Disusun untuk Memenuhi Presentasi Kelas Mata Kuliah “Perencanaan Strategi Bisnis”
Semester Ganjil yang Dibina oleh :
KELAS BB
Kelompok V :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
1. Proses Decision Stage Sebagai Tahap Akhir Dalam Melaksanakan Perencanaan
Strategi
Dalam melakukan perencanaan strategi bisnis terdapat beberapa tahap. Tahap pertama
adalah input stage. Input stage ini mencakup informasi dasar input yang diperlukan
untuk membuat strategi. Tahap kedua disebut sebagai matching stage yang berfokus
untuk menghasilkan strategi alternatif yang layak dengan menyelaraskan faktor
eksternal dan internal. Tahap kedua meliputi Matriks Strength-Weakness-
Opportunity-Threat, Strategic Position and Action Evaluation (SPACE), Boston
Consulting Group (BCG), Internal-Eksternal (IE), dan Grand Strategy. Tahap ketiga
(terakhir) merupakan tahap pengambilan & penentuan keputusan yang melibatkan
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Setelah mengidentifikasi strategi
manakah yang cocok bagi perusahaan dengan menggunakan matriks-matriks yang
berbeda, langkah selanjutnya adalah memprioritaskan solusi alternatif manakah yang
paling menguntungkan bagi perusahaan. Decision Stage merupakan tahap terakhir
dalam rangka perumusan strategi. Berdasarkan analisis dalam tahap ini, keinginan
manajemen untuk menemukan strategi akan memberikan organisasi keuntungan
kompetitif. Manajemen berusaha untuk memposisikan apa dan siapa yang berada di
pihaknya mendapatkan posisi terbaik dalam rangka mendapatkan keuntungan relatif
terhadap para pesaingnya.
Oportunities
Theats
100
Strength
Weaknes
100
Total
Perhatikan juga pada Tabel 8-6 bahwa tidak ada 1s, 2s, 3s, atau 4s berturut-turut di setiap
baris dalam QSPM; tidak pernah menetapkan skor AS yang sama di seluruh baris. Selalu
siapkan QSPM yang bekerja baris demi baris. Juga, jika Anda memiliki lebih dari satu
strategi di QSPM, maka biarkan skor AS berkisar dari 1 hingga “jumlah strategi yang
dievaluasi.” Ini akan memungkinkan Anda untuk memiliki skor AS yang berbeda untuk
setiap strategi. Ini semua adalah pedoman penting untuk diikuti dalam mengembangkan
QSPM. Dalam praktiknya, toko tersebut membeli tanah baru dan membangun toko baru;
bisnis juga melakukan beberapa perbaikan kecil sampai toko baru beroperasi.
Harus ada alasan untuk setiap skor AS yang diberikan. Perhatikan pada baris pertama Tabel
8-6 bahwa peluang “Penduduk kota yang tumbuh 10 persen” dapat dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya oleh Strategi 1, “Beli Tanah Baru dan Bangun Toko Baru yang Lebih Besar”,
sehingga diberikan skor AS 4 untuk Strategi 1. Skor Daya Tarik, oleh karena itu, bukan
hanya tebakan; mereka harus rasional, dapat dipertahankan, dan masuk akal. Secara
matematis, skor AS dari 4 di baris 1 menunjukkan Strategi 1 100 persen lebih menarik
daripada Strategi 2, yang skor AS-nya 2 (karena 4 – 2 = 2 dan 2 dibagi 2 = 100 persen).
Fitur positif lain dari QSPM adalah membutuhkan ahli strategi untuk mengintegrasikan faktor
eksternal dan internal terkait ke dalam proses keputusan. Mengembangkan Matriks
Perencanaan Strategis Kuantitatif memperkecil kemungkinan bahwa faktor-faktor kunci akan
diabaikan atau dibobot secara tidak tepat. Ini menarik perhatian pada hubungan penting yang
mempengaruhi keputusan strategi. Meskipun mengembangkan QSPM membutuhkan
keputusan Attractiveness Scores (AS), keputusan kecil tersebut meningkatkan kemungkinan
bahwa keputusan strategis akhir akan menjadi yang terbaik bagi organisasi. QSPM dapat
digunakan oleh organisasi kecil dan besar, nirlaba dan nirlaba.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disumpulkan mengenai fungsi dan kegunaan QSPM dalam
analisis strategi bisnis diantaranya :
1. Analisis QSPM mampu menganalisis kekuatan variable yang diteliti sebagai upaya
peningkatan kualitas.
2. Perpaduan penggunaan analisis QSPM dengan analisis lain mampu menghasilkan
hasil yang menggambarkan kompetensi bisnis secara kuantitatif dan menentukan area
lemah dan strategis sebagai bahan evaluasi bisnis kedepan
3. Strategi ini dapat digunakan pada berbagai sector seperti SDM, Keuangan, Pemasaran
dan juga sector publik