Zahrah Zahidah - 180410200069 - Laporan Individu KKN-PPM 176
Zahrah Zahidah - 180410200069 - Laporan Individu KKN-PPM 176
Disusun oleh :
ZAHRAH ZAHIDAH
180410200069
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN
KKN-PPM INTEGRATIF
Penyusun
2. NPM : 180410200069
Menyetujui, Penyusun,
Pembimbing
Kata kunci: Tepung terigu, tepung premix bebas gluten, kesehatan, sosialisasi, bahan
baku pangan.
1. Latar Belakang
Tepung terigu sebagai komoditas pangan sumber karbohidrat yang berasal
dari gandum berperan cukup besar dalam pasokan pangan masyarakat Indonesia.
Bahkan, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia tercatat telah mengimpor
sebanyak 8,43 juta ton gandum sepanjang Januari-November 2022. Hal ini
menunjukkan bahwa Indonesia masih bergantung pada bahan baku pangan impor,
juga membuktikan bahwa Indonesia masih belum bisa memanfaatkan dan
mengelola kekayaan alamnya secara optimal. Untuk itu, dibutuhkan alternatif lain
dengan melakukan pengupayaan penggunaan bahan pangan lain (diversifikasi
pangan) pengganti tepung terigu untuk menyeimbangkan kembali atau
mengoptimalkan kekayaan Indonesia juga untuk mengurangi ketergantungan
impor bahan pangan.
Selain permasalahan mengenai besarnya konsumsi tepung terigu yang
menyebabkan Indonesia mengharuskan untuk melakukan impor gandum sebagai
bahan baku tepung terigu, terdapat permasalahan lain yang termuat dalam tepung
terigu, yaitu tepung terigu mengandung gluten yang cukup tinggi. Gluten adalah
jenis protein yang memiliki sifat lengket seperti lem dan elastis yang dapat
membuat adonan mengembang dan mudah dibentuk. Gluten dapat menyebabkan
alergi pada penderita autis dan penyakit lain yang sifatnya intoleran terhadap
gluten, misalnya celiac disease. Celiac disease merupakan penyakit autoimun,
dimana penderita penyakit ini menjadi intoleransi terhadap protein gluten. Proses
terjadinya intoleransi terhadap gluten dalam tubuh penderita menyebabkan
adanya perubahan pada usus halus yang nantinya akan mengganggu penyerapan
nutrisi yang diserap oleh tubuh sehingga menyebabkan berbagai macam gangguan
lain pada fungsi tubuh seseorang (Goi, 2017). Penyakit autoimun tidak dapat
disembuhkan, akan tetapi dapat mengalami remisi atau ditekan hingga tidak akan
menyebabkan masalah besar bagi kesehatan. Begitu juga dengan penyakit celiac
disease, penyakit ini hanya bisa dicegah agar tidak “kambuh” dengan
menghindari akar dari masalahnya, yaitu tidak mengkonsumsi makanan
mengandung gluten atau diet bebas gluten. Dalam hal ini, tepung premix bebas
gluten bisa menjadi jalan keluar satu-satunya yang dimiliki oleh penderita gluten
intolerance.
Tepung premix merupakan tepung campuran siap pakai yang didalamnya
selain mengandung beberapa tepung yang dicampur menjadi satu, juga
mengandung susu, gula bubuk, essence bubuk, dan lain-lain (Diniyah et al, 2019).
Sedangkan tepung premix bebas gluten adalah jenis tepung premix yang tidak
atau hampir tidak mengandung protein gluten didalamnya. Tepung premix, juga
tepung premix bebas gluten memiliki harga yang jauh lebih ekonomis daripada
tepung terigu dikarenakan adanya pencampuran beberapa jenis tepung berbeda
yang disubstitusi ke dalam komponen tertentu secara parsial. Santoso dalam
penelitian diniyah, dkk (2019) mengatakan bahwa keunggulan dari penggunaan
tepung premix yaitu efisiensi waktu, lebih ekonomis dan lebih efektif karena tidak
bulky. Salah satu jenis tepung yang dapat digunakan sebagai campuran tepung
premix dengan hasil bebas gluten adalah olahan tepung yang berasal dari
umbi-umbian seperti misalnya tepung mocaf. Tepung mocaf (Modified Cassava
Flour) merupakan produk olahan setengah jadi berasal dari singkong yang
dimodifikasi dan dapat dijadikan alternatif pengganti tepung terigu untuk
kebutuhan industri makanan. Umbi-umbian pada umumnya tidak mengandung
protein gluten, pun hasil olahannya seperti tepung mocaf.
Program ketahanan pangan di Indonesia diharapkan mampu menyediakan
pangan yang memadai dari segi jumlah maupun mutunya bagi masyarakat,
khususnya bahan pangan pokok lokal sumber karbohidrat atau kalori. Saat ini
produk lokal Indonesia masih belum mampu memenuhi kebutuhan pangannya
sendiri. Hal ini menyebabkan Indonesia sangat bergantung pada produk impor.
Pemerintah mulai sekarang sudah dapat menggiatkan produksi tepung lain
pengganti tepung terigu sebagai solusi dari permasalahan yang terjadi. Tepung
premix bebas gluten (campuran tepung mocaf: 75% dan tepung maizena: 25%)
misalnya, selain memiliki harga yang jauh lebih ekonomis, yang dapat juga
dijadikan bahan baku modal membuka suatu usaha bisnis selain untuk konsumsi
pribadi, menurut penelitian diniyah, dkk (2019) tepung ini juga memiliki kadar
protein gluten yang sangat rendah (1,2%) dibandingkan dengan tepung terigu
(8,9%), yang tentunya juga lebih bersahabat dengan penderita penyakit intoleransi
gluten. Oleh sebab itu, diperlukan sosialisasi program pemanfaatan pangan lokal
dalam upaya mencapai ketahanan pangan. Pengenalan pangan terlebih dahulu
dilakukan dari unit terkecil yakni desa untuk menunjang keberhasilan dari
gerakan program pemerintah.
Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan
5. Capaian Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan sosialisasi mengenai pentingnya penggunaan tepung premix
bebas gluten ini dilakukan secara luring di RW 06 Desa Cileunyi Wetan. Mahasiswa
melakukan sosialisasi dengan subjek penggiat UMKM, ibu-ibu PKK dan kader posyandu
sekitar juga pengurus dari program ketahanan desa sekitar. Kegiatan ini dilakukan
dengan metode pendekatan secara personal terlebih dahulu, dengan mengunjungi
UMKM dan program ketahanan pangan sekitar untuk berdiskusi juga melakukan
wawancara terkait perkembangan, cara pengelolaan dan kemajuan yang terjadi pada
setiap UMKM dan program ketahanan pangan yang dikunjungi. Lalu, dalam diskusi
tersebut, mahasiswa juga melakukan sosialisasi mengenai pentingnya penggunaan
tepung premix bebas gluten dalam produk pangan juga potensinya untuk dijadikan cikal
dari usaha berbisnis yang baru, dan menyelipkan promosi atau ajakan untuk mengikuti
kegiatan utama dari KKN-PPM kelompok 176 yaitu pelatihan dan penyuluhan
pemanfaatan tepung premix bebas gluten dalam produk bakery. Selain mengunjungi
UMKM dan program ketahanan pangan sekitar, mahasiswa juga ikut berkontribusi
dalam beberapa kegiatan yang diadakan di RW 06 Desa Cileunyi Wetan dengan fokus
dan tujuan yang sama.
Untuk kegiatan utama yaitu pelatihan dan penyuluhan pemanfaatan tepung premix
bebas gluten, kegiatan diikuti oleh 40 peserta terdiri dari perwakilan anggota ibu-ibu
PKK dan kader posyandu Desa Cileunyi Wetan. Kuota peserta dari kegiatan ini awalnya
hanyalah sebanyak 25 orang, namun tidak diduga antusiasme masyarakat cukup tinggi
dalam mengikuti pelatihan dan penyuluhan ini. kegiatan dimulai dengan membagikan
pre-test guna mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki peserta mengenai
tepung dan bahan baku tepung (komoditi lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku tepung). Nilai rata-rata dari pre-test ini adalah 55,8/100, yang menandakan peserta
datang ke pelatihan ini dengan sedikit wawasan atau pengetahuan mengenai topik yang
akan dipelajari. Setelah pre-test dilaksanakan, kegiatan pun dibuka dengan sambutan
Kepala Desa setempat dan DPL. Setelah itu dilanjutkan sesi pematerian oleh DPL dan
praktek memasak langsung yang didampingi oleh 2 orang asisten DPL. Setelah praktek
memasak, hasil dari masakan peserta pun dinilai guna mendapatkan contoh produk
terbaik apabila kedepannya akan dijadikan bekal usaha/bisnis. Kegiatan ditutup dengan
pemberian apresiasi bagi pemenang dan dilakukannya post test dengan tujuan menjadi
data pembanding bagi panitia, juga untuk menambah wawasan peserta. Hasil nilai
rata-rata pesetrta yang didapatkan dari post test adalah sebesar 72/100, lebih besar dari
nilai rata-rata pre-test yang diadakan sebelum adanya sesi pematerian dan praktek
memasak. Hal ini menunjukkan bahwa setelah dilaksanakannya pelatihan ini, peserta
atau masyarakat setempat mendapatkan ilmu dan wawasan baru mengenai bahan baku
produk bakery seperti tepung terigu dan tepung premix, kelebihan dari penggunaan
tepung premix bebas gluten serta pemanfaatannya diberbagai bidang.
Dengan dilaksanakannya sosialisasi oleh mahasiswa, juga program KKN-PPM
Integratif di Desa Cileunyi wetan yang membahas mengenai pemanfaatan tepung premix
bebas gluten dalam pembuatan produk pangan, khususnya produk bakery, dapat
meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan dan manfaat
dari tepung premix bebas gluten sebagai pengganti tepung terigu dalam produk bakery
yang memiliki lebih banyak kebaikan, salah satunya di bidang kesehatan. Dengan
terlaksananya hal tersebut, secara tidak langsung kita saling menjaga, baik menjaga diri
sendiri pun orang di sekitar.
LAMPIRAN
Poster dan Banner kegiatan pelatihan dan penyuluhan
Diskusi pertama (2 Januari 2023)
Persiapan kegiatan “milad posyandu remaja shafa 06” (13 Januari 2023)
Kegiatan “milad posyandu remaja shafa 06” (14 Januari 2023)
Penekanan kembali dan pemantauan terkait pentingnya penggunaan tepung premix bebas
gluten (29 Januari 2023)
(Konten instagram KKN-PPM kelompok 176)