PENELITIAN
A. Kebijakan
sebagai langkah tindakan yang secara sengaja dilakukan oleh seseorang aktor atau
sejumlah aktor berkenaan dengan adanya masalah atau persoalan tertentu yang
dilakukan oleh aktor yang berkenaan dengan adanya masalah yang sedang di
hadapi.
bahwa: “Kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang
dan praktik-praktik sosial yang ada dalam masyarakat. Apabila kebijakan berisi
sebagaimana diuraikan diatas, adalah penting sekali bagi kita untuk menguraikan
makna dari kebijakan publik, karena pada dasarnya kebijakan publik nyata-nyata
Hal tersebut dikarenakan sifat dari pada kebijakan publik yang terlalu luas dan
bahwa harga adalah jumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa,
atau jumlah nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki
Pengertian ini mengandung arti bahwa harga yang dibayar oleh pembeli
atau konsumen itu sudah termasuk pelayanan yang diberikan oleh penjual, dan
atau cara yang dipergunakan perusahaan untuk menetapkan harga dan bisa
ditawarkan.
harga merupakan alat, pegangan yang dipakai oleh perusahaan untuk menentukan
harga dalam jangka waktu tertentu dan menetapkan harga jual perusahaan untuk
ditawarkan
Dalam harga, terdapat beberapa hal yang menjadi dasar perusahaan dalam
menetapkan harga produk yang dipasarkan. Hal ini sangat penting, karena dengan
memilih salah satu dari penetapan harga, maka akan mempermudah perusahaan
untuk menentukan strategi harganya. Kotler (2001:441) mengatakan bahwa pada
menetapkan harganya. Contoh yang biasa antara lain bertahan hidup, maksimisasi
tujuan utama mereka jika memiliki masalah dalam hal kelebihan kapasitas,
5. Tujuan-tujuan lainnya
1. Diskon
a. Diskon Kuantitas
Merupakan potongan harga yang diberikan guna mendorong
secara individual.
b. Diskon Musiman
saja.
c. Diskon Kas
tertentu.
fungsi itu.
2. Allowance
Merupakan pengurangan dari harga menurut daftar (list price) kepada
a. Trade-in Allowance
tambah
b. Promotional Allowance
c. Product Allowance
dari semestinya.
geografis yaitu:
Oleh karena itu, tanggung jawab penjual adalah sampai produk diterima pembeli.
sampai jasa sebagai suatu produk. Sejauh ini sudah banyak pakar pemasaran jasa
yang telah berusaha mendefinisikan pengertian jasa. Beberapa pendapat para ahli
tentang jasa, yaitu: Menurut Berry dalam Yazid (2005) menyatakan bahwa: ”Jasa
itu sebagai deeds (tindakan, prosedur, aktivitas); proses, dan unjuk kerja yang
intangible”. Mudrick dalam Yazid (2005) mendefinisikan jasa dari sisi penjualan
dan konsumsi secara kontras dengan barang. Sedangkan Kolter dalam Tjiptono
(2002), jasa yaitu, ”Setiap tindakan atau perubuatan yang dapat ditawarkan oleh
suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak
kesenangan, dan kesehatan) dan perishable (jasa tidak mungkin disimpan sebagai
persediaan yang siap dijual atau dikonsumsi pada saat diperlukan). Jasa diciptakan
Dari definisi di atas, bahwa jasa selalu ada aspek interaksi antara pihak
konsumen dan pemberi jasa, meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu
menyadari. Jasa juga bukan merupakan barang, akan tetapi jasa adalah suatu
proses atau aktivitas, dan aktivitas-aktivitas tersebut tidak terwujud. Produk jasa
konsumen jasa tidak dapat menilai hasil dari sebuah jasa sebelum ia
atau menyewa jasa tersebut, namun tidak memiliki jasa yang dibelinya.
2. Heterogeneity. Jasa bersifat Heterogeneity karena merupakan non-
diproduksi. Contoh: Dua orang yang dating ke salon yang sama dan
meminta model yang sama tidak akan mendapatkan hasil yang seratus
persen sama.
dikembalikan.
didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dari hal ini
produk yang telah dihasilkan. Karakteristik ini disebut juga tidak dapat
(inseparability) dipisahkan mengingat pada umumnya jasa dihasilkan
kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya
antara kenyataan dan harapan para pelanggan atas layanan yang mereka terima.
Kualitas sendiri memiliki banyak kriteria yang cenderung berubah secara terus-
menerus. Orang yang berbeda akan menilai dengan kriteria yang berlainan pula.
mengatakan bahwa kualitas pelayanan itu segala bentuk tindakan dari satu pihak
yang dapat ditawarkan kepada pihak lain dimana secara esensial tidak kasat mata
dan tidak menghasilkan kepemilikan pada apapun dan juga tidak selalu terkait
Ada lagi Menurut Kotler (2012: 394) Kualitas Pelayanan itu dihasilkan
system pelayanan yang baik dan prima, juga dari efektivitas penggunaan
informasi dan teknologi dari yang lambat sehingga menunjukkan hasil yang
jasa, pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik
atau sesuai dengan yang diharapkan. Pelanggan yang puas akan menunjukkan
kemungkinan untuk kembali membeli produk yang sama. Pelanggan yang puas
pelayanan “Quality can’t be defined that we just know it when we see it”.
tiga standar. Pertama, will expectation, yaitu tingkat kinerja yang diantisipasi atau
konsumen. Biasanya tuntutan dari apa yang seharusnya diterima jauh lebih besar
daripada apa yang diperkirakan bakal diterima. Ketiga, ideal expection, yaitu
tingkat kinerja optimum atau terbaik yang diharapkan dapat diterima konsumen.
para ahli memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain. Menurut Martin
(2001), kualitas layanan adalah "The ability to consistenly meet external and
internal customer needs, wants and expectation involving produceral and
sini penyedia jasa dituntut untuk berusaha mengerti apa yang diinginkan
Menurut Lewis & Booms dalam Tjiptono & Chandra (2005), kualitas
pelayanan sebagai ukuran seberapa baik tingkat layanan yang diberikan mampu
yang mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu: Jasa yang diharapkan dan jasa yang
diharapkan, maka kualitas pelayanan tersebut akan dipersepsikan baik atau positif.
Jika jasa yang dipersepsikan melebihi jasa yang diharapkan, maka kualitas jasa
dipersepsikan sebagai kualitas ideal. Demikian juga sebaliknya apabila jasa yang
kualitas jasa dipersepsikan negatif atau buruk. Maka baik tidaknya kualitas
diberikan perusahaan.
kualitas pelayanan.
maksimal.
yang ada.
5. Empathy (empati), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat
Pokok dari empati adalah menyampaikan bahwa konsumen itu unik dan
spesial melalui jasa pribadi atau khusus. Konsumen mengerti betapa pentingnya
para pekerja, dari tingkat yang paling tinggi ke tingkat yang paling rendah dari
(Reid dan Bojanic, 2001, p. 42). Untuk menghasilkan orientasi kualitas pelayanan,
untuk itu.
perusahaan tidak selalu sama dengan apa yang diterima konsumen. Akibatnya jasa
yang telah diberikan perusahaan tidak dapat diterima dengan baik oleh konsumen.
dibutuhkan konsumen.
mereka tidak menyusun standar kinerja tertentu dengan jelas. Hal ini
permintaan.
ditetapkan
mereka.
yang berlainan.
D. Loyalitas Pelanggan
menekankan pada runtutan pembelian (Basuswasta 2002 :74). Menurut Sheth dan
sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten.
oleh Bendapudi & Berry (1997) dalam Tjiptono (2006), sebagai kontinuitas relasi,
dan biasanya tercermin dalam pembelian berkelanjutan dari penyedia jasa yang
marketing efforts having the potential to cause switching behaviour. Yaitu Sebuah
produk atau opsi layanan di masa mendatang meskipun pengaruh situasi dan
perilaku.
perusahaan anda.
tertentu.
a. Tanpa loyalitas.
Yaitu beberapa konsumen tidak mengembangkan loyalitas
b. Loyalitas lemah
c. Loyalitas tersembunyi
d. Loyalitas Premium.
Yaitu terjadi bila ada tingkat keterikatan yang tinggi dan tingkat
berikut:
Konsumen pertama kali adalah orang yang telah membeli satu kali.
c. Konsumen berulang
Konsumen berulang adalah orang yang telah membeli dua kali atau
lebih. Mereka mungkin telah membeli produk yang sama dua kali
atau membeli produk dan jasa yang berbeda pada dua kesempatan
atau lebih.
Fokus utama pada konsumen ini yaitu dengan memberikan manfaat
selling.
d. Klien
Klien yaitu konsumen yang membeli apapun yang di jual dan yang
sendirinya.
3) Membuat klien mengetahui bahwa berbisnis dengan anda
e. Penganjur
Konsumen atau klien yang hilang yaitu seseorang yang pernah jadi
hubungan.
Jika konsumen telah merasa puas maka akan menjadi konsumen yang
waktu tertentu.
dibelanjakan ke perusahaan.
bulannya.
yang hilang atau menjadi tidak aktif karena suatu alasan termasuk
perusahaan.
terhadap suatu produk atau jasa, akan terus membeli suatu produk atau
jasa tersebut.
2. Pembelian antar lini produk atau jasa, yaitu konsumen yang loyal akan
lain.
oleh tarikan persaingan produk sejenis lainnya), yaitu konsumen yang loyal tidak
akan berpaling kepada produk atau jasa lain walaupun pesaing memberikan
1. Kepercayaan
2. Kedekatan
Hubungan yang penting bagi kedua belah pihak dan ingin diteruskan
E. Kerangka Pemikiran
Kebijakan mengenai penentuan harga dapat dibagi dalam tiga macam cara,
yakni: penentuan harga berdasarkan diskon, allowance, dan harga geografis. Pada
tiga elemen tersebut di atas, sangatlah menentukan sekali pada pembelian yang
yang dibagikan sebagai harga yang dibayar, bearti semakin sedikit laba yang
dapat ditahan dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan laba
adalah suatu alat atau cara yang dipergunakan perusahaan untuk menetapkan
Menurut Cronin, Brady, dan Hult (2000) dalam Bei and Chiao (2001)
konsumen dalam empat dari enam industri yang diuji, efek tidak langsung melalui
berikut diusulkan adalah kualitas layanan yang dirasa memiliki efek positif baik
loyalitas konsumen.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka. untuk memperjelas uraian
diatas dan untuk dijadikan pandangan dalam pembahasan tesis ini, maka dapat
Kebijakan Tarif
Loyalitas
Pelanggan
Kualitas Pelayanan
F. Hipotesis
Berdasarkan pada kajian teori yang ada, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut :
Transjakarta.