Anda di halaman 1dari 51

ANALISIS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI HUTAN

PADA AREA HUTAN KEMASYARAKATAN


DI DESA ANRANG KECAMATAN RILAU ALE
KABUPATEN BULUKUMBA

RETNO NINDRA SARI


105 9500 272 11

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015

i
ANALISIS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI HUTAN
PADA AREA HUTAN KEMASYARAKATAN
DI DESA ANRANG KECAMATAN RILAU ALE
KABUPATEN BULUKUMBA

RETNO NINDRA SARI


105 9500 272 11

SKRIPSI

Sebagai Salah SatuSyarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan


Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015

i
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

ANALISIS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI HUTAN PADA AREA

HUTAN KEMASYARAKATAN DI DESA ANRANG KECAMATAN

RILAU ALE KABUPATEN BULUKUMBA

Adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun

kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal

atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian ahir

skripsi ini.

Makassar ,Agustus 2015

RETNO NINDRA SARI


105 9500 272 11

iv
@Hak Cipta Milik Unismuh Makassar, Tahun 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa


mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar unismuh
makassar
2. Dilarang mengumumkan dan memprbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin Unismuh Makassar

v
ABSTRAK

RETNO NINDRA SARI, 105 9500 272 11. Analisis Kelembagaan Kelompok
TaniHutanPada Area HutanKemasyarakatan Di DesaAnrangKecamatanRilau Ale
KabupatenBulukumba, di bawahbimbinganHikmahdanMuh. Daud.

Penelitianinibertujuanuntukmendefinisikanperanan stakeholder yang


berkaitandengan, Perananparapihakpemangkukebijakan( stakeholder )
dalampengelolaanHutanKemasyarakatandianalisisdenganmenggunakankerangka
4R yaitu Right (hak-hak), Responsibilities (tanggungjawab), Revenue/returns
(hasil/manfaat), Relationship (hubungan). Penelitianinidilakukanselama 2 (dua)
bulanmulai Mei 2015 sampaidenganJuli 2015Lokasipenelitian di
DesaAnrangKecamatanRilau Ale KabupatenBulukumba.Populasi yang
digunakandalampenelitianiniadalahmasyarakat yang
terlibatdalampengelolaanhutankemasyarakatan di DesaAnrangKecamatanRilau
Ale KabupatenBulukumba, berjumlah 235 orang dansampelberjumlah
27orang.Berdasarkanhasilanalisisperanstakeholder
menunjukkanbahwabeberapahubungan yang kurangharmonisdiantaralembaga
stakeholder yang bersifatpenghambatdalampengelolaanhutankemasyarakatan,
padaumumnyaparapemangkukepentinganterutamapihakpemerintahlebihmendahul
ukanstruktur yang
melekatpadaotoritasdaripadapelaksanaanfungsidanperandankurangmelakukankoor
dinasipemangkukepentingan lain.

vi
KATA PENGANTAR

Pujisyukurkehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, salam dan salawat

kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW, yang telah mengeluarkan

kita dari alam gelap gulita menuju alam terang benderang seperti yang kita

rasakan saat ini.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini tidak akan rangkum tanpa

bantuan dandorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada Ibu Hikmah

S.Hut.,M.Si dan Ibu Husnah Latifah S. Hut.,M.Si, sebagai dosen pembimbing

yang penuh dengan ketulusan telah meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan atau nasehat dan arahan sampai selesai Skripsi ini.

Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis haturkan semua pihak

yang telah membantu baik moril maupun materil dalam usaha penyelesaian

Skripsi ini yaitu kepada:

1. Dekan Fakultas Pertanian yang telah memberikan banyak didikan di Unismuh

Makassar.

2. Kepala Desa Anrang yang telah bersedia memberikan izin penelitian di

Kawasan hutan kemasyarakatan, juga bersedia memberikan bantuan baik

berupa saran maupun berupa data.

3. Dosen pengajar Fakultas Pertanian yang telah banyak memberikan banyak

pelajaran yang sangat berharga kepada kami.

vii
4. Teman-teman seangkatan yang telah memberikan dorongan dan motivasi

sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

5. Terpenting dan teristimewa kepada kedua Orang Tua Saya, ayah handa dan

ibunda. Dengan penuh kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima

kasih yang tak terhingga kepada beliau yang tekun, sabar, dan mau mengerti

kepada penulis.

Penulismenyadaribahwadalampenyajianskripsiinimasihjauhdarikesempurn

aan, dan masih banyak kekurangan terdapat dalam skripsi ini, oleh karena itu

dengan senang hati penulis menghargai saran dan kritik yang bersifat kolektif

untuk penyajian yang lebih sempurna terhadap penyusunan skripsi ini. Semoga

skripsi inibermanfaat bagi kita semua.

Makassar ,Agustus 2015

Penulis

viii
RIWAYAT HIDUP

Retno Nindra Sari, lahir pada tanggal 19 Mei 1993 dan

tinggal di Desa Bontomanai, Kabupaten Bulukumba anak

Pertama (1) dari 2 bersaudara dari pasangan Ayah Ambo

Sakka dan Ibu Idayanti.

Riwayat Pendidikan :

1. Tamat sekolah Dasar Min Bontomanai tahun 2005

2. Tamat SMP Negeri 3 Bulukum patahun 2008

3. Tamat SMK Negeri 1 Bulukumba tahun 2011

Pada tahun 2011 dengan mengambil Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar dan mendapat gelar Sarjana pada tahun

2015.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii

HALAMAN KOMISI PENGUJI..................................................................... iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI ........................................................ iv

HAK CIPTA .................................................................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... ix

DAFTAR ISI.................................................................................................... x

DAFTAR TABEL............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiv

1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1.LatarBelakang..................................................................................... 1

1.2.RumusanMasalah................................................................................ 3

1.3.TujuanPenelitian................................................................................. 3

1.4.ManfaatPenelitian............................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5

1.1. HutanKemasyarakatan ...................................................................... 5

1.2. TahapPenyelenggaraanHutanKemasyarakatan ................................. 6

1.3. KawasanHutan Yang DapatDitetapkanSebagaiHkm........................ 6

1.4. StrategiPemanfaatanKawasanHutan ................................................. 7

x
1.5. KelembagaanKelompokTaniHKm.................................................... 7

1.6. KerangkaFikir ................................................................................... 8

III. METODE PENELITIAN.......................................................................... 10

3.1. WaktudanTempat............................................................................. 10

3.2. ObjekdanAlatPenelitian................................................................... 10

3.3. TeknikPengumpulan Data ............................................................... 10

3.4. JenisData yang Dikumpulkan.......................................................... 11

3.5. AnalisisStakeholders ....................................................................... 11

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN.......................................... 15

4.1.KeadaanFisik Wilayah ...................................................................... 15

4.2.SaranadanPrasarana........................................................................... 18

V. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................... 19

5.1. identitasresponden............................................................................ 19

5.1.1. UmurResponden .................................................................... 19


5.1.2. HakKelompokTani ................................................................ 20
5.1.3. TanggungjawabKelembagaanHKm....................................... 22
5.1.4. Hasil/ManfaatKelompokTani ................................................ 24
5.1.5.HubunganKelompokTani ....................................................... 25

VI. PENUTUP ................................................................................................. 29

6.1. Kesimpulan ...................................................................................... 29

6.2. Saran................................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Skalasikapmasyarakat ............................................................................... 14

2. Jumlahpendudukberdasarkanumurdanjeniskelamin di desa
anrangkecematanrilau ale kabupatenBulukumba...................................... 16

3. Tingkat pendidikan di desaanrangkecematanrilau ale kabupaten


Bulukumba ................................................................................................ 17

4. Saranadanprasranaumum .......................................................................... 18

5. Tingkat umurresponden di desaanrangkecematanrilau ale


kabupatenBulukumba ............................................................................... 20

6. AnalisiskelembagaanHak(Right) kelompoktanihutan di desa


anrangkecamatanrilau ale kabupatenbuukumba ....................................... 21

7. Analisiskelembagaantanggungjawab(responsibilitie) kelompoktani
hutandidesaanrangkecamatanrilau ale kabupatenbuukumba .................... 24

8. Analisiskelembagaanpendapatan (revense) kelompoktanihutan


didesaanrangkecamatanrilau ale kabupatenBulukumba ........................... 25

9. Analisiskelembagaanhubungan(ralationship) kelompoktanihutan di
desaanrangkecamatanrilau ale kabupatenbuukumba ................................ 27

10. Rangkumananalisiskelembagaan KTH di desaanrang.............................. 28

xii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. KerangkaPikir…………………………………………………………... 9

2. Kombinasitanamansemusim, tanamantahunandantanaman
buah-buahan……………………………………………………………… 35

3. Salah satu model teras di lokasiHutanKemasyarakatan di DesaAnrang 36

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Identitasinformandanresponden di DesaAnrang…………………..... 32

2. Analisiskelembagaankelompoktanihutan di DesaAnrangKecamatan
Rilau Ale KabupatenBulukumba……………………………………… 34

3. Gambarkegiatan………………………………………………………… 35

4. Sketsalokasipenelitian………………………………………………….. 36

xiv
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sumberdaya hutan sebagai salah satu sistem penyangga kehidupan perlu

dikelola dan dipertahankan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Undang-undang Nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan dijelaskan bahwa

hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya

alam hayati yang didominasipepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya,

yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

Kementerian Kehutanan telah berorientasi kebijakan pengelolaan

kehutanan ke depan berbasis pada rehabilitasi dan konservasi sumberdaya alam.

Paradigma yang dikembangkan adalah pengelolaan hutan berbasis

pemberdayaan masyarakat yang diarahkan untuk meningkatkan pengelolaan

hutan secara berbasis pemberdayaan masyarakat yang diarahkan untuk

meningkatkan pengelolaan hutan secara lestari dan masyarakat sejahtera

(Fathoni, 2003).

Pengelolaan hutan sekarang ini diarahkan kepada pemberdayaan

masyarakat. Salah satu strategi yang digunakan adalah pelibatan masyarakat

sekitar hutan dalam pengelolaan hutan. Masyarakat sebagai bagian dari kesatuan

ekosistem hutan yang tidak terpisahkan dipandang sebagai salah satu

stakeholder yang akan menentukan keberhasilan pembangunan ekosistem hutan

secara lestari. Pelibatan masyarakat dianggap mampu menumbuhkan dan

menanamkan rasa memiliki pada masyarakat terhadap hutan yang ada

1
disekitarnya. Disamping itu, masyarakat juga mendapatkan manfaat dari hutan

tersebut demi kesejahteraan hidupnya.

Paradigmabaru pembangunan kehutanan yang berkembang memberikan

arahan bahwa praktek pengelolaan hutan harus berorientasi pada seluruh potensi

sumberdaya hutan yang berbasis pemberdayaan masyarakat melalui

pengembangan peluang usaha pada masyarakat yang berdomisili didalam dan

sekitar kawasan hutan, diakui sebagai bagian yang tidak bisa dipisahkan dari

ekosistem hutan yang mendapat perhatian secara seimbang dalam upaya untuk

lebih menjamin pengelolaan sumberdaya dalam upaya lebih menjamin

pengelolaan sumberdaya hutan yang lestari melalui kegiatan hutan

kemasyarakatan (HKm). Program pengelolaan hutan bersama masyarakat

diharapkan dapat mengurangi terjadinya penurunan fungsi hutan, dengan

demikian kerusakan hutan yang mengakibatkan terjadinya bencana alam seperti

erosi dan longsor dapat dihindari.

Pelaksanaan program hutan kemasyarakatan (HKm) selama ini belum

optimal dimana pelaksanaan HKm masih kurang menganggap masyarakat

sebagai pelaku utama. Selain itu, pelaksana HKm terhambat pada kelembagaan

masyarakat. Sehingga HKm tidak memberikan manfaat yang signifikan, baik

terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa terutama di

Kab.Bulukumba.

Menurut data Dinas kehutanan Bulukumba, luas hutan di Kabupaten

Bulukumba adalah 8.453,25 hektar setara 7,32% dari luas kabupaten untuk

skema Hutan Kemasyarakatan berdasarkan SK. Menteri Kehutanan

2
Nomor.363/Menhut-11/2011 tertanggal 7 juli 2011 ditetapkan kawasan hutan

yaitu kawasan hutan Anrang 655 hektar, Bangkeng Bukit 245 hektar, dan

Lomppo Battang 1.365 hektar, atau total 2.265 hektar.

Salah satu program alternatif yang pernah menjadi pilot project HKm di

Kab. Bulukumba adalah hutan kemasyarakatan (HKm).Program ini diharapkan

sebagai solusi alternatif, sesuai dengan semangat program HKm bahwa

diharapkan masyarakat sebagai pelaku utama. Di Desa Anrang mempunyai

lembaga masyarakat yang sebenarnya telah memiliki kemampuan mengatur dan

mengembangkan sumberdaya hutan, namun pada kenyataannya kawasan hutan

tersebut mengalami gangguan fungsi hutan yang disebabkan pembukaan

perkebunan rakyat yang tidak terkendali dan penebangan hutan secara liar

sehingga belum mendukung program HKm.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana kelembagaan

masyarakat terutama bentuk keterlibatan stakeholders di Desa Anrang,

Kecamatan Rilau Ale, Kab.Bulukumba.

1.3. Tujuan Penelitian

Bertujuan untuk mendefinisikan peranan stakeholders yang yang berkaitan

dengan 4Rdi Desa Anrang kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi evaluasi bagi

pemerintah daerah dan pihak terkait tentang Analisis Kelembagaan Kelompok

3
Tani HKm di Desa Anrang, guna meningkatkan kepedulian, kemampuan, dan

kemandirian masyarakat serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

4
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hutan Kemasyarakatan (HKm)

Hutan Kemasyarakatan (HKm) adalah hutan Negara yang pemanfaatan

utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat didalam dan sekitar

kawasan hutan. Pemberdayaan masyarakat dilihat sebagai upaya meningkatkan

kemampuan dan kemandirian masyarakat agar mereka mendapatkan manfaat

sumberdaya hutan secara optimal dan adil melalui pengembangan kapasitas dan

pemberian akses dalam rangka kesejahteraan masyarakat.

Menurut Anonim menyatakan bahwa, Hkm adalah sistem pengelolaan

hutan berdasarkan fungsinya dengan dukung lahan melalui pemanfaatan ruang

tumbuh yang ada dan bagian-bagian mengikut sertakan masyarakat, kegiatan

HKm dilaksanakan untuk meningkatkan daya tertentu dari tanaman luar

kawasan hutan.

Hutan Kemasyarakatan adalah kawasan hutan lindung dan kawasan hutan

produksi dengan ketentuan belum dibebani hak atau izin dalam pemanfaatan

hasil hutan dan menjadi sumber mata pencaharian masyarakat setempat.

Menurut Arnold (1992) munculnya hutan kemasyarakatan (HKm) yang

melibatkan masyarakat desa disekitar dan didalam kawasan hutan, dibutuhkan

suatu pemahaman baru mengenai beberapa kepentingan yang menghubungkan

masyarakat dengan hutan.Hutan kemasyarakatan berasal dari usaha pekerjaan

hutan untuk mengadakan hubungan baru dengan masyarakat setempat dengan

erat hubungannya dengan pertumbuhan populasi masyarakat Desa.

5
Menurut Zein (1997) Hutan Kemasyarakatan berasal dari beberapa Negara

Eropa dan beberapa Negara tetangga dalam penetapan sosial forestry, di

Indonesia disebut sebagai program perhutanan sosial dengan model agroforest,

selanjutnya lagi dijabarkan dalam hutan kemasyarakatan.

Pengelolaan masyarakat atas hutan telah mengubah konsep kehidupan

masyarakat. Warga Desa tidak lagi berfikir soal manfaat perorangan, namun

pada manfaat kolektif. Kami gunakan dana diperoleh pengelolaan hutan untuk

pembangunan dimasyarakat, seperti memperbaiki jalan-jalan dan penyediaan air

minum.

2.2. Tahap Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan

1. Pengembangan Lembaga Masyarakat Desa Hutan yaitu lembaga adalah

wadah dimanasekumpulan orang berinisiatif untuk memenuhi kebutuhan

bersama, dan yang berfungsi mengatur akan kebutuhan bersama tersebut

dengan nilai aturan bersama.

2. Tujuan pengembangan lembaga masyarakat Desa hutan untuk meningkatkan

kemampuan LMDH dalam pengelolaan lembaganya.

3. Manfaat pengelolaan yaitu untuk memenuhi kebutuhan akan adanya panduan

dalam pengembangan LMDH, untuk menghasilkan peningkatan kemampuan

lembaga dalam pengelolaan lembaga secara tunggal maupun kolektif.

2.3. Kawasan Hutan Yang Dapat Ditetapkan Sebagai Areal Kerja HKm

1. Belum dibebeni hak atau kewajiban dalam pemanfaatan hasil hutan.

2. Menjadi sumber mata pencaharian masyarakat setempat.

6
3. Dalam hal yang dimohon berada pada hutan produksi dan akan dimohonkan

untuk pemanfaatan kayu, mengacu pada peta indikatif arahan pemanfaatan

hutan pada kawasan hutan produktif yang tidak dibebani izin untuk usaha

pemanfaatan hasil hutan kayu.

2.4. Strategi Pemanfaatan Kawasan Hutan

Untuk merumuskan strategi pemanfaatan kawasan hutan lebih dahulu

perlu dilakukan analisis lingkungan strategi yang meliputi, analisis internal

(ALI) dan analisis eksternal (ALE). Dari analisis ini diharapkan mendapatkan

relasi dan titik temu antara factor internal dengan eksternal yang ada di Desa

Anrang, dalam kaitannya dengan kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat

dalam menghindari konflik kawasan hutan. Oleh karena itu perlu dianalisis

faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan Eksternalnya.

2.5. Kelembagaan Kelompok Tani HKm

Analisis kelembagaan adalah bagian dari ilmu sosial yang mepelajari

bagaimana lembaga yakni struktur dan mekanisme dari keteraturan sosial dan

kerja sama membentuk perilaku dua sampai lebih orang. Disini juga dipelajari

bagaimana individual dan kelompok-kelompok membentuk lembaga, bagaimana

lembaga berjalan, dan apa efek dari lembaga pada masyarakat. Pelibatan

masyarakat dalam pengelolaan hutan di Indonesia kembali meningkat dengan

diterbitkannya Permenhut P.37/menhut-II/2007 tentang Hutan Kemasyarakatan,

demikian pula di Kabupaten Bulukumba. Untuk mendapatkan legalitas bagi

masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan Hutan.

7
Selain upaya penguatan kelembagaan, dilakukan pula proses-proses untuk

pengajuan usulan Areal kerja Hutan Kemasyarakatan pada Materi Kehutanan

sebagaimana yang dipersyaratkan dallaam Permenhut tersebut untuk

memperoleh izin, butuh waktu cukup panjang sampai akhirnya keputusan

Menteri Kehutanan tentang penetapan Areal kerja Hutan Kemasyarakatan di

Kabupaten Bulukumba diterbitkan pada tanggal 11 juli 2011 Keputusan menteri

Kehutanan Nomor SK.363/menhut-II/2011 diterbitkan, yang menetapkan areal

seluas 2.265 ha sebagai Areal kerja HKm di Kabupaten Bulukumba.

Berdasarkan penetapan Areal kerja Hutan kemasyarakatan tersebut, di

Desa Anrang memiliki anggota 40 KK, yang sementaradalamproses

perdampingan untuk mendapatkan IUPHKm dari Bupati oleh BPDAS dan Afgor

(Cifors dan UNHAS) dan mengelolah kayu seperti, sengong, mahoni, sureng.

Pada umumnya lokasi kelola kelompok pada wilayah yang telah diberikan

IUPHKm tersebut, masih didomisili oleh tanaman-tanaman jangka menengah

(komoditas perkebunan) seperti coklat cengkah, kopi, untuk pengembangan

tanaman kehutanan dilaksanakan melalui kegiatan Rehabilitas Hutan dan Lahan.

2.6. Kerangka Fikir

Pada penelitian ini nantinya akan diketahui bagaimana menganalisis

Kondisi Kelembagaan Kelompok Tani Hutan di Desa Anrang, Untuk lebih

jelasnya kerangka pikir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.

8
Hutan Kemasyarakatan
(HKm) Desa Anrang

Kondisi Kelembagaan KTH Faktor-Faktor yang


HKm Desa Anrang mempengaruhi lembaga KTH
HKm

Penguatan kelembagaan
KTH Desa Anrang

Gambar : 1 (Kerangka Pikir Analisis Kelembagaan


Kelompok Tani Hutan di Desa Anrang Kecamatan
Rilau Ale Kabupaten Bulukumba)

9
III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat

Penelitian ini direncanakan selama dua (2) mulai bulan Mei sampai Juli

2015 di Desa Anrang Kecamantan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

3.2 Objek Dan Alat Penelitian

1. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam

pengelolaan hutan kemasyarakatan di Desa Anrang Kecamatan Rilau Ale

Kabupaten Bulukumba.

2. Alat Penelitian

1. Daftar pertanyaan

2. Alat tulis menulis mencatat setiap informasi responden.

3. Kamera (foto), untuk dokumentasi.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Adapun pengambilan data sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu melakukan pengamatn langsung pada lingkungan

masyarakat petani untuk mengetahui tingkat keterlibatannya dalam

pembangunan sector kehutanan.

2. Quisioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menyusun daftar

pertanyaan yang harus dijawab responden.

3. Wawancara yaitu melakukan wawancara secara langsung dengan responden.

10
3.4 Jenis Data Yang Dikumpulkan

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer, yang diperoleh melalui kegiatan penelitian yang langsung

terjun kelokasi penelitian untuk mencari data yang lengkap dan berkaitan

dengan masala yang diteliti. Hal ini dilakukan melalui wawancara kepada

responden.

2. Data Sekunder, yang diperoleh dengan mempelajari data, keadaan umum

daerah penelitian. Data ini dihimpun dari berbagai instansi seperti Kantor

Desa dan Dinas Kehutanan.

3.5 Analisis Stakeholder

Analisis Data kelompok Tani Hutan diareal Kawasan HKm di Desa

Anrang, Kecamaan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, menggunakan teknik

analisis kualitatif, deskriptif/persentase. Peranan para pihak pemangku kebijakan

(stakeholders) dalam pengelolaan Hutan Kemasyarakatan dianalisis dengan

menggunakan kerangka 4R (4RsFramework).Kerangka 4R ini digunakan

sebagai alat untuk menilai peranan dan kekuatan stakeholders untuk

meningkatkan kolaborasi komunitas dalam pengelolaan sumber daya alam

(SDA). Kerangka 4R bertujuan untuk mendefinisikan peranan stakeholders yang

berkaitan dengan :

1. Rights (hak-hak yang dimiliki stakeholders).

2. Responsibilities (tanggung-jawab yang dimiliki stakeholders).

3. Revenue/returns (hasil/manfaat yang didapatkan stakeholders),

4. Relationship (hubungan antar stakeholders).

11
Kerangka 4R ini membantu dalam menunjukkan permasalahan (issues)

kritis terkait keterlibatan stakeholders dan juga mengidentifikasi butir-butir

pengaruhnya terhadap suatu program atau kebijakan. Analisis 4R ini

mendeskripsikan tanggung-jawab, hak-hak, serta hasil/manfaat dari masing-

masing stakeholder dalam merencanakan, merumuskan, menetapkan, dan

mengimplementasikan pengelolaan Hutan Kemasyarakatan sebagai hasil analisis

dari data dan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara, quesioner, dan

penelusuran data sekunder serta mengkaji relationship (hubungan) di antara

stakeholders yang terlibat dalam pengendalian Hutan Kemasyarakatan yang

terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu Baik, Cukup Baik, dan Kurang Baik.

Penilaian relationship dilakukan dengan menganalisis bentuk hubungan

(formal/informal), frekuensi kontak, dan tingkat konvergensi (convergence) atau

pertemuan dari pendapat stakeholders. Relationship antar stakeholder juga

dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti services (pelayanan/jasa),

legal/contractual (hukum/kontraktual), market (dinyatakan dengan demand and

supply dari barang dan jasa), information exchange(pertukaran informasi),

interpersonal (hubungan antar pribadi) dan Power.

Karena adanya perbedaan jumlah skala yang dipergunakan, maka terlebih

dahulu skala tersebut disamakan dengan mempergunakan analisis sikap skala

likert. Untuk analisis sikap skala Likert ini berdasarkan pada klasifikasi data

yaitu dengan skala sikap, skor, dan kategori. Menurut Kusmayadi dan Endar

Sugiarto (2000)dalam Latifah (2015) skala Likert ini merupakan alat untuk

mengukur sikap dari keadaan yang sangat positif ke jenjang yang sangat negatif,

12
untuk menunjukkan sejauh mana tingkat persetujuan atau ketidak setujuan

terhadap pernyataan yang diajukan oleh peneliti.

Skala Likert ini disebut juga sebagai Summated Ratings Method. Dengan

menggunakan Summated Ratings Method akan ditemukan skor pada pengukuran

skala Likert yaitu pemberian skor tertinggi dan terendah dari masing-masing

jawaban pertanyaan yang diajukan kepada responden.

Dalam penelitian ini akan ditentukan skor tertinggi jawaban pertanyaan

yang akan diajukan kepada KTH di Desa Anrang adalah skor tertinggi adalah 3,

sedangkan untuk skor jawaban terendahnya adalah 1. Sedangkan jawaban

diantara kedua skala tersebut disesuaikan dengan jumlah jawaban yang ada.

Untuk skala pertanyaan ,yang menjawab baik diberi nilai 3,cukup baik diberi

nilai 2 dankurang baik diberi nilai 1.

Untuk mendapatkananalisisi kelembagaan KTH di Desa Anrang, total nilai

maksimun 3 dan nilai minimum 1. Selanjutnya nilai setiap responden

dijumlahkan dan dibuat pemeringkatan dengan skala penilaian sebagai berikut:

Untuk analisisi kelembagaan KTH di Anrang.

Selisi per kategori =

Selisi per kategori =

Selisi per kategori = 0,67

13
Berdasarkan rumus diatas, Menurut Yudiantari (2002) dalam Latifah

(2015) dapat dilihat tingkat nilainya masing-masing seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Skala Sikap Masyarakat

No. Skala Sikap AnalisisKelembagaan kelompok tani hutan


Sikap Skor Kategori
1. Baik 3 2,51-2,75
2. Cukup 2 1,67- 2,50
3. Kurang baik 1 1,- 1,67
Sumber : Hasil modifikasi Skala Likert (Yudiantari, 2002)

Cara mendapatkan presentase

Jumlah Orang
=  100
Jumlah Responden

Cara mendapatkan total skor


= Jumlah Orang x Skor Nilai

Jumlah Total Skor


Cara mendapatkan kategori=
Jumlah Responden

14
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Keadaan fisik wilayah

1.1.1. Letak dan Luas wilayah

Desa anrang merupakan salah satu desa dari tiga belas (13) desa yang ada

di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba, Desa Anrang terdiri atas empat

(4) dusun yakni Dusun Tonrong, Bonto Masunggu, Batang-Batang Dan

Mattoangging.

Adapun Luas Wilayah desa Anrang Adalah Sekitar 664,3636 Ha.

Sebagian kecil lahan di Desa Anrang di Gunakan sebagai tempat tinggal, Lokasi

Persawahan dan perkebunan. Sebagian Besar Penduduk yang berkebun dan

beternak, Namun Luas penggunaan lahan tak begitu signifikan, hanya di sekitar

rumah saja. Batas- batas wilayah Administrasi Desa Anrang Sebagai Berikut.

a. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Bululohe

b. Sebelah Utara Berbatasan dengan Desa Bajiminasa

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Tammaona

d. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Bukit harapan

1.1.2. Visi Dan Misi

Visi adalah Terwujudnya masyarakat anrang dan Produktif, Mandiri,

Berkeadilan, Aman dan Tertib, Serta Sehat jasmani dan Rohani. Misi adalah

Terwujudnya Masyarakat Anrang yang Sejahtera dan Demokratis

15
1.1.3. Keadaan Iklim

Iklim Desa Anrang sebagaimana desa-desa lain di wilayah indonesia

beriklim tropis dengan dua musim, yakni Kemarau dan Hujan.

4.1.4 Keadaan Topografi

Secara umum keadaan topografi desa Anrang adalah Dataran memanjang

dan diapit dua buah sungai yakni; sungai Balangtieng dan Sungai Bijawang dan

masing-masing pinggiran sungai tersebut Rata-rata kemiringan 60 oC .

4.1.5 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk

Penduduk Desa Anrang terdiri atas 663 KK dengan Total Jumlah jiwa

2.527 Orang, yang terdiri dari 1.238 Jiwa Laki-laki dan 1.289 Jiwa Perempuan.

a. Tingkat Kesejahteraan

Penduduk Desa Anrang terdiri atas 663 KK yang terdiri atas Pria

Sejahtera 446 KK, dan Sejahtera 217 KK.

4.1.6.1. Jumlah Penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin

Tabel 2. Jumlah penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin di desa Anrang
Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

NO Golongan Jenis Kelamin Jumlah( orang)


umur(Tahun) Pria Wanita
1. 0-12B 13 19 32
2. 1-5 70 90 160
3. 6-10 126 159 285
4. 11-15 115 143 289
5. 16-20 27 155 182
6. 21-25 119 142 261
7. 26-30 118 133 251

16
8. 31-35 82 90 152
9. 36-40 19 133 185
10. 41-45 97 88 126
11. 46-50 59 67 93
12. 51-55 39 32 83
13. 56-60 51 25 51
14. 61-60 26 7 62
15. 61-65 55
16. >65 55
Jumlah 1016 1.111 2.385
Sumber : Monografi Kantor Desa Anrang, 2015

Berdasarkan Tabel 1. Maka Jumlah laki- Laki : 1016 Orang dan Jumlah

Perempuan : 1.111 Orang. Jadi, Total Keseluruhan laki-Laki dan Perempuan di

Desa Anrang adalah : 2.385 Orang.

4.1.7. Tingkat Pendidikan

Tabel 3. Tingkat Pendidikan di Desa Anrang Kecamatan Rilau Ale Kabupaten

Bulukumba

NO Tingkat Pendidikan Jumlah Orang Presentase(%)


1. SD 1.118 52,61
2. SLTP 557 26,21
3. SLTA 406 19,10
4. Academi( DI-D3) 23 1,08
5. Sarjana (SI – S2 ) 21 0,98
Jumlah 2.125 100
Sumber : Monografi : Desa Anrang, 2015

17
Tabel 2. Menunjukkan rata-rata tingkat pendidikan masyarakat di Lokasi

Desa Anrang relatif rendah. Hal ini di tandai dengan rasio yang cukup tinggi

antara jumlah penduduk yang memiliki tingkat pendidikan SD Hingga SLTA.

4.2 Sarana dan Prasarana Desa Anrang

Berikut gambaran sarana dan Prasarana yang ada di Desa Anrang

Tabel 4. Sarana dan Prasarana Umum

NO Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah


1. Aspal 14 Kilometer
2. Sirtu – Pasir Batu 3 Km
3. Tanah 10 Kilo
4. Jalan Setapak 600
5. Mesjid 5
6 Sekolah 9
7. Pustu Pusat 1
8. Kantor Desa 1
9. Lapangan Olahraga 1
10. TK 4
11. SD/MI 3
12. Tsanawiyah 1
13. Provinsi 174 km
14. Kabupaten 26km
15 Desa 20 km
Sumber : Monografi Kantor Desa Anrang, 2015

18
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Identifikasi Responden

Salah satu faktor sosial ekonomi yang menentukan kemampuan petani

dalam berusaha adalah umur. Semakin tua umur petani, maka kemampuannya

dalam berusaha tani semakin berkurang.

Hasil penelitian menunjukkan variasi umur responden mulai umur

termuda yaitu 26 tahun sehingga umur tertua yaitu 60 tahun. Hal ini

dikarenakan responden yang terpilih merupakan responden anggota kelompok

tani hutan di Desa Anrang dan pengurus kelompok tani hutan di Desa Anrang

yang berstatus kepala keluarga dan mendiami sekitar areahutan

kemasyarakatan.

5.1.1. Umur Responden

Umur Responden merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

daya tahan tubuh seseorang untuk mampu bekerja secara sehat dalam

menjalankan sebuah usaha. Seseorang yang mempunyai Relatif Mudah,

Biasanya Cenderung lebih kuat dalam bekerja sehingga mempunyai banyak

waktu karena, fisiknya yang masih sehat.

19
Tabel 5. Tingkat Umur Responden di Desa Anrang Kecamatan Rilau Ale
Kabupaten Bulukumba

NO Umur Responden ( Tahun) Jumlah (Orang) Presentase (%)


1. 29-30 2 7,46
2. 31-40 6 22,2
3. 41-45 5 18,51
4. 46-50 7 25,92
5. 51-60 7 25,92
Jumlah 27 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015

Tabel 5. menunjukkan bahwa umur tinggi berada pada usia 51-60

tahun sebanyak 7 orang(25,92%), kemudian umur 41-45 tahun sebanyk 5

orang (18,51%). Menurut UU tenaga kerja No.13 tahun 2014 disebutkan

bahwa usia produktif yang berusia mulai 15-64 yang sudah mempunyai

pekerjaan dan sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari

pekerjaan dan usia non produktif mulai umur 60 keatas.

5.1.2.Hak (Right) Kelompok Tani di Desa Anrang

Hutan Kemasyarakatan (HKm) membuka peluang lebih besar kepada

masyarakat /petani Desa Anrang Kecamatan Rilau Ale untuk akses hak

pengelolaan atas sumberdaya hutan dengan adanya kepastian hukum.

Pemberian kepastian hukum dimaksud adalah dengan adanya. Peraturan

Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 4 Tahun 2009 dan Keputusan Menteri

Kehutanan Republik Indonesia Nomor: SK.363/Menhut-II/2011 Tentang

Penetapan Areal Kerja Hutan Kemasyarakatan. Pemanfaatan Hutan

Kemasyarakatan (IUPHKm) Kepada Kelompok Tani Hutan Desa Anrang

20
Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba. Dari hasil kajian yang telah

dilakukan terhadap kelompok HKm di Desa Anrang, terdapat beberapa hak-

hak kelompok, diantaranya hak mendapatkan pelayanan dan pembinaan.

Setelah terpenuhi semua kewajiban – kewajiban maka, segala

usulanya, seperti usulan perposal dari kelompok tani hutan di Desa Anrang

baru bisa dipertanggungjawabkan oleh berwewenang Dinas Kehutanan dan

Perkebunan dan LSM. Keterlibatan pendampingan, Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Kabupaten Bulukumba dan LSM yang berorientasi pada

lingkungan. Pendampingan, Penyuluhan dan Pembinaan terhadap kelompok

tani hutan di Desa Anrang perlu dilakukan secara rutin dan tidak terpaku pada

masa kegiatan atau program pemerintah Daerah, namun sampai kelompok

betul-betul mandiri.

Tabel 6. Analisis Kelembagaan Hak (Right)kelompok tani hutan di Desa


Anrang Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

NO. Kategori Sikap Jumlah Presentase Total Skor


(orang) (%)
1. Baik 20 74,07 60
2. Cukup baik 7 25,93 14
3. Kurang baik
Jumlah 27 100 74
Rata-rata 2,74
Sumber: Data Primer (Data diolah 2015)

Berdasarkan Tabel 6 pengurus dan anggota kelompok tani hutan di

Desa Anrang menyambut positif hak kelembagaan terhadap kelompok tani

hutan. Hal ini terlihat dalam Tabel bahwa 20 orang atau 74,07 %membenarkan

21
baik dan 7orang atau 25,93 % menyebutkan cukup baik kelompok tani hutan

di Desa Anrang.

Hal ini membenarkan bahwa hak kelembagaan kelompok tani hutan di

Desa Anrang berdasarkan hukum likert adalah baik oleh karena itu hak

kelembagaan kelompok tani hutan di Desa Anrang Kecamatan Rilau Ale

Kabupaten Bulukumba hak pengelolaan atas sumberdaya hutan dengan adanya

kepastian hukum.

5.1.3. Tanggungjawab (Responsibilities) Kelembagaan Kelompok Tani

Hutan Di Desa Anrang.

1. Petani

Berbicara mengenai tanggungjawab yang mesti dilakukan oleh

kelompok tani hutan di Desa Anrang sebagaimana telah tercatat didalam

IUPHKm. Tanggungjawab tersebut merupakan bentuk-bentuk kewajiban dan

juga merupakan hasil kesepakatan bersama antara kelompok dan Pemerintah.

Adapun bentuk-bentuk tanggungjawab yang harus dilakukan oleh KTH di

Desa Anrang dan anggotanya.

2 Pemerintah Daerah (Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten

Bulukumba).

Pendampingan dan bantuan Bibit dan penyuluhan fasilitas

perpanjangan izin Pemerintah bertanggungjawab dalam rangka mewujudkan

kelembagaan yang tangguh, dinamis dan mandiri, dengan adanya

pengembagan kelembagaan kelompok tani hutan di Desa Anrang diharapkan

dapat mengerakkan anggota lainnya untuk berperan serta aktif dalam

22
penyelenggaraan kegiatan hutan kemasyarakatan. Selain itu pembagian peran

menjadi lebih jelas sehingga sistem manajemen penyelenggaraan hutan

kemasyarakatan di lakukan secara optimal.Pemerintah Daerah dalam hal

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bulukumba bertanggungjawab

melakukan pembinaan pengembangan, penguatan dan pelatihan kelembagaan

kelompok tani hutan dan melakukan sosialisasi tentang kebijakan-kebijakan

hutan kemasyarakatan serta memberikan informasi berhubungan dengan

kelembagaan kelompok tani hutan yang berada di Desa

Anrang.Tanggungjawab Pemerintah Kabupaten Bulukumba dibuktikan adanya

Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 4 Tahun 2009 dan Keputusan

Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: SK.363/Menhut-II/2011

Tentang Penetapan Areal Kerja Hutan Kemasyarakatan Seluas+ 2.265 di

Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan dan ditindaklanjuti

Keputusan Bupati Bulukumba Nomor: Kpts.533/XII/2012 tentang Pemberian

Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan (IUPHKm) Kepada

Kelompok Tani Hutan di Desa Anrang Kabupaten Bulukumba.

23
Tabel 7. Analisis Kelembagaan Tanggungjawab(Responsibility)Kelompok

Tani Hutan di Desa Anrang

Jumlah Presentase
NO. Kategori Sikap Total Skor
(orang) (%)
1. Baik 5 18,51 15
2. Cukup baik 22 81,48 44
3. Kurang baik - -
Jumlah 27 100 59
Rata-rata 2,18
Sumber: Data Primer (Data diolah 2015)

Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa 5 orang atau 18,51 % menyatakan

baik dan22 orang atau 81,48 % menyatakan cukup baik terhadap

tanggungjawab di Desa Anrang Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

5.1.4. Hasil/manfaat (Revenue) Kelompok Tani Hutan di Desa Anrang.

a. Pendapatan Petani Hutan dari Tanaman Aren.

Kawasan hutan kemasyarakatan di Desa Anrang diantaranya terdapat

Tanaman Aren sehingga hasil produksi Aren menjadi bertambah salah satu

sumber pendapatan masyarakat Desa Anrang, Tanaman Aren telah

dibudidayakan sekitar tahun 1950an dan petani Aren, memanen Aren terus

menerus.Tanaman Aren jika di hitung penghasilan per-pohon mencapai

300/bulan jika pertumbuhannya berjalan normal, dapat dianalisa bahwa pola

tanam masyarakat masih mengandalkan pola-pola nenek moyang atau masih

bersifat tradisional,proses panen dilakukan dalam dua kali sehari, yaitu pada

pagi hari dan sore hari.

24
Tabel 8. Analisis Kelembagaan Pendapatan (Revence) Kelompok Tani Hutan
Desa Anrang.

Jumlah Presentase
NO. Kategori Sikap Total Skor
(orang) (%)
1. Baik 15 55,56 45
2. Cukup 12 44,44 24
3. Kurang baik -
Jumlah 27 100 69
Rata-rata 2,55
Sumber: Data Primer (Data diolah 2015)

Berdasarkan Tabel 8 menunjukan bahwa 15 orang atau 55,56 %

menyatakan baik dan 12 orang atau 44,44% terhadap pendapatan kelompok

tani hutan di Desa Anrang Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

Berdasarkan Tabel 8 pendapatanTanaman Aren jika di hitun

penghasilan per-Pohon mencapai 300/bulan jika pertumbuhannya berjalan

normal. Dapat dianalisa bahwa pola tanam masyarakat masih mengandalkan

pola-pola nenek moyang atau masih bersifat tradisional,proses panen

dilakukan dalam dua kali sehari, yaitu pada pagi hari dan sore hari.

5.1.5. Hubungan (Ralationship) Kelompok Tani Hutan Di Desa Anrang

Didalam pengelolaan hutan kemasyarakatan Desa Anrang sedikitnya

saling berkolaborasi, diantaranya adalah masyarakat setempat yang tergabung

dalam wadah kelompok tani hutan di Desa Anrang, Pemerintah Daerah

Kabupaten Bulukumba dalam hal ini Dinas Kehutanan dan perkebunan

Kabupaten Bulukumba serta Lembaga Swadaya Masyarakat lokal Bulukumba.

Dari ketiga elemen ini telah saling bekerja sama didalam pengelolaan hutan

25
kemasyarakatan. Salah satu tugas dan tanggungjawab dari Pemerintah adalah

melakukan penyuluhan dan pendampingan. Penyuluhan dan pendampingan

oleh Pemerintah dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Pendampingan

dan penyuluhan yang dilkukan secara tidak langsung adalah dengan

melibatkan pihak ketiga dalam hal ini adalah para LSM yang ada di

Kabupaten Bulukumba. LSM tersebut bekerjasama dengan Pemerintah dalam

bentuk sistem kontrak kerja. Hak dalam model pemberdayaan ada beberapa

Stakeholder diantaranya adalah:

1. LSM berkepentingan social kontrol apakah berjalan sesuai regulasi atau

aturan-aturan yang berlaku dalam kawasan hutan terhadap

masyarakat/petani dan melakukan atau tidak menyepakati aturan-aturan

yang ada.

2. Kepentinagan sasaran terkait pendapatan kelompok tani hutan di Desa

Anrangterhadap Kayu-kayuan atau non kayu.

3. Pemerintah berkepentingan untuk kelestarian alam supaya tahapan-tahapan

air atau sisa biopori/pembuatan lumbun-lumbun pertanaman adalah suatu

sistem keberadaan daerah.

26
Tabel 9. Analisis Kelembagaan Hubungan (Ralationship) Kelompok Tani
Hutan Desa Anrang.

Jumlah Presentase
NO. Kategori Sikap Total Skor
(orang) (%)
1. Baik
2. Cukup 19 70,37 57
3. Kurang baik 8 29,62 8
Jumlah 27 100 65
2,40
Sumber: Data Primer (Data diolah 2015)

Berdasarkan Tabel 9 terlihat bahwa 19 orang atau 70,37 % menyatakan

cukup baik dan 8 orang atau 29,62% kurang baik terhadap hubungan

kelompok tani hutan di Desa Anrang Kecamatan Rilau Ale Kabupaten

Bulukumba, yang saling berkolaborasi, diantaranya adalah masyarakat

setempat yang tergabung dalam wadah kelompok tani hutan di Anrang,

Pemerintah Daerah Kabupaten Bulukumba dalam hal ini Dinas Kehutanan dan

perkebunan Kabupaten Bulukumba serta Lembaga Swadaya Masyarakat lokal

Bulukumba.

Rangkuman Analisis Kelembagaan Kelompok Tani Hutan pada Areal

Hutan Kemasyarakatan di Desa Anrang Kecamatan Rilau Ale Kabupaten

Bulukumba.

27
Tabel 10`. Rangkuman Analisis Kelembagaan KTH di Desa Anrang

No. Pertanyaan Rata-rata Kategori


1. Hak Kelembagaan KTH 2,74 Baik
2. Pendapatan KTH 2,18 Cukup
3. Tanggungjawab KTH 2,55 Baik
4 Hubungan KTH 2,40 Cukup
Total Baik
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2015

Analisis Kelembagaan kelompok tani hutan di Desa Anrang Kecamatan

Rilau Ale Kabupaten Bulukumba. Dapat dikategorikan baik dengan rata-rata

dimana analisis kelembagaan dengan rata-rata 2,74 dan pendapatan kelompok

tani hutan dengan rata-rata 2,18 dikategorikan cukup. Tanggungjawab dengan

rata-rata 2,55 dikategorikan baik sedangkan terhadap hubungan dikategorikan

cukup dengan rata-rata 2,40.

28
VI. PENUTUP

6.1.Kesimpulan

Beberapa hubungan yang kurang harmonis diantara lembaga

stakeholder yang bersifat penghambat dalam pengelolaan hutan

kemasyarakatan, pada umumnya para pemangku kepentingan terutama pihak

pemerintah lebih mendahulukan struktur yang melekat pada otoritas daripada

pelaksanaan fungsi dan peran dan kurang melakukan koordinasi pemangku

kepentingan lain.

6.2.Saran

1. Perlunya hak-hak petani/masyarakat dan regulasi pada area hutan

kemasyarakatan di Desa Anrang Kecamatan Rilau Ale Kabupaten

Bulukumbadihasilkan berkualitas.

2. Sebaiknya pendampingan dan pembinaan penguatan kelembagaan dapat

dilakukan oleh pemerintah Daerah Bulukumba atau instansi terkait.

3. Disarankan agar hubungan masyarakat/petani dan Pemerintah Daerah

dalam hal ini Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bulukumba,

LSM serta pengusaha dan pihak terkait lainnya dapat bekerjasama didalam

hutan kemasyarakatan yang ada di Desa Anrang Kecamatan Rilau Ale

Kabupaten Bulukumba.

29
DAFTAR PUSTAKA

Admin, 2012. Pengertian Hutan Berbagai Literatur, http://www.perhut.go.id,


posted on Januari 12th. [ Di akses tgl 10 Maret 2013]

Anonim, 1996. Materi Penyuluhan Kehutanan. Pusat Penyuluhan Kehutanan


Departemen Kehutanan, Jakarta.

Aprianto (1995). Partisipasi Pembangunan Masyarakat. http//eprints.undip


.ac.id/23638/1/Aprianto-patabang.pdf. [di akses 24 Desember 2013,
Pukul 14.00 WITA]

Dephut, 2007 . Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.37 / Menhut –


II/2007 Tentan Hutan Kemasyarakatan. Departemen Kehutanan
Republik Indonesia , Jakarta.

Dephut. 2007. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.33/Menhut-II/2007.


Dari http://www.dephut.go.id [di akses 24 Desember 2013, Pukul 14.00
WITA]
Kartasasmita, Ginanjar. 1997. Pemberdayaan Masyarakat : konsep yang
berakat pada masyarakat, Surabaya.

Margono S. (1985) Strategi pembardayaan masyarakat dalam berpartisipasi.


Bandung, Humarianiora utama press.

Menurut Noronho (1997:62) social forestry dengan community forestry


Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Menurut Effendi. Pembangunan Masyarakat, mempersiapkan masyarakat.


Jakarta. Rineka cipta.

Sudarisman, Hoesodo. 2001. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan DAS.


Makalah disampaikan pada acara pelatihan pengelolaan DAS rangka
onotomi daerah.

Slamet (1992:36) : Pembangunan Masyarakat Berwawasan partisipasi.


Surakarta Sebelas Maret Univerisitas Press.

Wibowo, Rimun 2003. Program partisipasi pembangunan masyarakat Desa


(P3PMD) Dalam Pembangunan Sektor Lingkungan. Makalah
disampaikan pada acara pelatihan pengelolaan lingkungan hidup.

30
LAMPIRAN

31
Lampiran 1. Identitas Responden

Tabel 17. Identitas Informan dan Responden di Desa Anrang.

Status informan
No Nama Umur Jumlah pendidikan dan
Tanggungan Responden
1 Syamsuddin M. SE 45 2 S1 KTH Mabbulo
sibatang
2 Hasanul Imam 36 2 SMA KTH Siromase
3 Amiruddin 50 4 SMA KTH
Mattirodeccen
4 HJ.Sangkala 60 5 SMA KTH Lemban
Karaen
5 Asapa 38 3 SD Masyarakat
6 Amiruddin 40 1 SMA Masyarakat
7 Hasbullah 52 5 SD Masyarakat
8 Muh.Tahir 43 6 SD Masyarakat
9 Abdul Azis N 30 4 SMA Masyarakat
10 M. Arsad Amin 35 3 SD Masyarakat
11 Muh.Hasyim Amin 50 2 SMP Masyarakat
12 Syaharuddin kumi 57 4 SD Masyarakat
13 Muh.Nasir Judda 60 6 SD Masyarakat
14 Akhiruddin 41 1 SMA Masyarakat
15 Muh. Umar 60 3 SD Masyarakat
16 Tabi 55 6 SD Masyarakat
17 Suryadi 42 2 SMA Masyarakat
Kamaruddin
18 Rusman 29 1 SMP Masyarakat
19 Amir 37 5 SD Masyarakat
20 Rasyid 60 2 SD Masyarakat
21 Abdullah 43 3 SMP Masyarakat
22 Sardin 37 4 SD Masyarakat
23 Jusdi 28 2 SD Masyarakat
24 Saido 39 2 SD Masyarakat
25 Nadi 59 3 SMP Masyarakat
26 Kadir 46 5 SD Masyarakat
27 Saripa 60 3 SD Masyarakat
Jumlah 89 Masyarakat

32
Keterangan :

- SD : Tamat Sekolah Dasar

- SMP : Tamat Sekolah Menengah Pertama

- SMA : Tamat Sekolah Menengah Atas

- S1 : Sarjana

33
Lampiran 2. Analisis Kelembagaan Kelompok Tani Hutan di Desa Anrang

Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba

NNO Nama Skor


1 Syamsuddin M. SE 3
2 Hasanul Imam 3
3 Amiruddin 3
4 HJ.Sangkala 3
5 Asapa 3
6 Amiruddin 3
7 Hasbullah 3
8 Muh.Tahir 3
9 Abdul Azis N 2
10 M. Arsad Amin 2
11 Muh.Hasyim Amin 2
12 Syaharuddin kumi 2
13 Muh.Nasir Judda 2
14 Akhiruddin 2
15 Muh. Umar 2
16 Tabi 2
17 Suryadi Kamaruddin 3
18 Rusman 3
19 Amir 3
20 Rasyid 2
21 Abdullah 2
22 Sardin 2
23 Jusdi 2
24 Saido 1
25 Nadi 1
26 Kadir 1
27 Saripa 1
JUMLAH

34
Lampiran 3. Gambar Kegiatan

Gambar 2. Kombinasi Tanaman Semusim dan Tanaman Tahunan dan


Tanaman Buah-buahan.

35
36

Anda mungkin juga menyukai