ilmu dasar, yang
tujuannya untuk mengetahui lebih banyak damemahami lebih mendalam tentang alam dan segenap
isinya. Hasil-hasil yang telah dicapaiilmu dasar menawarkan kepada kita sederet alternative. Adalah
tugas dari ilmu terapan untukmemilih dari antara alternative-alternatif ini yang mana dapat dipakai
untuk memecahkan persoalan praktis dalam masyarakat.Hasil-hasil ilmu terapan ini masih harus
dialihragamkan (ditransformasikan) menjadi bahan atau piranti, atau persedur atau teknik pelaksanaaan
suatu proses pengelolaan atau produksi. Transformasi ini biasanya disebut keiatan pengembangan
(development). Didalamnya termasukperencanaan industri (industrial design), yakni mencari jalan
pintas yang paling efisien dan paling murah serta paling aman untuk melaksanakan produksi masaldari
produk (bahan atau piranti) yang prototipenya merupakan hasil-hasil kegiatan ilmu terapan.Titik lanjut
dari hasil kegiatan penganmbangan adalah teknologi. Jadi teknologi dapatdipadang sebagai penerapan
ilmu. Kemana arah dan terhaapapa atau siapa penerapan itudikenakan, amat tergantung pada
kepentingan si penguasa teknologi itu dan nilai-nilai moraletikanya.Teknologi adalah keseluruhan sarana
untuk menyediakan barang-barang yangdiperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Penggunaan teknologi olehmanusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat
sederhana.Penemuan prasejarah tentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan
ketersediaansumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam
beperjalanan dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru,termasuk di
antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisikterhadap komunikasi
dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalamskala global.Di banyak kelompok
masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi(termasuk ekonomi global masa kini) dan
telah memungkinkan bertambahnya kaumsenggang. Banyak proses teknologi menghasilkan produk
sampingan yang tidak dikehendaki,yang disebut pencemar, dan menguras sumber daya alam, merugikan
dan merusak Bumi danlingkungannya. Di banyak kelompok masyarakat, teknologi telah membantu
memperbaikiekonomi (termasuk ekonomi global masa kini) dan telah memungkinkan bertambahnya
kaumsenggang.

a. Sejarah Perkembangan Teknologi


Teknologi pertama yang ditemukan oleh manusia adalah terjadi pada 2 hingga 3 juta tahun yang lalu,
yang dikenal sebagai “jaman batu” (stone age). Teknologi tersebut berupa batu yang tajam atau runcing
yang digunakan manusia untuk mengolah makanan danmembuat baju. Perkembangan teknologi
berikutnya adalah kemampuan dalam mengontrolapi. Manusia pada jaman tersebut sudah mampu
membuat api serta menciptakan alat yangmenyebabkan api tidak mudah mati. Kemajuan teknologi awal
berkahir pada jaman perunggu( bronze age ) ketika manusia telah menemukan logam dan
menggunakannya sebagai alat bantu dalam pengolahan material lingkungannya. Inilah masa yang
disebut sebagai earlytechnology age yaitu masa teknologi awal. Tahapan selanjutnya merupakan
penemuan- penemuan teknologi lanjutan yang secara garis besar terbagi dalam tiga gelombang besar
peradaban manusia (Alvin Tovler ;1980).

Perkembangan peradaban manusia tersebut adalah : gelombang pertama terjadi padatahun 8000 tahun
sebelum masehi hingga 1700 sebelum masehi, gelombang kedua terjadi1700 sebelum masehi sampai
dengan tahun 1970 dan gelombang ketiga terjadi pada tahun1979 hingga tahun 2000. Secara rinci
teknologi pada peradaban-peradaban gelombangtersebut adalah sebagai berikut :

a)Periode gelombang pertama ( 8000 SM- 1700 SM )

Gelombang pertama disebut sebagai jaman pertanian semua teknologi yang dihasilkanmanusia pada
jaman tersebut didayagunakan untuk keperluan pengolahan material dalam bercocok tanam. Teknologi
yang ditemukan pada masa tersebut mengubah cara hidupmanusia yang semula hanya food and
gathering hanya mengandalkan material yang adadengan cara mengambilnya menjadi mampu
mengolah tanah dan tanaman serta lebihcenderung untuk bertempat tinggal menetap tidak berpindah-
pindah. Komunitas pertaniantersebut yang terkenal berada di Syria, Turkey, Lebanon, Israel, Jordan,
Greece, pulau Kretadan Cyprus. Jaman ini juga ditandai teknologi bangunan, kapal dan peralatan militer.
Selainitu manusia juga memnafaatkan hewan sebagai tenaga penggerak pengganti tenaga
manusiadalam mengolah material alam lingkungannya.

b)Periode gelombang kedua ( 1700 SM – 1970 M )

Gelombang kedua disebut sebagai jaman industri, yang ditandai denganditemukannya mesin uap oleh
James Watt pada tahun 1785. Momen ini merupakan awaldimulainya revolusi industri yang juga ikut
mendorong lahirnya berbagai macam teknologi

baru dalam kehidupan manusia. Orientasi teknologi yang muncul pada jaman ini adalah pengembangan
tenaga mesin sebagai pengganti tenaga manusia dan hewan Teknologi mesintersebut merubah dan
mengembangkan sektor kehidupan manusia di sektor kehidupan baruseperti bisnis, transportasi,
pendidikan dan sebagainya.

c)Periode Gelombang ke tiga (1970M – 2000M)

Periode ini disebut sebagai jaman informasi yang sangat populer jargon-jargonnya pada akhir abad 20.
Orientasi teknologi terpusat pada penggunaan energi yang dapatdiperbaharui (renewable energy),
penerbangan dan angkasa luar, genetika dan biologi sertakomunikasi. Akibat dari munculnya teknologi
di gelombang ke tiga ini maka manusia secaraindividual tidak lagi hanya menjadi konsumen tetapi juga
dapat menjadi produsen. Urbanisasiyang besar-besaran terjadi pada gelombang ke dua kini digantikan
dengan orientasi globalyang menyebabkan deurbanisasi karena jarak ruang dan waktu bukan lagi
menjadi halangan.Orientasi peralatan yang digunakan dalam teknologi mengalami perubahan yang
sangatdarstis bila pada gelombang ke dua peralatan masih bersifat manual kini pada gelombang ketiga
berubah menjadi otomatis.

b.Teknologi sebagai Barang Buatan ManusiaPengertian teknologi yang tertua, sangat sederhana, dan
paling umum dikenal orangialah sebagai barang buatan dari manusia. Menurut Lord Ritchie‐Calder, dari
masa yangtertua dan mulai dengan alat‐alat yang paling sederhana, setiap penemuan dan penciptaan
berdasarkan pada kenyataan bahwa manusia bukan hanya suatu makhluk perseptualmelainkan juga
suatu makhluk konseptual yang mampu mengamati, mengingat, danmenjajarkan gambaran angan‐
angan. Ia dapat membuat suatu perancangan mental, suatukhayalan tekno‐ puitis, bahkan bilamana
sarana untuk senyatanya membuatnya tidaktersedia. Menurut sejarahnya, ada dua titik waktu yang
sangat penting dalam perkembanganteknologi menurut Gehlen (Man in the Age of Technology), yaitu:

a)Revolusi neolitik: mulai titik waktu ini manusia beralih dari hidup mengembara dan berburu ke
keadaan hidup menetap dengan mengembangkan pertanian dan pemeliharaan hewan.

b)Revolusi industri: berkembangnya kebudayaan mesin yang memenuhi kebutuhanmanusia dan


mengubah tatanan hidupnya

Teknologi sebagai barang buatan manusia memiliki tiga ragam dasar yang sekaligusmenunjukkan
perkembangan historis yang berlainan. Hal ini adalah pendapat dari seorangahli yaitu Ladislav Tondl.
Ragam dasar itu adalah:

a)Alat
Suatu benda yang bergerak semata‐mata berdasarkan tenaga dari otot manusia. Padaumumnya
manusialah yang membimbing dan mengendalikan alat‐alat, dengan demikianmanusia jugalah yang
menjadi sumber informasi.

b)Mesin

Sesuatu sistem peralatan yang tidak menggunakan tenaga manusia, melainkansumber ‐sumber tenaga
di luar manusia, tetapi masih tetap memerlukan manusia untukmembimbing dan mengendalikannya.

c)Automaton

Perlengkapan teknologi yang paling tinggi ragamnya dan paling canggih.Perlengkapan ini (berdasarkan
asas sibernetika yang menggantikan fungsi pengendalian :manusiawi) mampu membuat keputusan dan
mengatur ssendiri.

c.Manfaat Kemajuan Teknologi Untuk ManusiaBeberapa orang beranggapan bahwa kemajuan teknologi
yang pada saat inimempunyai dampak yang negatif bagi kehidupan manusia itu sendiri. Seperti
terjadinyakerusakan alam hutan yang terjadi karena teknologi pemotongan hutan menggunakan alat
berat. Kondisi yang seperti inilah yang menyebabkan orang menganggap kemajuan teknologimemiliki
dampak negatif.Di sisi lain juga, banyak orang yang menganggap teknologi mempunyai peran
besardalam peningkatan kualitas hidup manusia di dunia ini. Untuk itulah teknologi harus
tetapdiupayakan untuk terus berkembang. Tetapi, secara umum teknologi memang harus
terusdikembangkan sebagai upaya untuk terus mencari inovasi sebagai perbaikan kehidupanmanusia.
Oleh karena itu, tujuan dari teknologi yaitu untuk meningkatkan kualitas kehidupanmanusia tanpa
merusak lingkungan alam sekitar kita. Oleh karena itu, dapat disimpulkan ada beberapa manfaat yang
dapat disimpulkan, diantaranya adalah:

1.Membantu manusia untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan mereka secara lebih baik dan lebih
efisien

2.Memotivasi manusia untuk terus berpikir untuk menciptakan perubahan-perubahandan perbaikan


dalam menciptakan teknologi baru.

3.Membantu manusia mengenal sejarah dan memprediksi mengenai fenomena yangakan terjadi di
masa mendatang. Seperti memprediksi terjadinya gerhana bulan danmatahari, memprediksi peristiwa
yang terjadi di tatasurya atau juga memprediksi bencana alam

2.2 ETIKA KEILMUAN

2.2.1PENGERTIAN

Etika keilmuan berasal dari dua kata yaitu etika dan kelimuan (ilmu). Kata pertamaetika berasal dari
bahasaYunani Kuno: “ethikos”, berarti “timbul dari kebiasaan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
etika adalah ilmu tentang apa yg baik dan apa yg buruk dantentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Etika adalah cabang utama filsafat yangmempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai
standar dan penilaian moral.Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik,
buruk, dantanggung jawab.

Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapatkita. Kebutuhan
akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan
pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untukmencari tahu apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia. Etika memerlukan sikap kritis,metodis, dan sistematis dalam melakukan
refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu.Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah
laku manusia. Akan tetapi berbedadengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika
memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap
perbuatanmanusia.

Kata kedua yaitu ilmu dalam bahasa Arab “ilm” yang berarti memahami, mengerti,atau mengetahui.
Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berartimemahami suatu pengetahuan, dan
ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalahsosial, dan lain sebagainya.

Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,menemukan dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalamalam manusia. Segi-segi ini
dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmumemberikan kepastian dengan membatasi
lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmudiperoleh dari keterbatasannya.

Dari kedua uraian tentang makna dari kata etika dan ilmu, jadi Etika Keilmuanmerupakan suatu analisis
yang penerapannya diambil dari konsep benar, salah, baik, buruk,dan tanggung jawab yang berarti
memahami, mengerti, atau mengetahui apa yang akandianalisis (diyakini).

2.2.2 Problem Etika KeilmuwanDalam problema etika keilmuan ada dua kelompok yang memandang
hubunganantara ilmu dan moral. Kelompok pertama, memandang bahwa ilmu itu harus bersifat netral,
bebas dari nilai-nilai ontologi (cabang ilmu filsafat yg berhubungan dengan hakikat hidup)dan aksiologi
(kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia dengan kajian tentangnilai, khususnya etika).
Dalam hal ini, fungsi ilmuwan adalah menemukan pengetahuan

selanjutnya terserah kepada orang lain untuk mempergunakan untuk tujuan baik atau buruk.Kelompok
pertama ini ingin melanjutkan tradisi kenetralannya secara total seperti padawaktu Galileo. Kelompok
kedua, berpendapat bahwa kenetralan terhadap nilai hanyalahterbatas pada metafisik keilmuan,
sedangkan dalam penggunaannya, bahkan pemilihan obyek penelitian, kegiatan keilmuan harus
berlandaskan asas-asas moral. Hal ini ditegaskan olehCharles Darwin bahwa kesadaran kita akan moral
dalam penggunakan ilmu tergantung dari pikiran kita (nurani).Analisa perkembangan selanjutnya
dengan apa yang sudah terjadi, kelompok yangmengedepankan nilai moral mengkhawatrirkan
terjadinya de-humanisasi, di mana martabatmanusia menjadi lebih rendah, manusia akan dijadikan
obyek aplikasi teknologi kelimuan.Hal ini berkaitan peristiwa yang terjadi selama ini, yaitu :

(1)Secara faktual telah dipergunakan secara destruktif oleh manusia yang dibuktikan denganadanya
Perang Dunia II yaitu bom nuklir.

(2)Ilmu telah berkembang sedemikian rupa dimana terdapat kemungkinan bahwa ilmu dapatmengubah
manusia dan kemanusiaannya yang paling hakiki seperti pada revolusigenetika dan teknik perubahan
sosial.

(3)Teknologi kloning yang diterapkan pada manusia, maka manusia akan kehilangan
maknakemanusiannya, karena setiap saat manusia dapat menciptakan manusia baru dan
dapatmemakainya untuk kepentingan tertentu.

Persoalan baru yang muncul saat menerapkan nilai moral ialah konflik yangmenimbulkan dilema nurani
mana yang baik, benar, yang mana yang tidak dan mana yang selayaknya. Disinilah, etika memainkan
peranannya, etika berkaitan dengan “apa yangseharusnya” atau terkait dengan apa yang baik dan tidak
baik untuk kita lakukan serta apa yang salah dan apa yang benar. Menurut J.Osdar, oleh filsuf Yunani
kuno, Aristoteles, kataetika dipakai untuk menunjukkan filsafat moral.Dari pemahaman tersebut, maka
etika menjadi acuan atau panduan bagi ilmu dalamrealisasi pengembangannya. Untuk mengatasi konflik
batin dikemukakan teori-teori etikayang bermaksud untuk menyediakan konsistensi dan koheren dalam
mengambil keputusan – keputusan moral. Teori – teori etika tersebut adalah :

1)Konsekuensialisme. Teori ini menjawab “apa yang harus kita lakukan”, dengan memandang
konsekuensi dari bebagai jawaban. Ini berarti bahwa yang harus dianggapetis adalah konsekuensi yang
membawa paling banyak hal yang menguntungkan,melebihi segala hal merugikan, atau yang
mengakibatkan kebaikan terbesar bagi jumlahorang terbesar. Manfaat paling besar daru teori ini adalah
bahwa teori ini sangat

memperhatikan dampak aktual sebuah keputusan tertentu dan memperhatikan bagaimanaorang


terpengaruh. Kelemahan dari teori ini bahwa lingkungan tidak menyediakanstandar untuk mengukur
hasilnya.

2)Deontologi, berasal dari kata Yunani deon yang berarti “kewajiban”. Teori ini menganut bahwa
kewajiban dalam menentukan apakah tindakannya bersifat etis atau tidak, dijawabdengan kewajiban-
kewajiban moral. Suatu perbuatan bersifat etis, bila memenuhikewajiban atau berpegang pada
tanggungjawab, Jadi yang paling penting adalahkewajiban-kewajiban atau aturan-aturan, karena hanya
dengan memperhatikan segi-segimoralitas ini dipastikan tidak akan menyalahkan moral. Manfaat paling
besar yangdibawakan oleh etika deontologis adalah kejelasan dan kepastian. Problem terbesaradalah
bahwa deontologi tidak peka terhadap konsekuensi-konsekuensi perbuatan.Dengan hanya berfokus
pada kewajiban, barangkali orang tidak melihat beberapa aspek penting sebuah problem.

3)Etika Hak. Teori ini memandang dengan menentukan hak dan tuntutan moral yang adadidalamnya,
selanjutnya dilema-dilema ini dipecahkan dengan hirarkhi hak. Yang pentingdalam hal ini adalah
tuntutan moral seseorang yaitu haknya ditanggapi dengan sungguh-sungguh. Teori hak ini pantas
dihargai terutama karena tekanannya pada nilai moralseorang manusia dan tuntutan moralnya dalam
suatu situasi konflik etis. Selain itu teoriini juga menjelaskan bagiamana konflik hak antar individu. Teori
ini menempatkan hakindividu dalam pusat perhatian yang menerangkan bagaimana memecahklan
konflik hakyang bisa timbul.

4)Intuisionisme, teori ini berusaha memecahkan dilema-dilema etis dengan berpijak padaintuisi, yaitu
kemungkinan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui secara langsungapakah sesuatu baik atau
buruk. Dengan demikian seorang intuisionis mengetahui apayang baik dan apa yang buruk berdasarkan
perasaan moralnya, bukan berdasarkan situasi,kewajiban atau hak. Dengan intuisi kita dapat
meramalkan kemungkinan-kemunginanyang terjadi tetapi kita tidak dapat mempertanggungjawabkan
keputusan tersebut karenakita tidak dapat menjelaskan proses pengambilan keputusan.Etika menjadi
acuan bagi pengembangan ilmu pengetahuan karena penghormatan atasmanusia. Sebagaimana
dikemukakan, fisuf Jerman, Imanuel Kant, penghormatan kepadamartabat manusia adalah suatu
keharusan karena manusia adalah satu-satunya makhluk yangmerupakan tujuan pada dirinya, tidak
boleh ditaklukkan untuk tujuan lain.

2.2.2 Problematika Etika dan Tanggungjawab Ilmu Pengetahuan

Tanggungjawab etis, merupakan hal yang menyangkut kegiatan maupun penggunaanilmu pengetahuan.
Dalam kaitan hal ini terjadi keharusan untuk memperhatikan kodratmanusia, martabat manusia,
menjaga keseimbangan ekosistem, bertanggungjawab padakepentingan umum, kepentingan pada
generasi mendatang, dan bersifat universal. Karena pada dasarnya ilmu pengetahuan adalah untuk
mengembangkan dan memperkokoh eksistensimanusia bukan untuk menghancurkan eksistensi
manusia.
Tanggungjawab etis ini bukanlah berkehendak mencampuri atau bahkan“menghancurkan” otonomi
ilmu pengetahuan, tetapi bahkan dapat sebagai umpan balik bagi pengembangan ilmu pengetahuan itu
sendiri, yang sekaligus akan memperkokoh eksistensimanusia.

Pada prinsipnya ilmu pengetahuan tidak dapat dan tidak perlu di cegah perkembangannya, karena
manusia ingin lebih baik, lebih nyaman, lebih lama dalammenikmati hidupnya. Apalagi kalau melihat
kenyataan bahwa manusia sekarang hidup dalamkondisi sosiotekhnik yang semakin kompleks.
Khususnya ilmu pengetahuan berbentuktekhnologi pada masa sekarang tidak lagi sekedar memenuhi
kebutuhan manusia, tetapi sudahsampai ketaraf memenuhi keinginan manusia. Sehingga seolah-olah
sekarang initekhnologilah yang menguasai manusia bukan sebaliknya

Adanya kenyataan bahwa antara ilmu pengetahuan theoria dengan penerapan praktisnya sukar sekali
dipisahkan. Tetapi jelas karena sudah menyangkut relasi antarmanusia yang bersifat nyata, dan
bukansekedar perbincangan teoritik “awang-awang” harus dikendalikan secara moral. Sebab ilmu
pengetahuan dan penerapannya yang berupatekhnologi, apabila tidak tepat dalam mewujudkan nilai
intrinsiknya sebagai pembebas bebankerja manusia akan dapat menimbulkan ketidakadilan karena ada
yang diuntungkan dan adayang dirugikan, pengurangan kualitas manusia karena martabat manusia
justru direndahkandengan menjadi budak teknologi, kerisauan sosial yang mungkin sekali dapat
memicuterjadinya penyakit sosial seperti meningkatnya tingkat kriminalitas, penggunaan obat biusyang
tak terkendali, pelacuran dan sebagainya. Terjadi pula fenomena depersonalisasi,dehumanisasi, karena
manusia kehilangan peran dan fungsinya sebagai makhluk spiritual.Bahkan dapat memicu konflik-konflik
sosial-politik, karena menguasai ilmu pengetahuan(tekhnologi) dapat memperkuat posisi politik atau
sebaliknya orang yang berebut posisi politik agar dapat menguasai aset ilmu dan tekhnologi. Semuanya
mengisyaratkan pentingnyaetika yang mengatur keseimbangan antar ilmu pengetahuan dengan
manusia, antara manusiadengan lingkungan, antara industriawan selaku produsen dengan konsumen.
Dalam bahasa

Jacob lebih lanjut dikatakan bahwa ilu pengetahuan jangan sampai merugikan manusia danlingkungan
serta tidak boleh menimbulkan konflik internal maupun politik.

Tanggungjawab ilmu pengetahuan menyangkut juga tanggungjawab terhadap hal-halyang akan dan
telah diakibatkan ilmu pengetahuan dimasa lalu, sekarang, maupun apaakibatnya bagi masa depan
berdasar keputusan-keputusan bebas manusia dalam kegiatannya.Penemuan-penemuan baru dalam
ilmu pengetahuan terbukti ada yang dapat mengubahsesuatu aturan baik alam maupun manusia. Hal ini
tentu saja menuntut tanggungjawab untukselalu menjaga agar apa yang diwujudkan dalam perubahan
tersebut akan merupakan perubahan yang baik, yang seharusnya ,baik bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dantekhnologi itu sendiri maupun bagi perkembangan eksisitensi manusia secara utuh.
Ilmu pengetahuan secara ideal seharusnya berguna dalam dua hal yaitu membuatmanusia rendah hati
karena memberikan kejelasan tentang jagad raya, kedua mengingatkan bahwa kita masih bodoh dan
masih banyak yang harus diketahui dan dipelajari. Ilmu pengetahuan tidak mengenal batas, asalkan
manusia sendiri yang menyadari keterbatasannya.Ilmu pengetahuan tidak dapat menyelesaikan masalah
manusia secara mutlak, namun ilmu pengetahuan sangat berguna bagi manusia. Keterbatasan ilmu
pengetahuan mengingatkankepada manusia untuk tidak hanya mengekor secara membabi buta kearah
yang tak dapatdipanduinya, sebab ilmu pengetahuan saja tidak cukup dalam menyelesaikan
masalahkehidupan yang amat rumit ini. Keterbatasan ilmu pengetahuan membuat manusia harus
berhenti sejenak untuk merenungkan adanya sesuatu sebagai ppegangan.

Kemajuan ilmu pengetahuan memerlukan visi moral yang tepat. Manusia dengan ilmu pengetahuan
akan mampu untuk berbuat apa saja yang diinginkannya, namun pertimbangan tidak hanya sampai pada
“apa yang dapat diperbuat” olehnya tetapi perlu pertimbangan“apakah memang harus diperbuat dan
apa yang seharusnya diperbuat” dalam rangka kedewasaan manusia yang utuh. Pada dasarnya
mengupayakan rumusan konsep etika dalamilmu pengetahuan harus sampai kepada rumusan normatif
yang berupa pedoman pengarahkonkret, bagaimana keputusan tindakan manusia dibidang ilmu
pengetahuan harus dilakukan.Dewasa ini pengetahuan dan perbuatan, ilmu dan etika saling bertautan.
Tidak ada pengetahuan yang pada akhirnya tidak terbentur pertanyaan, “apakah sesuatu itu baik atau
jahat”. “Apa” yang dikejar oleh pengetahuan, menjelma menjadi “Bagaimana” dari etika.

Etika dalam hal ini dapat diterangkan sebagai suatu penilaian yang memperbincangkan bagaimana
tekhnik yang mengelola kelakuan manusia. Dengan demikian lapangan yangdinilai oleh etika jauh lebih
luas daripada sejumlah kaidah dari perorangan, mengenai yanghalal dan yang haram. Tetapi
berkembang menjadi sesuatu etika makro yang mampu merencanakan masyarakat sedemikian rupa
sehingga manusia dapat belajarmempertanggungjawabkan kekuatan-kekuatan yang dibangkitkannya
sendiri.

2.2.3 Ilmu Bebas Nilai atau Tidak Bebas Nilai

Bebas nilai merupakan tuntutan agar ilmu pengetahuan dikembangkan hanya demi ilmu pengetahuan
dan karena itu ilmu pengetahuan tidak boleh dikembangkan dengan didasarkan pada pertimbangan lain
di luar ilmu pengetahuan. Namun tuntutan bebas nilai ini tidakmutlak karena tuntutan ini hanya berlaku
bagi nilai lain di luar nilai yang menjadi taruhanutama dan perjuangan ilmu pengetahuan bahwa ilmu
pengetahuan harus tetap peduli akannilai kebenaran dan kejujuran.

Perkembangan yang terjadi dalam pengetahuan ternyata melahirkan sebuah polemik barukarena
kebebasan pengetahuan terhadap nilai atau yang bisa kita sebut sebagai netralitas pengetahuan (value
free). Sebaliknya ada jenis pengetahuan yang didasarkan pada keterikatannilai atau yang lebih dikenal
sebagai value baound. Sekarang mana yang lebih unggul antaranetralitas pengetahuan dan
pengetahuan yang didasarkan pada keterikatan nilai?
Bagi ilmuwan yang menganut faham bebas nilai kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan akan lebih
cepat terjadi. Karena ketiadaan hambatan dalam melakukan penelitian. Baik dalam memilih objek
penelitian, cara yang digunakan maupun penggunaan produk penelitian.

Sedangkan bagi ilmuwan penganut faham terikat nilai, perkembangan pengetahuan akanterjadi
sebaliknya. karena dibatasinya objek penelitian, cara, dan penggunaan oleh nilai.Kendati demikian
paham pengetahuan yang disandarkan pada teori bebas nilai ternyatamelahirkan sebuah permasalahan
baru. Dari yang tadinya menciptakan pengetahuan sebagaisarana membantu manusia, ternyata
kemudian penemuannya tersebut justru menambah masalah bagi manusia. Meminjam istilah carl
Gustav Jung “bukan lagi Goethe yang melahirkan Faust melainkan Faust-lah yang melahirkan Goethe”.

2.2.2 Sikap Ilmiah Yang Harus Dimiliki Ilmuwan

Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang di dalam dirinya memiliki karakteristikkritis, rasional,
logis, obyektif, dan terbuka. Hal ini merupakan suatu keharusan bagi seorangilmuwan untuk
melakukannya. Namun selain itu juga masalah mendasar yang dihadapiilmuwan setelah ia membangun
suatu bangunan yang kokoh kuat adalah masalah kegunaan ilmu bagi kehidupan manusia. Memang tak
dapat disangkal bahwa ilmu telah membawamanusia kearah perubahan yang cukup besar. Akan tetapi
dapatkah ilmu yang kokoh, kuat,dan mendasar itu menjadi penyelamat manusia bukan sebaliknya.
Disinilah letak tanggung jawab seorang ilmuwan, moral dan akhlak amat diperlukan. Oleh karenanya
penting bagi para ilmuwan memiliki sikap ilmiah.

Manusia yang merupakan bagian dari alam serta manusia dengan alam ada hubunganyang bersifat
keharusan dan mutlak. Oleh sebab itulah, maka manusia harus senantiasamenjaga kelestarian alam
dalam keseimbangannya yang bersifat mutlak pula. Kewajiban inimerupakan kewajiban moral tidak saja
sebagai manusia biasa lebih-lebih seorang ilmuwandengan senantiasa menjaga kelesta-rian dan
keseimbangan alam yang juga bersifat mutlak.

Para ilmuwan sebagai orang yang profesional dalam bidang keilmuan sudah barang tentumereka juga
perlu memiliki visi moral yaitu moral khusus sebagai ilmuwan. Moral inilah didalam filsafat ilmu disebut
juga sebagai sikap ilmiah. (Abbas Hamami M., 1996, hal. 161)Sikap ilmiah yang perlu dimiliki para
ilmuwan menurut Abbas Hamami M., (1996)sedikitnya ada enam , yaitu:

1)Tidak ada rasa pamrih (disinterstedness), artinya suatu sikap yang diarahkan untukmencapai
pengetahuan ilmiah yang obyektif dengan menghilangkan pamrih ataukesenangan pribadi.

2)Bersikap selektif, yaitu suatu sikap yang tujuannya agar para ilmuwan mampumengadakan pemilihan
terhadap pelbagai hal yang dihadapi. Misalnya hipotesis yang beragam, metodologi yang masing-masing
menunjukkan kekuatannya masing-masing,atau , cara penyimpulan yang satu cukup berbeda walaupun
masing-masing menunjukkanakurasinya.

3)Adanya rasa percaya yang layak baik terhadap kenyataan maupun terhadap alat-alatindera serta budi
(mind).
4)Adanya sikap yang berdasar pada suatu kepercayaan (belief) dan dengan merasa pasti(conviction)
bahwa setiap pendapat atau teori yang terdahulu telah mencapai kepastian.

5)Adanya suatu kegiatan rutin bahwa seorang ilmuwan harus selalu tidak puas terhadap penelitian yang
telah dilakukan, sehingga selalu ada dorongan untuk riset, dan risetsebagai aktivitas yang menonjol
dalam hidupnya.

6)Seorang ilmuwan harus memiliki sikap etis (akhlak) yang selalu berkehendak untukmengembangkan
ilmu untuk kemajuan ilmu dan untuk kebahagiaan manusia, lebihkhusus untuk pembangunan bangsa
dan negara

Selain itu salah satu tuntutan utama menyangkut sikap yang baik dari ilmuan adalahkejujuran ilmuan.
Salah satu aspek dalam kejujuran ilmuan adalah klaimakan kebenaran dankesalahan. Kesalahan tidak
selalu berkonotasi negatif, namun kesalahan akan membawailmuan ke usaha lebih lanjut untuk
membebaskan objek penelitiannya dari kesalahan lebihlanjut. Sehingga tanpa kesalahan ilmuan tidak
mengetahui kelemahannya.

Demikian pula hasil sains yang di komunikasian ke teknologi, ketidak sempurnaan dankesalahan pada
porsinya akan berpengaruh, dan ilmuan harus jujur dalam mengakuikemungkinan itu, selain itu juga
bertanggung jawab dalam mencari kesalahan dan membahasuntuk tujuan pemecahan masalah.

Risk management merupakan salah satu hal sulit bagi seorang ilmuan terutama yang bekerja
berhubungan dengan alam. Bagaimanapun juga semua hasil ilmu pengetahuan yangdilontarkan ke
masyarakat mengandung resiko, sehingga perlu mengkaji ulang untukmengetahui resikonya sehingga
bisa meminimalisir resikonya di kemudian hari. Selain itutugas ilmuan salah satunya adalah
menanggulangi masalah baru yang timbul karena kegiatanilmiahnya. Selain itu juga menghitung angka
plus minus dari hasi penelitiannya.

Disamping sikap ilmiah berlaku secara umum tersebut, pada kenyataannya masih adaetika keilmuan
yang secara spesifik berlaku bagi kelompok-kelompok ilmuwan tertentu.Misalnya, etika kedokteran,
etika bisnis, etika politisi, serta etika-etika profesi lainnya yangsecara normatif berlaku dan dipatuhi oleh
kelompoknya itu. Taat asas dan kepatuhan terhadapnorma-norma etis yang berlaku bagi para ilmuwan
diharapkan akan menghilangkankegelisahan serta ketakutan manu-sia terhadap perkembangan ilmu
dan teknologi. Bahkandiharapkan manusia akan semakin percaya pada ilmu yang membawanya pada
suatu keadaanyang membahagiakan dirinya sebagai manusia. Hal ini sudah barang tentu jika pada diri
parailmuwan tidak ada sikap lain kecuali pencapaian obyektivitas dan demi kemajuan ilmu
untukkemanusiaan
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sains atau Science berasal dari Bahasa Latin Scientia artinya pengetahuan. Peranan sains yaitu sains
sebagai produk dan sains sebagai proses.Adapun metode ilmiah yang digunakandalam memecahkan
masalah ilmiah dan syarat sains adalah Objektif, Metodis, Sistematis,dan Universal. Ilmu dapat
digolongkan menjadi dua yaitu Ilmu Dasar dan Ilmu Terapan.

Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.

Teknologi dan sains memiliki hubungan tidak pernah terpisah yaitu tanpa ilmu = tidaklahir teknologi,
tanpa teknologi = ilmu sulit berkembang. Masyarakat melahirkan teknologidan sains. Sehingga sains dan
teknologi tidak akan lahir, jika manusia tidak ada.
Etika Keilmuan merupakan suatu analisis yang penerapannya diambil dari konsep benar,salah, baik,
buruk, dan tanggung jawab yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahuiapa yang akan dianalisis
(diyakini).

Sikap ilmiah yang perlu dimiliki para ilmuwan adalah tidak ada rasa pamrih, bersikapselektif, adanya rasa
percaya pada kenyataan maupun terhadap alat-alat indera serta budi,adanya sikap percaya (belief) dan
dengan merasa pasti (conviction), tidak pernah merasa puas terhadap penelitian yang telah dilakukan,
sehingga selalu ada dorongan untuk riset, danriset sebagai aktivitas yang menonjol dalam hidupnya,
seorang ilmuwan harus memiliki sikapetis (akhlak), dan juga sikap kejujuran.

3.2 Saran

Dengan semakin berkembangnya sains dan teknologi, kita harus lebih bijak dalammengembangkan dan
memanfaatkan hasil perkembangannya serta memikirkan juga dampak-dampak yang akan ditimbulkan.
Sehingga diperlukan etika keilmuan agar manusia dan alam bisa menjaga keselarasannya serta tidak
terjadinya de-humanisasi akiabat penerapanteknologi pada manusia. Oleh karena itu mari kita tetap
mengedepannkan etika dalammengembangkannya.

DAFTAR PUSTAKA

Wonorahardjo, Surjani. 2011.Dasar-dasar Sains: Menciptakan Masyarakat Sadar Sains.Jakarta: Indeks.

http://www.afidburhanuddin.files.wordpress.com/2012/05/etika-keilmuan_2013_1.pdf

diakses pada 2 oktober 2022.

Suyudi, Agus. 2003. Dasar-dasar sains. Malang. UMPers

http://solahudinibnunuhaini.blogspot.com/2013/02/b-sejarah-perkembangan-teknologi.html

diakses tgl 2 oktober 2022

http://www.slideshare.net/symons12/dampak-teknologi-terhadap-tatanan-hidup-masyarakat-
24408522

http://rakim-ypk.blogspot.com/2008/06/dampak-teknologi-terhadap-kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai