Disusun Oleh:
(220204110103) Liqoah Saili Maghfiroh
(220204110093) Aryanti
(220204110088) Muhammad Hildan Isfandiari
KELAS C
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala,
yang telah memberikan nikmat Iman, Islam serta nikmat kesehatan sehingga penulisan
makalah yang berjudul “Masa Dinasti Bani Abbasiyah” ini dapat tim penulis selesaikan dengan
baik. Serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tim Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
semangat dan motivasi dalam pembuatan makalah ini. Kepada dosen pengampu mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam, Ibu Za’im Kholilatul Ummi, S.Th., M.Ag., dan juga teman-teman
seperjuangan yang membantu tim penulis dalam berbagai hal. Harapan tim penulis, informasi
dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Demikianlah makalah ini tim penulis buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, tim penulis mohon
maaf. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah subhanahu wa ta’ala, Tuhan Yang
Maha Sempurna, karena itu kritik dan saran kami harapkan untuk perbaikan makalah
selanjutnya.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...iii
ABSTRAK…………………………………………………………………………………..iv
BAB I ................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN................................................................................................................ 5
A. Pendahuluan ............................................................................................................. 5
B. Literatur Review....................................................................................................... 6
C. Metode Penelitian ..................................................................................................... 6
D. Konsep Dasar............................................................................................................ 6
BAB II.................................................................................................................................. 7
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 7
A. Sejarah Berdirinya Dinasti Abbasiyah .................................................................... 7
B. Revolusi Dinasti Abbasiyah.................................................................................... 11
C. Masa Keemasan ...................................................................................................... 16
D. Masa Kehancuran .................................................................................................. 21
BAB III .............................................................................................................................. 22
PENUTUP ......................................................................................................................... 22
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 23
iii
ABSTRACT
This paper aims to reveal how the history of the early establishment of the Abbasid dynasty,
achievements to the destruction of the Abbasid dynasty. The Abbasid dynasty was officially
founded by Abu Abbas As-Saffah who was assisted by Abu Muslim Al-Khurasani in 750 AD
In various historical book sources it is said that the Abbasid dynasty was the peak of the heyday
of Islamic civilization, both in the fields of religion, education, economics, civilization and
power. At that time the branch of science was developing, marked by the many translations of
books from foreign languages into Arabic. Through this paper, it will add to the reader's insight
about Muslim scientists whose services are very useful until today's life.
Keywords: Abbasid Dynasty, History, Revolution, Golden Age, Destruction
ABSTRAK
Makalah ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana sejarah awal berdirinya Dinasti
Abbasiyah, prestasi-prestasi hingga kehancuran Dinasti Abbasiyah. Dinasti Abbasiyah secara
resmi didirikan oleh Abu Abbas As-Saffah yang dibantu oleh Abu Muslim Al-Khurasani pada
750 M. Dalam berbagai sumber buku-buku sejarah dikatakan bahwa Dinasti Abbasiyah adalah
puncak masa kejayaan peradaban Islam, baik dalam bidang agama, pendidikan, ekonomi,
peradaban dan kekuasaan. Pada masa itu cabang ilmu pengetahuan berkembang, ditandai
dengan banyaknya penerjemahan buku-buku dari bahasa Asing ke Bahasa Arab. Melalui
makalah ini, akan menambah wawasan pembaca mengenai tokoh-tokoh ilmuwan muslim yang
jasa nya sangat berguna hingga kehidupan saat ini.
Kata Kunci: Dinasti Abbasiyah, Sejarah, Revolusi, Masa Keemasan, Kehancuran
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Dalam catatan sejarah, Islam telah menghadapi pasang surut dari masa Rasulullah
Saw hingga 3 rezim sesudahnya, yaitu Khulafaur Rasyidin, Dinasti Umayyah dan Dinasti
Abbasiyah. Masa pembinaan Pendidikan Islam sebenarnya telah terjadi pada masa
Rasulullah Saw masih hidup, kemudian mengalami perkembangan pada masa Khulafaur
Rasyidin, dan puncaknya adalah pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah, sebuah
pemerintahan yang dinisbahkan dari keluarga Nabi Muhammad Saw yang telah mengalami
masa kejayaan dalam segala bidang. Pada masa Dinasti Abbasiyah inilah Islam dikenal
kaya akan khazanah keilmuan, banyak lahir tokoh-tokoh intelektual muslim, berkembang
pesatnya Lembaga Pendidikan, tradisi ilmiah seperti diskusi, gerakan penerjemahan buku-
buku dari bahasa Asing ke bahasa, hingga pembangunan fisik seperti bait al-hikmah,
madrasah, masjid, jalan dan saluran air (kanal zibaidah). Hal ini tentu dapat dijadikan
indicator bahwasanya Dinasti Abbasiyah telah mencapai puncak kejayaannya.
Pendidikan Islam pada masa Dinasti Abbasiyah tela mencapai pada masa
kejayaannya, dibuktikan dengan kuantitas Lembaga Pendidikan yang semakin meningkat,
berbagai ilmu pengetahuan yang tumbuh melalui Lembaga Pendidikan menciptakan
pembangunan, peradaban, dan pertumbuhan berbagai macam aspek kultur baru di kalangan
umat Islam yang sebelumnya belum pernah ada. Pendidikan dan pengajaran berkembang
sangat pesat pada masa itu, bahkan dari kalangan anak-anak hingga orang tau saling
berlomba-lomba menuntut ilmu pengetahuan. Tingginya nilai Pendidikan dalam
kehidupan, menimbulkan banyak masyarakat yang rela meniggalkan kampung halamannya
demi memperoleh ilmu pengetahuan. Salah satu tanda berkembang pesatnya Pendidikan
dan pengajaran ini dengan semakin banyak kuantitas Lembaga-lembaga Pendidikan Islam
pada masa Dinasti Abbasiyah. Oleh karena itu dalam makalah ini, tim penulis akan
menganalisis, mendeskripsikan tentang Lembaga-lembaga Pendidikan Islam pada masa itu,
yang secara tidak langsung telah menopang kemajuan Dinasti Abbasiyah untuk mencapai
masa kejayaananya. Hal ini sangat penting untuk diulas untuk mengambil hikmah, serta
menganalisis ulang menganai kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang untuk kemudian
diimplementasikan di kehidupan masa kini dan masa yang akan datang.
Ketika Islam dahulu pernah mengalami puncak kejayaan, hal ini tentu menjadi
motivasi bagi umah Islam di seluruh dunia untuk merebut Kembali kejayaan yang pernah
diraih tersebut dengan cara mengamati, meniru, kemudian memodifikasi segala hal yang
pernah dilakukan pada masa sebelumnya. Inilah urgensi urgensi dari kita untuk memahami
dan membahas tentang kemajuan-kemajuan yang berhasil diraih pada masa Dinasti
Abbasiyah.
5
B. Literatur Review
C. Metode Penelitian
D. Konsep Dasar
Makalah ini membahas tentang Dinasti Bani Abbasiyah dalam segi sejarah, sistem
pemerintahan, masa keemasan dan kehancuran.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Imam Ahmad meriwayatkan di dalam musnadnya dari Abu sa'id al-Khudri bahwa
Rasulullah SAW. Bersabda :
يخرج عند انقطاع من الزمان وظهور من الفتن رجل يقال له السفاح فيكون إعطاؤه المال حثيا
"Akan datang pada suatu zaman yang carut marut dan penuh dengan petaka seorang
pengusaha yang disebut as-Saffah. Dia suka memberi harta dengan jumlah yang
banyak. "
Ibnu Jarir ath-Thabrani berkata : "awal mula kekhilafahan Bani Abbas adalah bahwa
Rasulullah memberitahukan kepada Abbas pamannya, bahwa khilafah akan ada di
tangan anak cucunya, sejak itulah Bani Abbas membayangkan datangnya khilafah
tersebut."
7
keturunan Bani Umayyah. Hal itu diakibatkan oleh dendamnya yang begitu besar,
sehingga dengan dinginnya ia membunuh keturunan Bani Umayyah, termasuk orang-
orang yang tidak bersalah yang tidak ikut campur dalam urusan politik sekalipun.Hal
ini dilakukan juga oleh para pengikutnya.Dibalik permusuhan yang
dilakukannya kepada keturunan Bani Umayyah abul Abbas As Saffah dikenal juga
sebagai pribadi yang bermoral tinggi, dermawan memiliki kesetiankesetian, memiliki
pengetahuan luas, pemalu dan baik budi pekertinya. Menurut Imam As Suyuti Abul
Abbas adalah manusia yang paling sopan dan selalu menepati janjinya. Pada tanggal 3
Rabiul awwal 123 H di Masjid Kufah.Selama 2 tahun ibu kota Dinasti
AbbasiyahAbbasiyah, hingga akhirnya dipindahkan dikota Anbar. Abul Abbas selama
pemerintahannya tidak banyak melakukan perluasan wilayah, namun lebih banyak
melakukan penguatan pertahanan dalam negrinegri. Beliau wafat di kota Anbar, pada
usia 33 tahun pada tanggal 11 atau 13 Dzulhijjah 136 H/753 M.
Selain Abdul Abbas As-Saffah, salah satu tokoh yang berperan dalam proses
berdirinya Daulah Abbasiyah adalah Abu Muslim Al Khurasani.
8
1. Krisis pada pemerintahan Bani Umayyah
9
kemudian menjualnya kepada Bukhair bin Mahal dengan harga 400 dirham.Isa bin
Ma'gil menjual Abu Muslim kepada Bukhair disaat mereka semua dipenjara karena
dianggap pro terhadap gerakan Bani Abbasiyah. Kemudian saat mereka dibebaskan
dari penjara, dan Bukhair mengirim Abu Muslim ke pemimpin baru
merekamereka,Ibrahim bin Muhammad, Ibrahim kemudian memberikan kapada Abu
Musa Al Sarraj. Dari Abu Musa Al Sarraj ini Abu Muslim belajar banyak hal,termasuk
berdagang. Abu Musa Al Khurasan adalah seorang pemuda yang menampakkan
kepemimpinan dan keberanian yang luar biasa. Padahal pada waktu ditunjuk sebagai
panglima perang oleh Ibrahim Al ImamImam, Abu Muslim Al Khurasany masih
berusia 19 tahun. Ia mencapai sukses besar sebagai propagandis di Khurasan.Ia berhasil
menarik simpati sebagian penduduk, pernah dalam sehari,ia berhasil mengumpulkan
penduduk dari sekitar 60 desa disekitar Merv(sekarang Iran) banyak tuan tanah di
Persia yang mengikutinya. Ia berkampanye untuk mengumpulkan rasa kebersamaan di
antara golongan Alawiyyah(Bani Ali), golongan Syi'ah dan orang-orang Persia untuk
menentang Dinasti Umayyah yang menindas mereka.
Puncak dari perlawanan Bani Abbasiyah yakni saat peristiwa pertempuran Zab,
terjadi dipinggiran sungai Zab di daerah Irak pada 25 Januari 750 M. Pertempuran ini
mengakhiri kekhalifahan Umayyah dan menandai kebangkitan kekhalifahan Abbasiyah
yang bertahan sampai abad 13.Pertempuran tersebut diatas kertas seharusnya
dimenangkan oleh khalifah Marwan II dan pasukannya yang berjumlah 120.000 orang
selain itu pasukan khalifah Marwan II segera dihancurkan oleh pasukan oleh pasukan
gabungan Abu Abbas As Saffah dan Abu Muslim Al Khurasany. Khalifah Marwan II
berusaha melarikan diri menuju Mesir, namun akhirnya tertangkap dan terbunuh
didaerah Abusir, sebuah kota kecil di pinggiran sungai Nil tanggal 6 Agustus 750 M.
10
B. Revolusi Dinasti Abbasiyah
11
Abdul Rahman yang masih remaja, anggota keluarga Umayyah yang relatif
tidak dikenal, mampu lolos dengan pemeriksaan ke Afrika Utara. Dia dikejar-kejar
pasukan Abbasiyah dari Palestina, ke Mesir, sampai Magribi, dan hanya dikawani oleh
budak yang pernah bekerja untuk keluarganya. Perjalanan legendarisnya membawa dia
sampai ke Andalusia. Di sana dia mendirikan emirat Umayyah, jauh dari jangkauan
Abbasiyah yang akan bertahan hampir selama 300 tahun.
Revolusi pada dasarnya menandai berakhirnya kekaisaran Arab dan awal dari
sebuah negara multietnik yang lebih inklusif di Timur Tengah.Dikenang sebagai salah
satu revolusi yang paling terorganisasi dengan baik selama periodenya dalam sejarah,
revolusi ini mengubah fokus Dunia Muslim ke timur.Permasalahan yang menimpa
pemerintahan Bani Umayyah memicu lahirnya Gerakan Abbasiyah.Gerakan ini
berusaha menggulingkan Kekhalifahan Umayyah karena mengklaim Daulah
Abbasiyah sebagai penerus sejati Nabi Muhammad, berdasarkan garis keturunan
mereka yang lebih dekat. berdirinya Daulah Abbasiyah tidak terlepas dari berbagai
masalah yang mewarnai pemerintahan Bani Umayyah. Melalui Revolusi Abbasiyah,
Daulah Abbasiyah berhasil menggulingkan Kekhalifahan Umayyah yang berkuasa
antara 661-750 M.
12
Pada masa pemerintahan Hisyam ibn Abdul Malik, gerakan oposisi yang
dilakukan oleh bani Abbasiyah telah memperoleh pengikut yang banyak. Muhammad
ibn Ali, sebagai promotor dari gerakan tersebut setelah memilih tiga daerah sebagai
pusat gerakan yaitu Hamimah, Kufah dan Khurasan. Daerah Hamimah adalah posko
utama yang mengontrol seluruh kegiatan. Daerah Kufah adalah sebagai tempat
bertemunya kader-kader utusan dari Hamimah dan kader-kader propaganda dari
Khurasan. Sedangkan Khurasan sendiri adalah sebagai tempat untuk melakukan
kegiatan propaganda. 1
Pada tahun 127 H Sulaiman bin Katsir dan Lahiz bin Quraydz dan Qohtobah
menuju ke Mekah kemudian berjumpa dengan Imam Ibrahim bin Muhammad dan
mereka menyampaikan kepada budak Ibrahim menyampaikan 20.000 dinar kepada
tuan dan 200. 000 dirham dan misyik (minyak) dan perhiasan yang banyak, adapun Abu
Muslim bersama mereka, kemudian Sulaiman berkata kepada Ibrahim ini adalah
budakmu (Abu Muslim). Di tahun ini juga Baqir bin Nahan menulis kepada Imam
Ibrahim bahwasanya ia Baqir sudah meninggal dan dia sudah menjadikan Abu Salamah
Hafsh bin Sulaiman sebagai penggantinya, imam Ibrahim menulis ke Abu Salamah dan
memerintahkannya untuk menjalankan perintah sahabat-sahabatnya dan Ibarahim
menulis kepada penduduk Khurasan memberitau kepada mereka (penduduk Khurasan)
ke Abu Salamah, selanjutnya Abu Salamah pergi ke Khurasan dan mereka
mempercainya dan menerima perintahnya dan membayar apa yang sudah terkumpul
dari nafakahnya orang Syiah dan seperlima harta mereka kepada Abu Salamah. 2
1
A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Pustaka al-Husna,1993 ), 10
2
Ibnu Atsir, Al-kamil Fit-Tarikh, Juz, 5, 15.
13
Marwan bin Muhammad, sehingga Ibrahim Al-Iman ditangkap dan kemudian dihukum
mati.
1. Muhammad Al-Abbas,
2. Ibrahim al- Imam,
3. Abu Muslim Al-Khurasani.
2. Menggunakan nama Bani Hasyim (Ahlul Bait). Hal ini dimaksudkan agar mendapat
simpati umat dan dukungan dari kelompok pendukung Ali (Syiah)
14
3. Menjadikan Khurasan sebagai pusat kegiatan gerakan Bani Abbas yang dipimpin
oleh Abu Muslim al-Khurasani
4. Strategi ini ternyata berhasil menghimpun kekuatan besar dan dahsyat yang tidak
bisa dibendung lagi oleh golongan manapun juga.
Di samping itu dia juga menyalakan api kebencian dan kemarahan terhadap
Umayyah karena selalu melakukan intimidasi terhadap golongan ahlul bait. Kemudian
terhadap orang-orang muslim non arab (Mawali) isu yang disebarkannya adalah
persamaan derajat, sehingga dari hari-kehari api kebencian umat Islam semakim
menyala dan memanas hingga mereka menggabungkan diri dengan kelompok Bani
Hasyim.
Pada masa kekhalifahan Dinasti Umayah Marwan bin Muahmmad (Marwan al-
Himar), menjelang masa-masa roda pemerintahannya, banyak sekali Pembenrontakan-
pemberontakan. Di dalam Tarikh Khulafa’ karangan Imam as-Suyuthi juga dijelaskan.
Pada waktu roda pemerintahannya tidak stabil akibat banyaknya Pemberontakan dari
berbagai arah.
33
JJ. Saunders, A History of Medieval Islam (London: Routledge and Kegan Paul,1980), 101
4
Imam As-Suythi, Tarikhul Khulafa’, 245
15
dilakukan oleh saudara Abdullah yang bernama Shaleh. Akhirnya keduanya bertemu di
desa Bushir. Dan akhirnya Marwan berhasil dibunuh pada bulan Dzul Hijjah tahun yang
132 H. As-Shuli meriwayatkan dari Muhammad bin Shalih dia berkata: tatkala Marwan
Al-Himar terbunuh, kepalanya dipotong dan dibawa kepada Abdullah bin Ali. Dia
kemudian melihat potongan kepala tersebut dan dia lalai. Tiba-tiba datang seekor
kucing dan menggigit lidah Marwan dari mulutnya lalu ditelan ke dalam perutnya.
Abdullah bin Ali berkata, “ Andai kata dunia ini tidak memperlihatkan keajaiban
kepada kita semua kecuali adanya lidah Marwan di dalam mulut kucing, maka itu sudah
kita anggap sebagai keajaiban yang sangat besar.” 5
C. Masa Keemasan
Dinasti Abbasiyah mencapai masa kejayaannya tidak lama setelah Dinasti
Abbasiyah ini berdiri. Dinasti abbasiyah mengalamai masa kejayaan pada masa
pemerintahan Al-Mahdi (khalifah ke-3) dan masa pemerintaha Al-Watsiq (khalifah ke-
9), lebih khusus lagi pada masa pemerintaha Harus Al-Rasyid (khalifah ke-5) dan
putranya Al-Makmun (khalifah ke-7).6 Dinasti Abbasiyah ini kemudian menjadi
Dinasti paling terkenal dalam sejarah Islam karena Harun Al-Rasyid dan Al-Makmun
memiliki kesan yang baik dalam ingatan publik, dan Dinasti Abbasiyah menjadi puncak
masa kejayaan peradaban Islam. Pada masa Harun Al-Rasyid menjadi masa dengan
tingkat kemakmuran yang paling tinggi pada masa dinasti abbasiyah, dimana
kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesejahteraan sosial dan kebudayaan serta
kesusastraan berada pada masa emasnya. 7 Kekayaan negara lebih difokuskan untuk
keperluan sosial, seperti membangun rumah sakit, bahkan Lembaga Pendidikan dokter
dan farmasi telah didirikan pada masa khalifah Harun Al-Rasyid.
5
Ibid., 245.
6
Philip K. Hitti, History Of Arab, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta: 2010), hlm. 369.
7
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Pres, 2008), hlm. 52-53.
8
Hamka, Sejarah Umat Islam, (Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd, 2005), hlm. 274
16
Rasyid. Baghdad menjadi pusat ilmu pengetahuan, kitab-kitab dalam Bahasa asing
seperti Persia, Yunani, dan Romawi banyak diterjemahkan ke Bahasa Arab.
Masa Keemasan Dinasti Abbasiyah tidak hanya menonjol dalam bidang agama
saja, melainkan juga prestasi-prestasi dalam bidang sains dan tekonologi, filsafat,
ekonomi, dan seni. Berikut adalah prestasi-prestasi Dinasti Abbasiyah:
Pada masa Harun Al-Rasyid Ilmu Hadits juga berkembang dengan adanya
pembukuan, kemudian dilakukan pengklasifikasian, sehingga sekarang kita mengenal
klasifikasi hadits shahih, dhaif, dan maudhu’, yang dilakukan oleh Al-Bukhari (w.
256), Muslim (w. 261), Ibn Majah (w. 273), Abu Dawud (w. 275), Al-Tirmidzi (w.
279), dan An-Nasa’i (w. 303). Dalam bidang hadits juga ditemukan usaha-usaha
penelusuran dan penghimpunan hadits yang berpusat di Madinah, Mekkah, Basrah,
Kuffah dan lain-lain. Diantara ulama yang terkenal dalam penghimpunan hadits
tersebut adalah Ibn Jurayj (w. 150) yang menulis kumpulan haditsnya di Mekkah, dan
Malik ibn Anas (w. 171) yang menulis Al-Muwatta’ di Madinah.
Pada masa Dinasti Abbasiyah, Ilmu Tafsir telah menjadi Ilmu mandiri yang
terpisah dari Ilmu Hadits. Tafsir lengkap dari surah Al-Fatihah hingga An-Nas mulai
disusun. Menurut Ibn Al-Nadim, Yahya bin Ziyad Al-Daylamy adalah orang yang
17
pertama kali melakukan penyusunan tafsir lengkap tersebut.9 Sezaman dengan Yahya
bin Ziyad Al-Daylamy, ‘Abd Al-Razzaq ibn Hammam Al-San’ani (w. 211 H) juga telah
Menyusun sebuah kitab tafsir lengkap serupa,
2. Bidang Pendidikan
9
Ibn al-Nadīm al-Baghdādi, Al-Fihrist, h. 73; Ahmad Shalabi, Mawsū`ah al-Tārikh al-Islāmi wa al-Hadlārah al-
Islāmiyah, Vol. 3, h. 233
10
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h.
50.
18
dari tahun 170-193 H/786-809 M11. Selain berfungsi sebagai pusat penerjemahan,
Bait Al-Hikmah juga berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan perpustakaan
besar.
Kemajuan sains di dunia Islam berkembang pesat pada masa Dinasti Abbasiyah,
bahkan mendahului perkembangan ilmu filsafat, sebab kecenderungan bangsa Arab
pada masa itu lebih mengutamakan penerjemahan buku-buku sains yang memiliki
implikasi kemanfaatan secara langsung bagi kehidupan mereka dibandingkan dengan
buku-buku olah pikir (filsafat).
Kemajuan yang dicapai pada masa Dinasti Abbasiyah ini telah banyak
memberikan sumbangan besar terhadap peradaban manusia modern dan sejarah ilmu
pengetahuan masa kini. Seperti pada bidang matematika, Muhammad ibn Musa Al-
Khawarizmi, pencetus ilmu algebra, dan algoritma. Penelitian pada bidang astronomi
juga dimulai pada masa pemerintahan Al-Mansur Ketika Muhammad ibn Ibrahim Al-
Fazari menerjemahkan buku “Siddhanta” (Pengetahuan melalui Matahari) dari bahasa
Sanskerta ke bahasa Arab, kemudian pada masa Harun Al-Rasyid dan putranya Al-
Makmun sejumlah teori-teori astronomi kuno dari Yunani direvisi dan dikembangkan
lebih lanjut. Tokoh-tokoh astronomi muslim yang terkenal pada masa Dinasti
Abbasiyah seperti Al-Fazari, astronom Islam yang pertama kali Menyusun astorable
dan terkenal karena ia menulis ringkasan ilmu astronomi yang diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin oleh Gerard Cremona dan Johannes Hispalensis. Al-Khawarizmi, Ibn
Jabir Al-Battani (w. 929), Abu Rayhan Al-Biruni (w. 1048) dan Nasir Al-Din AL-Tusi
(w. 1274).
Dalam bidang ilmu kedokteran dan pengobatan juga berkembang pesat pada
masa Dinasti Abbasiyah. Ditandai dengan berdirinya sekolah kedokteran tingkat tinggi
di Hooran Syiria. Pada masa ini pula diadakan penerjemahan buku dari bahasa Yunani
ke bahasa Persia. Tokoh-tokoh kedokteran yang terkenal pada masa ini antara lain, Al-
Razi (Rhazes) adalah orang yang pertama kali membedakan antara penyakit cacar
dengan measles, dan orang pertama yang menyusun buku tentang kedokteran anak, Ibn
Sina (Avicenna) tokoh yang berhasil menemukan system peredaran darah pada
11
Yanto, Sejarah Perpustakaan Bait Al-Hikmah Pada Masa Keemasan Dinasti Abbasiyah, Vol. 15, h. 242.
19
manusia. Salah satu karya terkenalnya adalah Al-Qanun fi Ath-Thib, Jabir dan Yuhanna
ibn Maskawyh.
4. Bidang Militer
Berbeda dengan masa Dinasti Umayyah, pada masa Dinasti Abbasiyah ini
mengadakan perubahan sistem ketentaraan. Praktik orang-orang muslim mengikuti
perang dihentikan. Tentara-tentara mulai dibina secara khusus menjadi prajurit yang
professional. Dengan demikian, kekuatan kemiliteran Dinasti Abbasiyah menjadi
sangat kuat.
5. Bidang Seni
20
D. Masa Kehancuran
Sepeninggal Harun Al-Rasyid dan Al-Makmun, Dinasti Abbasiyah perlahan-
lahan mulai mengalami kemunduran sejak naiknya Al-Muti’ (khalifah ke-23) yang
bisa dikatakan khalifah di Baghdad sudah tidak ada artinya lagi, sebab ia hanya
menjabata satu pangkat yang lebih dekat berupa pangkat agama daripada pangkat
dunia. Nama khalifah hanya didoakan di dalam khutbah jumat, hidupnya digaji, dan
negeri bukan ia yang menguasai. Setelah khalifah-khalifah dari Bani Buwaihi (Persia)
ini memimpin setelah masa Al-Muti’, kekuasaan Dinasti Abbasiyah kemudian
dipegang oleh Bani Saljuk (Turki). Hingga pada masa pemerintahan Al-mu’tasim,
datanglah tantara Mongol menyerbu kota Baghdad. Karena negeri tidak lagi
mempunyai pertahanan yang kuat, maka kota sudah tidak dapat dipertahankan, dan
berakhirlah Dinasti Abbasiyah pada tahun 656 H/1258 M.
1. Faktor Intern:
2. Faktor Ekstern:
a. Persaingan antarbangsa
b. Ancaman dari luar: banyaknya pemberontakan, Bani Fathimiyyah (Syiah)
berdiri di Mesir, serangan dari Dinasti Mongol yang dipimpin Hulagu Khan ke
Baghdad rata dengan tanah dan berakhirlah masa Dinasti Abbasiyah
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagaimana pemaparan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahawa Dinasti
Abbasiyah didirikan oleh Abdullah Al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn
Al-Abbas, yang berkuasa pada tahun 750-1258 M. Dinasti Abbasiyah mencapai
puncaknya pada masa khalifah Harun Al-Rasyid (786-809 M) dan putranya Al-Makmun
(813-833 M). Pendidikan menjadi perhatian penting negara, sebagaimana tercermin dari
kepribadian dua khalifah yang cemerlang, Harun Al-Rasyid dan Al-Makmun. Di sisi lain
Harun Al-Rasyid juga menggunakan kekayaannya untuk kepentingan sosial. Dinasti
Abbasiyah kemudian mengalami kehancuran disebabkan kemewahan hidup di kalangan
penguasa, lperebutan kekuasaan antar keluarga yang menyebabkan pengganti lemah,
kemerosotan ekonomi, konflik keagamaan dan serangan dari Dinasti Mongol ke Baghdad.
22
DAFTAR PUSTAKA
Daulay dkk. Masa Keemasan Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah. Vol.1, no. 2, hal.
72-77. 2020.
Hamka. Sejarah Umat Islam. Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd, 2005.
Thohir. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004.
Yanto. Sejarah Perpustakaan Bait Al-Hikmah Pada Masa Keemasan Dinasti Abbasiyah. Vol.
15, h. 242. 2015.
23