Anda di halaman 1dari 10

Cerpen fisika

Dikelas, guru sedang menjelaskan materi mengenai gelombang mekanik. Ari yang biasanya jarang
mendengarkan pelajaran sedang mendengarkan dengan serius. Hingga tak disadari jam istirahat
berbunyi yang menandakan berakhirnya kelas. Guru mulai membereskan barang-barangnya dan mulai
meninggalkan kelas.

Ari yang masih terpikirkan materi sebelumnya mulai mencari contoh-contoh gelombang mekanik yang
sering terjadi disekitar lingkungan melalui hpnya. Dapat diakui bahwa ia merasa sangat tertarik dengan
materi kali ini.

Ari merasa takjub bahwa suara yang keluar dari manusia saja ada istilah-istilah nya. Salahnya sendiri
yang memang tak pernah mendengarkan pelajaran dengan serius, sehingga sudah dijenjang SMA pun
tidak mengerti hal-hal dangkal seperti itu.

Sekolah pun berlanjut seperti hari biasanya hingga jam pulang sekolah tiba.

Ari yang memang berangkat menggunakan sepeda kayuh kembali mengayuh sepedanya diperjalanan
pulang dari sekolah.

Diperjalanan menuju rumahnya ia harus melewati sebuah danau kecil yang sepi dengan pemandangan
yang cukup asri, ia biasa berlama-lama didanau tersebut sepulang sekolah untuk menunggu
pemandangan terbenamnya matahari.

Saat ia menaruh sepedanya dan menuju kedanau seperti biasa, tak sengaja ia menendang sebuah batu
kecil hingga menimbulkan riak diair danau yang tenang.

Tiba-tiba ia teringat bahwa riak kecil tersebut berkaitan dengan materi gelombang mekanik yang ia
pelajari tadi disekolah. Ia kembali tertarik dengan materi yang hampir ia lupakan tadi pagi.
Ari mengambil batu-batu kecil disekitar danau dan mulai melemparnya kedanau dengan cekikikan. Ia
mulai merasa kecanduan melihat riak-riak air yang termasuk contoh gelombang mekanik air yang ia
search dihpnya pagi tadi.

Hingga sebuah suara keras menghentikannya.

"Hei! Ngapain kamu!!"

Ari kaget lalu dengan cepat menoleh kebelakang. Ia menghela nafas lega saat menemukan itu adalah
tetangga disebelah rumahnya yang dulunya sering mengajaknya pergi bermain dihari libur sekolah.

"Agam! Ngagetin aja kamu, untung aku ga sampai jatuh ke danau." Gerutu Ari dengan kesal.

Agam tertawa keras dan duduk disebelah Ari. " Ya lagian cekikikan dipinggir danau sore-sore begini, mau
jadi Kunti kamu?"sela Agam ditengah tawanya.

" Huh, gatau deh" hembus Ari kesal. Tak sengaja ia liat telepon kaleng, mainan yang sering ia dan teman-
temannya mainkan sewaktu kecil ditangan Agam.

"Ngapain kamu bawa-bawa barang gituan? Masih bocah kamu?" Tanya Ari heran.

"Engga, nostalgia aja. Udah lama juga kita ga main bareng ya kan? Aku cari kamu dirumahmu niatnya
ngajak main eh kata ibumu kamu gaada, aku disuruh nyari disekitar danau sini, ya udah deh aku Dateng
kesini."jelas Agam panjang lebar.

Tiba-tiba kilasan ide terlintas dipikiran Ari. " Eh Agam, kamu tau gak telpon-telponan tali itu termasuk
gelombang mekanik?" Tanya Ari bangga, ia merasa lebih pintar jika ia tahu sesuatu yang tak diketahui
orang lain.
" Gelombang mekanik apaan?" Tanya Agam bingung. Agam memang tak menyelesaikan pendidikannya,
ia harus berhenti dikelas 2 SMP karna krisis keuangan yang dialami keluarganya.

"Gelombang mekanik itu sebuah gelombang yang dalam perambatannya memerlukan medium, yang
menyalurkan energi untuk keperluan proses penjalaran sebuah gelombang." Jelas Ari bangga, padahal ia
hanya mengcopy kata-kata guru tadi pagi.

Agam bingung dan tidak mengerti yang dibicarakan Ari.

"Nih contohnya nih ya, kayak aku lempar batu ke danau tadi, ada riaknya kan? Itu masuk gelombang
mekanik" jelas Ari.

"Gatau deh pusing aku, jangan bahas pelajaran lagi. Sok pinter aja kamu." Sela Agam pusing sambil
menepuk punggung Ari keras.

"Duh apa-apaan sih kamu." Kesal Ari.

"Udah sana liat aja matahari terbenamnya bentar lagi kamu harus nemenin aku main." Potong Agam tak
sabar.

Ari membenarkan kaca mata yang memang sedari tadi ia pakai dengan muka cemberut. Tiba-tiba Agam
berseru keras dan membuatnya kaget.

" Ari!! Aku mau tanya sama kamu!!" Kata Agam dengan seringai dibibirnya.

"Apaan sih! Dari tadi buat kaget mulu! Apa yang mau ditanyain?!" Balas Ari cemberut. Agam
cengengesan tanpa dosa dan menanyakan pertanyaan yang ia yakin Ari ga tau jawabannya.
"Ari, lensa yang seperti dikacamata mu itu ada 2 jenisnya. Nah kan ada yang namanya lensa cembung
sama lensa cekung. Kamu tau ga yang mana yang lensa positif?!" Tanya Agam. Agam sendiri awalnya
tidak tau perkara hal ini, tapi tak sengaja ia mendengar dari salah satu temannya yang sedang belajar
mengenai materi tersebut disampingnya waktu itu.

"Uhh, mungkin lensa cekung?" Jawab Ari ragu."SALAH" sela Agam keras dengan tertawa. "Udah SMA ga
paham beginian, dasar sok pinter tanya-tanya pertanyaan tadi."

"Aku ga sok pinter!" Ari kesal dan merotasikan matanya.

Agam tertawa semakin keras lalu mulai memberikan jawabannya. " Lensa cembung itu dibilang positif ya
karena lensa cembung itu bisa mengumpulkan bayangan yang bias ditangkap layar dan nyata." Jelas
Agam bangga. Padahal dia juga mengcopy kata-kata temannya waktu itu.

"Ga paham aku, nambah-nambahin pusing aja kamu. Oh iya, kalau cekung negatif gitu?coba jelasin
kenapa cekung!" Tuntut Ari.

"Hehe kalau yang itu aku ga tau juga." Agam cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Huh! Kamu juga sok pinter aja tadi! Udahlah ayo kita pulang aja." Kata Ari sambil beranjak menuju
sepeda kayuhnya, berniat pulang kerumah dan menjauh dari Agam yang sedari tadi membuatnya kesal.

"Hei tunggu! Aku nebeng ya!" Tanya Agam sambil mendudukkan dirinya dibelakang sepeda. Ari yang
sudah capek dengan kelakuan Agam hanya diam saja dan kembali mengayuh sepeda nya menuju ke
rumahnya. Ia merasa sudah capek sekali dan ingin cepat-cepat berbaring di kasur kesayangannya.

Ditengah perjalanan, Agam tiba-tiba bersuara dan hampir membuat sepeda Ari oleng karena kaget.

" Astaghfirullah Agam, jangan tiba-tiba gitu ngomongnya! Udah tau suaranya keras, ngagetin aja kamu"
kata Ari lesu.
"Ari kita kan lagi naik sepeda yh, kamu tau ga gaya apa aja yang terlibat saat kita sedang mengayuh
sepeda."tanya Agam penasaran.

"Emang gaya apa? Kayang? Salto?" Tanya Ari muak.

"Bukan begitu temenku tersayang, saat kita bersepeda, kita bakal mengalami 4 gaya angin, gaya hambat
udara, gaya gesekan, dan gaya gravitasi. Nih ya aku kasih pertanyaan simpel, simbolnya gravitasi difisika
itu apa?" Kata Agam.

" g mungkin?" Kata Ari asal.

"Kok tau?" Tanya Agam kaget. Ari kesal dengan respon Agam, ia merasa Agam sedang mempertanyakan
kepintarannya. Ari hanya mendengus dan kembali diam sepanjang jalan pulang.

Sesampainya dirumah Ari dengan terpaksa menyetujui ajakan Agam untuk bermain menemaninya.
Hingga jam menunjukkan pukul 09.30 malam , Agam baru mau dipaksa pulang oleh Ari .

Ari yang memang sedari tadi lelah langsung tertidur ambruk dikasurnya.

Keesokan paginya, Ari yang bangun mulai bersiap-siap untuk pergi ke sekolahnya. Tak lupa ia mencium
tangan kedua orang tuanya dan mengucapkan salam sebelum berangkat. Setelah semua itu, Ari
mengayuh sepeda nya menuju sekolah.

Ari mengayuh sepedanya sambil mengalunkan nada lagu yang sedang ia gemari belakang ini dengan
santai. Teringat perkataan Agam kemarin saat ia tengah memboncengnya.

"Gravitasi ya..." Gumam Ari.


"Kalau ga salah katanya gravitasi itu ditemukan sama orang yang namanya Newton kan yh. Lucu banget
namanya Newton" gumam Ari sambil cekikikan. Hingga tak sadar ia sudah sampai dipekarangan
sekolahnya.

Ia taruh sepedanya dilapangan parkir yang sudah disediakan sekolah, lalu menuju kekelas karena kelas
pertama akan segera dimulai.

Dikelas, Ari terlihat bingung saat guru fisika yang seharusnya masuk dijam terakhir masuk dikelas
mereka. Sang guru menjelaskan bahwa guru mapel yang seharusnya mengajar pagi ini sedang ada
urusan, maka dari itu dia menukar jam mengajarnya dengan guru tersebut.

Para murid hanya ber-oh saja, untung saja mata pelajaran fisika hari ini tidak ada pr, kalau tidak bisa
gawat nanti kalau masuknya pagi begini.

"Nah, baik anak-anak mohon perhatiannya. Hari ini kita akan mempelajari mengenai momen gaya atau
torsi, disini ada yang tau bagaimana cara menentukan apakah torsi tersebut nilainya positif maupun
negatif dari arahnya? Yang tau angkat tangan ya." Kata guru fisika memulai pembelajaran.

Sejenak kelas hening, tidak ada yang mau mengangkat tangannya. Hingga Lena, siswa yang dikenal
cerdas dan selalu juara 1 pararel disekolah mengangkat tangannya.

"Saya Bu" jawab Lena sambil mengangkat tangannya.

"Baik Lena tapi tunggu dulu yh, Lena sudah sering menjawab dikelas saya, yang lain bagaimana ini? Apa
tidak ada yang mau menjawab juga kali ini?" Kata guru sambil mengedarkan pandangannya keseluruh
siswa. Para siswa hanya diam dan tidak ada yang mau menjawab.

"Yasudahlah Lena, coba jawab pertanyaan tadi." Kata Bu guru sambil menghela nafas cemberut.
" Baik bu, bila arah putaran torsi berlawanan dengan jarum jam maka torsi tersebut akan bernilai positif,
begitu juga sebaliknya yang mana bila arah putaran torsi tersebut searah dengan jarum jam maka torsi
tersebut akan bernilai negatif." Jawab Lena panjang lebar.

Guru fisika membenarkan jawaban Lena lalu mulai menjelaskan materi momen gaya sepanjang kelas
fisika hari itu.

Disis lain, Ari yang sedari tadi mendengarkan dari awal mulai pusing dengan perfisikaan ini. Ia mulai
menelungkup kan kepalanya diantara kedua tangannya yang sedang ditekuk alias tidur dikelas. Untung
saja Ari berada di bangku paling belakang hingga ia tidak terlalu diperhatikan oleh guru yang sedang
mengajar.

Pelajaran berlanjut seperti biasa hingga bel istirahat berbunyi yang menandakan jam pelajaran yang
menurut Ari membosankan itu berakhir. Para siswa-siswi langsung berhamburan keluar dari kelas
setelah sang guru yang sedari tadi mengajar itu sudah keluar dari kelas.

Ari yang hendak beranjak mengikuti teman-temannya ke kantin dihadang oleh ketua kelas yang sedang
mengumpulkan suka relawan untuk ikut kegiatan bersih-bersih dilapangan sekolah.

" Duh ka aku ga mau ikut begituan, capek ka." Melas Ari ke Aska si ketua kelas.

" Yang lain gaada yang mau ri, plis lah lu bantu gue. Gue ga mau jadi sukarelawan paksaan sendirian
buat bersih-bersih kawasan sekolah." Balas Aska ikut memelas pada Ari.

"Yaudah deh besok aku bantunya, mau makan dulu ngisi energi, udah sumpek banget ini dari tadi pusing
sama pelajaran." Balas Ari pelan.

"Energi energi terserah, bantu dulu sini, pendaftarannya cuman sampe jam istirahat selesai ri." Balas
Aska.
" Ka tubuh manusia itu kayak materi dinamika di fisika, kalau mau gerak harus ada penyebab nya. Nah
penyebab tubuh aku mau bergerak ya harus ada makanannya dulu." Balas Ari mengode supaya ditraktir.

"Dinamika pala lu, sok pinter aja lu. Dinamika tuh emang materi yang mempelajari penyebab benda
bergerak tapi bergeraknya bukan karna makanan kayak yang lu sebut, tapi karna ada gaya yang bekerja
pada benda tersebut." Jawab Aska solot. Ia tau akal bulus Ari yang pengen memoroti uangnya seperti
waktu itu.

"Kok kamu tau sih ka?" Balas kesal Ari.

"Ya karna gue selalu merhatiin kelas, ga kayak lu yang selalu denger setengah-setengah." Dengus Aska.

Ari hanya mendengus dan dengan sangat enggan menyetujui ajakan Aska untuk jadi sukarelawan bersih-
bersih kawasan sekolah.

Hingga sampailah jam pulang sekolah. Ari yang sudah capek pol karna bersih-bersih tadi mengayuh
sepedanya pelan tanpa mampir kemana-mana lagi, ia hanya ingin untuk segera ambruk dikasurnya saat
ini.

Ari yang sudah sampai dirumahnya memasuki rumahnya hanya untuk menyadari bahwa kedua orang
tuanya sedang tidak ada dirumah.

Ari tak ambil pusing dan hanya berjalan menuju ke kamarnya dan langsung ambruk dikasurnya. Untung
saja besok adalah hari libur. Ia tak harus menemui pelajaran-pelajaran memusingkan itu dengan
tubuhnya yang lelah seperti saat ini.

Disaat Ari hendak terlelap, terdengar suara sang ibu yang berteriak memanggil namanya. Ari ingin
menangis saja, dia sudah terlalu lelah untuk menemui ibunya saat ini.

" Ari sini! Bantuin ibu bawa barang-barang ini! Ibu abis dari pasar belanja bulanan!" Teriak sang ibu.
Ari hanya bisa memaksakan tubuhnya yang lelah untuk datang membantu ibunya. Ia tak mau dianggap
anak durhaka karena perkara tidak mau membantu sang ibu.

Selepas membantu sang ibu, Ari yang hendak kembali ke kamar bertanya kepada sang ibu."udah itu aja
buk? Ari ngantuk mau tidur yh."

" Jangan lupa shalat dulu." Balas ibu tanpa menoleh ke arah Ari.

Ari mendesah saat sadar ia tidak bisa langsung tidur setelah seharian capek. Namun ia harus tetap
menjalankan ibadah wajib itu tanpa mengeluh.

Setelah semuanya, Ari tertidur dan terbangun ditengah malam.

Ari yang tak tau harus apa hanya mengambil hpnya dan mencari novel online yang akhir-akhir ini
digemarinya sambil mendengarkan lagu kesukaannya.

Tanpa sadar Ari menekan salah satu website yang sedang membahas gradien. Ari yang memang sedang
bosan karena tidak menemukan cerita yang seru hanya membaca pengetahuan yang ada di website itu.

Ari hanya membaca tanpa mencoba memahami lebih dalam materi tersebut. Toh ia paham setiap kata
namun tidak mengerti artinya ketika mereka digabungkan.

Ari yang bosan oleh website tadi hanya mencoba mencari website lain yang mungkin lebih seru. Hingga
tanpa sadar ia tertidur dan membiarkan hpnya terus menyala.

Ibunya yang kebetulan melewati kamarnya karna ingin mengambil air didapur hanya bisa mendengus
pelan melihat hp anaknya masih menyala ketika sang anak sudah tertidur lelap. Ia mematikan hp sang
anak lalu melanjutkan langkahnya menuju dapur untuk minum.
Tamat

Jumlah kata: 2007

Jumlah huruf: 13346

Anda mungkin juga menyukai