Anda di halaman 1dari 4

Khutbah I ‫وك‬ َ ُ‫ظلَ ُموا أَ ْنف‬

َ ‫س ُه ْم َجا ُء‬ َ ‫ َولَ ْو أَنَّ ُه ْم ِإ ْذ‬:‫ قَا َل هللاُ تَ َعالَى‬،ِ‫س ْو َل هللا‬ ُ ‫س ََل ُم َعلٌَ َْك ٌَا َر‬
َّ ‫اَل‬
‫صحْ ِب ِه‬َ ‫ َو َع َلى آ ِل ِه َو‬، َ‫سٌِّ ِد َولَ ِد َع ْدنَان‬ َ ‫س ََل ُم َع َلى ُم َح َّم ٍد‬ َّ ‫ص ََلة ُ َوال‬ َّ ‫ َوال‬،‫َّان‬ ِ ٌ‫ال َح ْم ُد هللِ ْال َم ِل ِك ال َّد‬
‫) َوقَ ْد‬٤٦ :‫َّللا ت ََّوابًا َر ِحٌ ًما (النساء‬ َ َّ ‫سو ُل لَ َو َجدُوا‬ َّ ‫َّللا َوا ْستَ ْغفَ َر لَ ُه ُم‬
ُ ‫الر‬ َ َّ ‫فَا ْستَ ْغفَ ُروا‬
‫َـزه ُ َع ِن ْال ِجس ِْمٌَّ ِة‬
َّ ‫ َوأ َ ْش َه ُد أَ ْن ََّّل ِإلهَ ِإ ََّّل هللاُ َوحْ َده ُ ََّل ش َِرٌْكَ لَه ُ ْال ُمن‬،‫ان‬ ِ ‫الز َم‬ َّ ‫َوت َابِ ِع ٌْ ِه َعلَى َم ِ ّر‬ ًْ ِ‫ظلَ ْمتُ نَ ْف ِس ًْ َو ِجئْت ُ َك ُم ْستَ ْغ ِف ًرا ِم ْن ذَ ْنب‬
َ
‫ أ َ َّما‬، َ‫ِي َكانَ ُخلُقُه ُ ْالقُ ْرآن‬ ْ ‫س ْولُه ُ الَّذ‬ُ ‫س ٌِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُده ُ َو َر‬ ِ ‫ان َو ْال َم َك‬
َ ‫ َوأ َ ْش َه ُد أ َ َّن‬،‫ان‬ ِ ‫الز َم‬ َّ ‫َو ْال ِج َه ِة َو‬ “Salam untukmu, Wahai Utusan Allah. Allah ta’ala berfirman yang maknanya:
‫ َو َما‬:‫آن‬ ِ ‫ ْالقَائِ ِل ِفً ِكت َابِ ِه ْالقُ ْر‬،‫ان‬ ِ َّ‫ص ٌْ ُك ْم َونَ ْف ِسً بِت َ ْق َوى هللاِ ال َمن‬ ِ ‫ فَإنًِّ أ ُ ْو‬،‫الرحْ مٰ ِن‬ َّ ‫ ِعبَا َد‬،ُ‫بَ ْعد‬ “Sesungguhnya jikalau mereka ketika menzalimi dirinya datang kepadamu, lalu memohon
َ َّ ‫س ُه ْم َجا ُءوكَ فَا ْست َ ْغفَ ُروا‬
‫َّللا‬ َ َ َ ْ َ َ
َ ُ‫َّللا َول ْو أنَّ ُه ْم إِذ ظل ُموا أ ْنف‬ ْ
ِ َّ ‫ع بِإِذ ِن‬ َ َّ
َ ‫سو ٍل إَِّل ِلٌُطا‬ ُ ‫س ْلنَا ِم ْن َر‬ َ ‫أ َ ْر‬ ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka

َ َّ ‫سو ُل لَ َو َجدُوا‬ َّ ‫َوا ْست َ ْغفَ َر لَ ُه ُم‬ mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. an-Nisa’: 64). Maka
46 :‫َّللا ت ََّوابًا َر ِحٌ ًما (النساء‬ ُ ‫الر‬
aku telah menzalimi diriku dan aku mendatangimu dalam keadaan memohon ampun atas
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Takwa adalah sebaik-baik bekal untuk meraih dosa-dosaku kepada Tuhanku.”
kebahagiaan abadi di akhirat. Oleh karena itu, khatib mengawali khutbah yang singkat ini
Lalu orang Arab pedalaman itu berlalu. Saat kejadian itu ada seseorang di dekat makam
dengan wasiat takwa. Marilah kita semua selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah
Nabi yang mendengar perkataan orang Arab pedalaman tersebut. Orang ini tertidur setelah
subhanahu wata’ala dengan melaksanakan semua kewajiban dan meninggalkan segenap
Arab pedalaman itu pergi. Dalam mimpinya, ia melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi
larangan.
wasallam datang dan berkata kepadanya:
Saudara-saudara seiman, Salah satu amaliah yang hampir pasti dilakukan oleh setiap calon
jamaah haji dan umrah adalah berziarah ke makam makhluk yang paling dicintai Allah َّ ِ‫أَ ْد ِر ِك ْاْلَع َْراب‬
‫ً َوقُ ْل لَهُ قَ ْد َغفَ َر هللاُ لَ َك‬
subhanahu wata’ala, yaitu baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Berziarah ke
“Susullah orang Arab pedalaman itu dan katakan kepadanya, Allah telah mengampuni dosa-
makam Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah amalan sunnah yang mendekatkan diri kita
dosamu.” Saudara-saudaraku para pecinta Rasulullah, Dengan demikian, orang yang pergi
kepada Allah ta’ala. Untuk lebih jelasnya, kita simak khutbah Jumat siang ini yang mengupas
menyengaja menuju makam Nabi shallallau ‘alaihi wasallam dengan tujuan berziarah,
tentang keutamaan dan adab berziarah ke makam Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
mengucapkan salam kepadanya, bertawassul dan bertabarruk (mencari berkah) dengannya,
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Surat an-Nisa: 64 yang kami baca di awal khutbah maka hal itu adalah kebaikan yang bernilai pahala.
menjelaskan kepada kita bahwa orang yang menzalimi dirinya dengan melakukan
Imam al-Baihaqi meriwayatkan dari Malik ad-Dar yang merupakan bendahara Umar bin
kemusyrikan, kekufuran atau dosa apa pun di bawah kekufuran dan syirik, kemudian
Khattab bahwa seorang sahabat yang bernama Bilal bin Harits al-Muzani menyengaja
mendatangi Rasulullah dalam keadaan bertaubat dan memohon ampun kepada Allah atas
mendatangi makam Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di masa pemerintahan Sayyidina
dosa-dosa yang telah dilakukannya, maka sungguh Allah akan menerima taubatnya dan
Umar radhiyallahu ‘anhu dan berkata:
menghapus dosanya. Firman Allah yang artinya: “mereka datang kepadamu” adalah
ditujukan (khithab) kepada Nabi. “Mendatangi Nabi” yang dimaksud dalam ayat tersebut
tidak terbatas pada saat beliau masih hidup namun mencakup juga mendatangi Nabi
ُ َ‫َهل‬
‫ك ْوا‬ ‫س ْو َل هللاِ أَ ْد ِر ْك أ َّمت ََك فَإِنَّ ُه ْم قَ ْد‬
ُ ‫ٌَا َر‬
setelah beliau meninggal dunia atau berziarah ke makam Nabi.
“Wahai Rasulullah, doakanlah kepada Allah untuk keselamatan ummatmu, karena
Imam an-Nawawi dalam al-Idhah fi Manasik al-Hajj wa al-‘Umrah meriwayatkan bahwa ada mereka benar-benar binasa (karena lama tidak turun hujan).” Maka Rasulullah
seorang Arab pedalaman datang ke makam Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan berucap : mendatanginya dalam mimpi dan berkata kepadanya: “Akan diturunkan hujan untuk
mereka.” Ketika bangun tidur, ia mendatangi Sayyidina Umar lalu memberitahukan
kepadanya, maka Umar pun menangis." Hadits ini dinilai shahih oleh para ulama hadits.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Sedangkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam : “Tidak selayaknya bepergian jauh ke sebuah masjid untuk tujuan shalat di sana

َ ‫اج َد ال َمس ِْج ِد ْال َح َر ِام َو ْال َمس ِْج ِد ْاْل َ ْق‬
selain ke Masjidil Haram, Masjidil Aqsha dan Masjidku ini” (HR. Ahmad dan dihasankan oleh
‫صى‬ ِ ‫س‬َ ‫الر َحا ُل إِ ََّّل إِلَى ثَ ََلثَ ِة َم‬ َ ُ ‫ََّل ت‬
ّ ِ ‫ش ُّد‬ al-Hafizh Ibnu Hajar dan al-Hafizh al Haytsami
‫ِي ٰهذَا‬ ْ ‫َو َمس ِْجد‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
“Tidaklah dianjurkan melakukan perjalanan kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram,
Setelah penjelasan ini, tampak nyata bagi kita bahwa berziarah ke makam Nabi
Masjidil Aqsha dan Masjidku (Masjid Nabawi)”
shallallahu ‘alaihi wasallam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah yang sangat
Hadits ini sama sekali tidak mengharamkan perjalanan dengan tujuan berziarah ke agung dan hal ini tidaklah diingkari kecuali oleh orang yang terhalang dan dijauhkan dari
Makam Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Tidak ada seorang pun ulama muktabar yang kebaikan. Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
memahami seperti itu. Makna hadits tersebut bahwa kita tidak perlu melakukan perjalanan
ke sebuah masjid dalam rangka melakukan shalat di sana kecuali masjid yang dituju adalah “Barang siapa berziarah ke makamku, maka ia akan mendapatkan
salah satu dari tiga masjid tersebut, karena shalat tidak dilipatgandakan pahalanya di masjid syafa’atku.” (HR. ad-Daraquthni)
mana pun kecuali di salah satu dari tiga masjid itu. Pahala shalat di Masjidil Haram
Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
dilipatgandakan sebanyak 100.000 kali lipat. Di Masjid Nabawi sebanyak 1.000 kali lipat.
Dan di Masjidil Aqsha sebanyak 500 kali lipat. Adapun shalat di masjid-masjid yang lain, di “Orang yang berhaji, lalu berziarah ke makamku setelah aku meninggal, maka
daerah manapun, pahalanya sama. seakan ia telah mengunjungiku saat aku masih hidup.” (HR. ath-Thabarani dan al-Baihaqi)
Hadirin jamaah shalat Jum’at yang berbahagia, Di antara perkara yang disunnahkan bagi
Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam Talkhish al-Habir mengutip dari sebagian
peziarah agar ia meniatkan bersamaan dengan ziarah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, juga
ulama menegaskan bahwa tiga masjid tersebut sebetulnya sama dengan masjid-masjid
niat mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan perjalanan ke Masjid Nabawi dan
yang lain dalam statusnya sebagai masjid. Tidak ada yang membuat ketiganya berbeda dan
mengerjakan shalat di sana.
istimewa dari masjid-masjid yang lain sehingga dianjurkan untuk bepergian ke sana dan
berkunjung ke sana untuk beribadah di dalamnya kecuali karena masjid-masjid tersebut Disunnahkan pula bagi peziarah untuk mandi sebelum berziarah dan memakai
adalah bangunan para nabi, pusat-pusat dakwah mereka dan tempat yang paling sering pakaian yang paling bersih. Kemudian melakukan shalat tahiyyatul Masjid di Raudlah atau
digunakan oleh mereka untuk beribadah dan membimbing ummat. bagian lain dari Masjid Nabawi. Lalu hendaklah bersyukur kepada Allah atas nikmat yang
agung ini dan memohon kepada Allah agar menyempurnakan tujuannya dan menerima
Jika berkunjung ke masjid-masjid tersebut adalah dianjurkan berdasarkan hadits
ziarahnya. Kemudian ia mendatangi makam Nabi, menghadap dinding makam, berdiri
ini, maka mengunjungi para nabi yang membangunnya dan beribadah serta berdakwah di
memandang ke arah bawah dinding makam yang ada di hadapannya, sambil menahan
sana lebih dianjurkan dan lebih layak dilakukan perjalanan ke sana. Ini adalah pengambilan
pandangannya dalam suasana khidmat dan pengagungan, mengosongkan hati dari semua
dalil dengan mafhum al-aula seperti ditegaskan oleh para ulama ushul fikih.
urusan duniawi, menghadirkan di hati keagungan Nabi Muhammad yang ia ziarahi,
Pemahaman dan penafsiran seperti ini sangat terang benderang bagi orang yang kemudian mengucapkan salam dan tidak mengeraskan suara, melainkan dengan suara yang
Allah terangi hatinya. Sedangkan orang yang memahami dari hadits ini larangan untuk sedang dan berucap:
melakukan perjalanan dalam rangka berziarah kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam atau
ziarah kubur secara umum, maka ia telah terjatuh ke dalam kesalahpahaman yang parah. “Salam untukmu, Wahai utusan Allah. Aku telah mendengar Allah ta’ala berfirman yang
maknanya: “Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu,
Pemahaman tersebut berdasarkan hadits lain riwayat Imam Ahmad yang lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka,
derajatnya hasan sebagai berikut: tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. an-
‫‪Nisa’: 64). Maka aku mendatangimu dalam keadaan memohon ampun atas dosa-dosaku‬‬
‫‪kepada Tuhanku dengan bertawassul denganmu kepada-Nya.”.‬‬

‫‪Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Akhirnya, kita berdoa semoga Allah‬‬


‫ص ََلةِ ِم ْن ٌَ ْو ِم ْال ُج ُم َع ِة فَا ْس َع ْوا ِإلَ ٰى ِذ ْك ِر‬ ‫ِي ِلل َّ‬ ‫ٌَا أٌَُّ َها الَّذٌِنَ آ َمنُوا ِإذَا نُود َ‬
‫َّللا َوذَ ُروا ْالبَ ٌْ َع ۚ ٰذَ ِل ُك ْم َخٌ ٌْر لَ ُك ْم ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُمونَ‬
‫‪memuliakan kita dengan anugerah melihatnya dalam mimpi dan dalam keadaan jaga‬‬
‫‪menjelang berakhirnya usia kita, memampukan kita berziarah ke makamnya dan‬‬ ‫َّ ِ‬
‫‪memperoleh syafaatnya. Amin ya Rabbal ‘Alamin.‬‬
‫َّللاِ‬ ‫ض َوا ْبتَغُوا ِم ْن فَ ْ‬
‫ض ِل َّ‬ ‫ص ََلة ُ فَا ْنت َ ِش ُروا فًِ ْاْل َ ْر ِ‬ ‫ت ال َّ‬ ‫فَإِذَا قُ ِ‬
‫ضٌَ ِ‬
‫ً ْال َمن َِام َو ِع ْن َد ْال َم َما ِ‬
‫ت ٌَا َربَّ‬ ‫شفَا َ‬
‫عتَهُ َو ُرؤْ ٌَتَهُ ِف ْ‬ ‫ارتَهُ َو َ‬ ‫اَلل ّٰ ُه َّم ْ‬
‫ار ُز ْقنَا ِزٌَ َ‬
‫‪ْ .‬العَالَ ِم ٌْ َن‬ ‫ٌرا لَ َع َّل ُك ْم ت ُ ْف ِل ُحونَ‬ ‫َوا ْذ ُك ُروا َّ َ‬
‫َّللا َك ِث ً‬
‫‪Khutbah II‬‬ ‫ارة ً أ َ ْو لَ ْه ًوا ا ْنفَضُّوا إِلَ ٌْ َها َوت َ َر ُك َ‬
‫وك قَائِ ًما ۚ قُ ْل َما ِع ْن َد َّ‬
‫َّللاِ‬ ‫َوإِذَا َرأ َ ْوا تِ َج َ‬
‫ص َحا ِب ِه‬ ‫طفَى‪َ ،‬و َعلَى آ ِل ِه َوأَ ْ‬ ‫ص َ‬ ‫سٌِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ْال ُم ْ‬
‫س ِلّ ُم َعلَى َ‬ ‫ص ِلّ ًْ َوأ ُ َ‬‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َو َكفَى‪َ ،‬وأ ُ َ‬ ‫َّللاُ َخٌ ُْر َّ‬
‫الر ِاز ِقٌنَ‬ ‫ار ِة ۚ َو َّ‬ ‫َخٌ ٌْر ِمنَ َّ‬
‫الل ْه ِو َو ِمنَ ال ِت ّ َج َ‬
‫سٌِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ‬ ‫أَ ْه ِل ْال َوفَا‪ .‬أَ ْش َه ُد أَ ْن ََّّل إِلهَ إِ ََّّل هللاُ َوحْ َدهُ ََّل ش َِرٌ َْك لَهُ‪َ ،‬وأَ ْش َه ُد أَ َّن َ‬
‫ً ْال َع ِظٌ ِْم‬ ‫ص ٌْ ُك ْم َونَ ْف ِس ًْ بِتَ ْق َوى هللاِ ْال َع ِل ِّ‬ ‫س ْولُهُ‪ .‬أَ َّما بَ ْعدُ‪ ،‬فٌََا أٌَُّ َها ْال ُم ْس ِل ُم ْونَ ‪ ،‬أ ُ ْو ِ‬ ‫َو َر ُ‬
‫س ََل ِم َعلَى نَبٌِِّ ِه ْال َك ِرٌ ِْم فَقَا َل‪:‬‬ ‫ص ََلةِ َوال َّ‬ ‫هللا أ َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر َع ِظٌ ٍْم‪ ،‬أَ َم َر ُك ْم بِال َّ‬ ‫َوا ْعلَ ُم ْوا أَ َّن َ‬
‫س ِلّ ُموا‬ ‫صلُّوا َعلَ ٌْ ِه َو َ‬ ‫ً‪ٌَ ،‬ا أٌَُّ َها الَّذٌِنَ آ َمنُوا َ‬ ‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّ‬ ‫هللا َو َم ََلئِ َكتَهُ ٌُ َ‬ ‫إِ َّن َ‬
‫سٌِّ ِدنَا‬ ‫ْت َعلَى َ‬ ‫صلٌَّ َ‬ ‫سٌِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫سٌِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل َ‬ ‫ص ِّل َعلَى َ‬ ‫تَ ْس ِلٌ ًما‪ ،‬اَللّٰ ُه َّم َ‬
‫سٌِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ ‫سٌِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل َ‬ ‫ار ْك َعلَى َ‬ ‫سٌِّ ِدنَا إِب َْرا ِهٌ َْم َوبَ ِ‬ ‫إِب َْرا ِهٌ َْم َو َعلَى آ ِل َ‬
‫سٌِّ ِدنَا إِب َْرا ِهٌ َْم‪ ،‬فِ ًْ ْالعَالَ ِمٌْنَ إِنَّ َك َح ِم ٌْ ٌد‬ ‫سٌِّ ِدنَا إِب َْرا ِهٌ َْم َو َعلَى آ ِل َ‬ ‫ت َعلَى َ‬ ‫ار ْك َ‬
‫َك َما بَ َ‬
‫اء ِم ْن ُه ْم‬ ‫ت ْاْلَحْ ٌَ ِ‬ ‫وال ُمؤْ ِمنٌِْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا ِ‬ ‫ت ْ‬ ‫َم ِج ٌْدٌ‪ .‬اَللّٰ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِمٌْنَ َو ْال ُم ْس ِل َما ِ‬
‫ً‬ ‫َو ْاْل َ ْم َواتِ‪ ،‬اللهم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَ ََل َء َو ْالغ َََل َء َو ْال َوبَا َء َو ْالفَحْ شَا َء َو ْال ُم ْن َك َر َو ْالبَ ْغ َ‬
‫طنَ ‪ِ ،‬م ْن بَلَ ِدنَا َهذَا‬ ‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما بَ َ‬ ‫ش َدائِ َد َو ْال ِم َحنَ ‪َ ،‬ما َ‬ ‫ف ْال ُم ْختَ ِلفَةَ َوال َّ‬ ‫سٌُ ْو َ‬‫َوال ُّ‬
‫ان ْال ُم ْس ِل ِمٌْنَ َعا َّمةً‪ ،‬إِنَّ َك َعلَى ُك ِّل ش ْ‬
‫ًَءٍ قَ ِدٌ ٌْر‬ ‫صةً َو ِم ْن بُ ْل َد ِ‬ ‫خَا َّ‬
‫ان َو ِإ ٌْت َِاء ذِي ْالقُ ْربَى وٌَ ْن َهى َع ِن الفَحْ ش ِ‬
‫َاء‬ ‫س ِ‬ ‫هللا ٌَأ ْ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َو ْاْلحْ َ‬
‫إن َ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪َّ ،‬‬
‫هللا ْال َع ِظٌ َْم ٌَ ْذ ُك ْر ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ‬ ‫َو ْال ُم ْن َك ِر َوالبَ ْغًِ‪ِ ٌَ ،‬ع ُ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪ .‬فَاذ ُك ُروا َ‬
‫‪.‬أَ ْكبَ ُر‬

Anda mungkin juga menyukai