Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 2

Muhammad Zahir Zaidan


Muhammad Nuzhan Tanjani
Muthia Azkia Fitrianie
Karina Aprilea
Muhammad Fajar

JEJAK SI AMAT

Dahulu kala ada seorang pemuda bernama Amat yang tinggal bersama ibunya
yang bernama Diang di suatu desa. Dari kecil hingga dewasa Amat setiap hari
pergi ke hutan untuk mencari rotan dan menjualnya.
Pada suatu hari ada seorang saudagar dating ke desa itu untuk mengambil rotan
dan menukarnya dengan bahan-bahan pokok, dan Amat pun ikut menyerahkan
semua rotan untuk menukarnya dengan bahan makanan. Saudagar terkesan
melihat ketelatenan Amat mengikat semua rotannya, lalu saudagar tersebut
menemui Amat dan berkata
Saudagar : “Wahai pemuda, aku sangat terkesan dengan ketelatenanmu saat
mengikat dan membersihkan rotan”.
Amat : “Terima kasih Pak, saya sangat menghargai atas pujian Bapak”.
Kemudian saudagar menanyakan siapa nama pemuda tersebut.
Saudagar : “Siapa namamu?”.
Amat : “Nama saya Rahmat, Bapak bisa memanggil saya dengan sebutan Amat”.
Saudagar pun berniat mengajak Amat untuk berlayar.
Saudagar : “Maukah kamu ikut berlayar bersamaku?”.
Mendengar ajakan saudagar Amat pun merasa gembira dan Amat pun berkata.
Amat:"bolehkah saya pulang dan meminta izin dengan ibu saya Pak?".
Saudagar:"boleh,saya akan menunggu kabar baik mu".
Lalu amat pun pulang dan meminta izin ke ibunya.
Amat:" Bu,aku diajak untuk berlayar dengan saudagar yang mengambil rotan
disini".
Ibunya yang mendengar kabar itu merasa senang.
Diang:"Kabar yang baik anakku".
amat:" Apakah aku boleh untuk berlayar bersama saudagar Bu?".
Diang:"Boleh...".
Walaupun dengan perasaan sedih karna ingin ditinggalkan anaknya berlayar
tetapi melihat keantusian Amat, Ibunya tidak tega untuk tidak mengizinkan Amat
untuk berlayar, mendengar itu Amat pun langsung pergi menemui saudagar.
Amat:" Baiklah Bu, aku ingin menemui saudagar dan menerima ajakan dia".
Ibunya pun cuma mengangguk.
Melihat amat mendatangi saudagar tersebut beliau pun menanyakan tentang
ajakan tersebut.
Saudagar :"Bagaimana dengan ajakan ku tadi Amat?".
Amat :" Iyaa Pak, aku menerima ajakanmu untuk ikut berlayar bersamamu Pak".
Setelah bertahun-tahun amat bekerja dengan rajin,dan menikahi putri saudagar.
Tidak berapa lama kemudian saudagar itu meninggal dunia, kemudian amat
berniat mengunjungi ibunya dan meminta anak buahnya menyiapkan perjalanan
mereka ke desa menggunakan kapal besar dan megah.Diang mendengar kabar
bahwa anaknya akan mengunjunginya segera kepelabuhan dengan tertatih-tatih
mengayuh sampannya dan istrinya pun bertanya
Aluh :"apakah ini ibumu?".
Amat pun terkejut melihat ibunya yang kumal diatas nampan dan malu untuk
mengakuinya.
Amat :" Bukan,dia bukan ibuku,aku tidak mengenal orang tua itu"
lalu menyuruh anak buahnya mengusir sang ibu dan anak buah pun mengusir
ibunya amat.
Anak buah:"Hei orang tua,pergi kau dari kapal bos ku!".
Mendengar perkataan dari anaknya itu ibunya pun sakit hati dan berdoa kepada
tuhan.
Diang:"Ya Tuhan jadikanlah amat menjadi batu serta hilangkan harta
kekayaannya".
Tiba-tiba, langit mendung dan hujan turun deras beserta badai yang saling
menyambar .Setelah itu, kapal amat terbelah dua dan amat pun berteriak minta
tolong kepada ibunya
Amat :"IBU!!! TOLONG KAMI!".
Tetapi ibunya tidak bergeming ia tetap mendayung sampannya hingga ke
daratan,dan setelah air surut munculah dua belahan kapal yang sudah membatu.
TAMAT.

Anda mungkin juga menyukai