Anda di halaman 1dari 3

13

Tabel . 2 Daftar Responden


No Jabatan
1 Ketua GAPEHAMM (Gabungan Pengusaha Hendicraft dan Makanan)
2 Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Produk
3 Kepala Bidang UMKM Kota Palembang
4 Sekretaris Jurusan Manajemen UNSRI (Universitas Sriwijaya)
5 Kepala Seksi Bina Usaha Perikanan

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis perumusan strategi yang
terdiri dari analisis faktor internal dan eksternal, analisis matriks internal
eksternal, analisis SWOT dan analisis AHP.
1. Analisis Internal
Analisis internal adalah kegiatan mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan organisasi atau perusahaan dalam rangka memanfaatkan peluang
dan mengatasi ancaman. Hal ini menjelaskan bahwa analisis internal sangat
berkaitan erat dengan penilaian terhadap sumber daya organisasi (Wheelen &
Hunger 2010).
2. Analisis Eksternal
Tujuan dilakukannya analisis eksternal adalah mengembangkan sebuah
daftar terbatas dari peluang yang menguntungkan sebuah perusahaan dan
berbagai ancaman yang harus dihindari. Peluang dan ancaman eksternal ini
meliputi berbagai tren dan kejadian ekonomi, sosial, budaya, demografis,
lingkungan hidup, politik, hukum, pemerintahan, teknologi dan kompetitif
yang secara nyata menguntungkan, atau merugikan suatu organisasi di masa
mendatang (David 2010).
3. Analisis Perumusan Strategi
Teknik-teknik perumusan strategi yang penting menurut David (2010)
dapat diintegrasikan ke dalam kerangka pengambilan keputusan tiga tahap
yaitu:
a. Tahap Input
Tahap ini terdiri dari ;
1) Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE). Matriks ini digunakan untuk
mengetahui faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman
bagi perusahaan.
2) Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE). Matriks ini digunakan untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan.
3) Matriks Internal Eksternal (IE). Matriks ini didasarkan pada dua
dimensi kunci: skor bobot IFE total pada sumbu X dan skor bobot EFE
total pada sumbu y. Skor bobot total yang diperoleh dari divisi-divisi
tersebut memungkinkan susunan Matriks IE di tingkat perusahaan.
Pada sumbu X dari matriks IE, skor bobot IFE total 1.0-1.99
menunjukkan posisi internal yang lemah, skor 2.0-2.99 dianggap
sedang, dan skor 3.0 sampai 4.0 adalah kuat. Serupa dengannya, pada
sumbu y, skor bobot EFE total 1.0-1.99 dipandang rendah, skor 2.0-
2.99 dianggap sedang, dan skor 3.0-4.0 adalah tinggi.
14

b. Tahap Pencocokan
Pada tahap ini menyusun matriks SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, and Threats). Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti
2006). Matriks SWOT adalah alat yang digunakan untuk menyusun faktor-
faktor strategik organisasi. Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Matriks SWOT


IFE Strength (S) Weakness (W)
EFE
Opportunity (O) Strategi (S-O) Strategi (W-O)
Threat (T) Strategi (S-T) Strategi (W-T)
Sumber. Rangkuti (2006)

c. Tahap Keputusan
Menurut David (2010) pada tahap keputusan dapat menggunakan
Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif atau Quantitative Strategic
Planning Matriks (QSPM). Dan dalam penelitian ini menggunakan
Analisis AHP (Analytic Hierarchy Process).

4. Analisis AHP
Terdapat tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan analisis logis
eksplisit, yaitu penyusunan hirarki, penetapan prioritas dan konsistensi logis
(Marimin dan Maghfiroh 2010).
a. Penyusunan Hirarki dan Penilaian Setiap Level Hirarki
Penyusunan tersebut dimulai dari permasalahan yang kompleks yang
diuraikan menjadi unsur pokok, unsur pokok ini diuraikan lagi ke dalam
bagian-bagian lagi secara hirarki. Susunan hirarkinya terdiri dari goal,
kriteria dan alternatif.
Penilaian dilakukan melalui perbandingan berpasangan, skala 1-9
adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi
pendapat kualitatif dari skala perbandinganya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai level hirarki


Nilai Keterangan
1 Faktor Vertikal sama penting dengan Faktor Horizontal
3 Faktor Vertikal lebih penting dari Faktor Horizontal
5 Faktor Vertikal jelas lebih penting Faktor Horizontal
7 Faktor Vertikal sangat jelas lebih penting dari Faktor Horizontal
9 Faktor Vertikal mutlak lebih penting dari Faktor Horizontal
2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai unsur berdekatan
1/(2-9) Kebalikan dari keterangan nilai 2-9
Sumber: Marimin dan Maghfiroh (2010)
15

b. Penentuan Prioritas
Setiap level hirarki perlu dilakukan perbandingan berpasangan untuk
menentukan prioritas. Proses perbandingan berpasangan dimulai pada
puncak hirarki (goal) digunakan untuk melakukan pembandingan yang
pertama lalu dari level tepat dibawahnya (kriteria), ambil unsur-unsur yang
akan dibandingkan. Contoh matriks perbandingan kriteria ada pada Tabel
5.

Tabel 5. Matriks Perbandingan Kriteria


Goal K1 K2 K3
K1
K2
K3
Sumber: Marimin dan Maghfiroh (2010)

Dalam matriks ini, bandingkan unsur K1 dalam kolom vertikal dengan


unsur K1, K2, K3 dan seterusnya.

c. Konsistensi Logis
Konsistensi sampai batas tertentu dalam menetapkan prioritas sangat
diperlukan untuk memperoleh hasil-hasil yang sahih dalam dunia nyata.
Nilai rasio konsistensi harus 10% atau kurang, jika lebih dari 10%, maka
penilaiannya masih acak dan perlu diperbaiki.
Gambar 3 merupakan struktur hirarki pada penelitian “strategi
pengembangan UMKM pangan berdaya saing di kota Palembang”.

Gambar 3. Struktur Hirarki

Anda mungkin juga menyukai