Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN AKHIR

PERCOBAAN ANALISIS KATION GOLONGAN IV

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Dosen Pengampu:
1. Dr. Yudhi Utomo, M.Si
2. Dr. Sc. Anugrah Ricky Wijaya, M.Sc.

Disusun Oleh:
Kelompok 1 Offering B
1. Annisa Sasikirana (210331626094)
2. Sukma Ayu Deaningtyas (210331626088)
3. Tharisa Isna Amalia (210331626114)
4. Yunita Puji Giardini (210331626032)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2023
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Memisahkan kation-kation Ba, Sr, Ca, dan Mg sebagai endapan kation golongan IV dari
sampel
2. Mengidentifikasi kation-kation dalam golongan IV dengan pereaksi spesifik

B. DASAR TEORI
Golongan IV adalah golongan alkali tanah yang hampir serupa satu dengan yang lain
dalam larutan air, sukarlah bagi kita untuk membedakannya dan terutama untuk
penyelesaiannya. Namun ada perbedaan-perbedaan dalam kelarutan beberapa garam dalam
medium bukan udara. Perbedaan ini bisa dipakai sebagai pemodelan. Kation golongan IV
terdiri dari Barium, Strontium, dan Kalsium. Kation-kation golongan IV ini tidak bereaksi
dengan asam klorida, hidrogen sulfida ataupun amonium sulfida; tetapi amonium karbonat
(jika ada amonia atau ion amonium dalam jumlah yang sedang) membentuk endapan-
endapan putih. Uji ini harus dijalankan dalam larutan netral atau basa. Jika tak ada amonia
atau ion amonium, magnesium juga akan mengendap. Endapan-endapan putih yang
terbentuk dengan reagensia golongan adalah barium karbonat BaCO 3, strontium karbonat
SrCO3, dan kalsium karbonat CaCO3. (Vogel, 1990: 295)
Kation-kation golongan IV tidak bereaksi dengan pereaksi-pereaksi baik dari golongan
(golongan klorida), golongan II (golongan sulfida/polisulfida), golongan III (golongan
hidroksida). Kation-kation Ba2+, Sr2+, Ca2+, dan Mg2+ (dapat pula diendapkan pada golongan
IV) membentuk endapan dengan pereaksi (NH4)2CO3 dengan adanya NH4Cl dalam suasana
netral atau sedikit asam (buffer). Ada sistem klasifikasi analisis kation yang meniadakan
pemakaian pereaksi NH4Cl ini disamping (NH4)2CO3 sebagai pereaksi golongannya,
sehingga adanya kation Mg2+ dapat diendapkan dalam golongan IV juga. Kelompok kation
diatas dapat diperoleh dari filtrat/sentrat golongan III yang diperlukan dengan menambah
campuran (NH4)2CO3 dan NH4OH yang sekaligus berfungsi sebagai larutan buffer-nya.
Kondisi ini akan dapat menghasilkan konsentrasi CO 32- yang cukup tinggi, sehingga kation-
kation Ba2+, Sr2+, Ca2+ dapat mengendap sebagai garam karbonatnya yaitu: BaCO 3 (putih),
SrCO3 (putih), CaCO3 (putih) kecuali Mg sebagai bentuk garam rangkapnya yaitu
MgCO3.(NH4)2CO3.4H2O (aq) (putih).
Kation Ba
Identifikasi terhadap kation Barium, berawal dari hasil pengendapan kation golongan IV
yang berupa endapan BaCO3, SrCO3, CaCO3, dan MgCO3.(NH4)2CO3.4H2O yang dilarutkan
dalam CH3COOH 6M sambil dipanaskan sampai sedikit kelebihan asamnya. Larutan yang
mengandung kation-kation Ba2+, Sr2+, Ca2+, dan Mg2+ diberi beberapa tetes larutan K2CrO4
0,1M sebegai pereaksi spesifiknya dalam buffer CH3COONH4; akan dihasilkan endapan
kuning dari BaCrO4. Analisis kering adanya kation Ba 2+ dengan kawat inokulum (Pt)
terhadap sampel larutan BaCl2 dapat memberikan warna nyala hijau di atas api oksidasinya.

Kation Sr2+
Filtrat dari hasil identifikasi dari kation Ba 2+ yang mengandung kation Sr2+, Ca2+, dan
Mg2+ atau yang berasal dari endapan CaCO3, SrCO3, dan MgCO3.(NH4)2CO3.4H2O
diasamkan dengan HNO3 15M atau HNO3 pekat berlebihan, dinginkan dalam tabung reaksi
dalam penangas es (ice-bath) dengan menggoreskan pengaduk kering di dalamnya. Biarkan
suspensi ini selama 10-15 menit Dalam penangas es sampai timbul endapan putih kristalin
dari Sr(NO3)2 atau sebagian dari endapan kristalin dilarutkan lalu ditambahkan (NH4)2SO4
0,1M sambil dikocok, akan menghasilkan endapan putih dari SrSO 4. Analisis kering adanya
kation Sr2+ dengan kawat inokulum (Pt) terhadap kristal putih dari Sr(NO 3)2 dapat
memberikan warna nyala "cermine" di atas api oksidanya.

Kation Ca2+
Filrat hasil identifikasi dari kation Sr 2+ dari bentuk nitratnya yang mengandung kation
Ca2+, diencerkan dengan air suling dan ditambah NH4OH pekat sampai alkalis. Upakan
larutan itu dalam penangas air hingga hampir kering dan tambahkan (NH4)2C2O4 1M,
terjadinya endapan putih kristalin seperti jarum dari CaC 2O4. Analisis kering adanya kation
Ca2+ dengan kawat inokulum (Pt) terhadap sampel larutan CaCl 2 dapat memberikan warna
merah cerah diatas api oksidanya.

Kation Mg2+
Filtrat dari hasil identifikasi kation Ba 2+ dalam bentuk garam asetatnya yang larut
mengandung kation Mg2+, didihkan untuk menghilangkan adanya CO2 kemudian diuapkan
sampai volumenya sedikit pekat. Tambahkan dengan NH4OH 6M sampai alkalis, lalu
ditambah lagi dengan Na2HPO4 0,1M dalam etanol. Biarkan selama 5-10 menit dengan
menggoreskan ujung pengaduk di dasar tabung sehingga timbul endapan putih kristalin dari
Mg(NH4)PO.6H2O. Sampel dari kation Mg2+ dalam bentuk garam kloridanya dengan
pereaksi spesifik dari p-nitrobenzenazoresorcinol 1% dalam suasana alkalis-alkali (NaOH
6M) dapat memberikan endapan berwarna biru cerah dari kompleks Mg-organik.

C. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan ini sebagai berikut:
Alat Bahan
1. Batang pengaduk 1. Filtrat golongan IV 8. Ammonium oksalat
2. Tabung reaksi 2. HCl 9. CaCl2
3. Kertas saring 3. NH4Cl 10. Kalium ferosianida
4. Corong kaca 4. NH4OH 11. H2SO4 encer
5. Bunsen 5. (NH4)CO3 12. BaCl2
6. Gelas kimia 6. K2CO3 13. Stronsium nitrat
7. Gelas ukur 10 mL 7. NH4SO4

D. PROSEDUR KERJA
Identifikasi Kation
1. Kalsium, Ca2+

Larutan CaCl2

- Diambil sebanyak 1 mL
- Dimasukkan ke dalam beberapa tabung reaksi
- Ditambahkan (1 tabung reaksi 1 jenis larutan):
 Amonium karbonat, terjadi endapan amorf CaCO3
 Kalium ferosianida berlebih, terjadi endapan putih
 Amonium oksalat, dalam larutan dibuat alkalis dengan NH4OH dan NH4Cl
 Kalium kromat, pada larutan sedikit basa
Hasil
2. Strontium, Sr2+

Larutan strontium nitrat dan klorida

- Diambil sebanyak 1 mL
- Dimasukkan ke dalam beberapa tabung reaksi
- Ditambahkan (1 tabung reaksi 1 jenis larutan):
 Larutan amonium karbonat, terjadi endapan amorf SrCO3
 Larutan amonium oksalat, terbentuk endapan stronsium oksalat
 Larutan kalium kromat, untuk larutan pekat akan membentuk endapan kuning
 Asam sulfat encer, terbentuk endapan putih stronsium sulfat

Hasil

3. Barium, Ba2+

Larutan BaCl2

- Diambil sebanyak 1 mL
- Dimasukkan ke dalam beberapa tabung reaksi
- Ditambahkan (1 tabung reaksi 1 jenis larutan):
 Larutan amonium oksalat, terbentuk endapan putih barium oksalat
 Larutan kalium kromat, terbentuk endapan kuning barium kromat
 Asam sulfat encer, terbentuk endapan putih yang tidak larut dalam asam
mineral
 Amonium karbonat, terbentuk endapan putih barium kromat, larut dalam asam
encer

Hasil
Pemisahan dan identifikasi kation golongan IV

Filtrat hasil pemisahan kation golongan III-B

- diasamkan dengan CH3COOH 6M


- diuapkan hingga volumenya tinggal 2 mL. (Bila kemungkinan adan residu yang
mempengaruhi warna larutan, segera dipisahkan/dibuang. Bila dalam larutan
hanya mengandung kation-kation golongan IV saja, encerkan larutan yang ada ini
untuk segera dianalisis.)
- dipindahkan larutan tersebut ke dalam beaker gelas kecil
- diuapkan di atas penangas air dengan menambahkan 1 mL HNO3 15M sampai
berupa residu atau diuapkan pada nyala api langsung.
- didinginkan dan ditambah 0,5 mL HCI 6M dengan 0,5 mL air.
- diaduk agar residu terlarut dan didekantasi dalam beaker glass kecil.
- dibuat larutan larutan tersebut menjadi alkalis dengan NH4OH 6M dan
dihindarkan terbentuknya endapan
- ditambahkan 2-3 mL etanol 95% dan (NH4)2CO3, padat (1:1).
- didinginkan larutan tersebut sambil dikocok selama beberapa menit. Endapan
putih yang terlihat menunjukkan endapan dari kation golongan IV.
- dipisahkan dan dicuci endapan dengan 1 mL larutan (NH4)2CO3 0,1 M. Filtrat
hasil pencucian dipisahkan dan selanjutnya dapat dipakai untuk analisis kation
golongan V/sisa (Endapan yang terbentuk adalah: BaCO3 (putih), SrCO3 (putih),
MgCO3.(NH4)2CO3.4H2O (putih).
- ditambah setetes demi Setetes endapan dengan CH3C00H 6M sambil dipanaskan
untuk melarutkan endapan yang ada.
- ditambahkan lagi 5 tetes CH3COOH 6M setelah semua endapan larut hingga
menunjukkan kelebihan asam.
- ddianaskan larutan di dalam penangas air dan segera ditambah beberapa tetes
K2CrO4 0,1M. Pembentukan endapan kuning menunjukkan adanya ion Ba 2+ dalam
sampel.
- dipisahkan endapannya dan dicuci dengan 1 mL air (filtrat hasil pemisahan untuk
analisis kation golongan IV lainnya).
- ditambahkan 1 mL NH4NO3, IM untuk memisahkan ion-ion Sr, Ca, Mg
- dibuat alkalis dengan menambahkan setetes demi setetes dari NH4OH 6M (berilah
kelebihan sampai 2-3 tetes).
- dipanaskan sampai hampir mendidih di atas penangas air
- ditambahkan setetes demi setetes dari (NH4)2CO3 3M sampai terjadi pengendapan
sempuma (biarkan sempurna selama 7-5 menit dan pisahkan.)
- dicuci endapan dengan 1 mL larutan (NH4)2CO3 0,1 M
- dilakukan analisis untuk ion Ca2+. (Sedangkan filtrat hasil pemisahan untuk
identifikasi ion Mg2+)
- ditambahkan pada endapan tersebut setetes demi setetes HNO 3 15M sampai
semuanya larut.
- ditambah lagi 6-8 mL HNO3 pekat berlebihan, dinginkan larutan dalam tabung
reaksi dalam penangas es dengan menggoreskan pengaduk kering didalamnya.
Biarkan suspense ini selama 10-15 menit dalam penangas es, timbulnya endapan
putih kristalnya dari Sr(NO3)2
- diencerkan menjadi 15 mL dengan air suling
- ditambah sampai alkalis dengan NH4OH 15M sambil diaduk merata.
- diuapkan larutan itu dalam penangas air, hingga volume tinggal 5mL. (Bila
larutan belum bersifat alkalis, tambahkan lagi dengan NH4OH 6M dan cek dengan
kertas lakmus lalu ditambahkan sekitar 2 ml (NH4)2C2O3 0,1M setates demi
setetes) Timbulnya endapan putih dari CaC2O4 menunjukkan adanya ion Ca2+
dalam sampel. 8.
- diasamkan dengan CH3COOH 6M filtrate
- dipanaskan sampai mendidih untuk menghilangkan adanya CO2.
- diuapkan larutan hingga volumenya tinggal 2mL. tambahkan setetes demi setetes
NH4OH 6M sampai larutan menjadi alkalis.
- diinginkan kemudian tambah dengan 2mL C2H5OH dan 1mL Na2HPO4 0,1M.
- dibiarkan selama 5-10 menit dan dicek dengan menggoreskan ujung pengaduk
endapan di dasar tabung. (Timbulnya endapan putih kristal dari
Mg(NH4)PO4.6H2O, menunjukkan bahwa sampel mengandung ion Mg2+.
- dipisahkan dan dicuci endapan dengan 1 mL air yang mengandung beberapa tetes
NH4OH 6M
- ditambahkan HCI 6M dan 1 mL air destilasi sambil diaduk hingga endapan
melarut.
- ditambah beberapa tetes p-nitrobenzenazoresorcinol dan setetes demi setetes
NaOH 6M sampai alkalis. (Terbentuknya endapan biru cerah dari Mg-organik
menunjukkan adanya ion Mg2+ dalam sampel)

Hasil

E. DATA PENGAMATAN
1. Pemisahan Kation Golongan IV
Perlakuan Hasil Pengamatan
(terhadap sampel) Sebelum Sesudah
Filtrat ditambahkan 0,5
mL HCl 6M, NH4OH Terbentuk endapan putih,
Filtrat tidak berwarna
6M, 2 mL etanol dan Filtrat tidak berwarna
(NH4)CO3
Endapan dicuci dengan
Endapan putih lebih banyak Endapan putih lebih banyak
(NH4)CO3
Endapan larut menjadi filtrat
Endapan dilarutkan
Endapan warna putih tidak berwarna
dengan CH3COOH 6M
dicek dengan kertas
Kertas lakmus biru Kertas lakmus berubah warna
lakmus
dari biru menjadi merah
Dipanaskan di penangas
air dan ditambahkan
Filtrat tidak berwarna Filtrat tidak berwarna
CH3COONH4 3M
sebanyak 1 mL
Ditambahkan K2CrO4 Filtrat tidak berwarna Terbentuk endapan berwarna
kuning dan filtrat tidak
berwarna sampel positif
mengandung Ba2+
Endapan disaring, filtrat
ditambahkan NH4NO3 Filtrat menjadi kuning pucat
1M, ditambahkan Filtrat tidak berwarna terdapat endapan putih sangat
NH4OH dipanaskan, sedikit
ditambah lagi (NH4)CO3
Terbentuk endapan putih
Ditambahkan Filtrat warna kuning dan
(sedikit lebih banyak) sampel
(NH4)2C2O4 terdapat sedikit endapan
positif mengandung Cu2+

2. Identifikasi Kation Golongan IV


Hasil Pengamatan
Larutan Penambahan Sesudah
sampel (reagen) Sebelum Warna
Endapan Kation
Endapan
K4[Fe(CN6]
berupa larutan Positif
K4[Fe(CN6].3H2O Ada Putih
berwarna Ca2+
Ca(NO3)2
kuning
(tidak
(NH4)2C2O4
berwarna)
berupa larutan Positif
(NH4)2C2O4 Ada Putih
tidak Ca2+
berwarna
(NH4)2C2O4
berupa Positif
Ba(NO3)2 (NH4)2C2O4 Ada Putih
larutan tidak Ba2+
(tidak
berwarna
berwarna)
K2CrO4 Kuning Positif
K2CrO4 Ada
berupa larutan pucat Ba2+
berwarna
kuning

F. PEMBAHASAN
1. Identifikasi Kation Golongan IV
1.1 Identifikasi Ca2+
Percobaan ini yaitu identifikasi Ca2+, langkah pertama yang dilakukan adalah
mengambil larutan kalsium nitrat Ca(NO3)2 sebanyak 1 mL ke masing-masing
tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan reagen :
a) Kalium ferrosianida K4[Fe(CN)6]
Pada tabung pertama berisi larutan kalsium nitrat Ca(NO3) 2 yang berupa larutan
tidak berwarna yang akan direaksikan dengan larutan Kalium ferrosianida
K4[Fe(CN)6] yang merupakan larutan berwarna kuning. Ketika larutan
K4[Fe(CN)6] dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisikan larutan
Ca(NO3)2 terbentuk endapan berwarna Putih, endapan Putih yang terbentuk
dalam reaksi ini adalah kalsium ferosianida Ca 2[Fe(CN)6]. Terbentuknya
endapan Putih pada reaksi ini menunjukkan adanya ion Ca 2+ dalam larutan
kalsium nitrat dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
2Ca(NO3)2 (aq) + K4[Fe(CN)6] (aq) → Ca2[Fe(CN)6](s)↓ + 4KNO3(aq)
b) Ammonium Oksalat
Pada tabung kedua berisi larutan kalsium nitrat Ca(NO3) 2 yang berupa larutan
tidak berwarna yang akan direaksikan dengan larutan Ammonium oksalat
(NH4)2C2O4 yang juga merupakan larutan tidak berwarna. Dalam larutan yang
dibuat alkalis dengan NH4OH dan NH4Cl akan terjadi endapan Ca-oksalat yang
tidak larut dalam asam asetat tapi larut dalam asam mineral. Ketika larutan
(NH4)2C2O4 dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisikan larutan
Ca(NO3)2 terbentuk endapan berwarna Putih, endapan Putih yang terbentuk
dalam reaksi ini adalah kalsium oksalat CaC 2O4. Terbentuknya endapan Putih
pada reaksi ini menunjukkan adanya ion Ca 2+ dalam larutan kalsium nitrat
dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
Ca(NO3)2 (aq) + (NH4)2C2O4(aq) → CaC2O4(s)↓ + 2NH4NO3(aq)

1.2 Identifikasi Ba2+


Percobaan ini yaitu identifikasi Ba 2+, langkah pertama yang dilakukan adalah
mengambil larutan barium nitrat Ba(NO3)2 sebanyak 1 mL ke masing-masing
tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan reagen :
a) Ammonium oksalat (NH4)2C2O4
Pada tabung ketiga berisi larutan barium nitrat Ba(NO3) 2 yang berupa larutan
tidak berwarna yang akan direaksikan dengan larutan Ammonium oksalat
(NH4)2C2O4 yang juga merupakan larutan tidak berwarna. Ketika larutan
(NH4)2C2O4 dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisikan larutan
Ba(NO3)2 terbentuk endapan berwarna Putih, endapan Putih yang terbentuk
dalam reaksi ini adalah barium oksalat Ba(C 2O4), endapan ini larut dalamasam
asetat. Terbentuknya endapan Putih pada reaksi ini menunjukkan adanya ion
Ba2+ dalam larutan kalsium nitrat dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
2Ba(NO3)2(aq) + 2(NH4)2C2O4(aq) → Ba(C2O4)2(s)↓ + 4NH4NO3(aq)
b) Kalium kromat (K2CrO4)
Pada tabung keempat berisi larutan barium nitrat Ba(NO3) 2 yang berupa larutan
tidak berwarna yang akan direaksikan dengan larutan Kalium kromat (K2CrO4)
yang merupakan larutan berwarna kuning. Ketika larutan K2CrO4 dimasukkan
kedalam tabung reaksi yang berisikan larutan Ba(NO3) 2 terbentuk endapan
berwarna kuning pucat, endapan kuning pucat yang terbentuk dalam reaksi ini
adalah barium kromat BaCrO4, endapan ini larut dalam asam mineral tetapi
tidak larut dalam asam asetat. Terbentuknya endapan kuning pucat pada reaksi
ini menunjukkan adanya ion Ba2+ dalam larutan kalsium nitrat dengan
persamaan reaksi sebagai berikut:
Ba(NO3)2(aq) + K2CrO4(aq) → BaCrO4(s)↓ + 2KNO-3 (aq)

2. Pemisahan Kation Golongan IV pada Sampel


Langkah pertama pemisahan kation golongan IV dilakukan dengan mereaksikan
filtrat hasil pemisahan golongan IIIB dengan 0,5 mL HCl 6M dan NH4OH 6M serta 2
mL etanol dan (NH4)2CO3. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa filtrat yang awalnya
tidak berwarna kemudian terbentuk endapan berwarna putih. Endapan putih tersebut
merupakan kation golongan IV yang mengendap dalam karbonatnya, yaitu dapat berupa
barium karbonat (BaCO3), stronsium karbonat (SrCO3), dan kalsium karbonat (CaCO3).
Adapun persamaan reaksinya sebagai berikut (Vogel, 1985).
Ba2+(aq) + (NH4)2CO3(aq) → BaCO3(s) + 2NH4+(aq)
Sr2+(aq) + (NH4)2CO3(aq) → SrCO3(s) + 2NH4+(aq)
Ca2+(aq) + (NH4)2CO3(aq) → CaCO3(s) + 2NH4+(aq)
Selain itu, penambahan HCl 6M dan NH4OH 6M bertujuan agar reaksi pengendapan
dilakukan dalam suasana netral atau basa. Hal tersebut karena apabila tidak dilakukan di
dalam suasana netral atau basa, ion magnesium yang merupakan kation golongan V
akan ikut mengendap (Vogel, 1985). Setelah itu, filtrat dicuci dengan (NH4)2CO3 dan
dihasilkan endapan putih yang lebih banyak daripada sebelumnya. Tujuannya adalah
agar sisa-sisa kation golongan IV yang masih larut dalam filtrat bisa mengendap dengan
sempurna (lebih banyak).
Selanjutnya, endapan dilarutkan dalam asam asetat (CH3COOH) 6M dan diuji
dengan kertas lakmus biru. Hasil percobaan menunjukkan bahwa endapan putih larut
menjadi filtrat tidak berwarna. Endapan larut setelah penambahan asam asetat 6M
karena garam karbonat dari kation golongan IV tersebut terurai oleh asam, termasuk
asam asetat, dan terbentuk gas karbon dioksida. Persamaan reaksinya sebagai berikut,
BaCO3(s) + 2CH3COOH(aq) → Ba2+(aq) + H2O(l) + CO2(g) + 2CH3COO-(aq)
SrCO3(s) + 2CH3COOH(aq) → Sr2+(aq) + H2O(l) + CO2(g) + 2CH3COO-(aq)
CaCO3(s) + 2CH3COOH(aq) → Ca2+(aq) + H2O(l) + CO2(g) + 2CH3COO-(aq)
Selain itu, pengujian dengan kertas lakmus menunjukkan hasil perubahan warna kertas
lakmus biru menjadi merah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa filtrat yang terbentuk
bersifat asam. Hal tersebut dikarenakan penambahan asam asetat 6M yang bersifat asam.
Filtrat kemudian dipanaskan di penangas dan ditambahkan amonium asetat
(CH3COONH4) kemudian dipanaskan lagi. Pada tahap ini, tidak teramati perubahan
warna pada filtrat maupun pembentukan endapan. Prosedur selanjutnya yaitu filtrat
direaksikan dengan kalium kromat (K2CrO4) sebanyak 20 tetes. Didapatkan hasil
bahwgolo terbentuk endapan berwarna kuning dan filtrat tidak berwarna. Endapan
kuning tersebut menunjukkan bahwa terdapat ion Ba2+ di dalam sampel yang
mengendap bersama ion kromat (BaCrO4). Adapun persamaan reaksinya sebagai
berikut.
Ba2+(aq) + K2CrO4(aq) → BaCrO4(s) + 2K+(aq)
Sementara itu, ion Sr2+ dan Ca2+ tidak ikut mengendap. Hal tersebut karena hasil kali
kelarutan SrCrO4 dan CaCrO4 jauh lebih besar daripada untuk BaCrO4 sehingga
diperlukan konsentrasi ion CrO42- yang lebih besar untuk mengendapkannya (Vogel,
1985). Selain itu, penambahan asam asetat pada prosedur sebelumnya dapat menurunkan
konsentrasi ion CrO42- cukup banyak sehingga mencegah pengendapan SrCrO4 dan
CaCrO4, tetapi konsentrasi ion CrO42- dijaga cukup tinggi untuk mengendapkan BaCrO4
(Vogel, 1985). Agar konsentrasi ion kromat tetap tinggi, dilakukan penambahan
amonium asetat yang berfungsi sebagai buffer terhadap sistem. Hal tersebut karena
adanya asam (H+) dapat menyebabkan terbentuknya ion dikromat (Cr 2O7) yang
membuat konsentrasi ion kromat berkurang sehingga hasil kelarutan BaCrO4 tidak
tercapai (Vogel, 1985). Oleh karena itu, adanya buffer dari amonium asetat dapat
mengurangi konsentrasi ion hidrogen sehingga dapat terjadi pengendapan BaCrO 4
dengan sempurna (Vogel, 1985).
Endapan yang terbentuk kemudian disaring dan filtrat ditambahkan dengan
NH4NO3 1M, NH4OH, kemudian dipanaskan. Setelah itu, ditambahkan pula (NH4)2CO3.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa filtrat menjadi berwarna kuning pucat dan
terbentuk endapan putih yang sangat sedikit. Prosedur terakhir setelah semua kation
golongan IV terpisah yaitu pengujian terhadap ion Ca 2+ menggunakan pereaksi spesifik
berupa amonium oksalat ((NH4)2C2O4). Hasil percobaan menunjukkan bahwa terdapat
ion Ca2+ dalam sampel tersebut. Hal tersebut terlihat dari adanya endapan putih pada
sampel. Dalam larutan yang dibuat alkalis dengan NH4OH dan NH4NO3, akan terjadi
endapan Ca-oksalat yang tidak larut dalam asam asetat tapi larut dalam asam mineral.
Ketika larutan (NH4)2C2O4 direaksikan dengan sampel, terbentuk endapan berwarna
putih yang merupakan kalsium oksalat (CaC2O4). Terbentuknya endapan putih pada
reaksi ini menunjukkan adanya ion Ca2+ dalam sampel dengan persamaan reaksi sebagai
berikut:
Ca(NO3)2 (aq) + (NH4)2C2O4(aq) → CaC2O4(s)↓ + 2NH4NO3(aq)
Berdasarkan pemisahan dan identifikasi di atas, dapat terlihat bahwa sampel
mengandung kation golongan 4 berupa ion barium dan kalsium.

G. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan diatas mengenai pemisahan dan identifikasi kation golongan IV,
didapatkan hasil bahwa sampel tersebut positif mengandung kation golongan IV yaitu ion
Ba2+. Hal tersebut dibuktikan setelah dilakukan pemisahan, kemudian penambahan K2CrO4
yang ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna kuning. Selain itu, sampel juga
mengandung kation golongan IV yang lainnya yaitu ion Ca2+. Hal tersebut dibuktikan
setelah dilakukan pemisahan, kemudian penambahan (NH4)2C2O4 yang ditandai dengan
terbentuknya endapan berwarna putih.

H. DAFTAR PUSTAKA
Svehla, G. (1985). Vogel: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
Svehla, G. (1990). Vogel: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
I. Lampiran
1. Pemisahan Kation Golongan IV

Filtrat hasil Penambahan Penambahan Etanol Endapan putih


pemisahan NH4OH pada pada larutan filtrat yang dihasilkan
golongan IIIB larutan filtrat dari penambahan
0,5 mL HCl 6M
dan NH4OH 6M
serta 2 mL etanol
dan (NH4)2CO3

Endapan Pengujian dengan Filtrat direaksikan Endapan yang


dilarutkan dalam kertas lakmus dengan kalium menunjukkan
asam asetat menunjukkan hasil kromat (K2CrO4) bahwa dalam
(CH3COOH) 6M perubahan warna sebanyak 20 tetes filtrate terdapat
kertas lakmus biru ion Ba2+
menjadi merah
Filtrat Ditambahkan
ditambahkan (NH4)2CO3. filtrat
dengan NH4NO3 menjadi berwarna
1M, NH4OH kuning pucat dan
terbentuk endapan
putih yang sangat
sedikit

2. Identifikasi Kation Golongan IV pada Sampel

Identifikasi Kation Identifikasi Kation Identifikasi Kation Identifikasi Kation


Ca2+ dengan Ca2+ dengan Ba2+ dengan Ba2+ dengan
Ca(NO3)2 + Ca(NO3)2 + Ba(NO3)2 + Ba(NO3)2 +
K4[Fe(CN)6] (NH4)2C2O4 (NH4)2C2O4 K2CrO4

Anda mungkin juga menyukai