Bea Cukai Merged
Bea Cukai Merged
KEPABEANAN
E-LEARNING
CROSS FUNCTION
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
Unit Eselon I di
bawah
Kementerian
Keuangan Republik
Indonesia
Dipimpin oleh
Direktur Jenderal
yang bertanggung
jawab langsung Tergabung ke dalam
WCO
kepada Menteri
(World Customs
Keuangan Organization)
2
Visi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
VIVSIIS(IKep. Dirjen 105/BC/2014)
To be the world’s leading
customs and excise
administration
www.beacukai.go.id ~-
\.'"'
1
!!!'
-
Community Protector
Revenue Collector
o Mengoptimalkan bentuk
penerimaan negara dalam
bea masuk, bea
keluar, dan cukai guna
menunjang pembangunan
nasional
CUSTOMS
9
Pengertian Kepabeanan
PASAL 1
Daerah Pabean
PUNGUT PUNGUT
BEA BEA
MASUK PelillraR &alltara
KELUAR
LautWllayan
ZOilaEtoocmtEtikl
11
Pengertian Bea Masuk dan Bea Keluar
12
Pengertian Impor
Luar Daerah Pabean
Impor
BORDER
13
Daerah Pabean
Wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan
ruang udara di atasnya
14
Daerah Pabean
Serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas
kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-undang Kepabeanan
Tempat tertentu
15
Kawasan Pabean
Kawasan pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan laut, bandar udara, atau
tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan DJBC.
Idealnya Bea dan Cukai berjaga di sepanjang garis perbatasan untuk mengawasi lalu lintas barang dan
memungut bea masuk, namun tidaklah realistis untuk menghentikan sarana pengangkut di perbatasan untuk
memenuhi kewajiban pabean. Untuk itulah pemenuhan kewajiban pabean “ditarik” ke tempat-tempat
tertentu di dalam daerah pabean, yang disebut Kawasan Pabean. Sehingga secara hukum, batas Kawasan
16
Pabean juga merupakan garis perbatasan (border).
Tata Laksana Kepabeanan di Bidang Impor
KEDATANGAN
MELIPUTI
PEMBONGKARAN
PENIMBUNAN
PENGELUARAN
PEMBERITAHUAN
IMPOR
17
Pengeluaran Barang Impor dari Kawasan Pabean
IMPOR DIPAKAI
IMPOR
SEMENTARA
DITIMBUN KE
TPB
DITIMBUN KE
TPS LAIN
DIANGKUT TERUS,
DIANGKUT LANJUT,
DIRE-EKSPOR 18
Angkut Terus dan Angkut Lanjut
KONTRAK PENGANGKUTAN, FINAL DESTINATION: PANTOLOAN
_J;- _._-
\ '
• Barang tidak turun, • Barang turun, diangkut • Barang tidak turun, • Barang turun sampai di
diangkut terus ke Tanjung lanjut ke Makassar dengan diangkut terus ke Tanjung Pantoloan
Perak dengan Sarkut yang Sarkut berbeda Pantoloan dengan Sarkut • Pemberitahuan pemasukan
sama • Pemberitahuan pemasukan yang sama BC 1.1 inward
• Pemberitahuan pemasukan BC 1.1 inward • Pemberitahuan pemasukan • Dokumen pengeluaran dari
BC 1.1 inward • Dokumen angkut lanjut BC BC 1.1 inward Kawasan Pabean BC 2.0/2.3
• Dokumen angkut terus BC 1.1 Outward • Dokumen angkut terus BC • Rekonsiliasi BC 2.0/2.3 dan
1.1 Outward • Rekonsiliasi BC 1.1 Out dan 1.1 Outward BC 1.1 Inward
• Rekonsiliasi BC 1.1 Out dan In. BC 1.1 Out disampaikan • Rekonsiliasi BC 1.1 Out dan
In. BC 1.1 Out disampaikan ke Makassar In. BC 1.1 Out disampaikan
ke Tanjung Perak ke Pantoloan 19
Pelayanan dan Pengawasan Kepabeanan
PENGAWASAN KEPABEANAN DILAKUKAN DALAM 3 TAHAP
PROSES IMPOR :
Sebelum import clearance
• Pengawasan secara umum dilakukan dalam proses pengangkutan, pembongkaran, dan
penimbunan barang
Pada saat import clearance
• Pengawasan dilakukan dengan manajemen risiko, tidak semua importasi dilakukan
pemeriksanan pabean
Setelah import clearance (post clearance audit)
• Pengawasan dilakukan setelah import clearance selesai. Penetapan pejabat yang
dibuat pada saat import clearance bukan merupakan keputusan final dan dapat
ditetapkan ulang. Sebagian besar proses impor di Indonesia pengawasannya dilakukan
setelah import clearance 20
Alur Penetapan Daftar Barang lartas
UU Kepabeanan Menkeu u.p. Dijen
Pasal 53 ayat (1) BC untuk
dilaksanakan
Untuk kepentingan Salinan
pengawasannya
pengawasan terhadap Peraturan
pelaksanaan ketentuan INSTANSI TEKNIS
lartas, instansi teknis Penelitian
yang menetapkan berdasar
Surat Menteri Keuangan
peraturan lartas atas PMK
impor/ekspor wajib 224/2015
memberitahukan Kriteria Penelitian :
kepada Menteri (Pasal 2 ayat (3) PMK 224/2015:
1. Kejelasan jenis barang Y
2. Kejelasan dokumen yang Pengawasan DJBC
dipersyaratkan
berdasarkan KMK
PMK-224/PMK.04/2015 3. Kejelasan satuan baranng (jika diatur KMK Lartas Ekspor
Tentang Pengawasan terhadap kuota) Lartas dan/atau Impor
Impor atau Ekspor Barang 4. Kejelasan instrument administrasi
Larangan dan/atau Pembatasan yang digunakan DJBC untuk
21
pengawasan
Tata Niaga Impor
Pengawasan border
22
TERIMA KASIH
Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
CUKAI
E-LEARNING
CROSS FUNCTION PENGELOLAAN
KEUANGAN NEGARA
Konsep Cukai Secara Universal
Pigouvian Tax Consumption Tax of
Sin Tax Arthur Cecil Pigou Specific Goods and
(1877-1959) Services (GST)
• Sin Taxes (pajak dosa) • Kompensasi atas dampak • Kompensasi atas
biasanya adalah pajak yang eksternalitas negatif kenyamanan/kenikmatan
dikenakan oleh pemerintah • Penerimaan cukai dapat yang diterima
pusat yang ditambahkan ke dialihkan sebagai earmarking • Hanya berlaku untuk barang-
produk atau jasa yang terhadap sektor ekonomi barang tertentu
bersifat non esensial dan yang terdampak • Memiliki 2 fungsi utama:
dianggap perlu dibatasi atau Revenue & Regulerend
dikendalikan, al karena faktor
kesehatan, sosial atau yang
atau yang dipertanyakan
secara moral
https://klc.kemenkeu.go.id/filosofi-cukai/
Konsep Cukai
Pembebanan
Demi Keadilan
Berdampak dan
Negatif thd Keseimbangan
Pengawasan Masyarakat atau
Peredaran Lingkungan
Pengendalian Hidup
Konsumsi
Fungsi Cukai
Penanggung 3 Unsur
jawab pajak < 3 Unsur
Apabila ketiga unsur tersebut terdapat pada lebih dari satu orang
(terpisah), maka pajaknya disebut PAJAK TIDAK LANGSUNG
Objek Cukai
ETIL ALKOHOL/ETANOL
tidak mengindahkan bahan yang
digunakan dan proses
pembuatannya
01 MINUMAN
MENGANDUNG
ETIL ALKOHOL
02 dalam kadar berapapun,
dengan tidak mengindahkan
bahan yang digunakan dan
proses pembuatannya,
HASIL TEMBAKAU termasuk Konsentrat yang
tidak mengindahkan bahan yang
digunakan dan proses
pembuatannya
03 mengandung Etil Alkohol
Etil Alkohol (EA)
MMEA
MMEA IMPOR
LOKAL/DN
Bir Bir
Arak Wine and Brandy
Minol aneka produk Whisky
Vodka, Gin an d Genever
Hasil Tembakau (HT)
hasil pengolahan tembakau, dengan tidak mengindahkan digunakan atau tidak
bahan pengganti atau bahan pembantu dalam pembuatannya.
Mis: sigaret, cerutu, rokok daun, tembakau iris, hasil pengolahan tembakau
lainnya (HPTL)
Sigaret Rokok
Daun HPTL
Chewing
Tobacco
Snuff Tobacco
Tobacco Molases
E-liquid/
E-Juice
Objek dan Subjek Pajak
Hasil
Tembakau
Etil
Alkohol
Produsen/Pengusaha Konsumen
SUBJEK CUKAI
OBJEK CUKAI
Reksan Cukai
Jenis-Jenis Barang Kena Cukai di Peredaran
ADVALORUM (PROSENTASE)
GABUNGAN (% + SPES.)
Tarif Cukai
Sejak tanggal
01 Februari 2009
Tarif Spesifik
Keuntungan :
Mengurangi disparitas harga Transaksi
pasar dengan harga penetapan
pemerintah
Mempermudah pengawasan terhadap
upaya penghindaran cukai
Penghitungan dan estimasi penerimaan
cukai relatif lebih mudah
Tarif Cukai Advolarum
275% HARGA JUAL PABRIK
BUATAN DN
Keuntungan : Kelemahan :
Mudah mengikuti Perkembangan Harga Mendorong terjadinya disparitas harga
Pasar Transaksi pasar dengan harga
Metode Penghitungan dan estimasi penetapan pemerintah
Secara tidak langsung mendorong upaya
penerimaan cukai relatif lebih mudah
penghindaran pembayaran cukai
Tarif Gabungan