Anda di halaman 1dari 13

PERTEMUAN 11

INVESTASI JANGKA PANJANGSAHAM

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan kuliah ini mahasiswa dapat memahami investasi jangka panjang
saham.

B. Uraian Materi

Investasi jangka panjang adalah penanaman sebagian kekayaan suatu


perusahaan pada perusahaan lain dengan maksud untuk memperoleh pendapatan
tetap dan atau untuk menguasai atau mengendalikan perusahaan tersebut.

Investasi jangka pajang dapat berupa:


1. Penyertaan dalam bentuk saham, obigasi, dan surat berharga lainnya.
2. Dana untuk melunasi utang jangka panjang, atau dana khusus lainnya.
3. Aktiva lain-lain, seperti pembelian tanah dengan rencana penggunaan dimasa yang akan
datang.
Tujuan Investasi Jangka Panjang

1. Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti
bunga, royalti, deviden, atau uang sewa dan lain-lainnya.
2. Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan
ekspansi,kepentingan sosial.
3. Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui pemilikan sebagianekuitas
perusahaan tersebut.
4. Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk produk
yangdihasilkan.
5. Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang sejenis.
6. Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.

Ciri-Ciri Investasi Jangka Panjang

1. Merupakan bagian dari aktiva perusahaan.


2. Ditanamkan dalam bentuk tertentu.
3. Dimaksudkan untuk mencari keuntungan atau menambah kekayaan atau untuk tujuan
lainnya.
4. Dalam waktu lebih dari satu tahun.

Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanamannya, yaitu :


1. permanen
2. non permanen.

Investasi Permanen
Investasi Permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk
dimiliki secara berkelanjutan. Yang dimaksud dengan berkelanjutan adalah investasi
yang dimaksudkan untuk dimiliki terus menerus tanpa ada niat untuk memperjualbelikan
atau menarik kembali tetapi untuk mendapatkan dividen dan/atau pengaruh yang
signifikan dalam jangka panjang dan/atau menjaga hubungan kelembagaan.

Investasi permanen ini dapat berupa :

1. Penyertaan Modal Pemerintah pada perusahaan negara, badan internasional, dan badan
usaha lainnya yang bukan milik negara;
2. Investasi permanen lainnya yang dimiliki oleh pemerintah untuk menghasilkan pendapatan
atau meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Investasi Nonpermanen

Investasi Nonpermanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk


dimiliki secara tidak berkelanjutan. pengertian tidak berkelanjutan adalah kepemilikan
investasi yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan
Investasi non permanen yang dilakukan oleh pemerintah, antara lain dapat berupa:
Pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki
oleh pemerintah sampai dengan tanggal jatuh tempo;

a. Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga;
Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat seperti
bantuan modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakat (Dana Bergulir);
b. Investasi nonpermanen lainnya, yang sifatnya tidak dimaksudkan untuk dimiliki pemerintah
secara berkelanjutan, seperti penyertaan modal yang dimaksudkan untuk
penyehatan/penyelamatan perekonomian.

Investasi Dalam Saham

Saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang
telah diketahui bahwa tujuan pemodai membeli saham untuk memperoleh penghasilan
dari saham tersebut.
Jenis-Jenis Saham

a. Saham Biasa (Common Stock)


Saham biasa adalah efek dari penyertaan pemilikan (equity security) dari badan
usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas.

ciri - ciri dari saham biasa adalah sebagai berikut:

1) Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.


2) Memiliki hak suara (one share one vote).
3) Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan setelah
semua kewajiban perusahaan dilunasi.

b. Saham Preferen (Preferred Stock)


Merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan
saham biasa.

ciri - ciri dari saham preferen adalah:

1) Memiliki hak paling dahulu memperoleh deviden.


2) Tidak memiliki hak suara,
3) Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus.
4) Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah
kreditur apabila perusahaan dilikuidasi.

c. Saham Harta (Treasury Stock)


Saham harta adalah saham yang dibeli kembali dari masyaratakat

d. Saham Kelas Ganda (Dual Class Stock)


Saham kelas ganda adalah saham yang memiliki beberapa kelas saham
yang masing- masing mempunyai keuntungan dan kerugian.

Perusahaan yang melakukan investasi dalam bentuk saham mempunyai maksud


antara lain:

a. Memperkokoh jaringan pasar


b. Memperkuat distribusi
c. Menjaga suplai bahan baku
d. Memperkuat manajemen
Tujuan Investasi dalam Saham

a. Mendapatkan hak pengendaliam yang cukup terhadap perusahaan lain.


b. Memiliki hak suara dalam pemilihan dewan direksi
c. Memperoleh pendapatan deviden selama masa investasi
Keuntungan yang diperoleh pemodal dengan memiliki saham, yaitu:

Dividen

Yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut


atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan,

Capital Gain

Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual, dimana harga
jual lebih tinggi dari harga beli, capital gain terbentuk dengan adanya aktifitas
perdagangan di pasar sekunder.

Disamping 2 keuntungan tersebut, maka pemegang saham juga di mungkinkan


untuk mendapatkan:

Saham Bonus

Saham bonus (jika ada) yaitu saham yang dibagikan perusahaan kepada
pemegang saham yang diambil dari agio saham, agio saham adalah selisih antara
harga jual terhadap harga nominal saham tersebut pada saat perusahaan melakukan
penawaran umum dipasar perdana.

Kerugian yang bisa terjadi dalam investasi di saham, yaitu:

Tidak mendapat deviden

Perusahaan akan membagikan deviden jika operasi perusahaan menghasilkan


keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak dapat membagikan deviden jika
perusahaan tersebut mengalami kerugian. Dengan demikian potensi keuntungan
pemodal untukmendapatkan deviden ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.

Capital Loss
Dalam aktifitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal mendapatkan capital
gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor menjual
sahamnya lebih rendah harganya dari harga belinya, dengan demikian investor
mengalami capital loss.

Perusahaan bangkrut dan dilikuidasi

Jika suatu perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak secara
langsung kepada pemegang saham perusahaan tersebut. Sesuai dengan peraturan
pencatatan saham di bursa efek. Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka
pemegang saham akan mendapat posisi lebih rendah dibandingkan kreditor atau
pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa baru akan dibagikan kepada
pemegang saham.

Saham di delist dari bursa (delisting)

Suatu saham perusahaan di delist di bursa umumnya karena kinerja perusahaan


yang buruk.

Saham di Suspend

Jika suatu saham di suspend atau diberhentikan perdagangannya oleh otoritas


bursa efek. Dengan demikian pemodal tidak dapat menjual sahamnya hingga saham
yang di suspend tersebut dicabut dari status suspend. Suspend biasanya berlangsung
dalam waktu singkat misalnya dalam 1 sesi perdagangan, 1 hari perdagangan namun
dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Hal yang
menyebabkan saham di suspend yaitu suatu saham mengalami lonjakan harga yang
luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi lainnya
yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan sementara perdagangan saham
tersebut untuk kemudian diminta konfirmasi lainnya.

Akuntansi Untuk Investasi Jangka Panjang Dalam Saham


Terdapat dua metode yaitu :
1. Metode Kepemilikan/Kekayaan ( Equity Method )

Jika investasi dalam perusahaa lain jumlahnya lebih dari 50% atau lebih, berarti investor
dapat melakukan kontrol secara penuh terhadap investee. Dalam hal ini sistem
pencatatannya menggunakan metode equity. Karena saham yang dibeli sudah lebih
dari 50% maka kedua perusahaan/investor dan investee (induk dan anak), dianggap
sebagai satu kesatuan. Untuk itu laporan keuangan dari kedua perusahaan tersebut
harus digabung (dikonsolidasikan).

2. Metode Harga Perolehan ( Cost Method )

Jika investasi dalam saham perusahaan lain jumlahnya kurang dari 20% dari seluruh
saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang sahamnya dibeli tersebut berarti
investor tidak dapat melakukan kontrol terhadap investee (perusahaan yang sahamnya
dibeli) maka sistem pencatatannya menggunakan metode harga perolehan (cost
method) seperti halnya dalam investasi jangka pendek. Bedanya adalkah perubahan
harga pasar tidak diakui sebelum saham yang bersangkutan dijual (pada akhir periode
akuntansi tidak perlu diadakan penilaian atas investasi jangka panjang).

Dan bila Ditinjau dari jumlah saham yang dimiliki dan metode pencatatannya serta
hubungan antara perusahaan penanam modal / investor ( perusahaan induk ) dan
perusahaan yang sahamnya dibeli/investee ( perusahaan anak ) dapat dibedakan
menjadi tiga macam :

% Pemilikan Hubungan dengan Metode


No.
saham investee pencatatan

Cost Method
Tak dapat melakukan
1. Kurang dari 20 % ( Metode harga
kontrol
Perolehan )

Equity Method
Dapat melakukan
2. 20% 50% ( Metode
control
Pemilikan )

Equity Method
dan dibuat
laporan
Dapat melakukan
Keuangan
3. Lebih dari 50 % control
konsolidasi (
secara penuh. gabungan )
antara
perusahaan
induk dengan
perusahaan
anak.

Metode Harga Perolehan

Contoh :

Pada tanggal 5 Maret 2001, PT Merapi membeli 5.000 lembar saham PT Muria dengan
harga Rp 14,00 per lembar sebagai investasi jangka panjang. Biaya komisi perantara
dalam transaksi tersebut adalah Rp 400,00. saham PT Muria sebanyak 5.000 lembar
yang dibeli oleh PT merapi tersebut, mencerminkan 2% dari keseluruhan saham PT
Muria yang beredar.

Jawab :

Pembelian Saham

5/3 Investasi dalam saham 70.400,00

Kas 70.400,00

(untuk mencatat pembelian 5.000 lembar saham PT Muria @ Rp 14,00 ditambah komisi
perantara Rp 400,00)

Penerimaan Dividen

Pada tanggal 18 November 2001, Dewan Komisaris PT Muria mengumumkan


pembagian dividen sebesar Rp 1,20 per saham kepada para pemegang saham yang
terdaftar pada tanggal 1 Desember. Dividen tersebut akan dibayar pada tanggal 1
Januari 2002. Dalam metode harga perolehan, pengumunan pembagian dividen oleh
perusahaan penerbit saham akan diakui sebagai pendapatan oleh investor. Jurnal untuk
mencatat pengumuman pembagian dividen adalah sebagai berikut:

Piutang Dividen 6.000,00

Pendapatan Dividen 6.000,00

(Untuk mencatat pengumuman pembagian dividen atas saham PT Muria)


Penilaian dengan Metode Terendah di antara Harga Perolehan dan Harga Pasar

Apabila perusahaan menggunakan metode harga perolehan dalam akuntansi


untuk investasi jangka panjang, maka pada akhir tahun perusahaan harus menerapkan
metode terendah antara harga perolehan dan harga pasar dengan cara yang sama
seperti halnya untuk investasi sementara. Total harga perolehan harus dibandingkan
dengan total harga pasar seluruh saham yang dimiliki perusahaan. Apabila total harga
pasar lebih rendah daripada total harga perolehan, maka investasi harus dilaporkan
dalam neraca dengan harga yang lebih rendah (harga pasar).

Dalam contoh diatas, PT Merapi hanya memiliki satu jenis saham yaitu saham PT
Muria sebanyak 5.000 lembar dengan harga perolehan Rp 70.400,00. Seandainya pada
tanggal 31 Desember 2001 harga pasar saham PT Muria adalah Rp 13,50 per lembar,
maka total harga pasarya adalah Rp 67.500,00 (5.000 lembar x Rp 13,50) atau Rp
2.900,00 lebih rendah daripada harga perolehan. Jurnal penyesuaian untuk mencatat
penurunan dalam harga pasar saham adalah sebagai berikut:

Rugi Investasi Jangka Panjang Belum Direalisasikan 2.900,00

Cadangan Penurunan Nilai Investasi Jangka panjang 2.900,00

(Untuk mencatat pengurangan investasi jangka panjang menjadi sebesar harga


pasarnya)

Penyajian dalam Laporan Keuangan

Investasi jangka panjang harus dilaporkan dalam neraca PT Merapi dengan cara
sebagai berikut:

Neraca PT Merapi

Investasi Jangka Panjang :

Investasi dalam Saham Rp 70.400,00


Kurangi :

Cadangan Penurunan Nilai Investasi Jangka Panjang Rp 2.900,00

Rp 67.500,00

Kerugian yang belum direalisasi merupakan rekening kontra modal yang harus
dilaporkan dalam neraca PT Merapi pada bagia modal seperti nampak dibawah ini.

Neraca PT Merapi

Modal :

Saham Biasa Rp 600.000,00

Laba Ditahan 320.000,00

Jumlah Rp 920.000,00

Kurangi :

Rugi Investasi Jangka Panjang-

BelumDirealisasikan. 2.900,00

Jumlah Modal Rp 917.100,00

Penjualan Saham

Misalkan pada tanggal 1 Februari 2002, PT Merapi menjual 2.500 lembar saham
PT Muria yang dimilikinya dengan harga seluruhnya Rp 34.000,00 (setelah dikurangi
komisi dan biaya lainnya). Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah sebagai

berikut :
1/2 Kas Rp 34.000,00

Rugi Penjualan Investasi 1.200,00

Investasi dalam Saham. 35.200,00

(Untuk mencatat penjualan 2.500 lembar saham PT Muria)

Rekening Investasi dalam Saham dikredit sebesar Rp 35.200,00 karena yang


dijual hanya 2.500 lembar dari 5.000 lembar saham PT Muria yang dimilikinya. Dengan
demikian harga perolehan 2.500 lembar saham yang dijual adalah Rp 70.400,00 x
2500/5000 = Rp 35.200,00.

Metode Equity

Contoh :

Misalkan pada tanggal I Januari tahun ini, PT Merapi membeli 30.000 lembar saham PT
Sindoro dengan harga Rp 453.000,00, termasuk biaya komisi perantara. Jumlah saham
PT Sindoro yang beredar adalah 100.000 lembar. Dengan pembelian saham ini, maka
PT Merapi memiliki 30% saham PT Sindoro, yang berarti bahwa PT Merapi dipandang
mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kebijakan operasi dan keuangan PT
Sindoro. Pada tanggal 30 Desember tahun ini, PT Sindoro melaporkan laba bersih
tahun ini sebesar Rp 210.000,00 dan membayar dividen tunai sebesar Rp 100.000,00
(tiap lembar saham mendapat pembagian laba sebesar Rp 1,00). Jurnal–jurnal yang
harus dibuat oleh PT Merapi adalah sebagai berikut :

Pembelian Saham

Jurnal untuk mencatat pembelian 30% saham PT Sindoro adalah:

1/1 Investasi dalam saham 453.000,00

Kas 453.000,00

(Untuk mencatat pembelian 30.000 lembar saham biasa PT Sindoro)


Pengakuan Laba

Dalam metode equity, PT Merapi selaku investor, mengakui laba bersih yang
diperoleh PT Sindoro sebagai pendapatan dari investasi dalam saham PT Sindoro dan
dengan demikian menambah investasinya. Bagian laba bersih PT Sindoro yang
dipandang sebagai haknya oleh PT Merapi adalah sebesar persentase pemilikan
sahamnya yaitu 30%. Dengan demikian bagian laba bersih yang dipandang sebagai
hak PT Merapi adalah 30% x Rp 210.000,00 = Rp 63.000,00. jurnal yang dibuat oleh PT
Merapi untuk mencatat laba bersih PT Sindoro adalah sebagai berikut:

31/12 Investasi dalam Saham. 453.000,00

Pendapatan Investasi 453.000,00

(Untuk mencatat 30% dari laba bersih PT Sindoro sebagai pendapatan)

Penerimaan Dividen

Dalam metode equity, dividen tunai (atau dividen dalam bentuk kekayaan lain)
yang diterima, dicatat sebagai pengurangan atas rekening investasinya. Dalam contoh
diatas, PT Merapi menerima pembagian dividen tunai sebesar Rp 30.000,00 (30.000
lembar x Rp 1,00). Jurnal untuk mencatat penerimaan pembagian dividen tersebut
adalah sebagai berikut:

31/12. Kas 63.000,00

Investasi dalam Saham 63.000,00

(Untuk mencatat penerimaan dividen)

Penjualan Investasi Saham

misalkan pada tanggal 5 Januari, PT Merapi menjual 3.000 lembar saham PT


Sindoro dengan harga Rp 50.000,00 (setelah dikurangi biaya komisi perantara dan
biaya lainnya). Sebelum membuat jurnal untuk mencatat transaksi di atas, terlebih
dahulu perlu ditentukan nilai buku 30.000 lembar saham PT Sindoro pada tanggal
penjualan adalah Rp 486.000,00. berhubung saham PT Sindoro yang dijual hanya
3.000 lembar maka nilai buku saham yang dijual tersebut adalah:

3.000/30.000 x Rp 486.000,00 = Rp 48.600,00. jurnal untuk mencatat

transaksi penjualan tersebut adalah :


5/1 Kas Rp 50.000,00

Investasi dalam Saham Rp 48.600,00

Laba Penjualan Investasi. Rp 1.400,00

(Untuk mencatat penjualan saham PT Sindoro)

Metode Konsolidasi

Jika investasi dalam perusahaan lain jmlshnya 50% atau lebih, berarti investor
dapat melakukan kontrol secara penuh terhadap investee. Dalam hal iini sistem
pencatatan menggunakan metode equity. Selain itu, karena saham yang di beli sudah
lebih dari 50%, kedua perusahaan/investor dan investee (induk&anak) dianggap satu
kesatuan. Untuk laporan keuangan kedua perusahaan tersebut harus di gabung (di
konsilidasikan).

Contoh Soal Investasi Jangka Panjang dalam Saham :

Pada tanggal 1 April 2013 Ny. Risa membeli 100 lembar saham prioritas kumulatif 6%
per tahun dari PT. Inci Tbk, dengan nilai nominal Rp 10.000,- per lembar saham dengan
kurs 105%. Biaya pembelian materai dan komisi sebesar Rp 50.000,- deviden saham
PT. Inci Tbk dibayarkan tiap tanggal 31 Desember dan 31 Juni. Buatkan perhitungan
transaksi pembelian saham tersebut dan jurnal yang diperlukan.

Perhitungan:

Harga Beli Saham = 100 x Rp.10.000 x 105% : Rp 1.050.000

Biaya pemebelian Rp 50.000

Harga Perolehan Saham Rp 1.100.000

Bunga Berjalan 31 des-01 April (3 bulan):

3/12 x 6% x Rp.1.000.000 Rp 15.000

Dibayar tunai Rp 1.115.000

Jurnal:
Investasi Saham PT. Inci Tbk Rp 1.100.000

Pendapatan Deviden Rp 15.000

. Kas Rp 1.115.000

C. Referensi

James M.Reve, Carl S. Warren, Jonathan E. Duchac . Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia,
Buku Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2010

James M.Reve, Carl S. Warren, Jonathan E. Duchac . Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia,
Buku Dua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2010

Anda mungkin juga menyukai